LO 1 b 17-Konformasi Kaki Kuda

19
Learning Objectives 1. Bagaimana gambaran anatomi kaki kuda bagian depan dan belakang? 2. Bagaimana konformasi bentuk kaki kuda? 3. Jelaskan laminitis dan vesicular disease pada kuda, meliputi: a. Etiologi b. Patogenesis c. Gejala klinis d. Diagnosa e. Anastesi regional A. Gambaran Anatomi Kaki Kuda Gambar 1. Anatomi ekstremitas kuda bagian depan dan belakang Bagian kaki kuda terdiri dari epidermal hoof, jaringan corium (dermis), digital cushion, phalang ke 3 (coffin bone), kartilago distal phalang, distal interphalang (coffin joint), phalang ke 2 (pastern bone), tulang sesamoid (tulang navicular), podothrochlear bursa (bursa navicular ), ligament,

Transcript of LO 1 b 17-Konformasi Kaki Kuda

Page 1: LO 1 b 17-Konformasi Kaki Kuda

Learning Objectives

1. Bagaimana gambaran anatomi kaki kuda bagian depan dan belakang?

2. Bagaimana konformasi bentuk kaki kuda?

3. Jelaskan laminitis dan vesicular disease pada kuda, meliputi:

a. Etiologi

b. Patogenesis

c. Gejala klinis

d. Diagnosa

e. Anastesi regional

A. Gambaran Anatomi Kaki Kuda

Gambar 1. Anatomi ekstremitas kuda bagian depan dan belakang

Bagian kaki kuda terdiri dari epidermal hoof, jaringan corium (dermis), digital

cushion, phalang ke 3 (coffin bone), kartilago distal phalang, distal interphalang (coffin

joint), phalang ke 2 (pastern bone), tulang sesamoid (tulang navicular), podothrochlear bursa

(bursa navicular ), ligament, tendon, otot extensor dan fleksor, pembuluh darah, saraf, dan

kulit diantara heels (Stashak, 2001).

Page 2: LO 1 b 17-Konformasi Kaki Kuda

Gambar 2. Susunan tulang pada kaki kuda

Pertumbuhan kuku kuda berasal dari coronary band. Lokasinya berada tepat di atas hoof dan

dilindungi oleh kulit dan rambut yang tebal. Pada kaki yang sehat, kuku akan tumbuh sekitar

3/8 inchi setiap bulan. Perubahan pertumbuhan kuku dapat disebabkan oleh intensitas latihan

dan kondisi kesehatan kuda secara umum. Adanya luka pada coronary band dapat

menyebabkan pertumbuhan kuku yang tidak rata. Biasanya kuku bagian belakang lebih cepat

tumbuh dibandingkan kuku bagian belakang.

Kuku kuda disusun oleh dinding kuku, sole, dan frog. Dinding kuku adalah bagian terluar

kuku yang membungkus phalank ke 3 atau coffin bone, terdiri dari toe (bagian depan),

quarters (bagian samping) dan heel. Sementara itu, sole adalah bagian yang melindungi

bagian dalam kaki, berstruktur kuat, agak cekung, dan tidak menyentuh tanah. Selain itu,

terdapat pula frog yang merupakan bentukan V pada bagian tengah sole. Frog memiliki

struktur yang kenyal, fleksibel, dan digunakan untuk menahan bobot tubuh.

Page 3: LO 1 b 17-Konformasi Kaki Kuda

Gambar 3. Bagian-bagian pada hoof

Pada heels, terdapat struktur flexible yang disebut digital cushion. Struktur ini berfungsi

sebagai shock absorber pada kaki. Digital cushion akan menjadi datar ketika kaki menginjak

tanah dan akan mengembang kembali ketika kaki diangkat dari tanah.

.

Gambar 4. Digital cushion akan menjadi datar ketika kaki menginjak tanah dan akan

mengembang kembali ketika kaki diangkat dari tanah.

Secara mikroskopis, hoof tersusun oleh beberapa lapisan sebagaimana yang tercantum dalam

gambar 3.

