Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu...

43
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu...

Page 1: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP 

 

 

 

 

 

Hak cipta dan penggunaan kembali:

Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.

Copyright and reuse:

This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.

Page 2: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

75

LAMPIRAN A: TRANSKIP WAWANCARA

Wawancara ini dilakukan di sekretariat FFD di jalan Sajiono 15, Kotabaru,

Yogyakarta pada tanggal 8 November 2012.

Rekaman 1.

Penulis : Latar belakang dibentuknya FFDY?

N. Nuranto : FFDY engga ada mas adanya FFD.

Penulis : Oh FFD.

Yudha : Iya karena sebenernya Yogyakarta itu cuman dipakai sebagai

nama tempat.

Penulis : Ohh gitu, jadi latar belakang dibentuknya FFD?

N. Nuranto : Latar belakangnya itu sederhana aja mas, jadi intinya tuh ya, gini

loh, setiap festival film itu dokumenter itu pasti nyempil satu dua

cuma bagian kecil dari sebuah festival film. Padahal sebenernya

kalo kita bicara dokumenter salah satunya kalo kamu bisa

merekonstruksi realita menjadi sesuatu itu kan menjadi lebih jos

lagi gitu loh kalo bikin film cerita. makanya kita bikin khusus

dokumenter untuk mengangkat dokumenter itu sendiri, gitu loh.

Bukan bagian dari, ngga hanya bagian dari festival film secara

keseluruhan. Itukan juga memang mengawalinya “udahlah kita

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 3: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

76

bikin aja” gitu, tanpa ada nantinya bagaimana lanjutannya,

bagaimana kalau, kalau kata Nike, „just do it‟ kita kerjain aja.

Penulis : Jadi latar belakangnya itu bisa dibilang karena tempat film

dokumenter itu di festival – festival lain itu dikit ya? Kebanyakan

film fiksi.

N. Nuranto : Iya hanya bagian dari keseluruhan, kebanyakan film fiksi, salah

satunya itu trus kalo melihat sejarah pembuat film banyakkan kalo

misalkan Steven Spielberg, segala macam itu kan dulu dimulainya

karena, maju aja. Itu latar belakang ya, simple–simple aja.

Penulis : Nah ini kan udah tau latar belakangnya, sekarang tujuan utama

didirikannya itu dari FFDY, eh FFD ini, tujuan utamanya?

N. Nuranto : Ya tujuan utamanya yang tadi itu loh mengangkat dokumenter

menjadi bagian tersendiri dari, artinya juga dari situkan festival.

Kemudian tujuan yang kedua bagaimana memotret cara berfikir.

Penulis : Ohh gitu.

N. Nuranto : Ya kalo mau bikin film kan sebenernya dia punya konstruksi atau

cara berfikir yang kemudian dituangkan ke dalam gambar dan

yang main adalah bahasa gambar dari bahasa gambar kita tahu

kerangka berfikirnya juga.

Penulis : Maksud saya juga disinikan dari beberapa buku yang saya baca

festival itu ada beberapa fungsi atau tujuan yang ada sebagai

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 4: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

77

bisnis, kemudian sebagai geopolitik, kemudian ada yg sebagai

estetika.

N. Nuranto : Ini, ini, lebih kepada media edukasi sih sebenernya.

Penulis : Ohh media edukasi,b erarti bisa dimasukkan kedalam estetika

gitu ya.

Yudha : Tidak hanya estetik sebenernya, itu juga ngmongin apa, tahun itu

tahun 2001 kan dokumentasi disini itu kayak apa sih?.

Dokumenter – dokumenter Indonesia seperti apa kan.Kayak, yaa

itu juga sebenernya imbas dari 98 kalo dulu. Dokumenter tv

propaganda dari mas mas ini yang kenapa selalu dokumenter

selalu disitu. Apa engga ada ruang khusus yang memang bisa

mengapresiasi atau untuk mendidik gitu.

