Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/973/8/LAMPIRAN.pdfBerdasarkan...

16
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/973/8/LAMPIRAN.pdfBerdasarkan...

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

81

LAMPIRAN

Strategi Penerbitan..., Adrian Hartanto Hardi, FIKOM UMN, 2014

82

Transkrip Wawancara

Narasumber: Ignatius Haryanto, Pakar Majalah

1. Berdasarkan pengertian atau pemahaman bapak mengenai majalah

segmentasi secara umum, dan secara khusus majalah bersegmen

Rohani?

Majalah rohani mau mengisi kebutuhan yang tak diberikan oleh media

massa umum. majalah rohani memiliki pasar tersendiri.

2. Bagaimana pandangan bapak dengan persaingan dunia bisnis media

belakang ini, dan bagaimana dengan majalah segmentasi? Seperti yang saya katakan media massa umum dan media segmentasi

punya pasar masing-masing. keduanya tidak perlu dipertentangkan karena

terkadang saling komplementer.

3. Mungkin bapak bisa sedikit menceritakan tentang majalah HIDUP,

Mengingat bapak Dulunya dan sekarang adalah salah satu penulis di

majalah ini, serta bagaimana perkembangan majalah ini? Soal sejarah dan perkembangan silakan tanya pada orang HIDUP

sendiri. saya melihat HIDUP sebagai majalah agama yang mencoba untuk

terus kontekstual dengan kehidupan umat Katolik. ia melakukan banyak

kegiatan untuk memperbaiki majalah agar terus bisa menemui pembaca yang

lebih muda.

4. Menurut Bapak, apa yang unik dari majalah HIDUP bila dibandingkan

dengan majalah sejenis yang lain? HIDUP adalah majalah yang sebenarnya milik keuskupan agung

Jakarta, tapi kemudian menjadi majalah yang dikenal luas se Indonesia. oleh

karena itu HIDUP lalu dikenal menjadi semacam media nasional untuk umat

Katolik. Namun tantangan besar HIDUP adalah bagaimana menemui

pembaca-pembaca yang lebih muda. Survei terakhir menunjukkan pembaca

HIDUP rata-rata berusia 50 tahun.

Strategi Penerbitan..., Adrian Hartanto Hardi, FIKOM UMN, 2014

83

Transkrip Wawancara

Narasumber: Masri Sareb Putra, Pakar Majalah

1. Bagaimana pendapat/pandangan bapak mengenai majalah HIDUP?

HIDUP ini agak unik karna milik KAJ. Majalah ini segmentasinya

jelas yaitu umat Katolik di indonesia. Pendekatan terlalu hirarki sentris

dimana pemberitaan itu selalu mengenai uskup dan pastur. Umat kurang

mendapat tempat. People wants to know about people. Angelnya di balik

tidak lagi Hirarki sentris karena terlalu membantasi. Ada konsep di konten.

2. Apa yang menjadi pembeda antara majalah rohani HIDUP dengan

majalah rohani lainnya?

Bagaimana peristiwa di potret dari kacamata Katolik. Misalnya

peristiwa-peristiwa biasa. Kecelakaan, bencana alam, dll di kaitkan dengan

kepercayaan Katolik. Dan narasumber di ambil dari awam bukan hanya pastor

saja. Yang paling pokok adalah jualan di majalah itu bukan hanya sekedar

iseng. Melainkan konten tersebut yang terkait dengan audiens. Ada yang

namanya cost per mil atau biaya per seribu kepala. Pembaca majalah HIDUP

50 juta, biaya iklan 5 juta. Berarti biaya per kepala itu 1 rupiah. Ada kaitan

antara isi, audiens dan iklan. Sebuah media bisa bertahan dan berkembang

atau mundur apabila menampikkan audiens. Audiens tidak menjadi raja dan

tidak menjadi yang utama. Karena majalah tanpa audiens nothing, begitu pula

majalah tanpa iklan. Nothing. Pengelolaan majalah itu bukan interstnya

redaktur atau wartawan. Tetapi bagaimana kepentingan audiens di

terjemahkan atau di konsep. Apa yang di ingin di ketahui, apa yang ingin di

baca? Orang akan baca ketika berguna. Dan tidak akan membaca kalo tidak

berguna.

