LONG CASE GLAUKOMA + KATARAK RSBA

22
BAB I PENDAHULUAN Glaukoma merupakan penyakit yang ditandai dengan neuropati saraf optik dan defek lapangan pandang yang seringkali disebabkan karena peningkatan tekanan intraokuler. Glaukoma dapat mengganggu fungsi penglihatan dan bahkan pada akhirnya dapat mengakibatkan kebutaan. Pada tahap awal penyakit, tidak ditemukan gejala-gejala yang menandakan terjadinya peningkatan tekanan intraokuler. Hal ini biasa terjadi pada penderita glaukoma sudut terbuka. Para ahli memperkirakan kurang lebih setengah dari penderita glaukoma tidak menyadari bahwa proses penyakit sedang berlangsung sampai akhirnya terjadi pengecilan lapangan pandang yang ekstensif. Lain halnya dengan glaukoma sudut tertutup, umumnya ditemukan gejala berupa sakit kepala, rasa nyeri hebat di dalam mata terutama pada pagi hari, susah melihat sewaktu berpindah dari tempat terang ke tempat gelap, mual dan muntah. 2 Seseorang dapat didiagnosis sebagai penderita glaukoma dengan melakukan serangkaian pemeriksaan, meliputi tonometri, oftalmoskopi, gonioskopi, pemeriksaan lapang pandang. Pada keadaan dimana seseorang dicurigai menderita glaukoma dilakukan tes provokasi, seperti tes minum air dan tes midriasis. 1,2 1

description

LONG CASE GLAUCOMA + KATARAK

Transcript of LONG CASE GLAUKOMA + KATARAK RSBA

Page 1: LONG CASE GLAUKOMA + KATARAK RSBA

BAB I

PENDAHULUAN

Glaukoma merupakan penyakit yang ditandai dengan neuropati saraf optik dan

defek lapangan pandang yang seringkali disebabkan karena peningkatan tekanan

intraokuler. Glaukoma dapat mengganggu fungsi penglihatan dan bahkan pada akhirnya

dapat mengakibatkan kebutaan. Pada tahap awal penyakit, tidak ditemukan gejala-gejala

yang menandakan terjadinya peningkatan tekanan intraokuler. Hal ini biasa terjadi pada

penderita glaukoma sudut terbuka. Para ahli memperkirakan kurang lebih setengah dari

penderita glaukoma tidak menyadari bahwa proses penyakit sedang berlangsung sampai

akhirnya terjadi pengecilan lapangan pandang yang ekstensif. Lain halnya dengan

glaukoma sudut tertutup, umumnya ditemukan gejala berupa sakit kepala, rasa nyeri

hebat di dalam mata terutama pada pagi hari, susah melihat sewaktu berpindah dari

tempat terang ke tempat gelap, mual dan muntah.2

Seseorang dapat didiagnosis sebagai penderita glaukoma dengan melakukan

serangkaian pemeriksaan, meliputi tonometri, oftalmoskopi, gonioskopi, pemeriksaan

lapang pandang. Pada keadaan dimana seseorang dicurigai menderita glaukoma

dilakukan tes provokasi, seperti tes minum air dan tes midriasis.1,2

Penatalaksanaan yang diterapkan kepada penderita, berupa medikamentosa,

tindakan pembedahan, dan laser hanya ditujukan untuk memperlambat atau mencegah

hilangnya penglihatan (kebutaan). Namun, berkurangnya lapang pandang yang telah

terjadi tidak bisa dikembalikan.3 Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat

dicegah, namun bila diketahui secara dini dan diobati maka glaukoma dapat diatasi untuk

mencegah kerusakan lebih lanjut. Penemuan dan pengobatan sebelum terjadinya

gangguan penglihatan adalah cara terbaik untuk mengontrol glaukoma.1 Glaukoma dapat

bersifat akut dengan gejala yang sangat nyata dan bersifat kronik yang hampir tidak

menunjukkan gejala, seorang dokter harus mampu mengenali gejala dan tanda glaukoma

