LOG BOOK PJBL-NC SH
-
Upload
premawahini -
Category
Documents
-
view
51 -
download
1
Transcript of LOG BOOK PJBL-NC SH
LOG BOOK
PJBL-NC
BLOK SISTEM GASTRO INTESTINAL TRACT (GIT)
SIROSIS HEPATIS
Disusun Oleh
Desak Gede Prema Wahini
(105070201131010)
NURSING K3LN PROGRAMME
MEDICAL FACULTY OF BRAWIJAYA UNIVERSITY
MALANG
2013
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI HATI
Hati adalah organ yang terbesar yang terletak di sebelah kanan
atas rongga perut di bawah diafragma. Beratnya 1.500 gr atau 2,5 %
dari berat badan orang dewasa normal. Pada kondisi hidup berwarna
merah tua karena kaya akan persediaan darah.
Hati terbagi menjadi lobus kiri dan lobus kanan yang dipisahkan
oleh ligamentum falciforme, di inferior oleh fissure dinamakan dengan
ligamentum teres dan di posterior oleh fissure dinamakan dengan
ligamentum venosum. . Lobus kanan hati enam kali lebih besar dari
lobus kirinya dan mempunyai 3 bagian utama yaitu : lobus kanan atas,
lobus caudatus, dan lobus quadrates. Hati dikelilingi oleh kapsula
fibrosa yang dinamakan kapsul glisson dan dibungkus peritorium pada
sebagian besar keseluruhan permukaannnya
Hati disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu : Vena porta
hepatica yang berasal dari lambung dan usus, yang kaya akan nutrien
seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air, dan
mineral dan Arteri hepatica, cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan
oksigen. Untuk lebih jelasnya anatomi hati dapat dilihat pada gambar
berikut :
Hati selain salah satu organ di badan kita yang terbesar , juga
mempunyai fungsi yang terbanyak. Fungsi dari hati dapat dilihat
sebagai organ keseluruhannya dan dapat dilihat dari sel-sel dalam hati.
1. Fungsi hati sebagai organ keseluruhannya diantaranya
adalah :
a. Ikut mengatur keseimbangan cairan dan elekterolit,
karena semua cairan dan garam akan melewati hati
sebelum ke jaringan ekstraseluler lainnya.
b. Hati bersifat sebagai spons akan ikut mengatur volume
darah, misalnya pada dekompensasio kordis kanan maka
hati akan membesar.
c. Sebagai alat saringan (filter).
d. Semua makanan dan berbagai macam substansia yang
telah diserap oleh intestine akan dialirkan ke organ
melalui sistema portal.
2. Fungsi dari sel-sel hati dapat dibagi
a. Fungsi Sel Epitel di antaranya ialah :
Sebagai pusat metabolisme di antaranya metabolisme
karbohidrat, protein, lemak, empedu, Proses
metabolisme akan diuraikan sendiri
Sebagai alat penyimpan vitamin dan bahan makanan
hasil metabolisme. Hati menyimpan makanan tersebut
tidak hanya untuk kepentingannnya sendiri tetapi
untuk organ lainya juga.
Sebagai alat sekresi untuk keperluan badan kita:
diantaranya akan mengeluarkan glukosa, protein,
factor koagulasi, enzim, empedu.
Proses detoksifikasi, dimana berbagai macam toksik
baik eksogen maupun endogen yang masuk ke badan
akan mengalami detoksifikasi dengan cara oksidasi,
reduksi, hidrolisa atau konjugasi.
b. Fungsi sel kupfer sebagai sel endotel mempunyai fungsi
sebagai sistem retikulo endothelial.
Sel akan menguraikan Hb menjadi bilirubin
Membentuk a-globulin dan immune bodies
Sebagai alat fagositosis terhadap bakteri dan elemen
puskuler atau makromolekuler.
C. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Identitas klien
- Nama : Ny. A
- Usia : 48 tahun
- Jenis kelamin : Perempuan
- Agama : Islam
- Pekerjaan : Pedagang
- Pendidikan : SMA
- Alamat : Jalan Veteran No. X Malang
- Tanggal masuk : 11 Maret 2013
- Tanggal pengkajian : 11 Maret 2013
- Diagnosa medis : Sirosis Hepatis
- Rencana terapi : Pemberian interferon alfa dan
lamivudin untuk penatalaksanaan hepatitis B. Penatalaksanaan
asites dengan tirah baring, diet rendah garam dan pemberian
diuretic.
