Lp CA Mammae

40
LAPORAN PENDAHULUAN Nama Mahasiswa : IGAA Sherlyna P. NIM : 0610720014 ANATOMI FISIOLOGI 1. Anatomi payudara Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis. 2. Fisiologi payudara

Transcript of Lp CA Mammae

LAPORAN PENDAHULUANNama Mahasiswa: IGAA Sherlyna P.NIM

: 0610720014 ANATOMI FISIOLOGI1. Anatomi payudara Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar interpektoralis.2. Fisiologi payudaraPayudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. MASALAH KESEHATAN : Kanker Payudara/ Ca Mammae DEFINISI

Kanker payudara merupakan gangguan pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah (Lynda Juall Carpenito, 1995).Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas.

Berdasarkan ketiga pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kanker payudara merupakan sekelompok sel tidak normal pada payudara yang berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. Kanker ini akan membentuk suatu benjolan pada payudara, jika tidak segera diambil sel kanker bisa menyebar lebih luas ke jaringan-jaringan lain di dalam tubuh. INSIDEN

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2004 menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker nasofaring.

Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data terakhir pada tahun 2005, menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke 2 tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim. ETIOLOGIEtiologi kanker payudara belum diketahui secara jelas hingga sekarang, namun ada beberapa faktor resiko yang dapat menimbulkan terjadinya kanker payudara di antaranya :

1. umur > 30 tahun, bertambah besar sampai usia 50 tahun dan setelah menopause

2. tidak kawin/nulipara setelah 35 tahun risikonya 2 kali lebih besar

3. anak pertama lahir setelah usia 35 tahun

4. menarche kurang dari 12 tahun risikonya 1,7-3,4 kali lebih tinggi dari pada wanita dengan menarche yang datang pada usia normal atau lebih dari 12 tahun.

5. menopause datang terlambat lebih dari 55 tahun, risikonya 2,5-5 kali lebih tinggi

6. pernah mengalami infeksi, trauma atau operasi tumor jinak payudara risikonya 3-9 kali lebih besar

7. adanya kanker payudara kontralateral, risikonya 3-9 kali lebih besar

8. pernah mengalami operasi ginekologis-tumor ovarium, riskonya 3-4 kali lebih tinggi9. radiasi dinding dada risikonya 2-3 kali lebih besar

10. riwayat keluarga ada yang menderita kanker payudara pada ibu, saudara perempuan ibu, saudara perempuan, adik/kakak, risikonya 2-3 kali lebih tinggi.

11. kontrasepsi oral pada penderita tumor payudara jinak seperti kelainan fibrokistik yang ganas akan meningkatkan risiko untuk mendapat kanker payudara 11 kali lebih tinggi.

KLASIFIKASI

a) Tumor primer (T)1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan2. To : Tidak terbukti adanya tumor primer3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor4. T1 : Tumor < 2 cmT1a : Tumor < 0,5 cmT1b : Tumor 0,5 1 cmT1c : Tumor 1 2 cm1. T2 : Tumor 2 5 cm2. T3 : Tumor diatas 5 cm3. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding thorax atau kulitT4a : Melekat pada dinding dadaT4b : Edema kulit, ulkus, peau dorange, satelitT4c : T4a dan T4bT4d : Mastitis karsinomatosis

b) Nodus limfe regional (N)1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

c) Metastas jauh (M)1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan2. M0 : Tidak ada metastase jauh3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikulaSTADIUM KANKER PAYUDARA :1. Stadium I : ( Tumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada klasifikas/ infiltrasi berkulit dan jaringan dibawahnya. Besar tumor 1-2 cm. KGB (Kelenjar Getah Bening) regional belum teraba.

2. Stadium II :( Sama dengan stadium I, besar tumor 2-5 cm, sudah ada KGB aksila (+), tetapi masih bebas dengan diameter kurang 2 cm.

3. Stadium IIIa : ( Tumor berukuran 5-10 cm, tetapi masih bebas dari jaringan sekitarnya, KGB aksila masih bebas satu sama lain.

