LKTI Politeknik Telkom

38
Korelasi Tingkat Pendidikan dan Kebudayaan Terhadap Pengetahuan Mengenai Internet Masyarakat Kecamatan Pandeglang Diajukan Untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah di Bidang Teknologi Informasi yang diselenggarakan oleh Politeknik Telkom, Bandung Disusun Oleh: Awwaliatul Mukarromah (NIS. 07081023) Boni Andika (NIS. 07081006) DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School Jl. Raya Pandeglang-Labuan KM.3 Kuranten, Pandeglang-Banten PO BOX 61/Pandeglang 42201. Telp. (0253) 5210114 http://www.smancmbbs.com, e-mail: [email protected]

Transcript of LKTI Politeknik Telkom

Page 1: LKTI Politeknik Telkom

Korelasi Tingkat Pendidikan dan Kebudayaan Terhadap

Pengetahuan Mengenai Internet Masyarakat

Kecamatan Pandeglang

Diajukan Untuk Mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah di Bidang Teknologi

Informasi yang diselenggarakan oleh Politeknik Telkom, Bandung

Disusun Oleh:

Awwaliatul Mukarromah (NIS. 07081023)

Boni Andika (NIS. 07081006)

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN

SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School

Jl. Raya Pandeglang-Labuan KM.3 Kuranten, Pandeglang-Banten

PO BOX 61/Pandeglang 42201. Telp. (0253) 5210114

http://www.smancmbbs.com, e-mail: [email protected]

Page 2: LKTI Politeknik Telkom

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Tulis : Korelasi Tingkat Pendidikan dan Kebudayaan Terhadap

Pengetahuan Mengenai Internet Masyarakat Kecamatan

Pandeglang

Penulis :1. Awwaliatul Mukarromah

NIS. 07081023

2. Boni Andika

NIS. 07081006

Karya tulis ini diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah di Bidang Teknologi

Informasi yang diselenggarakan oleh Politeknik Telkom, Bandung.

Karya tulis ini telah diperiksa dan disetujui

Pandeglang, 19 Maret 2009

Kepala Sekolah, Pembimbing,

Drs. H. Adin Wahyuddin, M.Pd Jejen Z.A., M.Pd

NIP. 130 815 317 NIP. 132 165 239

Page 3: LKTI Politeknik Telkom

ABSTRAKSI

The progress of information and communication technology especially internet

has made a rashness for us in searching and getting the information that we need

everytime. Internet, one of information and communication technology is information

technology that can through all informations over the world in very brief time, only in

second quantification. Nonetheless, the reality now we know that some people still don‟t

know about the advantages of internet clearly and certainly, they haven‟t know yet about

cyber space. So, that ignorance can make a obstruction in implementation, application,

and development of information and communication technology for the people who just

known about internet. Would only them, the certain people who has the high education

and dynamical culture who knows about internet. Because of that, need a awareness and

dynamical thinking to change for bringing Indonesia to better life.

Keyword: Communication, Culture, Internet.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi khususnya internet telah

menciptakan suatu kemudahan bagi kita dalam mencari dan memperoleh informasi yang

kita butuhkan setiap saat. Internet, salah satu teknologi informasi dan komunikasi

merupakan teknologi informasi yang mampu menembus informasi dari seluruh dunia

dalam waktu yang sangat singkat, hanya dalam hitungan detik. Namun, kini tak dapat

kita pungkiri, bahwasanya banyak diantara kita tidak mengetahui secara jelas dan pasti

apakah kelebihan yang dimiliki oleh internet, masih banyak masyarakat yang belum

mengenal dunia internet sehingga ketidaktahuan itu bisa menjadi hambatan dalam

pelaksanaan, penerapan dan pengembangan teknologi informasi bagi masyarakat yang

baru mengenal dunia internet. Akankah hanya mereka yang berpendidikan dan memilki

kebudayaan dinamis saja yang dapat mengenal internet. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu

kesadaran dan pemikiran yang dinamis untuk melakukan suatu perubahan demi

membawa Indonesia ke kehidupan yang lebih baik.

Kata Kunci: Komunikasi, Kebudayaan, Internet.

Page 4: LKTI Politeknik Telkom

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan Rahmat dan karunia-

Nya kepada kita semua selaku hamba-Nya. Alhamdulillah kami selaku Penulis dapat

menyusun tugas Karya Ilmiah yang berjudul “Korelasi Tingkat Pendidikan dan

Kebudayaan Terhadap Pengetahuan Mengenai Internet Masyarakat Kecamatan

Pandeglang” dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

Beribu–ribu rasa terima kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah

mendukung pembuatan makalah ini, kepada :

1. Bapak Drs. H. Adin Wahyuddin, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri

Cahaya Madani Banten Boarding School.

2. Bapak Jejen Z.A., M.Pd selaku Pembimbing.

3. Rekan–rekan yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu.

Penulis dengan bangga bisa mempersembahkan Karya Ilmiah ini, meskipun

masih banyak kekurangan – kekurangan yang dijumpai di dalamnya. Maka kami selaku

penulis meminta maaf yang sebesar – besarnya kepada pihak pembaca. Selain itu, penulis

masih menunggu kritikan dan saran yang sekiranya dapat membangun agar apa yang

telah kami lakukan dapat menjadi lebih baik.

Semoga dengan adanya Karya Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi kita

semua. Amin.

Penulis

Page 5: LKTI Politeknik Telkom

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………

ABSTRAKSI………………………………………………………………………

i

ii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iv

DAFTAR DIAGRAM……………………………………………………………. vi

DAFTAR BAGAN……………………………………………………….............. vii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1

I.1 Latar Belakang………………………………………………...................... 1

I.2 Rumusan Masalah…………………………………………………............ 2

I.3 Tujuan Penelitian……………………………………………...................... 2

I.4 Manfaat Penelitian………………………………………………………… 2

I.5 Hipotesis Penelitian……………………………………………………….. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………… 3

II.1 Komunikasi Massa………………………………………………………… 3

II.2 Teori DeFleur dan Ball-Rokeach Tentang Pertemuan Dengan Media …… 3

II.3 Komunikasi Di Daerah Pedesaan………………………………………….. 4

II.4 Kebudayaan Masyarakat…………………………………………………... 4

II.5 Internet (Interconnected-Networking)……………………………………... 6

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………. 8

III.1 Desain Riset……………………………………………………………….. 8

III.2 Waktu dan Tempat Penelitian……………………………………………... 8

III.3 Metode Penelitian…………………………………………………………. 8

III.4 Populasi…………………………………………………………………….. 9

III.5 Sampel……………………………………………………………………… 9

III.6 Instrumen Penelitian……………………………………………………….. 9

III.7 Pengumpulan Data…………………………………………………………. 9

III.8 Analisis Data………………………………………………………………. 9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………… 11

IV.1 Hasil………………………………………………………………………... 11

IV.2 Pembahasan...............................................…………………………............ 14

IV.3 Pengujian Hipotesis....................................................................................... 15

Page 6: LKTI Politeknik Telkom

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….. 16

V.1 Kesimpulan………………………………………………………………… 16

V.2 Saran……………………………………………………………………….. 16

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….. Viii

LAMPIRAN………………………………………………………………………. Ix

Page 7: LKTI Politeknik Telkom

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Pendidikan Akhir 50 Responden……………………………………… 11

Diagram 2 Pengetahuan 50 responden mengenai internet………………………... 11

Diagram 3 Penggunaan bahasa oleh 50 Responden………………………………. 12

Page 8: LKTI Politeknik Telkom

DAFTAR BAGAN

Bagan I Desain Riset................................................................................................... 8

Page 9: LKTI Politeknik Telkom

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bumi dan isinya merupakan hal dinamis yang selalu mengalami perubahan

seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi ini terjadi di berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah

komunikasi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang komunikasi

mengakibatkan manusia semakin mudah dan cepat untuk berkomunikasi satu sama lain.