N. Nuranto : Kalo mendidikan tadi kan saya bilang pertama kita ingin tahu

pada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam

pengertiannya itu. Dari situ kita akan mengumpuli, setelah sekian

lama kita bisa tau cara berfikir atau konstruksi cara berfikir dari

anak–anak muda sih sebenernya, awal - awalnya juga itu. Nah

kemudian akhirnya berkembang, nah itu cerita lain. Hanya kalo

ngeliat sekarang, sekarang pun juga ada School Doc, ada tetep

persoalan edukasi yang menjadi konsen utama festival ini.

Yudha : Tujuannya kan dikompetisi, dimasalah itu edukasi tanda kutip

dokumenter ya.

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 5: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

78

Penulis : Tadi ada satu yang ketinggalan, di latar belakang itu mas Nur

membentuk FFD dari individu atau dari sekelompok pecinta

dokumenter yang sama – sama berfikir sama tentang ohh gimana

nih kalo kita buat?.

N. Nuranto : Awalnya kita bertiga tuh, saya, mas Herlambang Yudo, mas

Kuntoro. Dari 3 orang itu aja, saya sendiri dari Tembi Budaya di

Bantul sana, itu karena dari 3 orang itu aja, “kenapa sih” dasarnya

sih kenapa sih festival film dokumenter itu engga ada. Tapi

kemudian kita berfikir oh ini bisa dipake untuk melihat atau

memotret cara berfikir. Itu juga bisa sebagai media edukasi, kita

bisa melihat perkembangan dokumenter setiap tahun, kan gitu.

Setelah itu dilakukan. Dan yang terpenting dari FFD di Jogja ini

itu sebetulnya sebuah kompetisi dan edukasi. Dua itu poin

utamanya, kalau festival yang lain kan festivitinya itu mengkaji

nomor tiga, nomor empat, nomor lima, gitu.

Yudha : Klopnya disitu di festival dan edukasi, workshop pada anak–anak

SMA, Mahasiswa, jadi gitu loh.

Penulis : Jadi latar belakang, emang dari karena pertanyaan kenapa sih ga

ada. jadi bukan karena melihat festival diluar yang sejenis seperti

IDFA dan Yamagata gitu.

N. Nuranto : Engga pernah hahaha, ga ada urusannya itu hahaha. Karena

persoalannya sederhana, saya adalah pemulung informasi, saya itu

kerjaannya yang utama adalah research, mengumpulkan banyak

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 6: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

79

informasi. Dari situ, tujuan utama saya kan, itu salah satunya juga

bisa dipake sebagai media research adalah film dokumenter.

Sebenarnya karena disitu kita akan melihat banyak potret

kehidupan, bahasa gambar lah. Itu juga karena kesadaran orang

Indonesia daripada disuruh baca lebih seneng disuruh nonton kan

atau orang pengen bikin statement tuh gambar aja. Tapi banyak

gambar yang akhirnya juga ga bikin apa-apa karena itu cuman

rangkain dokumentasi gitu loh dan tidak menjadi dokumenter.

Penulis : Kalo di mata mas sendiri dokumenter sampai sebelum–

sebelumnya jarang gitu ada di festival, itu apakah karena film

dokumenter itu membosankan atau orang–orang yang

mengeksekusi sebelum–sebelumnya itu istilahnya cara membuat

film dokumenter itu yang membosankan. Istilahnya bukan dari

ceritanya tapi cara eksekusinya jadi orang – orang yang melirik

dokumenter.