sehingga dapat memberikan penatalaksanaan yang tepat.3

Kebutaan menempati urutan ketiga diseluruh dunia sebagai ancaman yang

menakutkan setelah kanker dan penyakit jantung koroner.3 Sebuah penelitian di Amerika

menyebutkan sejumlah dua juta orang Amerika menderita glaukoma. Diantaranya,

1

Page 2: LONG CASE GLAUKOMA + KATARAK RSBA

889.000 orang terganggu penglihatannya yang ditandai dengan defek penglihatan yang

bersifat kronis atau permanen. Sedangkan 67.150 orang telah dinyatakan buta yang

ditandai dengan visus 20/200 atau lapangan pandang <20%. Penelitian ini juga

menyebutkan bahwa setiap tahun sekitar 50.500 orang di Amerika menjadi buta akibat

glaukoma.4

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mneytakan bahwa angka kebutaan di Indonesia

menduduki peringkat pertama untuk kawasan Asia Tenggara dimana angka kebutaan di

Indonesia mencapai 1,5% atau sekitar 3 juta orang. Persentase itu melampaui negara Asia

lainnya seperti Bangladesh dengan 1%, India 0,7% dan Thailand 0,3%.5 Menurut Survei

Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 1993-1996, kebutaan tersebut

disebabkan oleh katarak (0,78%), glaukoma (0,2%), kelainan refraksi (0,14%) dan

penyakit lain yang berhubungan dengan usia lanjut (0,38%).6

Katarak adalah perubahan lensa yang semula jernih menjadi kekeruhan. Katarak

berasal dari bahasa latin yang berarti air terjun. Dalam bahasa indonesia disebut sebagai

bular dimana penglihatan seperti tertutup air terjun oleh karena lensa yang keruh.

Menurut asesment WHO terakhir, katarak merupakan penyebab utama kebutaan

dimana 51% kebutaan terjadi oleh karena katarak. Meskipun katarak sudah dapat

disembuhkan dengan operasi, masih banyak penduduk di negara tertentu yang akses

untuk tindakan operasi tidak ada atau sangat minim. Lalu seiringan dengan meningkatnya

angka harapan hidup juga menyebabkan prevalensi katarak terus meningkat.

Katarak didominasi oleh orang lanjut usia. Namun oleh karena beberapa hal dan

faktor tertentu dapat juga diderita oleh anak-anak dan bayi baru lahir. Jika terjadi pada

bayi atau anak dapat menyebabkan komplikasi yang berat dan dapat mengganggu

penglihatan anak tersebut seterusnya.

2

Page 3: LONG CASE GLAUKOMA + KATARAK RSBA

BAB II

LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS

Nama : Ny. C

Umur : 54 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Bangsa : Indonesia

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Cipinang Muara

Status pernikahan : Menikah

Tanggal Berobat : 6 April 2015

2. ANAMNESIS

Keluhan Utama

Pandangan buram seperti melihat asap sejak kurang lebih 5 bulan.

Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien seorang wanita 54 tahun datang ke poli penyakit mata RSUD Budhi Asih

pada hari senin 6 April 2015 dengan keluhan pandangan buram seperti melihat asap sejak

kurang lebih 5 bulan SMRS, pandangan tidak luas, keluhan pandangan buram terdapat

pada kedua mata, pasien juga mengeluhkan kepala yang sedikit sakit, tidak ada mual

muntah.

pasien mengaku pertama kali berobat ke poli mata pada bulan januari 2015

dengan keluhan kepala yang sangat sakit terus menerus hingga pasien tidak dapat tidur

dan tidak hilang walaupun diberikan obat penghilang rasa sakit, terkadang pasien

mengeluhkan mual dan silau jika melihat cahaya yang terang, pandangan pun saat bulan

Januari sudah buram seperti berasap.

Pada 5 januari 2015 pasien berobat pertama kali ke poli mata dengan keluhan

sakit kepala tersebut dan diberikan obat oleh dokter mata yaitu tetes mata penurun

3

Page 4: LONG CASE GLAUKOMA + KATARAK RSBA

tekanan bola mata serta obat minum yang dikonsumsi 2x sehari. Dan diinstruksikan

untuk kembali kontrol kembali. Saat kontrol berikutnya pasien mengaku diberikan terapi

yang sama dan direncanakan operasi untuk membuat saluran cairan bola mata.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat Hipertensi (+) Terkontrol amlodipin

Riwayat penyakit kencing manis disangkal

Riwayat memakai kacamata (+) yaitu kaca mata baca.

