Lingkungan Pengasuhan Dan Tumbuh Kembang Anak

download Lingkungan Pengasuhan Dan Tumbuh Kembang Anak

of 29

Transcript of Lingkungan Pengasuhan Dan Tumbuh Kembang Anak

  • LINGKUNGAN PENGASUHAN DAN TUMBUH KEMBANG ANAK

    OLEH : SIT1 MADANIJAH

    Disampaikan pada LAUNCHING DAN BEDAH BUKU

    Catatan Kasih Bunda Mengasuh Bayi dengan Cinta

    Bogor, 19 Juni 2004

  • DAFTAR IS1

    ........................................................................................ PENDAHULUAN ..................................................... PENTINGNYA MASA ANAK USlA DIN1

    I-INGKUNGAN PENGASLIHAN .................................................................. Pola Pengasuhan .......................................................................... Pentingnya Pengasuhan dan Perawatan Anak .............................. Pengukuran Lingkungan Pengasuhan Anak .................................

    ..................................... PERTLIMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK ............................... Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

    ................................. Ciri-Ciri dan Prinsip Tumbuh Kembang Anak Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas dan Tumbuh Kembang

    .............................................................................................. Anak Periode Tumbuh Kembang Anak ................................................... Tahapan Perkembangan Anak ......................................................

    .............................................. STIMULASI DIN1 PERKEMBANGAN ANAK MODEL PENDlDlKAN GIZI. PSIKOSOSIAL. KESEHATAN

    ...................................................................................... ("GI-PSI-SEHAT") STIMULASI DIN1 PERKEMBANGAN ANAK ..............................................

    ................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. LAMPIRAN

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Alat Ukur Lingkungan Pengasuhan Anak Di Rumah .................. 7 Tabel 2. Jenis Stimulasi berdasarkan Kelompok umur ............................. 17

  • DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1 . Alat Konsep "GI-PSI-SEHAT" Dampak Suplementasi dan Stimulasi Terhadap Perkembangan ...................................... 2

    Gambar 2 . Dampak Jangka Pendek & Jangka Panjang Status Gizi Anak ................................................................................ Usia Dini 3

    Gambar 3 . Deterrninan Masalah Gizi ....................................................... 6

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Larnpiran 1. Tahapan Perkernbangan Anak ............................................ 22

  • PENDAHULUAN

    Kajian penelitian di bidang gizi dan kesehatan menunjukkan bahwa pokok pembangunan SDM adalah pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini, karena ha1 ini berdampak pada kualitas manusia baik jangka pendek maupun jangka panjang (ACCISCN, 2000). Masalah gizi kurang pada anak usia dini mempunyai dampak negatif jangka panjang yang mahal. Sesuai hipotesis David Barker, bahwa ketidakmampuan untuk mencapai status gizi yang baik pada umur satu tahun akan berdampak pada terhambatnya perkembangan kognitif anak dan meningkatnya kejadian penyakit-penyakit degeneratif yang dikenal sebagai implikasi double burden.

    Masa-masa awal kehidupan anak merupakan masa kritis (the golden years), dimana terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat. Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat ditentukan oleh faktor pengasuhan anak. Unicef (1998) menekankan pentingnya pengasuhan dan perawatan anak, dan menempatkan kurangnya perawatan anak sebagai unsur ketiga penyebab kurang gizi, disamping ketidakcukupan pangan dan pelayanan kesehatan.

    Berbagai penelitian intervensi pada anak usia dini telah banyak dilakukan di berbagai negara. Hasil-hasil kajian menunjukkan bahwa lingkungan asuhan, pola asuh makan dan stimulasi keluarga, mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak selain faktor karakteristik keluarga, ibu, dan anak serta konsumsi makanan (Satoto, 1990).

    Pertumbuhan anak erat kaitannya dengan konsumsi pangan, sehingga perlu diperhatikan makanan anak yang memenuhi kebutuhan zat gizi. Makanan pendamping AS1 yang diberikan mulai umur empat sampai enam bulan secara bertahap sesuai perkembangan kemampuan bayi (WHO, 1998). Selain itu penerapan cara makan yang baik pada anak sejak usia dini juga sangat diperlukan, karena ha1 ini merupakan dasar yang menentukan kebiasaan makan pada saat remaja atau dewasa (Fieldhouse, 1995).

    Pada umumnya orangtua (terutama ibu) mengasuh anak dengan keterampilan seadanya. Orangtua perlu memperoleh pengetahuan dan keterampilan pengasuhan anak sejak dini untuk lebih memantau tumbuh kembang anak. Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap orangtua perlu

  • dikembangkan dan dilakukan intervensi pendidikan "GI-PSI-SEHAT", yang memadukan aspek-aspek gizi, kesehatan dan pengasuhan sehingga dapat meningkatkan tumbuh kembang anak. Patmonodewo (1993) juga menyebutkan orangtua yang mengikuti program intervensi psikososial akan mendapatkan 1 pengetahuan keterampilan yang berhubungan dengan pengasuhan anak secara terus menerus sehingga terdapat perubahan yang berarti dalam ha1 pengetahuan dan keterampilan yang nantinya akan ditularkan kepada anak dalam dalam menjaga keseimbangan hubungan ibu dan anak. Konsep "GI-PSI-SEHAT" Dampak Suplementasi dan Stimulasi terhadap Perkembangan (Grantham- McGregor, 1991) disajikan pada Gambar 1.

