logo

8

description

HKBP

Transcript of logo

Page 1: logo
Page 2: logo

Nyawa Yeremia terancam di Anatot (yer 11:18-23)

Ayat 18. Setelah mengatakan hal tersebut, orang-orang di Yerusalem menjadi sakit hati dan hendak membunuh Yeremia sebab perkataannya telah menyinggung orang banyak, dan mengadakan persepakatan diantara mereka untuk membinasakan dan melenyapkan Yeremia sehingga namanya tidak akan diingat orang lagi. Tampaknya penduduk Yerusalem telah menjadi geram dan marah karena perkataan Yeremia yang mengatasnamakan Tuhan.

Ayat 19. Orang banyak mengancam Yeremia untuk tidak bernubuat atas nama Tuhan, jika tidak Yeremia akan dibunuh oleh mereka. Menurut pengakuan Yeremia sendiri, dirinya dahulu seperti anak domba jinak yang hendak disembelih, namun Yeremia memutuskan untuk tetap bernubuat demi nama Tuhan.

Ayat 20. Yeremia meminta penghakiman yang adil kepada Tuhan semesta alam, yang menguji batin dan hati, dimana Yeremia meminta untuk dapat melihat pembalasan Tuhan kepada mereka yang menginginkan kematian Yeremia, dan menyerahkan perkara itu ke dalam tangan Tuhan.

Ayat 21. Tuhan berfirman kepada Yeremia tentang orang-orang Anatot yang ingin mencabut nyawa Yeremia sebab Yeremia bernubuat demi nama Tuhan. Mereka jengkel sebab Yeremia berkata-kata tentang Tuhan yang tidak dapat mereka lihat secara fisik dan keberadaan Tuhan tidak mereka ketahui, maka orang-orang anatot hendak menyatakan kepada Yeremia bahwa kekuatan perkataan manusia dapat lebih menjadi kenyataan daripada nubuatan atas nama Tuhan yang tidak diketahui keberadaanNya. Orang-orang anatot mungkin hendak menghentikan kecaduan Yeremia yang terus-menerus bernubuat demi nama Tuhan.

Ayat 22-23. Walaupun diancam agar tidak bernubuat demi nama Tuhan, Yeremia justru bernubuat sekali lagi demi nama Tuhan, kali ini ditujukan kepada mereka yang mengancam Yeremia untuk tidak bernubuat. Tampaknya Yeremia tidak takut terhadap ancaman orag-orang anatot dan meneruskan tindakannya untuk bernubuat demi nama Tuhan. Yeremia menubuatkan bahwa pemuda-pemuda mereka akan mati oleh pedang, sedangkan anak-anak laki-laki dan perempuan akan habis mati kelaparan, tidak ada yag tinggal hidup diantara mereka. Tuhan akan mendatangkan hukuman dan malapetaka kepada orang-orang Anatot. Tampaknya gaya penulisan Yeremia mempunyai kesamaan dengan hukuman yang dilakukan oleh Musa kala bangsa israel berbuat serong dari Tuhan, dimana Tuhan digambarkan dengan sosok yang sadis dan kejam. Seorang Tuhan yang sepertinya mengadakan pembunuhan berencana terhadap orang-orang yang menentangNya. Tiada maaf, tiada ampun, yang ada hanyalah pembalasan berupa pembunuhan dan penghilangan semua nyawa manusia yang menentangnya, kecuali bangsa Israel diberikan kelonggaran akan pengampunan dan pemulihan jika mereka hendak bertobat. Tampaknya ancaman demi ancaman akan kematian tidak wajar menjadi favorit para nabi-nabi perjanjian lama termasuk juga Yeremia, untuk menyadarkan bangsa Israel yang telah menyeleweng dari Tuhan dan berbuat dosa.

Namun memang demikianlah Tuhan Israel digambarkan oleh kitab-kitab suci perjanjian lama, sebuah ciri khas tersendiri dimana terdapat persetujuan antara Tuhan dan bangsa Israel itu sendiri. Dimana bangsa Israel telah menerima dan mengakui sosok Tuhan yang ada pada bangsa Israel.

