Lp CA Ovarium

36
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KANKER OVARIUM I. KONSEP DASAR PENYAKIT A. Pengertian Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblas (ectodermal, endodermal, dan mesodermal) dengan sifat – sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam (Smeltzer & Bare, 2002). Kanker ovarium adalah kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beraneka ragam, baik yang besar maupun yang kecil.(Sylvia anderson, 1995) Kanker ovarium adalah bagian dari karsinoma sel skuamosa ovarium yang dapat tumbuh dalam setiap epitel berlapis skuamosa atau mukosa yang mengalami metaplasia skuamosa.(Stanley L Robbins, 1995) Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. B. Etiologi

description

maternitas .....kuhusus keperawatan

Transcript of Lp CA Ovarium

Page 1: Lp CA Ovarium

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

KANKER OVARIUM

I. KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Pengertian

Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka

ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblas (ectodermal, endodermal, dan

mesodermal) dengan sifat – sifat histiologis maupun biologis yang beraneka

ragam (Smeltzer & Bare, 2002).

Kanker ovarium adalah kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beraneka

ragam, baik yang besar maupun yang kecil.(Sylvia anderson, 1995)

Kanker ovarium adalah bagian dari karsinoma sel skuamosa ovarium yang

dapat tumbuh dalam setiap epitel berlapis skuamosa atau mukosa yang

mengalami metaplasia skuamosa.(Stanley L Robbins, 1995)

Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium

(indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun.

Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui

sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan

paru-paru.

B. Etiologi

Tidak ada penyebab yang pasti tetapi terdapat faktor-faktor resiko terjadinya

kanker ovarium yaitu:

a. Wanita dengan riwayat keluarga kanker ovarium atau kanker payudara

khususnya ibu / saudara perempuan.

b. Wanita dengan riwayat kanker payudara

c. Ovulasi yang lebih dari 40 tahun dan menopause yang lambat.

d. Usia kehamilan I setelah berusia lebih dari 30 tahun.

e. Usia lebih dari 45 tahun dan nulipara.

f. Merokok dan alkohol.

Page 2: Lp CA Ovarium

g. Kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat

terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat

menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor

h. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan

epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.

i. Hipotesis incessant ovulation

Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium

untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan

sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi

menjadi sel-sel tumor.

j. Hipotesis androgen

Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium.

Hal ini didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium

mengandung reseptor androgen. Dalam percobaan invitro, androgen dapat

menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal dan sel-sel kanker

ovarium.

k. Hipotesis Progesteron

Progesteron ternyata memiliki peranan protektif terhadap terjadinya

kanker ovarium. Epitel normal ovarium mengandung reseptor progesteron.

Progesteron menginduksi terjadinya apoptosis sel epitel ovarium,

sedangkan esterogen menghambatnya. Pemberian pil yang mengandung

esterogen saja pada wanita pasca menopause akan meningkatkan

terjadinya resiko kanker ovarium, sedangkan pemberian kombinasi dengan

progesteron akan menurunkan resikonya. Kehamilan, dimana kadar

progesteron tinggi, menurunkan kanker ovarium. Pil kontrasepsi

kombinasi menurunkan resiko terjadinya kanker ovarium. Demikian juga

yang hanya mengandung progesteron yang menekan ovulasi juga

menurunkan resiko kanker ovarium.

l. Paritas

Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan paritas tinggi memiliki

resiko terjadinya kanker ovarium yang lebih rendah dari pada nulipara,

yaitu dengan resiko relatif 0,7 pada wanita yang mengalami 4 atau lebih

Page 3: Lp CA Ovarium

kehamilan anterm,resiko terjadinya kanker ovarium berkurang sebesar

40% dibandingkan dengan wanita nulipara.

m. Talk

Pemakaian talk (bydrous magnesium silicate) pada daerah perinium

dilaporkan meningkatkan resiko terjadinya kanker ovarium dengan resiko

relatif 1,9% akan tetapi, penelitian prospektif yang mencangkup kohort

78.000 wanita ternyata tidak mendukung teori diatas . Meskipun 40%

kohort melaporkan pernah memakai talk, hanya sekitar 15% yang

memakainya setip hari. Resiko relatif terkena kanker ovarium pada yang

pernah memakai talk tidak meningkat (RR 1,1). Demikian juga bagi yang

selalu memakainya.

n. Ligasi Tuba

Pengikatan tuba ternya menurunkan resiko terjadinya kaanker ovarium

dengan resiko relatif 0,3. Mekanisme terjadinya efek protektif ini diduga

dengan terputusnya akses talk atau karsinogen lainnya dengan ovarium.