Page 4: LO 1 b 17-Konformasi Kaki Kuda

Gambar 5. Hoof tersususn atas dinding kuku, lamella primer, lamella sekunder, dan laminar

corium.

Lamina adalah struktur yang menyerupai daun yang membungkus dan menyatukan coffin

bone dengan dinding hoof. Lamina terdiri dari lamina primer dan lamina sekunder. tiap

lamina tersebut memiliki cabang yang akan melekatkan coffin bone dengan dinding kuku,

menggantung coccin bone dan membantu coffin bone dalam menyangga bobot tubuh.

Pada bagian dalam hoof, terdapat kartilago yang memanjang dan membungkus bagian

phalank ke 3. Kartilago ini bersifat fleksibel, namun seiring bertambahnya umur kuda,

kartilago ini biasanya akan terosifikasi dan tergantikan oleh tulang. Diantara phalang ke 2

dan ke 3 terdapat tulang kecil yang disebut navicular bone. Navicular bone beserta navicular

bursa (sac berisi cairan) berfungsi mengurangi friksi antara tendon dan tulang.

Page 5: LO 1 b 17-Konformasi Kaki Kuda

Gambar 6. Kartilago lateral membungkus bagian phalank ke 3

B. Konformasi bentuk kaki kuda

Gambar 7. Struktur anatomi kaki kuda bagian depan dan belakang

Pada kaki kuda baik bagian depan maupun belakang, terdapat beberapa deviasi dan

abnormalitas yang sering terjadi, diantaranya:

a. Base wide : kaki bagian bawah (dimulai dari fetlock/phalang 1) melebar ketika kuda

berdiri

Page 6: LO 1 b 17-Konformasi Kaki Kuda

b. Base narrow : kaki bagian bawah (dimulai dari fetlock/phalang 1) menyempit ketika

kuda berdiri

c. Toe in : ujung kuku/hoof menyudut ke bagian medial tubuh

d. Toe out : ujung kuku/hoof menyudut ke lateral tubuh, disebut juga splay

footed

Gambar 8. Beberapa contoh abnormalitas pada kaki depan tampak depan dan belakang

Beberapa abnormalitas konformasi juga biasa terjadi pada kaki belakang sebagaimana

digambarkan pada gambar dibawah ini:

 

Gambar 9. Beberapa gambaran abnormalitas kaki belakang

Page 7: LO 1 b 17-Konformasi Kaki Kuda

Cara Berjalan dan Berlari

Page 8: LO 1 b 17-Konformasi Kaki Kuda

Cara Berdiri

Page 9: LO 1 b 17-Konformasi Kaki Kuda

C. Laminitis dan Vesicular Disease

Laminitis

Etiologi

Definisi sederhana dari laminitis adalah suatu proses inflamasi yang melibatkan lapisan

dermal dan epidermal dari kuku, atau suatu penyakit yang disebabkan oleh kegagalan

pertautan antara distal phalanx (coffin bone) dan dinding kuku dalam. Seekor kuda menderita

laminitis waktu lamellae pada dinding kuku dalam, yang biasanya menangguhkan distal

phalanx dari permukaan dalam kapsul kuku, mengalami degenerasi dan gangguan. Tanpa

kedudukan distal phalanx yang semestinya, maka berat kuda dan arah pergerakkan tulang

akan terdorong ke dalam kapsul kuku. Proses ini akan memotong arteri dan vena serta

menghancurkan lapisan corium dari sole dan coronet, sehingga menyebabkan rasa sakit yang

sangat dan kepincangan yang khas.

Pada dasarnya laminitis dapat disebabkan oleh faktor metabolik dan fisikal, seperti

kelebihan karbohidrat dalam pakan (terlalu banyak pemberian biji-bijian dan rumput),

kelebihan berat badan, masalah pada saluran pencernaan (radang usus), endotoxemia, kolik,

stress/shock, terlalu lelah bekerja maupun pemberian konsumsi air dingin yang terlalu

banyak saat kehausan.