2. Keluhan utama/alasan masuk rumah sakit :
Klien mengeluh mudah lelah, lemah dan perut terasa kembung.
3. Riwayat kesehatan sekarang :
Sejak seminggu yang lalu klien mengeluh mual-mual dan nafsu
makannya menurun, kadang diikuti perasaan sesak. Klien juga
mengeluh fesesnya berwarna pucat dan air kemihnya berwarna
coklat pekat seperti teh. Berdasarkan hasil inspeksi terdapat
penguningan pada mata dan kulit. Terdapat edema pada kaki klien
dan pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan. Auskultasi :
bising usus 5 kali/ menit di tiap kuadran. Perkusi : Terdapat
pembesaran hati dengan nilai GMK : 14 cm dan GMS : 9 cm.
Palpasi : nyeri tekan bagian epigastrik (+). BB : 69 kg, TB : 167 cm,
dan LLA : 27 cm. Konjungtiva anemis. TD: 100/80 mmHg, Suhu:
38,20C, RR: 24 x/mnt, Nadi 100 x/mnt ireguler. Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan : SGOT/SGPT meningkat,
Hipoalbumin, Trombositopenia, Anemia, ECG kesan AF rapid
respon ireguler, RO thorak CTR > 50%. Hasil USG Hepar terdapat
kesan Serosis Hati.
4. Riwayat kesehatan lalu
- Penyakit yang pernah dialami : Klien mengaku didiagnosa
mengidap hepatitis B sejak 2 tahun lalu. Sudah 1 tahun ini, klien
tidak pernah kontrol kerumah sakit. Riwayat klien sering
meminum jamu-jamu tradisional yang dijual di warung. Klien
bekerja mulai dari jam 8 pagi sampai jam 6 malam sebagai
pedagang.
- Kecelakaan yang pernah dialami : -
- Keracunan : -
5. Riwayat kesehatan keluarga
- Penyakit anggota keluarga : -
- Genogram : -
6. Riwayat psikososial : -
7. Riwayat hospitalisasi : -
8. Pola aktivitas sehari-hari :
- Nutrisi
- Cairan
- Eliminasi (BAB dan BAK)
Sejak seminggu yang lalu klien mengeluh mual-mual dan nafsu makannya menurun.
- Istirahat/tidur
- Olahraga
- Personal hygiene
Klien juga mengeluh fesesnya berwarna pucat
Klien juga mengeluh air kemihnya berwarna coklat pekat seperti teh.
- Aktifitas/mobilisasi fisik
- Rekreasi
9. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum klien : lemah
- Tanda-tanda vital : TD: 100/80 mmHg, Suhu: 38,20C, RR:
24 x/mnt, Nadi 100 x/mnt ireguler.
- Inspeksi : terdapat penguningan pada mata dan kulit. Terdapat
edema pada kaki klien dan pembesaran abdomen akibat
penumpukan cairan.
- Auskultasi : bising usus 5 kali/ menit di tiap kuadran.
Klien bekerja mulai dari jam 8 pagi sampai jam 6 malam sebagai pedagang.
- Perkusi : terdapat pembesaran hati dengan nilai GMK : 14 cm
dan GMS : 9 cm.
- Palpasi : nyeri tekan bagian epigastrik (+).
- Hasil tes asites (+) : terdapat penumpukan cairan di abdomen.
- Kepala dan wajah : berdasarkan hasil inspeksi terdapat
penguningan pada mata. Konjungtiva anemis.
- Leher : -
- Dada/thorax : kadang diikuti perasaan sesak.
- Abdomen : klien mengeluh mudah lelah, lemah dan perut terasa
kembung. Sejak seminggu yang lalu klien mengeluh mual-mual
dan nafsu makannya menurun, pembesaran abdomen akibat
penumpukan cairan. Klien juga mengeluh fesesnya berwarna
pucat dan air kemihnya berwarna coklat pekat seperti teh.