3. Mengapa majalah HIDUP masih bisa bertahan hingga saat ini?

Mengingat banyak majalah segmentasi yang lain mulai meredup atau

gulung tikar.

Mengapa HIDUP bisa bertahan? Karena Orang Katolik tidak ada

wadah yang nasional. Biasanya wadahnya melalui paroki atau keuskupan.

Mengapa majalah segmentasi yang lain tidak bisa bertahan? Karena mereka

terpecah-pecah. Berbeda dengan Katolik yang merupakan satu kesatuan.

Strategi Penerbitan..., Adrian Hartanto Hardi, FIKOM UMN, 2014

84

Transkrip Wawancara

Narasumber: R.B.E Agung Nugroho, Redaktur Kompartemen Majalah HIDUP

1. Strategi Manajemen apa yang dipakai oleh Majalah HIDUP?

Yang dipakai adalah Manajemen Strategic dimana didalam

manajemen strategic tersebut dibagi lagi kedalam 3 kategori besar yakni

produk pembeda (differentiation), biaya menyeluruh (overal cost leadership),

dan fokus.

2. Adakah kompetitor terberat Majalah HIDUP?siapa?

Banyak media rohani Katolik, namun Majalah HIDUP tidak

menganggap mereka sebagai Kompetitor atau pesaing melainkan sebagai

mitra atau kerabat. Hal ini lantaran media-media rohani lain berbeda skope.

Dimana majalah HIDUP skalanya nasional-internasional, sementara majalah

rohani lainnya hanya berskala kecil, baik itu intern atau regional. Di satu sisi,

majalah HIDUP menjadi panutan atau menjadi media rohani acuan. Jika di

luar sana Kompas menjadi acuan dalam sumber berita, begitu pula dengan

majalah HIDUP yang menjadi sumber acuan berita bagi media Rohani

lainnya. Hal ini lah yang membuat majalah HIDUP seakan tidak memiliki

pesaing.

Yang menjadi pembeda dengan majalah Rohani lain ialah penafsiran

keagamaan yang dimiliki oleh agama masing-masing. Sementara yang

menjadi pembeda dengan majalah rohani sejenis ialah narasumber atau para

pakar atau ahli yang mengulas mengenai sebuah topik. Di majalah HIDUP,

jika ingin membahas tentang Bunda Maria, maka akan mencari narasumber

yang benar-benar memahami tentang Maria atau seorang Mariolog, sementara

media rohani lain yang sifatnya untuk kalangan sendiri atau intern, mereka

akan mencari orang yang hanya mengerti dengan pembahasan tersebut. entah

itu romo parokinya maupun awam yang bertugas di sebuah kategori yang

bersangkutan.

3. Apa yang menjadi produk utama yang dijual oleh Majalah HIDUP?

Produk utama yang di jual majalah HIDUP ada di dalam rubrik atau di

dalam isi majalah HIDUP itu sendiri. Hal ini lantaran majalah HIDUP

menganut ajaran resmi gereja Katolik yang mengusung aspek pewartaan

seperti

1. Ajaran iman Katolik (dogma, kitab suci, dll)

2. Proses mewariskan tradisi Gereja Katolik (sakramen, liturgi, cara

berdoa, dll) supaya tetap terus berlangsung,

3. Moral Kristiani yaitu HIDUP baik sebagai umat kristiani.

4. Apa keunggulan yang dimiliki majalah HIDUP?

HIDUP adalah media komunikasi sosial (komsos) milik Keuskupan

Agung Jakarta berskala nasional, dan berusaha mewadahi pengetahuan Iman

Katolik seluruh daerah. HIDUP memegang atau mengacu pada ajaran resmi

gereja Katolik yang tidak dimiliiki oleh media rohani lain.