Salah satu produk temuan di bidang komunikasi yang memungkinkan manusia dari

berbagai penjuru dunia saling berhubungan hanya dalam hitungan detik adalah internet

(cyber space). Internet merupakan hal baru yang dapat menarik perhatian masyarakat

Indonesia dengan cepat. Hal ini terlihat dari tingginya angka penggunaan internet di

masyarakat. Tidak hanya kalangan eksekutif, remaja, bahkan anak-anak khususnya yang

berada di kota besar sudah akrab sekali dengan penggunaan internet ini. Tidak heran jika

ungkapan mengenai “Teknologi Informasi merupakan Gerbang Menuju Sukses Masa

Depan” nampaknya adalah ungkapan yang tepat. Internet telah membawa suatu

peradaban baru bagi masyarakat Indonesia. Seperti yang belakangan ini masih hangat di

bicarakan oleh kalangan bisnis, yaitu Internet Marketing, contohnya. Dengan Internet

Marketing seseorang tidak perlu bekerja keras untuk memperoleh penghasilan. Yang

diperlukan hanyalah pemahaman yang cukup mengenai internet itu sendiri. Sebuah

pertanyaan kemudian muncul, disaat orang-orang sibuk membicarakan akan

perkembangan-perkembangan baru di dunia internet, yaitu: “Apakah seluruh masyarakat

Indonesia telah mengetahui akan keberadaan internet?” Perlu diingat, bahwa Indonesia

merupakan negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut-laut luas dan kebudayaan-

kebudayaan daerah yang begitu kental. Jika di kota-kota besar hampir sebagian besar

anak usia sekolah dasar sudah mengetahui akan penggunaan internet, lalu apakah daerah-

daerah yang aksesnya cukup jauh dengan kota-kota besar mengalami hal yang sama. Oleh

sebab itu, diperlukan suatu penelitian guna menemukan solusi terbaik yang dapat diambil

sehingga ungkapan mengenai “Teknologi Informasi merupakan Gerbang Menuju Sukses

Masa Depan” benar-benar dapat terwujud.

Page 10: LKTI Politeknik Telkom

I.2 Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah:

1. Bagaimanakah pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang mengenai

internet?

2. Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan dan kebudayaan terhadap pengetahuan

masyarakat Kecamatan Pandeglang mengenai internet?

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang

mengenai internet.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan dan kebudayaan

terhadap pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang mengenai internet.

I.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan gambaran mengenai pengetahuan masyarakat Kecamatan

Pandeglang terhadap internet.

2. Memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait untuk menindak lanjuti hasil

penelitian ini.

3. Memberikan kesempatan pada seluruh lapisan masyarakat untuk berbicara

mengenai internet.

4. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan bertukar pikiran secara terbuka

tentang internet.

I.5 Hipotesis Penelitian

Ha 1: Tingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan masyarakat Kecamatan

Pandeglang mengenai internet.

Ho 1: Tingkat pendidikan tidak mempengaruhi pengetahuan masyarakat

Kecamatan Pandeglang mengenai internet.

Ha 2: Kebudayaan mempengaruhi pengetahuan masyarakat Kecamatan

Pandeglang mengenai internet.

Ho 2: Kebudayaan tidak mempengaruhi pengetahuan masyarakat Kecamatan

Pandeglang mengenai internet.

Page 11: LKTI Politeknik Telkom

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

II.1 Komunikasi Massa

Joseph A. Devito dalam bukunya, Communicology : An Introduction to the Study

of Communication, menampilkan definisinya mengenai komunikasi massa dengan lebih

tegas, yakni sebagai berikut:

1“First, mass communication is communication addressed to the masses, to an extremely

large audience. This does not mean that the audience includes all people or everyone who

reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is a large and

generally rather poorly defined.

“Second, mass communication is communication mediated by audio and / or visual

transmitters. Mass communication is perhaps most easily and most logically defined by

its forms: television, radio, newspapers, magazines, films, books, and tapes.”

(Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada

khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh

penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi,

agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk

didefinisikan.

Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar

yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barang kali akan lebih mudah dan lebih

logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film,

buku, dan pita).

Mengenai fungsi komunikasi, dalam buku Aneka Suara, Satu Dunia (Many

Voices One World) dengan MacBride sebagai editornya, komunikasi massa memiliki

fungsi: informasi, sosialisasi (pemasyarakatan), motivasi, perdebatan dan diskusi,

pendidikan, memajukan kebudayaan, hiburan, dan integrasi.

II.2 Teori DeFleur dan Ball-Rokeach Tentang Pertemuan Dengan Media

DeFleur dan Ball-Rokeach melihat pertemuan khalayak dengan media

berdasarkan tiga kerangka teoritis: perspektif perbedaan individual, perspektif kategori

sosial, dan perspektif hubungan sosial.

Perspektif perbedaan individual memandang bahwa sikap dan organisasi

personal-psikologis individu akan menentukan bagaimana individu memilih stimuli dari

lingkungan, dan bagaimana ia memberi makna pada stimuli tersebut. Setiap orang

1Onong U. E., Ilmu Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 21.

Page 12: LKTI Politeknik Telkom

mempunyai potensi biologis, pengalaman belajar, dan lingkungan yang berbeda.

Perbedaan ini menyebabkan pengaruh media massa yang berbeda pula.

Perspektif kategori sosial berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat

kelompok-kelompok sosial yang reaksinya pada stimuli tertentu cenderung sama. Seperti

golongan sosial berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendapatan, pendidikan, tempat

tinggal, dan keyakinan beragama menampilkan kategori respons yang berbeda-beda.

Perspektif hubungan sosial menekankan pentingnya peranan hubungan sosial

yang informal dalam mempengaruhi reaksi orang terhadap media massa. Lazarfeld

menyebutnya “pengaruh personal”. Perspektif ini tampak pada model “two step flow of

communication”. Dalam model ini informasi bergerak melewati dua tahap. Pertama,

informasi bergerak pada sekelompok individu yang relatif lebih tahu dan sering

memperhatikan media massa. Kedua, informasi bergerak dari orang-orang tersebut

kemudian disampaikan kepada individu-individu yang bergantung kepada mereka dalam

hal informasi. Hal inilah yang terjadi pula pada masyarakat Kecamatan Pandeglang.

II.3 Komunikasi Di Daerah Pedesaan

Komunikasi melalui media massa di daerah perkotaan berlangsung dengan one-

step flow model atau model arus satu tahap, sedangkan di daerah pedesaan berlangsung

dengan two-step flow model atau model arus dua tahap. Berbeda dengan di daerah

perkotaan, pergaulan hidup di daerah pedesaan lebih merupakan Gemeinschaft (tak

rasional-pribadi-statis) daripada Gesellschaft (rasional-tak pribadi-dinamis). Demikian

pula dengan sendirinya komunikasi yang berlangsung dalam kehidupan seperti itu.

III.4 Kebudayaan Masyarakat

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits

dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam

masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.

