LISTRIK DAN TELEKOMUNIKASI WILAYAH DAN KOTA.docx
-
Upload
widian-fitrawulan-darwis -
Category
Documents
-
view
29 -
download
0
description
Transcript of LISTRIK DAN TELEKOMUNIKASI WILAYAH DAN KOTA.docx
LISTRIK DAN TELEKOMUNIKASI WILAYAH DAN KOTA
LISTRIK
Dalam undang-undang tentang ketenagalistrikan disebutkan:
1. Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut penyediaan dan pemanfaatan
tenaga listrik.
2. Tenaga listrik adalah salah satu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan,
ditransmisikan, dan didistribusikan untuk segala macam keperluan, dan bukan listrik
yang dipakai untuk komunikasi atau isyarat.
3. Kelistrikan adalah suatu tata cara atau aturan dalam instalasi dan pengukuran yang akan
digunakan untuk sumber satuan perangkat pelanggan adalah insarta. Tanaga listrik kini
merupakan landasan bagi kehidupan moderen sehinggan tersedianya dalam jumlah dan
mutu yang cukup menjadi syarat bagi suatu masyarakat dengan tingkat kehidupan yang
baik dan perkembangan industri yang maju.
A. Sistem Tenaga Listrik
Tenaga listrik kini merupakan landasan bagi kehidupan yang modern, dan tersedianya
dalam jumlah dan mutu yang cukup menjadi syarat bagi suatu masyarakat yang memiliki taraf
kehidupan yang baik dan perkembangan industri yang maju.
Sistem tenaga listrik yang utama terbagi atas:
Sistem Pembangkit
Produksi tenaga listrik dilakukan dalam pusat tenaga listrik adalah sentral dengan
mempergunakan penggerak mula atau generator.
Transmisi ( penyaluran )
Pemindahan tenaga listrik dari pusat tenaga listrik secara besar-besaran ke gardu induk
yang terletak berdekatan suatu pusat pemakaian berupa kota atau industri besar.
Sistem distribusi
Dari gardu induk tenaga listrik didistribusikan ke gardu distribusi kemudian ke para
pemakai atau konsumen.
Fasilitas-fasilitas pembangkitan dan transmisi biasanya kait-mengait secara ekonomis
dalam pilihan lokasi, disain dan ekonomi skala.
B. Instalasi Listrik
a. Jenis dan Ruang Lingkup Instalasi
jenis dan ruang ligkup instalasi listrik dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Instalasi domestik (rumah tangga/rumah tinggal) yaitu instalasi listrik untuk
tempat tinggal, rumah kontakan, rumah susun milik perseorangan, rumah susun
milik Perumnas, asrama meilik swasta, asrama mahasiswa, dll.
2. Instalasi bangunan (non domestik):
Sosial : Rumah sakit, rumah ibadah, panti sosial, pusat rehabilitasi cacat,
asrama pelajar milik pemerintah, dll.
Bisnis : Usaha jual beli barang/jasa, perhotelan, usaha perbankan,
perdagangan, kantor firma, CV, PT, atau badan hukum yang bergerak dalam
bidang perdagangan, pergudangan, dll.
3. Instalasi Industri yaitu instalasi listrik untuk keperluan kegiatan rumah tangga,
sosial, bisnis, dan publik.
Sedangkan menurut spesifikasi dan tempatnya, instalasi listrik dibagi menjadi
beberapa jenis, yaitu:
1. Instalasi listrik di luar bangunan (outdoor instalation)
2. Instalasi listrik dalam bangunan (indoor installation)
3. Instalasi listrik khusus (rumah sakit, pertamina dan lain-lain)
4. Instalasi listrik 1 fasa atau 3 fasa
C. Perencanaan Instalasi Listrik
Menurut PUIL 2000, hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan instalasi listrik,
yaitu:
1. Gambar situasi, yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau bangunan tempat
instalasi trsebut akan dipasang dan rencana penyambugan dengan sumber tenaga
listrik.
