LITURGI DAN BAHAN RENUNGAN · LITURGI DAN BAHAN RENUNGAN GKJW Jemaat Mojosarirejo . LITURGI CAWISAN...
Transcript of LITURGI DAN BAHAN RENUNGAN · LITURGI DAN BAHAN RENUNGAN GKJW Jemaat Mojosarirejo . LITURGI CAWISAN...
LITURGI DAN BAHAN RENUNGAN
GKJW Jemaat Mojosarirejo
LITURGI CAWISAN II
PERJAMUAN KUDUS DI JUMAT AGUNG
Kamis, 09 April 2020
I. PERSIAPAN
Jemaat dapat memilih dan menentukan model kebaktian cawisan yang hendak dilakukan:
MODEL 1: Liturgi dan khotbah melalui media you tube atau video melalui WA yang telah
disiapkan oleh Majelis Jemaat.
MODEL 2: Menggunakan liturgi dan khotbah yang sudah dicetak. Salah satu anggota
keluarga dapat berperan sebagai Pemimpin Liturgi (PL), satu anggota
keluarga yang lain dapat berperan sebagai Pembaca Renungan (PR), dan satu
yang lain dapat berperan sebagai Pembaca Alkitab (PA). Peran-peran ini
dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing keluarga.
II. TATA LAKSANA IBADAT
1. Panggilan Kebaktian
PL : Kita akan membangun kebaktian cawisan atau persiapan kedua Perjamuan Kudus
di Jumat Agung. Mari, dengan kerinduan, kita mengaku seperti pemazmur yang
demikian “Hanya dekat Allah saja aku tenang dari padaNyalah keselamatanku.”
(Mazmur 62:2). Dan sejenak kita bersaat teduh.
PR : Kebaktian persiapan kedua Perjamuan Kudus di Jumat Agung berlangsung
didalam nama Allah Bapa, pencipta langit dan bumi, yang tidak pernah
meninggalkan pekerjaan tanganNya dan yang kekal kasih setiaNya. Anugerah
dan damai sejahtera dari Allah Bapa, Tuhan Yesus menyertai kita sekalian.
Amin.
PL : (Mengajak menyanyi KJ 33:1,6 “SuaraMu Kudengar”)
2. Doa Pembukaan dan Firman Tuhan
3. Pembacaan Alkitab : Ibrani 9 : 11 – 15
“Yang berbahagia adalah setiap kita yang membaca Firman Tuhan, menyimpan dan
merenungkannya dalam hati dan melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan kita sehari-
hari. Amin”
4. Menyanyi KJ 64:2 “Bila Kulihat Bintang Gemerlapan”
5. Renungan
6. Cawisan atau persiapan Perjamuan Kudus Paskah di Jumat Agung
PR : Saudara – saudara yang dikasihi Tuhan, Perjamuan Kudus di Jumat Agung
akan dilaksanakan pada tgl 10 April 2020. Perkenankan pada kesempatan ini,
kami kembali mengingatkan perihal Perjamuan Kudus: yang diperkenankan
mengikut Perjamuan Kudus adalah seluruh warga jemaat dewasa, yang sudah
dibaptis dan sidhi, serta tidak sedang dalam penggembalaan khusus. Di gereja
kita GKJW, Perjamuan Kudus adalah tanda kudus/suci yang ditetapkan oleh
Allah untuk umat milikNya yang mengandung penghayatan akan kematian,
kebangkitan dan penantian akan kedatangan Yesus Kristus yang kedua.
Perjamuan Kudus disebut kudus, artinya : siapapun yang mengikuti Perjamuan
Kudus, haruslah ia hidup taat dan melakukan kehendak Tuhan dan kebenaran-
Nya. Perjamuan Kudus tidak hanya menggambarkan persekutuan umat dengan
Allah saja, tetapi juga persekutuan antara umat dengan sesamanya. Oleh karena
itu, haruslah ia hidup dengan sesamanya dalam damai dan kasih.
Saudara – saudara yang dikasihi Tuhan, karena pada dasarnya Perjamuan
Kudus itu berisi kasih Allah yang kudus, oleh karena itu marilah kita menguji
hati kita masing-masing sebelum memasuki meja Perjamuan :
Saat ini, mari kita melihat diri kita pribadi lepas pribadi. Sejenak kita
menyadari bahwa kita ini adalah manusia berdosa dihadapan Allah. Apa yang
kita lakukan dan pikirkan dalam kehidupan sehari-hari seringkali jauh dari
kehendak Allah. Seringkali kita melupakan Tuhan dalam rencana dan
kehidupan ini.
