Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3217/4/BAB III.pdf · 3.2....

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

26

BAB III

METODOLOGI

3.1. Gambaran Umum

Video perusahaan PT Gading Megah Jaya dibuat sebagai sebuah video pemasaran

sebagai sarana penunjang perusahaan untuk melampirkan portofolio perusahaan

ketika memberikan proposal kerjasama kepada calon klien. Pembuatan video ini

ditekankan pada transparansi data yang ditawarkan oleh PT Gading Megah Jaya.

Dalam proyek Tugas Akhir ini, penulis berperan sebagai seorang Account

Executive sebagai individu penghubung antara klien dengan tim kreatif. Metode

penelitian yang penulis pakai dalam pembuatan laporan Tugas Akhir ini adalah

metode kualitatif yaitu melalui wawancara dengan klien karena menurut Istijanto

(2005) penelitian kualitatif dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan tidak

terstruktur berupa topik dan tanpa pilihan jawaban yang bertujuan untuk menggali

ide koresponden secara mendalam. (hlm. 37) klien berperan sebagai narasumber

informasi, data, dan masukan dalam proses pembuatan video pemasaran PT

Gading Megah Jaya yang kemudian dituliskan melalui client brief sebagai dasar

ide kreatif dalam pembuatan video pemasaran.

3.1.1. Posisi Penulis

Dalam pembuatan video pemasaran ini, penulis berperan sebagai Account

Executive yang menghubungkan antara pihak klien dengan tim kreatif, serta

mencakup sedikit peranan yang sebagai produser.

Peranan Account... Antonius Benny Kurniawan, FSD UMN, 2016

27

3.2. Tahapan Kerja

Penulis sebagai pihak penghubung antara klien dengan tim kreatif dalam proses

pembuatan video, memfokuskan tahapan kerja pada bagian pra produksi:

3.2.1. Pengajuan Proposal

Proposal diajukan oleh penulis kepada bagian pemasaran PT Gading Megah Jaya,

yang dilanjutkan dengan melakukan pertemuan dengan pihak-pihak terkait untuk

menjelaskan maksud dan tujuan dari pembuatan video perusahaan. Menurut

Hamper dan Baugh (2011) proposal merupakan alat pemasaran dan penjualan

yang dibuat untuk menjelaskan mengenai permasalahan yang dimiliki oleh klien

serta penawaran solusi dan strategi dari permasalahan tersebut kepada mereka

(hlm. 4).

3.2.2. Meeting dan Wawancara

Setelah disetujuinya proposal untuk bekerjasama dalam pembuatan video

perusahaan, penulis melakukan pertemuan sesuai dengan tanggal-tanggal yang

telah disepakati sebelumnya antara penulis dengan klien untuk menyalurkan ide

dari tim kreatif kepada klien serta untuk mencari informasi dari pihak klien yang

berhubungan dengan pembuatan video pemasaran. Penulis membuat minutes of

meeting sebagai rangkuman dari setiap pertemuan dan bukti hasil kesepakatan

yang telah disetujui.

3.2.3. Minutes of Meeting

Pembuatan minutes of meeting yang merupakan rangkuman dari rapat yang

dilakukan antara pihak klien dengan pihak tim kreatif. Rangkuman rapat dijadikan


28

bukti dari keabsahan putusan yang diambil dalam suatu meeting untuk

mengjindari konflik apabila terjadi perselisihan pendapat.

3.2.4. Penjadwalan

Sebagai Account Executive, penulis melakukan penjadwalan dari pra produksi

sampai pasca produksi pada tim kreatif dan klien. Penjadwalan tersebut

dimaksudkan agar terjadi proses penugasan yang terselesaikan sesuai dengan

tenggat waktu serta meminimalisirkan jumlah tugas yang ditujukan kepada pihak

klien dan tim kreatif. Menurut Pinedo (2012) Penjadwalan merupakan proses

pengambilan keputusan yang digunakan pada jasa pelayanan, yang berhubungan

dengan alokasi sumber daya untuk menentukan tenggat waktu terhadap suatu

tugas yang bertujuan untuk mencapai suatu objektif secara optimal (hlm. 1).