Peradangan pada lamina sensitif, namun dapat sering kali disebabkan kelebihan pakan

dan kurangnyaexercise pada kelompok kuda poni, dan pada kuda betina biasanya setelah

melahirkan. Laminitis seringkali terjadi hanya pada kaki depan saja, walaupun terkadang

kaki depan juga bisa (Bone, 1963).

Patogenesis

Perubahan pakan mendadak, ketidakseimbangan konsentrat dan serat yang disertai

penyakit lain (radang ambing dan endometritis sesudah melahirkan) akan

menyebabkan tubuhmengalami asidosis dan mengeluarkan antihistamin sebagai reaksi asing

adanya perubahan, ketidakseimbangan dan penyakit. Kondisi ini memicu

pembuluh darah untuk mengalami vasokontriksi. Vasokonstriksi pembuluh darah akan

Page 10: LO 1 b 17-Konformasi Kaki Kuda

berakibat jelas pada daerah kaki dan kuku karena kaki dan kuku merupakan penyangga berat

tubuh sehingga akan tertekan pada daerah tersebut. Semakin lama, darah yang beredar

ke daerah tersebut berkurang dan bahkan berhenti sehingga pembuluh darah akan mengalami

nekrosa yang berdampak pada perubahan fisik jaringan disekitarnya. Akhirnya terjadilah

laminitis yang ditandai dengan kepincangan parah yang disertai pertumbuhan kuku yang

tidak normal.

Laminitis merupakan penyakit akibat banyak faktor.

Penerapan manajemen kandang merupakan faktor risiko laminitis. Terdapat dua langkah

pencegahan terpenting untuk mengurangi laminitis berhubungan dengan luka terkait

dengan pakan dan kandang. Untuk mencegah laminitis, kandang ternak harus dibuat nyaman

dengan menghindari penggunaankandang yang beralaskan beton karena dapat berpengaruh

negatif pada kesehatan kuku.  Sebaiknya kandang dibuat beralaskan karet untuk mengurangi

perlukaan kuku.

Kebanyakan kasus laminitis berawal dari proses pencernaan yang buruk. Ketika makanan

tidak tercerna sempurna pada bagian hindgut seekor kuda, asam dan toksin yang dihasilkan

akan masuk dalam tubuh dan melalui aliran pembuluh darah menyebabkan kerusakan organ

diseluruh tubuh. Bila pembuluh darah dan sel pada kaki terkena maka hal ini akan

mengakibatkan penurunan aliran darah pada laminae dan akan menjadi bengkak (beberapa

teori menyatakan bahwa toksin sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan lapisan tanduk

kuku dan hal inilah yang paling banyak menjadi penyebab laminitis). Kebengkakan atau

inflamasi dari laminae berarti bahwa laminae tidak dapat melakukan fungsinya secara

maksimal dalam menahan pedal bone pada posisinya sehingga mengakibatkan rasa sakit

yang sangat. Sewaktu kondisi menjadi sangat buruk dan aliran toksin tidak dapat dikurangi

kemudian kerusakan laminae akan menjadi lebih karena pertumbuhan tulang kaki yang terus

menuju pada bagian sole dan pada akhirnya harus dilakukan euthanasia apabila sudah tidak

dapat disembuhkan lagi demi kesejahteraan satwanya.

Pada tahap awal pendiri akut dapat dilihat bahwa 'rotasi' falang distal pada kenyataannya

merupakan kebalikan dari rotasi kuku dalam kaitannya dengan falang distal. Setelah

peregangan dan detasemen obligasi antar-laminar extravasates cairan ke dalam ruang dibuat

antara lamina dermal dan epidermis. Hubungan paralel antara korteks dorsal falang distal dan

dinding kuku punggung hilang. Namun penyelarasan tiga falang tidak berubah yakni, tidak

Page 11: LO 1 b 17-Konformasi Kaki Kuda

ada rotasi benar.