Demikian juga karena Perjamuan Kudus itu berisi persekutuan kita dengan
sesama orang percaya, mari kita melihat diri kita pribadi lepas pribadi,
menyadari bahwa kita belum mampu mengasihi sesama kita dengan sungguh
dan benar. Seringkali dalam hati kita masih menyimpan kebencian,
kekecewaan, amarah, dendam, sakit hati, dan bahkan perselisihan terhadap
sesama. Kita akui bahwa kita belum mampu hidup berdamai dengan sesama
kita. Saat ini mari kita datang pada Tuhan dalam penyesalan, kita akui dosa-
dosa kita dihadapanNya dengan hati yang tulus dan penuh penyesalan. Karena
jangan ada di antara kita yang mengikuti Perjamuan Kudus secara
sembarangan.
Sebelum kita berdoa, kita akan memuji Tuhan melalui KJ 26:1,2 “Mampirlah,
Dengar Doaku”. Pdt : Mari kita berdoa secara pribadi mengakui akan dosa dan kesalahan kita
dihadapan Tuhan.
Doa Pengakuan Dosa
Saat ini, marilah kita mau untuk menyadari dan mengakui akan kerapuhan,
kesalahan dan dosa yang seringkali kita lakukan terhadap sesama dan Tuhan.
(Saat Teduh)
Kita juga meyakini bahwa anugerah pengampunan Tuhan melalui kematian
dan kebangkitanNya telah menyucikan dosa dan kesalahan kita.
(Saat Teduh)
Marilah, kita juga bersedia untuk menyerahkan kehidupan kita pada tuntunan
Tuhan, Sang Pemilik Kehidupan yang terus memampukan kita untuk dapat
senantiasa hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
(Saat Teduh)
Amin.
Berita Anugerah Bagi siapapun yang mau mengakui segala dosa dengan hati yang jujur dan
tulus dihadapan Tuhan, serta berjanji tidak mengulangi kesalahannya kembali,
Allah yang Maha Kasih akan mengampuni dan memberikan anugerahNya
kepada kita, seperti difirmankan demikian : “Sekalipun dosamu merah seperti
kirmizi, akan menjadi putih seperti salju, sekalipun berwarna merah seperti
kain kesumba akan menjadi putih seperti bulu domba.” (Yesaya 1:18) 7. Persembahan dan Menyanyi KJ 291:1 “Mari Bersyukur Semua”
8. Doa syafaat dan doa persembahan
9. Menyanyi KJ 375:1 “Saya Mau Ikut Yesus”
10. Berkat (Dipandu oleh PR)
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, Yesus Kristus Sang Putra, dan
persekutuan Roh Kudus. Kiranya senantiasa menyertai kita, saat ini sampai dengan
selama-lamanya. Amin.
BAHAN RENUNGAN
KEBAKTIAN CAWISAN II PERJAMUAN KUDUS DI JUMAT AGUNG
Bacaan : Ibrani 9 : 11 – 15
Judul : YESUS, SANG ANAK DOMBA SEJATI
Saudara-saudara terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus, perubahan dalam hidup tidak
bisa kita hindari, selalu ada perubahan didalam kehidupan ini. Demikian yang kita alami saat
ini, tidak lepas dari perubahan, misalnya saja: perubahan kebiasaan: jadi lebih rajin untuk
mencuci tangan, perubahan dalam berelasi bahkan perubahan dalam hal beribadah: yang
biasanya kita lakukan digereja. Namun pada saat ini, kita melakukan segala macam
peribadahan dirumah kita masing-masing.
Saudara yang dikasihi Tuhan, sungguh tidak selalu mudah bagi kita untuk melakukan
perubahan dari apa yang sudah biasa dilakukan kepada sesuatu yang baru untuk dilakukan.
Ada 3 macam sikap orang dalam menghadapi perubahan, yaitu :
1. Sikap Kolot atau Konservatif
Yaitu sikap enggan berubah atau bahkan menolak perubahan, meskipun perubahan tertentu
itu diperlukan karena memang penting untuk dilakukan.
2. Sikap Menerima atau Progresif
Yaitu sikap yang langsung menerima perubahan apapun saja yang dialami, walaupun
perubahan itu sendiri tidak diperlukan atau tidak penting.