4. Stadium IIIb : ( Tumor meluas dalam jaringan payudara ukuran 5-10 cm, fiksasi pada kulit/ dinding dada, kulit merah dan ada edema (lebih dari 1/3 permukaan kulit payudara), ulserasi, nodul satelit, KGB aksila melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5 cm dan belum ada metastasis.

5. Stadium IV : ( Tumor seperti stadium I, II atau III tetapi sudah disertai dengan KGB aksila supraklavikula dan metastasis jauh.Bagian Patologi Anatomi FK UI membagi stadium klinik kanker payudara atas stadium dini dan lanjut. Yang termasuk stadium dini adalah stadium I, stadium II dan stadium IIIA, sedangkan yang termasuk stadium lanjut adalah stadium IIIB dan stadium IV. MANIFESTASI KLINISPasien biasanya datang dengan keluhan benjolan/massa di payudara, rasa sakit, keluar cairan dari putting susu, timbulnya kelainan kulit (dimpling, kemerahan, ulserasi, peau dorange), pembesaran kelenjar getah bening, atau tanda metastasis jauh. Setiap kelainan pada payudara harus dipikirkan ganas sebelum dibuktikan tidak.Dalam anamnesis juga ditanyakan adanya faktor-faktor resiko pada pasien, dan pengaruh siklus haid terhadap keluhan atau perubahan ukuran tumor.1. Fase awal kanker payudara asimtomatik (tanpa tanda dan gejala).

Tanda dan gejala yang paling umum adalah benjolan dan penebalan pada payudara. Kebanyakan kira-kira 90% ditemukan oleh penderita sendiri. Kanker payudara pada stadium dini biasanya tidak menimbulkan keluhan.

2. Fase lanjut :

a. Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya.

b. Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau sudah diobati.

c. Eksim pada puting susu dan sekitarnya sudah lama tidak sembuh walau diobati.

d. Puting sakit, keluar darah, nanah atau cairan encer dari puting atau keluar air susu pada wanita yang sedang hamil atau tidak menyusui.

e. Puting susu tertarik ke dalam.

f. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peud dorange).

3. Metastase luas, berupa :

a. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.

b. Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.

c. Peningkatan alkali fosfatase atau nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang.

d. Fungsi hati abnormal.

Di Indonesia, kanker payudara masih menjadi masalah besar karena lebih dari 70% pasien datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut dengan berbagai bentuk luka, antara lain tumor melekat pada kulit dan jaringan dibawahnya serta penyebaran pada kelenjar getah bening regional. Gejala lain yang mungkin timbul adalah batuk dan sesak nafas karena metastasis tumor pada paru, sakit di punggung akibat metastasis pada tulang belakang, berat badan semakin menurun dan anemiaUntuk meminimalkan pengaruh hormon estrogen dan progesteron, sebaiknya pemeriksaan dilakukan kurang lebih 1 minggu dihitung dari hari pertama haid. Teknik pemeriksaan fisik adalah sebagai berikut:1. Posisi duduk Lakukan inspeksi pada pasien dengan posisi tangan jatuh bebas ke samping dan pemeriksa berdiri di depan dalam posisi lebih kurang sama tinggi. Perhatikan keadaan payudara kiri dan kanan, simetris atau tidak, adakah kelainan papilla, letak dan bentuknya, retraksi putting susu, kelainan kulit berupa peau dorange, dimpling, ulserasi atau tanda-tanda radang. Lakukan juga dalam keadaan kedua lengan diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor di bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling dll.2. Posisi berbaring

Sebaiknya dengan punggung diganjal bantal, lakukan palpasi mulai dari cranial setinggi iga ke-2 sampai distal setinggi iga ke-6, serta daerah subareolar dan papilla atau dilakukan secara sentrifugal, terakhir dilakukan penekanan daerah papilla untuk melihat apakah ada cairan yang keluar.Tetapkan keadaan tumornya, yaitu lokasi tumor berdasarkan kuadrannya: ukuran, konsistensi, batas tegas/tidak, dan mobilitas terhadap kulit, otot pektoralis atau dinding dada.