2. Gambar instalasi listrik.
3. Diagram garis tunggal:
a. Diagram PHB lengkap dengan keterangan mengenai ukuran dan besaran nominal
komponennya.
b. Keterangan mengenai jenis dan besar beban yang akan terpasang dan
pembagiannya.
c. Sistem pembumian.
d. Ukuran dan jenis pengantar yang dipakai.
4. Gambar rinci yang meliputi :
a. Perkiraan ukuran fisik PHB.
b. Cara pemasangan perlengkapan listrik.
c. Cara pemasangan kabel.
d. Cara kerja instalasi kendali.
5. Perhitungan teknis bila dianggap perlu, yang meliputi antara lain:
a. Susut tegangan.
b. Perbaikan faktor kerja.
c. Beban terpasang dan kebutuhan maksimum.
d. Arus hubung pendek dan daya hubung pendek.
e. Tingkat penerangan.
6. Tabel bahan instalasi, yang meliputi :
a. Jumlah dan jenis kabel, penghantar dan pelengkapan.
b. Jumlah dan jenis perlengkapan bantu.
c. Jumlah dan jenis PHB.
d. Jumlah dan jenis armature lampu.
7. Uraian teknis, yang meliputi :
a. Ketentuan teknis perlengkapan listrik yang dipasang dan cara pemasangannya.
b. Cara pengujiannya.
c. Jadwal waktu pelaksanaan.
8. Perkiraan biaya.
D. Peralatan Instalasi Listrik
Peralatan instalasi listrik yang umumnya sering digunakan dalam pemasagan instalasi
listrik adalah:
a. Benda isolasi atau isolator. Berfungsi untuk melindungi listrik yang mengalir pada
konduktor/penghantar agar tidak bersentuhan dengan penghantar lain dan tidak
berbahaya bagi keselamatan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Benda isolasi harus kuat/tidak mudah rusak dan tahan panas.
b. Pipa instalasi. Pipa yang digunakan dalam pemasangan instalasi listrik antara lain
pipa baja, pipa PVC, dan pipa fleksibel.
c. Benda bantu. Benda bantu dalam pemasangan instalasi listrik adalah kotak normal
yaitu dos tempat sambungan kabel atau tempat saklar, stop kontak sistem pemasangan
in-bow (tanam). Selain kotak normal terdapat pula kotak/dos yang memiliki banyak
cabang dengan sistem kombinasi seperti: kontak sentral, kontak rangkaian ganda, dll.
d. Saklar. Saklar digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan rangkaian listrik.
Saklar dibedakan menjadi dua yaitu saklar beban yag difungsikan untuk memutuskan
rangkaian dalam keadaan beban sedang bekerja dan saklar tanpa beban yang
difungsikan untuk memutuskan rangkaian dalam keadaan beban sudah dimatikan.
e. Stop Kontak. Yaitu peralatan listrik yang berfungsi untuk penyambungan beban
dengan suumber listrik dengan cara yang mudah. Pasangan dari stop kontak adalah
Steaker.
TELEKOMUNIKASI
A. Jaringan Telekomunikasi
Sistem telekomunikasi dapat dibagi menjadi empat bagian utama:
1. Instrumen. Istilah instrumen digunakan untuk sarana yang digunakan oleh si
pelanggan untuk mengirimkan dan menerima sinyal. Mayoritas besar peralatan ini
berupa telapon genggam. Namun saat in ksatuan pralatan lain yang tidak terbatas
telah disambungkan ke saluran telepon, termasuk terminal computer yang digunakan
untuk transmisi data.
2. Bentangan lokal (lokal loop). Ini adalah kabel-kabel yang memasuki tempat
pelanggan. Pada jaingan telepon, kabel ini menghubungkan perangkat telepon
genggam atau sarana lain ke kantor pengalih lokal (kantor pusat). Bentangan telepon
saat ini terdiri atas kabel sepasang kawat. Setiap pelanggan memiliki pasangan
kawatnya k kantor pengalih lokal, dan tidak ada orang lain yang dapat
menggunakannya kecuali dia sedang di jalur umum. Kabel koaksial juga disalurkan
ke rumah-rumah oleh perusahaan televise kabel, dan kabel ini memiliki banyak calon
pengguna selain dari pada televisi. Di masa mendatang kabel serat optic brkapasitas
tinggi akan digunakan secara ekstensif di bentanga lokal.