- Ekstremitas : terdapat edema pada kaki klien. Penguningan
pada kulit.
- Punggung : -
- Genetalia :
10.Pemeriksaan diagnostik
- Laboratorium : SGOT/SGPT meningkat, Hipoalbumin,
Trombositopenia, Anemia.
- RO thorak : CTR > 50%.
- CT Scan : -
- ECG : kesan AF rapid respon ireguler.
- USG : Hepar terdapat kesan Serosis Hati.
11.Terapi
Pemberian interferon alfa dan lamivudin untuk penatalaksanaan
hepatitis B. Penatalaksanaan asites dengan tirah baring, diet
rendah garam dan pemberian diuretic.
D. ANALISA DATA
Data Subyektif : Data Obyektif :
- Ny. A usia 48 tahun. - Berdasarkan hasil inspeksi
terdapat penguningan pada
mata dan kulit. Terdapat edema
pada kaki klien dan pembesaran
abdomen akibat penumpukan
cairan.
- Mengeluh mudah lelah,
lemah dan perut terasa
kembung.
- Auskultasi : bising usus 5 kali/
menit di tiap kuadran.
- Sejak seminggu yang lalu
klien mengeluh mual-mual
dan nafsu makannya
menurun, kadang diikuti
perasaan sesak.
- Perkusi : Terdapat pembesaran
hati dengan nilai GMK : 14 cm
dan GMS : 9 cm.
- Klien juga mengeluh
fesesnya berwarna pucat dan
air kemihnya berwarna coklat
pekat seperti teh.
- Palpasi : nyeri tekan bagian
epigastrik (+).
- Klien mengaku didiagnosa
mengidap hepatitis B sejak 2
tahun lalu.
- BB : 69 kg, TB : 167 cm, dan
LLA : 27 cm.
- Sudah 1 tahun ini, klien tidak
pernah kontrol kerumah
sakit.
- Konjungtiva anemis.
- Riwayat klien sering
meminum jamu-jamu
tradisional yang dijual di
warung.
- TTV : TD: 100/80 mmHg,
Suhu: 38,20C, RR: 24 x/mnt,
Nadi 100 x/mnt ireguler.
- Klien bekerja mulai dari jam 8
pagi sampai jam 6 malam
sebagai pedagang.
- Keadaan umum klien : lemah.
- Laboratorium : SGOT/SGPT
meningkat, Hipoalbumin,
Trombositopenia, Anemia.
- RO thorak : CTR > 50%.
- USG : Hepar terdapat kesan
Serosis Hati.
- ECG : kesan AF rapid respon
ireguler.
No. Data Etiologi Diagnosa
Keperawatan
1 Ds :
- Sejak seminggu yang
lalu klien mengeluh
mual-mual dan nafsu
makannya menurun.
- Klien mengaku
didiagnosa mengidap
hepatitis B sejak 2
tahun lalu.
- Sudah 1 tahun ini,
Riwayat klien sering
meminum jamu-jamu
tradisional yang
dijual di warung.
Klien mengaku
didiagnosa
mengidap hepatitis B
sejak 2 tahun lalu.
Sudah 1 tahun ini,
klien tidak pernah
kontrol kerumah
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
klien tidak pernah
kontrol kerumah
sakit.
- Riwayat klien sering
meminum jamu-jamu
tradisional yang dijual
di warung.
Do :
- Perkusi : Terdapat
pembesaran hati
dengan nilai GMK :
14 cm dan GMS : 9
cm.
- Palpasi : nyeri tekan
bagian epigastrik (+).
- BB : 69 kg, TB : 167
cm, dan LLA : 27 cm.
- Keadaan umum
klien : lemah.
- Laboratorium :
SGOT/SGPT
meningkat,
Hipoalbumin,
Trombositopenia,
Anemia.
- RO thorak : CTR >
50%.
- USG : Hepar terdapat
sakit.
Perkusi : Terdapat
pembesaran hati
dengan nilai GMK :
14 cm dan GMS : 9
cm.
Palpasi : nyeri tekan
bagian epigastrik (+).