C. Tanda dan Gejala

Adapun tanda dan gejala umum kanker ovarium bervariasi dan tidak spesifik.

Pada stadium awal berupa :

a. Haid tidak teratur

b. Ketegangan menstrual yang terus meningkat

c. Menoragia

d. Nyeri tekan pada payudara

e. Menopause dini

f. Rasa tidak nyaman pada abdomen

g. Dispepsia

h. Tekanan pada pelvis

i. Sering berkemih

j. Flatulenes

k. Rasa begah setelah makan makanan kecil

l. Lingkar abdomen yang terus meningkat

m. Benjolan pada perut

Page 4: Lp CA Ovarium

n. Rasa berat, gangguan atau kesulitan saat defekasi

o. Oedema tungkai.

p. Anemia dan penurunan berat badan biasanya baru terjadi pada

tingkat lanjut

q. Perdarahan abnormal pada masa reproduksi

D. Patofisiologi

Kanker ovarium disebabkan oleh zat-zat karsinogenik sehingga terjadi

tumor primer dimana akan terjadi infiltrasi di sekitar jaringan dan akan

terjadi implantasi. Dimana implantasi ini merupakan ciri khas dari tumor

ganas ovarium yang cenderung akan semakin berkembang apabila

ditunjang oleh factor-faktor risiko timbulnya sel-sel kanker. Sel kanker

ovarium bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan

dengan abdomen dan pelvis. Sel-sel ini mengikuti sirkulasi alami cairan

peritoneal sehingga implantasi dan pertumbuhan keganasan dapat timbul

pada semua permukaan intraperitoneal. Sel-sel abnormal ini akan menekan

sel normal dan saraf-saraf yang terdapat di sekitar abdomen dan pelvis

sehingga pasien akan merasakan nyeri, perdarahan abnormal vagina

sekunder bisa terjadi akibat hyperplasia endometrium sehingga cairan

yang keluar berbau yang tidak enak. Darah yang keluar selama fase

perdarahan ini bias menyebabkan kelebihan pengeluaran cairan atau

berkurang konsentrasi hematocrit dalam tubuh sehingga pasien juga akan

mengalami anemia yang berpengaruh pada suplai O2 ke jaringan tubuh

dan akan terjadi intoleransi pasien terhadap aktivitas tertentu. Apabila

stadium kanker sudah lanjut, maka akan dilakukan tindakan seperti

pembedahan, radioterapi atau kemoterapi, terapi-terapi ini berisiko

menimbulkan rusaknya integritas kulit dan efek samping seperti kulit

menjadi merah dan kering, stomatitis, mual muntah serta depresi sumsum

tulang belakang sehingga menyebabkan produksi Hb menurun, bila Hb

menurun maka oksigen akan sedikit yang diikat dan sel-sel tubuh akan

kekurangan O2 terutama sel gastrointestinal yang paling banyak

memerlukan HbO2 untuk mencerna makanan, dan apabila pasokan sedikit

Page 5: Lp CA Ovarium

maka kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi akan berkurang dan

pasien akan kelemahan atau lemas, dan imunitas menurun sehingga

kemungkinan terpajan agen infeksious sangat tinggi. Kondisi dari

penyakit dan fase pengobatan ini menimbulkan stress psikologik

berlebihan pada pasien karena kurangnya pengetahuannya tentang kanker

dan perubahan status kesehatannya.

E. Pathways

Pathways terlampir

F. Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

Kesadaran : Compos Mentis

TTV dalam batas normal

Berat Badan menunjukkan penurunan progresif

Dimana batas normal TTV meliputi :

Nadi : 60-100 x / menit

Nafas : 16 - 20 x / menit

Tekanan Darah : 110-140 / 60-90 mmHg

Suhu : 36,5 0C – 37,5 0C

Turgor kulit buruk

Warna kulit merah dan kering

Pemeriksaan Fisik (Fokus ke bagian abdomen dan pelvis)

a. Inspeksi

Adanya lesi seperti bunga kol berwarna cokelat, merah atau putih

Keluar cairan encer dari vagina dan berbau busuk

Perdarahan yang terjadi, volume darah yang keluar berlebihan

Ekspresi wajah ibu menahan nyeri (meringis)

Raut wajah pucat

Pasien tampak menggaruk bagian pelvis

Page 6: Lp CA Ovarium

b. Palpasi

Teraba benjolan yang terus tumbuh menjadi keras di abdomen dan

pelvis

Teraba massa pada perut (acites)