3. Sikap Cermat atau Kritis
Yaitu sikap mencermati atau mengkritisi perubahan yang sedang terjadi dan memutuskan
berubah jika itu penting dan tidak perlu berubah apabila itu dirasa tidak penting.
Perubahan relatif lebih mudah dilakukan apabila pelakunya itu individu atau
perorangan, tetapi cenderung relatif sulit dilakukan apabila dilakukan secara kolektif atau
dilakukan sekaligus oleh banyak orang. Perubahan yang biasanya mudah diterima adalah
perubahan yang seketika itu kelihatan menguntungkan. Misalnya : perubahan penerimaan
gaji dari sedikit menjadi banyak. Orang cenderung diam saja dan langsung terima perubahan
yang menguntungkan tersebut, KECUALI kalau kenaikan gajinya dianggap tidak
menguntungkan karena nilainya KURANG dari yang sudah disepakati. Nah, pada saat
seperti ini biasanya orang menjadi kritis dengan melontarkan berbagai pertanyaan. Mengapa
dan bagaimana itu bisa terjadi. Lalu tidak menjadi mudah untuk menerima perubahan itu
begitu saja. Dengan demikian maka perubahan baru bisa diterima apabila syarat-syaratnya
sudah dipenuhi.
Sebuah perubahan juga dialami oleh jemaat mula-mula pada saat itu. Surat yang
ditujukan kepada orang-orang Yahudi yang beragama Kristen tersebut berusaha menjelaskan
apa saja yang berubah dan menjadi baru serta perlu diimani oleh umat perjanjian yang
hidup setelah Kristus naik ke Sorga.
Salah satunya adalah penjelasan seputar tradisi pelaksanaan Perjamuan Paskah.
Apabila kita merujuk kepada liturgi Paskah umat Yahudi maka akan kita temukan bahwa
pada perjamuan Paskah Yahudi sudah ditentukan bahwa pada meja perjamuan akan
diletakkan 3 buah roti tidak beragi lalu piring-piring kecil berisi telur matang, salad, satu
tulang anak domba yang masih ada dagingnya dan saus yang nantinya akan dicampurkan ke
dalam minuman anggur.
Nah, perjamuan Paskah akan dimulai dengan penyalaan lilin, pengudusan dan doa
berkat oleh pemimpin perjamuan. Setelah itu sang pemimpin akan mengangkat roti tidak
beragi pertama sambil mengatakan :
Inilah roti kesengsaraan, yang telah dimakan oleh nenek moyang kita di tanah Mesir.
Barangsiapa yang lapar hendaklah datang dan makan bersama kami. Barangsiapa yang
membutuhkan hendaknya datang dan mengambil bagian dalam Paskah Anak Domba ini.
Tahun ini di sini dan tahun depan di tanah Israel.
Perjamuan Paskah yang dilakukan oleh Tuhan Yesus Kristus bersama murid-
muridNya berbeda dengan Perjamuan Paskah Yahudi, karena di atas meja tidak terdapat lagi
potongan tulang berdaging dari anak domba dan Tuhan Yesus tidak lagi bersabda seperti
rumusan kata-kata pemimpin perjamuan pada Paskah Yahudi, melainkan bersabda : “Inilah
TubuhKu yang dipecah-pecahkan karena kamu demi pengampunan dosamu. Perbuatlah ini
dan jadikanlah sebagai peringatan akan kematianku”. Dan “cawan ini adalah Perjanjian Baru
yang dimateraikan oleh DarahKu; Perbuatlah ini dan jadikanlah sebagai peringatan akan
kematianKu”.
Itulah pembaharuan yang dimaknai oleh sang penulis Ibrani, bahwa Yesuslah Sang
Anak Domba sejati, maka tidak perlu lagi ada potongan tulang berdaging anak domba di atas
meja perjamuan, karena Dia sendirilah yang menjadi korbannya. Dan darah-Nya yang telah
ditumpahkan di Golgota jauh lebih berarti dari sekedar darah domba, lembu atau hewan
korban lainnya.
Marilah saudara yang dikasihi Tuhan, sekalipun Perjamuan Kudus di Jumat Agung di
tahun ini akan kita laksanakan dirumah kita masing-masing. Perenungan kita saat ini
mengajak untuk kita tetap mesyukuri kebaikan dan kasih Tuhan bagi kita dan kiranya dapat
menghayati betapa berharganya pengorbanan Yesus menebus dosa manusia. Selamat
mempersiapkan hati memasuki undangan Perjamuan Kudus di Jumat Agung. Amin.