Menurut Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di

dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,

dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang

mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang

terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu

bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan

oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang

Page 13: LKTI Politeknik Telkom

bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,

religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam

melangsungkan kehidupan bermasyarakat (Wikipedia,2008).

2Kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu:

1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-

norma, peraturan, dan sebagainya;

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia

dalam masyarakat;

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Salah satu unsur terpenting dalam kebudayaan adalah bahasa. Bahasa terbukti

mempermudah kemampuan belajar dan mengingat, memecahkan persoalan, dan menarik

kesimpulan. Bahasa memungkinkan kita menyandi (code) peristawa-peristiwa dan objek-

objek dalam bentuk kata-kata. Dengan bahasa, kita mengabstraksikan pengalaman kita

dan yang lebih penting mengkomunikasikannya pada orang lain. “Pemikiran yang tinggi

bergantung pada manipulasi lambang”, kata Morton Hunt dan walaupun lambang-

lambang nonlinguistik seperti matematika dan seni sudah canggih, lambing-lambang itu

sempit. Sebaliknya, bahasa merupakan sistem lambang tak terbatas yang mengungkapkan

segala macam pemikiran. Bahasa adalah prasyarat kebudayaan, yang tidak dapat tegak

tanpa itu atau dengan sistem lambang yang lain.

Menurut Edward Sapir, Guru Benjamin L. Whorf, menulis:

3“Language is guide to „social reality‟. Human beings do not live in the objective word

alone, not alone in the world of social activity as ordinarily understood, but are very

much at the mercy of the particular language which has become the medium of

expression for their society……..No two languages are ever sufficiently similar to be

considered as representing the same social reality. The words in which different societies

live are distinct words, not merely the same world with different labels attached.

(Bahasa adalah pandu realitas sosial. Manusia tidak hidup hanya dalam dunia objektif,

tidak hanya dalam dunia kegiatan sosial seperti yang biasa dipahaminya, tetapi ia sangat

ditentukan oleh bahasa tertentu yang menjadi medium pernyataan bagi

masyarakatnya…..Tidak ada dua bahasa yang cukup sama untuk dianggap mewakili

kenyataan sosial yang sama. Dunia tempat tinggal berbagai masyarakat, bukan semata-

mata dunia yang sama dengan merek yang berbeda).

Secara singkat teori ini dapat disimpulkan bahwa pandangan kita tentang dunia dibentuk

bahasa; dan karena bahasa berbeda, pandangan kita tentang dunia pun berbeda pula.

Secara selektif, kita menyaring data sensori yang masuk seperti yang telah diprogram

2Morton H., The Universe Within; A New Science Explores The Human Mind (New York: Simon & Schuster,1982), hlm. 227. 3D.G. Mandelboum, Selected Writtings of Edward Sapir (Barkeley:University of California Press, 1949), hlm. 62.

Page 14: LKTI Politeknik Telkom

oleh bahasa yang kita pakai. Dengan begitu, masyarakat yang menggunakan bahasa yang

berbeda, hidup dalam dunia sensori yang berbeda pula.

Pengungkapan kata dalam bahasa sunda sangat berbeda jauh dengan bahasa

Indonesia, walaupun dari segi maknanya sama. Contohnya orang sunda mengenal tiga

kata, yaitu kaduhung, hanjakal, handeueul untuk satu kata dalam bahasa Indonesia

“menyesal”. Hal ini menyebabkan sulitnya masyarakat yang mempunyai ikatan budaya

yang kuat, khususnya bahasa, untuk menerima informasi dari luar.

II.4 Internet (Interconnected-Networking)

Wikipedia 2008 memberikan definisi: “The Internet is a global network of

interconnected computers, enabling users to share information along multiple channels”.

(Internet adalah sebuah jaringan global komputer-komputer yang saling terhubung, yang

memungkinkan penggunanya untuk dapat bertukar informasi pada saluran-saluran yang

beraneka ragam).

Jaringan IntraNet di kampus-kampus merupakan kunci awal perkembangan

Internet di Indonesia. Sebelum ada sambungan ke internet sudah ada jaringan komputer di

lingkungan terbatas yang dikenal sebagai Local Area Network (LAN) di sejumlah

lembaga pendidikan dan lembaga pemerintah di Indonesia. Pada era 1980 sampai

menjelang pertengahan tahun 1990-an, di kalangan pendidikan tinggi (universitas)

dengan para “stake holders” yang terdiri dari para akademisi, mahasiswa, dan ilmuwan

telah timbul inisiatif untuk mengembangkan berbagai kegiatan seputar teknologi

komputer dan radio yang semula hanya merupakan hobby, kegiatan amatir, maupun

bagian dari proses pendidikan mereka di perguruan tinggi menjadi suatu media

telekomunikasi yang akan memudahkan pertukaran data dan informasi, tidak hanya

dalam lingkungan kampus/lembaganya saja, namun mereka pun telah memiliki imajinasi

bahkan keinginan untuk mengembangkan suatu jaringan/network antar kampus dan

bahkan antar negara. Hal tersebut dimulai dengan berbagai penelitian di lembaga-

lembaga pendidikan dan lembaga pemerintah dengan bidang kerja yang berhubungan

dengan teknologi, telekomunikasi khususnya komputer dan networkingnya, ditambah

dengan adanya transfer of technology dari sejumlah akademisi selepas studi ataupun

penelitian mereka di luar negeri, dimana teknologi jaringan komputer sudah mulai

berkembang. Pada tahun 1989, perkembangan internet menjadi meluas sampai

menjangkau Australia dan Selandia Baru. Pada sekitar 1990-an, internet telah

berkembang dan menyambungkan kebanyakan pengguna jaringan-jaringan komputer

yang ada di seluruh dunia dan mulai memasuki Indonesia pada tahun 1992 (stikom,2007).

Page 15: LKTI Politeknik Telkom

Data terakhir yang diterbitkan oleh World Internet User Statistics menunjukkan 20

negara dengan jumlah pengguna internet terbesar di dunia.

TOP 20 COUNTRIES

WITH THE HIGHEST NUMBER OF INTERNET USERS

# Country or

Region

Internet

Users, Latest

Data

Penetration

(%population)

% of world

users

Population (2008

est.)

User

Grwoth

(2000-2008)

1 China 253,000,000 19.0 % 17.3 % 1,330,044,605 1,024.4 %

2 United States 220,141,969 72.5 % 15% 303,824,646 130,90%

3 Japan 94,000,000 73,80% 6,40% 127,288,419 99,70%

4 India 60,000,000 5,20% 4,10% 1,147,995,898 1100%

5 Germany 52,533,914 63,80% 3,60% 82,369,548 118,90%

6 Brazil 50,000,000 26,10% 3,40% 191,908,598 900%

7 United

Kingdom 41,817,847 68,60% 2,90% 60,943,912 171,50%

8 France 36,153,327 58,10% 2,50% 62,177,676 325,20%

9 Korea South 34,820,000 70,70% 2,40% 49,232,844 82,90%

10 Iitaly 34,708,144 59,70% 2,40% 58,145,321 162,90%

11 Rusia 32,700,000 23,20% 2,20% 140,702,094 954,80%

12 Canada 28,000,000 84,30% 1,90% 33,212,696 120,50%

13 Turkey 26,500,000 36,90% 1,80% 71,892,807 1225%

14 Spain 25,623,329 63,50% 1,80% 40,491,051 375,60%

15 Indonesia 25,000,000 10,50% 1,70% 237,512,355 1150%

16 Mexico 23,700,000 21,60% 1,60% 109,955,400 773,80%

17 Iran 23,000,000 34,90% 1,60% 65,875,223 9100%

18 Vietnam 20,159,615 23,40% 1,40% 86,116,559 9979,80%

19 Pakistan 17,500,000 10,40% 1,20% 167,762,040 12969,50%

20 Australia 16,355,388 79,40% 1,10% 20,600,856 147,80%

TOP 20 Countries 1,115,713,572 25,40% 76,00% 4,388,052,548 284,50%

Rest of the World 347,918,789 15,20% 23,80% 2,288,067,740 391,20%

Total World – Users 1,463,632,361 21,90% 100% 6,676,120,288 305,50%

Sumber: World Internet User Statistics were updated for June 30, 2008

Page 16: LKTI Politeknik Telkom

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Desain Riset

Penelitian yang penulis lakukan dapat tergambar dari bagan di bawah ini.

