LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

30
2. Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1 A. Instrumentasi dalam Perawatan Periodontal Fase 1 1. Kuret Alat yang berbentuk seperti sendok dan digunakan untuk mengambil kalkulus subgingival, menghaluskan permukaan akar dari jaringan semen yang nekrotik, dan mengkuret jaringan lunak nekrotik pada dinding poket. Kuret mempunyai dua sisi potong yang bertemu pada ujung alat dengan bentuk membulat. Dibandingkan dengan sickle, kuret lebih tipis dan tidak mempunyai ujung yang tajam, sehingga dapat mencapai poket yang lebih dalam, dan trauma yang ditimbulkan pada jaringan lunak bersifat minimal. Kuret dibagi menjadi 2 yaitu: a. Kuret Universal

description

Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

Transcript of LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

Page 1: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

2. Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

A. Instrumentasi dalam Perawatan Periodontal Fase 1

1. Kuret

Alat yang berbentuk seperti sendok dan digunakan untuk mengambil kalkulus

subgingival, menghaluskan permukaan akar dari jaringan semen yang nekrotik, dan

mengkuret jaringan lunak nekrotik pada dinding poket. Kuret mempunyai dua sisi

potong yang bertemu pada ujung alat dengan bentuk membulat.

Dibandingkan dengan sickle, kuret lebih tipis dan tidak mempunyai ujung

yang tajam, sehingga dapat mencapai poket yang lebih dalam, dan trauma yang

ditimbulkan pada jaringan lunak bersifat minimal.

Kuret dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Kuret Universal

Dapat digunakan diseluruh rongga mulut

Memiliki 2 cutting edge

Desain dari blade dengan sudut 80-90 derajat

b. Kuret Gracey

Hanya dapat digunakan untuk daerah yang spesifik

Memiliki 1 cutting edge

Page 2: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

Desain blade dengan sudut 60-70 derajat

Satu set kuret khusus terdiri dari 14 alat. No 1-2 dan 3-4 untuk gigi

anterior, no 5-6 untuk gigi anterior dan premolar, no 7-8 dan 9-10 untuk

permukaan vertibular dan oral gigi posterior, no 11-12 untuk permukaan

mesial gigi posterior, no 13-14 untuk permukaan distal gigi posterior.

2. Hoe

Hoe merupakan alat yang digunakan untuk meratakan dan menghaluskan

permukaan akar gigi serta menghilangkan sisa kalkulus dan sementum yang rusak.

Hoe memiliki blade bengkok dengan sudut 99-100 derajat. Cara aktivasi alat, dengan

memasukkannya ke dalam saku gusi kemudian antara tangkai dan gigi terdapat dua

titik kontak, ditark ke arah insisal atau oklusal dengan kuat.

3. Sicle scaler

Sicle scaler merupakan alat yang digunakan untuk membersihkan kalkulus

supra gingiva, permukaannya datar dan mempunyai 2 cutting edge yang menyatu

membentuk ujung yang runcing. Desain alat ini hanya digunakan untuk penyingkiran

kalkulus supra gingiva. Sicle scaler tidak dapat digunakan untuk kalkulus sub gingiva

karena ujungnya yang runcing dapat mengakibatkan cedera pada jaringan periodontal.

Sickle Scaller berleher lurus didesain untuk gigi gigi anterior dan premolar,

sedangkan leher yang bersudut digunakan untuk gigi-gigi posterior.

Page 3: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

4. File scaler

File scaler memiliki desain mirip dengan Hoe tidak banyak digunakan untuk

scalling dan root planing karena ukurannya dan menyebabkan permukaan akar

menjadi kasar. Terkadang digunakan untuk menghilangkan margin restorasi yang

overhanging.

5. Chisel

Scaler yang menyerupa bentukan pahat. Alat ini didesain untuk bagian

proximal gigi gigi anerior. Aktivasi alat dengan mendorong dari arah labial ke palatal

atau lingual melalui bagian proximal.

6. Ultrasonik Instrumen

Digunakan untuk scalling root planing, kuretase, dan menghilangan stain.

Efektif untuk membersihkan kalkulus dan dinding epitel poket. Alat ini dapat

menyebabkan permukaan akar menjadi kasar dan menghilangkan substansi gigi lebih

banyak. Tetapi dapat dikurangi dengan memperkecil kecepatan instrumen sehingga

kekuatannya lebih rendah dan digunakan dengan sentuhan yang ringan.

