Listrik Statis
-
Upload
dita-pramida -
Category
Documents
-
view
68 -
download
8
description
Transcript of Listrik Statis
LISTRIK STATIS
A. Muatan Listrik
Kehidupan manusia sering berhubungan dengan listrik, dari yang alami seperti
petir sampai dengan alat-alat canggih seperti komputer. Arus listrik terjadi akibat
adanya perpindahan muatan-muatan listrik. Muatan-muatan listrik tersebut dapat
berada dalam keadaan diam (statis) atau dalam keadaan bergerak (dinamis). Kata
listrik (electricity) berasal dari kata Yunani, yaitu electron yang berarti “Amber”.
Amber adalah damar pohon yang membatu, dan orang zaman dulu mengetahui bahwa
jika menggosok batang amber dengan kain, amber tersebut akan menarik daun-daun
kecil atau debu. Sepotong plastik yang keras, batang kaca atau penggaris plastik yang
digosok dengan kain juga akan menunjukkan “efek amber” ini, atau sekarang yang
biasa disebut dengan listrik statis.
Benda bermuatan listrik ialah benda yang mempunyai kelebihan sejumlah
elektron atau proton. Muatan listrik berkaitan langsung dengan susunan zat suatu
benda. Semua benda tersusun atas partikel-partikel yang sangat kecil yang dinamakan
dengan atom. Muatan listrik (Q) adalah muatan dasar yang dimiliki suatu benda.
Satuan Q adalah coulomb, yang merupakan 6.24 x 1018 muatan dasar. Benda yang
kelebihan sejumlah elektron akan bermuatan negatif dan yang kelebihan sejumlah
proton dikatakan bermuatan positif dan jika jumlah listrik positif dan negatif dalam
sebuah benda sama banyak, maka benda-benda tersebut dikatakan tidak bermuatan
(netral).
B. Jenis Muatan Listrik
Apakah semua muatan listrik sama atau mungkinkah ada lebih dari satu jenis?
Pada kenyataannya, ada dua jenis muatan listrik, sebagaimana ditunjukkan oleh
eksperimen berikut.
1 | F i s i k a D a s a r 3
Gambar 1.1
Muatan yang tak sejenis tarik menarik, sedangkan muatan yang sejenis tolak
menolak satu dengan yang lain.Ketika penggaris kedua yang telah dimuati didekati
dengan penggaris pertama, penggaris pertama bergerak menjauhi penggaris kedua,
peristwa ini ditunjukkan pada Gambar 1.1.a. Hal ini menunjukkan bahwa kedua
penggaris bermuatan sama. Ketika batang kaca kedua yang telah dimuati dengan cara
yang sama didekatkan pada batang kaca pertama, batang kaca kedua juga bergerak
menjauhi batang kaca pertama. Hal ini ditunjukkan oleh peristiwa gambar 1.1.b.
Tetapi jika batang kaca yang bermuatan didekatkan pada penggaris plastik yang
bermuatan, maka akan didapatkan keduanya akan saling menarik ditunjukkan pada
gambar 1.1.c. Dengan demikian, ada dua dan hanya dua jenis muatan listrik. Setiap
jenis muatan menolak jenis yang sama dan menarik jenis yang lainnya.
Kedua jenis muatan tersebut positif dan negatif yang dikemukakan oleh
ilmuwan Amerika Benjamin Franklin tahun (1706-1790). Pilihan Franklin
menentukan muatan pada batang kaca yang digosok adalah muatan positif, sehingga
muatan pada penggaris plastik yang digosok (atau amber) adalah negatif.
2 | F i s i k a D a s a r 3
Franklin mengajukan argumen bahwa ketika sejumlah muatan tertentu dihasilkan
pada sebuah benda pada suatu proses, muatan yang berlawanan dihasilkan dengan
jumlah yang sama pada benda lainnya. Positif dan negatif diberlakukan secara
aljabar, sehingga pada setiap proses, perubahan total jumlah muatan yang dihasilkan
selalu nol. Sebagai contoh, ketika penggaris digosokkan dengan kain wol, plastik
tersebut mendapat muatan negatif dan kain wol mendapat muatan positif dengan
jumlah yang sama. Muatan-muatan tersebut terpisah, tetapi jumlah keduanya adalah
nol. Ini merupakan contoh hukum yang sekarang telah terbukti dengan baik yang
disebut dengan hukum kekekalan muatan listrik, yang menyatakan bahwa jumlah
total muatan listrik yang dihasilkan pada setiap proses adalah nol. Dalam setiap
pemberian muatan listrik tidak ada muatan yang diciptakan ataupun dihancurkan,
muatan itu hanya semata-mata dipindahkan dari suatu benda ke benda lain. Hukum
Kekekalan Muatan Listrik juga diyakini sebagai Hukum Kekekalan Universal ,
dan tidak ada bukti eksperimental yang dapat melanggar hukum ini. Bahkan dalam
interaksi berenergi tinggi dimana partikel-partikel diciptakan atau dihancurkan ,
muatan total dari setiap sistem tertutup adalah konstan.