Distensi abdomen

Teraba kandung kemih

G. Pemeriksaan Penunjang

Beberapa pemeriksaan untuk diagnose kanker :

a.  Pulasan Pap Smear

Test ini mendeteksi adanya perubahan-perubahan sel leher rahim

yang abnormal, yaitu suatu pemeriksaan dengan mengambil cairan

pada laher rahim dengan spatula kemudian dilakukan pemeriksaan

dengan mikroskop.

b. Pemeriksan darah lengkap

c. Pemeriksaan kimia darah

d. Pemeriksaan USG transvaginal. Namun, USG belum bisa

mendeteksi penyebaran sel tumor

e. Sistoskopi (pemeriksaan kandung kemih)

f. Proktoskopi (pemeriksaan rektum)

g. Pemeriksaan panggula dibawah pengaruh obat bius

h. Rontgen dada

i. CT scan dan MRI.

j. Laparatomi dan Laparaskopi

Menentukan tumor itu jinak atau ganas dengan metode biopsi

(Price,2005;1299)

H. Penatalaksanaan

Terdapat 3 jenis pengobatan untuk penderita kanker ovarium:

a. Operasi/Pembedahan

1) Histerektomi total yaitu mengangkat rahim dengan organ

sekitarnya

Page 7: Lp CA Ovarium

2) Salpingo ooporekmitomi yaitu mengangkat kedua ovarium dan

kedua saluran tuba fallopii

3) Omentektomi yaitu mengangkat lipatan selaput pembungkus perut

yang memanjang dari lambung ke alat-alat perut

b. Radioterapi

Teleterapi pelvis dan abdomen dan penetesan isotop radioaktif pada

rongga peritoneal digunakan pada wanita dengan kanker ovarium tahap

awal (stadium I dan II). Isotop radioaktik (P32) digunakan sebagai terapi

residual kanker pada rongga peritoneum. Pasien yang memiliki residu

penyakit yang terbatas, kurang dari 2cm, merupakan kandidat utama

terapi P32 ini.

c. Kemoterapi

Penggunaan melphana, 5-FU, thiotepa dan siklosfosfamid secara

sistematik menunjukkan aktivitas yang baik. Altretamine, sisplastin,

karboplatin, doksorubisin, ifosfamid, dan etoposid juga menunjukkan

hasil yang bervariasi dari 27% sampai 78%. Secara keseluruhan,

kombinasi terapi sistematik dengan takson, sisplatin, siklofosfamid

meningkatkan respon terapi, angka kesembuhan atau kemungkinan

hidup.

I. Komplikasi Kanker Ovarium

a. Gangguan perfusi jaringan sehubungan dengan tromboplebitis.

b. Efusi Pleura

c. Infeksi.

d. Infeksi luka sering muncul pada 36 - 46 jam setelah operasi

e. Kerusakan integritas kulit sehubungan dengan dehisensi luka atau

eviserasi.

f. Kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalangi masuknya

kedalam panggul pada ibu hamil.

g. Ruptur uteri.

h. Ascites

Page 8: Lp CA Ovarium

i. Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus

tingkatan lanjut..

J. Hal-Hal yang Perlu Disertakan

Cara pencegahan terkena kanker ovarium

a. Menghindari faktor resiko yang bisa dikendalikan

b. Mengambil kontrasepsi oral atau pil KB.

c. Mengikat saluran tuba

d. Histerektomi mengurangi risiko kanker ovarium. Namun, tidak

dianjurkan untuk memiliki prosedur ini dilakukan kecuali jika itu

adalah alasan medis yang baik untuk melakukannya. Jika seorang

wanita telah melalui menopause atau mendekati menopause maka

mungkin ide yang baik untuk memiliki ovarium diangkat melalui

histerektomi.

e. Mengobati keadaan prekanker sebelum terjadinya kanker invasive

Page 9: Lp CA Ovarium

II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengumpulan data pada pasien dan keluarga dilakukan dengan cara anamnesa,

pemeriksaan fisik dan melalui pemeriksaan penunjang.

a. Data pasien

Identitas pasien, usia, status perkawinan, pekerjaan, jumlah anak, agama,

alamat jenis kelamin dan pendidikan terakhir. 

b. Keluhan utama  

Keluhan saat Masuk RS :

Pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri pada perut dan perut

membesar

Keluhan saat pengkajian :

Pasien tidak mengalami keluhan, datang kerumah sakit dengan rencana

kemoterapi dan perbaikan KU.

c. Riwayat penyakit sekarang

Biasanya klien merasa berat atau kesulitan saat defekasi, perut membesar

dan disertai udema tungkai

d. Riwayat penyakit sebelumnya

Riwayat operasi kandungan, serta adanya tumor. Riwayat keluarga yang

menderita kanker.

e. Riwayat reproduksi : siklus haid, durasi haid

f. Riwayat obstetrik : kehamilan, persalinan, nifas, hamil

g. Pola Kebutuhan Sehari-Hari

1) Bernafas

Kaji bagaimana pernafasan pasien, biasanya pasien akan menunjukkan

tanda-tanda pernafasan abnormal, RR meningkat (normal :

16-20x/menit) dan nafas terkadang sesak.