3. Pemeriksaan KGB regional di daerah

a. Aksila, yang ditentukan kelompok kelenjar: Mamaria eksterna di anterior, di bawah tepi otot pektoralis

Subskapularis di posterior aksila

Sentral di pusat aksila

Apikal di ujung atas fasia aksilaris

b. Supra dan infraklavikula, serta KGB leher utama4. Organ lain yang diperiksa ketika kanker telah bermetastase jauh:

Otak: nyeri kepala, mual, muntah, epilepsi, ataksia, paresis, paralisis

Paru: efusi, sesak napas

Hati: kadang tanpa gejala, massa ikterus obstruksi

Tulang: nyeri, patah tulang

PATOFISIOLOGI

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. MammografiMammografi merupakan tindakan pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar X berintensitas rendah. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat ada tidaknya benjolan pada payudara. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk perempuan dengan keluhan perihal payudara, baik setelah ditemukan maupun sebelum ditemukan adanya benjolan dan sebagai check up kanker payudara. American Cancer Society dalam programnya menganjurkan sebagai berikut :

a. Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali mammografi dasar (Baseline Mammogram).

b. Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi silakukan 1 atau 2 tahun sekali.

c. Untuk perempuan berumur di atas 50 tahun, mammografi dilakukan setahun sekali. 2. UltrasonografiUSG sangat bermanfaat jika digunakan bersamaan dengan mammografi untuk tujuan diagnostik untuk membantu membedakan kista berisi cairan atau solid. Untuk menentukan stadium dapat menggunakan foto thoraks, USG abdomen, Bone Scanning (Scan tulang) dan CT Scan.

3. CT Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain4. Sistologi biopsi aspirasi jarum halusPemeriksaan ini dilakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi dicurigai ganas. Biopsi jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum halus dan disedot dengan spuit 10 cc sampai jaringan tumor lepas dan masuk ke dalam jarum. Kemudian jaringan tumor diperiksa di laboratorium oleh ahli Patologi Anatomi untuk mengetahui apakah jaringan tersebut ganas (maligna) atau jinak (benigna).5. Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah. PENATALAKSANAANPembedahanOperasi adalah terapi untuk membuang tumor, memperbaiki komplikasi dan merekonstruksi efek yang ada melalui operasi. Namun tidak semua stadium kanker dapat disembuhkan atau dihilangkan dengan cara ini. Semakin dini kanker payudara ditemukan kemungkinan sembuh dengan operasi semakin besar. Jenis-jenis operasi yang dilakukan untuk mengobati kanker payudara ada 2 yaitu :

a). Mastektomi Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi yaitu :

1. Modified Radycal Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.

2. Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tanpa kelenjar di ketiak.

3. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.Biasanya disebut Lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.b). Pengangkatan Kelenjar Getah Bening (KGB) Ketiak.

Pengangkatan KGB Ketiak dilakukan terhadap penderita kanker payudara yang menyebar tetapi besar tumornya lebih dari 2,5 cm.Non pembedahan1. PenyinaranPada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila. Radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini adalah tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.2. KemoterapiAdjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut. Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Obat obatan ini tidak hanya membunuh sel kanker pada payudara , tetapi juga seluruh sel dalam tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok.3. Terapi hormon dan endokrinKanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi. Pemberian hormon dilakukan apabila penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh. Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi.( Terapi kuratif :

a.Untuk kanker mamma stadium 0,I,II dan III

Terapi utama adalah mastektomi radikal modifikasi, alternative tomoorektomi + diseksi aksila

b. Terapi ajuvan, :

Radioterapi paska bedah 4000-6000 rads Kemoterapi untuk pra menopause dengan CMF (Cyclophosphamide 100 mg/m2 dd po hari ke 1-14, methotrexate 40 mg/m2 IV hari ke -1 siklus diulangi tiap 4 minggu dan flouroracil 600 mg/m2 IV hari ke-1 atau CAP (Cyclophosphamide 500 mg/m2 hari ke 1, adriamycin 50 mg/m2 hari ke-1 dan flouroracil 500 mg/m2 IV hari ke-1 dan 8 untuk 6 siklus.