SGOT/SGPT
meningkat,
Hipoalbumin,
Trombositopenia,
Anemia, ECG kesan
AF rapid respon
ireguler, RO thorak
CTR > 50%. Hasil
USG Hepar terdapat
kesan Serosis Hati.
Keadaan umum klien
: lemah.
Sejak seminggu
yang lalu klien
mengeluh mual-mual
dan nafsu makannya
menurun.
BB : 69 kg, TB : 167
cm, dan LLA : 27 cm.
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
kesan Serosis Hati.
- ECG : kesan AF
rapid respon ireguler.
2 Ds :
- Mengeluh mudah
lelah, lemah.
- Klien mengaku
didiagnosa mengidap
hepatitis B sejak 2
tahun lalu.
- Sudah 1 tahun ini,
klien tidak pernah
kontrol kerumah
sakit.
- Riwayat klien sering
meminum jamu-jamu
tradisional yang dijual
di warung.
- Klien bekerja mulai
dari jam 8 pagi
sampai jam 6 malam
sebagai pedagang.
Do :
- Keadaan umum
klien : lemah.
- Perkusi : Terdapat
pembesaran hati
dengan nilai GMK :
14 cm dan GMS : 9
Riwayat klien sering
meminum jamu-jamu
tradisional yang
dijual di warung.
Klien mengaku
didiagnosa
mengidap hepatitis B
sejak 2 tahun lalu.
Klien bekerja mulai
dari jam 8 pagi
sampai jam 6 malam
sebagai pedagang.
Sudah 1 tahun ini,
klien tidak pernah
kontrol kerumah
sakit.
Perkusi : Terdapat
pembesaran hati
dengan nilai GMK :
14 cm dan GMS : 9
cm.
Palpasi : nyeri tekan
bagian epigastrik (+).
SGOT/SGPT
meningkat,
Hipoalbumin,
Trombositopenia,
Keletihan
cm.
- Laboratorium :
SGOT/SGPT
meningkat,
Hipoalbumin,
Trombositopenia,
Anemia.
- RO thorak : CTR >
50%.
- USG : Hepar terdapat
kesan Serosis Hati.
- ECG : kesan AF
rapid respon ireguler.
Anemia, ECG kesan
AF rapid respon
ireguler, RO thorak
CTR > 50%. Hasil
USG Hepar terdapat
kesan Serosis Hati.
Keadaan umum klien
: lemah.
Mengeluh mudah
lelah, lemah.
Keletihan
3 Ds :
- Perut terasa
kembung.
- Klien mengaku
didiagnosa mengidap
hepatitis B sejak 2
tahun lalu.
- Sudah 1 tahun ini,
klien tidak pernah
kontrol kerumah
sakit.
- Riwayat klien sering
meminum jamu-jamu
tradisional yang dijual
di warung.
Riwayat klien sering
meminum jamu-jamu
tradisional yang
dijual di warung.
Klien mengaku
didiagnosa
mengidap hepatitis B
sejak 2 tahun lalu.
Sudah 1 tahun ini,
klien tidak pernah
kontrol kerumah
sakit.
SGOT/SGPT
meningkat,
Hipoalbumin,
Trombositopenia,
Anemia, ECG kesan
Gangguan rasa
nyaman
Do :
- Perkusi : Terdapat
pembesaran hati
dengan nilai GMK :
14 cm dan GMS : 9
cm.
- Palpasi : nyeri tekan
bagian epigastrik (+).
- Laboratorium :
SGOT/SGPT
meningkat,
Hipoalbumin,
Trombositopenia,
Anemia.
- RO thorak : CTR >
50%.
- USG : Hepar terdapat
kesan Serosis Hati.
- ECG : kesan AF
rapid respon ireguler.
AF rapid respon
ireguler, RO thorak
CTR > 50%. Hasil
USG Hepar terdapat
kesan Serosis Hati.
Perkusi : Terdapat
pembesaran hati
dengan nilai GMK :
14 cm dan GMS : 9
cm.
Palpasi : nyeri tekan
bagian epigastrik (+).
Perut terasa
kembung.