3.2.5. Pembuatan Konsep Client Brief

Penulis mengajukan konsep, membuat dan menunjukkan client brief kepada klien

dan tim kreatif berdasarkan hasil wawancara awal dengan klien mengenai

perusahaan. Client brief dibuat oleh Account Executive dikarenakan klien tidak

memberikan client brief secara tertulis, selain itu tujuan dibuatnya client brief

oleh Account Executive adalah untuk merangkum mengenai informasi dan latar

belakang yang dimiliki oleh klien sebagai landasan proses kreatif yang dibuat oleh

tim kreatif untuk menyelesaikan permasalahan yang dimiliki oleh klien.

3.2.6. Penyampaian Ide

Account Executive bertindak sebagai pihak penghubung antara klien dengan tim

kreatif, maka segala konsep dan ide kreatif yang telah dibuat oleh Creative


29

Director diajukan kepada pihak klien untuk mendapat revisi dan perbaikan

mengenai ide tersebut hingga tercapai sebuah kesepakatan mengenai ide kreatif

yang akan dipakai dalam sebuah proyek.

3.2.7. Pembuatan Storyboard dan Visual Moodboard

Selain bekerja dalam bidang laporan dan perencanaan, seorang Account Executive

juga bekerja dalam bidang kreatif bersama dengan tim kreatif. Berdasarkan hal

tersebut, penulis sebagai Account Executive juga ikut mengambil bagian dalam

tim kreatif untuk membuat storyboard sebagai suatu perencanaan shot dan visual

moodboard sebagai gambaran look dan treatment yang dibuat oleh tim kreatif.

Menurut Sherman dalam Hart (2011) storyboard merupakan serangkaian sketsa

yang digambar berdasarkan penempatan kamera dan adegan dasar yang akan

diproduksi (hlm. 3). Pernyataan itu berbeda dengan pendapat menurut Julier

(2008) yang mengatakan bahwa visual moodboard merupakan jembatan visual

yang dibuat berdasarkan data client brief dengan harapan produk akhir yang akan

dibuat oleh tim kreatif (hlm. 101). Storyboard dan visual mood board yang telah

dibuat kemudian dipresentasikan kepada klien untuk mendapat persetujuan

mengenai gambaran kasar shot dan look video yang akan diproduksi.

3.2.8. Location Scouting

Penulis melakukan pencarian lokasi berupa gedung-gedung yang telah dibangun

oleh perusahaan sebagai portofolio perusahaan. Banyak proyek yang telah

dibangun oleh perusahaan, namun rekomendasi lokasi yang akan diambil dalam

pembuatan video pemasaran hanyalah lokasi yang berada di sekitar daerah

Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Bandung berdasarkan pertimbangan jarak yang


30

akan ditempuh dan budget yang dimiliki oleh tim dan penulis untuk melakukan

proses produksi. Menurut McCurdy (2011) budget yang dimiliki sangat

berpengaruh terhadap lokasi yang akan digunakan dalam keperluan produksi

sebuah video. Perlu dilakukan penyesuain antara budget yang diberikan dengan

lokasi yang akan dipakai sehingga dapat meminimalisir kesalahan subjektif dalam

suatu produksi, terutama dalam kesalahan perkiraan budget (hlm. 61). Dengan

memilih lokasi berdasarkan jarak, penulis dapat mengurangi perkiraan biaya yang

berlebih sehingga penulis mengutamakan lokasi yang dianggap dapat terjangkau

dengan biaya yang tidak begitu besar.

3.2.9. Menyiapkan Perizinan Lokasi

Penulis dalam melakukan perizinan lokasi melakukan kerjasama dengan Ledhy

Pristiadi yang bekerja dalam divisi Quality Assurance (QA) & Quantity Surveyor

(QS) dan safety control. Baik dalam pengambilan gambar untuk lokasi kantor PT

Gading Megah Jaya juga perizinan lokasi proyek pembangunan. Hal tersebut

dilakukan karena akses perizinan yang dilakukan oleh pihak internal Gading

Megah Jaya kepada grup Truba Jaya Engineering akan lebih mudah.

3.2.10. Mempersiapkan Peralatan

Penulis sebagai Account Executive dalam peranannya mengambil beberapa

cakupan yang mirip dengan peranan dari seorang produser, salah satunya adalah

untuk mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan proses

shooting. Peralatan yang dipakai sebagian besar merupakan peralatan penyewaan.