Penggunaan Ultrasonik tidak hanya dibutuhkan pengaturan pada volume

kecepatan ultrasonik berputar, namun juga mempertimbangkan ketelitian dan kontrol

operator terhadap alat tersebut. Ultrasonik dilengkapi dengan semprotan air

menyebabkan pandangan terhadap permukaan gigi kurang jelas, sehingga operator

bisa sesekali mengangkat ultrasonik untuk mengecek keadaan permukaan gigi.

Page 4: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

7. Probe periodontal : digunakan untuk melihat kedalaman sulkus sebelum kita

melakukan suatu perawatan

8. Eksplorer : digunakan untuk mendeteksi keberadaan dari kalkulus

9. Ultrasonikscaler

Macam-macam ultrasonic scaler :

Hoe insert : digunakan untuk kalkulus supragingival dan stain

Universal scaler : digunakan untuk kalkulus dibagian proksimal

Fine scaler : digunakan untuk kalkulus subgingival, bentuknya

seperti periodontal probe

Flushing device : digunakan untuk menyemprot sulkus gingiva pada

kasus-kasus infeksi

10. Alat pulas scalling dan root planning

a. Rubber cusp

Rubber cusp digunakan di handpiece dengan special profilaxis angle yang

setelah digunakan harus disterilisasi. Penggunaan rubber cusp dengan bahan abrasive

memungkinkan untuk menghilangkan lapisan sementum yang tipis di area servikal

gigi.

b. Bristle Brushes

Benda ini ada yang berbentuk wheel dan cup, karena bahannya yang kaku

maka hanya digunakan untuk membersihkan mahkota dan dihindarkan untuk polish

sementum dan gingival karena dapat menimbulkan injuri

Page 5: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

c. Air Powder polishing

Alat ini efektif untuk menghilangkan stain dan deposit yang halus.

Selain alat-alat yang digunakan untuk skaling maupun root planing, ada juga alat

yang digunakan untuk DHE ( dental health education ) sebagai upaya untuk pendidikan

control plak pasien

1. Tooth Brush

Dalam melakukan pendidikan kesehatan gigi maka kita harus memberikan

informasi bagaimana cara menyikat gigi yang benar, pemilihan sikat gigi, dan lain

sebagainya. Biasanya dibantu dengan bahan disclosing agent yang berguna untuk

mengevaluasi cara menggosok gigi pasien.

Page 6: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

2. Dental Floss

Dental floss dapat dilapisi atau tidak dilapisi dengan malam. Dental floss dengan

lebar ganda, Dentotape mungkin merupakan dental floss yang paling mudah digunakan.

Dewasa ini, ada kecenderungan untuk menggunakan floss yang tidak dilapisi dengan

malam, karena floss ini dianggap dapat mendorong dan mengeluarkan plak dan debris,

serta dapat membersihkan daerah interdental dengan lebih baik. Floss yang dilapisi

dengan malam telah sejak lama digunakan dengan hasil yang baik, tetapi hanya ada

beberapa pasien yang sekarang tetap menggunakannya. Walaupun pasien umumnya mau

menerima penggunaan sikat gigi sebagai bagian dari prosedur perawatan sehari-hari,

tetapi floss tidak semudah itu diterima, dan cara penggunaannyapun cukup sulit.

Walaupun teknik penggunaan floss tampaknya sudah dikuasai dengan baik, tetapi hasil

penelitian yang kami lakukan menunjukkan bahwa terlalu banyak pasien yang

meninggalkan cara ini dalam waktu yang tidak terlalu lama( Forrest, 1995 ).

3. Sikat Interdental

Sikat Halex interspace atau Wisdom Spacemaster , mempunyai kelebihan yaitu

bahwa sikat dapat mencapai daerah belakang rahang dengan mudah dan pasien jarang

mengalami kesulitan dalam penggunaannya. Selain itu, sikat gigi ini juga tidak mahal.