Gangguan rasa
nyaman
4 Ds :
- Klien mengaku
didiagnosa mengidap
hepatitis B sejak 2
tahun lalu.
- Sudah 1 tahun ini,
klien tidak pernah
kontrol kerumah
sakit.
Riwayat klien sering
meminum jamu-jamu
tradisional yang
dijual di warung.
Klien mengaku
didiagnosa
mengidap hepatitis B
sejak 2 tahun lalu.
Sudah 1 tahun ini,
Kelebihan volume
cairan
- Riwayat klien sering
meminum jamu-jamu
tradisional yang dijual
di warung.
Do :
- Terdapat edema
pada kaki klien dan
pembesaran
abdomen akibat
penumpukan cairan.
- Perkusi : Terdapat
pembesaran hati
dengan nilai GMK :
14 cm dan GMS : 9
cm.
- Laboratorium :
SGOT/SGPT
meningkat,
Hipoalbumin,
Trombositopenia,
Anemia.
- RO thorak : CTR >
50%.
- USG : Hepar terdapat
kesan Serosis Hati.
- ECG : kesan AF
rapid respon ireguler.
klien tidak pernah
kontrol kerumah
sakit.
SGOT/SGPT
meningkat,
Hipoalbumin,
Trombositopenia,
Anemia, ECG kesan
AF rapid respon
ireguler, RO thorak
CTR > 50%. Hasil
USG Hepar terdapat
kesan Serosis Hati.
Perkusi : Terdapat
pembesaran hati
dengan nilai GMK :
14 cm dan GMS : 9
cm.
Terdapat edema
pada kaki klien dan
pembesaran
abdomen akibat
penumpukan cairan.
Kelebihan volume
cairan
5 Ds :
- Perut terasa
Riwayat klien sering
meminum jamu-jamu
tradisional yang
Ketidakefektifan pola
nafas
kembung.
- Kadang diikuti
perasaan sesak.
- Klien mengaku
didiagnosa mengidap
hepatitis B sejak 2
tahun lalu.
- Sudah 1 tahun ini,
klien tidak pernah
kontrol kerumah
sakit.
- Riwayat klien sering
meminum jamu-jamu
tradisional yang dijual
di warung.
Do :
- Terdapat
pembesaran
abdomen akibat
penumpukan cairan.
- Perkusi : Terdapat
pembesaran hati
dengan nilai GMK :
14 cm dan GMS : 9
cm.
- RR: 24 x/mnt.
- Laboratorium :
SGOT/SGPT
meningkat,
dijual di warung.
Klien mengaku
didiagnosa
mengidap hepatitis B
sejak 2 tahun lalu.
Sudah 1 tahun ini,
klien tidak pernah
kontrol kerumah
sakit.
SGOT/SGPT
meningkat,
Hipoalbumin,
Trombositopenia,
Anemia, ECG kesan
AF rapid respon
ireguler, RO thorak
CTR > 50%. Hasil
USG Hepar terdapat
kesan Serosis Hati.
Perkusi : Terdapat
pembesaran hati
dengan nilai GMK :
14 cm dan GMS : 9
cm.
Terdapat
pembesaran
abdomen akibat
penumpukan cairan.
Perut terasa
kembung.
Hipoalbumin,
Trombositopenia,
Anemia.
- RO thorak : CTR >
50%.
- USG : Hepar terdapat
kesan Serosis Hati.
- ECG : kesan AF
rapid respon ireguler.
Kadang diikuti
perasaan sesak.
RR: 24 x/mnt.
Ketidakefektifan pola
nafas
6 Ds :
- Klien mengaku
didiagnosa mengidap
hepatitis B sejak 2
tahun lalu.
- Sudah 1 tahun ini,
klien tidak pernah
kontrol kerumah
sakit.
- Riwayat klien sering
meminum jamu-jamu
tradisional yang dijual
di warung.
Do :
- Perkusi : Terdapat
pembesaran hati
dengan nilai GMK :
14 cm dan GMS : 9
cm.
- Laboratorium :
Riwayat klien sering
meminum jamu-jamu
tradisional yang
dijual di warung.
Klien mengaku
didiagnosa
mengidap hepatitis B
sejak 2 tahun lalu.
