Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1758/3/BAB II.pdf · faktor...
Transcript of Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah ...kc.umn.ac.id/1758/3/BAB II.pdf · faktor...
Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP
Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian TAM
Technology Acceptance Model (TAM) pertama kali diperkenalkan oleh
(Davis, 1989), yang merupakan sebuah adaptasi dari Theory of Reasoned Action
(TRA). TRA memiliki pandangan bahwa niat seseorang untuk melakukan suatu
perilaku menentukan akan dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tersebut.
Lebih lanjut, Ajzen dan Fishbein mengemukakan bahwa niat melakukan atau
tidak melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yang
pertama berhubungan dengan sikap (Attitude Towards Behavior) dan yang lain
berhubungan dengan pengaruh sosial yaitu norma subjektif (Subjective Norms).
Dalam upaya mengungkapkan pengaruh sikap dan norma subjektif
terhadap niat untuk dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku, Ajzen dan
Fishbein melengkapi TRA ini dengan keyakinan (Beliefs). Dikemukakannya
bahwa sikap berasal dari keyakinan terhadap perilaku (Behavioral Beliefs),
sedangkan Norma subjektif berasal dari keyakinan normatif (Normative Beliefs).
Konstruk variabel TRA dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Adopsi Penerimaan ..., Rafael Brian Anggie Tamtama, FTI UMN, 2015
9
Gambar 2.1 Theory of Reasoned Action (TRA)
Model TAM yang diadopsi dari model TRA yaitu merupakan suatu model
penilaian penerimaan teknologi yang mengidentifikasi tingkat penerimaan
individu terhadap suatu teknologi. Tujuan utama TAM seperti yang dinyatakan
oleh Davis adalah untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi dalam
penerimaan Teknologi Informasi dengan jangkauan luas dari teknologi informasi
dan populasi dari pengguna.
Reaksi dan persepsi pengguna Teknologi Informasi (TI) akan
mempengaruhi sikap dalam penerimaan terhadap teknologi tersebut. Salah satu
faktor yang dapat mempengaruhinya adalah persepsi pengguna terhadap
kemanfaatan dan kemudahan penggunaan TI sebagai suatu tindakan yang
beralasan dalam konteks pengguna teknologi. Sehingga alasan seseorang dalam
melihat manfaat dan kemudahan penggunaan TI menjadikan tindakan/perilaku
manusia tersebut sebagai tolok ukur dalam penerimaan sebuah teknologi.
Tingkat kepercayaan ini menentukan suatu sikap pengguna ke arah
penggunaan suatu sistem/teknologi baru yang kemudian menentukan niat perilaku
pengguna dan mengarah pada penggunaan sistem secara nyata.
Adopsi Penerimaan ..., Rafael Brian Anggie Tamtama, FTI UMN, 2015
10
Gambar 2.2 Technology Acceptance Model (TAM)
Model TAM seperti yang dikembangkan oleh Davis digambarkan pada
Gambar 2.2 Model Dasar Technology Acceptance Model. Dari gambar tersebut,
dapat dilihat bahwa Tingkat Penerimaan Pengguna Teknologi Informasi
(Information Technology Acceptance) ditentukan oleh lima konstruk utama, yaitu
Persepsi Pengguna terhadap Kemudahan dalam Menggunakan Teknologi
(Perceived Ease of Use), Persepsi Pengguna terhadap Kemanfaatan/Kegunaan
Teknologi (Perceived Usefulness), Sikap Pengguna terhadap Penggunaan
Teknologi (Attitude Toward Using), Kecenderungan Perilaku (Behavioral
Intention), dan Pemakaian Aktual (Actual Usage).
2.1.1 External Variable
External Variable (variabel eksternal) secara langsung akan
mempengaruhi persepsi manfaat dan persepsi kemudahan dari pengguna. Persepsi
kemudahan penggunaan dipengaruhi oleh variabel eksternal yang secara langsung
bersentuhan dengan karakteristik sistem yang meningkatkan penggunaan dari
teknologi.