Pengaruh

Bagan I Desain Riset

III.2 Waktu dan Tempat Penelitian

No Uraian Kegiatan Maret 2009

4 5 10-17 18

1. Persiapan penelitian

2. Penelitian Lapangan & kepustakaan

3. Penyusunan karya tulis

4. Pengiriman karya tulis

Seluruh rangkaian kegiatan penelitian dilaksanakan di Kecamatan Pandeglang,

Kabupaten Pandeglang, Banten.

III.3 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan

suatu penelitian. Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah metode korelasi.

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dan apabila ada

berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. Semua anggota sampel

yang dipilih diukur mengenai kedua variabel yang diteliti, kemudian sama-sama dicari

koefisien korelasinya.

Tingkat Pendidikan

Variabel 1 (X1)

Kebudayaan

Variabel 2 (X2)

Pengetahuan Mengenai

Internet

Variabel 3 (Y)

Page 17: LKTI Politeknik Telkom

III.4 Populasi

Populasi merupakan sekelompok subjek, baik manusia, gejala, ataupun peristiwa-

peristiwa yang dijadikan sebagai objek dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini,

penulis mengambil seluruh Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten

sebagai populasi penelitian.

III.5 Sampel

Penulis menggunakan sampel yang dipandang mewakili (representative) terhadap

masyarakat Kecamatan Pandeglang. Dalam penelitian ini, penulis mengambil 50 (lima

puluh) orang masyarakat Kecamatan Pandeglang usia 20-50 tahun yang dijumpai saat

peninjauan langsung dan wawancara pada tanggal 5 Maret 2009 secara acak (random)

dari populasi yang ada sebagai sampel dalam penelitian.

III.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang kami gunakan berupa quisioner, dengan pertanyaan

yang merujuk kepada seberapa jauh pengetahuan responden mengenai internet. Panduan

wawancara / quisioner terdapat dalam lampiran 1.

III.7 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung (direct

observation) dan tidak langsung (indirect observation). Pengumpulan data secara

langsung dilakukan dengan peninjauan langsung penulis ke lokasi penelitian, yaitu

Kecamatan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten yang dilakukan pada tanggal 5

Maret 2009. Pengumpulan data secara langsung dilakukan dengan cara wawancara dan

pengamatan lokasi. Selain itu, penulis juga mendokumentasikan kegiatan penelitian ini

dengan menggunakan sebuah kamera digital Sanyo VPC-503. Sedangkan, pengumpulan

data secara tidak langsung dilakukan dengan cara studi kepustakaan (study of literature),

yaitu dengan mencari data-data dari sumber-sumber informasi, seperti buku bacaan,

majalah, surat kabar, maupun internet guna mencari data-data yang dibutuhkan dalam

proses penelitian.

III.8 Analisis Data

Langkah-langkah dalam analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 18: LKTI Politeknik Telkom

1. Data yang terkumpul mula-mula diklasifikasikan.

X1 A B C D

Y 1 2 3 4

TingkatPendidikan Kebudayaan

2. Lalu penulis mencari regresi dari data tersebut guna mencari variabel yang paling

berpengaruh terhadap Y, antara variabel X1 dan X2

Yc = b0 + b1X1 + b2X2

Kemudian dengan metode kuadrat terkecil diperoleh persamaan-persamaan

normal:

Y – nb0 – b1X1 – b2X2 = 0…………………………………….1

X1Y – b0X1 – b1X12 – b2X1X2 = 0……………………………..2

X2Y – b0X2 – b1X1X2 – b2X22 = 0……………………………..3

3. Jika harga X1 lebih besar dari X2, maka artinya variabel X1 lebih berpengaruh

terhadap Y, begitu pula sebaliknya.

4. Selanjutnya dilakukan perhitungan product-moment :

Untuk tingkat pendidikan

rx1y = n∑X1Y – (∑X1) (∑Y)

√{n∑X12 – (∑X1)

2}{(n∑Y

2 – (∑Y)

2}

Untuk kebudayaan

rx2y = n∑X2Y – (∑X2) (∑Y)

√{n∑X22 – (∑X2)

2}{(n∑Y

2 – (∑Y)

2}

5. Tabel interpretasi nilai r *)

6. Kemudian untuk mengetahui berapa pengaruh yang ditimbulkan variabel X1 dan

X2 terhadap Y dengan menggunakan Koefisien Deteminasi.

KD = r2 x 100 %

7. Penentuan r tabel dengan signifikasi 1 % .

8. Pengujian hipotesis.

BAB IV

X2 A B C D

Y 1 2 3 4

Besarnya nilai r Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00

Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600

Antara 0,200 sampai dengan 0,400

Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi

Cukup Agak rendah

Rendah

Sangat rendah (Tak berkorelasi)

*) Angka-angka ini dikutip dari Sutrisno Hadi Prof. Drs., Metode Research 3 (Yogyakarta:

Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1979) hlm. 310.

Page 19: LKTI Politeknik Telkom

0

5

10

15

20 PT

SMA/SMK/SMEA

SMP/MTs

0

20

40

60

Tidak tahu

Tahu

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

Dari hasil wawancara yang penulis laksanakan diperoleh data sebagai berikut:

Diagram 1 Pendidikan Akhir 50 Responden

Dari diagram di atas dapat kita ketahui bahwa pendidikan akhir masyarakat

Kecamatan Pandeglang yang terbanyak adalah pendidikan di tingkat SMA, yaitu

sebanyak 20 orang dari 50 responden. Sedangkan yang paling sedikit adalah tingkat

perguruan tinggi yang hanya 1 orang dari 50 responden. Begitu juga tingkat SD dan SMP

yang masing-masing berjumlah 15 dan 10 orang dari 50 responden.

Sedangkan dari 50 responden yang penulis wawancarai hanya terdapat 9 orang

saja yang mengetahui akan keberadaan internet, seperti terlihat pada diagram di bawah.

Diagram 2 Pengetahuan 50 responden mengenai internet

Tidak Sekolah

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

Tidak tahu

Tahu

Page 20: LKTI Politeknik Telkom

0

10

20

30Inggris

Indo+Istilah asing

Indonesia

Diagram di atas menunjukkan rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat

Kecamatan Pandeglang. Hal tersebut terbukti dari data yang menunjukkan bahwa 41

orang dari 50 responden atau 82 % dari sampel penelitian sama sekali tidak mengetahui

dan mendengar apa itu internet. Sedangkan untuk 9 orang yang mengetahui akan

keberadaan internet, sebagian besar hanya pernah mendengar, atau coba-coba saja.

Mereka hanya mengetahui internet sebatas penggunaan pada telepon genggam.