Strategi Penerbitan..., Adrian Hartanto Hardi, FIKOM UMN, 2014

85

HIDUP berada di bawah sebuah yayasan milik KAJ yakni Yayasan

HIDUP Katolik. Di dalam yayasan ada pembina Pengurus dan pengawas.

Pembina adalah seorang Pastur yang berkarya di Kesukupan Agung Jakarta,

pengawas sesuai yang di tunjuk pembina, dan pengurus berdasarkan sesuai

yang di tunjuk pembina dan pengawas. Keterwakilan daripada KAJ terdapat

di dalam yayasan, dimana Pembina yayasan merupakan seorang pastur yang

bertugas di KAJ. Selain dari yayasan, KAJ juga mengutus seorang Delegatus

yakni Seorang Romo yang berada langsung di keredaksian majalah HIDUP,

tugas dari delegatus sendiri adalah memastikan apa yang di tulis dan

diwartakan oleh majalah HIDUP tidak melenceng dari ajaran gereja.

Delegatus merupaka wakil Uskup.

5. Ada 3 prinsip bisnis yang di kemukakan oleh Potter dalam Strategic

management, yakni strategi diferensiasi, overall cost leadership, dan

fokus. Mana dari ketika prinsip bisnis tersebut yang digunakan oleh

majalah HIDUP?

Di dalam strategi diferensiasi, yang menjadi produk pembeda dengan

majalah atau media lain yang sejenis adalah adanya ajaran resmi gereja

Katolik. Ajaran resmi tersebut di dapat dari Bapak Uskup, Paus, dan beberapa

narasumber yang sekiranya memiliki kompetensi di dalam memberikan ajaran

resmi gereja Katolik.

Ada juga yang namanya reputasi leadership. Reputasi leadership

terbentuk dari adanya hubungan yang erat antara redaksi dengan bapak

Uskup. Dimana Uskup sebagai pemimpin tertinggi gereja Katolik dapat

memacu pasar. Karena mayoritas mengikuti apa yang dibicarakan atau apa

yang dititahkan bapak uskup. Selain menjalin hubungan yang baik dengan

bapak uskup, para ahli-ahli agama Katolik yang lainpun turut diberikan ruang

dan kesempatan untuk menulis.

Kemitraan yang terjalin disini adalah majalah HIDUP sebagai media

atau alat untuk pewartaan oleh Bapak Uskup, pastur, maupun imam. Karena

salah satu tugas mereka ialah pewartaan. Maka dengan memberikan pendapat,

argument, tulisan, dll, di majalah HIDUP, maka salah satu tugas imam yakni

pewartaan sudah terlaksana. Di sisi lain menjadi narasumber, disisi lain punya

kepentingan untuk memakai HIDUP sebagai media mereka untuk

mewartakan.

Berikutnya cost leadership. Dalam cost leadership konsep biaya ketat

dan rekayasa produk juga diterapkan oleh majalah HIDUP. Konsep biaya

tetap yang dipakai oleh pihak manajemen majalah HIDUP adalah menjalin

kemitraan untuk menekan cost atau biaya. Yang selama ini dilakukan adalah

menjalin kemitraan dengan Sentra Kumala Agency. Agency ini yang kemudian

menyebarkan majalah HIDUP untuk kemudian di jual di dalam toko buku

seperti Gramedia. Agency mendapat diskon dari HIDUP berdasar dengan

jumlah eksemplar yang mereka ambil, kemudian di sembarkan ke toko-toko

buku gramedia.