(Davis, 1989) mengatakan bahwa walaupun variabel eksternal tidak
mempengaruhi secara langsung pada sikap dan tingkah laku penggunaan
teknologi, TAM menekankan pada aturan yang menjembatani kepercayaan dan
Adopsi Penerimaan ..., Rafael Brian Anggie Tamtama, FTI UMN, 2015
11
sikap antara variabel eksternal. Ini terjadi karena perbedaan tiap individu,
misalnya kepribadian atau karakteristik.
2.1.2 Perceived Ease of Use
Perceived Ease of Use (Persepsi kemudahan penggunaan) dapat
didefinisikan sebagai tingkatan di mana user percaya bahwa teknologi/sistem
tersebut dapat digunakan dengan mudah dan bebas dari masalah. Persepsi
pengguna terhadap kemudahan dalam menggunakan teknologi dipengaruhi
beberapa faktor.
Faktor pertama berfokus pada teknologi itu sendiri misalnya pengalaman
pengguna terhadap penggunana teknologi yang sejenis. Faktor kedua adalah
reputasi akan teknologi tersebut yang diperoleh oleh pengguna. Reputasi yang
baik yang didengar oleh pengguna akan mendorong keyakinan penguna akan
kemudahan penggunaan teknologi tersebut.
Faktor ketiga yang mempengaruhi persepsi pengguna terhadap kemudahan
menggunakan teknologi adalah tersedianya mekanisme support yang handal.
Mekanisme support yang terpercaya akan membuat pengguna merasa yakin
bahwa terdapat mekanisme support yang handal jika kesulitan menggunakan
teknologi maka mendorong persepsi pengguna kearah lebih positif.
2.1.3 Perceived Usefulness
Perceived Usefulness (Persepsi Kemanfaatan) didefinisikan sebagai
tingkatan di mana pengguna/user percaya bahwa dengan menggunakan
Adopsi Penerimaan ..., Rafael Brian Anggie Tamtama, FTI UMN, 2015
12
teknologi/sistem akan meningkatkan performa mereka dalam bekerja. Yang
dimaksud dengan persepsi kemanfaatan di sini adalah persepsi pengguna terhadap
manfaat dari teknologi yang digunakan.
2.1.4 Attitude Toward Using
Attitude Toward Using (Sikap terhadap Penggunaan) di dalam TAM
dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan teknologi/sistem yang berbentuk
penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakannya di
dalam pekerjaannya (Davis, 1989). Beberapa peneliti menyatakan bahwa faktor
sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku individual.
Sikap seseorang terdiri atas unsur kognitif/cara pandang (cognitive), afektif
(affective), dan komponen-komponen yang berkaitan dengan perilaku (behavioral
components).
2.1.5 Behavioral Intention
Behavioral Intention (Kecenderungan Perilaku) adalah kecenderungan
perilaku untuk tetap menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah
teknologi komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya
terhadap teknologi tersebut, misalnya keinginanan menambah peripheral
pendukung, motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi
pengguna lain (Davis, 1989). Kecenderungan Perilaku ini dipengaruhi oleh
Persepsi Kemanfaatan dan Sikap terhadap Penggunaan.
Adopsi Penerimaan ..., Rafael Brian Anggie Tamtama, FTI UMN, 2015
13
2.1.6 Actual Usage
Actual Usage (Pemakaian Aktual) adalah kondisi nyata penggunaan
teknologi. Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi
waktu penggunaan teknologi (Davis, 1989).
Seseorang akan puas menggunakan sistem jika mereka meyakini bahwa
sistem tersebut mudah digunakan dan akan meningkatkan produktifitas mereka,
yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan.
2.2 Pengunaan Kerangka TAM
Pemilihan TAM sebagai metode dalam penelitian ini di karenakan sejalan
dengan tujuan penelitian serta metode ini sudah cukup populer dan banyak
digunakan dalam penelitian-penelitian lainnya yang hasilnya cukup akurat. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya, model dasar TAM terdiri dari lima konstruk
utama. Meskipun demikian, model dasar TAM dapat dimodifikasi sesuai dengan
tujuan atau kepentingan suatu penelitian. Banyak penelitian-penelitian
sebelumnya yang menggunakan TAM sebagai model analisa, tetapi TAM yang
digunakan dalam tiap penelitian tersebut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan,
tetapi tidak meninggalkan bentuk dasar (kerangka) dari TAM tersebut.