    110

    105

    100 + Suplemented 4- Stimulated

    95 + Both

    90 1(1 Non-stunted

    85 Baseline 6 mo 12 mo 18 mo 24 mo

    Gambar 1. Konsep "GI-PSI-SEHAT" Dampak Suplementasi dan Stimulasi terhadap Perkembangan (Grantham-McGregor 1991 )

  • PENTINGNYA MASA ANAK USlA DIN1

    Masa awal kehidupan seorang anak merupakan periode paling kritis; mengingat otak balita (bawah lima tahun) lebih plastis. Plastisitas otak pada balita mempunyai sisi positif dan negatif. Sisi positifnya, otak balita lebih terbuka untuk proses pembelajaran dan pengkayaan. Sisi negatifnya, otak balita lebih peka terhadap lingkungan utamanya lingkungan yang tidak mendukung seperti asupan gizi yang tidak adekwat, kurang stimulasi dan tidak mendapat pelayanan kesehatan yang kurang memadai. Oleh karena masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini berlangsung sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa balita juga sering disebut sebagai "masa keemasann (golden period), "jendela kesempatan" (windows of opportunity) (Departemen Kesehatan, 2005).

    Pada masa kritis ini, anak perlu memperoleh zat gizi yang baik dan pembinaan tumbuh kembang secara komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi. Melakukan stimulasi yang memadai artinya merangsang otak balita sehingga perkembangan kemampuan gerak, bicara, bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada balita berlangsung secara optimal sesuai dengan umur anak (Depkes, 2005). Masa kritis ini sangat penting dalam menentukan kualitas manusia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang (Gambar 2).

    1 Perkembanaan 1 I Performance I

    Usia Dini Massa Otot Kapasitas Kerja Komposisi Tubuh

    Diabetes Pemrograman metabolisme Obesitas glukosa, lemak, protein

    . Penyakit jantung dari sel-sel tubuh Hipertensi Kanker Stroke Penuaan Dini

    I I

    Gambar 2. Dampak Jangka Pendek & Jangka Panjang Status Gizi Anak Usia Dini (ACC/SCN 2000)

  • Selain itu sebagai konsumen pasif anak memerlukan perhatian dalam pemberian makan. Orang yang paling dekat dengan kelompok tersebut adalah ibu. Menurut Papalia dan Old (1986), peranan ibu sangat penting sewaktu anak masih bayi dan usia pra sekolah. Kehadiran ibu bagi anak merupakan sesuatu yang sangat diperlukan, oleh karena itu ketidakhadiran ibu didekat anak dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan rasa maternal deprivation, yaitu perasaan terhempasnya keeratan hubungan anak dan ibu.

    Madanijah (2003) juga menambahkan bahwa orangtua perlu memperoleh pengetahuan dan keterampilan pengasuhan anak sejak dini untuk lebih memantau tumbuh kembang anak, terutama dalam ha1 pemberian makan, perawatan kesehatan dan interaksi ibu dan anak. Orangtua yang bisa merangsang perkembangan kecerdasan anak adalah orangtua yang menyadari perannya yang bisa mengasihi dan tahu apa dan bagaimana memenuhi kebutuhan anak sehingga dapat merangsang perkembangan pendidikan anak. Dengan demikian orangtua dapat berperan dalam merangsang anak atau mematikan kreativitas.

  • LlNGKllNGAN PENGASUHAN

    Pola pengasuhan Pola pengasuhan adalah praktek-praktek pengasuhan dan segala

    interaksi yang terjadi antara orangtua dan anak; tercakup tugas pengasuhan secara umum dan pola asuh makan (Departemen Kesehatan, 2005).

    Praktek pengasuhan anak meliputi segala sesuatu yang diperlukan seseorang anak agar fisik dan rohaninya berkembang secara wajar sejak anank dilahirkan. Pengasuhan yang diperlukan agar fisik anak tumbuh dengan baik adalah menyediakan konsumsi gizi yang cukup kepada anak (pemberian ASI, makanan pendamping dan makanan sapihan), melindungi anak dari penyakit infeksi (menyangkut upaya pemeliharaan kebersihan tubuh, rumah, tempat bermain dan alat-alat yang berhubungan dengan makanan), melindungi gejala dini dan lanjut dari gangguan kesehatan (secara preventif dan kuratif) .

    Selain itu tugas pengasuhan juga dapat meliputi menemani anak bermain, mangawasi anak, menyuapi anak, membawa anak ke posyandu, membawa anak berobat serta keterlibatan ayah. Sedangkan pola asuh makan meliputi merencanakan makan, menyiapkan makanan, menyuapi memonitor jadwal makan, peralataan makan, cara dan situasi pemberian makan, perkenalan makanan baru, sikap ibu bila anak menghabiskan makanan atau tidak (Madanijah, 2003).

    Pentingnya pengasuhan & perawatan anak Peranan pengasuh dalam tugas pengasuhan sangat penting, terutarna

    bagi bayi dan anak baduta, mengingat pada usia ini seorang anak masih tergantung baik secara fisik maupun emosi kepada orang dewasa. Unicef (1 998) menekankan pentingnya pengasuhan dan perawatan anak, dan menempatkan kurangnya perawatan anak sebagai unsur ketiga penyebab kurang gizi, disamping ketidakcukupan pangan dan pelayanan kesehatan.