Riwayat Asma disangkal

Riwayat Alergi obat & makanan (-)

Riwayat Penyakit dalam Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan mata yang sama dengan pasien.

Riwayat pengobatan

- Amlodipin 10 mg

- Timol 0,5% eyedrop

- Glaucon tab

- KSR tab

Riwayat operasi

- Trabeculectomi OD

3. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

4

Page 5: LONG CASE GLAUKOMA + KATARAK RSBA

Status Oftalmologikus

OD OS

6/20 PH (-) Visus 6/15 PH (-)

Orthoforia Kedudukan Bola

Mata

Orthoforia

Baik ke segala arah

Pergerakan Bola

Mata

Baik ke segala arah

Oedem (-), hiperemis (-),

ektropion (-), entropion (-),

Trikiasis (-), Distrikiasis(-)

Palpebra

Superior

Oedem (-), hiperemis (-),

ektropion (-), entropion (-),

Trikiasis (-), Distrikiasis(-)

Oedem (-), hiperemis (-),

ektropion (-), entropion (-),

Trikiasis (-), Distrikiasis(-)

Palpebra

Inferior

Oedem (-), hiperemis (-),

ektropion (-), entropion (-),

Trikiasis (-), Distrikiasis(-)

Injeksi konjungtiva(+),

kemosis(-), pinguekula(-),

pterigium(-), terdapat scar

post trabeculectomy

Konjungtiva

Bulbi

Hiperemis(-), injeksi

konjungtiva(-), injeksi

siliar(-), kemosis(-),

pinguekula(-), pterigium(-)

Keruh minimal Kornea Jernih

Dangkal COA Dangkal

Warna coklat, kripta baik Iris Warna coklat, kripta baik

Bulat, Dilatasi, RCL

menurun , RCTL -

Pupil Bulat, RC baik, RCTL -

Keruh, Shadow Test (+) Lensa Keruh , Shadow Test (+)

Jernih Vitreous Humor Jernih

Dark area (+) papil batas

tegas, bentuk bulat, C/D

0,5 Aa/Vv 2/3 nasalisasi,

Refleks Makula (+) ,

Funduskopi Sulit dinilai

5

Page 6: LONG CASE GLAUKOMA + KATARAK RSBA

eksudat(-), dan

perdarahan(-)

17,4 TIO 22,6

4. PEMERIKSAAN SLIT LAMP

OD

OS

6

Page 7: LONG CASE GLAUKOMA + KATARAK RSBA

5. RESUME

Pasien seorang wanita 54 tahun datang ke poli penyakit mata RSUD

Budhi Asih pada hari senin 6 April 2015 dengan keluhan pandangan buram seperti

melihat asap sejak kurang lebih 5 bulan SMRS, keluhan pandangan buram terdapat pada

kedua mata, dan sering sakit kepala, lapang pandang pasien sempit dan kadang merasa

mual, pasien mengaku memiliki riwayat hipertensi, dan pasien sudah menjalani operasi

trabekulektomi mata kanan pada tanggal 24 maret 2015.

Visus OD 6/15 S+1,00 6/9 dan visus OS 6/15 S+1,00 6/6, kornea mata kanan dan

kiri keruh serta lensa keruh dan shadow test (+), funduskopi mata kanan dark area + C/D

0,5 nasalisasi. TIO mata kanan 17,4 dan TIO mata kiri 22,6.

5. DIAGNOSIS

1. Katarak immatur ODS

2. Glaukoma sekunder ODS

6. PENATALAKSANAAN

Medikamentosa :

- Timol 0,5% eye drop 2 x ODS

- Glaucon 250 mg tab 2x1

- KSR tab 2x1

- Perencanaan operasi phacoemulsifikasi + IOL untuk katarak

8. PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam

Quo ad functionam : dubia ad malam

Quo ad sanationam : dubia ad malam

BAB III

7

Page 8: LONG CASE GLAUKOMA + KATARAK RSBA

PEMBAHSAN

3.1 ANAMNESIS

3.1.1 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Keluhan :

Secara anamnesis didapatkan bahwa pasien datang dengan keluhan utama adalah

“penglihatan yang terganggu” yaitu “buram seperti berasap” yang dikatakan pasien sudah

sekitar 5 bulan terakhir.