LITURGI JUMAT AGUNG
Jumat, 10 April 2020
I. PERSIAPAN
1) Jemaat dapat memilih dan menentukan model kebaktian Jumat Agung yang hendak
dilakukan:
MODEL 1: Liturgi dan khotbah melalui media you tube atau video melalui WA yang
telah disiapkan oleh Majelis Jemaat.
MODEL 2: - Menggunakan liturgi dan khotbah yang sudah dicetak. Salah satu anggota
keluarga dapat berperan sebagai Pemimpin Liturgi (PL), satu anggota
keluarga yang lain dapat berperan sebagai Pembaca Renungan (PR), dan
satu yang lain dapat berperan sebagai Pembaca Alkitab (PA). Peran-peran
ini dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing keluarga.
2) Menyiapkan 2 macam persembahan, yakni persembahan Jumat Agung dan persembahan
syukur Perjamuan Kudus (amplop). Pengumpulannya dilakukan bersamaan ketika tiba
waktunya persembahan.
II. TATA LAKSANA KEBAKTIAN
1. Panggilan Kebaktian
PL : Yesus Kristus telah menggenapkan semua tuntutan Hukum Taurat dengan
menyelesaikan semua dalam kematianNya di atas kayu salib. Roma 6:10-11
“Sebab kematianNya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-
lamanya, dan kehidupanNya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah
hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu
hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.“
Mari kita berdiri dan menyanyikan pujian untuk merayakan kasih Tuhan yang
menggenapi janjiNya kepada umat milikNya dengan lagu NKB 83:1,3 "Nun Di
Bukit Yang Jauh”.
2. VOTUM DAN SALAM
PR : Marilah kita mengawali ibadah saat ini dengan pengakuan demikian:
“Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung, darimanakah akan datang
pertolonganku? Pertolonganku ialah dari Tuhan yang menciptakan langit dan
bumi, yang tidak pernah meninggalkan pekerjaan tanganNya dan yang kekal
kasih setiaNya. Anugerah dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Yesus Kristus
senantiasa menyertai kita. Amin. (duduk)
3. PENYERAHAN DIRI
PL : Di hadapan Tuhan Allah yang penuh kasih, marilah bersama mengaku segala
kelemahan, kesalahan dan dosa-dosa kita. Dan mari kita berdoa “…”
Menyanyi KJ 183:2 “MENJULANG NYATA ATAS BUKIT KALA”
4. Pelayanan Firman Tuhan a. Doa untuk pembacaan Alkitab
b. Pembacaan Alkitab dari Yohanes 19:28-38
“Yang berbahagia adalah setiap kita yang membaca Firman Tuhan, menyimpan dan
merenungkannya dalam hati dan melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan kita
sehari-hari. Amin”
c. Menyanyi KJ 368:1,3 “Pada Kaki SalibMu”
d. Renungan
e. Saat hening (diiringi instrumentalia KJ. 364 Berserah kepada Yesus)
f. Pengakuan Iman Rasuli (Berdiri)
5. PERJAMUAN KUDUS
a. Pengantar
PR : Manusia jatuh dalam dosa sejak Adam dan Hawa menentang kehendak Allah.
Hal ini mengakibatkan kematian bagi manusia. Selanjutnya hidup manusia
juga jauh dari kedamaian. Di mana-mana terjadi perselisihan, kebencian,
persaingan, kemarahan, dan sebagainya.
Akan tetapi kita patut mengucap syukur kepada Tuhan, karena Tuhan berkenan
mengangkat kembali manusia yang sudah jatuh dalam dosa itu. Tuhan
berkenan datang dan menyatakan diri sebagai Manusia yang sejati dalam diri
Yesus. Tuhan Yesus telah dikorbankan di kayu salib. Tubuh dan DarahNya
yang kudus telah ditumpahkan sebagai korban tebusan bagi umat manusia.
Selanjutnya, Tubuh dan Darah Yesus yang sudah dikorbankan disediakan bagi
kita yang dilambangkan dalam Perjamuan Kudus. Tuhan Yesus sendiri yang
telah menetapkan Perjamuan Kudus ini sebagai peringatan akan kesengsaraan
dan kematianNya. Pada hari ini, kita merayakan kesengsaraan Tuhan Yesus
dan dalam perayaan ini kita akan makan roti dan minum anggur. Oleh sebab
itu, marilah kita datang ke meja perjamuan dengan suka cita.