Hormon terapi untuk pasca menopause dengan tamoksifen untuk 1-2 tahun Terapi bantuan, roboransia,

Terapi sekunder bila perlu

Terapi komplikasi pasca bedah misalnya gangguan gerak lengan (fisioterapi)( Terapi paliatif

Untuk kanker mamma stadium III B dan IV :

a. Terapi utama

pramenopause, bilateral ovariedektomi

pasca menopause: 1) hormone resptor positif (takmosifen) dan 2) hormone resptor negative (kemoterapu dengan CMF atau CAF)

b.Terapi ajuvan

operable (mastektomi simple)

inoperable (radioterapi)

kanker mamae inoperative :

tumor melekat pada dinding thoraks odema lengan nodul satelit yang luas mastitis karsionamtosac.Terapi bantuan ; roboransia

d.Terapi komplikasi , bila ada :

patah, reposisi-fiksasi-imobilisasi dan radioterapi pada tempat patah

odema lengan : 1) deuretik, 2) pneumatic sleeve, 3) operasi tranposisi omentum atau kondoleon,

Efusion pleura, 1) aspirasi cairan atau drainase bullae, 2) bleomisin 30 mg dan teramisin 1000 mg, intra pleura

Hiperkalsemia : 1) deuretika dan rehidrasi, 2) kortikosteroid, 3) mitramisin -1/2 mg/kg BB IV

Nyeri, terapi nyeri sesuai WHO

Borok, perawatan borok

e.Terapi sekunder, bila adaC. PencegahanPencegahan kanker payudara adalah pencegahan yang bertujuan menurunkan insidens kanker payudara dan secara tidak langsung akan menurunkan angka kematian akibat kanker payudara.

1. Pencegahan Primordial

Pencegahan primordial yaitu upaya pencegahan yang ditujukan kepada orang sehat yang belum memiliki faktor risiko. Upaya ini dimaksudkan dengan menciptakan kondisi pada masyarakat yang memungkinkan kanker payudara tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya. Pencegahan primordial dilakukan melalui promosi kesehatan yang ditujukan pada orang sehat melalui upaya pola hidup sehat.

2. Pencegahan Primer

Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang sehat yang sudah memiliki faktor risiko untuk terkena kanker payudara. Pencegahan primer dilakukan melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Konsep dasar dari pencegahan primer adalah menurunkan insidens kanker payudara yang dapat dilakukan dengan :

a. Mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi.

b. Memperbanyak aktivitas fisik dengan berolah raga.

c. Menghindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis radiasi lainnya.

d. Mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat

Serat akan menyerap zat-zat yang bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian membawanya keluar melalui feses.

e. Mengkonsumsi produk kedelai serta produk olahannya seperti tahu atau tempe. Kedelai mengandung flonoid yang berguna untuk mencegah kanker dan genestein yang berfungsi sebagai estrogen nabati (fitoestrogen). Estrogen nabati ini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran kelenjar susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya sel kanker.

f. Memperbanyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran, terutama yang mengandung vitamin C, zat antioksidan dan fitokimia seperti jeruk, wortel, tomat, labu, pepaya, mangga, brokoli, lobak, kangkung, kacang-kacangan dan biji-bijian.Hampir setiap kanker payudara ditemukan pertama kali oleh penderita sendiri daripada oleh dokter. Karena itu, wanita harus mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada payudara. Untuk mengetahui perubahan-perubahan tersebut dilakukan pemeriksaan sederhana yang disebut pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

