LO. 8 Angka Kejadian Ptm

14
Prevalensi nasional Penyakit Sendi adalah 30,3% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala). Sebanyak 11 provinsi mempunyai prevalensi Penyakit Sendi diatas persentase nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, dan Papua Barat. Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Penyakit Sendi tertinggi adalah Sampang (57,5%), Lembata (57,5%), Tasikmalay a (56,4%), Cianjur (56,1%), Garut (55,8%), Sumedang (55,2%), Manggarai (54,7%), Tolikara ( 53,1%), Majalengka (51,9%), dan Jeneponto (51,9%). Sedangkan 10 kabupa ten/kota dengan prevalensi Penyakit Sendi terendah adalah Yakuhimo (0,1%), Oga n Komering Ulu (8,7%), Siak (9,9%), Kota Binjai (10,5%), Ogan Komering Ulu Timu r (10,7%), Karo (11,6%), Barito Timur (11,9%), Kota Payakumbuh (11,9%), Kota Makass ar (12,0%). Prevalensi nasional Hipertensi Pada Penduduk Umur > 18 Tahun adalah sebesar 29,8% (berdasarkan pengukuran). Sebanyak 10 provins i mempunyai prevalensi Hipertensi Pada Penduduk Umur > 18 Tahun diatas pre valensi nasional, yaitu Riau, Bangka Belitung, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa T imur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Ten gah, dan Sulawesi Barat. Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalen si Hipertensi Pada Penduduk Umur > 18 Tahun tertinggi adalah Natuna (5 3,3%), Mamasa (50,6%), Katingan (49,6%), Wonogiri (49,5%), Hulu Sungai Sel atan (48,2%), Rokan Hilir (47,7%), Kuantan Senggigi (46,3%), Bener Meriah (46,1%), Tap in (46,1%), dan Kota Salatiga (45,2%). Sedangkan 10 kabupaten/kota yang mempunyai prevalensi Hipertensi Pada Penduduk Umur > 18 Tahun terendah adalah Jayawijaya (6,8%), Teluk Wondama (9,4%), Bengkulu Selatan (11,0%), Kepulauan Mentawa

description

LO

Transcript of LO. 8 Angka Kejadian Ptm

Page 1: LO. 8 Angka Kejadian Ptm

Prevalensi nasional Penyakit Sendi adalah 30,3% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala). Sebanyak 11 provinsi mempunyai prevalensi Penyakit Sendi diatas persentase nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, dan Papua Barat. •Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Penyakit Sendi tertinggi adalah Sampang (57,5%), Lembata (57,5%), Tasikmalaya (56,4%), Cianjur (56,1%), Garut (55,8%), Sumedang (55,2%), Manggarai (54,7%),Tolikara ( 53,1%), Majalengka (51,9%), dan Jeneponto (51,9%). Sedangkan 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Penyakit Sendi terendah adalah Yakuhimo (0,1%), Ogan Komering Ulu (8,7%), Siak (9,9%), Kota Binjai (10,5%), Ogan Komering Ulu Timur (10,7%), Karo (11,6%), Barito Timur (11,9%), Kota Payakumbuh (11,9%), Kota Makassar (12,0%). •Prevalensi nasional Hipertensi Pada Penduduk Umur > 18 Tahun adalah sebesar 29,8% (berdasarkan pengukuran). Sebanyak 10 provinsi mempunyai prevalensi Hipertensi Pada Penduduk Umur > 18 Tahun diatas prevalensi nasional, yaitu Riau, Bangka Belitung, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Barat. •Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Hipertensi Pada Penduduk Umur > 18 Tahun tertinggi adalah Natuna (53,3%), Mamasa (50,6%), Katingan (49,6%), Wonogiri (49,5%), Hulu Sungai Selatan (48,2%), Rokan Hilir (47,7%), Kuantan Senggigi (46,3%), Bener Meriah (46,1%), Tapin (46,1%), dan Kota Salatiga (45,2%). Sedangkan 10 kabupaten/kota yang mempunyaiprevalensi Hipertensi Pada Penduduk Umur > 18 Tahun terendah adalah Jayawijaya(6,8%), Teluk Wondama (9,4%), Bengkulu Selatan (11,0%), Kepulauan Mentawai (11,1%), Tolikara (12,5%), Yahukimo (13,6%), Pegunungan Bintang (13,9%), Seluma (14,6%), Sarmi (14,6%), dan Tulang Bawang (15,9%). •Prevalensi nasional Strok adalah 0,8% (berdasarkandiagnosis tenaga kesehatan dan gejala). Sebanyak 11 provinsi mempunyai prevalensi Stroke diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera

Page 2: LO. 8 Angka Kejadian Ptm

Barat, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Papua Barat. •Prevalensi nasional Penyakit Asma adalah 4,0% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala). Sebanyak 9 provinsi mempunyai prevalensi Penyakit Asma diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Papua Barat. •Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Penyakit Asma tertinggi adalah Aceh Barat (13,6%), Buol (13,5%), Pohuwato (13,0%), Sumba Barat (11,5%), Boalemo (11,0%), Sorong Selatan (10,6%), Kaimana (10,5%), Tana Toraja (9,5%), Banjar (9,2%), dan Manggarai (9,2%). Sedangkan 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Penyakit Asma terendah adalah Yakuhimo (0,2%), Langkat (0,5%), Lampung Tengah (),5%), Tapanuli Selatan (0,6%), Lampung Utara (0,6%), Kediri (0,6%), Soppeng (0,6%), Karo (0,7%), Serdang Bedagai (0,7%), dan Kota Binjai (0,7%). •Prevalensi nasional Penyakit Jantung adalah 7,2% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala). Sebanyak 16 provinsi mempunyai prevalensi Penyakit Jantung diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, JawaTengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara,Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan SulawesiBarat. •Prevalensi nasional Penyakit Diabetes Melitus adalah 1,1% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala). Sebanyak 17 provinsi mempunyai prevalensi Penyakit Diabetes Melitus diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,

Page 3: LO. 8 Angka Kejadian Ptm

Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, dan Papua Barat. •Prevalensi nasional Penyakit Tumor/Kanker adalah 0,4% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan). Sebanyak 9 provinsi mempunyai prevalensi Penyakit Tumor/Kanker diatas prevalensi nasional, yaitu Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Banten, Bali, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. •Prevalensi nasional Gangguan Jiwa Berat adalah 0,5% (berdasarkan keluhan responden atau observasi pewawancara). Sebanyak 7 provinsi mempunyai prevalensi Gangguan Jiwa Berat diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, •Prevalensi nasional Buta Warna adalah 0,7% (berdasarkan keluhan responden). Sebanyak 6 provinsi mempunyai prevalensi Buta Warnadiatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, DKI Jakarta, dan Nusa Tenggara Barat. •Prevalensi nasional Glaukoma adalah 0,5% (berdasarkan keluhan responden). Sebanyak 9 provinsi mempunyai prevalensi Glaukoma diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo. •Prevalensi nasional Bibir Sumbing adalah 0,2% (berdasarkan keluhan responden atau observasi pewawancara). Sebanyak 7 provinsi mempunyai prevalensi Bibir Sumbing diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, dan Nusa Tenggara Barat. •Prevalensi nasional Dermatitis adalah 6,8% (berdasarkan keluhan responden). Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi Dermatitis diatas prevalensi nasional, yaitu