2) Pola nutrisi

Asupan nutrisi pada wanita dengan kanker ovarium biasanya sedikit

karena mual, muntah dan rasa tidak nyaman pada abdomen. Kaji jenis

makanan yang biasa dimakan oleh pasien serta pantau berat badan

3) Pola eliminasi

Page 10: Lp CA Ovarium

Kaji intake dan outtake cairan, lebih sering pasien mengalami disuria

serta hematuria. Pasien juga mungkin mengalami konstipasi

4) Aktivitas

Pasien wajar jika mengalami perasaan sedikit lemas akibat dari asupan

nutrisi yang berkurang. Pasien akan merasa sangat lemah terutama

pada bagian ekstremitas bawah dan tidak dapat melakukan

aktivitasnya dengan baik akibat dari progresivitas kanker sehingga

harus beristirahat total.

5) Pola istirahat dan tidur

Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri akibat

progresivitas dari kanker ataupun karena depresi yang dialami oleh

pasien.

6) Berpakaian

Kaji apakah penyakit mempengaruhi cara dan kemandirian pasien

dalam berpakaian.

7) Rasa Nyaman

Pasien dengan Ca Ovarium biasanya mengalami nyeri pada daerah

payudara dan perut (terutama ketika duduk, berdiri, berkemih dan

melakukan hubungan seksual)

8) Kebersihan Diri

Kaji bagaimana personal hygiene pasien selama terjadinya penyakit

serta kaji kemampuan pasien dalam melakukan personal hygiene.

9) Rasa Aman

Kaji apakah pasien merasa aman selama dirawat, biasanya pasien

dengan kanker akan merasakan rasa takut dan cemas dengan kondisi

yang dialaminya.

10) Pola Komunikasi/Hubungan dengan Orang Lain

Bagaimana pola komunikasi dan hubungan pasien dengan keluarga

atau lingkungan sekitarnya. Apakah penyakit ini dapat mempengaruhi

pola komunikasi dan hubungannya. Bagaimana dukungan dari suami

serta orang – orang terdekatnya karena itu akan mempengaruhi

kondisi kesehatannya.

Page 11: Lp CA Ovarium

11) Ibadah

Kaji keyakinan spiritual dan nilai-nilai yang dipercayai pasien

12) Produktivitas

Bagaimana kualitas produktivitas pasien, apakah mengalami

gangguan dengan adanya penyakit sekarang ini

13) Rekreasi

Kaji bagaimana cara pasien menghibur diri atau mengisi waktu

luangnya selama menjalani pengobatan

14) Kebutuhan Belajar

Kaji tingkat pengetahuan, keingintahuan serta respon pasien terhadap

penyakit dan segala tindakan yang diberikan

B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul

1. Nyeri b/d proses metastasis penyakit (penekanan atau destruksi jaringan

saraf, infiltrasi saraf atau suplai vaskularnya), efek samping terapi

2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d keadaan

hipermetabolisme sebagai akibat dari kanker, kemoterapi dan distress

emosional.

3. Cemas b/d ancaman kematian, perubahan menurun status kesehatan,

terdiagnose kanker ovarium dan kurangnya pengetahuan tentang kanker

ovarium, penanganan dan prognosenya

4. Intoleransi aktivitas b/d penurunan produksi energy dan hipermetabolik

5. Perubahan citra tubuh dan harga diri berhubungan dengan perubahan

dalam penampilan fungsi dan peran

6. Risiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan sekunder dan

imunosupresi, trauma jaringan, Stasis cairan tubuh, penurunan Hb,

penurunan daya tahan tubuh.

7. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d efek dari kemoterapi,

penurunan imunologis, perubahan status nutrisi dan anemia

8. Kurang pengetahuan/kurang informasi b/d kondisi, prognosis dan

pengobatan.

Page 12: Lp CA Ovarium

C. Intervensi

1. Nyeri b/d proses metastasis penyakit (penekanan atau destruksi jaringan

saraf, infiltrasi saraf atau suplai ), efek samping terapi

Tujuan : Menunjukkan penurunan nyeri

Kriteria hasil :

1) Intensitas nyeri berkurang

2) Mengikuti program pengobatan aturan farmakologis yang ditentukan.

