Longitudinal scalogram analysis di puskesmas

6
PEMBERIAN INFORMASI OBAT TERHADAP PASIEN DI PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MENGGUNAKAN METODA LONGITUDINAL GUTTMAN SCALE Oleh : Drs. Iskani., Apoteker TUJUAN Pemberian informasi obat oleh petugas apotek di puskesmas sangat menentukan upaya kesembuhan pasien yang berobat (responden), dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui data apakah terhadap pasien yang berobat di Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie Jaya diberikan pelayanan informasi obat, penelitian ini menggunakan metoda Longitudinal Guttman Scale, artinya terhadap pasien berobat yang sama dalam waktu tertentu dilakukan pengulangan penelitian terhadap pelayanan informasi obat METODA Guttman Scalogram Dalam penelitian ini terhadap pasien yang berobat di Puskesmas Meureudu Kabupaten Pidie Jaya diajukan lima pertanyaan, dengan kualitas pertanyaan pertama yang mudah sampai ke pertanyaan ke lima yang sulit, pertanyaan disusun sedemikian rupa “hierarki” berurutan sehingga saling terkait satu dengan lainnya, bila pertanyaan pertama dijawab “ya” maka jawaban ke dua juga “ya” dan seterusnya, bila jawaban pertama dijawab “ya” kemudian jawaban ke dua “tidak” maka jawaban ini dikatagorikan penyimpangan atau disebut “kesalahan” atau “error”. Penilaian terhadap jawaban, bila jawaban pertanyaan dikatagorikan positif seperti “ya” diberi nilai 1 sedangkan jawaban dikatagorikan negative seperti “tidak” diberikan nilai 0. Katagori jawaban dalam Guttman Skalogram, ada dua, pertama katagori positif dan katagori negative, sebagai contoh “ya” dan “tidak”, “sesuai” dan “tidak sesuai”, “salah” dan “benar”, “setuju” dan “tidak setuju” dan lainnya Responden Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berobat di Puskesmas Meureudu Kabupaten pidie Jaya, berjumlah 70 orang, kepada responden telah diinformasikan maksud tujuan dari pemberian check-list dan telah mendapat persetujuan kemudian diberikan daftar check-list yang terdiri dari lima pertanyaan Pertanyaan Banyak cara untuk membuat pertanyaan sehingga membentuk “hierarki” salah satunya mengikuti proses terjadinya informasi yaitu, input, proses, dan output kemudian disusul dengan outcome dan impact, sehingga tersusun secara hierarki dan mempunyai, penyusunan pertanyaan seperti ini mempunyai keuntungan bila jawaban pertama telah dijawab maka dapat diperkirakan jawaban berikut lainnya karena itulah Guttman Longitudinal Scalogram sangat menentukan. Berikut pertanyaan yang telah disusun :

Transcript of Longitudinal scalogram analysis di puskesmas

Page 1: Longitudinal scalogram analysis di puskesmas

PEMBERIAN INFORMASI OBAT TERHADAP PASIEN

DI PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA

MENGGUNAKAN METODA LONGITUDINAL GUTTMAN SCALE

Oleh : Drs. Iskani., Apoteker

TUJUAN

Pemberian informasi obat oleh petugas apotek di puskesmas sangat menentukan upaya

kesembuhan pasien yang berobat (responden), dalam penelitian ini peneliti ingin

mengetahui data apakah terhadap pasien yang berobat di Puskesmas Meureudu

Kabupaten Pidie Jaya diberikan pelayanan informasi obat, penelitian ini menggunakan

metoda Longitudinal Guttman Scale, artinya terhadap pasien berobat yang sama dalam

waktu tertentu dilakukan pengulangan penelitian terhadap pelayanan informasi obat

METODA

Guttman Scalogram

Dalam penelitian ini terhadap pasien yang berobat di Puskesmas Meureudu Kabupaten

Pidie Jaya diajukan lima pertanyaan, dengan kualitas pertanyaan pertama yang mudah

sampai ke pertanyaan ke lima yang sulit, pertanyaan disusun sedemikian rupa “hierarki”

berurutan sehingga saling terkait satu dengan lainnya, bila pertanyaan pertama dijawab

“ya” maka jawaban ke dua juga “ya” dan seterusnya, bila jawaban pertama dijawab

“ya” kemudian jawaban ke dua “tidak” maka jawaban ini dikatagorikan penyimpangan

atau disebut “kesalahan” atau “error”.