Sudah 1 tahun ini,
klien tidak pernah
kontrol kerumah
sakit.
SGOT/SGPT
meningkat,
Hipoalbumin,
Trombositopenia,
Anemia, ECG kesan
AF rapid respon
ireguler, RO thorak
CTR > 50%. Hasil
USG Hepar terdapat
Hipertermia
SGOT/SGPT
meningkat,
Hipoalbumin,
Trombositopenia,
Anemia.
- RO thorak : CTR >
50%.
- USG : Hepar terdapat
kesan Serosis Hati.
- ECG : kesan AF
rapid respon ireguler.
- Suhu: 38,20C
kesan Serosis Hati.
Perkusi : Terdapat
pembesaran hati
dengan nilai GMK :
14 cm dan GMS : 9
cm.
Proses inflamasi
pada hepar.
Suhu: 38,20C
Hipertermia
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor
biologis diakibatkan perasaan tidak nyaman pada abdomen karena
proses inflamasi pada hepar.
2. Keletihan b.d gangguan metabolisme karbohidrat,lemak dan protein
pada proses inflamasi di hepar.
3. Gangguan rasa nyaman b.d pembesaran hepar, penumpukan
cairan di abdomen karena proses inflamasi pada hepar.
4. Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi karena
gangguan metabolisme protein di hepar.
5. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan dan penekanan di
diafragma akibat penumpukan cairan di abdomen.
6. Hipertermia b.d proses inflamasi pada hepar.
F. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Rencana Keperawatan Evaluasi
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan
Kriteria HasilIntervensi dan Rasional
1 Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
b.d faktor biologis
diakibatkan
perasaan tidak
nyaman pada
abdomen karena
proses inflamasi
pada hepar.
- Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 3x24
jam status
nutrisi klien
membaik.
- Kriteria hasil :
nafsu makan
klien
meningkat,
klien
menghabiska
n makanan
yang
disediakan,
tidak terjadi
penurunan
berat badan.
a. Diskusikan dengan
klien tentang
pentingnya nutrisi bagi
klien (Rasional : nutrisi
yang baik dapat
mempercepat proses
penyembuhan).
b. Anjurkan klien makan
sedikit tapi sering
(Rasional :
peningkatan tekanan
intraabdominal akibat
asites menekan
saluran GI dan
menurunkan
kapasitasnya, makan
dengan porsi sedikit
tapi sering mampu
mengoptimalkan
proses pencernaan
pada saluran GI).
c. Pantau intake klien
sesuai dengan diet
yang telah disediakan
(Rasional : intake
yang adekuat
merupakan salah satu
kriteria keberhasilan
intervensi yang
- S : Klien
mengatakan
nafsu
makannya
bertambah.
- O : Klien
menghabiska
n makanan
yang
disediakan
dan tidak
terjadi
penurunan BB
pada klien.
- A : Masalah
teratasi
sepenuhnya.
- P : Intervensi
dihentikan,
dilanjutkan
dengan
monitoring
intake nutrisi
klien.
diberikan)
d. Timbang BB klien
setiap hari (Rasional :
memastikan tidak
terjadi penurunan BB
pada klien).
e. Batasi cairan 1 jam
sebelum dan sesudah
makan (Rasional :
cairan dapat
menurunkan masukan
dan nafsu makan).
f. Pertahankan oral
hygiene (Rasional :
akumulasi partikel
makanan di mulut
dapat menambah bau
dan rasa tak sedap
yang dapat
menurunkan nafsu
makan).
g. Batasi makanan yang
tinggi lemak
(Rasional : kerusakan
pada aliran empedu
menyebabkan
malabsorbsi lemak).
2 Keletihan b.d
gangguan
metabolisme
karbohidrat,lemak
- Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
a. Pantau tingkat
keletihan klien
(Rasional : keletihan
dapat mengganggu
- S : Klien
mengungkapk
an secara
verbal
dan protein pada
proses inflamasi di
hepar.
selama 2x24
jam keletihan
klien
berkurang.