C. Sifat-Sifat Muatan Listrik
Interaksi antara benda-benda yang bermuatan listrik.
o muatan sejenis tolak-menolak
o muatan tidak sejenis tarik-menarik
Contohnya, muatan listrik dapat menarik benda-benda kecil. Potongan kertas
kecil-kecil dapat menempel pada penggaris yang bermuatan listrik karena adanya
gaya listrik. Jika gaya listrik lebih besar dari gaya gravitasi benda maka benda akan
menempel pada penggaris, sebaliknya jika gaya listrik kurang dari gaya gravitasi,
maka benda tidak akan menempel.
Bersifat terkuantisasi (diskrit)
Sekarang kita mengetahui bahwa materi terdiri dari atom yang bersifat netral
secara kelistrikan. Setiap atom mempunyai inti kecil yang padat yang terdiri dari
proton dan neutron. Di sekitar inti ada sejumlah elektron yang sama banyaknya.
3 | F i s i k a D a s a r 3
Elektron dan proton adalah partikel yang sangat berbeda. Proton memiliki massa
2000 kali massa elektron. Tetapi muatan proton dan elektron sama besar dan
berlawanan tanda. Semua muatan merupakan kelipatan bilangan bulat dari satuan
dasar muatan.Dengan demikian muatan bersifat terkuantisasi (diskrit). Setiap muatan
q yang ada didalam dapat ditulis q = ± ne, dimana n merupakan bilangan bulat.
Kuantisasi muatan listrik terkadang tidak teramati karena biasanya n memiliki harga
yang sangat besar. Sebagai contoh, sekitar 1010 elektron akan berpindah ke batang
plastik jika kita menggosok batang tersebut dengan bulu binatang.
Bersifat kekal
Ketika benda-benda berada dalam keadaan saling bergesekan, seperti ketika
keduanya digosokan satu sama lain. Satu benda mengalami kelebihan sejumlah
elektron sehingga menjadi bermuatan negatif dan benda lainnya mengalami
kekurangan elektron sehingga menjadi bermuatan positif. Dalam proses ini, muatan
tidak diciptakan, tetapi hanya mengalami perpindahan. Muatan total dari kedua benda
tidak mengalami perubahan. Dalam hal ini, muatan bersifat kekal.Hukum kekekalan
muatan merupakan suatu hukum dasar dari alam. Pada interaksi-interaksi tertentu
antara partikel-partikel dasar (partikel elementer), partikel bermuatan seperti elektron
akan diciptakan atau dianihilasi. Tetapi dalam semua proses seperti ini akan
dihasilkan atau dihilangkan sejumlah muatan-muatan negatif dan positif yang sama
banyaknya, sehingga jumlah muatan total di alam semesta ini tidak berubah. Ketika
terjadi penciptaan sebuah elektron dengan muatan –e, secara simultan tercipta pula
sebuah partikel bermuatan +e yang disebut positron. (proses ini disebut produksi
pasangan).
Cara Memperoleh Muatan Listrik
Bila sebuah benda logam bermuatan positif disentuhkan dengan benda logam
lain yang tidak bermuatan (netral), maka elektron-elektron bebas dalam logam yang
netral akan ditarik menuju logam yang bermuatan positif tersebut sebagaimana
4 | F i s i k a D a s a r 3
diperlihatkan pada Gambar 1 Karena sekarang logam kedua tersebut kehilangan
beberapa elektronnya, maka logam ini akan bermuatan positif.
Gambar 1 (Batang logam netral memperoleh muatan ketikadisentuh dengan benda
logam lain yang bermuatan).
Proses demikian disebut memuati dengan cara konduksi atau dengan cara
kontak,dan kedua benda tersebut akhirnya memiliki muatan dengan tanda
yang sama. Bila benda yang bermuatan positif didekatkan pada batang
logam yang netral, tetapi tidak disentuhkan, maka elektron-elektron
batang logam tidak meninggalkan batang,namun elektron-elektron tersebut
bergerak dalam logam menuju benda yang bermuatan,dan meninggalkan muatan
positif pada ujung yang berlawanan, seperti diperlihatkan pada Gambar 2
Gambar 2 (Memberi muatan dengan jalan induksielektron).