SADARI sebaiknya dilakukan setiap bulan secara teratur. Cara ini sangat efektif di Indonesia karena tidak semua rumah sakit menyediakan fasilitas pemeriksaan memadai. Kebiasaan ini memudahkan kita untuk menemukan perubahan pada payudara dari bulan ke bulan. Pemeriksaan optimum dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi karena pada masa itu retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan lembut dan tidak membengkak sehingga jika ada pembengkakan akan lebih mudah ditemukan. Jika sudah menopause maka pilihlah satu hari tertentu, misalnya hari pertama untuk mengingatkan melakukan SADARI setiap bulan. SADARI dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Langkah 1 : Berdirilah di depan cermin, pandanglah kedua payudara. Letakkan kedua tangan di pinggang dan dorong siku ke depan agar otot-otot dada menegang. Perhatikan kemungkinan adanya perubahan yang tidak biasa seperti cairan dari puting, pengerutan, penarikan atau pengelupasan kulit (gambar 1). Langkah 2 : Lebih arahkan perhatian ke cermin, tangkupkan kedua tangan di belakang kepala dan tekan tangan ke depan (gambar 2).

Langkah 3 : Angkatlah lengan kanan. Pergunakan 3-4 jari tangan kiri untuk memeriksa payudara kanan secara lembut, hati-hati dan secara menyeluruh. Dimulai dari bagian tepi sisi luar, tekankan ujung jari tangan membentuk lingkaran-lingkaran kecil dan pindahkan lingkaran itu secara lambat seputar payudara. Secara bertahap lakukan ke arah puting. Pastikan mencakup seluruh payudara. Berikan perhatian khusus di daerah antara payudara dengan ketiak, termasuk bagian ketiak sendiri. Rasakan untuk setiap ganjalan yang tidak biasa atau benjolan di bawah kulit (gambar 3 dan 4). Langkah 4 : Dengan lembut, pijit puting susu dan lihat jika ada cairan yang keluar. Tidak normal apabila keluar darah atau adanya cairan yang spontan (gambar 5)Langkah 5 : Ulangi langkah (3) dan (4) dengan posisi berbaring. Berbaringlah di tempat dengan permukaan rata. Berbaringlah dengan lengan kanan di belakang kepala dan bantal kecil atau lipatan handuk diletakkan di bawah pundak. Posisi menyebabkan payudara menjadi rata dan membuat pemeriksaan lebih mudah. Lakukan gerakan melingkar yang sama seperti pada tahap (3) dan (4). Lakukan pula untuk payudara kiri (gambar 6).3. Pencegahan SekunderPencegahan sekunder ditujukan untuk mengobati para penderita dan mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit kanker payudara melalui diagnosa dan deteksi dini dan pemberian pengobatan.4. Pencegahan TersierPencegahan tersier bertujuan untuk mengurangi terjadinya komplikasi yang lebih berat dan memberikan penanganan yang tepat pada penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya untuk mengurangi kecacatan dan memperpanjang hidup penderita. Pencegahan tersier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita, meneruskan pengobatan serta memberikan dukungan psikologis bagi penderita. Upaya rehabilitasi terhadap penderita kanker payudara dilakukan dalam bentuk rehabilitasi medik serta rehabilitasi jiwa dan sosial. Rehabilitasi medik dilakukan untuk mempertahankan keadaan penderita pasca operasi atau pasca terapi lainnya. Rehabilitasi jiwa dan sosial diberikan melalui dukungan moral dari orang-orang terdekat dan konseling dari petugas kesehatan maupun tokoh agama.

KOMPLIKASI

Komplikasi utama dari kanker payudara adalah metastase jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering untuk metastase jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri kronik dan hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke otak mengalami gangguan persepsi sensori.