Page 4: LO. 8 Angka Kejadian Ptm

Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Bengkulu,Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo. •Prevalensi nasional Rhinitis adalah 2,4% (berdasarkan keluhan responden). Sebanyak 16 provinsi mempunyai prevalensi Rhinitis diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo. •Prevalensi nasional Talasemia adalah 0,1% (berdasarkan keluhan responden). Sebanyak 8 provinsi mempunyai prevalensi Talasemia diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, Maluku, dan Papua Barat.•Prevalensi nasional Hemofilia adalah 0,7% (berdasarkan keluhan responden). Sebanyak 12 provinsi mempunyai prevalensi Hemofiliadiatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Papua Barat dan Papua. •Prevalensi nasional Gangguan Mental Emosional PadaPenduduk Umur ≥15 Tahun adalah 11,6% (berdasarkan Self Reported Questionnarie). Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi Gangguan Mental Emosional PadaPenduduk Umur ≥15 Tahun diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawe

Page 5: LO. 8 Angka Kejadian Ptm

si Selatan, Gorontalo, dan Papua Barat. •Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Gangguan Mental Emosional tertinggi adalah Luwu Timur (33,7%), Manggarai (32,4%), Aceh Selatan (32,1%), Purwakarta (32,0%), Belitung Timur (31,0%), Banjarnegara (30,5%), Boalemo (29,9%), Cirebon (29,9%) dan Kota Malang (29,6%). Sedangkan 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Gangguan Mental Emosional terendah adalah Yahukimo (1,6%), Pulang Pisau (1,7%), Karimun (1,9%), Jayapura (1,9%), Sidoarjo (1,9%), Tabalong (2,1%), Maluku Tengah (2,4%), Kota Baru (2,4%), Kudus (2,4%), dan Muaro Jambi (2,4%). •Persentase nasional Low Visionadalah 4,8% (berdasarkan hasil pengukuran, visus <20/60 – 3/60). Sebanyak 8 provinsi mempunyai prevalensi Low Visiondiatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Bengkulu, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat. •Prevalensi nasional Kebutaan adalah 0,9% (berdasarkan hasil pengukuran, visus < 3/60). Sebanyak 11 provinsi mempunyai prevalensi Kebutaan diatas prevalensi nasional, yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, NusaTenggara Timur, Sulawesi Selatan, Gorontalo. •Prevalensi nasional Katarak Pada Penduduk Umur > 30 Tahun 1,8% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan). Sebanyak 12 provinsi mempunyai prevalensi Katarak Pada Penduduk Umur > 30 Tahun diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, DKI Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, dan Papua Barat. •

Page 6: LO. 8 Angka Kejadian Ptm

Secara nasional, 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Katarak Pada Penduduk Umur > 30 Tahun tertinggi adalah Aceh Selatan (53,2%), Boalemo (47,6%), Aceh Barat Daya (41,5%), Pidie (40,6%), Jeneponto (40,0%), Pasaman (39,2%), Maluku Tenggara (38,5%), Timor Tengah Utara (36,7%), Kampar (35,6%), dan Luwu Utara (35,5%). Sedangkan 10 kabupaten/kota dengan prevalensi Katarak Pada Penduduk Umur > 30 Tahun terendah adalah Yahukimo (1,1%), Kota Metro (1,6%), Kota Magelang (2,1%), Karanganyar (2,3), Madiun (2,6%), Lampung Utara (3,5%), Jombang (3,5%), Mojokerto (3,6%), Bondowoso (3,8%), dan Karo (3,8%). •Persentase nasional penderita Katarak pada penduduk umur > 30 tahun yang pernah menjalani operasi Katarak adalah 18,0% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan). Sebanyak 16 provinsi mempunyai persentase penderita Katarak pada penduduk umur > 30 tahun yang pernah menjalani operasi Katarak dibawah persentase nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Barat dan Papua. •Prevalensi nasional Masalah Gigi-Mulut adalah 23,5%. Sebanyak 19 provinsi mempunyai prevalensi Masalah Gigi-Mulut diatas prevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darusalam, Jambi, Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat. •Prevalensi nasional Gosok Gigi Setiap Hari adalah 91,1%. Sebanyak 11 provinsi mempunyai prevalensi Gosok Gigi Setiap Hari dibawahprevalensi nasional, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Maluku Utara,

Page 7: LO. 8 Angka Kejadian Ptm

Papua Barat dan Papua. •Prevalensi nasional Karies Aktif adalah 43,4%. Sebanyak 14 provinsi memiliki prevalensi Karies Aktif diatas prevalensi nasional,yaitu Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Di Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.