Muatan tersebut dikatakan telah diinduksikan pada kedua ujung batang logam.
Proses demikian disebut memuati dengan cara induksi. Tentu saja tidak ada muatan
yang dihasilkan dalam batang muatan hanya dipisahkan. Jumlah muatan pada batang
logam masih sama dengan nol. Meskipun demikian, jika dipotong menjadi dua
bagian, kita akan memiliki dua benda yang bermuatan, satu bermuatan positif dan
yang lain bermuatan negatif. Cara lain untuk menginduksi muatan pada benda logam
adalah dengan jalan menghubungkan logam tersebut menuju ground melalui kawat
konduktor sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2 (berarti ground). Selanjutnya
benda dikatakan di “ground-kan” atau “dibumikan”. Karena bumi sangat besar dan
5 | F i s i k a D a s a r 3
dapat menyalurkan elektron, maka bumi dengan mudah dapat menerima ataupun
memberi elektron-elektron, karena itu dapat bertindak sebagai penampung (reservoir)
untuk muatan. Jika suatu benda bermuatan negatif didekatkan ke sebuah logam, maka
elektron-elektron bebas dalam logam akan menolak dan beberapa elektron akan
bergerak menuju bumi melalui kabel(Gambar 2).
Gambar 3.(Induksi muatan pada suatu benda yang dihubungkan ke bumi).
Ini menyebabkan logam bermuatan positif. Jika sekarang kabel dipotong, maka
logam akan memiliki muatan induksi positif (Gambar 3).
D. Hukum Coulomb
Charles Augustin de Coulomb (1736-1806) mengkaji gaya interaksi partikel-
partikel bermuatan secara rinci pada tahun 1784. Dia menggunakan sebuah neraca
puntir pada gambar dibawah ini yang serupa dengan neraca Cavendish yang
digunakan untuk mengidentifikasi interaksi gaya gravitasi yang jauh lebih lemah.
Dari gambar neraca puntir tergambar bahwa kepala
suspensi (head suspensi) disambungkan dengan serat
fiber yang menyambungkan sebuah bola a yang tidak
bermuatan dengan bola b yang bermuatan sebesar q1
dan saling identik. Garis kuning yang ditunjukkan
pada neraca puntir merupakan ukuran seberapa besar
gaya yang dihasilkan dalam interaksi tersebut. Dari
percobaan tersebut coulomb dapat menyimpulkan
bahwa gaya listrik akan sebanding dengan 1/r2. Yakni
6 | F i s i k a D a s a r 3
bila jarak dijadikan dua kalinya dari jarak semula
maka besarnya gaya listrik yang dihasilkan akan
menjadi 1/4 dari gaya semula dan jika jaraknya
dijadikan 1/2 kali jarak semula maka gaya listrik yang
bekerja akan menjadi 4 kali dari gaya semula.
Dalam percobaan berikutnya bola a diberikan muatan sebesar q2 dia mendapati
bahwa tiap muatan mengkerahkan gaya yang sebanding dengan setiap muatan
sehingga akan sebanding dengan hasil kali q1q2 dari kedua muatan itu.
Dengan demikian , Coulomb memperkenalkan apa yang sekarang dikenal
sebagai hukum Coulomb . ”Coulomb’s Laws”
Besarnya gaya listrik di antara dua muatan titik berbanding lurus dengan hasil kali
muatan-muatan itu dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua muatan
tersebut. Dalam suku-suku matematika , besarnya F dari gaya yang dikerahkan oleh
masing-masing dari kedua muatan q1 dan q2 yang berjarak r terhadap satu sama lain
dapat dinyatakan sebagai berikut
(1.1)
Dimana k adalah sebuah konstanta kesebandingan yang nilai numeriknya
bergantung pada sistem satuan yang digunakan. Garis-garis tegak nilai absolut
digunakan dalam persamaan diatas karena muatan q1 dan q2 bisa bernilai positif atau
negatif sedangkan besarnya gaya F selalu positif.
Gambar a) menunjukkan muatan listrik yang
memiliki tanda yang sama akan saling tolak
menolak sedangkan pada gambar b)
Menunjukkan muatan listrik yang memiliki
tanda yang berbeda akan salaing tarik menarik.