PROGNOSIS

Prognosa tumor jinak : baik

Untuk ca mamma : ditentukan rata-rata hidup 5 th /

survival rate

Tanpa obat : 5 th meninggal 80%

Dengan obat : 5 th hidup

Stad I : hidup 80%

Stad II : hidup 60%

Stad III : hidup 30%

Stad IV : hidup 5% tak ada yang hidup > 10 th KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATANA. Pengkajian keperawatan Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya.Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.1. PENGUMPULAN DATAAdalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan proses keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang bertujuan untuk mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan keperawatan.2. SUMBER DATAData dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan petugas kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi.Data yang disimpulkan meliputi :a. Data biografi /biodataMeliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat. Kaji adanya faktor predisposisi.b. Riwayat keluhan utama.Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri, adanya keluhan lain.c. Riwayat kesehatan masa laluApakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.

d. Pengkajian fisik meliputi :1. Keadaan umum2. Tingkah laku3. BB dan TB4. Pengkajian head to toeMencari benjolan Karen aorgan payudara dipengaruhi oelh faktoe hormone antara lain estrogen dan progesterone, makas ebaiknya pemeriksaan ini dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin/setelah menstruasi + 1 minggi dari hari akhir menstruasi. Klien duduk dengan tangan jatuh ke samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yag lebih kurang sama tinggi.

a. Inspeksi

Simetri mamma kiri-kanan

Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit, tanda radang, peaue d orange, dimpling, ulserasi dan lain-lain. Inspeksi ini juga dilakukan dalam keadaan kedua lengan diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor doio bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.

b. Palpasi

Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.

Konsistensi, banyak, lokasi, infiltasi, besar, batas dan operabilitas.

Pemebesaran kelenjar gerah bening (kelenjar aksila)

Dakah metastase Nudus (regional) atau organ jauh)

Stadium kanker (system TNM UICC, 1987)

e. Pemeriksaan laboratorium1. Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.2. Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.3. Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.4. Pemeriksaan sitologis/patologis Durante oprasi Vries coupe

Pasca operasi dari specimen operasi

FNA dari tumor

Cairan kista dan pleura effusion

Secret putting susu

f. Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :1. NutrisiKebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.2. EliminasiKebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.3. Istirahat dan tidurKebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.4. Personal hygiene Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu Dikaji sebelum dan pada saat di RS5. Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spritual Status psikologisEmosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping yang negatif. Kaji konsep diri klien yang mengalami perubahan pada tubuhnya. Status sosialMerasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain. Kegiatan keagamaanKlien mengatakan kegiatan beribadah sudah mulai berkurang, mulai jarang ke gereja karena sakit yang diderita.3. KLASIFIKASI DATAData pengkajian : Data subyektifData yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal sebagai berikut : klien mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan batuk, nafsu makan menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur, harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat menikah, riwayat keluarga.

Data obyektifData yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang meliputi : asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada payudara, hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.B. Analisa DataMerupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya pikir yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah yang didapat pada klien.

C. Diagnosa Keperawatan1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terbentuknya ulkus karena proses metastases sel kanker3. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.4. Gangguan harga diri (body image) berhubungan dengan kecacatan bedah5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.D. Intervensi KeperawatanDx 1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor DS : Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan.DO : Klien nampak meringis, klien nampak sesak, nampak luka di verban pada payudara sebelah kiriTujuan : Nyeri teratasiKriteria : Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang Nyeri tekan tidak ada Ekspresi wajah tenang Luka sembuh dengan baikIntervensi :1. Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.2. Beri posisi yang menyenangkan.Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.3. Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.4. Ukur tanda-tanda vitalRasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri.5. Penatalaksanaan pemberian analgetikRasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.Dx 2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terbentuknya ulkus karena proses metastase sel kanker DS : klien mengatakan gatal di kulit sekitar lukaDO : ulkus (+), pus (+)Tujuan : integritas jaringan kulit dalam kondisi baikKriteria :1. Penyembuhan luka sesuai waktu2. Kondisi luka baikIntervensi :Tujuan :

Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan

1. Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati penyembuhan luka.Rasional : Memberikan informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan integritas kulit.

2. Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.

Rasional : Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi.