  • Sumberdaya Manusia

    Sumberdava Alam

    Dampak 0 Langsung

    Penyebab Tidak

    Langsung

    Masalah

    Masalah El Gambar 3. Determinan Masalah Gizi (Unicef 1998)

    Pola pengasuhan pada usia ini bersifat dyadic, artinya interaksi secara langsung antara anak dan pengasuh. Ibu adalah pengasuh terbaik bagi anak, namun adanya variasi pengasuh dapat memperkaya pengalaman anak. Disamping itu yang lebih penting adalah pengasuhan yang aman (secure) (Berk, 1997). Oleh karena itu pengasuhan yang paling baik adalah dilakukan oleh ibu sendiri dan ibu bersama ayah. Kaitannya dengan alokasi waktu ibu, disamping aspek kuantitas, perkembangan anak yang sehat juga ditentukan oleh kualitas pengasuhan yang diterima. Orangtua dituntut menyediakan waktu secara kuantitatif dengan memperhatikan kualitasnya, ibulpengasuh perlu mempunyai sikap tanggap dan responsif terhadap anak, mempunyai pengetahuan, keterampilan tentang gizi, kesehatan, pengasuhan dan mengenal konsep perkernbangan anak. Dalam proses pengasuhan tersebut te qadi interaksi antara ibu dan anak. Adanya interaksi antara ibu dan anak dalam jangka panjang akan mempengaruhi status gizi dan tumbuh kembang anak.

    Pengasuhan anak dapat meliputi pemberian makan, perawatan kesehatan dan pemberian stimulasi. Anak perlu memperoleh perangsangan (stimulasi) untuk mencapai tingkat perkembangan optimal sesuai yang diharapkan. Kurangnya perangsangan untuk berkembang pada masa anak-anak dapat menyebabkan kelambatan dan gangguan perkembangan anak. Hal ini

  • dikarenakan masa balita merupakan masa emas bagi pembentukan dasar-dasar kepribadian, kemampuan berpikir, keterampilan, kemampuan bersosialisasi dan penanaman dasar-dasar kemandirian (Departemen Kesehatan, 2005).

    Pengukuran Lingkungan Pengasuhan Anak Lingkungan pengasuhan dapat diiukur dengan alat ukur HOME

    (Home Observation for Measurement of the Environment) Inventory (Bradley et al., 1989). Alat ukur HOME merupakan pemberian kondisi yang berkaitan dengan perkembangan kecerdasan anak.

    Berbagai studi menunjukkan bahwa skor HOME anak usia 0-3 tahun berkorelasi positif dengan kecerdasannya, skor anak pada usia 0-3 tahun dapat memprediksi taraf kecerdasan anak pada tahap sela~jutnya dan menu~jukkan adanya hubungan dengan prestasi sekolah pada tahun-tahun berikutnya (Bradley & Caldwell, 1984). Pada umumnya makin tinggi skor HOME, makin baik perkembarlgan anak. Dimensi yang paling konsisten berkorelasi positif dengan IQ adalah keterlibatan ibu, alat permainan dan variasi stimulasi.

    Alat ukur HOME terdiri dari 45 butir yang menggambarkan kualitas lingkungan anak, masing-masing butir diberi skor 1 (apabila sesuai dengan pernyataan) atau 0 (apabila tidak sesuai dengan pernyataan). Jumlah seluruh pertanyaan pada alat ukur tersebut 45. Klasifikasi lingkungan pembelajaran dilakukan sebagai berikut : 1) lingkungan pembelajaran baik, bila nilai > 80% dari skor total, kurang bila nilai 60%-80% dari skor total dan rendah, bila nilai < 60% dari skor total. Seluruh pernyataan tersebut dikelompokkan dalam enam subskala (Tabel 1).

    Tabel 1. Alat Ukur Lingkungan Pengasuhan Anak Di Rumah No 1.

    2.

    Subskala Respon Emosi dan Verbal

    Penerimaan terhadap Perilaku Anak

    Alat Ukur HOME 1. Spontan berbicara kepada anak 2. Merespon dengan kata 3. Memberitahu nama benddorang 4. Kata-kata orangtua jelas 5. Orangtua memprakarsai berbicara 6. Orangtua berbicara apa adanya 7. Orangtua membolehkan berrnain air 8. Orangtua memuji setiap perkembangan anak 9. Orangtua berbicara dg wajah senang 10. Orangtua mengelus, membelai, mencium anak 11. Orangtua merespon positif pujian thd anak 12. Orangtua tidak pernak membentaklberteriak keras kpd aria< 13. Orangtua tidak menunjukkan rasa kecewa atau tidak

    senang

  • Alat Ukur HOME 14. Orangtua tidak pernah menampar, memukul 15. Tidak lebih dari 1 kali hukuman badan semgg yl 16. Orangtua tidak marah, mencela selama kunjungan 17. Orangtua tidak pernah menghambat anak 18. Paling sedikit ada 10 buku di rumah 19. Ada binatang peliharaan di rumah