Dengan sikat gigi ini kita juga dapat membersihkan embrasure baik dari lingual maupun

labial, sikat-sikat interdental yang kecil lainnya umumnya disposable dan dipasang pada

pegangan logam dengan bantuan screw ring (Perio-aid, Perio-pak). Sikat interdental ini

biasanya mahal – tipe sikat yang dapat di bersihkan (bottle washing type) dapat dengan

mudah menghilangkan plak dari gigi-gigi belakang: sikat serupa yang dapat digunakan

adalah tipe sikat yang kecil yang dipasarkan untuk membersihkan tangkai dari alat cukur

listrik. Semua jenis sikat interdental ini digunakan dengan cara menempatkannya di

embrasur, pada sudut yang sama dengan penggunaan tusuk gigi kayu( Forrest, 1995 ).

B. Tahap Perawatan Periodontal Fase 1

1. Instruksi Kontrol Plak

Pengunyahan makanan dalam bentuk kasar dan banyak tidak dapat mencegah

pembentukan plak.Oleh karena itu pencegahan dan pengontrolan terhadap pembentukan

plak gigi harus didasarkan atas usaha pemeliharaan hiegene oral secara aktif.

Page 7: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

Keberadaan karbohidrat menjadi sumber bakteri menghasilkan Polisakarida

Ekstra Selular (PES). Bersama dengan protein saliva dan aktivitas bakteri dapat terbentu

plak gigi. PES menjadi bahan perekat pada matriks plak. Dari dasar pemikiran tersebut

usaha yang dapat dilakukan adalah mencegah dan mengontrol pembentkan plak yang

meliputi,

1. Mengatur pola makanan

2. Tindakan secara kimiawi terhadap bakteri dan terhadap polisakarida ekstraselular

3. Tindakan secara mekanis berupa pembersihan rongga mulut

1. Mengatur pola makan

Dengan membatasi makanan yang banyak mengandung karbohidrat terutama sukrosa.

Berdasarkan bukti-bukti ilmiah bahwa karbohidrat merupakan bahan utama dalam

pembentukan matriks plak, selain sebagai sumber energi untuk bakteri dalam

membentuk plak.

2. Tindakan secara kimiawi

Tindakan secara kimiawi terhadap bakteri dapat dengan menggunakan obat kumur

sebanyak 10 ml 2dd 1. Seperti penggunaan obat kumur yang mengandung klorhexidin

dapat membunuh bakteri gram posittif maupun negatif dan merupakan zat antijamur.

3. Tindakan secara mekanis (Fisioterapi oral)

Sikat gigi

Sikat Gigi merupakan salah satu alat fisioterapi oral yang digunakan secara luas untuk

membersihkan gigi dan mulut. Di pasaran dapat ditemukan beberapa macam sikat

gigi, baik manual maupun elektrik dengan berbagai ukuran dan bentuk.

Teknik menyikat gigi:

1. Scrub Brush Technique

Letak bulu sikat tegak lurus pada permukaan labil, bukal, palatinal, lingual,

dan oklusal.

Gerak sikat : gigi anterior ke kiri-ke kanan, gigi posterior ke depan- ke

belakang.

Page 8: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

2. Roll Technique

Letak bulu sikat pada margin gingiva, sejauh mungkin dari permukaan

oklusal, ujung sikat mengarah ke apikal.

Gerak sikat :

a. Membentuk lengkungan, sehingga bulu sikat akan melalui permukaan gigi.

b. bulu sikat hampir tegak lurus pada permukaan enamel.

3. Charters Technique

Permukaan labial dan bukal :

a. Letak bulu sikat membentuk sudut 900 dengan sumbu gigi, tidak diletakkan pada

gingiva.

b. Gerak sikat : sikat ditekan sehingga ujung bulu sikat masuk interproksimal, sisi

bulu sikat menekan tepi gusi, dan digerakkan secara sirkula dengan ujung bulu

sikat tetap pada tempat semula.

c. Untuk membersihkan permukaan interproksimal, fixed bridges, around fixed

orthodontic appliances.

4. Stillman Mc Call Technique

Posisi sikat seperti pada teknik roll, namun bulu sikat lebih dekat dengan mahkota

gigi. sikat digetarkan dengan cepat dan digerakkan sedikit maju mundur. Gerakan ini

yang akan menekan bulu sikat ke arah interproksimal, membersihkan dan memijat.

Teknik ini baik untuk memijat gingiva.

5. Physiology Technique

Letak sikat lurus dengan permukaan gigi, bulu sikat halus, tangkai sikat horizontal,

gerakan sikat dari mahkota ke apikal. Gerakan ini dilakukan untuk memijat gingiva.

Gerakan ini memiliki efek yang buruk, karena dapat menyebabkan retraksi gingiva.