Penilaian terhadap jawaban, bila jawaban pertanyaan dikatagorikan positif seperti “ya”

diberi nilai 1 sedangkan jawaban dikatagorikan negative seperti “tidak” diberikan nilai 0.

Katagori jawaban dalam Guttman Skalogram, ada dua, pertama katagori positif dan

katagori negative, sebagai contoh “ya” dan “tidak”, “sesuai” dan “tidak sesuai”, “salah”

dan “benar”, “setuju” dan “tidak setuju” dan lainnya

Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berobat di Puskesmas

Meureudu Kabupaten pidie Jaya, berjumlah 70 orang, kepada responden telah

diinformasikan maksud tujuan dari pemberian check-list dan telah mendapat

persetujuan kemudian diberikan daftar check-list yang terdiri dari lima pertanyaan

Pertanyaan

Banyak cara untuk membuat pertanyaan sehingga membentuk “hierarki” salah satunya

mengikuti proses terjadinya informasi yaitu, input, proses, dan output kemudian disusul

dengan outcome dan impact, sehingga tersusun secara hierarki dan mempunyai,

penyusunan pertanyaan seperti ini mempunyai keuntungan bila jawaban pertama telah

dijawab maka dapat diperkirakan jawaban berikut lainnya karena itulah Guttman

Longitudinal Scalogram sangat menentukan. Berikut pertanyaan yang telah disusun :

Page 2: Longitudinal scalogram analysis di puskesmas

1. Apakah petugas puskesmas memberikan informasi obat (Input)

2. Apakah ada disampaikan, aturan pakai, dosis obat, cara penggunaan, waktu

penggunaan, (proses)

3. Apakah informasi obat disampaikan dimengerti, (Output)

4. Apakah informasi obat akan dilaksanakan dan dipatuhi, (Outcome)

5. Apakah informasi obat ada manfaatnya (Impact)

Dari ke lima pertanyaan tersebut diatas tidak saja dimaksudkan menanyakan tentang

pelayanan informasi obat tetapi menanyakan pertanyaan yang lebih sulit seperti

kepatuhan dan manfaat bagi responden sehingga pertanyaan ini akan menggali sampai

sejauh mana pengetahuan responden tentang pelayanan informasi obat

Rekapitulasi data Skala Guttman

Data yang diperoleh dari pertanyaan, dianalisis dengan urutan berikut (1) hasil disusun

berurutan sesuai tingkat kesulitan, (2) perkirakan urutan berdasarkan jumlah data

yang diperoleh, (3) hitung jumlah kesalahan merujuk pada ketentuan respon ideal, (4)

hitung secara statistik dengan rumus standar

Skala Guttman adalah skala yang mengukur hanya satu dimensi saja, apakah sesuai

atau tidak sesuai, apakah benar atau salah, ya atau tidak, yang menyiratkan hanya

mengukur satu dimensi pokok.

Skala Guttman adalah skala kumulatif dengan pengertian bahwa pertanyaan disusun

berdasarkan pembobotan bernilai 1 atau 0 untuk pertanyaan nomor satu, nomor dua,

nomor tiga, nomor empat dan nomor lima (bila jumlah pertanyaan lima) dan menyusun

jawaban responden yang setuju dalam satu kelompok dan menyusun jawaban

responden yang tidak setuju dalam kelompok lain pada jalur dan kolom, lihat gambar 1

respon ideal

Gambar 1. Respon Ideal Skala Guttman No. P1 P2 P3 P4 P5

0 0 0 0 0 0

1 1 0 0 0 0

2 1 1 0 0 0

3 1 1 1 0 0

4 1 1 1 1 0

5 1 1 1 1 1

Keterangan : P : Pertanyaan Hijau : Jawaban “ya” Kuning : Jawaban “tidak”

Page 3: Longitudinal scalogram analysis di puskesmas

Sesuai Gambar 1 Respon Ideal Skala Guttman, menggambarkan nilai skor dari responden secara membujur untuk semua pertanyaan yang sudah disusun secara hierarki, pengelompokan skor secara diagonal menggambarkan semua responden setuju dengan penyusunan skor ranking dan semua pertanyaan sesuai dengan penempatan responden Penyimpangan Respon ideal Pada prakteknya sangat jarang ditemukan hasil tabulasi data sesuai dengan Gambar 1 respon ideal Skala Guttman karena data tidak mengikuti respon ideal bila hal ini terjadi maka penyimpangan tersebut dianggap sebagai satu kesalahan (error). Ada beberapa pendekatan bila data tidak sesuai table respon ideal sehingga data membentuk table mendekati table respon ideal. Sebagai contoh, seperti terlihat pada Gambar 2. Gambar 2. Penyimpangan Respon ideal