Dalam setiap kasus besarnya gaya pada setiap
7 | F i s i k a D a s a r 3
muatan titik sebanding dengan hasil kali
muatan-muatan itu dan berbanding terbalik
dengan dengan kuadrat jarak diantaranya. Gaya-
gaya ini memnuhi hukum ketiga newton yaitu
Faksi = -Freaksi
Kesebandingan gaya listrik dengan 1/r2 telah dibuktikan dengan ketelitian
yang besar . Tidak ada alasan untuk mencurigakan bahwa eksponen itu adalah
sesuatu yang berbeda dari tepat angka 2 . Jadi bentuk persamaan Coulomb adalah
sama seperti bentuk hukum gravitasi. Tetapi interaksi antara listrik dengan gravitasi
merupakan dua fenomena interaksi yang berbeda. Interaksi listrik bergantung pada
muatan-muatan listrik dan dapat merupakan interaksi tarik-menarik atau tolak-
menolak , sementara interaksi gravitasi merupakan interaksi yang bergantung pada
massa dan selalu tarik menarik , karena tidak ada massa yang negatif.
Nilai konstanta kesebandingan k dalam hukum Coulomb bergantung pada
sistem satuan yang digunakan. Dalam kajian mengenai listrik dan magnet , digunakan
satuan SI secara eksklusif. Satuan listrik SI memasukkan satuan yang sudah dikenal
seperti ampere , volt , ohm , dan watt . Satuan SI dari muatan listrik dinamakan satu
Coulomb (1 C). Nilai k sendiri bernilai :
K = 8,988 x 109 N . m2/C2
Nilai k diketahui sampai angka pentingyang sedimikian besar nilainya terkait
dengan laju cahaya pada ruang hampa . Nilai dari kecepatan laju cahaya
dilambangkan sebagai c dengan laju :
c = 2,99792458x108m/s
Dan nilai numerik k didefinisikan dalam c percis sebesar
K = (10-7 N.s2/C2)c2 .
Pada prinsipnya dapat diukur gaya listrik F di antara dua muata q yang sama
pada jarak r maka kita dapat memandang bahwa k sebagai sebuah definisi oprasional
dari Coulomb. Dalam SI kita biasa menuliskan konstanta k dalam persamaan (1.1)
8 | F i s i k a D a s a r 3
sebagai , dimana merupakan sebuah konstanta baru. Hal ini nampaknya
membuat semuanya menjadi lebih rumit , namun tanpa disadari sesungguhnya
persamaan ini akan membantu menyederhanakan berbagai persamaan yang berkaitan
nantinya.
Oleh karena itu , dibiasakan untuk menulis hukum Coulomb sebagai
(1.2)
Konstanta-konstanta dalam persamaan 1.2 adalag kira-kira bernilai
Dalam contoh-contoh soal akan sering dilihat menggunakan nilai aproksimasi
Yang berada sekitar 0,1 % dari nilai sebenarnya. Satu Coulomb menyatakan
negatif dari muatan total kira-kira 6x108 elektron. Untuk perbandingan , sebuah kubus
tembaga yang sisi-sisinya 1 cm mengandung 2,4 x 1024 . Kira-kra 1019 elektron lewat
melalui serabut pijar dari sebuah bola senter setiap detik. Dalam elektrostatiska
adalah sangat tidak biasa menemukan muatan sebesar 1 Coulomb . Dua muatan yang
besarnya masing-masing 1 C yang terpisah sejauh 1 m akan mengerahkan gaya
sebesar 9 x 109 (atau sama dengan satu juta ton) ! Muatan total dari semua elektron
dalam sebuah logam bahkan lebih besar 1,4x105 C , hal ini memperlihatkan bahwa
tidak dapat kenetralan listrik yang sangat banyak tanpa menggunakan gaya yang
sangat besar. Nilai –nilai muatan yang lebih khas berkisar antara 10-9 C atau 1 nC
(nanoCoulomb) hingga 10-6 atau 1μC (microCoulomb) .
9 | F i s i k a D a s a r 3
Hukum Coulomb seperti yang telah dinyatakan , hanya menggambarkan
interaksi antara dua muatan titik. Eksperimen memperlihatkan bahwa bila dua muatan
mengerahkan gaya secara serempak pada sebuah muatan ketiga , maka gaya total
yang akan bekerja , maka gaya total yang beraksi pada muatan itu adalah jumlah
vektor dari gaya-gaya yang dikerahkan oleh kedua muatan itu secara individu. Sifat
penting ini dinamakan prinsip superposisi gaya , berlaku untuk sebarang banyaknya
muatan. Dengan menggunakan prinsip ini , kita dapat menerapkan hukum Coulomb
pada sembarang kumpulan muatan. Berikut contoh-contoh yang mampu memberikan
pengertian dari definisi diatas.