6. Bass Technique

a. Kegunaan : untuk membersihkan plak dan debris di daerah sulkus gingiva, dan

pasien pasca tindakan bedah.

b. Caranya : pegang sikat gigi secara horizontal dan letakkan kepala sikat gigi pada

permukaan gigi, lebih tepatnya di margin gingiva, tempat plak menumpuk.

Miringkan kepalasikat kira-kira 450 menghadap apeks gigi. Tujuannya agar bulu

sikat dapat masuk ke saku gusi. Gerakan sikat secara horisontal dengan jarak yang

sangat pendek maj-mundur seperti suatu getaran dan dengan tekanan yang lembut.

Permukaan oklusal maju mundur seperti teknik scrub.

Page 9: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

7. Fone’s Technique

Pada teknik ini gigi dalam keadaan oklusi, bulu sikat ditekankan pada gigi dan

jaringan gingiva, kemudian sikat digerakkan melingkar seluas mungkin. Permukaan

lingual oklusal digosok maju mundur. Metode ini efektif untuk anak yang memiliki

gigi lengkap dengan oklusi yang baik.

Dalam menyikat gigi juga dikelompokkan berdasarkan arah gerakannya, yaitu :

1. Roll : Roll ataupun modifikasi dari teknik Stillman.

2. Vibrasi : Teknik Stillman, Charters, dan Bass.

3. Sirkuler : Teknik Fone’s.

4. Vertikal : Teknik Leonard.

5. Horizontal : Teknik Scrub.

Alat bantu sikat gigi

Perlu ditambahkan penggunaan alat bantu sikat gigi yang dapat membantu

membersihkan ruang interproximal dengan baik.

Page 10: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

a) Dental Flossing :

Pembersihan dengan menggunakan benang yang diarahkan untuk

mengeliminasi plak gigi. Terbagi menjad dua yakni Floshing dengan tanpa

menggunakan pemegang khusus dan floshing yang menggunakan pemegang

khusus.

Dental Flosh tanpa pemegang khusus, dental flosh dengan pemegang khusus

b) Interdental Tip

Cara mengaktivasinya adalah dengan memasukkannnya ke dalam ruang

interproximal dari arah bukal dengan sudut kurang lebih 45 derajat. Ujung

tip mengarah ke oklusal dan bagian lateralnya mengenai gingiva dengan

gerakan rotasi, kurang lebih 10 lingkaran per interdental area.

Page 11: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

Gambar Interdental Tip

c) Interdental Brush

Yang umumnya digunakan adalah yang berbentuk conical dan silindris.

Kapan kita harus menggunakan Dental Flosh, Interdental Tip, dan

Interdental Brush ?

Pada kondisi tidak terdapat resesi gingiva menggunakan denal flosh,

pada kondisi terbukanya area interproximal dengan bagian akar yang

sedikit tampak dapat menggunakan interproximal brush atau interproximal

tip, sedangkan pada kondisi kehilangan interpapill dapat menggunakan

single-stuffed brush.

Page 12: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

Gambar 44-11. Penggunaan Dental Flosh, Interdental Brush dan Single-

Tufted

Gambar 44-12. Berbagai macam bentuk interdental tip, Interdental Brush

dan Single-Tufted

2. Eliminasi Kalkulus Supra dan Subgingival

Menurut Krismariono (2009) terdapat faktor-faktor yang yang berperan dan

mempengaruhi dalam efektifitas perawatan periodontal fase 1 khususnya perawatan

tahap eliminasi kalkulus supragingiva dan sub gingiva, namun faktor-faktor tersebut

juga berkaitan dengan perawatan root planing yang tidak terlepas dari perawatan

scaling, antara lain sebagai berikut:

1. Asesibilitas

Faktor ini menetukan efektifitas perawatan, yang berhubungan dengan

posisi operator terhadap pasien. Hal ini penting karena berkaitan pula dengan

kenyamanan dan ketahanan fisik operator selama perawatan. Scaling dan root

Page 13: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

planing merupakan tindakan perawatan yang dilakukan pada seluruh gigi,

sehingga membutuhkan waktu dan energi yang cukup, oleh karena itu perlu

dipertimbangkan faktor kenyamanan posisi.

2. Visibilitas, iluminasi dan retraksi

Pandangan langsung dibantu dengan penerangan mutlak diperlukan.