31

3.3. Acuan

Acuan yang penulis pakai adalah berupa template minutes of meeting dan creative

brief, karena untuk membuat kedua berkas tersebut, penulis harus bertemu

langsung serta melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait dari pihak klien.

Gambar 3.1. Format Template Minutes of Meeting

(http://www.hhs.gov, 20 Februari 2016 )


32

Gambar 3.1. Format Template Minutes of Meeting

( http://www.hhs.gov 20 Februari 2016 )

Gambar 3.2. Format Template Client Brief dan Creative Brief

(Dokumentasi Pribadi)


33

Gambar 3.2. Format Template Client Brief dan Creative Brief


3.4. Temuan

Temuan yang dihadapi penulis pada saat pra produksi adalah bahwa klien saat

proses pra produksi dan produksi sangat koordinatif dalam bekerjasama. Klien

serta karyawan perusahaan mau untuk ikut aktif membantu dalam pembuatan

video pemasaran terutama pada lokasi ruang kantor dengan senang hati sehingga

membuat proses shooting yang dilakukan menjadi sangat kondusif. Pada proses

pra produksi, klien memberikan informasi dibutuhkan oleh tim kreatif dengan

sangat jelas sehingga tim kreatif mempunyai informasi serta data yang sangat

cukup untuk membuat creative brief dalam memproduksi video pemasaran. Pada

proses shooting, Account Executive selalu memberikan preview gambar kepada


34

klien setelah shot diambil namun klien sangat koordinatif dengan revisi untuk

terhadap pengambilan shot yang minim.

3.5. Kendala

Kendala yang dialami oleh penulis pada saat pra produksi dan produksi adalah

kendala lokasi yang akan dipakai untuk shooting. Penetapan lokasi proyek yang

mundur dari penjadwalan yang telah ditetapkan dan mengenai perizinan lokasi

kantor yang akan diambil menjadi permasalahan utama dalam produksi video

pemasaran ini. Hal ini dikarenakan perizinan lokasi kantor dan proyek diurus oleh

klien sebagai anak perusahaan dari PT Truba Engineering, sedangkan penulis

sebagai Account Executive menjadi pihak ketiga dalam perizinan lokasi tersebut.

Setelah melakukan perizinan lokasi kantor kepada klien, klien memastikan bahwa

seluruh area kantor PT Gading Megah Jaya dapat digunakan dan masuk kedalam

shot yang akan digunakan pada video pemasaran mereka namun pada saat penulis

dan tim datang ke lokasi pada hari shooting yang telah ditentukan antara tim

kreatif dengan pihak klien, terdapat pihak PT Truba Jaya Engineering yaitu Ledhy

Pristiadi yang mengawasi dan menjelaskan mengenai lokasi dapat digunakan

dalam proses shooting hanyalah ruang kantor yang dipakai oleh tim PT Gading

Megah Jaya, sedangkan seluruh wilayah diluar ruang kantor PT Gading Megah

Jaya tidak boleh dimasukkan kedalam video pemasaran dikarenakan PT Truba

Jaya Engineering telah memiliki sebuah corporate video tersendiri yang di

dalamnya terdapat gambar dari suasana lokasi baik outdoor maupun indoor dari


35

gedung perkantoran yang dipakai oleh PT Gading Megah Jaya dan PT Truba Jaya

Engineering.

Kendala kedua yang dialami oleh penulis adalah mundurnya proses

shooting di lokasi proyek yang sedang dibangun oleh PT Gading Megah Jaya,

dikarenakan proyek pembangunan yang berada di Tangerang belum memiliki

fasilitas yang baik serta peralatan keamanan yang lengkap bagi pekerja, serta

lokasi proyek pembangunan yang sempit, sedangkan proyek di wilayah Bandung

sebagai rujukan dari PT Gading Megah Jaya terkena kendala pembayaran dengan

owner, sehingga pengambilan gambar mundur menyesuaikan jadwal dengan

tanggal proyek Apartemen Poris 88 dapat dirapikan.

Gambar 3.3. Situasi Proyek Pembangunan Apartemen Poris 88 Sebelum Dirapikan



36

Gambar 3.3. Situasi Proyek Pembangunan Apartemen Poris 88 Sebelum Dirapikan


Gambar 3.4. Situasi Proyek Pembangunan Apartemen City Light



Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3217/4/BAB III.pdf · 3.2....

Documents

Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/3217/4/BAB III.pdf · 3.2....