Strategi Penerbitan..., Adrian Hartanto Hardi, FIKOM UMN, 2014

86

Selain biaya ketat, adapula yang namanya rekayasa produk atau

engineering product. Rekayasa produk ini biasanya menyesuaikan dengan

pasar (redesign). Rekayasa produk di dalam majalah HIDUP lebih ke arah

content atau isi malajah itu sendiri. Ada rubrik yang tidak tetap yang sewaktu-

waktu bisa di gusur atau digantikan dengan rubrik yang lain. Seperti rubrik

wawancara, rubrik surat gembala yang biasanya diulas sebulan sekali, rubrik

konsili vatikan, dan lain-lain. Sebetulnya bukan menggusur atau menggati,

melainkan mengurangi porsi rubrik itu sendiri. Seperti rubrik news yang

tadinya 7 halaman bisa sewaktu-waktu menjadi 2 atau 3 halaman saja.

Dalam fokus yang terbagi menjadi pasar spesifik dan produk khas,

majalah HIDUP memiliki ciri khas yang sangat unik yakni di dalam pasar

spesifik terbagi menjadi tiga yakni pasar potensial, pendekatan teritori, dan

pendekatan kategori.

Pasar potensial dilihat dari paroki atau gereja manakah yang sekiranya

memiliki atensi tinggi terhadap majalah. Pendekatan teritori dilihat dari

struktur gereja Katolik di Jakarta. Pasalnya pendekatan teritori merupakan

pendekatan majalah HIDUP berdasarkan para petinggi-petinggi gereja yang

mencakup lingkungan yang merupakan dasar dari struktur, hingga konferensi

yang merupakan puncak struktur. Dan dari sini akan di bangun sebuah

hubungan yang harmonis. Dan pendekatan kategori merupakan sebuah

pendekatan dengan lingkup yang lebih kecil lagi yakni pendekatan ke arah

kategori-kategori yang ada di dalam gereja seperti orang muda Katolik,

WKRI, dan lain-lain.

Sementara yang menjadi produk khas adalah adanya rubrik konsultasi

iman, dimana rubrik ini membahas secara umum seputar gereja Katolik.

Strategi Penerbitan..., Adrian Hartanto Hardi, FIKOM UMN, 2014

87

Transkrip Wawancara

Narasumber: A. Margana, Pemimpin Redaksi Majalah HIDUP

1. Sasaran Utama Majalah HIDUP?

Keluarga. Karena di dalam keluarga itu terdapat ayah, ibu, anak,

nenek, dll. majalah HIDUP berusaha untuk mewadahi kebutuhan daripada

masing-masing anggota keluarga itu sendiri. Anak yang membutuhkan

informasi untuk tugas, orangtua yang ingin membaca renungan harian, dll.

Biara bukan menjadi sasaran utama lantaran target market kurang

tercapai. Satu biara paling hanya membeli 1 untuk ramai-ramai. Berbeda

dengan paroki yang potensial membeli majalah lebih besar ketimbang di

biara.

2. Ada banyak media rohani diluar sana, apakah HIDUP menganggap

mereka sebagai kompetitor?

Untuk media rohani sejenis yang berbisnis dengan pasar yang sama

mereka bukannlah kompetitor, majalah lain hanya bersifat regional atau lokal,

dan pengangkatan tema atau topikpun berbeda dengan majalah HIDUP.

majalah lain lebih bersifat sensasional. sehingga sejauh ini tidak ada

kompetitor atau pesaing bagi majalah HIDUP Sendiri.

90 persen pembaca majalah HIDUP berstatus pelanggan tetap, 10

persennya lagi tidak tetap. Majalah HIDUP tidak bermain di eceran, majalah

HIDUP lebih menyasar pembaca tetap. Sehingga statistik majalah HIDUP

tidak terlalu fluktuatif atau mengalami penurunan atau kenaikkan yang drastis.

3. Strategi mempertahankan pembaca

Memberikan atau memenuhi needs mereka dalam hal pengetahuan iman

Katolik.

Tim marketing harus bisa mencari keluarga-keluarga baru yang ada di

paroki-paroki. Karena paroki merupakan satu-satunya tempat untuk

berkumpulnya keluarga pada hari Sabtu atau Minggu.

