Lintangbujur

download Lintangbujur

of 5

Transcript of Lintangbujur

Nama Nim Mata Kuliah

: Nurul Fitriani : 0807045012 : Sistem Informasi Geografis

Sistem Koordinat Lintang Bujur dan Sistem Koordinat UTM

1.

Sistem Koordinat Lintang Bujur

Bentuk bumi bukanlah bola tetapi menyerupai ellips 3 dimensi atau ellipsoid. Istilah ini sinonim dengan istilah spheroid yang digunakan untuk menyatakan bentuk bumi. Bumi tidaklah uniform, maka digunakan istilah geoid untuk menyatakan bentuk bumi yang menyerupai ellipsoid tetapi dengan bentuk muka yang sangat tidak beraturan. Geoid adalah bidang nivo atau bidang ekuipotensial gaya berat yang terletak pada ketinggian muka air rata rata. Arah gaya berat disetiap titik pada geoid adalah tegak lurus. Karena arah gaya berat menuju pusat bumi, bidang geoid merupakan permukaan tertutup yang melingkupi bumi dan bentuknya tidak teratur. Secara teoritis, permukaan geoid pada umunya tidak berhimpit pada muka air laut rata rata, karena penyimpangannya relatif kecil, maka secara praktis, geoid berhimpit dengan muka air laut rata rata. Dalam praktik geodesi, geoid digunakan sebagai referensi ketinggian.

Gambar 1. Hubungan muka laut, geoid, ellipsoid dan muka bumi ( Sumber : Modul DIKLAT teknis pengukuran dan pemetaan kota ITS Surabaya ).

1.1 Komponen Sistem Koordinat Lintang Bujur Sistem koordinat bujur-lintang (atau dalam bahasa Inggris disebut Latitude-Longitude), terdiri dari dua komponen yang menentukan, yaitu : 1. Garis dari atas ke bawah (vertikal) yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan bumi, disebut juga garis lintang (Latitude). Nilai Koordinat Lintang dimulai dari garis lingkaran khatulistiwa yang diberi nilai 0. Selanjutnya garis lintang yang lain berupa lingkaran sejajar khatulistiwa yang berada disebelah utara dan selatan khatulistiwa. Garis lintang Selatan ( LS ) bernilai negative dan garis Lintang Utara ( LU ) bernilai positif. Semakin jauh dari khatulistiwa maka semakin kecil ukuran garis lintang. Hal ini menyebabkan 1 timur barat di khatulistiwa jauh lebih besar disbanding 1 di kutub.

2. Garis mendatar (horizontal) yang sejajar dengan garis khatulistiwa, disebut juga garis bujur (Longitude) atau garis meridian. Nilai koordinat garis bujur dimulai bujur 0 yaitu di GreenWhich, kemudian membesar ke arah barat dan timur sampai bertemu kembali di garis batas tanggal internasional yang terletak di Selat Bering dengan nilai 180 . Garis bujur ke arah barat diberi nilai negatif dan disebut Bujur Barat ( BB ). Garis Bujur ke arah timur diberi nilai positif dan disebut Bujur Timur ( BT )

Gambar 2. Peta pembagian bujur dan lintang ( Sumber :map surface & coordinate system.ppt )

Sistem koordinat dimaksudkan untuk mengetahui posisi di permukaan bumi. Posisi tersebut didasarkan atas jarak timur barat dan utara selatan suatu tempat dari suatu titik pangkal tertentu. Jarak tersebut diukur dalam satuan derajat sudut dari titik pangkal ke posisi tersebut melalui pusat bumi. Besar sudut dalam sistem koordinat geografik, dapat dinyatakan dengan DMS ( Degree Minute Second) atau dengan satuan DD (Decimal Degree ). Dalam sistem satuan DMS, setiap derajat sudut dibagi menjadi 60 menit dan setiap menit dibagi menjadi 60 detik sehingga penulisannya ddmmss. Sedangkan pada sistem satuan DD, setiap derajatnya dinyatakan dalam bentuk pecahan desimal.GreenWhich

Titik pangkal

Gambar 3. Gambaran titik pangkal,GreenWhich dan khatulistiwa ( Sumber : Bahan Kuliah II, Sistem Koordinat Geografik.pdf )

2.

