Look Book 1 SANGLAH

6
1 LOOK BOOK Hal yang dipelajari adalah :Konsep manual ventilasi (Ambu Bag) Penyakit : CKB (CederaKepalaBerat) Kita menganggap bahwa pernapasan yang baik sebagai sesuatu yang wajar sehingga kita menyadari kita secara tarus menerus bernapas. Jika ada gangguan dalam pernapasan baru kita mengingat bahwa oksigen sangatlah penting. Kekurangan oksigen dalam beberapa menit saja dapat berakibat fatal bagi organ-organ pernapasan didalam tubuh kita, bahkan bisa mengakibatkan kematian. Terapi oksigen adalah memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan. ( Standar Pelayanan Keperawatan di IGD, Dep.Kes. RI, 2005 ) Ambu bag terdiri dari bag yang berfungsi untuk memompa oksigen udara bebas, valve/pipa berkatup dan masker yang menutupi mulut dan hidung penderita. Penggunaan ambu bag atau bagging sungkup memerlukan keterampilan tersendiri. Penolong seorang diri dalam menggunakan amb bag harus dapat mempertahankan terbukanya jalan nafas dengan mengangkat rahang bawah, menekan sungkup ke muka korban dengan kuat dan memompa udara dengan memeras bagging. Penolong harus dapat melihat

Transcript of Look Book 1 SANGLAH

Page 1: Look Book 1 SANGLAH

1

LOOK BOOK

Hal yang dipelajari adalah :Konsep manual ventilasi (Ambu Bag)

Penyakit : CKB (CederaKepalaBerat)

Kita menganggap bahwa pernapasan yang baik sebagai sesuatu yang wajar

sehingga kita menyadari kita secara tarus menerus bernapas. Jika ada gangguan dalam

pernapasan baru kita mengingat bahwa oksigen sangatlah penting. Kekurangan

oksigen dalam beberapa menit saja dapat berakibat fatal bagi organ-organ pernapasan

didalam tubuh kita, bahkan bisa mengakibatkan kematian. Terapi oksigen adalah

memasukkan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui saluran pernafasan dengan

menggunakan alat sesuai kebutuhan. ( Standar Pelayanan Keperawatan di IGD,

Dep.Kes. RI, 2005 )

Ambu bag terdiri dari bag yang berfungsi untuk memompa oksigen udara

bebas, valve/pipa berkatup dan masker yang menutupi mulut dan hidung penderita.

Penggunaan ambu bag atau bagging sungkup memerlukan keterampilan tersendiri.

Penolong seorang diri dalam menggunakan amb bag harus dapat mempertahankan

terbukanya jalan nafas dengan mengangkat rahang bawah, menekan sungkup ke muka

korban dengan kuat dan memompa udara dengan memeras bagging. Penolong harus

dapat melihat dengan jelas pergerakan dada korban pada setiap pernafasan.

Sesuai dengan prosedur WHO Penggunaan Ambu bag sebagai manual ventilator perlu

digunakan dalam kondisi pasien dengan ketidak cukupan suplai oksigen.

Jenis prosedur yang akan dipakai :

1. Insersi laringoskopi, ETT, dan/atau kateter suction.

2. Sambungkan ambu-bag.

3. Lakukan lavase dengan larutan garam fisiologi apabila terdapat sekret yang

kental dan atau bercampur darah.

4. Lepaskan ETT dari ventilator.

5. Lepaskan ETT dari pasien.

Page 2: Look Book 1 SANGLAH

2

Ambu bag sangat efektif bila dilakukan oleh dua orang penolong yang

berpengalaman. Salah seorang penolong membuka jalan nafas dan menempelkan

sungkup wajah korban dan penolong lain memeras bagging. Kedua penolong harus

memperhatikan pengembangan dada korban.

Menurut evidence based menunjukan bahwa Prosedur Penggunaan Ambu Bag

perlu digunakan sebagai manual ventilator apabila dijumpai pasien emergency dengan

indikasi penurunan kadar O2 atau ketidak mampuan pasien bernafas secara spontan,

Pemantauan secara berkala perlu guna mengevaluasi hasil tindakan, menaikan kadar

O2 pada ambu bag jika ada indikasi tanda-tanda kegawatan.