Jika pandangan tidak bisa secara langsung tertuju pada area perawatan

(misalnya distal gigi molar), maka pandangan dapat dibantu dengan kaca

mulut. Kaca mulut ini juga berfungsi sebagai pemantul cahaya ke area

perawatan. Kaca mulut dalam hal ini juga berfungsi sebagai retraktor lidah

sehingga operator dapat mencapai area perawatan tanpa adanya halangan.

3. Kondisi Alat

Sebelum digunakan, hendaknya alat dalam keadaan baik, bersih dan

steril. Bagian cutting edge seharusnya tajam agar memudahkan pengambilan

kalkulus (Gambar 1). Alat yang tumpul cenderung tidak dapat memberikan

hasil yang baik, karena kalkulus tidak terambil secara menyeluruh serta

kepekaan operator terhadap adanya kalkulus dengan bantuan alat yang tumpul

menjadikan hasil dari perawatan tidak optimal. Alat yang tumpul juga

cenderung merusak jaringan karena adanya kekuatan yang berlebihan dan

gerakan cenderung tidak terkontrol sebagai akibat kompensasi dari

penggunaan alat yang tumpul.

4. Stabilisasi alat

Stabilitas alat diperlukan agar penggunaan alat dapat dikendalikan

dengan baik oleh operator, sehingga tergelincirnya alat (cutting edge) dari

permukaan gigi dapat dicegah. Selain itu juga mencegah injuri pada tangan

operator. Stabilisasi alat terdiri dari: instrument grasp dan finger rest.

Instrumentasi Dalam Perawatan Periodontal Fase 1

1. Kuret

Kuret merupakan alat yang digunakan untuk scalling, bentuknya seperti sendok yang

membengkok sesuai dengan bentuk permukaan gigi. Kuret dibagi menjadi 2 yaitu:

c. Kuret Universal

Dapat digunakan diseluruh rongga mulut

Memiliki 2 cutting edge

Page 14: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

Desain dari blade dengan sudut 80-90 derajat

d. Kuret Gracey

Hanya dapat digunakan untuk daerah yang spesifik

Memiliki 1 cutting edge

Desain blade dengan sudut 60-70 derajat

2. Hoe

Hoe merupakan alat yang digunakan untuk meratakan dan menghaluskan

permukaan akar gigi serta menghilangkan sisa kalkulus dan sementum yang rusak.

Hoe memiliki blade bengkok dengan sudut 99-100 derajat.

3. Sicle scaler

Sicle scaler merupakan alat yang digunakan untuk membersihkan kalkulus

supra gingiva, permukaannya datar dan mempunyai 2 cutting edge yang menyatu

membentuk ujung yang runcing. Desain alat ini hanya digunakan untuk penyingkiran

kalkulus supra gingiva. Sicle scaler tidak dapat digunakan untuk kalkulus sub gingiva

karena ujungnya yang runcing dapat mengakibatkan cedera pada jaringan periodontal.

4. File scaler

File scaler memiliki desain mirip dengan Hoe tidak banyak digunakan untuk

scalling dan root planing karena ukurannya dan menyebabkan permukaan akar

menjadi kasar. Terkadang digunakan untuk menghilangkan margin restorasi yang

overhanging.

5. Ultrasonik Instrumen

Digunakan untuk scalling root planing, kuretase, dan menghilangan stain.

Efektif untuk membersihkan kalkulus dan dinding epitel poket. Alat ini dapat

menyebabkan permukaan akar menjadi kasar dan menghilangkan substansi gigi lebih

banyak. Tetapi dapat dikurangi dengan memperkecil kecepatan instrumen sehingga

kekuatannya lebih rendah dan digunakan dengan sentuhan yang ringan.

Page 15: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

Gambar macam-macam alat scaller manual

Gambar Perbedaan adaptasi sickle dan kuret pada permukaan gigi

Teknik Skeling Supragingiva dan Subgingiva

Teknik skeling supragingiva dikerjakan dengan cara:

a. Alat dipegang dengan modifikasi pegangan pena (pen graps)

b. Sandaran jari dilakukan pada gigi tetangga atau tempat tumpuan lainnya

c. Sisi pemotong (cuting edge) mata skeler ditempatkan pada tepi apikal kalkulus.