Page 3: logo

PEMBAHARUAN PERLU DAN MENDESAKYeremia 11 : 18 – 23 Selasa, 03 Apr 2012

Setiap gerakan pembaharuan biasanya menimbulkan masalah khususnya bagi mereka yang sudah merasa nyaman dengan kebiasaan-kebiasaan lama. Sebut saja para koruptor yang sudah merajelela di berbagai bidang, ketika pemimpin dan reformasi mengamanatkan untuk memberantasnya, ternyata secara tidak langsung ditentang bahkan mendapat serangan balik. Tak terkecuali di gereja, juga terdapat orang-orang yang menentang pembaharuan yang mengacu pada Tata Gereja misalnya. Ada saja pihak-pihak yang berusaha menggunakan pengaruh dan jasanya untuk senantiasa mengedepankan apa yang menjadi kemauannya. Dan menolak upaya-upaya pembaharuan yang mengacu pada tatanan.

Demikian yang dialami Yeremia dalam upaya pembaharuan yang dilakukannya. Sebagai seorang nabi, yang datang dan hadir untuk menyampaikan dan memperjuangkan kebenaran - Firman Tuhan namun menghadapi tantangan dan ancaman berat. Orang-orang Anatot yang menolak pemberitaan Firman-Nya dan berniat untuk melenyapkan Yeremia karena hati mereka dipenuhi dengan kemarahan (19). Sesungguhnya mereka tidak tahan mendengar kebenaran Firman-Nya yang telah membongkar ketidaksetiaan dan dosa mereka, namun mereka mengeraskan hati untuk bertobat. Disinilah Yeremia menyampaikan peringatan dengan tegas, dan ia yakin bahwa Tuhan sendiri yang akan mendatangkan hukuman dahsyat atas mereka pada waktu yang telah ditentukan-Nya (22-23).

Sebagai orang beriman kita dipanggil untuk menghayati kenabian kita, dan sebagai agen pembaruan di dalam hidup sehari-hari. Entah di dalam keluarga, tempat kerja maupun masyarakat pada umumnya. Dalam hidup beriman kita diharapkan tangguh dan tegas serta tidak mudah menyerah dalam menyatakan kebenaran firman. Tuhan memang tidak pernah berjanji membuat langkah hamba-Nya ringan. Justru dijalan yang berliku-liku, janji perlindungan-Nya menjadi indah dan sangat melegakan.

Page 4: logo

Pemuda dan Ancaman DemoralisasiOleh DASAM SYAMSUDINM e n d e k a t i h a r i S u m p a h P e m u d a t a n g g a l 2 8 O k t o b e r , h a r i y a n g b e r s e j a r a h b a g i b a n g s a Indonesia, khususnya bagi pemuda, mestinya kita merenung. 28 Oktober 1928 adalah momenth i s t o r i s b a g i p a r a p e m u d a d a l a m m e r u m u s k a n k e s a t u a n d a n p e r s a t u a n , s e h i n g g a m a m p u memodali diri untuk terus mengusir penjajah yang selama ratusan tahun bercokol di negara kita.Cipratan darah di dinding-dinding bangunan tua Surabaya menjadi saksi atas pengorbanan para pemuda, yang gagah berani mengusir penjajah dari tanah air Indonesia. Namun, sekarang rupanya momen bersejarah itu hanya ingatan tekstual yang terlampir padalembaran buku–buku sejarah bangsa. Pemuda masa kini, yang hidup di tengah arus globalisasi banyak yang tidak bertahan dan hanyut terbawa arus gaya hidup amoral. Hidup ala cowboy ataukebarat-baratan akrab dengan kehidupan para pemuda. Rasa gengsi dengan budaya lokal, banggadengan budaya luar adalah cikal bakal lahirnya pemuda yang kurang respek dengan agama dansejuta kearifan lokal bangsanya.Jika dulu (prakemerdekaan) para pemuda memegang senjata dengan kekhawatiran negara yangdicintainya dicuri bangsa lain. Kini, pemuda tidak mempunyai pegangan apa-apa. Pendidikansebagai asas pencetak karakter juga, bagi sebagian pemuda hanyalah formalitas, bukan urgensikehidupan. Tingkat pendidikan Indonesia memang meningkat jika dibandingkan dengan zamandulu, apalagi zaman penjajahan. Akan tetapi, kepintaran kaum muda saat ini, tidak dibarengiketangguhan moral yang seharusnya terus meningkat. Rapuh pijakanDekadensi moral pemuda, sebagai anak bangsa adalah dampak dari tidak adanya pijakanterhadap nilai-nilai yang sarat teladan. Mengonsumsi narkoba dan miras menjadi hal yang biasamenurut sebagian kalangan pemuda. Mereka menganggap bahwa hal itu hanya keisengansemata. Pesta seks dan narkoba sering terngiang di telinga. Bahkan, hampir setiap hari, mediamelaporkan kejahatan yang dilakukan pemuda amoral. Misalnya, kasus pemuda yang meninggal