    20. Bila orangtua pergi, biasanya anak diasuh oleh pengasuh pengganti

    21. Anak diajak ke toko, warung, paling sedikit 1 kali pada mgc terakhir

    22. Anak biasa dibawa ke luar rumah 23. Anak dibawa ke dokter, puskesmas dll, secara rutin untuk

    perikasa kesehatan 24. Anak memiliki tempat menyimpan secara khusus (mainan

    dll) 25. Lingkungan bermain anak tidak berbahaya

    26. Ada alat main untuk melatih gerakan otot 27. Ada alat main yang dapat ditarik dan didorong 28. Ada alat main untuk melatih keterampilan berjalan 29. Orangtua memberikan mainanlkegiatan yang

    mengasyikkan 30. Orangtua menyediakan perlengkapan bermain sesuai umilr

    guna menyeimbangkan aspek sosial 31. Orangtua menyediakan kelengkapan belajar sesuai umur 32. Orangtua memberikan alat main untuk melatih kerjasama

    mata dan tangan (papan pasak, kotak) 33. Ada permainan yang membutuhkan ke jasama mata dan

    tangan yang lebih rumit 34. Ada alat belajar menggambarl menulisl musik, mainan 35. Orangtua menjaga anak tetap berada dalam jangkauan

    penglihatan 36. Orangtua berbicara kepada anak sambil mengerjakan

    pekerjaannya sendiri 37. Orangtua dengan sadar mendororlg perkembangan anak 38. Orangtua dengan sadar memberikan alat main yang

    bernilai dengan cara tertentu 39. Orangtua mengatur kegiatan bermain anak 40. Ibu menyediakan alat main yang menantang timbulnya

    keterampilan baru

    41. Setiap hari ayah mengasuh anak 42. Orangtua biasa membacakan cerita kepada anak 43. Anak pernah diajak makan bersama-sama dengan anggota

    keluarga yang sudah dewasa 44. Keluarga mengunjungi sanak saudara atau mendapat

    kunjungan minimal satu kali dalam sebulan 45. Anak memiliki buku secara pribadi.

    No

    3.

    4.

    5.

    6.

    Subskala

    Pengorganisasian Lingkungan

    Perlengkapan Alat Main

    Keterlibatan Parental

    Variasi Pengasuhan

  • PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

    Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak memiliki suatu ciri yang khas, yaitu selalu tumbuh dan berkembang

    sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang sesuai dengan usinya.

    Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat (Departemen Kesehatan, 2005). Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara, bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Departemen Kesehatan, 2005).

    Pertumbuhan te rjadi secara simultan dengan perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia utuh (Departemen Kesehatan, 2005).

    Ciri-Ciri dan Prinsip Tumbuh Kembang Anak Proses tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang

    berkaitan (Departemen Kesehatan, 2005). Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut : 1. Perkembanaan menimbulkan perubahan.

    Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.

    2. Pertumbuhan dan perkembanqan pada tahap awal menentukan perkembannan selaniutnva. Setiap anak tidak bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi

  • berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan awal ini merl~pakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.

    3. Pertumbuhan dan perkembangan mempunvai kecepatan vann berbeda. Sebagaimana pertumbuahn, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi organ dan perkembangan pada masing-masing anak.

    4. Perkembanaan berkorelasi dennan pertumbuhan. Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian , terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak sehat, bertambah umur bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.

    5. Perkembannan mempunvai pola vann teta~. Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu : a. Perkembangan terjadi lebih dulu di daerah kepala, kemudian menuju ke

    arah kaudall anggota tubuh (pola sefalokaudal). b. Perkembangan te rjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar) lalu

    berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan gerak halus (proksimodistal).

    6. Perkembannan memiliki tahapan vann berurutan. Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum berjalan.

    Faktor-Faktor Yang Mernpengaruhi Kualitas Turnbuh Kernbang Anak Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan

    normal yang merupakan hasil interaksi banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (Departemen Kesehatan, 2005). Adapun faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Faktor dalam (internab

    a. Rasletnik atau bangsa Anak yang dilahirkan dari bangsa lras Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter bangsa Indonesia.

  • b. Keluarga Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk, kurus.

    c. Umur Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan dan masa remaja.

    d. Jenis kelamin Fungsi reproduksi perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.

    e. Genetik Genetik adalah bawaan anak yang akan menjadi ciri khasnya.

    Faktor luar (Ekstemal) A. Faktor Prenatal

    a. Gizi. Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester terakhir kehamilan akan mempengaruhi pertumbuhan janin.

    b. Mekanis. Posisi fetus yang abnormal akan menyebabkan kelainan kongenital seperti club foot.

    c. Toksin d. Endokrin e. Radiasi f. lnfeksi g. Kelainan lmunologi h. Anoksia embrio (gangguan plasenta embrio) i. Psikologi ibu

    B. Faktor Persalinan Komplikasi persalinan dapat menyebabkan kelainan otak.

    C. Faktor Pascasalin a. Gizi b. Penyakit kronis c. Lingkungan fisis (tempat anak tersebut hidup) d. Psikologis (hubu~gan anak dengan orang sekitamya) e. Endokrin

  • f. Sosio Ekonomi (kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, Hal ini akan menghambat pertumbuhan anak).

    g. Lingkungan Pengasuhan Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

    h. Stimulasi Perkembangan memerlukan rangsangan Istimulasi khusunya keluarga, misalnya penyediaan alat permainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.

    i. Obat-obatan Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan.

    Periode Turn buh Kern bang Anak Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan dan

    berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Tumbuh kembang anak terbagi menjadi beberapa periode. Berdasarkan beberapa kepustakaan dari Departemen Kesehatan (2005) maka periode tumbuh kembang anak adalah sebagai berikut 1. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin dalam kandungan).

    Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu: *:* Masa zigot, sejak saat konsepsi sampai kehamilan 2 minggu. *:* Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu. *3 Masa janinffetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir

    kehamilan. Masa ini terdiri dari 2 periode, yaitu masa fetus dini dan masa fetus lanjut. Masa fetus dini yaitu sejak kehamilan 9 minggu sampai trimester kedua kehidupan intra uterin (pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan), sedangkan masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan.

    Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat, maka selama masa intra uterin, seorang ibu diharapkan: a. Menjaga kesehatannya dengan baik b. Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan. c. Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya. d. Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan e. Memberi stimulasi dini terhadap janin.

  • f. Tidak mengalami kekurangan kasih dari suami dan keluarganya. g. Menghindari stres baik fisik maupun psikis. h. Tidak beke rja berat yang dapat membahayakan kondisi kehamilannya.

    2. Masa bayi (infancy) umur 0-1 1 bulan. Masa ini dibagi menjadi 2 periode, yaitu: *:* Masa neonatal, umur 0-28 hari, pada masa ini terjadi adaptasi terhadap

    lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi neonatal dini (0-7 hari) dan masa neonatal lanjut (umur 8-28 hari).

    *:* Masa post neonatal, umur 29 hari-11 bulan. Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang cepat dan proses pematangan berlangsung secara terus-menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf.

    Departemen Kesehatan (2005) menyebutkan bahwa ha1 yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat adalah: a. Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana

    kesehatan yang memadai. b. Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan

    terlambat pergi ke sarana kesehatan. c. Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat

    menenangkan perasaan ibu. d. Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh sukacita dan penuh

    rasa syukur. e. Berikan AS1 sesegera mungkin.

    3. Masa anak balita (umur 12-59 bulan) Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuan dalam gerak motorik anak (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi.

    4. Masa anak prasekolah (anak umur 60-72 bulan) Pada masa ini pertumbuhan berlangsung stabil. Terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya keterampilan dan proses berfikir. Selain lingkungan rumah, anak mulai diperkenalkan dengan lingkungan luar rumah. Anak mulai senang bermain di luar rumah dan menghabiskan waktunya bersama teman-temannya.

  • Tahapan Perkembangan Anak Tahapan perkembangan bukanlah ha1 mutlak bagi setiap anak, ha1 ini

    disebabkan karena perkembangan setiap anak berbeda-beda. Seorang ibulorangtua sangat tidak bijaksana bila membanding-bandingkan perkembangan anaknya dengan anak orang lain. Jika perkembangan anak kita lebih lambat dibanding anak lain, kita tidak perlu khawatir bila masih dalam batas normal. Tahap perkembangan anak berbeda-beda untuk berbagai umur, yaitu umur 0-3 bulan, 3-6 bulan, 6-9 bulan, 9-12 bulan, 12-18 bulan, 18-24 bulan, 24-36 bulan, 36-48 bulan, 48-60 bulan, 60-72 bulan (Departemen Kesehatan, 2005) (Lampiran

  • STlMULASl DIN1 PERKEMBANGAN ANAK

    Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umr 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus-menerus pada setiap kesempatan (Departemen Kesehatan, 2005). Selain itu stimulasi dilakukan melalui serangkaian latihan terarah dan berkesinambungan yang meliputi kegiatan gerak, bicara, bergaul dan pembinaan kemandirian anak.

    Seorang anak perlu memperoleh stimulasi agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai umurnya, sehingga mencapai tingkat perkembangan optimal. Selain itu masa balita merupakan masa emas bagi pembentukan dasar-dasar kepribadian, kemampuan berpikir, keterampilan, kemampuan bersosialisasi dan penanaman dasar-dasar kemandirian dan bulan-bulan me~jelang usia 1 tahun sangat berarti bagi perkembangan anak. Tindakan orangtua mengabaikan atau mengurangi rasa ingin tahunya akan memberi akibat buruk sepanjang hidup anak.

    Stimulasi biasanya dilakukan oleh oleh setiap orang yang telah mengerti dasar-dasar stimulasi khususnya ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibulpengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Stimulasi dapat dilakukan di segala tempat terutama di rumah dalam lngkungan keluarga dan tidak selalu memerlukan waktu khusus, dapat dikaitkan sekaligus dengan kegiatan lainnya, misalnya waktu bepergian, memandikan, memberi makan, menidurkan, waktu ibu mengerjakan pekerjaan rumahtangga dan lain-lain.

    Kemampuan anak yang distimulasi meliputi kemampuan gerakan kasar, kemampuan gerakan halus, kemampuan berbicara, bahasa dan kecerdasan, kemampuan bergaul dan mengembarlgkan kemandirian. Keempat kemampuan stimulasi ini tidak dapat dipisah-pisahkan.

    v Kemampuan Gerakan Kasar Kemampuan gerakan kasar yaitu kemampuan gerakan yang

    melibatkan sebagian besar bagian tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot besar, misalnya otot paha. Contohnya membalikkan tubuh dari telentang ke telungkup dan berjalan.

  • v Kemampuan Gerakan Halus Kemampuan gerakan halus yaitu kemampuan gerakan yang

    melibatkan bagian tubuh tetentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, misalnya otot tangan, sehingga tidak memerlukan tenaga. Contoh gerakan halus adalah mengambil benda kecil dan me~jepitnya diantara ibu jari.

    v Kemampuan Berbicara, Bahasa dan Kecerdasan Kemampuan berbicara, bahasa dan kecerdasan yaitu kemampuan

    mengungkapkan perasaan, keinginandan pendapat melalui pengucapan kata-kata, kemampuan mengerti dan memahami perkataan orang lain, serta kemampuan berfikir. Contohnya adalah memanggil ayah-ibu, mengenal warna dan bentuk.

    v Kemampuan Bergaul dan mengembangkan kemandirian Kemampuan bergaul dan mengembangkan kemandirian yaitu

    kemampuan dalam pergaulan, berkawan, disiplin, mengenal sopan santun dan kemampuan anak memenuhi kebutuhannya sendiri dan tidak tergantung orang lain. Contohnya adalah makan dan minum sendiri.

    Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:

    1. Stimulasi dilakuakn dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang. 2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru

    tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya. 3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak 4. lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi,

    bervariasi, menyenangkan, tanpa paksaan, dan tidak ada hukuman. 5. lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak

    terhadap ke-4 aspek kemampuan dasar anak. 6. Gunakan alat bantulpermainan yang sederhana, aman dan ada disekitar

    anak. 7. berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan. 8. Anak selalu diberi pujian, bila periu diberi hadiah atas keberhasilannya.

    Beberapa stimulasi pada anak dikelompokkan menurut umur, yaitu 0-3 bulan, 3-6 bulan, 6-9 bulan, 9-12 bulan, 12-18 bulan, 18-24 bulan, 2-3 tahun, 3-4 rahun, 4-5 tahun, dan 5-6 tahun (Tabel 2) (Departemen Kesehatan, 1990).

  • Tabel 2. Jenis stimulasi berdasarkan Kelompok umur ~

    Jenis Stimulasi 1. Perasaan cinta, kasih sayang dan aman. 2. Menirukan ocehan anak, mendengarkan berbagai suara. 3. Membalikkan badan dari telentang ke telungkup. 4. Mengangkat kepala dan memperhatikan benda bergerak. 5. menggenggam benda kecil.

    1. Perasaan cinta, kasih sayang dan aman. 2. Menirukan suardbunyi. 3. Mencari sumber suara. 4. Menyangga leher dengan kuat. 5. Belajar duduk. 6. Menyangga berat badan demgan kedua kakinya 7. Menggunakan kedua tangannya dan mempertahankan

    benda. 8. Meraup ketika mengambil benda-benda kecil 9. Memasukkan makanan ke mulut. 10. Berusaha meraih mainan. 1 1. Bermain "Ciluk Ban

    1. Perasaan cinta, kasih sayang dan aman. 2. Belajar merangkak 3. Belajar berdiri 4. Belajar jalan dengan berpegangan, jalan dengan bantuan. 5. Memasukkan benda ke wadah dan mengeluarkannya dari

    wadah. 6. Bertepuk tangan. 7. Memukul "BeduglGendangn dengan alat pemukul. 8. Mencoret-coret 9. Menirukan kata-kata 10. Menemukan sumber suara. 11. Mengenal lingkungan sekitarnya. 12. Bermain bersama orang lain.

    1. Menggelindingkan bola. 2. Merangkak memanjat kursittangga rendah. 3. Belajar berjalan sendiri. 4. Membungkuk tanpa berpegangan. 5. Menyusun mainan balok. 6. Menggambar. 7. Menirukan kata-kata. 8. Mengikuti kegiatan keluarga

    1. Berjalan menarik mainan dan berjalan mundur. 2. Melempar dan menangkap bola. 3. Belajar menendang bola. 4. Belajar berjalan naik turun tangga. 5. Mengeluarkan benda dari wadah dan memasukkan ke

    dalam wadah. 6. Memasukkan benda yang kecil ke dalam benda yang lebih

    besar. 7. Melepas pakaiannya sendiri. 8. Menunjuk dan menyebutkan bagian tubuh. 1. Belajar berjalan jinjit. 2. Belajar melompat.

    No 1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    Kelompok Umur 0-3 bulan

    3 6 bulan

    6-9 bulan

    9-12 bulan

    12-18 bulan

    18-24 bulan

  • r

    Jenis Stimulasi 3. Belajar berdiri di atas satu kaki. 4. Menggambar bentuk-bentuk sederhana dan menggambar'

    wajah. 5. Membuat bentuk-bentuk sederhana dari lilin mainan. 6. Mernasukkan benda ke lubang yang sesuai. 7. Menyusun garnbar dari potongan-potongan gambar. 8. Mengerti perintah sederhana. 9. Menceritakan apa yang dikerjakan dan apa yang dilihat. 10. Belajar rnengenakan pakaian sendiri. 11. Belajar mengikuti peraturan permainan. 12. Belajar memisahkan diri dari orangtua terutama ibu. 1. Lompat jauh. 2. Bermain balok rnainan. 3. Memilih dan mengelompokkan benda rnenurut jenisnya. 4. menwcokkan gambar dengan benda yang sesungguhnya. 5. Mengetahui jumlah. 6. Menyebut narnanya. 7. Menyebut nama benda dan rnengenal sifatlkeadaan benda

    tersebut. 8. Cuci tangan dan kaki, mengeringkan sendiri dengan lap. 9. Berpakaian dan mernilih sendiri pakaian yang ahan dipakai.

    1. Berjalan pada garis lurus. 2. Belajar lompat dengan satu kaki. 3. Belajar melempar benda kecil ke atas. 4. Belajar rnenggunting dan rnernbuat buku cerita dengan

    garnbar tempel. 5. Belajar menjahit. 6. Menggambar dan menulis. 7. Mengenal bentuk segitiga, segiempat, lingkaran serta

    rnengenal warna rnerah, hijau, kuning, biru dan sebagainya. 8. Mengenal huruf dan angka. 9. Menceritakan tentang dirinya, rnengetahui urutan cerita. 10. Mengenal perbandingan 1 1. Mengenal lawan kata 12. Belajar mandi sendiri dan rnengeringkan tubuh dengan

    handuk. 13. Membantu memasak dan mengajukan pertanyaan. 14. Menahan tangis, menahan kekecewaan. 15. Mengenal sopan santun, berterirnakasih, mencium tangan

    dan sebagainya.