Mata skeler diadaptasikan ke permukaan gigi membentuk angulasi 45”-90”

d. Dengan tekanan lateral yang kuat, dilakukan serangkaian tarikan skeler yang

pendek bertumpang tindih ke koronal dalam arah vertikal dan oblik

Page 16: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

e. Tekanan lateral berangsur-angsur dikurangi sampai diperoleh permukaan gigi

yang terbebas dari kalkulus.

Teknik skeling subgingiva dan rootplaning dikerjakan dengan cara:

1. Alat dipegang dengan modifikasi pegangan pena (pen graps)

2. Sandaran jari dilakukan pada gigi tetangga atau tempat tumpuan lainnya

3. Pilih sisi pemotong yang sesuai

4. Sisi pemotong diadaptasikan ke permukaan gigi dengan angulasi 0” , diselipkan

dengan hati-hati ke epitel penyatu

5. Setelah sisi pemotong mecapai dasar saku dibentuk angulasi 45”-90”

6. Dengan tekanan lateral yang kuat, dilakukan serangkaian sapuan penskeleran yang

pendek secara terkontrol, bertumpang tindih dalam arah vertikal dan oblik

7. Instrumentasi dianjurkan dengan serangkaian sapuan penyerutan akar yang panjang

bertumpang tindih dimulai dengan tekanan lateral sedang dan diakhiri dengan

tekanan lateral ringan

8. Instrumentasi pada permukaan proksimal di bawah daerah kontak harus dilakukan

dengan cara mengatur bagian bawah tangkai kuret sejajar dengan sumbu gigi.

3. Koreksi Restorasi mahkota yang cacat

Keberadaan restorasi yang kasar, overcontured, lokasinya subgingivalmeskipun halus

akan diikuti oleh penumpukan plak yang banyak, inflamasi gingiva, kehilangan tulang dan

kehilangan perlekatan. Seperti halnya kalkulus, restorasi yang demikian dapat

menghalangi akses pembersihan atau kontrol plak. Cara mendeteksi tepi restorasi yang

cacat adalah dengan menggeser-geserkan ujung eksplorer yang halus naik-turun sepanjang

tepi restorasi. Koreksi restorasi dan mahkota yang cacat dapat menggunakan bur atau hand

instrument untuk memperbaiki restorasi.

Page 17: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

4. Management Lesi Karies

Penghilangan lei karies dan memberi tumpatan sementara. Penyembuhan jaringan

periodontal akan berjalan maximal dengan mengeliminasi reservoir bakteri pada lesi

tersebt sehingga tidak terjadi repopulasi dari mikrobial plak.

5. Re evaluasi Jaringan

Setelah scalling dan root planning, jarigan periodontal membutuhkan kira kira 4

minggu untuk melakukan penyembuhan. Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan seluruh

anatomi fisik secara detail untuk mengetahui diperlukan atau tidaknya perawatan lanjutan

seperti bedah periodontal.

Jaringan periodonsium diperiksa kembali untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan

perawatan lanjutan. Saku diprobing kembali untuk menentukan apakah bedah periodontal

masih diindikasikan.

Page 18: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

C. Obat-obatan yang Digunakan dalam Perawatan Periodontal Fase 1

Karena penyakit periodontal disebabkan oleh bakteri, pemakaian agen anti-bakteri cukup

baik untuk mencegah maupun merawat penyakit tersebut. Meskipun demikian agar efektif

ada beberapa kondisi tertentu yang harus diperhatikan, yaitu :

1. Agen antibakteri harus efektif terhadap bakteri yang menyebabkan terjadinya lesi.

2. Agen antibakteri harus dapat mencapai daerah infeksi dengan konsentrasi yang

adekuat selama kurun waktu yang cukup lama.

3. Efisiensinya harus melebihi kontraindikasinya misal efek sampingnya.

Penggunaan antibiotik untuk perawatan penyakit periodontal sudah semakin

meningkat dan hasil-hasil penelitian klinis cukup banyak dipublikasikan.

Antibiotik dapat bersifat bakterisid yaitu membunuh bakteri yang sensitif atau

bakteriostatik yaitu menghambat pembelahan bakteri yang sensitif. Penisilin dan

mitronidazole adalah contoh antibiotik bakterisid dan tetrasiklin dan eritromisin adalah

contoh antibiotik bakteriostatik. Spektrum kerja antibiotik bervariasi. Antibiotik yang

digunakan haruslah dapat melawan bakteri penyebab penyakit. Keadaan ini mempengaruhi

pemilihan antibiotik untuk perawatan periodontal, contohnya pada pemakaian metronidazole,

yang efektif terhadap bakteri anaerob tetapi tidak efektif terhadap bakteri aerob fakultatif.