  akibat menenggak minuman yang haram di daerah Indramayu.Minuman keras dan narkoba telah mempengaruhi dan meracuni para pemuda sehingga masadepan mereka terkikis habis. Bukan hanya narkoba dan miras saja yang menjadi indikator demoralisasi. Tidak kalah berbahayanya adalah freesex. Kebebasan seks juga merajalela dikalangan pemuda. Penganut seks bebas merasa hal itu tidak salah dan wajar. Parahnya lagi,mereka tidak menyadari bahwa dibalik perilaku itu akan menyebabkan mereka rawan terkenaAIDS dan penyakit lainnya.Hidup modern yang dianut pemuda Indonesia, tidak dilandasi dengan nilai moral dan cenderungmengadopsi budaya negatif modernitas, menjerumuskannya ke lembah degradasi laku, di manatidak akan ditemui lagi masa depan yang cerah. Pemuda yang tidak bisa menyaring budaya Baratdan arus modernitas akan menyebabkan dua arus itu

Page 5: logo

sebagai ancaman bagi masa depannya.Padahal jika ia mampu memaknai modernitas, pasti ia akan menemukan kebaikan-kebaikan yangdikandungnya.Ancaman demoralisasi pemuda terus menerus melanda bangsa ini. Pornoaksi dan pornografiseringkali menjadi tontonan umum, bahkan tuntunan. Efek yang ditimbulkan dari pornoaksi dan pornografi adalah lahirnya paham seks bebas. Televisi, internet, dan CD/DVD fornomenayangkannya seolah tuntutan pasar. Sehingga, dampaknya pada pemuda, mereka banyak yang mengikuti gaya hidup tersebut. Tayangan gaya hidup negatif Barat terus menerus menyeret pemuda ke kandang modernitas dan mengikatnya, hingga mereka berkiblat pada laku lampahBarat yang tak beradab. Inilah racun yang sangat ditakuti mendegradasi kepribadian generasimuda bangsa ini.Tayangan-tayangan film yang kurang bermoral seharusnya jangan diputar pada jam-jam di mana banyak orang suka menonton TV. Hal ini dikhawatirkan terekam oleh anak kecil dandipraktikannya dalam kehidupan nyata. Seandainya terus dibiarkan, dekadensi moral akanmendera kalangan muda dan mengikis eksistensi kader bangsa yang berkualitas. Akibatnya, jika pejabat dicetak dari seorang pemuda yang akhlaknya bobrok, pejabatnya rusak dan sistem pemerintahan pun semrawut karena dipimpin orang yang tidak bermoral. Pemuda semestinyaAncaman demoralisasi adalah permasalahan bangsa yang sangat menakutkan dan sangat berbahaya. Jika hal ini terus-menerus dibiarkan, maka akan mengakar di diri tiap pemuda, bahkan seluruh lapisan masyarakat akan terkena dampak krisis moral ini. Kelalaian danketeledoran bangsa Indonesia dalam menjaring setiap budaya yang masuk ke negara ini,melahirkan dampak yang negatif dan merusak. Westernisasi yang dibiarkan, lama–kelamaanakan menghapus kebudayaan lokal yang penuh dengan kearifan hidup.Jika ancaman demoralisasi tidak disikapi dengan serius, kita tidak akan jadi bangsa yang maju,tidak akan ada yang berteriak “merdeka” untuk membela tanah air ini. Mungkin korban pemudayang mati karena minuman keras, narkoba, AIDS atau lainnya akan jadi pemandangan yangmengerikan setiap hari. Maka, media sebagai alat informasi selayaknya menayangkan hal-halyang memotivasi, setidaknya kritis moralis atau kritis konstruktif demi membangkitkan gairah pemuda. Menyadarkannya bahwa “Bangsa Indonesia membutuhkan pemuda yang bermoral, bahkan mereka adalah harapan Bangsa”.Last not but least, sudah saatnya, kita membangun masyarakat yang menjunjung tinggi moralitas  dan nilai-nilai budaya lokal. Bukankah, pemuda adalah generasi bangsa, penerus bangsa, pemertahan kibaran Sang Merah Putih di langit yang biru? Bahkan Presiden Pertama RI,Soekarno berteriak, “Berikan aku satu pemuda maka akan aku guncang Indonesia, berikan akusepuluh orang pemuda maka akan aku guncang dunia.”