Yang dimaksud dengan kerangka Technology Acceptance Model (TAM)
di sini adalah kelima konstruk utama pembentuk TAM yaitu persepsi kemudahan
penggunaan, persepsi kemanfaatan, sikap terhadap penggunaan, kemauan untuk
menggunakan teknologi, dan penerimaan (adopsi) teknologi. Kelima konstruk ini
Adopsi Penerimaan ..., Rafael Brian Anggie Tamtama, FTI UMN, 2015
14
adalah merupakan ciri khas dari TAM yang membedakannya dengan model
adopsi teknologi lainnya. Oleh karena itu, setiap penelitian yang menggunakan
TAM biasanya mengandung kelima konstruk ini di dalam penelitiannya.
Pada penelitian ini, penulis memodifikasi model dasar TAM tanpa
merubah konstruk utama pembentuk TAM melainkan dengan menambahkan
konstruk baru. Konstruk yang digunakan penulis adalah persepsi pengguna
terhadap kemudahan dalam menggunakan layanan e-commerce lazada (Perceived
Ease of Use), persepsi pengguna terhadap kemanfaatan/kegunaan dalam
menggunakan layanan e-commerce lazada (Perceived Usefulness), Kepercayaan
(Trust), Persepsi Kenyamanan (Perceived Enjoyment) Sikap Pengguna terhadap
Penggunaan Teknologi (Attitude Toward Using), Kecenderungan Perilaku
(Behavioral Intention), dan Pemakaian Aktual (Actual Usage).
2.3 E-commerce
2.3.1 Pengertian E-commerce
Dikutip dari Wikipedia, perdagangan elektronik atau e-dagang (bahasa
Inggris: Electronic commerce, juga e-commerce) didefinisikan sebagai
penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem
elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-
dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik,
sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Adopsi Penerimaan ..., Rafael Brian Anggie Tamtama, FTI UMN, 2015
15
Menurut (E. Turban, 2012), Perdagangan elektronik (electronic commerce,
disingkat EC, atau e-commerce) mencangkup proses pembelian, penjualan,
transfer, atau pertukaran produk, layanan atau informasi melalui jaringan
komputer, termasuk internet. Beberapa orang memandang istilah perdagangan (e-
commerce) hanya untuk menjelaskan transaksi yang dapat dilakukan antar mitra
bisnis. Jika definisi ini digunakan, beberapa orang menyadari bahwa istilah e-
commerce sangat sempit.
Sedangkan, e-commerce atau yang sering juga disebut dengan Internet
Commerce atau Ecom pada dasarnya mempunyai makna yang sama, yang berarti
suatu cara bagi seorang konsumen untuk dapat membeli barang yang diinginkan
secara online melalui jaringan internet menurut (Turban, King, Lee, Warkentin, &
Chung, 2002).
Definisi dari e-commerce menurut (Turban, King, Lee, Warkentin, &
Chung, 2002) dapat ditinjau dalam perspektif berikut:
a) Dari perspektif komunikasi, E-commerce adalah pengiriman barang,
layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau
melalui peralatan elektronik lainnya.
b) Dari perspektif proses bisnis, E-commerce adalah aplikasi dari teknologi
yang menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.
c) Dari perspektif layanan, E-commercee merupakan suatu alat yang
memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk
Adopsi Penerimaan ..., Rafael Brian Anggie Tamtama, FTI UMN, 2015
16
memangkas biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan kualitas
barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.
d) Dari perspektif online, E-commerce menyediakan kemampuan untuk
membeli dan menjual barang ataupun informasi melalui internet dan
sarana online lainnya.
2.4 Structural Equation Modeling
Stuctural Equation Modeling atau Latent Variable Analysis atau Linear
Structural Relationship merupakan teknik analisis statistika multivariat generasi
kedua yang kini banyak digunakan oleh peneliti unutk menjelaskan relasi
kompleks antar sejumlah variabel. Kemampuannya dalam melakukan analisis
dengan sekali uji menunjukkan bahwa teknik ini merupakan teknik analisis yang
efisien.