3) Mendemonstrasikan teknik relaksasi dan aktivitas hiburan sesuai

dengan indikasi

Intervensi :

1) Temukan riwayat nyeri : lokasi nyeri, frekuensi, durasi, intensitas

(skala 1-10) dan tindakan penghilang yang digunakan.

R/ informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi

kebutuhan/keefektifan intervensi.

2) Evaluasi/sadari terapi tertentu mis pembedahan radiasi, kemoterapi,

bioterapi. Ajarkan pasien/orang terdekat apa yang diharapkan.

R/ketidaknyamanan tentan luas adalah umum (mis; nyeri insisi, kulit

terbakar nyeri punggung bawah, sakit kepala) tergantung pada

prosedur/agen yang digunakan.

3) Berikan tindakan kenyaman dasar (mis;reposisi) dan hiburan (musik)

R/ meningkatkan relaksasi dan membantu dalam memfokuskan

kembali perhatian.

4) Dorong penggunaan ketrampilan menejemen nyeri (teknik relaksasi)

dan sentuhan teraupetik.

R/ memungkinkan pasien untuk berpartisispasi secara aktif dan

meningkatkan rasa kontrol.

5) Evaluasi penghilangan nyeri. Nilai aturan pengobatan bila perlu.

R/ tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh

minimum pada AKS.

6) Lakukan tindakan kolaborasi misalnya dalam pemberian analgesik.

Page 13: Lp CA Ovarium

2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d keadaan

hipermetabolisme sebagai akibat dari kanker, kemoterapi dan distress

emosional.

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses

keperawatan diharapkan BB stabil, pasien bebas dari tanda-tanda malnutrisi

dan pasien dapat mengumpulkan energi untuk beraktivitas kembali.

Kriteria hasil :

1) Mendemonstrasikan berat badan stabil, peningkatan BB, dan bebas

tanda malnutrisi

2) Pengungkapan dan pemahaman pengaruh individual pada masukan

adekuat.

3) Pasien berpartisispasi intervensi spesifik untuk merangsang nafsu

makan.

Intervensi :

1) Pantau masukan makanan setiap hari, biarkan pasien menyimpan buku

harian tentang makanan sesuai indikasi.

R/ mengidentifikasi kekuatan/defesiensi nutrisi.

2) Ukur tinggi, BB, ketebalan kulit trisep (antropometri). Pastikan jumlah

penerunan berat badan saat ini. Timbang berat badan sesuai dengan

indikasi.

R/ mengidentifikasi mal nutrisi protein kalori. Khususnya bila berat

badan dan pengukuran antropometrinya kurang dari normal.

3) Dorong klien untuk makan tinggi kalori kaya nutrisi dengan masukan

cairan yang adekuat. Dorong untuk makan sedikit tapi sering dan

penambahan suplemen.

R/kebutuhan jaringan metabolic ditingkatkan dan cairan. Suplemen

dgunakan untuk mempertahankan pemsaukan cairan yang adekuat.

4) Control factor lingkungan (mis bau atau kebisingan). Hindari terlalu

manis berlemak dan makan pedas.

R/dapat menstriger respon mual dan muntah.

5) Ciptakan suasana makan yang menyenangkan dan dorong untuk

makan bersama.

Page 14: Lp CA Ovarium

R/membuat waktu makan lebih menyenangkan yang dapat

meningkatkan intake makanan.

6) Dorong penggunaan teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi

latihan sedang sebelum makan.

R/ dapat mecegah awitan menurunkan beratnya mual/muntah dan

menurunkan anoreksia.

7) Identifikasi pasien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi

R/mualmuntah psikogenik terjadi sebelum dilakukan kemoterapi mulai

secara umum tidak merespon terhadap obat antiemetik.

8) Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia.

R/ sering sebagai distress emosi, khususnya untuk orang terdekat yang

ingin memberikan makanan kpada klien lebih sering.

9) Berikan antiemetik pada jadwal regular sebelum/selama dan setelah

pemberian agen antineoplastik dengan sesuai.

R/ mual.muntah menurunkan kemampuan dan efek samping psikologis

kemoterpai yang menimbulkan stress.