N. Nuranto : Bukan soal persoalan membosankan atau tidak. Kan tadi saya

bilang kita ingin melihat cara berfikir lewat gambar. Itu kan

dokumenter kalau hanya ngumpulin gambar itu dokumentasikan,

kan gitu. Bagaimana kemudian itu di rekonstruksi menjadi satu,

punya tujuannya gitu kan, haa itu kita pengen liat. Seperti kamu

bikin skripsi gitu kan mau nanya apa, misalkan pertanyaan kenapa

ada, gitu? FFD itu kenapa ada?. Ya awalnya karna pengen melihat

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 7: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

80

potret atau memotret cara berfikir anak – anak Indonesia ini kalau

mereka bikin sebuah film dokumenter. Apakah sekedar

dokumentasi atau kemudian mereka mempunyai kerangka berfikir

tertentu yang itu diwujudkan, misalkan dia punya pertanyaan,

kenapa sih? Kenapa Jogja begini, atau kenapa kota ini begini? Ya

itu mereka bikin jawabannya pake filmkan. Disinikan

problematikanya banyak kalau disini. Jelas engga mas?

Penulis : Jelas, jelas.

Iwan : Seperti halnya kampus, kampus yang menyuruhmu bikin skripsi

tujuannya apa sih, tujuannya ya biar, biar tahu sejauh mana sih

anak – anak mahasiswanya tau tentang apa yang di kasih sebelum

– sebelumnya kan. Jadi ya sama dengan disini, kita juga awalnya

ingin tahu sejauh mana sih Indonesia ini memotret Indonesia

sendiri karna kebanyakan yang memotret Indonesia….

N. Nuranto, Yudha, Iwan : …orang asing

Iwan : Terus kacamata saya mau dibalik nih, sejauh mana sih orang

Indonesia itu melihat sekelilingnya sendiri, samping – sampingnya

sendiri seperti apa?. Jangan – jangan kita malah terbawa sama

kacamata orang luar, jadi ya awalnya cuma tanda kutip

eksperimental. Juga malahan untuk, bagaimana sih orang

Indonesia ini?.

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 8: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

81

N. Nuranto : Melihat dirinya sendiri, sekelilingnya, itu kan selalu dengan ide

besar padahal disekelilingnya banyak sekali hal yang belum tentu

ditangkap

Penulis : Ya kalo itu sih, engga jauh – jauh dikampus aja juga kemaren

mas Anggi ngasih tugas buat film dokumenter, yang lain pada

nyarinya, kampus saya di Tangerang pada nyari topik di Jakarta,

eh ngga taunya mas Anggi bisa buat film dokumenter yang ada

disekitar kampus.

N. Nuranto : Yaitu sebenernya, bagaimana itu kan persoalan cara mikir juga.

Penulis : cara berfikir yaa.

N. Nuranto : Iya, bukan sebaliknya bagaimana kamu melihat, ini fenomena

besar tapi kamu melihat engga usah dari yang gede–gede. Dari

yang kecil-kecil aja, ya itu, banyak. Ya gampang aja ngapain

kalian belajar disitu dan kenapa begitu abis itu mau ngapain, kalau

melihat kehidupan kalian ga usah jauh – jauh kesenjangan sosial

ada disitu, iya kan ga usah susah – susah hahaha.

Penulis : Festival itu kan istilahnya kalau ngejalaninnya kan butuh orang

dan butuh dana. Yang saya tau dari FFD ini istilahnya bergerak

secara independen. Voluntir gitu ya, nah itu gimana sih resepnya

bisa awet gitu dari 2002 sampe sekarang, konsistensinya. Orang

kan kalo udah mikir utamanya ada duitnya ga sih? Ga ada, ohh

udah males aja orang kerja, gitu kan.

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 9: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

82

N. Nuranto : Oh itu dia, saya kan cuman melihat apa itu sudah dikerjakan

dengan anak–anak yang tanpa berfikir begitu

Penulis : Dan ternyata bisa.

N. Nuranto : Dan ternyata bisa, bahwa ada suatu kejiwaan yang ingin

diinginin. Akhirnya menjadi tempat belajar kan, ya karena

menjadi tempat belajar, apalagi di Jogja ini voluntir banyak bener.