Sistem Koordinat UTM Sistem Koordinat UTM ( Univers Transvers Mercator ) sering digunakan pada pemetaan wilayah Indonesia. UTM menggunakan silinder yang membungkus ellipsoid dengan kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid ( sumbu perputaran bumi ) sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yang berhimpit dengan garis bujur pada ellipsoid. Pada sistem proyeksi UTM , posisi horizontal dua dimensi (x,y) menggunakan proyeksi silinder, transversal, dan conform yang memotong bumi pada dua meridian standart. Seluruh permukaan bumi dibagi atas 60 bagian yang disebut dengan UTM zona. Setiap zona dibatasi oleh dua meridian sebesar 6 dan memiliki meridian tengah sendiri. Sebagai contoh, zona 1 dimulai dari 180 BB hingga 174 BB, zona 2 di mulai dari

174 BB hingga 168 BB, terus kearah timur hingga zona 60 yang dimulai dari 174 BT sampai 180 BT. Batas lintang dalam sistem koordinat ini adalah 80 LS hingga 84 LU. Setiap bagian derajat memiliki lebar 8 yang pembagiannya dimulai dari 80 LS kearah utara. Bagian derajat dari bawah (LS) dinotasikan dimulai dari C,D,E,F, hingga X (huruf I dan O tidak digunakan). Jadi bagian derajat 80 LS hingga 72 LS diberi notasi C, 72 LS hingga 64 LS diberi notasi D, 64 LS hingga 56 LS diberi notasi E, dan seterusnya.

2.1

Pembagian Zona Dalam Koordinat UTM Seluruh wilayah yang ada di permukaan bumi dibagi menjadi 60 zona bujur. Zona 1 dimulai dari lautan teduh (pertemuan antara garis 180 Bujur Barat dan 180 Bujur Timur), menuju ke timur dan berakhir di tempat berawalnya zona 1. Masing-masing zona bujur memiliki lebar 6 (derajat) atau sekitar 667 kilometer. Garis lintang UTM dibagi menjadi 20 zona lintang dengan panjang masing-masing zona adalah 8 (derajat) atau sekitar 890 km. Zona lintang dimulai dari 80 LS - 72 LS diberi nama zona C dan berakhir pada zona X yang terletak pada koordinat 72 LU - 84 LU. Huruf (I) dan (O) tidak dipergunakan dalam penamaan zona lintang. Dengan demikian penamaan setiap zona UTM adalah koordinasi antara kode angka (garis bujur) dan kode huruf (garis lintang).

2.2

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Koordinat UTM1. Proyeksinya (sistem sumbu) untuk setiap zona sama dengan lebar bujur 6 . 2. Transformasi koordinat dari zona ke zona dapat dikerjakan dengan rumus yang sama

untuk setiap zona di seluruh dunia. Sehingga memudahkan dalam prenghitungan.3. Penyimpangannya cukup kecil, antara... -40 cm/ 1000m sampai dengan 70 cm/ 1000m.

Sehingga tingkat keakuratan data ketika menentukan posisi lebih besar.4. Setiap zona berukuran 6 bujur x 8 lintang ( kecuali pada lintang 72 LU-84 LU memiliki

ukuran 6 bujur x 12 lintang).

Gambar 4. Pembagian Zona UTM. ( Sumber : Modul DIKLAT teknis pengukuran dan pemetaan kota ITS Surabaya ).

Sumber : Bahan Kuliah II, Sistem Koordinat Geografik.pdf Modul DIKLAT teknis pengukuran dan pemetaan kota oleh Ira Mutiara A,ST ,ITS Surabaya Map surface & coordinate system.ppt www.Wikipedia.org