Beberapa upaya lain seperti: mencari pelanggan yang tidak mampu di

dalam paroki, mencarikan donatur supaya orang tersebut bisa membaca

majalah HIDUP, dalam kasus ini, banyak umat Katolik yang mampu untuk

berlangganan, namun bukan berlangganan untuk diri sendiri melainkan di

langgankan untuk orang lain yang sekiranya memerlukan majalah HIDUP.

Promosi: menjalin hubungan baik dengan beberapa sekolah Katolik,

Mengadakan seminar atau kursus jurnalistik Katolik di sekolah.

Apakah penjualan itu naik setelah mengadakan promosi di sekolah?

Tentu tidak karena decision maker ada di tangan orangtua, anak-anak

diharapkan untuk bisa mengingat atau mengetahui majalah HIDUP.

4. Tantangan yang dihadapi

Minat baca. Tidak hanya majalah HIDUP saja, melainkan seluruh

media massa cetak mengalami hal ini, lantaran penduduk indonesia rata-rata

Strategi Penerbitan..., Adrian Hartanto Hardi, FIKOM UMN, 2014

88

lebih suka mendengar. Selain itu peranan majalah sudah mulai tergantikkan

dengan kehadiran alat elektronik.

HIDUP bukan semata-mata bisnis untuk mencari uang, karena pada dasarnya

ini adalah majalah Rohani. Value tidak mesti tentang uang, tapi value bisa dilihat

dari segi isi, artikel, dll.

Ada 4 fungsi komunikasi: To Inform, To Educate, To Persuade, And To

Entertain. HIDUP mengikuti fungsi ini, namun yang paling utama adalah

persuade. Di satu sisi HIDUP memenuhi needs pembaca, disatu sisi HIDUP

mempersuade khalayak untuk membaca majalah HIDUP.

HIDUP mengambil ceruk pasar yang berbeda, yang berada di antara pasar-

pasar potensial yang diambil media umum.

Strategi Penerbitan..., Adrian Hartanto Hardi, FIKOM UMN, 2014

89

Transkrip Wawancara

Narasumber: Greg Soetama, SJ. Romo Delegatus

1. Apa tugas dari Delegatus?

Perwakilan pemilik untuk keHIDUPan sehari-hari di majalah HIDUP,

dengan mengurusi 2 hal

a) Mengenai isi dari majalah HIDUP yang merupakan majalah Agama

Katolik, maka isi harus sesuai dengan visi-misi, ajaran, dan nilai-nilai

KAJ.

b) Karena ini adalah lembaga/yayasan, maka butuh seseorang yang

memainkan peranan pastoral dan moral. (pengembalaan dalam level

psikologi, spiritual, dan material).

Delegatus bekerja bersama dengan yayasan dan KAJ. Delegatus di

angkat oleh seorang uskup, maka pertanggung jawaban seorang delegatus

kepada bapak uskup. Delegatus tidak mengeksekusi, tidak merencanakan,

tidak memimpin, dan tidak mengambil keputusan apapun. Hanya bertugas

sebagai seorang pembimbing.

2. Apa Sasaran utama majalah HIDUP.

Umat gereja Katolik seluruh indonesia khususnya keluarga Katolik

KAJ. Profil, umat berusia berumur 30-45 atau usia rumah tangga,

masyarakat kota, yang sedang mencari hidup beriman di jaman modern.

Mencari makna HIDUP dan makna iman. Mereka yang berusia di atas 45

tahun, tidak terlampau sulit untuk beradaptasi dengan majalah HIDUP.

mereka yang ada di desa karena pengaruh kebudayaan, tv, dsb beradaptasi

dengan masyarakat kota juga tidak terlalu sulit, dan begitu sebaliknya.

Mengapa seluruh indonesia dengan fokus terutama KAJ adalah karena

ini milik KAJ, strategis karena berada di Jakarta, dan Jakarta sangat tepat

dalam mendapatkan financial supporting jika serius memainkan pasar di

Jakarta. Apa yang di buat di Jakarta selalu memancar ke seluruh indonesia.