(Menyanyikan KJ. 353:1 “SUNGGUH LEMBUT TUHAN YESUS MEMANGGIL”)
Roti Perjamuan
(PR membagikan roti perjamuan kepada anggota keluarga)
(Masing-masing dapat berdoa terlebih dahulu lalu memakannya)
Anggur Perjamuan
(PR membagikan anggur perjamuan kepada anggota keluarga)
(Masing-masing dapat berdoa terlebih dahulu lalu meminumnya)
Mundur Dari Meja Perjamuan
PR : Saudara-saudara, marilah kita mundur dari meja perjamuan ini dengan suka
cita, sambil mengingat Firman Tuhan yang demikian: Yohanes 15:5 “Akulah
pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam
Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak
dapat berbuat apa-apa.”
6.PERSEMBAHAN JUMAT AGUNG DAN PERSEMBAHAN SYUKUR
PERJAMUAN KUDUS
PL : Marilah kita bersyukur pada Tuhan dengan mewujudkannya melalui
persembahan. Persembahan ini kita dasari dengan 1 PETRUS 2:5 “Dan biarlah
kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah
rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani
yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.”
Menyanyi KJ 288 : 1 “Mari Puji Raja Sorga”
7. DOA SYAFAAT (Dan Doa Bapa Kami)
8. PENGUTUSAN
Jemaat Menyanyi KJ 407:1 “Tuhan, Kau Gembala Kami”
9. BERKAT
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, Yesus Kristus Sang Putra, dan
persekutuan Roh Kudus. Kiranya senantiasa menyertai kita, saat ini sampai dengan
selama-lamanya. Amin.
10. Jemaat menyanyi Bapa Trima Kasih
BAHAN RENUNGAN
KEBAKTIAN JUMAT AGUNG
Bacaan : Yohanes 19:28-38
Judul : SETIA DALAM JALAN SALIB
Saudara yang dikasihi Tuhan, setiap orang tentu mengalami kematian dengan berbagai
macam cara. Begitu juga angka-angka yang kita lihat baik di TV ataupun dimedia sosial
karena covid 19 yang ada di Indonesia ataupun di dunia. Kita melihat juga jumlah kematian
yang terus meningkat setiap harinya. Hal ini tentu menjadi keprihatinan kita bersama.
Terlebih ada perjuangan dalam penderitaan yang dialami sebelum pada akhirnya mereka
harus mengalami kematian. Tentu kita tetap berharap bahwa wabah ini dapat segera berakhir.
Yesuspun mengalami kematian dengan jalan salib. Salib adalah sebuah hukuman yang
dipandang hina dan hukuman mati paling kejam dan sangat mengerikan. Dikatakan
mengerikan karena terhukum akan menanggung rasa sakit yang luar biasa dalam waktu yang
lama, terpanggang di bawah sinar matahari pada siang hari, dan cuaca yang sangat dingin
pada malam hari. Dibiarkan kelaparan dan kehausan sementara tubuh tergantung oleh paku-
paku yang tajam menembus tubuh, sehingga setiap gerakkan menambah rasa sakit yang luar
biasa. Peradangan yang terjadi pada luka-luka akan memberi rasa sakit yang hebat, naik
secara bertahap tanpa pengurangan.
Dibalik peristiwa penyaliban, kita melihat kesetiaan Yesus yang bukan hanya untuk
menderita, tetapi kesetiaan yang jauh lebih penting, yaitu kesetiaan untuk melakukan
kehendak Allah sampai selesai sebagai penggenapan akan semua yang difirmankan Allah
dalam Kitab Suci. Yesus dalam penderitaan-Nya di kayu salib membawa semua orang untuk
melihat Allah. Penyaliban menjadi sebuah pembuktian kasih Allah yang tidak bisa dibantah
oleh banyak orang.
Masihkah hidup kita saat ini dikoreksi oleh salib Kristus, ketika kita memandang
salib-Nya? Mari kita merenungkan bahwa kehidupan kita masih dekat dengan dosa. Hidup
kita yang masih dipenuhi keegoisan, sehingga tidak peduli, menutup mata akan keberadaan
orang lain disekitar kita. Ataupun ketika kita mengalami kekalutan, ketakutan, kesedihan.