10) Kolaborasi dengan team medis lain dalam pemberian asupan makanan

yang adekuat dan pemberian obat-obatan yang sesuai indikasi.,

3. Cemas b/d ancaman kematian, perubahan menurun status kesehatan,

terdiagnose kanker ovarium dan kurangnya pengetahuan tentang kanker

ovarium, penanganan dan prognosenya

Tujuan : Setelah diberikan tindakan selama 1 X 30 menit klien mendapat

informasi tentang penyakit kanker yang diderita, penanganan dan

prognosenya.

Kriteria hasil:

1) Klien mengetahui diagnose kanker yang diderita

2) Klien mengetahui tindakan - tindakan yang harus dilalui klien.

3) Klien tahu tindakan yang harus dilakukan di rumah untuk mencegah

komplikasi.

4) Sumber-sumber koping teridentifikasi

5) Ansietas berkurang atau hilang

6) Klien mengutarakan cara mengantisipasi ansietas.

Page 15: Lp CA Ovarium

Intervensi :

1) Tinjau ulang pengalaman pasien atau orang terdekat sebelumnya

tentang penyakit.

R/membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep

berdasarkan pada pengalaman dengan kanker.

2) Berikan kesempatan pada klien mengungkapkan perasaannya.

R/memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis serta

kesalahan konsep tentang diagnose.

3) Dorong diskusi terbuka tentang kanker, pengalaman orang lain, serta

tata cara mengontrol dirinya.

R/membantu pasien untuk merasa diterima pada adanya kondisi tanpa

perasaan dihakimi dan meningkatkan rasa terhormat.

4) Pertahankan kontak dengan pasien. Terapkan komunikasi terapeutik

kepada pasien

R/ memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak;

berikan aspek dan penerimaan individu, serta mengembangkan

kepercayaan pasien

5) Bantu pasien atau orang terdekat dalam mengenali dan

mengklarifikasi rasa takut untuk memulai mengembangkan strategi

koping untuk menghadapi rasa takut ini.

R/ keterampilan koping sering rusak setelah diagnosis dan selama fase

pengobatan yang berbeda. Dukungan dan konseling sangat penting

untuk mengontrol mekanisme koping yang tersedia.

6) Berikan informasi akurat, prognosis. Hindari perdebatan dengan klien.

R/ menurunkan ansietas dan pasien dapat memberikan keputusan

berdasar realita.

7) Identifikasi mereka yang beresiko terhadap ketidak berhasilan

penyesuaian. ( Ego yang buruk, kemampuan pemecahan masalah tidak

efektif, kurang motivasi, kurangnya sistem pendukung yang positif).

R/pasien dapat menggunakan mekanisme pertahanan dan menyangkal

dan mengekspresikan harapan dimana diagnosa tidak akurat yang

Page 16: Lp CA Ovarium

dapat menyebabkan pasien bersalah, distress spiritual gejala fisik dan

kurang perawatan diri.

8) Dorong dan kembangkan pasien dengan system dukungan.

R/ mengurangi perasaan isolasi.

9) Berikan informasi terpercaya dan libatkan orang dekat sesuai indikasi

bila keputusan mayor dibuat. 

R/memungkinkan interaksi interpersonal dan menjamin sistem

pendukung untuk pasien.

4. Intoleransi aktivitas b/d penurunan produksi energy dan hipermetabolik.

Tujuan   :    Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24

jam, aktivitas pasien dapat meningkat secara optimum / fungsi tercapai

Kriteria Hasil    :    

1) Pasien mampu melakukan aktivitas biasa dengan normal tanpa

bantuan perawat / orang terdekat

2) Pasien mengatakan lebih bertenaga dan tidak lemas

Intervensi :

1) Pantau respon fisiologis terhadap aktivitas, misalnya perubahan tekanan

darah dan frekuensi jantung serta pernafasan

R / Toleransi sangat bervariasi tergantung pada tahap proses penyakit,

status nutrisi, keseimbangan cairan, serta oksigenasi.

2) Berikan tindakan kenyamanan seperti gosokan punggung, perubahan

posisi, atau penurunan stimulus dalam ruangan (misalnya lampu redup)

R/ Menurunkan tegangan otot dan kelelahan serta meningkatkan rasa

nyaman

3) Evaluasi laporan kelelahan. Perhatikan kemampuan tidur / istirahat

dengan tepat

R/ Menentukan derajat dari ketidakmampuan pasien

4) Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan /

dibutuhkan

R/ Mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu dalam

pemilihan intervensi

5) Identifikasi faktor stres / psikologis yang dapat memperberat

Page 17: Lp CA Ovarium

R/ Mungkin mempunyai efek kumulatif terhadap kondisi fisik yang

dapat terus berlangsung bila masalah tersebut belum diatasi

6) Buat tujuan aktivitas realistis dengan pasien

R/ Memberikan rasa kontrol dan perasaan mampu menyelesaikan

7) Dorong pasien untuk melakukan aktivitas ringan, bila mungkin.