- Kriteria hasil :
klien
mengungkapk
an secara
verbal
keletihan
yang
dirasakan
berkurang,
ekspresi
wajah klien
tampak rileks
dan TTV
dalam batas
normal, TD :
120/80
mmHg, N :
80-100 x/mnt,
RR : 16-20
x/mnt, S : 36-
370C)
kemampuan fisik dan
psikologis klien).
b. Pantau TTV klien
(Rasional : penurunan
TTV mengindikasikan
adanya kelemahan
dan keletihan)
c. Anjurkan klien untuk
menutup mata,
meluruskan kaki dan
rileks (Rasional : posisi
yang nyaman
memudahkan relaksasi
otot dan menurunkan
keletihan).
d. Tingkatkan tirah baring
klien (Rasional :
frekuensi istirahat yang
mencukupi dapat
menurunkan keletihan
yang dirasakan)
keletihan
yang
dirasakan
berkurang
- O : Wajah
klien tampak
rileks dan
TTV dalam
batas normal,
TD : 120/80
mmHg, N :
80-100 x/mnt,
RR : 16-20
x/mnt, S : 36-
370C)
- A : Masalah
teratasi
sepenuhnya.
- P : Intervensi
dihentikan,
dilanjutkan
dengan
monitoring
tingkat
keletihan
klien.
3 Gangguan rasa
nyaman b.d
pembesaran hepar,
penumpukan cairan
di abdomen karena
proses inflamasi
- Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 3x24
jam terdapat
a. Anjurkan klien untuk
mempertahankan tirah
baring ketika
mengalami gangguan
rasa nyaman pada
abdomen (Rasional :
- S : klien
mengungkapk
an secara
verbal rasa
nyamannya
meningkat.
pada hepar. peningkatan
rasa nyaman
pada klien.
- Kriteria hasil :
klien
mengungkapk
an secara
verbal rasa
nyamannya
meningkat
dan klien
terlihat dapat
mempertahan
kan tirah
baring.
tirah baring dapat
mengurangi kebutuhan
metabolik dan
melindungi hati dari
aktifitas metabolisme
yang berlebihan).
b. Kolaborasi pemberian
sedatif dan
antispasmodik yang
tidak hepatotoksik
sesuai order
(Rasional :
antispasmodic dan
sedatif dapat
mengurangi iritabilitas
traktus gastrointestinal
dan gangguan rasa
nyaman yang
diakibatkannya).
c. Anjurkan klien untuk
mengurangi asupan
natrium dan cairan jika
diinstruksikan
(Rasional : asupan
natrium dan cairan
yang berlebihan dapat
memperparah asites
yang dialami klien)
- O : klien
terlihat dapat
mempertahan
kan tirah
baring.
- A : Masalah
teratasi
sepenuhnya.
- P : Intervensi
dihentikan,
dilanjutkan
dengan
monitoring
rasa nyaman
klien.
4 Kelebihan volume
cairan b.d
gangguan
mekanisme
- Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
a. Batasi asupan cairan
dan natrium jika
diinstruksikan
(Rasional :
- S : klien
menyatakan
perasaan
penuh pada
regulasi karena
gangguan
metabolisme
protein di hepar.
selama 3x24
jam status
volume cairan
klien
membaik.
- Kriteria hasil :
terdapat
penurunan
lingkar perut
sebesar 2 cm
dalam 3 hari
dan klien
menyatakan
perasaan
penuh pada
abdomen
berkurang.
meminimalkan
pembentukan asites
dan edema).
b. Kolaborasi pemberian
diuretik, suplemen
kalium dan protein
sesuai order
(Rasional :
meningkatkan eksresi
cairan berlebih dan
mempertahankan
keseimbangan volume
cairan).
c. Catat intake dan output
cairan (Rasional :
menilai efektifitas
terapi dan kecukupan
asupan cairan).
d. Ukur dan catat lingkar
perut (Rasional :
memantau perubahan
pada pembentukan
asites dan
penumpukan cairan).
e. Jelaskan rasional
pembatasan cairan
dan natrium pada klien
(Rasional :
meningkatkan
pemahaman dan sikap
kooperatif klien dalam
melaksanakan
abdomen
berkurang.