Saudaraku, janganlah goncang iman, jangan meragukan kasih Tuhan.Yesus tetap setia
mengasihi kita. Dia tahu apa yang kita rasakan dan apa yang kita alami. Dia menopang kita
dalam berbagai macam keadaan hidup kita. Dan Dia menghendaki agar kitapun juga tetap
setia dalam jalan salib, jalan penderitaan, jalan yang tidak mudah untuk kita tempuh. Martin
Luther pernah berkata bahwa "Kekristenan adalah tentang sebuah proses (becoming),
bukan hasil (being). Kita terus berada dalam sebuah pergumulan akan kasih karunia
Allah untuk menjadi lebih baik. Proses ini tidak akan pernah berhenti selama kita
hidup di dunia." Jumat Agung adalah salah satu peristiwa terpenting dalam kehidupan beriman kita
sebagai pengikut Kristus. Di Jumat agung ini, kita juga akan menerima undangan perjamuan
Tuhan, melalui sarana perjamuan yakni roti dan anggur sebagai lambang akan tubuh dan
darah Kristus. Maka marilah, kita datang dengan kerendahan hati dan mensyukuri akan
anugerahNya bagi kita. Selamat merayakan Jumat Agung. Selamat menghayati atau
menghidupi karya kasih Kristus karena kehidupan yang saat ini kita hidupi adalah kehidupan
yang diberikan kepada kita di dalam kasih-Nya. Amin.
LITURGI SABTU SUNYI
Sabtu, 11 April 2020
I. PERSIAPAN
1) Jemaat dapat memilih dan menentukan model kebaktian Sabtu Sunyi yang hendak
dilakukan:
MODEL 1: Liturgi dan khotbah melalui media you tube atau video melalui WA yang telah
disiapkan oleh Majelis Jemaat.
MODEL 2: Menggunakan liturgi dan khotbah yang sudah dicetak. Salah satu anggota
keluarga dapat berperan sebagai Pemimpin Liturgi (PL), satu anggota
keluarga yang lain dapat berperan sebagai Pembaca Renungan (PR), dan satu
yang lain dapat berperan sebagai Pembaca Alkitab (PA). Dapat disesuaikan
dengan kondisi masing-masing keluarga.
2) Persembahan sabtu sunyi dapat dilakukan ketika selesai berdoa (selesai ibadah)
II. TATA LAKSANA KEBAKTIAN
Saat Hening
PL : Kebaktian sabtu sunyi di malam ini mengajak kita untuk belajar menghayati
kesunyian hari seusai penyaliban Tuhan kita, Yesus Kristus. Marilah kita
memandang akan kasih Allah yang menyelamatkan dunia. FirmanNya didalam
Yohanes 3:16 “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah
mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-
Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Menyanyi “Begitu kasih Allah akan dunia”
Begitu kasih Allah akan dunia dibrikan anakNya yang satu-satunya
Supaya yang percaya jangan binasa tapi hidup selamanya.
For God so loved the world,
He gave His only Son to die on Calvary’s tree, from sin to set me free
Some day He’s coming back what glory that will be!
Wonderfull His love for me
Berdoa PA1 : Membaca Ayub 14:1-14
Menyanyi “Janganlah Cemas” (dinyanyikan 3 kali)
PA2 : Membaca Mazmur 31:2-4;15-16
Menyanyi Tuhanlah Cinta (menyanyi 3 kali)
PA3 : Setelah Yesus disalibkan dan mati, tubuhnya diturunkan dari salib dan dikuburkan.
Tubuh Yesus terbaring sendirian. Ia berada di dalam kubur. Namun, para
perempuan yang mengasihi-Nya, tetap tinggal untuk menemani-Nya. Sebagaimana
yang disaksikan dalam Injil Matius 27:57-61”....”
PR : Dalam kesunyian, Tuhan menyapa kita. Seharusnya tidak ada lagi “kegelapan” yang
membuat kita menjadi kuatir, takut, dan tak berpengharapan. “Kegelapan” yang
berarti masa di mana manusia menghadapi masalah, pergumulan, beban hidup, dan
kondisi tak menentu. Bahkan kesendirian, kesepian, semua itu seharusnya tidak
melemahkan iman kita. Sebab Tuhan Yesus pun pernah merasakan kesendirian.