Akumulasi perdarahan dan serum di bawah dinding kuku berada di bawah tekanan dan

menciptakan rasa sakit yang hebat. Sebuah prosedur dinding punggung pemboran akan

mengeluarkan cairan ini. Dalam beberapa kasus laminitis otot fleksor mendalam digital

tampaknya menjadi kejang atau sebenarnya mempersingkat. Hal ini kemudian menjadi

mungkin untuk kembali menyelaraskan kolom phalangeal dengan berjalan kaki ganti. Divisi

Bedah ligamen cek inferior atau tendon fleksor mendalam digital akan diperlukan.

Gejala Klinis

Pada laminitis akut, biasanya kedua kaki depan diestensikan di depan tubuh sehingga

berat badan ditopang pada bagian belakang teracak (Hills). Pada kuda yang sedang rebahan

biasanya terjadi kesulitan untuk bangun tidur kembali. Terkadang laminitis akut ditandai

dengan gejala sistemik, seperti peningkatan suhu tubuh, kesulitan bernapas, anoreksia, dan

depresi. Pada laminitis kronis, yang biasanya diakibatkan kuda obesitas dengan exercise yang

terbatas. Gejala klinisnya lebih ringan daripada ksus akut. Tetapi kaki belakang biasanya

ditempatkan di bawah tubuh. Biasanya, bila dipalpasi adanya kaki berasa panas, dan ada

pulsasi arteri digitalis yang meningkat. Eksudat radang biasanya terlihat dan pakan

memperlemah perlekatan antara lamina sensitif dan lamina ygh kasar. Sehingga ujung depan

tilang jari kan jatuh di atas permukaan sol, sehingga ketika dilihat dari bawah, permukaan

teracak yang seharusnya cekung menjadi cembung (Bone, 1963).

Terapi

Dapat dilakukan anestesi intraartikular untuk memblok nervus plantaris sehigga rasa sakit

akibat radang dapat dihilangkan untuk sementara. Dapat dilakukan juga pemberiaan

antihistamin yang dikombinasikan dengan fenilbutazon sebagai antiinflamasi. Pemberian

obat suportif juga disarankan dengan menjaga kaki tetap dingin dan lembab, perbaikan

pakan, dan manajemen perkandangan yang baik, seperti pemberian serbuk kayu sebagai alas

kandang (Bone, 1963).

Navicular Disease

Etiologi

Navicular disease adalah penyakit yang menyerang tulang navicular yang berada pada bagian

belakang coffin joint. Pada tulang navicular sering kali mengalami tekanan yang sangat tinggi

Page 12: LO 1 b 17-Konformasi Kaki Kuda

yang berasal dari phalank ke-2. Hal ini dapat menyebabkan perubhan posisi ke arah belakang

dari tempat seharusnya. Posisi ini akan memperbesar kemungkinan terjadi fraktur terutama

pada bagian tulang yang paling lemah. Navicular disease biasanya ditandai dengan osteitis

kronis disertai kartilago artikular yang makin kasar dan adanya produksi osteofit atau deposit

kalsium yang berproliferasi, terkadang juga terjadi kalsifikasi pada ligamen tulang navicular.

Penyakit ini dapat disebabkan akibat hereditas, konformasi kaki kuda yang tidak sempurna

biasanya pada bagian pastern. Sebab lain diantaranya luka yang berprenetrasi pada bagian

kuneus, hills yang berkontraksi, osifikasi ligamentum suspensorium pada bagian samping

tulang navicular (Bone, 1963).

Gejala Klinis

Gejala klinis yang menciri yakni terjadi kepincangan yang terjadi secara bertahap yang akan

terdeteksi ketika kuda berjalan pada permukaan yang kasar. Gejala yang sangat menciri

lainnya yakni kuda akan menempatkan salah satu kaki yang terasa sakit di depan kaki lainnya

sehingga seolah menunjuk posisi yang sakit. Diagnosis dapat didasari oleh gejala klinis,

rekording, pemeriksaan hoof tester dan radiografi. Pada hasil pencitraan X-ray dapat

diidentifikasi kerusakan navicular tetapi sangat sulit untuk menginterpretasikan perubahan

yang terjadi pada navicular dan pada jaringan lunak seperti ligament (Casey, 2011).