Stuctural Equation Modeling (SEM) atau pemodelan persamaan structural
adalah satu dari teknik analisis multivariat yang digunakan untuk menguji teori
mengenai sekumpulan relasi antar sejumlah variabel secara simultan. Sekumpulan
relasi antar tabel yang dimaksud adalah relasi antara satu atau beberapa variabel
independen dengan satu atau beberapa variabel dependen. Dalam relasi yang
kompleks, beberapa variabel dependen menjadi variabel independen dalam relasi
lanjutannya. Masing-masing variabel independen maupun dependen tersebut
dapat juga berupa variabel observed dan dapat juga berupa variabel laten
(konstruk atau unobserved) yang dibangun oleh beberapa variabel indicator.
Adopsi Penerimaan ..., Rafael Brian Anggie Tamtama, FTI UMN, 2015
17
Perbedaan utama anatara SEM dengan teknik analisis multivariat lainnya
adalah SEM memungkinkan peneliti untuk menjawab pertanyan penelitian
(research question) yang saling terkait dalam sebuah analisis tunggal, sistematis,
dan komperhensif, yaitu melalui pemodelan relasi antar sejumlah konstruk
independen dan dependen secara simultan.
2.4.1 Pengertian SEM
Ada banyak pengertian tentang SEM yang dikemukakan oleh sejumlah
pakar. Keragaman definisi yang ada lebih disebabkan karena tinjauan SEM yang
cukup luas dan penelitiannya meliputi berbagai kajian. SEM juga bukan
merupakan materi tunggal yang berdiri sendiri, melainkan kombinasi dan
sekaligus pengembangan dari materi-materi statistika standar yang sudah ada.
Selain itu, pembelajaran SEM juga bisa dimulai dari berbagai sudut pandang,
yaitu melalui pendekatan matematis dan statitiska yang mendasari pengembangan
SEM, melalui pendalaman prosedur dan konsep dasar yang berhubungan dengan
SEM termasuk melalui pengembangan diagram skematis sebagaimana analisis
jalur, hingga melalui pendalaman software untuk analisis SEM.
(Schumacker, 1996) mendefinisikan SEM sebagai sebuah pendekatan
yang meliputi pengembangan model pengukuran dalam rangka mendefinisikan
variabel-variabel laten, dan kemudian membuat relasi-relasi atau persamaan-
persamaan struktural antar variabel-variabel laten tersebut. Oleh karenanya, SEM
juga dikatakan sebagai analisis variabel laten (Latent Variable Analysis) atau
relasi struktural linear (Linear Structural Relationship atau LISREL)
Adopsi Penerimaan ..., Rafael Brian Anggie Tamtama, FTI UMN, 2015
18
Sedangkan menurut (Wijanto, 2008) SEM adalah persamaan struktural
hasil perpaduan dari prosedur-prosedur yang dikembangkan dalam ekonometri,
sosiometri, dan psikometri. SEM memainkan berbagai peran seperti persamaan
simultan, analisis kausal linier, analisis lintasan (path diagram), analysis of
covariance structure , dan model persamaan struktural.
SEM terdiri dari dua bagian yaitu model variabel laten dan model
pengukuran. Yang paling membedakan SEM adalah biasanya suatu persamaan
struktural hanya mengamati hubungan kausal (sebab akibat) dari variabel
teramati (observed variables), sedangkan pada SEM terjadi hubungan kausal
antara variabel-variabel tidak teramati (unobserved variables). Hubungan-
hubungan ini nantinya dapat digambarkan menjadi sebuah diagram bernama path
model.