Dalam derita salib, Ia menjalaninya seorang diri. Bahkan murid-murid-Nya yang
mengaku mengasih-Nya juga meninggalkan diri-Nya.
Saudara yang dikasihi Tuhan, hidup kita ada dalam tangan kasih Tuhan. Karena
cinta-Nya, Ia menjadi sahabat bagi kita, memberi terang dalam kegelapan. Mari kita
terus melangkah bersama dengan Yesus Kristus, Sang Terang, karena hidup kita
ada dalam genggaman tangan-Nya. Amin.
Menyanyi PKJ 308 “Yesus, Terangmu Pelita Hatiku” (dinyanyikan 3 kali)
PR : Kini, marilah kita memandang salib Sang Raja, yang mati untuk dunia.
Semua : Sungguh nyatalah ya Tuhan, bahwa salib itu adalah wujud kebenaran dari cinta
kasih-Mu untuk dunia ini
PR : Marilah kita menghadap dan memandang kepada salib Kristus
Semua : Kami menyerahkan semua kehendak kami ke dalam tangan-Mu, Ya Bapa.
PR : Ke dalam tangan-Mu Bapa, kami serahkan hidup kami. Amin.
Berdoa
LITURGI PASKAH
Minggu, 12 April 2020
I. PERSIAPAN
1) Jemaat dapat memilih dan menentukan model kebaktian Paskah yang hendak dilakukan:
MODEL 1: Liturgi dan khotbah melalui media you tube atau video melalui WA yang telah
disiapkan oleh Majelis Jemaat.
MODEL 2: Menggunakan liturgi dan khotbah yang sudah dicetak. Salah satu anggota
keluarga dapat berperan sebagai Pemimpin Liturgi (PL), satu anggota
keluarga yang lain dapat berperan sebagai Pembaca Renungan (PR), dan satu
yang lain dapat berperan sebagai Pembaca Alkitab (PA). Dapat disesuaikan
dengan kondisi masing-masing keluarga.
II. TATA LAKSANA KEBAKTIAN
1. PANGGILAN KEBAKTIAN
PL : Hari ini adalah hari yang istimewa, karena saat ini kita merayakan kemenangan
Tuhan Yesus Kristus atas kuasa maut. Marilah kita berdiri dan memuji serta
memuliakan Tuhan Yesus Sang Raja yang hidup melalui KJ 194:1,2 “Dikau
Yang Bangkit, Mahamulia”
2. VOTUM DAN SALAM
PR : Marilah kita mengawali ibadah saat ini dengan pengakuan demikian:
“Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung, darimanakah akan datang
pertolonganku? Pertolonganku ialah dari Tuhan yang menciptakan langit dan
bumi, yang tidak pernah meninggalkan pekerjaan tanganNya dan yang kekal
kasih setiaNya. Anugerah dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Yesus Kristus
senantiasa menyertai kita. Amin.
(Jemaat Duduk)
3. PENYERAHAN DIRI
PL : (Mengajak doa pengakuan dosa)
Menyanyi KJ 157:2 “Insan, Tangisi Dosamu”
4. PELAYANAN FIRMAN
a. Doa untuk pembacaan Alkitab
b. Pembacaan Alkitab dari Matius 28:1-10
“Yang berbahagia adalah setiap kita yang membaca Firman Tuhan, menyimpan dan
merenungkannya dalam hati dan melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan kita
sehari-hari. Amin”
c. Menyanyi KJ 391:4 “Puji Tuhan, Haleluya”
d. Renungan
e. Saat hening
f. Pengakuan Iman Rasuli (Berdiri)
5. PERSEMBAHAN
PL : Marilah kita menghaturkan persembahan kepada Tuhan, sebagai wujud syukur
kita atas berkat-Nya demikian juga sebagai tanda penyerahan diri kita atas rahmat
Tuhan; dengan mengingat sabda Tuhan yang tertulis dalam kitab Roma 11: 36:
“Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi
Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”
J : Menyanyi KJ 288:1 “Mari, Puji Raja Sorga”
6. DOA SYAFAAT (Dan Doa Bapa Kami dinyanyikan)
7. PENGUTUSAN
Jemaat menyanyi KJ 340:3 “Hai Bangkit Bagi Yesus”
8. BERKAT (oleh PR)
Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa, Yesus Kristus Sang Putra, dan
persekutuan Roh Kudus. Kiranya senantiasa menyertai kita, saat ini sampai dengan
selama-lamanya. Amin.