3. Siapakah atau adakah kompetitor bagi majalah HIDUP?

Saya melihat media rohani lain bukan sebagai sebuah kompetitor

karena ragu orang yang tidak membaca majalah HIDUP karena memilih

majalah rohani yang lain. orang tidak membaca majalah HIDUP bukan

karena ia memilih majalah Katolik yang lain melainkan beberapa dari

umat Katolik ada yang tidak suka membaca, lalu ada anggapan bahwa

beriman itu tidak ada kaitannya dengan membaca majalah rohani. Padahal

gereja Katolik beranggapan bahwa beriman itu harus berakal. Orang tidak

membaca majalah HIDUP lantaran menurut mereka beriman adalah pergi ke

gereja, ke biara, berdoa. Yang mengerus majalah HIDUP bukan

kompetitor, melainkan habit, dan pemahaman tentang iman.

Majalah HIDUP merupakan majalah mainstream di majalah HIDUP

atau majalah sentral di Jakarta. Dan jika majalah lain berani bermain di level

yang sama dengan HIDUP, maka majalah HIDUP akan mati, karena

Strategi Penerbitan..., Adrian Hartanto Hardi, FIKOM UMN, 2014

90

majalah lain tersebut tidak memiliki channel yang kuat seperti majalah

HIDUP. majalah lain lebih bermain di level pinggiran yang majalah HIDUP

tidak berani menyentuh level itu.

Pembeda dari majalah HIDUP dengan majalah yang lain adalah

majalah ini tidak profit oriented atau mencari keuntungan yang lebih,

melainkan value oriented, yakni memberikan atau menanamkan ajaran-

ajaran agama menurut redaksi kepada pembaca. Bukan menyediakan atau

memberikan apa yang khalayak mau baca atau inginkan. Majalah HIDUP

memposisikan diri, dan pembaca diminta untuk ikut kedalam visi misi

majalah HIDUP.

Rubrik yang sangat disukai, Kesaksian konsultasi iman, meskipun

harapan dari majalah HIDUP adalah cover story/sajian utama yang menjadi

minat utama, namun nampaknya kurang bisa menyentuh emosi

umat/pembaca.

4. Apa strategi yang digunakan majalah HIDUP untuk mempertahankan

pembacanya?

menentukan segmen, menyamai dengan psikologi pembaca, Bacaan

itu bukan hanya intelektual tapi juga emosional, dan lifestyle. dan kemudian

mencocokan isi dengan psikologi pembaca. Kemudian mengatur

manajemen organisasi di dalam majalah HIDUP sendiri.

Strategi Penerbitan..., Adrian Hartanto Hardi, FIKOM UMN, 2014

91

Transkrip Wawancara

Narasumber: Margaretha Intantri, Marketing (sirkulasi) Majalah HIDUP

1. Bagaimana posisi majalah HIDUP di dalam persaingan bisnis media

rohani khususnya?

Majalah HIDUP sebagai salah satu media komunikasi, yang tentunya

sama dengan media umum lainnya, dimana berkembangnya media digital

diantara media cetak sangat mempengaruhi survive nya suatu media

cetak. Dimana setiap orang dengan mudah mendapatkan informasi apapun

dengan cepat dan mudah, melalui media internet. Posisinya diantara media

umum, adalah suatu media yang segmennya sudah jelas yaitu Keluarga

Katolik. Majalah HIDUP sebagai Mingguan Katolik milik Keuskupan Agung

Jakarta. Beredar secara nasional. Posisinya diantara media rohani menjadi

leader dibidang media rohani Katolik.

2. Seberapa jauh khalayak mengenal majalah HIDUP?? Majalah HIDUP dikenal sebagai majalah rohani Katolik, mengenal

Majalah HIDUP dari orangtua, dan sekarang sekarang melanjutkan

langganan orangtua. Masih banyak keluarga muda yang belum mengetahui

manfaat membaca HIDUP secara rutin.

