Long Case Katarak

download Long Case Katarak

of 23

description

mata

Transcript of Long Case Katarak

LONG CASE PSEUDOFAKIA OD DAN KATARAK MATUR OS DENGAN HIGH MYOPIA OS

Pembimbing dr. Heru Mahendrata, Sp.MPenyusunYurike Natalie ( 030.08.266 )

LONG CASEPSEUDOFAKIA OD DAN KATARAK MATUR OS DENGAN HIGH MYOPIA OS

IDENTITAS PASIENNama: Ny. SJenis Kelamin: PerempuanUsia: 56 tahunPekerjaan: Ibu Rumah TanggaPendidikan: SLTAAlamat: Jl. Salemba Hutan Barat no11Agama: IslamStatus Perkawinan: Menikah

ANAMNESISKeluhan UtamaPenglihatan mata kiri buram sejak 1 tahun yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang Pasien wanita, 56 tahun, datang ke poli mata RSUD Budhi Asih dengan keluhan mata kiri mulai buram sejak 1 tahun yang lalu. Semakin hari penglihatan dirasa semakin buram. Pasien juga mengeluhkan silau bila melihat cahaya dan berkabut saat melihat. Keluhan tersebut disertai rasa nyeri dan sakit kepala. Pasien menyangkal adanya mual,muntah. Riwayat trauma pada mata disangkal. Pasien juga mengeluh mata kanan mulai buram sejak 1 tahun yang lalu. Mata kanan dirasakan seperti berkabut. Riwayat penggunaan kacamata sejak usia 12 tahun dan tidak pernah kontrol ke dokter mata.1,5 bulan yang lalu mata kanan pasien sudah dilakukan operasi dan pemasangan lensa tanam buatan. Setelah operasi pasien merasa dapat lebih jelas melihat. 1 minggu yang lalu pasien datang ke poli mata RSUD Budhi Asih untuk kontrol mata, dan akan dilakukan penjadwalan operasi untuk mata kiri.

Riwayat Penyakit DahuluPasien pernah menjalani operasi katarak pada mata kanannya di RSUD Budhi Asih 1,5 bulan yang lalu dan menggunakan lensa tanam buatan. Pasien menyangkal adanya HT, DM, asma, alergi makanan atau obat, dan menderita batuk-batuk lama. Pasien sudah memakai kacamata sejak umur 12 tahun dan tidak pernah kontrol ke dokter mata. Pasien juga menyangkal adanya trauma pada mata.

Riwayat Penyakit KeluargaPasien menyangkal tidak ada anggota keluarga yang menderita hal yang sama seperti pasien dan riwayat keganasan disangkal. Pasien menyangkal adanya hipertensi, diabetes mellitus, asma, dan alergi makanan atau obat pada anggota keluarga.

Riwayat OperasiPasien pernah melakukan operasi katarak pada mata kanan kurang lebih 1,5 bulan yang lalu di RSUD Budhi Asih

Riwayat KebiasaanPasien tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol

PEMERIKSAAN FISIKStatus GeneralisKeadaan umum: BaikKesan sakit: Tampak sakit ringanKesadaran: Compos mentisTanda Vital: Tekanan darah : 140/90 mmHg Nadi: 74 x/ menit Suhu: Afebris Pernafasan : 20 x/ menitMata : Lihat status ophtalmologi THT: Telinga : Hiperemis (-), nyeri (-), secret (-) Hidung : Sekret (-), hiperemis (-) Tenggorokan : Hiepremis (-), Tonsil T1-T1 tenangThoraks: Jantung : BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)Paru : Suara nafas vesikuler (+/+), Rhonchi (-/-), Wheezing (-/-)Abdomen: Supel, nyeri tekan (-), bising usus dalam batas normalEkstremitas: Akral hangat, oedema (-)