    1. Permainan ketangkasan dan kelincahan, mengikuti perlombaan dan pertandingan.

    2. Belajar menghitung. 3. Menggambar. 4. Mengerti arti separuh dan satu. 5. Belajar berkebun 6. Belajar mengingat-ingat. 7. Mengenal tulisan sederhana. 8. Menimbulkan minat membaca. 9. Membetulkan "kesalahann orang lain. 10. Mengenal rnusim hujan dan rnusim kernarau. 11. Membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga. 12. Mengikuti perintah. 13. Melatih kemandirian anak.

    No

    7.

    8.

    9.

    Kelompok Umur

    2-3 tahun

    3-4 tahun

    4-5 tahun

  • I Kelompok Umur I Jenis Stimulasi 1 14. Bermain kreatif.

    5 6 tahun 1. Belajar naik sepeda. 2. Terampil dan kreatif membuat sesuatu. 3. Belajar bertukang. 4. Menganl hari, minggu dan bulan. 5. Mengenal jam. 6. Mengukur panjang dan lebar dengan penggaris 7. Belajar memasak. 8. Anak dapat menjawab pertanyaan "mengapa". 9. Memahami pengertian sama dan berbeda 10. Mengenal tanda-tanda atau simbol/lambang. 11. mengenal adanya peraturan dan patuh pada peraturan. 12. Bercakapcakap dengan teman sebaya, bergaul d a ~

    bersahabat.

  • MODEL PENDlDlKAN GIZI, PSIKOSOSIAL, KESEHATAN (GI-PSI-SEHAT)

    Menurut Madanijah (2003), Model pendidikan "GI-PSI-SEHAT" adalah model yang dikembangkan dengan memadukan aspek-aspek gizi, psikososial, dan kesehatan. Model pendidikan ini memberikan dampak positif terhadap perkembangan anak, ha1 ini dikarenakan dapat merubah perilaku ibu ke arah yang lebih baik, penyediaan lingkungan pembelajaran yang baik, pola asuh yang baik sehingga berpengamh juga terhadap konsumsi pangan dan status gizi anak.

    Secara lebih detail, pengaruh intervensi pendidikan "GI-PSI-SEHAT terhadap pola pengasuhan dapat dilihat dari adanya peningkatan peran ayah dalam pengasuhan, waktu ibu untuk menstimulasi anak lebih banyak, cara pemberian makan menjadi lebih baik dan cara ibu memperkenalkan makanan baru menjadi lebih baik. Selain itu intervensi pendidikan "GI-PSI-SEHAT" juga berpengaruh terhadap nilai HOME (Home Observation for Measurement of the Environment), yaitu dengan bertambahnya umur anak, mengakibatkan bertambahnya penyediaan alat permainan, keterlibatan orang tua dan variasi pengasuhan.

    Selanjutnya dinyatakan bahwa lntervensi pendidikan "GI-PSI-SEHAT" juga dapat memperbaiki pola konsumsi pangan anak yang digambarkan dari pemberian makanan anak lebih tepat waktu, jenis konsumsi parlgan lebih bervariasi dan frekuensi konsumsi pangan berbagai jenis pangan lebih sering serta meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan anak. Selain itu lntervensi pendidikan "GI-PSI-SEHAT" berdampak mengurangi penurunan status gizi anak terutama pada anak kurang dari 1 tahun.

  • DAFTAR PUSTAKA

    ACCISCN. 2000. Ending malnutrition by 2020 : an agenda for change in the millenium. Food and Nutrition Bulletin 21 (3 Suppl): 18-34. Toronto : United Nation University.

    Berk LE. 1997. Child Development. Ed Ke-4. Massachusetts: A Viacom Co.

    Bradley et a/. 1989. Home Environment and Cognitive Development in The First The Yeara of Life; Collaboration Study Involving Six site and Three ethnic groups in North America. Journal of Development Psychology; 25.

    Caldwell BM, Bradley RH. 1984. Home Observation for Measurement of the Environment. Arkansas:Univ. of Arkansas at Little Rock.

    Departemen Kesehatan. 1990. Pedoman Stimulasi Dini Perkembangan Anak. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

    Departemen Kesehatan. 2005. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan lntervensi Dini tumbuh Kembang Anak Di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Departemen Kesehatan RI.

    Fieldhouse P. 1995. Food and Nutrition: customs and culture. Ed ke-2. London:Chapman & Hall.

    Grantham-Mc. Gregor SM., Powell, CA., Walker SP., Himes JH. 1991. Nutritional supplementation, psychosocial stimulation and mental development of stunted children; The Jamaican study. The lancet 388: 1- 5.

    Madanijah. 2003. Model Pendidikan 'GI-PSI-SEHAT" Bagi Ibu Serta Dampaknya Terhadap Perilaku Ibu, Lingkungan Pembelajaran, Konsumsi Pangan dan Status Gizi Anak Usia Dini. [disertasi]. Bogor, lnstitut Pertanian Bogor.

    Papalia DE & Old SW. 1986. Human Development. Newyork; Mc Graw Hill Inc.

    Patmonodewo S. 1993. Peningkatan Perkembangan Anak; Studi Eksperimental Kuasi Di Dua Desa Untuk Menguji Efektivitas Paket Ibu mAju Anak Bermutu [disertasi]. Jakarta, Universitas Indonesia.