Interpretasi :

Kemungkinan telah terjadi masalah dalam berbagai aspek penilaian yaitu media

refraksi dan atau fungsi dari saraf optic yang terganggu, dan keluhan berasap cenderung

khas kepada penyakit katarak, menurut penilaian waktu berjalannya sudah cukup lama

yang diduga penyakit mata yang dialami pasien sudah memiliki komplikasi.

Keluhan :

“Kepala sedikit sakit “

Interpretasi :

Keluhan ini bisa memiliki tafsiran penyakit tersendiri oleh karena tension

headache, hipertensi ataupun pengaruh dari keluhan utama pasien. Jika memang terjadi

akibat perjalanan penyakit pasien maka harus kita cari apakah sebelumya keluhan ini

lebih parah intensitasnya ataupun tetap ringan.

Keluhan

pasien mengaku pertama kali berobat ke poli mata pada bulan januari 2015

dengan keluhan kepala yang sangat sakit terus menerus hingga pasien tidak dapat tidur

dan tidak hilang walaupun diberikan obat penghilang rasa sakit, terkadang pasien

mengeluhkan mual dan silau jika melihat cahaya yang terang, pandangan pun saat bulan

Januari sudah buram seperti berasap dan penglihatan tiba-tiba tidak enak.

8

Page 9: LONG CASE GLAUKOMA + KATARAK RSBA

Interpretasi

Dalam tahap anamnesis ini pasien diketahui telah berobat ke dokter sebelumnya,

yang ditafsirkan bahwa pasien telah mendapatkan pengobatan, maka keluhan yang

sebelumnya disampaikan merupakan sisa dari keluhan awal pasien. Dikatakan kepala

sakit hingga pasien tidak bisa tidur, keluhan kepala sakit mual merupakan indikator bagi

kita untuk mencurigai adanya peningkatan tekanan intra okuler pada pasien meskipun

penyakit sistemik lainnya tidak bisa dihilangkan begitu saja.

Pandangan pada bulan januari dikatakan sudah buram dan berasap serta

penglihatan tiba-tiba tidak enak bersamaan dengan sakit kepala dan mual menandakan

keluhan ini terjadi bersamaan yang mungkin perjalanannya bersifat akut.

Keluhan :

Pada 5 januari 2015 pasien berobat pertama kali ke poli mata dengan keluhan

sakit kepala tersebut dan diberikan obat oleh dokter mata yaitu tetes mata penurun

tekanan bola mata serta obat minum yang dikonsumsi 2x sehari. Dan diinstruksikan

untuk kembali kontrol kembali. Saat kontrol berikutnya pasien mengaku diberikan terapi

yang sama dan direncanakan operasi untuk membuat saluran cairan bola mata.

Interpretasi :

Pasien telah mendapatkan terapi yang dikatakan pasien untuk menurunkan

tekanan bola mata pasien, disini kita sudah memahami bahwa ada masalah terhadap

produksi ataupun outflow dari aqueous humor sehingga terjadi peningkatan tekanan bola

mata dan diberikan terapi tersebut.

Pasien telah direncanakan untuk dilakukan operasi, yang berarti pada saat

anamnesis saat ini kemungkinan pasien telah dilakukan tindakan operatif untuk

membantu menurunkan tekanan intraokuler pasien.

3.1.2 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

9

Page 10: LONG CASE GLAUKOMA + KATARAK RSBA

Pasien memiliki riwayat hipertensi yang sudah dikontrol oleh obat amlodipin dan

pasien mengaku mengkonsumsinya secara teratur sesuai anjuran dokter penyakit dalam,

yang kita asumsikan saat ini tekanan darah pasien baik atau terkontrol.