2.4.2 Istilah-Istilah Dasar Dalam SEM
Ada banyak istilah di dalam SEM, beberapa istilah yang berlaku adalah
sebagai berikut:
a) Variabel observed merupakan variabel yang bisa diukur secara langsung
untuk memperoleh data tanpa harus melalui indicator. Contoh variabel
observed adalah tinggi badan orang.
b) Variabel unobserved merupakan variabel yang tidak bisa diukur secara
langsung. Untuk mengukurnya diperlukan sejumlah indikator. Contoh
variabel unobserved adalah kualitas layanan oleh petugas customer
Adopsi Penerimaan ..., Rafael Brian Anggie Tamtama, FTI UMN, 2015
19
service, yang untuk mengukurnya kita memerlukan indicator seperti:
kecepatan, ketelitian, dan keramahan.
c) Variabel independen merupakan variabel yang nilainya tidak dipengaruhi
atau tidak bergantung pada variabel lain. Seringkali disimbolkan dengan
huruf X.
d) Variabel dependen merupakan variabel yang nilainya dipengaruhi atau
bergantung pada variabel lain. Disimbolkan dengan huruf Y.
e) Variabel Laten (Latent Variable) merupakan variable yang tidak secara
langsung diamati, tetapi disimpulkan dengan menggunakan model
matematik dari variable-variabel lain yang sedang diobservasi dan yang
diukur secara langsung. Variabel laten dikenal sebagai variable
tersembunyi, variable / konstruk hipotetikal.
f) Variabel Exogenous: Dalam konteks diagram jalur tidak dikenal adanya
istilah variabel bebas dan tergantung. Sebagai gantinya ialah disebut
sebagai variabel exogenous. Variabel ini diberi tanda khusus, yaitu anak
panah satu arah yang berasal dari variabel tersebut menuju ke variabel
lainnya, tetapi tidak ada anak panah yang menuju kearahnya.
g) Variabel Endogenous: Variabel endogenous merupakan variabel yang
mempunyai setidak-tidaknya satu anak panah dengan satu arah menuju ke
variabel tersebut.
2.4.3 Model-Model dalam SEM
Adopsi Penerimaan ..., Rafael Brian Anggie Tamtama, FTI UMN, 2015
20
2.4.3.1 Model Struktural
Model struktural menggambarkan hubungan-hubungan yang ada di antara
variabel-variabel laten. Hubungan-hubungan ini umumnya linier, meskipun
perluasan SEM memungkinkan untuk mengikutsertakan hubungan non-lininer
(Wijanto, 2008).
Model struktural harus lolos uji goodness of fit terlebih dahulu untuk dapat
digunakan dalam penelitian ini. Kriteria untuk tingkat kecocokan yang baik (Good
Fit) untuk setiap GOF (goodness of fit) (Wijanto, 2008), sebagai berikut.
Tabel 2.1 Kriteria kelolosan uji goodness of fit (GoF)
Ukuran Goodness Of Fit Tingkat Kecocokan yang Bisa
Diterima Kriteria Uji
Absolute Fit Measure
Statistic Chi-Square (X2) Nilai yang kecil, p > 0,05 Good fit
Non-Centraly
Parameter (NCP)
Nilai yang kecil, Interval yang
sempit Good Fit
Goodness-of-Fit-Index
(GFI)
GFI >= 0.90 Good Fit
0.80 <= GFI<=0.90 Marginal Fit
GFI <= 0.80 Poor Fit
Standardized Root
Mean Square Residual
(SRMR)
SRMR ≤ 0,05
Good fit
Root Mean Square
Error of Approximation
(RMSEA)
RMSEA ≤ 0,08 Good Fit
0,08 ≤ RMSEA ≤ 0,10 Marginal Fit
RMSEA ≥ 0,10 Poor Fit
Expected Cross-
Validation Index (ECVI)
Nilai yang kecil dan dekat
dengan nilai ECVI Saturated Good Fit
Incremental Fit Measure
Tucker-Lewis Index
atau Non-Normsed Fit
NNFI ≥ 0,90 Good Fit
0,80 ≤ NNFI ≤ 0,90 Marginal Fit
Adopsi Penerimaan ..., Rafael Brian Anggie Tamtama, FTI UMN, 2015
21
2.4.3.2 Model Pengukuran
Model pengukuran adalah cara penggambaran ukuran (indikator) dari
setiap variabel laten pada SEM. Pengunaan yang paling sering adalah dengan
menggunakan analisis faktor yang banyak digunakan di psikometri dan sosiometri
(Wijanto, 2008).