Karena ini untuk belajar, ruang belajar juga kalau yang lain – lain

tanya aja mereka tuh. Kalau ditanya konsisten memang konsisten

bener dan penuh orang – orang yang penuh konsisten, militan gitu

loh isitilahnya hahaha.

Yudha : Karena kalau ini, ini yang kita pahami dengan mas ini, apa ini

maksudnya tempat ini semata – mata laboratorium. Ya jadi bahasa

kerennya apa? Human development gitu. Kenapa dari dulu sampe

sekarang, ini juga dari dulu orangnya ganti – ganti. Kayak aku

mulai dari 2006 dan Iwan mulai school doc SMA. Jadi karena itu,

karena energi juga, ada energi baru gitu. Itu yang menurut kami

jadi, jadi bisa lebih semangat untuk menjalankan ini. Beda ketika

kita semua ini stuck, maksudnya pada level yang sama. Pasti kan

orang – orang kemampuannya berbeda – beda, ada yang sudah

keluar terus pondasinya, sementara pondasinya belum siap

akhirnya ya, ya gitu.

Penulis : okey.

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 10: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

83

N. Nuranto : Tempat belajar, human development, bagaimana pun juga.

Bagaimana anak – anak muda ini ketika memilih sesuatu dan setia

kepada pilihannya meskipun sulit, atau berpikiran duit, itu kan

pilihan.

Penulis : Jadi keuntungan utamanya dari mereka – mereka yang jadi

voluntir itu sebagai pembelajaran saja

N. Nuranto : Pembelajaran, kemudian mereka mengambil sesuatu, akhirnya

mereka pakai di dunia mereka sendiri. Entah apa akhirnya ada

juga yang tertarik bikin film, akhirnya menjadi filmmaker kan.

Ada juga yang jadi filmmaker akhirnya kerja di broadcasting.

Awal latar belakangnya sih ga ada yang belajar sinematografi,

yang organisir ini anak fotografi gitu.

Yudha : Katakanlah aku lah ya atau saya, udah bisa bikin film. Ya karena

emang tadi, emang, emang belajar, aku bisa disini ada kebutuhan

untuk mengeksplor diri gitu jadi dari nonton. Kalau sekarang

ngomongin produksi film itu apa sih sebenernya, faktor yang

paling penting apa sih, nonton kan, dari nonton kan. Nah di FFD

ini kan kita udah punya dari 2002 sampe sekarang katakanlah ada

beberapa ribuan film – film yang bisa jadi refrensi kan. Nah dari

situ terus ada kesempatan untuk workshop dan ada ruang produksi

yaudah, artinya kita berkerja sama untuk memproses. Ada yang

memang fokus produksi, ada yang memang pengen tetep

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 11: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

84

diapresiasi, ada yang tetep dimenejemen festival. Artinya ada

kebebasan ruang untuk mengekspresikan dirinya sendiri.

N. Nuranto : Sesuai dengan kesenangannya sendiri, ya sebetulnya yang bikin

ini konsisten adalah energinya anak muda itu sendiri. Kalau saya

sih jaraknya kan jauh dengan mereka–mereka ini.

Yudha : Bahkan mas Nur pun sebagai inisiator tidak ada intervensi ke

kami, itu yang jadi.

Penulis : Jadi istilahnya regenerasi baru ya?.

Yudha : iya.

N. Nuranto : Jadi salah biasa, nabrak biasa, benjol biasa, belajarlah dari itu

semua. Jadi misalnya ada orang mengkritik ini festival harus

begini – begini, Ini – ini adalah sarana pembelajaran, jadi biarin

aja mereka benjol, mereka belajar sendiri. Jadi bukan yang oh,

bukan misalkan professional organizer atau professional event

organizer sebuah festival film, enggak. Amatiran kabe, semua

amatiran ada yang pernah, ada yang belum.

Iwan : Tapi poinnya disitu, jadi ketika amatir kita engga punya apa-apa

nih tentang festival, tapi dari amatir itu juga keluar dari pandangan

itu. Kenapa FFD bisa bertahan sampai 2012 ini, kan memang

semangatnya amatiran, jadi beda intinya dengan professional.