Antibiotik yang digunakan untuk terapi periodontal

Kategori

Macam yang

digunakan dalam

terapi

periodontal

Fungsi Indikasi

Penisilin Amoxisilin Efek antimikroba

spectrum luas,

digunakan secara

sistemik

Local aggressive

periodontitis,

generalized

aggressive

periodontitis,

medically relatet

periodontitis

(MRP), refractory

Page 19: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

periodontitis

Augmentin Efektif terhadap

produksi

penisilinase,

digunakan secara

sistemik

Tetrasiklin Minosiklin Efektif terhadap

mikroorganisme

spectrum luas,

digunakan secara

sistemik dan local

(subgingiva)

Doksisiklin Efektif terhadap

mikroorganisme

spectrum luas,

digunakan secara

sistemik dan local

(subgingiva), bahan

kemoterapi

subantimikrobial

untuk host

modulation

(periostat)

Tetrasiklin Efektif terhadap

mikroorganisme

spectrum luas,

digunakan secara

sistemik dan local

(subgingiva)

Kuinolon Ciprofloxacin Efektif terhadap

bakteri gram

Page 20: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

negatif

Macrolide Azithromycin Memusatkan pada

daerah inflamasi,

digunakan secara

sistemik

Derivat

Lincomisin

Clyndamycin Untuk pasien yang

alergi penisilin,

efektif terhadap

bakteri anaerob,

digunakan secara

sistemik

Nitromidazol Metronidazol Efektif terhadap

bakteri anaerob,

digunakan secara

sistemik dan local

(subgingiva) dalam

bentuk gel

Local aggressive

periodontitis

(LAP),

generalized

aggressive

periodontitis

(GAP), medically

related

periodontitis

(MRP), refractory

periodontitis

(RP), Necrotizing

ulcerative

gingivitis (NUG),

acute

periodontitis (AP)

Obat-obatan yang digunakan untuk kontrol plak

1. Chlorhexidine

Page 21: LO 2 Tahapan Perawatan Periodontal Fase 1

Sampai saat ini chlorhexidine merupakan bahan kimiawi yang paling efektif

dalam menjaga kontrol plak. Pemakaian 10 ml larutan chlorhexidine 0.2% dua kali

sehari menghambat pembentukan dental plak, kalkulus dan gingivitis. Dari studi

klinis ditemukan bahwa chlorhexidine dapat mereduksi pembentukan plak sebanyak

45%-61% dan mereduksi gingivitis sebanyak 27%-67%. Namun chlorhexidine

memiliki efek samping berupa pembentukan stain pada gigi, lidah dan restorasi resin

ataupun silikat. Efek samping sistemik chlorhexidine sangat sedikit. Chlorhexidine

tidak mengakibatkan resistensi bakteri ataupun mempunyai efek teratogenik.

2. Essential Oil Mouthrinses

Obat kumur dengan essential oil ini memiliki kandungan thymol, euchalyptol,

menthol dan methyl salicylate. Tidak menutup kemungkinan dalam obat kumur

essential oil ini mengandung alkohol. Dalam kemampuannya menurunkan plak,

mereka mampu mereduksi hingga 20%-35%, sedangkan untuk gingivitis dapat

direduksi sebanyak 25%-35%. (Carranza, 2002)

Sumber:

Carranza, Fermin A et all. 2002. Carranza’s Clinical Periodontology. Nineth

Edition. St Louis: Elsevier

Krismariono, Agung. 2009. Prinsip-prinsip Dasar Scalling dan Root Planing

dalam Perawatan Periodontal. Jurnal Periodontic, Vol 1 (30-34)

Newman, Takei, Klokkvold, Carranza. 2012. ClinicalPeriodontology, 11th ed.

Saunders Elsevier Inc, St. Louis.

PUSTAKA : Forrest J O. 1995. Pencegahan Penyakit Mulut (Alih bahasa :

LilianYuwono). Jakarta : Hipokrates:p.38 – 70.

J.D. Manson, B.M. Eley, 1993, Buku Ajar Periodonti, Jakarta. Hipokrates