3. Ubah posisi klien secara teratur.Rasional : Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu.

4. Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter. Rasional : Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra indikatifDx 3. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.DS : Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain. Ekspresi wajah tampak murung. Tidak mau melihat tubuhnya.DO : klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.Kriteria :1. Klien tampak tenang2. Mau berpartisipasi dalam program terapiIntervensi :1. BHSP pada klienRasional : dengan BHSP klien dapat lebih kooperatif 2. Kaji tingkat kecemasan klienRasional : tingkat kecemasan yang berbeda, membutuhkan penanganan yang berbeda pula3. Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien dapat membuat rencana untuk masa depannya.4. Diskusikan tanda dan gejala depresiRasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri, takut jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan tubuh.5. Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati normal.Dx 4. Gangguan harga diri (body image) berhubungan dengan kecacatan bedahDS : klien mengatakan malu dengan keadaan dirinyaDO : Klien jarang bicara dengan pasien lain Klien nampak murung.Tujuan : klien dapat menerima keadaan dirinya.Kriteria :1. Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.2. Klien dapat menerima efek pembedahan.Intervensi :1. Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah2. Tinjau ulang efek pembedahanRasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.3. Berikan dukungan emosi klien.Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.4. Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.Dx 5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.DS : Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.DO : Adanya balutan pada luka operasi. Terpasang drainase Warna drainase merah mudaTujuan : Tidak terjadi infeksi.Kriteria :1. Tidak ada tanda tanda infeksi.2. Luka dapat sembuh dengan sempurna.Intervensi :1. Kaji adanya tanda tanda infeksi.Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda tanda infeksi sehingga dapat segera diberikan tindakan yang tepat.2. Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.3. Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.4. Penatalaksanaan pemberian antibiotik.Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeksi.Dx 6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.DO : Ekspresi wajah murung/bingung.Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.Kriteria :1. Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.2. Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.Intervensi :1. Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang.Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.2. Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan cairan yang adekuat.Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.3. Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat.Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan meningkatkan perasaan sehat.4. Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan menurunkan ketidaknyamanan sehubungan dengan rasa pantom payudara.5. Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada. Anjurkan untuk Mammografi.Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengindikasikan terjadinya/berulangnya tumor baru.Dx 7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak adekuat,DS : Klien mengeluh nafsu makan menurun Klien mengeluh lemah.DO : Setengah porsi makan tidak dihabiskan Klien nampak lemah. Nampak terpasang cairan infus 32 tetes/menit. Hb 10,7 gr %.Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhiKriteria :1. Nafsu makan meningkat2. Klien tidak lemah3. Hb normal (12 14 gr/dl)Intervensi :1. Kaji pola makan klienRasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan dalam tindakan selanjutnya.2. Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi seringRasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit demi sedikit.3. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.4. Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah tenaga. DAFTAR PUSTAKA

1. Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta2. Doenges M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. EGC. Jakarta3. Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. FKUI. Jakarta4. Muchlis Ramli dkk. 2000. Deteksi Dini Kanker. FKUI. Jakarta5. Sjamsuhidajat R.1997. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi. EGC. Jakarta6. Tapan. 2005. Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer. Elex Media Komputindo. Jakarta7. http://www.medianers.com/2010/10/mastektomi-pada-kanker-payudara.html8. http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/04/16/askep-kanker-payudara/Resiko infeksi

Gangguan harga diri (body image)

Kerusakan integritas kulit

cemas

ulkus

Kurangnya informasi tentang proses penyakit dan prosedur tindakan

Interupsi sel syaraf

Perfusi jaringan terganggu

Mammae bengkak

Kurang pengetahuan

Massa tumor mendesak ke jaringan luar

Menekan jaringan mammae

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Mendesak jaringan sekitar

BB

Konsistensi

mammae

Suplai nutrisi jaringan lain

Hipermetabolisme ke jaringan Ca

Suplai nutrisi ke jaringan Ca

Faktor predisposisi dan resiko tinggi hyperplasia pada sel mammae

nyeri

Mendesak sel syaraf

Respon nyeri

Merangsang pelepasan mediator nyeri

Ukuran mammae abnormal

Mammae asimetrik

Mendesak pembuluh darah

Nekrosis jaringan

Aliran darah terhambat

hipoksia

Bakteri pathogen