3. Fasilitas Pemindah. Jaringan perluasan dari kantor pemindah memungkinkan setiap
telepon disambungkan ke hampir setiap telepon lain. Sebagian fungsi kontrol dan
pemindahan dilakukan seluruhnya oleh komputer.
4. Rangkaian Trunk (Trunk circuit). Rangkaian trunk adalah saluran transmisi yang
saling menghubungkan kantor-kantor pengalih. Saluran semacam ini umumnya
mengirimkan lebih dari satu panggila telepon. Pada rute-rute dengan lalulintas pesan
yang padat, rangkaian ini mengirimkan beribu-ribu panggilann secara simultan.
Beragam media transmisi digunakan, yang meliputi pasangan kawat, radio
gelombang mikro, kabel koaksial, satelit dan serat optik.
B. Jenis elemen perencanaan
Jenis prasarana dan utilitas jaringan telepon yang harus disediakan pada lingkungan perumahan
di perkotaan adalah:
a) kebutuhan sambungan telepon; dan
b) jaringan telepon.
C. Persyaratan, kriteria, dan kebutuhan
Beberapa persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi adalah:
a. Penyediaan kebutuhan sambungan telepon
1) tiap lingkungan rumah perlu dilayani sambungan telepon rumah dan telepon umum sejumlah
0,13 sambungan telepon rumah per jiwa atau dengan menggunakan asumsi berdasarkan tipe
rumah sebagai berikut:
- R-1, rumah tangga berpenghasilan tinggi : 2-3 sambungan/rumah
- R-2, rumah tangga berpenghasilan menengah : 1-2 sambungan/rumah
- R-3, rumah tangga berpenghasilan rendah : 0-1 sambungan/rumah
2) dibutuhkan sekurang-kurangnya 1 sambungan telepon umum untuk setiap 250 jiwa penduduk
(unit RT) yang ditempatkan pada pusat-pusat kegiatan lingkungan RT tersebut;
3) ketersediaan antar sambungan telepon umum ini harus memiliki jarak radius bagi pejalan kaki
yaitu 200 - 400 m;
4) penempatan pesawat telepon umum diutamakan di area-area publik seperti ruang terbuka
umum, pusat lingkungan, ataupun berdekatan dengan bangunan sarana lingkungan; dan
5) penempatan pesawat telepon harus terlindungi terhadap cuaca (hujan dan panas matahari)
yang dapat diintegrasikan dengan kebutuhan kenyamanan pemakai telepon umum tersebut.
b. Penyediaan jaringan telepon
1) tiap lingkungan rumah perlu dilayani jaringan telepon lingkungan dan jaringan telepon ke
hunian;
2) jaringan telepon ini dapat diintegrasikan dengan jaringan pergerakan (jaringan jalan) dan
jaringan prasarana / utilitas lain;
3) tiang listrik yang ditempatkan pada area Damija (≈daerah milik jalan, lihat Gambar 1
mengenai bagian-bagian pada jalan) pada sisi jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasi
pejalan kaki di trotoar; dan
4) stasiun telepon otomat (STO) untuk setiap 3.000 – 10.000 sambungan dengan radius
pelayanan 3 – 5 km dihitung dari copper center, yang berfungsi sebagai pusat pengendali
jaringan dan tempat pengaduan pelanggan.
Adapun data dan informasi yang diperlukan untuk merencanakan penyediaan sambungan telepon
rumah tangga adalah:
a) rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota dan perkembangan lokasi yang direncanakan, berkaitan
dengan kebutuhan sambungan telepon;
b) tingkat pendapatan keluarga dan kegiatan rumah tangga untuk mengasumsikan kebutuhan
sambungan telepon pada kawasan yang direncanakan;
c) jarak terjauh rumah yang direncanakan terhadap Stasiun Telepon Otomat (STO), berkaitan dengan
kebutuhan STO pada kawasan yang direncanakan;
d) kapasitas terpasang STO yang ada; dan
e) teknologi jaringan telepon yang diterapkan, berkaitan radius pelayanan