3. Bagaimana cara mempromosikan majalah HIDUP? Melakukan kunjungan ke paroki-paroki KAJ untuk mempromosikan

majalah. biasanya melalui kotbah romo delegatus. Mengapa melalui Romo?

Karena umat Katolik biasanya akan mendengarkan hal sekecil apapun

yang dibicarakan oleh Romonya. Hal ini terbukti, segera setelah Romo

berkotbah di mimbar mengenai majalah HIDUP, rata-rata 50 pelanggan

baru mendaftar untuk berlangganan, dengan rentan waktu 6 bulan atau 1

tahun.

Pasar majalah HIDUP ya di gereja-gereja. Umat mengetahui HIDUP

melalui penjualan eceran di gereja-gereja dan toko buku rohani baik di

gereja ataupun di luar lingkup gereja (Toko buku rohani dan umum).

Juga menjalin relasi atau kerjasama dengan sekolah-sekolah Katolik di

Jakarta. Apakah penjualan itu naik setelah mengadakan promosi di sekolah?

Tentu tidak karena decision maker ada ditangan orangtua. Anak-anak

diharapkan untuk bisa mengingat atau sekedar mengetahui majalah HIDUP.

Selain itu juga mencarikan orang yang mau melanggankan majalah

HIDUP untuk guru agama. Baik itu guru agama yang mengajar di sekolah-

sekolah pada umumnya, atau guru agama yang mengajar di gereja (katekese).

Karena banyak guru agama yang menjadikan majalah HIDUP sebagai acuan

ataupun referensi dalam pembelajarannya kepada murid. Dan ini merupakan

salah satu sarana promosi secara tidak langsung. Banyak umat Katolik

yang mampu untuk berlangganan, namun bukan berlangganan untuk diri

sendiri melainkan dilanggankan untuk orang lain yang sekiranya memerlukan

majalah HIDUP.

Strategi Penerbitan..., Adrian Hartanto Hardi, FIKOM UMN, 2014

92

Transkrip Wawancara

Narasumber: A. Nendro Saputro, Kabag Website HIDUP

1. HIDUP ini memiliki website, sejak kapan website ini ada?

Website Majalah HIDUP yaitu: www.HIDUPkatolik.com.

HIDUPkatolik.com mulai mengudara di jagad internet pada hari Minggu 5

Juni 2011. Web ini dibuat untuk mendukung karya pewartaaan Majalah

HIDUP kepada umat Katolik di Indonesia.

2. Apakah sudah berjalan dengan semestinya?

Kalau tujuan utama untuk Promosi website sudah berjalan

sebagaimana mestinya. Memang jika dilihat sebagai sebuah website media

informasi umat Katolik yang ideal masih belum karena memang tujuannya

hanya untuk promosi majalahnya saja.

3. Apa tujuan mengadakan website HIDUP?

Tujuan utama website HIDUP adalah sebagai media promosi Majalah

HIDUP dan untuk menyebarkan isi dan informasi ke seluruh dunia.

4. Apa harapan dari HIDUP dengan adanya website ini?

Harapannya dapat menjadi media informasi yang dapat berkembang

dari sisi konten dan sisi bisnisnya.

5. Apakah banyak dari pembaca yang beralih untuk menggunakan atau

membaca HIDUP di web??

Pembaca tidak beralih, buktinya tiras Majalah HIDUP masih terus

meningkat dan pembaca website juga terus meningkat

Strategi Penerbitan..., Adrian Hartanto Hardi, FIKOM UMN, 2014

93

Transkrip Wawancara

Narasumber: Fransisca Adhelia, Mahasiswi, 19 tahun

1. Sejak kapan berlangganan majalah HIDUP?

Berlangganan sejak Mei 2013

2. Mengapa memilih majalah HIDUP sebagai majalah Katolik yang di

percaya?

Karena majalahnya memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih

seputar gereja-gereja Katolik. Jadi lebih tahu kegiatan-kegiatan gereja Katolik

yang terorganisir.