- O : terdapat
penurunan
lingkar perut
sebesar 2 cm
dalam 3 hari.
- A : Masalah
teratasi
sepenuhnya.
- P : Intervensi
dihentikan,
dilanjutkan
dengan
monitoring
volume cairan
klien.
pembatasan natrium
dan cairan).
5 Ketidakefektifan
pola nafas b.d
keletihan dan
penekanan di
diafragma akibat
penumpukan cairan
di abdomen.
- Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 4x24
jam pola
nafas klien
berangsur
membaik.
- Kriteria hasil :
klien
menyatakan
keluhan
sesaknya
berkurang
dan RR klien
dalam
rentang
normal 16-20
x/menit.
a. Ajarkan klien untuk
sesekali mengubah
posisi tidur menjadi
semifowler atau
meninggikan kepala
tempat tidur klien
(Rasional : mengurangi
tekanan abdominal
pada diafragma dan
memungkinkan
pengembangan toraks
dan ekspansi paru
yang optimal).
b. Edukasi klien unutk
mengurangi aktifitas
dan kebutuhan energi
(Rasional : mengurangi
kebutuhan metabolik
dan oksigen klien).
c. Bantu dan dampingi
klien dalam menjalani
parasentesis dan
torakosentesis
(Rasional :
parasentesis dan
torakosentesis
(tindakan yang
dilakukan untuk
mengeluarkan cairan
dari rongga toraks)
- S : klien
menyatakan
keluhan
sesaknya
berkurang.
- O : RR klien
dalam rentang
normal 16-20
x/menit.
- A : Masalah
teratasi
sepenuhnya.
- P : Intervensi
dihentikan,
dilanjutkan
dengan
monitoring
pola nafas
klien.
merupakan tindakan
yang menakutkan bagi
klien. Bantu klien agar
bekerja sama
menjalani prosedur ini
dengan meminimalkan
resiko dan gangguan
rasa nyaman).
d. Pantau pola nafas dan
kecepatan nafas klien,
normalnya RR : 16-20
x/menit (Rasional :
memonitor
keberhasilan intervensi
yang dilakukan).
6 Hipertermia b.d
proses inflamasi
pada hepar.
- Tujuan :
setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan
selama 1x24
jam suhu
tubuh klien
kembali
normal.
- Kriteria hasil :
suhu tubuh
klien dalam
rentang
normal 36-
370C dan
tidak terdapat
keluhan
a. Pantau suhu tubuh
klien setiap 6 jam
sekali. (Rasional :
merupakan indikasi
keberhasilan
intervensi)
b. Kolaborasi pemberian
interferon alfa dan
lamivudin. (Rasional :
penyakit hepatitis B
yang kronis
menyebabkan
inflamasi pada hepar
dan peningkatan suhu
tubuh secara sistemik,
interferon alfa dan
lamivudin merupakan
- S : Tidak
terdapat
keluhan
demam dari
klien.
- O : Suhu
tubuh klien
dalam rentang
normal 36-
370C.
- A : Masalah
teratasi
sepenuhnya.
- P : Intervensi
dihentikan,
dilanjutkan
demam dari
klien.
farmakologis untuk
penatalaksanaan
Hepatitis B)
c. Kolaborasi pemberian
antipiretik yang tidak
hepatotoksik. (Rasional
: merupakan
farmakologi yang
bekerja menurunkan
suhu tubuh)
d. Berikan kompres pada
bagian axilla dan lipat
paha. (Rasional :
menurunkan suhu
tubuh klien)
dengan
monitoring
suhu klien.
DAFTAR PUSTAKA
Nanda International. 2013. Nursing Diagnoses : Definitions And Classification 2012-
2014. Jakarta : EGC
Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 1994. Patofisiologi, Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta : EGC
MC, closky J dan Bulaceck. 2000. Nursing Intervension Classification (NIC). Mosby :
Philadelphia
Sunardi. 2006. Asuhan Keperawatan Pasien dengan Sirosis Hati pada Tn. MS di
Ruang Inap Irna B Lantai IV Kanan RSCM. Jakarta :FIK UI
Sutadi, Sri Maryani. 2003. Sirosis Hepatis. Medan : USU