Jemaat menyanyi Bapa Trima Kasih
BAHAN RENUNGAN
KEBAKTIAN PASKAH
Bacaan : Matius 28:1-10
Judul : KEBANGKITAN YESUS, PENGHARAPANKU
Saudara yang dikasihi Tuhan, setiap kita tentu mengalami berbagai macam peristiwa dalam
hidup. Seringkali hidup manusia diapit dua keadaan disetiap harinya, sedih dan senang, galau dan
penuh harap, takut dan gembira(tenang). Misal: Melihat kondisi ekonomi keluarga yang sulit
banyak orangtua takut tentang keadaan anak-anak di masa depan seperti apa. Namun di sisi lain kita
bisa begitu gembira (tenang) saat dalam kondisi yang sulit ternyata anak-anak mendapatkan
beasiswa. Atau banyak orang juga takut atas orang-orang yang mereka cintai yang dalam keadaan
sakit keras. Namun di sisi lain kita gembira (tenang) saat banyak orang memberi dukungan doa dan
materi yang dibutuhkan untuk kesembuhan orang yang kita kasihi. Atau juga sebagai warga negara
kita khawatir positif virus corona atau takut terdampak virus corona tapi di sisi lainnya, kita gembira
(tenang) masih sehat dan dipelihara oleh Tuhan.
Kisah kebangkitan Yesus dalam Matius 28:1-10 ini adalah peristiwa yang melibatkan
kekuatan alam dahsyat mengiringi kehadiran Malaikat. Dan disaat itulah, berita kebangkitan Yesus
justru dipasrahkan Malaikat kepada perempuan-perempuan yang hatinya campur aduk antara
ketakutan dan sukacita besar untuk kemudian meneruskan kabar itu kepada para murid.
Kedua perempuan itu pun segera pergi dari kubur dengan takut sekaligus dengan sukacita
yang besar. Mereka berlari cepat-cepat, seolah tidak sabar, untuk memberitakan berita itu kepada
murid-murid Yesus. Tetapi sebelum mereka bertemu dengan para murid, Yesus menampakkan diri
kepada mereka dan memberi salam “Salam Bagimu.” Mereka mendekatinya dan memeluk kakiNya
serta menyembahNya. Perintah perutusan yang sudah disampaikan oleh malaikat sekarang
disampaikan sendiri oleh Yesus, “Jangan takut! Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudaraKu
supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.”
Apa yang penting dari Galilea sehingga Yesus mengutamakan hadir di sana? Begitu
istimewakah Galilea sehingga Yesus perlu hadir di sana? Dalam penilaian manusia, Galilea tidak
istimewa sama sekali. Galilea simbol dari daerah yang terbelakang, kurang pendidikan, adatnya
kurang sopan dan kurang halus. Tetapi Yesus yang bangkit itu hadir di sana. Yesus menghadirkan
kuasa kebangkitanNya di antara mereka yang terabaikan, terpinggirkan dan terlupakan.
Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, berita kebangkitan tidak menghilangkan semua
ketakutan para perempuan yang datang ke kubur. Sebaliknya, ketakutan itu memungkinkan mereka
untuk tetap beriman atau percaya pada Kristus yang mereka jumpai di jalan, untuk melakukan tugas
mereka dan membagikan kabar baik mereka meskipun ada kecemasan. Ini adalah keberanian.
Keberanian itulah Paskah. Berita Injil Minggu Paskah ini memberi kita kemampuan untuk menjaga
kaki kita di tengah getaran dan memungkinkan kita tidak hanya untuk bertahan tetapi bahkan untuk
berkembang, untuk tetap bergerak, untuk tetap berlari meski hidup kita sulit.
Ketakutan dan sukacita, keputusasaan dan harapan, keraguan dan iman, inilah dua sisi
kehidupan kita di dunia ini. Tetapi pada akhirnya kita telah mendengar janji kebangkitan bahwa
sukacita, harapan, dan iman pada akhirnya akan menang. Demikian kita harus menyampaikan pesan
ini. Terus berlari dengan berani, mengabarkan berita kebangkitan.
Apa yang Saudara takutkan hari ini? (diam sejenak) Tetaplah berlari mengabarkan berita
Kebangkitan Kristus dengan berani; tetaplah membangun harapan, tetaplah berbagi kebaikan,
tetaplah berbagi sukacita. Selamat merayakan kemenangan iman. Selamat Paskah. Amin.