2.4.4 Path Model
Bentuk umum dari SEM yang juga dikenal dengan full atau hybrid model
mengandung variabel-variabel laten maupun variabel-variabel teramati. Bentuk
Index (TLI atau NNFI) NNFI ≤ 0,80 Poor Fit
Normsed Fit Index
(NFI)
NFI ≥ 0,90 Good Fit
0,80 ≤ NFI ≤ 0,90 Marginal Fit
NFI ≤ 0,80 Poor Fit
Adjusted Goodness-of-
Fit Index (AGFI)
AGFI ≥ 0,90 Good Fit
0,80 ≤ AGFI ≤ 0,90 Marginal Fit
AGFI ≤ 0,80 Poor Fit
Relative Fit Index (RFI) RFI ≥ 0,90 Good Fit
0,80 ≤ RFI ≤ 0,90 Marginal Fit
RFI ≤ 0,80 Poor Fit
Incremental Fit Index
(IFI)
IFI ≥ 0,90 Good Fit
0,80 ≤ IFI ≤ 0,90 Marginal Fit
IFI ≤ 0,80 Poor Fit
Comperative Fit Index
(CFI)
CFI ≥ 0,90 Good Fit
0,80 ≤ CFI ≤ 0,90 Marginal Fit
CFI ≤ 0,80 Poor Fit
Parsimonius Fit Measure
Parsimonius Goodness
of Fit Index (PGFI)
PGVI ≥ 0,50 Good Fit
Akaike Information
Criterion (AIC)
Nilai yang kecil dan dekar
dengan nilai AIC Saturated Good Fit
Consistent Akaike
Information Criterion
(CAIC)
Nilai yang kecil dan dekat dengan
nilai CAIC Saturated Good Fit
Adopsi Penerimaan ..., Rafael Brian Anggie Tamtama, FTI UMN, 2015
22
yang dihasilkan dari path model akan mengikuti model struktural yang digunakan
pada penelitian.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini berlandaskan hasil penelitian Technology Acceptance Model
(TAM) yang dilakukan oleh (Wijanto, 2008), yang merupakan adaptasi dari
Theory of Reasoned Action (TRA). Perluasan model TAM dijelaskan (Ella
Trisnawati, 2012) menyatakan bahwa trust mempengaruhi kekhawatiran
menggunakan layanan e-commerce yang berpengaruh juga terhadap perceived
ease of use dan behavioral intention to use. Pada penelitian (Md Gapar, 2011),
tingkat kenyamanan seseorang (Perceived Enjoyment) memiliki pengaruh
terhadap sikap pengunaan (Attitude Toward Using).
Pada penelitian ini penulis hanya menggunakan 2 variabel tambahan diluar
variable utama yang ada di dalam TAM yaitu, variabel trust dan variabel
perceived enjoyment. Variabel trust yang penulis gunakan dalam penelitian ini
merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh (Ella Trisnawati,
2012). Pada penelitian tersebut, (Ella Trisnawati, 2012) menggunakan 8 variabel,
tetapi penulis hanya menggunakan variabel trust saja. Hal ini di karenakan,
penelitian yang penulis lakukan menggunakan konsep TAM.
Selain itu, variabel trust juga diperkuat oleh hasil survey dari kementerian
komunikasi dan informatika mengenai potret belanja online di Indonesia studi
kasus di daerah jabodetabek, bandung, dan Yogyakarta pada tahun 2013 bahwa
Adopsi Penerimaan ..., Rafael Brian Anggie Tamtama, FTI UMN, 2015
23
faktor trust memiliki pengaruh yang cukup signifikan pada perkembangan e-
commerce di Indonesia
Sedangkan variabel perceived enjoyment yang penulis gunakan dalam
penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh (Md
Gapar, 2011). Pada penelitian tersebut, (Md Gapar, 2011) menggunakan 2
variabel tambahan diluar variabel yang ada di dalam TAM. Tetapi, penulis hanya
menggunakan 1 variabel yaitu perceived enjoyment saja karena penulis
beranggapan hanya variabel tersebut yang memiliki korelasi dengan penelitian
yang sedang penulis kerjakan.
Adopsi Penerimaan ..., Rafael Brian Anggie Tamtama, FTI UMN, 2015