Sedangkan data yang penulis peroleh mengenai kebudayaan masyarakat

pandeglang dapat dilihat pada diagram di bawah.

Diagram 3 Penggunaan bahasa oleh 50 responden

Diagram di atas menjabarkan penggunaan bahasa yang dilakukan oleh 50

responden, baik dalam kegiatan wawancara ataupun kegiatan sehari-hari. Penulis

mengambil indikator bahasa sebagai tolak ukur tingkat budaya, dikarenakan bahasa

merupakan suatu unsur utama kebudayaan yang dapat membedakan antara kebudayaan

yang satu dengan kebudayaan yang lain. Hubungan antara bahasa dengan komunikasi

yang dalam hal ini mengenai internet, adalah seperti yang telah disebutkan pada tinjauan

teoritis, bahwasanya masyarakat yang kuat ikatan kebudayaan daerahnya terutama dari

segi penggunaan bahasa, maka akan sulit menerima informasi mengenai internet yang

notabene menggunakan istilah asing dan bahasa inggris.

Selanjutnya data yang telah terkumpul dilakukan uji regresi, product-moment,

dan koefisien determinasi. Uji regresi dilakukan dengan menguji dua variabel, tingkat

pendidikan sebagai variabel 1 (X1), dan kebudayaan sebagai variabel 2 (X2), yang dicari

pengaruhnya terhadap pengetahuan mengenai internet masyarakat Kecamatan Pandeglang

(Y). Dari uji regresi tersebut dihasilkan persamaan:

Yc = -2,512 – 0,146X1 + 3,510X2 *)

Sunda

Indo-Sunda

Indonesia

Indo+Istilah

Asing Inggris

*Perhitungan terdapat pada lampiran 2

Page 21: LKTI Politeknik Telkom

Dari persamaan garis regresi di atas dapat dilihat bahwa X1 mempunyai nilai - 0,146 dan

X2 mempunyai nilai 3,510, yang berarti bahwa X1 < X2. Hal ini berarti kebudayaan

memberikan pengaruh lebih besar terhadap tingkat pengetahuan masyarakat Kecamatan

Pandeglang dibandingkan dengan tingkat pendidikannya.

Setelah itu penulis melakukan perhitungan product-moment untuk mengetahui

seberapa kuat korelasi antara tingkat pendidikan dan kebudayaan terhadap rendahnya

pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang mengenai internet. Dan diperoleh hasil

bahwa tingkat pendidikan memberikan nilai r sebesar 0,424 dan kebudayaan

menghasilkan nilai r sebesar 0,693.

0,424 merupakan angka yang didapat dari menghitung variabel 1 (X1) yaitu data

yang didapat mengenai tingkat pendidikan terhadap pengetahuan mengenai internet

menggunakan perhitungan product-moment dengan rumus hitung seperti yang tertera

pada analisis data sebelumnya *).

0,693 merupakan angka yang didapat dari menghitung variabel 2 (X2) yaitu data

yang di dapat mengenai kebudayaan, dalam hal ini penggunaan bahasa, terhadap

pengetahuan mengenai internet menggunakan perhitungan product-moment dengan

rumus hitung seperti yang tertera pada analisis data sebelumnya **).

Lalu hasil tersebut diketahui tingkat korelasinya dengan mengacu pada tabel

berikut.

Besarnya nilai r Hasil Interpretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00

Antara 0,600 sampai dengan 0,800

Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400

Antara 0,000 sampai dengan 0,200

0,693

0,424

Tinggi

Cukup

Agak rendah Rendah

Sangat rendah

(Tak berkorelasi)

Keterangan : 0,693 Pengaruh yang diberikan kebudayaan

0,424 Pengaruh yang diberikan tingkat pendidikan

Kemudian penulis menggunakan perhitungan koefisien determinasi untuk

mengetahui berapa besar pengaruh yang diberikan. Hasilnya adalah: pengaruh yang

diberikan tingkat pendidikan terhadap rendahnya pengetahuan masyarakat Kecamatan

Pandeglang sebesar 17,98%, sedangkan pengaruh yang bersumber dari kebudayaan

sebesar 48,02%. Ini berarti terdapat kontribusi pengaruh faktor-faktor lain sebesar

51,98% sampai 82,02%. Faktor-faktor lain tersebut dapat berupa, kemauan, profesi, dan

lain-lain ***).

ahasan *) Perhitungan terdapat pada lampiran3 **) Perhitungan terdapat pada lampiran 4

*** ) Perhitungan terdapat pada lampiran 5

Page 22: LKTI Politeknik Telkom

Penulis berasumsi, bahwa pendidikan bukanlah suatu faktor yang mutlak

penyebab rendahnya tingkat pengetahuan mereka terhadap internet. Ternyata kebudayaan

memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap pengetahuan tersebut. Kami berpendapat

untuk membandingkan Pandeglang dengan kota-kota besar, seperti DKI Jakarta. Penulis

yakin bahwasanya tidak semua penduduk DKI Jakarta berpendidikan tinggi dikarenakan

mahalnya biaya pendidikan, namun mereka pasti mempunyai pengetahuan yang lebih

besar mengenai internet dibandingkan dengan masyarakat Kecamatan Pandeglang. Hal

ini disebabkan DKI Jakarta memiliki budaya daerah yang dinamis dibandingkan

Pandeglang. Budaya masyarakat Pandeglang yang cenderung statis menyebabkan sulitnya

informasi masuk daerah tersebut dengan cepat. Penggunaan bahasa sunda sebagai bahasa

dominan dalam percakapan sehari-hari merupakan satu bukti statisnya budaya

Pandeglang.

Mengacu pada teori DeFleur dan Ball-Rokeach yang telah dikemukakan

sebelumnya dapat dilihat bahwa suatu masyarakat dalam menstimulasi informasi baru

yang ditemuinya melalui tiga kerangka teoritis: perspektif perbedaan individual,

perspektif kategori sosial, dan perspektif hubungan sosial.

Dengan melihat perspektif perbedaan individual, masyarakat Pandeglang

cenderung kurang respon terhadap informasi-informasi terbaru mengenai internet.

Adapun selama ini yang mereka ketahui hanyalah sebatas kabar-kabar sekitar saja, tanpa

adanya minat untuk mengetahui internet lebih dalam.

Dengan melihat perspektif kategori sosial, masyarakat Pandeglang lebih

cenderung memilih media lain sebagai sumber informasi seperti televisi, karena mereka

menganggap internet terlau rumit dan tidak praktis bagi mereka. Dan mereka yang

mengetahui internet menyiasatinya dengan menggunakan telepon genggam karena

dianggap lebih praktis, walaupun dalam segi kinerjanya tidak sebaik akses internet

melalui komputer.

Terakhir, dilihat dari perspektif hubungan sosial ternyata masyarakat Pandeglang

cenderung menggunakan sistem two step flow of communication. Yaitu, memperoleh

informasi dari personal yang dianggap relatif lebih tahu. Hal ini disebabkan karena

mereka mengira bahwa untuk mengakses internet tidaklah mudah dan memerlukan media

yang sebagian besar tidak mereka miliki seperti komputer ataupun laptop. Personal ini

merupakan seorang yang dianggap lebih pintar dan berpengalaman. Namun, hal tersebut

mempunyai kelemahan, informasi yang bergerak dari orang tersebut tidak selamanya

benar dan jelas. Karena terkadang mereka merasa “sok tahu”.