Namun sebelum menapak ke soal diberikan strategi dalam penyelesaian soal ada 3
hal yang perlu diperhatikan diantaranya :
1. Pengkonversian satuan.
Seperti yang selalu berlaku , satuan-satuan yang konsisten adalah hal yang
sangat penting. Satuan gaya harus dikonversikan dalam bentuk Newton (N) ,
Satuan jarak harus dikonversikan dalam bentuk meter (m), dan muatan
dikonversikan dalam bentuk Coulomb (C)
2. Vektor
Ingatlah kembali bahwa gaya listrik , seperti gaya yang lainnya merupakan
vektor. Bila gaya-gaya yang bereaksi pada sebuah muatan disebabkan oleh
dua atau lebih muatan yang lainnya itu adalah jumlah vektor gaya individu-
individu tersebut (prinsip superposisi gaya) jadi pastikan dalam
penggambarkan menggambarkan diagram vektor yang benar , jika suatu
simbol menyatakan kuantitas vektor letakkan sebuah panah vektor disumber
gaya sesuai arah dan panjang pendeknya panah juga menentukan besarnya
gaya yang bekerja pada materi tersebut. Jika notasi vektor (diagram vektor)
tidak tersusun secara rapi dan terstruktur , maka akan menimbulkan
misskonsepsi dalam penyelesaian soal tersebut.
3. Masalah distribusi kontinu (integral secara eksplisit)
Dalam beberapa soal berikutnya atau dalam pembahasan yang lebih
mendalam akan melibatkan distribusi kontinu dari muatan sepanjang sebuah
10 | F i s i k a D a s a r 3
garis atau pada sebuah permukaan. Dalam kasus ini jumlah-jumlah
vektoryang dijelaskan dalam nomor 2 menjadi sebuah integral vektor. Kita
akan membagi distribusi muatan ke dalam potongan-potongan yang amat
kecil, kemudian menggunakan hukum coulomb untuk setiap potongan dan
mengintegralkannya untuk mencari jumlah vektor tersebut.
KESIMPULAN
1. Benda bermuatan listrik ialah benda yang mempunyai kelebihan sejumlah elektron
atau proton.
2. Benda yang kelebihan sejumlah elektron akan bermuatan negatif dan yang
kelebihan sejumlah proton dikatakan bermuatan positif dan jika jumlah listrik
positif dan negatif dalam sebuah benda sama banyak, maka benda-benda tersebut
dikatakan tidak bermuatan (netral).
3. Hukum Kekekalan Muatan Listrik, yang menyatakan bahwa jumlah total
muatan listrik yang dihasilkan pada setiap proses adalah nol.
4. Sifat-sifat muatan listrik yaitu:
Interaksi antara benda-benda yang bermuatan listrik.
o muatan sejenis tolak-menolak
o muatan tidak sejenis tarik-menarik
Bersifat terkuantisasi (diskrit)
Bersifat kekal
5. Hukum Coulomb Besarnya gaya istrik di antara dua muatan titik berbanding lurus
dengan hasil kali muatan-muatan itu dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
kedua muatan tersebut
6. Prinsip Superposisi Gaya bila dua muatan mengerahkan gaya secara serempak
pada sebuah muatan ketiga , maka gaya total yang akan bekerja , maka gaya total
yang beraksi pada muatan itu adalah jumlah vektor dari gaya-gaya yang
dikerahkan oleh kedua muatan itu secara individu.
11 | F i s i k a D a s a r 3
7. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyelesaian permasalahan interaksi listrik
dibagi menjadi beberapa poin penting yaitu:
1. konversi.
2. vektor.
3. distribusi kontinu ( integral secara eksplisit)
DAFTAR PUSTAKA
Zemansky & Sears. 2003. Fisika Universitas Jilid 2. Jakarta: PENERBIT
ERLANGGA
Giancoli,Douglas C. 2001. Fisika Edisi ke 5 Jilid . Jakarta: PENERBIT ERLANGGA
Halliday&Resnick. 1999. FISIKA jilid 2. Jakarta: PENERBIT ERLANGGA
12 | F i s i k a D a s a r 3