I. Analisis dan sintesis 1 Keterampilan klinik yang dilakukan (sesuai dengan kasus

kelolaan)

Tindakan Keperawatan yang dilakukan adalah : Air Way Management

Data pasien

Nama klien : Tn.I gEDE

Usia : 15 Tahun

Tanggal : 4 / 8/ 2015

Diagnosa medis : Head Trauma Injury

Diagnosa keperawatan : Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan

dengan peningkatan tekanan intrakranial

Tujuan tindakan :

1. Setelah dilakukan tindakan stabilisasi Air Way Management 1x15 menit

diharapkan:

a. Hiperventilasi untuk mempertahankan PO2 dan PCO2 dalam batas normal.

b. Tekanan darah dan denyutan didalam batas normal.

c. Bernafas secara spontan.

Page 3: Look Book 1 SANGLAH

3

Prinsip-Prisip Tindakan dan Rasional :

1. Klien / pasien dan keluarga di berikan informasi tentang prosedur tindakan.R/ informasi yang diberikan dapat memberikan stimulus kepada keluarga untuk berpartisipasi dalam kesembuhan pasien.

2. Kolaborasi dalam melakukan ETT.R/ Pemasangan ETT bertujuan untuk memenuhi asupan 02 pasien dengan nafas tidak spontan.

3. Kulit di sekitar wajah pasien dibersihkan dari darah / sekret yang menempel.R/ Kebersihan perlu untuk mencegah infeksi

4. Jenis dan tehnik pemberian bantuan nafas menggunakan Ambu Bag.R/ lakukan dengan tehnik (tekan,lepas,lepas) dengan menyesuai fase inspirasi, expirasi pasien.

5. Jaga tehnik aseptik dalam setiap tindakan.R/ tehnik aseptik perlu guna mencegah infeksi, khususnya infeksi nasokomial.

6. Identifikasi hasil yang dicapai.R/ pantau asupan O2 terpenuhi dengan indikator SpO2.

7. Respon dan keluhan pasien ; Verbal dan non verbal.R/ respon verbal, non verbal untuk evaluasi kondisi pasien

8. Hasil pengkajian dicatatR/ Dokumentasi perlu untuk melihat perkembangan kondisi pasien

9. Laporkan proses, hasil dan evaluasi tindakan saat serah terima ship tugas.R/ Pelaporan perlu guna melanjutkan intervensi, implementasi tindakan.

Implikasi terhadap pelayanan kesehatan:

Pedoman dalam pelaksanaan pemberian terapi oksigen melalui Ambu Bag

harus dilaksanakan dalam situasi emergency case dengan memperhatikan indikasi

yang sesuai seta mengobservasi dan evaluasi hasil perlu untuk melihat jika

selanjutnya diprediksi terjadi kadaruratan nafas.

Analisis :

Tn.I Jenis kelamin laki-laki, agama islam, umur 15 tahun dengan diagnosis

CKB, pasien mengalami kecelakaan tunggal jam 2 dini hari, menurut informasi yang

didapat, kepala pasien diduga menghantam pembatas jalan. Tampat hematoma di

pariental sinistra, Terdapat Racoon eye, terdapat secret di saluran air way.

Page 4: Look Book 1 SANGLAH

4

Pada Tn.I oksigenasi manual dapat diberikan untuk mengatasi masalah

hipoventilasi, Pasien yang tidak bias bernafas secara spontan sangat tepat jika

digunakan Ambu Bag sebagai manual ventilator. Pemberian Ambu Bag harus

dilakukan secara kesinambungan (Tekan, Lepas, Lepas) dan harus mengikuti fase

inpirasi dan expirasi nafas pasien, indicator keberhasilan tindakan pemberian Ambu

Bag dapat dilihat dari perubahan saturasi oksigen yang tercukupi SpO2 (90-100).

Evaluasi diri :

Sikap cepat,tepat dan hati-hati perlu guna intervensi dan implementasi asuhan

keperawatan selanjutnya jika diperkirakan terjadi kasus kedaruratan nafas.

Referensi :

Anonim, (2002), Endotracheal Intubation,

http://www.medicinet.com/script/main/art.asp?li=mni&articlekey=7035

Gail Hendrickson, RN, BS., (2002), Intubation,

http://www.health.discovery.com/diseasesandcond/encyclopedia/1219.html

Gisele de Azevedo Prazeres, MD., (2002), Orotracheal Intubation,

http://www.medstudents.com/orotrachealintubation/medicalprocedures.html

Mansjoer Arif, Suprohaita, Wardhani W.I., Setiowulan W., (ed)., (2002), Kapita

Selekta Kedokteran, edisi III, Jilid 2, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, Jakarta.

Suanne C. Smeltzer. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC. Jakarta

Potter & Perry. 2000. Fundamental Keperawatan Edisi IV Vol. 1. EGC. Jakarta