Kalau profesional mungkin perhitungannya sama banyaknya.

Cuma disini itu, jadi apa ya, seandainya profesional dikasih

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 12: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

85

sebulan untuk nyelenggarain festival udah pasti bisa toh mereka.

Dalam artian ambil aja satu orang profesional penyelenggara

festival. Programmer festival film profesional di hyer orang

menghyer orang yang bisa menyelenggarakan festival sbenernya

pasti jadi. Nah tapi disini karena masih amatir jadi ya emang

prosesnya panjang cukup panjang. Dari awalnya semua orang –

orang yang baru belajar. Disini ada beberapa anak – anak baru jadi

memang prosesnya juga terkadang mereka ber flow lah, atau disini

mau ngapain dan sebagainya. Tapi proses dari awal pun diberi

tempat untuk belajar sendiri, tempat untuk belajar akhirnya.

Tanya-tanya, ngikutin proses belajarnya akhirnya bisa sendiri.

Kayak aku dulu di SMA masuk sini kan dari SchoolDoc,

SchoolDog itu semacem aplikasi dokumenter untuk anak– anak

SMA. Awalnya masuk di situ trus kemudian kenapa sih kok gini

sih festival. Lah aku dulu pikirannya setelah lulus sma atau kuliah,

aku rasa ini keren, FFD ini keren. Awalnya cuman dasarnya gara–

gara ini keren. Anak muda melihat sesuatu yang keren pasti

tertarik. Ya harus nyemplung lah disitu karna ya alasannya kan

keren. Mungkin untuk menggarap skripsi ini kamu ngobrol

personal, engga kaku gini. Engga akan ada teman mu yang curhat.

Mereka akan keluar sendiri semua jawaban–jawabannya, personal

banget dan itu justru yang lebih dalem, karena pertanyaannya gini

ya kita akan menjawab secara formal.

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 13: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

86

N. Nuranto : Tapi sebenernya kalau untuk saya, ini adalah sebuah ruang untuk

belajar. Objeknya adalah festival film dokumenter dari situ mereka

bisa belajar. Nonton film dokumenter, ga tau udah banyak banget

dari situ. Mereka akan belajar sendiri, memang disini kan saya

taro buku, taro ini, biarkanlah mereka berkembang sendiri.

Istilahnya nih ya orang yang berenang ceburin aja gitu dan

bersenang–senang lah. Awalnya bukan, bikin festival begini harus

fun, karena modelnya bukan professional event organizer gitu loh.

Itu mahasiswa semua, itu tadi saya bilang semboyannya kayak

sepatu Nike aja, just do it. Lo nyebur, nyebur deh sono, gue

dorong gitu loh. Emang didorong di ceburin, pada akhirnya

mereka menemukan passion nya sendiri, ada seneng. Akhirnya

Programmer punya pengalaman programming ya dua kali tiga kali

gitu loh. Dulu awalnya kan saya, kita tuh pengennya PIC nya yang

namanya personal in charge itu ga boleh dua kali. kenapa? Karena

tidak boleh dua kali. Itu akan ada dari bawahnya sendiri yang jadi

PIC. Tapi rata – rata akhirnya dua kali, karna satu kali ga puas

sendiri sebenernya. Kemaren gue ga puas! Mau lagi? Ya terserah

gitu kan. Ngobrol sama temen – temennya, iya gue sekali lagi gitu.

Tapi ganti terus itu PIC nya, ga pernah sama. Sebelas tahun ini

kan udah berapa orang ganti–ganti ada yang berani, ada yang ga

berani. Akhirnya mereka juga belajar sendiri, mereka creating

network sendiri. Pelajari dari festival lain, belajar sendiri akhirnya.