Mazmur 46

Cara menjadi orang besarMalu bertanya, sesat di jalan. Itulah yang terjadi pada murid-murid Yesus. Walau tidak mengerti perkataan Yesus mengenai kematian dan kebangkitan-Nya, mereka enggan bertanya (ayat 32). Akibatnya mereka sesat. Ini tampak dari topik pembicaraan mereka kemudian, yaitu tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Ironis bukan? Mereka mengira bahwa Yesus akan menjadi raja besar. Dan orang yang terbesar dari antara para murid, tentu akan diberi jabatan terbesar dalam kerajaan yang akan didirikan Sang Guru. Maka Yesus mengajar mereka bahwa kebesaran dalam kerajaan-Nya tergantung dari kesediaan orang untuk

Page 6: logo

melayani orang lain. Bahkan meski yang dilayani itu adalah seorang anak (ayat 36). Dalam budaya Yahudi, anak tidak dianggap penting.

Pandangan Yesus berbeda dari pandangan dunia yang menganggap bahwa kebesaran ditentukan oleh seberapa banyak orang yang melayani kita. Dunia memang mencari kebesaran dalam bentuk kuasa, popularitas, dan kekayaan. Ambisi dunia adalah menerima perhatian dan penghargaan. Lalu salahkah berambisi menjadi orang besar? Bukan demikian. Yesus ingin meluruskan pandangan bahwa kebesaran adalah menjadi orang pertama, sementara orang lain menjadi nomor dua, tiga, dan seterusnya. Kebesaran sejati bukan menempatkan diri di atas orang lain supaya kita dimuliakan. Kebesaran adalah menempatkan diri kita untuk melayani dan menjadi berkat bagi sesama. Misalnya seorang dokter. Ia dianggap besar bukan karena ia seorang spesialis yang bekerja di rumah sakit mahal. Atau karena ia sering menjadi pembicara di seminar-seminar kesehatan. Ia dianggap besar bila ia juga menyediakan waktunya untuk menangani orang miskin.

Hasrat menjadi yang terbesar dapat mengancam keefektifan kita sebagai murid Tuhan. Hasrat untuk dimuliakan seharusnya tidak dimiliki seorang pengikut Yesus. Apa solusinya? Milikilah hati seorang hamba. Bersiaplah mengutamakan orang lain dan merendahkan diri sendiri. Ingatlah bahwa Yesus rela dianggap tak berarti dan memikul salib bagi kita.