Page 23: LKTI Politeknik Telkom

Disamping itu, dengan melihat bahwa pengaruh yang diberikan tingkat

pendidikan sebesar 17,98% dan kebudayaan 48,02%, maka terdapat faktor-faktor lain

yang mempengaruhi pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang mengenai internet

sebesar 51,98% sampai dengan 82,02%. Faktor tersebut dapat berupa jauhnya akses

Kecamatan Pandeglang ke kota besar, kurangnya minat masyarakat Pandeglang untuk

menerima perkembangan teknologi yang ada, kurangnya sosialisasi mengenai internet

kepada mereka, rendahnya sarana dan prasarana, serta faktor-faktor internal maupun

eksternal lainnya.

Lalu akankah kita terus berada dalam keadaan seperti ini tanpa adanya

perubahan. Tanggapan masyarakat tentang pernyataan di atas sangatlah jelas, bahwasanya

pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang mengenai internet, atau Indonesia

umumnya masihlah rendah. Disadari atau tidak, seharusnya Indonesia tidaklah bangga

akan data World Internet User Statistics, June 2008 sebagai peringkat 15 negara

pengguna internet terbanyak. Dikarenakan jumlah penduduk Indonesia yang tercatat

sebanyak 237,512,355 dengan pengguna internet sebesar 25,000,000 atau sekitar 10,53%

saja jika dibandingkan dengan Korea Selatan dengan jumlah penduduk 49,232,844 dan

pengguna internet sebanyak 34,820,000 atau sekitar 70,72%.

Siapa yang bertanggung jawab atas masalah ini?. Rendahnya pengetahuan

masyarakat, khususnya Kecamatan Pandeglang terhadap keberadaan internet tentunya

harus cepat disikapi secara cermat. Bukanlah Presiden, bukanlah Gubernur, bukanlah

Bupati, ataupun pihak-pihak lainnya yang harus disalahkan. Masalah ini merupakan

masalah global yang harus diselesaikan secara bersama-sama, agar “Teknologi Informasi

merupakan Gerbang Menuju Sukses Masa Depan” adalah sebuah ungkapan yang benar-

benar dapat terealisasikan.

IV.3 Pengujian Hipotesis

Pada penelitian ini penulis mengambil signifikasi sebesar 1 %, untuk mengetahui

hipotesis diterima atau tidak, penulis bertolak ukur pada Tabel Harga Kritik dari r

Product-Moment (pada lampiran 6). Dari tabel tersebut, nilai n sebesar 50 dengan

signifikasi 1 % adalah sebesar 0,361. Hal ini berarti bahwa hipotesis Ha 1 penulis

“Tingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang

mengenai internet”, dengan nilai r sebesar 0,424 diterima. Dan hipotesis Ha 2 penulis

“Kebudayaan mempengaruhi pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang mengenai

internet”, dengan nilai r sebesar 0,693 diterima.

Page 24: LKTI Politeknik Telkom

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang mengenai internet masih

sangatlah rendah. Oleh sebab itu peranan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat

sangatlah dibutuhkan, dalam mensosialisasikan internet kepada seluruh elemen

masyarakat.

Tingkat pengetahuan memberikan pengaruh terhadap pengetahuan masyarakat

mengenai internet lebih kecil dibandingkan dengan kebudayaan. Karenanya jangan

jadikan pendidikan sebagai alasan guna mengikuti kemajuan teknologi informasi. Yang

dibutuhkan hanyalah sikap masyarakat yang mau menerima serta berusaha mengikuti

kemajuan di bidang komunikasi ini.

Informasi mengenai keberadaan internet, dapat diperoleh dari televisi, radio, surat

kabar, ataupun media informasi lainnya. Maka yang diperlukan hanyalah kesadaran, serta

rasa keingintahuan masyarakat.

V.2 Saran

1. Pemerintah dapat membuat kebijakan-kebijakan yang dapat berdampak positif

bagi pengguna-pengguna internet Indonesia, agar tidak ada lagi rasa keraguan

dalam diri masyarakat untuk menggunakan internet.

2. Seyogyanya, LSM dan media massa dapat bekerja sama dengan pemerintah,

membantu pemerintah dalam mensosialisasikan internet secara menyeluruh.

Terutama televisi, media massa melalui iklan-iklan layanan masyarakat yang

menarik, mudah dipahami dan padat informasi merupakan cara yang cukup

efektif untuk meyebarluaskan informasi mengenai internet.

3. Menciptakan suatu kerjasama yang solid, dimana terdiri dari berbagai kelompok

masyarakat yang masing-masing berpartisipasi sesuai bidangnya, untuk bersama-

sama meningkatkan pengetahuan seluruh masyarakat dalam penggunaan

teknologi informasi seperti internet, agar ungkapan “Teknologi Informasi

merupakan Gerbang Menuju Sukses Masa Depan” benar-benar dapat terwujud.

Page 25: LKTI Politeknik Telkom

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

DaFleur, M.L. dan Ball-Rokeach. 1975. Theoriesof Mass Communication, 2nd edition.

New York: David McKey Company, Inc.

Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Hadi, Sutrisno. 1976. Metodologi Research, Jilid 1, Cetakan Ke IV. Yogyakarta: Yayasan

Penerbitan, Fakultas Psikologi UGM.

Hunt, M. 1982. The Universe Within; A New Science Explores The Human Mind. New

York: Simon & Schuster.

Internet World Stats. 2008. Top 20 Countries With The Highest Number of Internet Users.

http://www.internetworldstats.com (diakses pada: 05/03/09.pkl.15.53)

MacBride, Sean (ed.). 1983. Aneka Suara, Satu Dunia, terjemahan dari ”Many Voices

One World”. Jakarta-Paris-New York: PN Balai Pustaka-UNESCO.

Mandelbaum, D.G. 1949. Selected Writings of Edward Sapir. Berkeley: University of

California Press.

Rakhmat, Jalaluddin. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Stikom. 2007. Sejarah Internet Indonesia. http://www.stikom.com (diakses pada:

05/03/09.pkl.14.37)

Supranto, J. 1987. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga

Surakhmad, Winarno. 1998. Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar Metoda Teknik.

Bandung: Tarsito.

Wikipedia. 2008. Internet. http://en.wikipedia.org (diakses pada: 05/03/09.pkl.15.31)

________. 2008. Kebudayaan. http://id.wikipedia.org (diakses pada: 16/03/09.pkl.16.14)

Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Page 26: LKTI Politeknik Telkom

LAMPIRAN

Lampiran 1

Angket yang disebarkan ke 50 responden

Nama :

Usia :

Pendidikan akhir :

1. Apakah Bpk/Ibu tahu mengenai internet?

a. Tidak tahu (1 poin)

b. Tahu pernah dengar (2 poin)

c. Tahu dari teman (3 poin)

d. Tahu dari televisi (4 poin)

e. Tahu dari surat kabar (5 poin)

f. Tahu waktu masih sekolah (6 poin)

2. Apakah Bpk/Ibu tahu bagaimana cara mengakses internet?

a. Tidak pernah (1 poin)

b. Bisa tapi hanya dari telepon genggam (2 poin)

c. Bisa tapi hanya untuk main games (3 poin)

d. Bisa hanya bisa buka Facebook, Friendster, dll. (4 poin)

e. Bisa pakai komputer (5 poin)

f. Bisa browsing & melakukan berbagai macam kegiatan menggunakan internet

(6 poin)

3. Apa bahasa yang responden pakai saat proses wawancara?

a. Bahasa Sunda (1 poin)

b. Bahasa Indonesia + sunda (2 poin)

c. Bahasa Indonesia (3 poin)

d. BahasaIndonesia + istilah asing (4 poin)

e. Bahasa Inggris (5 poin)