Tingkatkan tingkat partisipasi pasien sesuai toleransi pasien

R/ Meningkatkan rasa membaik dan mencegah terjadinya frustasi pada

pasien

8) Rencanakan periode istirahat adekuat

R/ Mencegah kelelahan berlebihan dan menghemat energi untuk proses

penyembuhan

9) Berikan bantuan dalam aktivitas sehari-hari sesuai dengan derajat

ketidakmampuan pasien

R/ Memungkinkan berlanjutnya aktivitas yang dibutuhkan pasien

5. Perubahan citra tubuh dan harga diri b.d perubahan dalam penampilan

fungsi dan peran

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ... x 24 pasien dapat

memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.

Kriteria Hasil :

Klien dapat menerima status kesehatannya

Klien dapat menerapkan koping individu yang adaptif

Intervensi :

1) Kaji perasaan klien tentang citra tubuh dan tingkat harga diri

R/: mengetahui respon pasien dalam penegakan diagnosa.

2) Berikan dorongan untuk keikutsertaan kontinyu dalam aktifitas dan

pembuatan keputusan

R/: mempertahankan / membuka garis komunikasi

3) Berikan dorongan pada klien dan pasangannya untuk saling berbagi

kekhawatiran tentang perubahan fungsi seksual dan menggali alternatif

untuk ekspresi seksual yang lazim

R/: menjelaskan keadaan yang terjadi dan memberi pengertian kepada

pasangan serta mendiskusikan dalam pemenuhan kebutuhan seksual .

Page 18: Lp CA Ovarium

6. Risiko infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan sekunder dan imunosupresi,

trauma jaringan, Stasis cairan tubuh, penurunan Hb, penurunan daya tahan

tubuh.

Tujuan : Tidak terjadi infeksi (area vulva tidak berbau dan TTV dalam

batas normal 

Kriteria hasil :

1) Pasien akan mengidentifikasi dan berparsipasi dalam intervensi untuk

mencegah/ mengurangi resiko infeksi

2) Pasien tetap tidak demam atau tidak menunjukkan tanda infeksi dan

mencapai pemulihan tepat pada waktunya

Intervensi :

1) Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf dan

pengunjung, tempatkan pasien isolasi sesuai indikasi.

R/ lindungi pasien dari sumber-sumber infeksi seperti pada ISK.

2) Tekankan hygiene personal 

R/membantu potensial sumber infeksi dan/atau pertumbuhan

sekunder.

3) Catat perubahan tanda vital

R/ Perubahan tanda vital ( suhu ) merupakan indikasi terjadinya

infeksi

4) Kaji semua system ( kulit, pernafasan genitourinaria) terhadap tanda/

gejala infeksi secara continou.

R/pengenalan dini dan intervensi segera dapat mencegah progresif

pada situasi/ sepsis yang lebih serius.

5) Tingkatkan istirahat adekuat/periode latihan.

R/ membatasi keletihan mendorong gerakan yan cukup untuk

mencegah komplikasi stasis.

6) Hindari/batasi prosedur invasive. Taati teknik aseptic.

R/menurunkan resiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap

agen infeksius.

7) Tindakan kolaborasi :

Page 19: Lp CA Ovarium

a) Pantau JDL dengan SDP differensial dan jumlah granulosit dan

trombosit sesuai indikasi.

b) Dapatkan kultur sesuai indikasi

c) Beri antibiotika ( Pemberian antibiotika yang tepat diperlukan

untuk keadaan infeksi ).

7. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit b/d efek dari kemoterapi, penurunan

imunologis, perubahan status nutrisi dan anemia

Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan, integritas kulit pasien

kembali pada kondisi fisiologis tanpa komplikasi.

Kriteria evaluasi:

1) Tidak ada tanda-tanda komplikasi jaringan kulit

2) Integritas kulit dan jaringan baik

3) Tidak terjadi infeksi lanjutan

Intervensi :

1) Monitor adanya kemerahan pada kulit.

R/ melihat adanaya tanda-tanda kerusakan integritas kulit.

2)  Lindungi kulit yang sehat dari kemungkinan maserasi (hidrasi

stratum korneum yg berlebihan).

R/ Maserasi pada kulit yang sehat dapat menyebabkan pecahnya

kulit dan perluasan kelainan primer.

3) Jaga agar terhindar dari cidera termal akibat penggunaan kompres

hangat dengan suhu terlalu tinggi & akibat cedera panas yg tidak

terasa (bantalan pemanas,radiator).