Page 8: LO. 8 Angka Kejadian Ptm

2013Penyakit tidak menular

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang. Data PTM dalam Riskesdas2013 meliputi : (1) asma;(2) penyakit paru obstruksi kronis (PPOK);(3) kanker;(4) DM;(5) hipertiroid;(6) hipertensi;(7) jantung koroner;(8) gagal jantung;(9) stroke;(10) gagal ginjal kronis;(11) batu ginjal;(12) penyakit sendi/rematik. Data penyakit asma/mengi/bengek dan kanker diambil dari responden semua umur, PPOKdari umur ≥30 tahun,DM, hipertiroid, hipertensi/tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, penyakit gagal jantung, penyakit ginjal, penyakit sendi/rematik/encok dan stroke ditanyakanpada responden umur ≥15 tahun.Data prevalensi penyakit ditentukan berdasarkanhasil wawancara berupagabungan kas

Page 9: LO. 8 Angka Kejadian Ptm

us penyakit yang pernah didiagnosis dokter/tenaga kesehatan atau kasus yang mempunyai riwayat gejala PTM (berdasarkan diagnosis atau gejala).Prevalensi kanker, gagal ginjal kronis,dan batu ginjal ditentukan berdasarkaninformasi pernahdidiagnosis doktersaja.Untuk prevalensi hipertensi, selain berdasarkan hasil wawancara,jugaberdasarkan hasil pengukuran tekanan darah.Angka prevalensi asma, PPOK, dan kanker berdasarkanwawancara di Indonesia masing-masing 4,5 persen, 3,7 persen, dan 1,4 per mil. Prevalensi asma dan kanker lebih tinggi pada perempuan, prevalensi PPOK lebih tinggi pada laki-laki.Prevalensi DM danhipertiroid di Indonesia berdasarkanjawaban pernahdidiagnosis dokter sebesar 1,5 persen dan 0,4 persen. DM berdasarkan diagnosis ataugejala sebesar 2,1 persen. Prevalensi hipertensi pada umur ≥18 tahun di Indonesia yang didapat melalui jawaban pernahdidiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen,

Page 10: LO. 8 Angka Kejadian Ptm

sedangkanyangpernah didiagnosis tenaga kesehatan atau sedangminum obathipertensisendiri sebesar 9,5 persen.Jadi, terdapat0,1 persenpendudukyang minum obat sendiri, meskipun tidak pernah didiagnosis hipertensi oleh nakes. Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan hasilpengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 25,8 persen.Jadi cakupan nakes hanya 36,8persen, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak terdiagnosis. Prevalensi DM, hipertiroid, dan hipertensi pada perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki.Prevalensi jantung koroner berdasarkan pernah didiagnosis dokter di Indonesia teridentifikasi0,5 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar 1,5 persen. Prevalensi gagal jantung berdasarkan pernah didiagnosis dokter di Indonesia didapati0,13 persen, dan berdasarkan diagnosis dokter atau gejala sebesar 0,3 persen. Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan

Page 11: LO. 8 Angka Kejadian Ptm

didapati7,0 permil dan yang berdasarkandiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 permil. Jadi, sebanyak 57,9 persen penyakit stroke telah terdiagnosis oleh nakes. Prevalensi penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke terlihat meningkat seiring peningkatan umur responden. Prevalensi stroke sama banyak pada laki-laki dan perempuan.Prevalensi gagal ginjal kronis berdasarkan pernah didiagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,2 persen dan penyakit batu ginjal 0,6 persen. Prevalensi penyakit sendi berdasarkan pernah didiagnosis nakes di Indonesia 11,9 persen dan berdasarkan diagnosis atau gejala 24,7 persen.

Page 12: LO. 8 Angka Kejadian Ptm