Page 27: LKTI Politeknik Telkom

Lampiran 2

Tabel Data Hasil Wawancara

NO Y X1 X2 X1Y X2Y X12 X2

2 X1X2 Y2

1 4 4 3 16 12 16 9 12 16

2 1 3 1 3 1 9 1 3 1

3 1 4 2 4 2 16 4 8 1

4 1 3 1 3 1 9 1 3 1

5 5 4 3 20 15 16 9 12 25

6 1 2 1 2 1 4 1 2 1

7 8 3 2 24 16 9 4 6 64

8 1 2 1 2 1 4 1 2 1

9 1 2 1 2 1 4 1 2 1

10 1 2 1 2 1 4 1 2 1

11 4 4 3 16 12 16 9 12 16

12 1 4 2 4 2 16 4 8 1

13 1 2 1 2 1 4 1 2 1

14 1 4 2 4 2 16 4 8 1

15 1 2 1 2 1 4 1 2 1

16 1 4 2 4 2 16 4 8 1

17 1 4 2 4 2 16 4 8 1

18 1 1 1 1 1 1 1 1 1

19 1 2 1 2 1 4 1 2 1

20 1 2 1 2 1 4 1 2 1

21 1 2 1 2 1 4 1 2 1

22 22 4 4 88 88 16 16 16 484

23 1 1 1 1 1 1 1 1 1

24 1 3 1 3 1 9 1 3 1

25 1 3 1 3 1 9 1 3 1

26 10 4 2 40 20 16 4 8 100

27 1 2 1 2 1 4 1 2 1

28 1 4 2 4 2 16 4 8 1

29 18 4 3 72 54 16 9 12 324

30 1 4 2 4 2 16 4 8 1

31 1 4 3 4 3 16 9 12 1

32 1 3 1 3 1 9 1 3 1

33 1 3 1 3 1 9 1 3 1

34 1 4 2 4 2 16 4 8 1

35 1 2 1 2 1 4 1 2 1

36 1 3 2 3 2 9 4 6 1

Page 28: LKTI Politeknik Telkom

37 21 4 4 84 84 16 16 16 441

38 1 4 3 4 3 16 9 12 1

39 1 1 1 1 1 1 1 1 1

40 1 4 2 4 2 16 4 8 1

41 1 4 3 4 3 16 9 12 1

42 1 3 1 3 1 9 1 3 1

43 1 2 1 2 1 4 1 2 1

44 25 5 4 125 100 25 16 20 625

45 1 4 3 4 3 16 9 12 1

46 1 3 1 3 1 9 1 3 1

47 1 2 1 2 1 4 1 2 1

48 1 2 1 2 1 4 1 2 1

49 1 1 1 1 1 1 1 1 1

50 1 2 1 2 1 4 1 2 1

158 149 87 598 460 499 195 298 2.136

Menghitung Regresi: Dengan metode kuadrat kecil dapat diperoleh persamaan-persamaan: Y – nb0 – b1X1 – b2X2 = 0…………………………………….1 X1Y – b0X1 – b1X1

2 – b2X1X2 = 0……………………………..2 X2Y – b0X2 – b1X1X2 – b2X2

2 = 0………………………………..3 Dengan peersamaan normal ini, dapat dihitung harga-harga b0, b1, dan b2.

Dari jumlah harga-harga yang terdapat dalam tabel di atas, kita masukkan dalam persamaan, sehingga diperoleh persamaan: I. 158 – 50b0 – 149b1 – 87b2 = 0

II. 598 – 149b0 – 499b1 – 298b2 = 0 III. 460 – 87b0 – 298b1 – 195b2 = 0

Kemudian dicari harga b0, b1, dan b2 dengan cara menyamakan dan menghilangkan harga b0 terlebih dahulu, yaitu: I. 158 – 50b0 – 149b1 – 87b2 = 0 II. 201 – 50b0 – 167b1 – 100b2 = 0 (setelah disamakan dengan nilai b0 pada persamaan I)

-43 + 18b1 + 13b2 = 0……………..IV

I. 158 – 50b0 – 149b1 – 87b2 = 0

II. 264 – 50b0 – 96b1 – 112b2 = 0 (setelah disamakan dengan nilai b0 pada persamaan I)

-106 - 53b1 + 25b2 = 0…………………V

III

Yc = b0 + b1X1 + b2X2 *)

*) Rumus ini dikutip dari Suharsimi Arikunto Prof. Dr., Prosedur Penelitian: Suatu

Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998) hlm. 293.

Page 29: LKTI Politeknik Telkom

Dari persamaan IV dan V, dapat diperoleh harga b2 dengan menghilangkan harga b1, yaitu:

-1139,5 + 477b1 + 344,5b2 = 0

-954 - 477b1 + 225b2 = 0 - 2093,5 + 569,5b2 = 0

569,5b2 = 2093,5

b2 = 2093,5 569,5

Jadi, b2 = 3,510

Setelah harga b2 diketahui, kemudian dikembalikan lagi kedalam

persamaan IV untuk mendapatkan harga b1: -43 + 18b1 + 13b2 = 0

-43 + 18b1 + 13(3,510) = 0

-43 + 45,63 + 18b1 = 0 2,63 + 18b1 = 0

Jadi b1, = -2,63

18

= - 0,146 Selanjutnya setelah diketahui b1 dan b2 dapat dicari harga b0 dengan

memasukkan harga b1 dan b2 kedalam persamaan I

158 – 50b0 – 149b1 – 87b2 = 0 158 – 50b0 – 149(-0,146) – 87(3,510) = 0 158 – 50b0 + 21,754 – 305,37 = 0

- 125,616 – 50b0 = 0

- 125,616 = 50b0

b0 = -2,512

Yc = -2,512 – 0,146X1 + 3,510X2

Dari persamaan garis regresi tersebut dapat dilihat bahwa -0,146X1 < 3,510X2, yang berarti bahwa kebudayaan memberikan pengaruh lebih besar terhadap tingkat pengetahuan masyarakat Kecamatan Pandeglang disbandingkan dengan tingkat pendidikannya.

Page 30: LKTI Politeknik Telkom

Lampiran 3

Perhitungan Product-moment variabel 1

rx1y = n∑X1Y – (∑X1) (∑Y) *)

√{n∑X12 – (∑X1)2}{(n∑Y2 – (∑Y)2}

= 50(598) – (149) (158)

√{50(499) – (149)2}{(50(2.136) – (158)2}

= 29.900 – 23.542

√{24950 – 22.201}{106.800– 24.964}

= 6.358

√224.967.164

= 6.358

14.998,91

= 0,424

*) Rumus ini dikutip dari Suharsimi Arikunto Prof. Dr., Prosedur Penelitian: Suatu

Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998) hlm. 256.

Page 31: LKTI Politeknik Telkom

Lampiran 4

Perhitungan Product-moment variabel 2

rx2y = n∑X2Y – (∑X2) (∑Y) *)

√{n∑X22 – (∑X2)2}{(n∑Y2 – (∑Y)2}

= 50(460) – (87) (158)

√{50(195) – (87)2}{(50(2.136) – (158)2}

= 23.000 – 13.746

√{9.750 – 7.569}{106.800– 24.964}

= 9.254

√178.402.480

= 9.254

13.356,74

= 0,693

*) Rumus ini dikutip dari Suharsimi Arikunto Prof. Dr., Prosedur Penelitian: Suatu

Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998) hlm. 256.