Skor P1 P2 P3 P4 P5

0 0 0 0 0 0

1 1 1* 1* 0 0

2 1 1 0 0 0

3 1 1 0* 0 0

4 1 1 1 1 0

5 1 1 1 1 1

Jlh. Kesalahan 0 1 2 0 0 Jawaban benar 5 4 2 2 1

Dari Gambar 2 terlihat ada tiga jawaban yang salah, diberi tanda *, yaitu pertanyaan P2

ada satu kesalahan, pertanyaan P3 ada dua kesalahan sehingga dari gambar 2 terdapat

tiga kesalahan atau “error”

RUMUS STANDAR

Koefisien Reprodusibilitas

Dalam pengukuran Skala Guttman , ada tiga criteria pengukuran yang menilai apakah parameter yang digunakan sudah sesuai dengan Skala Guttman, pertama, harus dilihat seberapa dekat data yang telah disusun mendekati respon ideal, keadaan ini dijelaskan dengan Koefisien Reprodusibilitas (KR) dengan nilai 0 sampai 1. Angka ini diperoleh dari satu dikurangi jumlah kesalahan berbanding dengan jumlah total jawaban benar

Bila dari hasil pengukuran ini diperoleh nilai 0.9 atau lebih maka hasil pengukuran ini dapat diterima dan valid terhadap pengukuran satu dimensi Skala Guttman, tetapi bila pada prakteknya responden gagal menjawab sesuai dengan ketentuan yang diharapkan akan berakibat pada kegagalan pengukuran KR.

Minimal Marginal Reprodusibilitas (MMR)

Kedua, pengukuran Minimal Marginal Reproducibility (MMR). Nilai MMR adalah

rata-rata jawaban benar, dan nilai ini sebaiknya mendekati nilai KR. MMR

menggambarkan terjadinya kedekatan secara hierarki antara satu pertanyaan dengan

pertanyaan yang lain.

Page 4: Longitudinal scalogram analysis di puskesmas

Gambar 3. Scalogram Respon Responden

No P1 P2 P3 P4 P5 1 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 5 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 7 0 0 0 0 0 8 0 0 0 0 0 9 0 0 0 0 0

10 0 0 0 0 0 11 0 0 0 0 0 12 0 0 0 0 0 13 0 0 0 0 0 14 0 0 0 0 0 15 0 0 0 0 0 16 0 0 0 0 0 17 0 0 0 0 0 18 0 0 0 0 0 19 0 0 0 0 0 20 0 0 0 0 0 21 0 0 0 0 0 22 0 0 0 0 0 23 0 0 0 0 0 24 0 0 0 0 0 25 0 0 0 0 0 26 0 0 0 0 0 27 0 0 0 0 0 28 0 0 0 0 0 29 0 0 0 0 0 30 0 0 0 0 0 31 0 0 0 0 0 32 0 0 0 0 0 33 0 0 0 0 0 34 0 0 0 0 0 35 0 0 0 0 0 36 0 0 0 0 0 37 0 0 0 0 0 38 0 0 0 0 0 39 0 0 0 0 0 40 0 0 1 1 0 41 0 1 0 1 0 42 0 1 0 0 0 43 1 0 0 0 0 44 1 0 1 1 1 45 1 0 1 1 0 46 1 0 1 0 1 47 1 0 0 1 0 48 1 0 0 0 0 49 1 0 0 0 0 50 1 0 0 0 0 51 1 0 0 0 0 52 1 0 0 0 0 53 1 0 0 0 0 54 1 0 0 0 0 55 1 0 0 0 0 56 1 0 0 0 0 57 1 0 0 0 0 58 1 0 0 0 0 59 1 0 0 0 0 60 1 0 0 0 0 61 1 1 0 0 0 62 1 1 0 0 1 63 1 1 0 0 0 64 1 1 0 0 0 65 1 1 0 0 0 66 1 1 0 0 0 67 1 1 1 0 0 68 1 1 1 1 1 69 1 1 1 1 1 70 1 1 1 1 1

0 2 4 5 3

Selajutnya pengukuran Persentage improvement (PI) adalah pengurangan KR dan MMR, yang berfungsi menggambarkan besarnya pengaruh nilai KR terhadap variabel yang digunakan.