Diagnosa

Untuk itu perlu dilakukan percobaan Spat, yakni :

Kaki belakang yang diduga sakit diflexio pada persendian tarsus selama lima menit

Kemudian dilarikan

Maka jika positif Spat, terlihat pada lima langkah pertama

Diperhatikan apakah kaki diabduksi, adduksi, diseret, terantuk, atau diangkat. Selain

ketiga cara di atas, ada cara lain sebagai tambahan pemeriksaan yaitu jalan

berputar/melangkah berputar, bisa ke kanan atau ke kiri.

Hoof tester memiliki beberapa desain yang berbeda-beda. Model yang lama berbentuk

seperti tang besar, bulat, dan cukup panjang (12-18 inci). Desain yang lebih baru dapat

disesuaikan dengan ukuran kuku. Ada pula model yang yang dapat diseauaikan dengan

jangkauan, tebuat dari stainless steel.

Pemeriksaan kuku harus sistematis, konsisten, dan harus mencakup semua bagian kuku.

Urutan yang sebenarnya dari pemeriksaan ini tidak terlalu penting, yang penting adlah

Page 13: LO 1 b 17-Konformasi Kaki Kuda

penerapannya harus sama dari waktu ke waktu sehingga tidak ada yang terlewatkan. Tekanan

yang diberikan pada kuku harus sama. Respon positif berupa refleks penarikan kaki. Hal ini

harus dibedakan dengan refleks gugup atau kesal. Kuncinya adalah konsistensi. Respon nyeri

sejati adalah respon yang dihasilkan dengan stimulus yang sama berkali-kali pada tempat

yang sama dengan hasil yang sama pula. Sebaliknya penarikan karena respon gugup tidak

akan terjadi kembali walaupun dilakukan berulang-ulang pada tempat yang sama (Smith,

2000).

Anastesi Regional (Intra Articular)

Teknik anestesi intraartikular ditujukan untuk memblokade saraf ektremitas untuk

membantu diagnosis kepincangan pada kuda dan operasi neurektomi. Blokade ini ditujukan

pada saraf sensoris yang menginrvasi regio tertentu. Untuk injeksi intraartikular, penempatan

yang benar dari jarum di ruas sendi dapat ditunjukkan dari tetesan cairan senofial pada jarum

atau dapat diperoleh dari aspirasi jarum. Bagian yang biasanya diinjeksikan terletak pada

celah antara tendon fleksor profunda dengan ligamentum suspensorium sekitar 2 inci di atas

fetlog joint dan berdekatan dengan percabangan nervus. Jika yang teraspirasi pada jarum

adalah darah maka jarum harus diposisikan ke arah caudal. Blokade pada bagian ini

menganastesi regio teracak dan pastern joint. Pada anestesi ini dibutuhkan jarum sepanjang 1

inci dan ukuran gauge 20. Jenis anestesi yang diberikan berupa lidokain, prokain, prilokain,

dan mepivakain. Sebelumnya perlu dilakukan deinfeksi pada tempat yang akan dianestesi.

Terkadang setelah anestesi terjadi edema lokal yang dapat diminimalisasi dengan perban

selama 24-48 jam paska injeksi (Bone, 1963).

Page 14: LO 1 b 17-Konformasi Kaki Kuda

Daftar Pustaka

Stashak, T. 2001. Adams' Lameness in Horses. Williams & Wilkins, London.

Smith, B.P. 2001. Large Animal Internal Medicine: fourth edition. Mosby, London.

Bone, J. F, 1963, Equine Medicine and Surgery, American Veterinery Publication; California.

Casey, James M., 2011, Navicular Disease in Horse. Diakses pada tanggal 13 April

2011,www.equinehorsevet.com.

Page 15: LO 1 b 17-Konformasi Kaki Kuda