Status OphtalmologiODOS+IOL = 6/24 S+1.00 = 6/18Visus /60 S-19.00 C-2.00 x15 /60OtoforiaKedudukanOtoforiaBaik ke segala arahPergerakanBaik ke segala arahPtosis (-), edema (-), ektropin (-), entropion (-), trikiasis (-), distrikiasis (-), hiperemis (-)Palpebra superiorPtosis (-), edema (+), ektropin (-), entropion (-), trikiasis (-), distrikiasis (-), hiperemis (-)Ptosis (-), edema (-), ektropin (-), entropion (-), trikiasis (-), distrikiasis (-), hiperemis (-)Palpebra inferiorPtosis (-), edema (+), ektropin (-), entropion (-), trikiasis (-), distrikiasis (-), hiperemis (-)Hiperemis (-), sekret (-), lithiasis (-), folikel (-)Konjungtiva tarsalis superiorHiperemis (-), sekret (-), lithiasis (-), folikel (-)Injeksi konjungtiva (-), Injeksi silier (-), perdarahan subkonjungtiva (-), sekret(-)Konjungtiva bulbiInjeksi konjungtiva (+), Injeksi silier (+), perdarahan subkonjungtiva (-), sekret (-)Hiperemis (-), sekret (-), lithiasis (-), folikel (-)Konjungtiva tarsalis inferiorHiperemis (-), sekret (-), lithiasis (-), folikel (-)ODOSJernihKorneaKeruhDalamCOADalamCokelat kehitaman, gambaran kripti baikIrisCokelat kehitaman, gambaran kripti baikBulat, anisokor 3mm, RCL (+), RCTL (+)PupilBulat, anisokor 3mm, RCL (+), RCTL (+)IOL (+)LensaKeruh, shadow test (-) leukokoria (+)JernihVitreous humorCahaya tidak tembusReflek fundus (+), papil bulat berbatas tegas, CD ratio 0.3, arteri:vena 2:3,reflex macula (+)FunduskopiReflek fundus (-)18,4 mmHgTIO16,5 mmHg ODOS

RESUMEPasien wanita, 56 tahun, datang ke poli mata RSUD Budhi Asih dengan keluhan mata kiri mulai buram sejak 1 tahun yang lalu. Semakin hari penglihatan dirasa semakin buram. Pasien juga mengeluhkan silau bila melihat cahaya dan berkabut saat melihat. Keluhan tersebut disertai rasa nyeri dan sakit kepala. Pasien menyangkal adanya mual,muntah. Riwayat trauma pada mata disangkal. Pasien juga mengeluh mata kanan mulai buram sejak 1 tahun yang lalu. Mata kanan dirasakan seperti berkabut. Riwayat penggunaan kacamata sejak usia 12 tahun dan tidak pernah kontrol ke dokter mata.Pasien pernah operasi katarak pada mata kanan sekitar 1,5 bulan yang lalu. Riwayat hipertensi, DM, asma, alergi disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 74 kali per menit, nafas 20 kali per menit, dan afebris. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan visus OD +IOL = 6/24 S+1.00 = 6/18, OS /60 S-19.00 C-2.00 x15 /60. Pada lensa OS terlihat keruh dan shadow test (-) leukokoria (+). Vitreous humor tidak dapat diperiksa dan pada funduskopi hanya bisa didapatkan reflek fundus (-).

DIAGNOSISPseudofakia OD dan Katarak Matur OS dengan high Myopia OS

PENATALAKSANAANRencana tindakan bedah:Phacoemulsifikasi + IOL OSCTRNon-medikamentosaEdukasi pasien tentang penyakit yang diderita.Edukasi tentang kemungkinan komplikasi sekiranya tidak dilakukan operasi.

PROGNOSISAd Vitam : Dubia ad bonam Ad Fungsionam: Dubia ad bonamAd Sanationam: Dubia ad bonam

ANALISA KASUSDiagnosis pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi. Pada anamnesis didapatkan mata kiri mulai buram sejak 1 tahun yang lalu. Semakin hari penglihatan dirasa semakin buram. Pasien juga mengeluhkan silau bila melihat cahaya dan berkabut saat melihat. Keluhan tersebut disertai rasa nyeri dan sakit kepala. Pasien juga mengeluh mata kanan mulai buram sejak 1 tahun yang lalu. Mata kanan dirasakan seperti berkabut. Riwayat penggunaan kacamata sejak usia 12 tahun dan tidak pernah kontrol ke dokter mata.Pada pemeriksaan visus didapatkan visus OD +IOL = 6/24 S+1.00 = 6/18, OS /60 S-19.00 C-2.00 x15 /60, dapat dilihat bahwa pasien sudah memiliki high myopia. Pada lensa OS terlihat keruh dan shadow test (-) leukokoria (+). Vitreous humor tidak dapat diperiksa dan pada funduskopi hanya bisa didapatkan reflek fundus (-). Dari pemeriksaan tonometri didapatkan tekanan intra okuler OD 18,4 mmHg dan OS 16,5 mmHg. Tekanan normal intraokuler rata-rata berkisar 10-20 mmHg jadi pada pasien ini tekanan intraokuler normal. Berdasarkan pemeriksaan-pemeriksaan tersebut, maka, pada mata kiri pasien dapat ditegakkan diagnosis katarak matur dengan high myopia. Diagnosis ini masih harus didiagnosis banding dengan katarak hipermatur karena shadow test negatif.

Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Secara umum terdapat tiga prosedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering digunakan yaitu ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi. Pada pasien dengan diagnosis katarak matur dapat dilakukan tindakan operasi ECCE + IOL, namun dapat dipertimbangkan dilakukan Phacoemulsifikasi + IOL karena pada Phacoemulsifikasi insisi yang dilakukan seminimal mungkin. Pada pasien ini juga akan ditanamkan CTR karena pasien sudah memiliki high myopia. Kekuatan implan lensa intraokuler yang akan digunakan dalam operasi dihitung sebelumnya dengan mengukur panjang mata secara ultrasonik dan kelengkungan kornea. Pasca operasi, pasien diberikan tetes mata steroid dan antibiotik jangka pendek. Kacamata baru dapat diresepkan setelah beberapa minggu, ketika bekas insisi telah sembuh. Rehabilitasi visual dan peresepan kacamata baru dapat dilakukan lebih cepat dengan metode phacoemulsification. Karena pasien tidak dapat berakomodasi maka pasien membutuhkan kacamata untuk pekerjaan jarak dekat meski tidak dibutuhkan kacamata untuk jarak jauh. Jika digunakan phacoemulsifikasi, maka penyembuhan pasca operasi biasanya lebih pendek. Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari itu juga, tetapi dianjurkan untuk bergerak dengan hati-hati dan menghindari peregangan atau mengangkat benda berat selama sekitar satu bulan, olahraga berat jangan dilakukan selama 2 bulan. Matanya dapat dibalut selama beberapa hari pertama pasca operasi atau jika nyaman, balutan dapat dibuang pada hari pertama pasca operasi dan matanya dilindungi pakai kacamata atau dengan pelindung seharian. Kacamata sementara dapat digunakan beberapa hari setelah operasi, tetapi biasanya pasien dapat melihat dengan baik melui lensa intraokuler sambil menantikan kacamata permanen ( Biasanya 6-8 minggu setelah operasi ).

Selain itu juga akan diberikan obat untuk :- Analgesik untuk mengurangi rasa sakit, karena operasi mata adalah tindakan yang menyayat maka diperlukan obat untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin timbul beberapa jam setelah hilangnya kerja bius yang digunakan saat pembedahan.- Antibiotik mencegah infeksi, contoh cefixim 2x1 per oral, pemberian antibiotik masih dianggap rutin dan perlu diberikan atas dasar kemungkinan terjadinya infeksi karena kebersihan yang tidak sempurna.- Obat tetes mata steroid. Contoh tobroson 6 tetes per hari. Obat yang mengandung steroid ini berguna untuk mengurangi reaksi radang akibat tindakan bedah.- Obat tetes yang mengandung antibiotik untuk mencegah infeksi pasca bedah.Hal yang boleh dilakukan antara lain :- Memakai dan meneteskan obat seperti yang dianjurkan- Melakukan pekerjaan yang tidak berat- Bila memakai sepatu jangan membungkuk tetapi dengan mengangkat kaki keatas.

Yang tidak boleh dilakukan antara lain :- Jangan menggosok mata- Jangan menggendong yang berat- Jangan membaca yang berlebihan dari biasanya- Jangan mengedan keras sewaktu buang air besar- Jangan berbaring ke sisi mata yang baru dibedah

Prognosis ad vitam secara keseluruhan pasien adalah bonam, karena gangguan yang dialami pasien tidak mengancam jiwanya. Prognosis ad functionam kedua mata adalah dubia ad bonam, karena bila dilakukan operasi pada katarak nya serta ditanamkan lensa sehingga dapat mengurangi keluhan buram yang dirasakan pasien. Prognosis ad sanationam pada kedua mata adalah dubia ad bonam, karena penglihatan pasien lebih jernih dan mengembalikan penglihatan pasien.

TERIMA KASIH