Koefisien Skalabilitas

Ketiga, ini adalah Koefisien terpenting yang dikenal dengan Koefisien Scalability (KS). KS menggambarkan perjumlahan total skor respon benar dengan pengertian membenarkan jawaban yang berbeda walaupun tidak sesuai dengan respon ideal. Nilai KS diperoleh dengan membandingkan nilai PI dan 1 kurang MMR, rentang nilai KS adalah 0 sampai 1, nilai terendah KS yang dapat diterima sesuai keabsahan pengukuran Skala Guttman adalah 0.60 (Vijaya. Gothwal. Dkk)

Gambar 3. Respon Responden dalam bentuk

Scalogram dalam penelitian ini warna hijau adalah

respon negative, warna kuning adalah respon positif

sedangkan warna merah adalah respon

penyimpangan atau error. Pada scalogram terlihat

pada P2 terdapat 2 penyimpangan, P3 terdapat 4

penyimpangan, P4 terdapat 5 penyimpangan dan P5

terdapat 3 penyimpangan

Sebenarnya penyimpangan yang terjadi diatas masih

dapat dikoreksi, dengan memberikan penjelasan dan

diskusi kepada responden bahwa pentingnya

pelayanan informasi obat ini dalam upaya

penyembuhan penyakit , hal lain yang menyebabkan

terjadinya penyimpangan kemungkinan tingkat

pendidikan dan pengetahuan responden sehingga

mengalami kesulitan untuk memahami pertanyaan

dalam check list sehingga sangat diperlukan diskusi

dan penjelasan.

Page 5: Longitudinal scalogram analysis di puskesmas

ANALISIS

Untuk menganalisis data yang ada maka data yang telah disusun pada gambar 3,

dihitung berapa jawaban positif, bernilai 1 dan jawaban negative, bernilai 0 dan

termasuk penyimpangannya, table 1

Tabel 1. Distribusi frekuensi data check-list

Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak Rata-rata Jawaban benar

P1 28 42 0.40

P2 12 58 0.17

P3 8 62 0.11

P4 8 62 0.11

P5 6 64 0.08

0.87

Untuk mengetahui kedekatan penyusunan data pada gambar 3 mendekati respon ideal

maka digunakan rumus :

Nilai KR 0.96 menunjukkan bahwa kedua kumulatif dan informasi obat mempunyai

korelasi dan dapat dipercaya, dengan demikian skor dan tingkat kesulitan yang disusun

sedemikian rupa sudah benar oleh karena itu total skor kumulatif sudah sesuai. Karena

KR melebihi 0.9 sebagai satu standar sehingga dapat diprediksi respon dari responden

dari pertanyaan yang mudah sampai pertanyaan yang sulit juga sudah sesuai. Sebagai

contoh apabila, responden menjawab pertanyaan “Apakah petugas puskesmas

memberikan informasi obat” maka sudah dapat diperkirakan jawaban terhadap

pertanyaan berikut “Apakah ada disampaikan aturan pakai, dosis, cara pakai dan

waktu penggunaan obat” dan pertanyaan selanjutnya adalah sama

Koefisien Skalabilitas lebih jauh akan memberikan bukti bahwa bentuk ideal skala

guttman, dengan nilai 0.92 yang secara signifikan jauh diatas batas minimal 0.60

menjadi dasar bahwa criteria distribusi jawaban responden, bentuk ideal skala dan

penempatan jawaban yang sulit ditempatkan pada akhir dan pertanyaan yang mudah

ditempatkan di awal check-list

Page 6: Longitudinal scalogram analysis di puskesmas

KESIMPULAN

1. Bahwa responden/masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas Meureudu belum

mendapatkan sepenuhnya mendapat informasi obat oleh petugas puskesmas

2. Data ini dapat memberikan indikasi untuk melakukan penelitian tentang

pemberian informasi obat kepada pasien di Puskesmas Meureudu oleh petugas

puskesmas, Kabupaten Pidie Jaya dengan Metoda Skala Guttman Cross Sectional

DAFTAR PUSTAKA

1. Goldstein. H. 2014. Longitudinal Studies and The Measurement of Change,

Statistician Vol 18, No. 2, [diakses tanggal 19 Januari 2014]

2. Vijaya. K. Gothwal dkk. 2013. Guttman Scale Analysis of Distance Vision, [diakses

tanggal 19 Januari 2014]

3. Abdi Herve. Guttman Scaling. 2013, [diakses tanggal 19 Januari 2014]

4. Freddy Rangkuti. 2002. Riset Pemasaran. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.