Page 32: LKTI Politeknik Telkom

Lampiran 5

Perhitungan Koefisien Determinasi

KDX1 = r2 x 100 %

= 0,4242 x 100 %

= 17,98 %

KDX2 = r2 x 100 %

= 0,6932 x 100 %

= 48,02 %

KD = r2 x 100 % *)

*) Rumus ini dikutip dari Suharsimi Arikunto Prof. Dr., Prosedur Penelitian: Suatu

Pendekatan Praktek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998) hlm. 283.

Page 33: LKTI Politeknik Telkom

Lampiran 6

Sumber: Suharsimi Arikunto Prof. Dr., Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek

(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1998) hlm. 366.

Page 34: LKTI Politeknik Telkom

Lampiran 7

Data 50 Responden Hasil Wawancara

NO NAMA

JENIS

KELAMIN

UMUR

(TAHUN) PENDIDIKAN BAHASA KETERANGAN

1 Wahyudin L 34 SMA indonesia Tahu

2 H. Udin L 50 SMP sunda Tidak Tahu

3 Asep L 25 SMA indo+sunda Tidak Tahu

4 Aceng L 34 SMP sunda Tidak Tahu

5 Edri L 21 SMK indonesia Tahu

6 Uri L 24 SD sunda Tidak Tahu

7 Ateng L 30 SMP indo+sunda Tahu

8 Asep L 31 SD sunda Tidak Tahu

9 Suhendar L 28 SD sunda Tidak Tahu

10 Siti P 25 SD sunda Tidak Tahu

11 Asep L 25 SMEA indonesia Tahu

12 Eni P 30 SMEA indo+sunda Tidak Tahu

13 Nia P 20 SD sunda Tidak Tahu

14 Pipi P 35 SMA indo+sunda Tidak Tahu

15 Camo L 39 SD sunda Tidak Tahu

16 Iman L 42 SMA indo+sunda Tidak Tahu

17 Iyung L 40 SMA indo+sunda Tidak Tahu

18 Tb. Arief L 38 - sunda Tidak Tahu

19 Enjul L 21 SD sunda Tidak Tahu

20 Iwan L 23 SD sunda Tidak Tahu

21 Masitoh P 20 SD sunda Tidak Tahu

22 Amel P 20 SMK

ind+istilah

asing Tahu

23 Neng P 20 - sunda Tidak Tahu

24 Eka P 27 SMP sunda Tidak Tahu

25 Leny P 23 SMP sunda Tidak Tahu

26

Agus

Farizon L 35 SMA indo+sunda Tahu

27 Mumu L 28 SD sunda Tidak Tahu

28 Yusep L 30 SMA indo+sunda Tidak Tahu

29 Reni P 21 SMA indonesia Tahu

30 Cecep L 26 SMA indo+sunda Tidak Tahu

Page 35: LKTI Politeknik Telkom

31 Ayla P 21 SMA indonesia Tidak Tahu

32 Gukay L 25 SMP sunda Tidak Tahu

33 Gunawan L 20 SMP sunda Tidak Tahu

34 Yunus L 33 SMA indo+sunda Tidak Tahu

35 Saepul L 28 SD sunda Tidak Tahu

36 Nina P 20 SMP indo+sunda Tidak Tahu

37 Hani P 20 SMA

indo+istilah

asing Tahu

38 Ariansyah L 42 SMA indonesia Tidak Tahu

39 Arya L 27 - sunda Tidak Tahu

40

Ahmad

Yani L 30 SMA indo+sunda Tidak Tahu

41 John L 42 SMA indonesia Tidak Tahu

42 Dedi L 23 SMP sunda Tidak Tahu

43 Mamas L 43 SD sunda Tidak Tahu

44 Heri L 42 S1

indo+istilah

asing Tahu

45 Edi L 40 SMA indonesia Tidak Tahu

46 Cuning L 22 SMP sunda Tidak Tahu

47 Elim P 21 SD sunda Tidak Tahu

48 Taru L 50 SD sunda Tidak Tahu

49 Rendi L 24 - sunda Tidak Tahu

50 Abdullah L 24 SD sunda Tidak Tahu

Page 36: LKTI Politeknik Telkom

Lampiran 8

Gambar 1 Kecamatan Pandeglang

Page 37: LKTI Politeknik Telkom

Lampiran 9

Curriculum Vitae

Nama : Awwaliatul Mukarromah

T T L : Tangerang, 24 Juli 1992

Alamat : Kp. Ameng Rt.01/01 Desa Kedung Dalam Kecamatan Mauk,

Tangerang Banten 15530

Kelas : XI IPA 1 SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School

Telp. : 087881058651

Email : [email protected]

Prestasi :

Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Banten- tahun 2007

Peserta Tim Olimpiade Kimia Sekolah SMAN CMBBS tahun 2007

Juara 2 Lomba ketangkasan Undang-Undang 1945 tingkat Kabupaten tahun 2008

Tim SMAN Cahaya madani Banten Boarding School

Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah BUFB X Tingkat Banten, Jawa Barat, DKI

Jakarta tahun 2008-UPI

Finalis Lomba Penulisan Cerpen Lip-Ice tingkat Nasional tahun 2008- Bogor

Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat SMA se-Banten Fakultas Teknik

UNTIRTA-Cilegon tentang Korosi tahun 2008

Penghargaan atas penampilan Tari Marawis oleh Panitia Hari Besar Islam DKM

Riyadhul Muttaqien Pandeglang-Banten

Juara 3 Lomba Economic Research Paper-KomPek11 Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia tahun 2009 Tingkat Nasional

Page 38: LKTI Politeknik Telkom

Curriculum Vitae

Nama : Boni Andika

T T L : Jakarta, 27 Mei 1992

Alamat : Kp. Suka Bakti Rt.008/04 Kelurahan Lembang Sari Kecamatan Rajeg,

Tangerang Banten 15540

Kelas : XI IPA 1 SMAN Cahaya Madani Banten Boarding School

Telp. : 085691717471

Email : [email protected]

Blog : boniblogger.blogspot.com

Prestasi :

Juara 1 Lomba Cipta Baca Puisi Tingkat Kabupaten Tangerang tahun 2005-

Depdiknas

Kontingen Kabupaten Tangerang Jambore Nasional 2006-Kwarnas

Juara 3 Lomba Cipta Baca Puisi Tingkat Kabupaten Tangerang tahun 2006-

Depdiknas

Peserta Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta

tahun 2008-UPI

Kontingen Kabupaten Pandeglang Raimuna Nasional 2008-Kwarnas

Juara 1 Lomba Essay Nasional 2008-IPB

Peserta Lomba Karya Tulis Populer Teknologi Informasi & Komunikasi Nasional

2008-Politeknik Telkom

Kontingen Kabupaten Pandeglang Perkemahan Saka Bhakti Wirakartika Tingkat

Provinsi tahun 2008-Kwarda

Juara Harapan 1 & The Best Research Lomba Chemical Expert tingkat Provinsi

tahun 2008-Untirta Cilegon

Finalis Lomba Essay Ocean Weeks se-Jawa tahun 2008-ITS

Peserta Lomba Penulisan Cerpen Indonesia-Asean tingkat Nasional tahun 2008-

Deplu

Juara Harapan 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah se-Jawa tahun 2009-UPI

Juara 2 Lomba Debat Ekonomi tingkat Provinsi tahun 2009-STIE Serang

Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah Ekonomi tingkat Nasional tahun 2009-UI