3.1.3 RIWAYATPENGOBATAN

Pasien mengatakan telah mengkonsumsi obat tetes mata timol, glaucon dan KSR

dimana obat-obatan tersebut merupakan terapi untuk pasien dengan peningkatan tekanan

intraokuler (glaucoma). Asumsi kita saat ini kondisi tekanan bola mata pasien terkontrol

oleh obat-obatan tersebut sehingga gejala awal saat anamnesi pada tanggal 6 April 2015

merupakan gejala yang sudah jauh berkurang dari keluhan awal pasien berobat pada

bulan januari 2015.

3.1.4 RIWAYAT OPERASI

Pasien mengaku telah dilakukan operasi untuk membuka dan memperlancar aliran

cairan mata yang diasumsikan sebagai operasi open outflow (trabekulektomi) pada mata

kanan pasien.

3.2 PEMERIKSAAN FISIK DAN OFTALMOLOGIS

Visus :

OD : 6/20

OS : 6/15

Tajam penglihatan mata pasien telah berkurang dan khusus mata kanan tajamnya

lebih kurang dibandingkan mata kiri, pada pemeriksaan pinhole negatif dan secara kasat

pemeriksaan mengggunakan penlight bagian lensa mata pasien terlihat keruh yang

memungkinkan adanya katarak pada mata kanan dan kiri yang mengurangi tajam

penglihatan pasien, dan bisa juga akibat penyakit glaucoma pasien yang memungkinkan

saraf optic pasien juga sudah terganggu sehingga menambah kurang tajamnya

penglihatan pasien.

Konjungtiva bulbi :

10

Page 11: LONG CASE GLAUKOMA + KATARAK RSBA

OD : Terdapat injeksi konjungtiva, terdapat scar bekas operasi pada arah jam 12 mata

pasien.

Menandakan terjadi respon inflamasi pada mata pasien yang bisa disebabkan

pasca operasi yang dilakukan pasien sehingga mata masih terlihat merah oleh karena

pelebaran a.konjungtiva mata kanan pasien.

Kornea :

OD : Keruh

Kemungkinan disebabkan penumpukan sel radang akibat proses inflamasi pada

bagian uveoscleral mata dan menyebabkan udema pada kornea.

COA :

OD : Dangkal

OS : Dangkal, kripta jelas terlihat

Coa dangkal ini jika dihubungkan dengan riwayat penyakit pasien kemungkinan

diakibatkan terdorongnya iris kearah depan sehingga mempersempit coa pasien dan

meningkatkan tekanan intraokular pasien.

Lensa :

OD : Keuh, shadow test (+)

OS : Keruh, Shadow test (+)

Keruh pada lensa mengindikasikan adanya pemadatan dari unsur-unsur pembentu

lensa dan ini khas pada katarak, dan pada pemeriksaan shadow test di temukan (+)

pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat pantulan bayangan yang terjadi pada lensa yang

keruh diakibatkan oleh iris yang terdorong kedepan oleh pemadatan lensa, dan

pemeriksaan shadow test ini menajamkan diagnosis kita nanti terhadap katarak imatur.

TIO :

11

Page 12: LONG CASE GLAUKOMA + KATARAK RSBA

OD : 17,4

OS : 22.6

Tekanan bola mata kanan normal yang diperkirakan terbantu oleh penggunaan

obat penurunan bola mata pasien, dan mengingat mata kanan pasien telah

dilakukan operasi trabekulektomi. Namun pada mata kiri tekanan justru cukup

meninggi yang kemungkinan diakibatkan oleh karena penebalan pada lensa yang

mendorong iris kedepan membuat coa mata kiri sempit namun aliran keluar

aqueous humor tidak baik.

Funduskopi :

OD : Dark area (+) papil batas tegas, bentuk bulat, C/D 0,5 Aa/Vv 2/3 nasalisasi, Refleks

Makula (+) , eksudat(-), dan perdarahan(-)

Dark area adalah area yang terlihat hitam dan diselingi rongga berwarna orange

jika kita melihat dengar sinar funduskopi, diakibatkan oleh kekeruhan pada lensa yang

keruh (dark) dan warna orange pada celah lensa yang belum keruh.