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 14: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

87

Rekaman 2

Penulis : Yang ketiga saya mau menanyakan tentang sistem pemberian

tema festival setiap tahunnya, pastinya tema – tema film gimana

sih yang ikut festival dokumenter ini.

Yudha : Untuk kompetisi itu kan kita tidak pernah menentukan satu tema.

Jadi kompetisi selalu bebas dari awal sampe sekarang itu selalu

di… Karena kita selalu menghindari term-term yang seragam.

Penulis : Ohh gitu jadi lebih variasi.

Yudha : Memang itu yang selalu kita tentukan maksudnya tidak ada satu

tema untuk kompetisi. Tapi seperti Iwan jelaskan tadi kalau tema

festival atau perspektif festival itu selalu ada tapi itu juga tidak

mulai dari awal. Kita mulai memakai metode itu tahun 2006 kalo

ga salah. Itu konotasinya apa trus film–film dokumenter itu kan

sebenernya. Kayak model respon sosial kan, nah biasanya tema–

tema festival film yang diambil mengacu pada itu. Dalam kurun

waktu satu tahun itu, sesuatu apa sih yang penting diangkat. Nah

itu yang kita terjemahkan ke tema atau perspektif festival, untuk

kompetisi memang ga ada tema.

Penulis : Jadi misalnya tahun – tahun ini lagi rusuh gitu jadi temanya

rusuh gitu.

Iwan : Untuk kompetisi engga, tapi untuk tema kita mainkan di

perspektif. Aktualitas apa itu, kita ad di perspektif, soal

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 15: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

88

kemudahan bahasa. Itu soal kemudahan bahasa, jadi misalnya ada

temanya ga untuk kompetisi FFD?. Jadi kata tema, itu dijadikan

perspektif. Jadi ketika menjawab ada tema ga FFD tahun ini, ohh

FFD ga punya tema. Dia punya perspektif, perspektif tapi ditahun

ini adalah ini, jadi untuk mempermudah saja. Jadi selalu

beranggapan bahwa kompetisi selalu ada temanya, itu sebetulnya

ngga bisa disalahkan. Memang itu sudah terbiasa dari banyak

festival, banyak lomba itu yang tolong berikan tema. Nah jadi lah

aku mau ikut FFD ahh kira–kira ada temanya ga ya? Nah justru

ingin diubah disini kalau ngga ada temanya. Kita ngobrolnya soal

perspektif, seperti yang diomongin tadi keseragaman yaa nantinya.

Sedangkan yang kita inginkan, di Indonesia ini sangat banyak

topik atau permasalahan. Kalau orang selalu ngomong soal

keberagaman apa itu kan jadi masalah, artinya kan jadi kayak

mengerucutkan dokumenter pada itu akhirnya ada variasi. Itu

menjadi berkurang ketika kita bilang satu tema.

Penulis : Untuk produksinya itu sendiri, itu batasannya produksi dari tahun

berapa?

Yudha : Berarti ini kita ngomongin kompetisi ya?

Penulis : Iya

Yudha : Kompetisi biasanya dua tahun lah, misalkan 2012–2010.

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 16: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

89

Penulis : Nah buat ini, syarat atau standar film yang mengikuti FFD itu

gimana? Apakah misalnya dilihat dulu buat screening gitu, buat

entah itu kompetisi ata buat seleksi?. itu standarnya gimana sih

yang bisa mengikuti FFD ini?.