R/ Penderita post kemoterapi dapat mengalami penurunan

sensitivitas terhadap panas.

4)  Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker;

perhatikan kerusakan/ pelambatan penyembuhan luka. Tekan kan

pentingnya melaporkan area terbuka pada pemberi perawatan.

R/ Efek kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi) dapat terjadi

dalam area radiasi. Deskuaminasi kering ( kekeringan dan pruritus),

deskuamasi lembab ( lepuh) ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan

Page 20: Lp CA Ovarium

dermis, dan kelenjar keringat juga dapat terlihat. Selain itu reaksi

kulit dapat terjadi pada bebebrapa agen kemoterapi.

5) Gunakan air hangat kuku dan sabun ringan sewaktu mandi

R/ Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.

6)  Anjurkan pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit

yang kering dari pada menggaruk.

R/ Membantu mencegah friksi/ trauma kulit.

7) Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan

bedak kecuali di izinkan dokter.

R/ Dapat meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata.

8) Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat terapi

radiasi.

R/ Dilakukan untuk meminimalkan trauma pada area terapi radiasi.

9) Hindari menggaruk atau menggunakan sabun, lotion, atau deodoran

pada area; hindari memberikan panas atau mengusahakan mencuci

tanda/ tato yang ada di kulit sebagai identifikasi area iradiasi.

R/ Dapat menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian

radiasi.

8. Kurang pengetahuan/kurang informasi b.d kondisi,prognosis dan

pengobatan

Tujuan : Pasien mengetahui tentang kondisi dan prognosis tentang

penyakitnya

Kriteria hasil:

1) Klien terlihat tenang

2) Klien mengerti tentang kondisinya

Intervensi:

1) Kaji informasi tentang kondisi individu,prognosis dan pengobatan

R/: meningkatkan pemahaman perawat tentang kondisi klien

2) Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnya serta pengobatan

yang akan dilalukan

R/: memberikan informasi kepada klien tentang penyakitnya

Page 21: Lp CA Ovarium

D. Implementasi

Implementasi Keperawatan adalah pengolahan dan perwujutan dari

recana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

Yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan tindakan keperawatan yaitu :

1. Tepat waktu.

2. Pelaksaan tindakan keperawatan sesuai dengan program terapi.

3. Dalam pelaksanaan tindakan privasi pasien harus dijaga.

E. Evaluasi

1. Pasien merasa intensitas nyeri berkurang

2. Kebutuhan nutrisi pasien diharapkan BB stabil, pasien bebas dari

tanda-tanda malnutrisi dan pasien dapat mengumpulkan energi untuk

beraktivitas kembali.

3. Cemas yang dirasakan pasien menurun, dapat mengetahui tetntang

penyakitnya dan dapat mengetahui pananganannya serta menjalani

terapinya.

4. Pasien dapat melakukan aktivitasnya.

5. Pasien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.

6. Pasien berparsipasi dalam intervensi untuk mencegah/ mengurangi

resiko infeksi

7. Pasien tidak ada tanda-tanda komplikasi jaringan kulit dan integritas

kulit dan jaringan baik

8. Pasien mengetahui tentang kondisi dan prognosis tentang penyakitnya.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10.

Jakarta : EGC

Page 22: Lp CA Ovarium

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi 3. Jakarta : EGC

Doenges, Marilynn E.1999. Rencana Asuhan keperawatan Edisi 3. Jakarta :EGC

NANDA. 2005. Nursing Diagnose: Definition and Classification 2012-2014.

Jakarta : EGC

Price, Sylvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses - Proses Penyakit, Edisi 6,

Volume 2. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo

Smeltzer. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2. Jakarta :

EGC

Loeni, Rapani. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Kanker

Vulva (online). (http://www.rafani.co.cc/2009/07/asuhan-keperawatan-pada-

pasien-dengan.html). Diakses pada tanggal 4 Mei 2014

Mengetahui,

Pembimbing Praktek

Denpasar, 12 Mei 2014

Mahasiswa,

Page 23: Lp CA Ovarium

Luh Eka Wintari, S.St

NIP: 19780925200512004

Luh Desy Suandari

NIM. P07120012069

Mengetahui,

Pembimbing Akademik

IGA. Oka Mayuni, S.Pd,S.Kep.,M.Fis

NIP. 195512121979062001

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN KANKER OVARIUM

Page 24: Lp CA Ovarium

OLEH :

LUH DESY SUANDARI

PO7120012069

TINGKAT II.2 REGULER

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2014