3. Mengetahui majalah HIDUP dari siapa?

Mengetahui majalah HIDUP dari mama, karena kakek dulu

berlangganan. Namun lebih mengetahui lagi semenjak mengikuti seminar di

gereja.

4. Apakah majalah HIDUP sudah memenuhi kebutuhan kamu sebagai

pembaca?

Sudah sangat mencukupi, dengan adanya renungan harian jadi makin

giat membaca alkitab, menambah pengetahuan mengenai santo-santa, dan

mengambil hikmah dari setiap kesaksian yang ada.

5. Wawasan apa yang di dapat dari majalah HIDUP?

Mengetahui kegiatan-kegiatan gereja lain, baik dalam maupun luar

negeri, dan sedikit banyak mulai mengetahui liturgi yang ada di dalam gereja

6. Ada kesulitan dalam menjangkau majalah HIDUP?

Tidak ada kesulitan dalam menjangkau, lantaran berlangganan melalui

agen yang ada di gereja. Distribusi tidak di antar kerumah, melainkan

menggambil sendiri di agen yang ada di gereja.

Strategi Penerbitan..., Adrian Hartanto Hardi, FIKOM UMN, 2014

94

Transkrip Wawancara

Narasumber: Tarsisius Bambang Purwanto, Pegawai Swasta, 54 Tahun

1. Sejak kapan berlangganan?

Kira-kira 7 tahun yang lalu.

2. Kenapa Majalah HIDUP?

Majalah HIDUP isinya variasi, ada membahas mengenai konsultasi

keluarga, perkembangan gereja. Membaca majalah HIDUP sudah menjadi

sebagai bagian dari kebutuhan. Tidak membanding-bandingkan majalah, saya

tahu majalah HIDUP ya saya beli. Kalo saya rasa kurang ya saya cari yang

lain.

3. Tahu HIDUP dari mana?

Mengetahui majalah HIDUP dari orang tua, karena dulu dirumah ya

bacaannya kalo tidak kompas ya HIDUP.

4. Dengan membaca HIDUP, kebutuhan terpenuhi atau nga?

Majalah ini kurang cukup memenuhi, maka saya memenuhi dengan

berlangganan majalah lain seperti liturgi, mengingat saya memerlukan

majalah tersebut karena saya seorang prodiakon di gereja.

5. Sudah puas apa belum?

Ada peningkatan dari segi kualitas majalah, dan dari segi isi majalah

sudah mulai oke.

6. Harapannya?

Tingkatkan lagi kualitas berita majalah HIDUP, karena masih banyak

yang belum terekspos di majalah, misalnya permasalahan pembangunan

gereja, mengingat banyak yang sulit membangun gereja. Banyak membahas

mengenai mudika, karna mudika dirasa kurang mengetahui tokoh-tokoh

gereja Katolik. Sehingga Ada ruang lah untuk membina.

Strategi Penerbitan..., Adrian Hartanto Hardi, FIKOM UMN, 2014

95

Transkrip Wawancara

Narasumber: D.P. Sutaryono, Wiraswasta

1. Sejak kapan berlangganan majalah HIDUP?

Berlangganan sejak tahun 1996-2012

2. Mengapa memilih majalah HIDUP sebagai majalah Katolik yang di

percaya?

Taunya majalah Katolik itu ya HIDUP, gak ada yang lain. Sementara

tahu ada majalah Katolik lainnya namun gak suka. Karena ga sesuai dengan

harapan, karena isinya lebih kearah mistis dan bersifat sensasional.

3. Mengetahui majalah HIDUP dari siapa?

Sejak SD sudah tahu majalah HIDUP dari orangtua.

4. Apakah majalah HIDUP sudah memenuhi kebutuhan Bapak sebagai

pembaca?

Sudah, karena dengan membaca majalah HIDUP, saya jadi tahu

mengenai pengetahuan iman yang lain yang saya tidak dapat di gereja.

Strategi Penerbitan..., Adrian Hartanto Hardi, FIKOM UMN, 2014