Papil batas tegas bentuk normal bulat namun cup disc ratio telah meningkat yang

diperkirakan telah terjadi desakan pada papil dan terjadi cekungan atau yang disebut

cupping akibat tekanan intra okuler yang meningkat drastis dan membuat ischemic

vascularisasi retina dan membuat saraf penglihatan terganggu, bisa timbul scotoma dan

mengganggu lapang pandang pasien.

3.3 DIAGNOSIS

12

Page 13: LONG CASE GLAUKOMA + KATARAK RSBA

1. Katarak Immatur ODS

Anamnesis :

- Penglihatan buram berasap kedua mata

- Tajam penglihatan terganggu

Pemeriksaan Oftalmologis :

- Visus turun

- Lensa keruh

- Shadow test (+)

2. Glaukoma sekunder ODS

Anamnesis :

- Pandangan tidak luas

- Kepala sakit

- Mual

Pemeriksaan Oftalmologis :

- Visus turun

- Kornea keruh

- COA dangkal

- TIO mata kiri meningkat

- Funduskopi mata kanan C/D ratio 0,5

3.4 PENATALAKSANAAN

1. Timol 0,5% ED 2 ddgtt I ODS

Penghambat adrenergik beta adalah obat yang sekarang paling luas

digunakan untuk terapi glaukoma. Obat-obat ini dapat digunakan tersendiri atau

dikombinasi dengan obat lain. Timolol maleat 0,25% dan 0,5%, betaksolol 0,25% dan

0,5%, levobunolol 0,25% dan 0,5% dan metipranolol 0,3% merupakan preparat-preparat

yang sekarang tersedia. Kontraindikasi utama pemakaian obt-obat ini adalah penyakit

obstruksi jalan napas menahun-terutama asma-dan defek hantaran jantung. Untuk

13

Page 14: LONG CASE GLAUKOMA + KATARAK RSBA

betaksolol, selektivitas relatif reseptor β1-dan afinitas keseluruhan terhadap semua

reseptor β yang rendah-menurunkan walaupun tidak menghilangkan risiko efek samping

sistemik ini. Depresi, kacau pikir dan rasa lelah dapat timbul pada pemakaian obat

penghambat beta topikal.

2. Glaucon 250 mg Tab

Inhibitor karbonat anhidrase sistemik-asetazolamid adalah yang paling

banyak digunakan, tetapi terdapat alternatif yaitu diklorfenamid dan metazolamid-

digunakan untuk glaukoma kronik apabila terapi topikal tidak memberi hasil memuaskan

dan pada glaukoma akut dimana tekanan intraokular yang sangat tinggi perlu segera

dikontrol. Obat-obat ini mampu menekan pembentukan humor akueus sebesar 40-60%.

Asetazolamid dapat diberikan per oral dalam dosis 125-250 mg sampai tiga kali sehari

atau sebagai Diamox Sequels 500 mg sekali atau dua kali, atau dapat diberikan secara

intravena (500 mg). Inhibitor karbonat anhidrase menimbulkan efek samping sistemik

yang membatasi penggunaan obat-obat ini untuk terapi jangka panjang.

3. KSR Tab

Digunakan untuk pencegahan dan pengobatan kehilangan kalium, yang

diakibatkan pengobatan pasien menggunakan glaucon yang membuat pasien kehilangan

kalium. KSR merupakan pendamping Glaucon untuk mencegah hipokalemia.

DAFTAR PUSTAKA

14

Page 15: LONG CASE GLAUKOMA + KATARAK RSBA

1. Ilyas, Sidartha, dkk. , 2002. Glaukoma. dalam: Ilmu Penyakit Mata, edisi 3,

Jakarta: Balai Penerbit FKUI, hal 212-217

2. James B, Chew C, Bron A. 2005. Lecture Notes Oftalmologi. Ed 9Jakarta : EMS

3. Vaughan, D.G. Asbury, T. Riodan-Eva, P. 2000. Glaukoma. dalam : Oftalmologi

Umum, ed. Suyono Joko, edisi 14, Jakarta, Widya Medika, , hal : 220-232

15