    Satoto 1990. Pertumbuhan dan perkembangan anak: pengamatan anak umur O- 18 bulan di kecamatan Mlonggo, kabupaten Jepara Jawa Tengah [disertasi]. Semarang: Universitas Diponegoro.

    Unicef. 1998. The State of the World's Children 1998. New York:Oxford University Press.

    World Health Organization. 1998. Complementary Feeding of Youqg Children in Developing Countries : a review of current scientific knowledge. WHO. Geneva.

  • Lampiran 1. TAHAPANPERKEMBANGANANAK

    Umur 0-3 bulan. a. Mengengkat kepala setinggi 45' b. Menggerakan kepala dari kirikanan ke tengah c. Melihat dan menatap wajah anda d. Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh e. Suka tertawa keras f. Bereaksi terkejut terhadap suara keras g. Membalas tersenyum ketika diajak bicardtersenyum h. Mengenal ibu dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, kontak.

    Umur 3-6 bulan. a. Berbalik dari telungkup ke telentang b. Mengangkat kepala setinggi 90' c. Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil. d. Menggenggam pensil e. Meraih benda yang ada dalam jangkauannya. f. Memegarlg tangannya sendiri. g. Berusaha memperluas pandangan h. Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil. i. Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik. j. Tersenyum ketika melihat mainanlgambar yang menarik saat

    bermain. Umur 6-9 bulan.

    a. Duduk (sikap tripoid-sendiri) b. Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan. c. Merangkak meraih mainan atau mendekati seseorang. d. Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya. e. Memungut 2 benda masing-masing tangan pegang 1 benda pada

    saat yang bersamaan. f. Memungut benda sebesar kacang dengan cara meraup. g. Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada, tatata. h. Mencari mainan atau benda yang dijatuhkan. i. Bermain tepuk tangan, ciluk ba. j. Bergembira dengan melempar benda. k. Makan kue sendiri.

    4. Umur 9-12 bulan. a. Mengangkat badannya ke posisi berdiri. b. Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan dikursi. c. Dapat berjalan dengan dituntun. d. Mengulurkan lenganlbadan untuk meraih mainan yang diinginkan. e. Menggenggam erat pensil. f. Memasukkan benda ke mulut. g. Mengulangmenirukan bunyi yang didengar. h. Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti.

  • i. Mengeksplorasi sekitar , ingin tahu, ingin menyentuh apa saja. j. Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan. k. Senang diajak bermain "ciluk ban. I. Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal.

    5. Umur 12-1 8 bulan. a. Berdiri sendiri tanpa berpegangan. b. Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali. c. Berjalan mundur 5 langkah. d. Memanggil ayah dengan kata "papan, memanggil ibu dengan kata

    "mama". e. Menumpuk 2 kubus. f. Memasukkan kubus di kotak. g. Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis atau merengek, anak

    bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu.

    h. Memperlihatkan rasa cemburulbersaing.

    6. Umur 18-24 bulan. a. Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik. b. Berjalan tanpa terhuyung-huyung. c. Bertepuk tangan, melambai-lambai. d. Menumpuk 4 buah kubus. e. Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk. f. Menggelindingkan bola ke arah sasaran. g. Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti. h. Membantu atau menirukan peke rjaan rumah tangga. i. Memegang cangkir sendiri, belajar makan-minum sendiri.

    7. Umur 24-36 bulan. Jalan naik tangga sendiri. Dapat bermain dan menendang bola kecil. Mencoret-coret pensil pada kertas. Bicara dengan baik, menngunakan 2 kata. Dapat menunjuk satu atau lebih bagian tubuhnya ketika diminta. Melihat gambar dan dapat menyebutkan dengan benar nama dua benda atau lebih. Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta. Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah. Melepas pakaiannya sendiri.

    8. Umur 36-48 bulan. a.. b. C. d. e. f. 9. h.

    Berdiri I kaki 2 detik Melompat kedua kaki diangkat Mengayuh sepeda roda tiga Menggambar garis lurus. Menumpuk 8 buah kubus Mengena12-4 warna. Menyebut nama, umur, tempat. Mengerti arti kata di atas, di bawah, di depan.

  • i. Mendengarkan cerita j. Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri. k. ' Bermain bersama teman, mengikuti aturan permainan. I. Mengenakan sepatu sendiri. m. Mengenakan celana panjang, kemeja, baju.

    9. Umur 48-60 bulan. Berdiri 1 kaki 6 detik Melompat-lompat 1 kaki. Menari. Menggambar tanda silang Menggambar lingkaran Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh. Mengancing baju atau pakaian boneka. Menyebut nama lengkap tanpa dibantu Senang menyebut kata-kata baru. Senang bertanya tentang sesuatu Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar. Bicaranya mudah dimengerti Bisa membandingkan atau mebedakan sesuatu dari ukuran dan bentuknya. Menyebut angka, menghitung jari. Berpakaian sendiri tanpa dibantu. Menggosok gigi tanpa dibantu. Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal ibu.

    10. Umur 60-72 bulan. a. Berjalan lurus. b. Berdiri dengan 1 kaki selama 1 detik c. Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang lengkap. d. Menangkap bola kecil dengan kedua tangan. e. Menggambar segiempat. f. Mengerti arti lawan kata. g. Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata atau lebih. h. Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan

    kegunaanya. i. Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10. j. Mengenal warna-warni. k. Mengungkapan simpati. I. Mengikuti aturan permainan. m. Berpakaian sendiri tanpa dibantu.