Iwan : Seleksi itu ada dua ya, pertama tuh seleksi administratif, seleksi

administratif itu kayak hal–hal sifat kayak ketepatan waktu terus

script, foto atau Filmmakernya. Oh ya, kan ada satu FFD

kompetisi ini bahwa Filmmaker itu WNI. Jadi ada beberapa kasus

bahkan ada Filmmaker asing yang ngirim ya itu kita konfirmasi ke

mereka bahwa kompetisi ini khusus untuk Indonesia. Jadi ya

untuk seleksi administrative, itu hal yang kayak gitu lah. Trus

kedua ada yang kita sebut sebagai penjurian Madya. Penjurian

madya ini dari komite FFD jadi dekorasi oleh temen – temen FFD

sendiri. Sebelumnya untuk seleksi Madya ini kita ngundang pihak

luar sebagai juri Madya dulunya. Tapi setelah dua tahun ini kita

mau menyeleksi sendiri. Di tahun 2010 kita mengundang juri luar,

bukan dari komunitas ini sendiri atau dari temen – temen FFD

sendiri. Orang luar maksudnya sih dari Jogja sih. Tapi dia salah

satu, ini sebenernya mengangkat masalah ini loh. Ada kan publik

ngomong ketika ini dikurasi atau ini juri kan adalah masalah

legitimasi. Nah saat ini kita masih belum begitu apa ya, ya ini

ruang belajar kita, ini kan ruang proses kita. Artinya pada titik itu

kita masih belum merasa wah, kita belum layak nih untuk

menyeleksi yang masuk ditahap awal di juri Madya ini. Akhirnya

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 17: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

90

kita mengundang beberapa pihak, seperti posisinya sama kayak

juri final cuman yang lebih Jogja ya jadi kayak akademisi.

Filmmaker peneliti gitu, porsi–porsi itu, yang selalu menjuri entah

itu Madya atau final, dan itu dari awal sampe terakhir itu 2009.

2009 itu sudah komposisinya 2 dari luar, 1 dari FFD, nah baru dari

tahun 2010 kita putuskan semuanya kita sendiri yang menyeleksi.

Abis itu baru masuk ke penjurian final. Jadi setelah lolos

administratif film itu dikurasi akan ditentukan beberapa finalis dan

itu jumlahnya tidak tentu. Dulu kita strick pada jumlah tapi

melihat perkembangannya bahwa ada beberapa film yang layak

masuk final ya kita masukan, jadi engga ada batasan. Jadi

sebanyak apa pun yang bisa masuk final ya dimasukin gitu.

Kemudian beberapa catetan, secara teknis film ini jelek tapi dia

punya statement yang kuat. Dari segi cerita, dari segi issue dia

kuat dan bisa tersampaikan itu nanti kita bisa masukkan. Karena

apa? Karena emang salah satu tujuannya FFD kompetisi ini adalah

memberikan peluang tontonan biar film ini nanti bisa di tonton

oleh orang–orang yang datang ke festival. Jadi barangkali sebelum

penjurian itu kami sudah mempunyai prediksi siapa yang menang

atau siapa yang engga. Jadi kami harapkan yang menonton ini

adalah yang datang ke festival.

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 18: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

91

LAMPIRAN B: TEMPLATE KOLOM PENJURIAN FFD

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 19: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

92

LAMPIRAN C: KATALOG NOMINASI FILM DOKUMENTER

TERBAIK KOMPETISI FFD 2012

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 20: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

93

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 21: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

94

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 22: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

95

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 23: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

96

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 24: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

97

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 25: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

98

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 26: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

99

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 27: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

100

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 28: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

101

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 29: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

102

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 30: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

103

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 31: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

104

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 32: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

105

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 33: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

106

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 34: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

107

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 35: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

108

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 36: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

109

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 37: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

110

LAMPIRAN D: FORMULIR PENDAFTARAN

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 38: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

111

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 39: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

112

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 40: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

113

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 41: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

114

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 42: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

115

LAMPIRAN E: DOKUMENTASI FFD YOGYAKARTA

N. Nuranto Kurnia Yudha Franciscus Apriwan

Suasana wawancara di Sekre FFD

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013

Page 43: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1900/8/LAMPIRAN.pdfpada waktu dokumenter Indonesia itu jenisnya apa aja dalam pengertiannya itu. Dari situ kita

116

Piala FFD

Sekretariat FFD Logo FFD

Kajian Festival Film..., Otto Pianus, FSD UMN, 2013