Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

41
LAPORAN PRAKTIKUM LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN OLEH: WAHYU ADI PUTRA-05081006010 1 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN| TEP-TPN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

description

LAPORAN PRAKTIKUM LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN

Transcript of Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

Page 1: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

LAPORAN PRAKTIKUM LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN

OLEH:

WAHYU ADI PUTRA-05081006010

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIANJURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS SRIWIJAYA

2010

1 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

wahyuadiputratepunsri.blogspot.comwahyuadiputra08010@gmail.commobile phone : +62 813 8125 1955phone : +62 21 781 0050

Page 2: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah, karena berkat rahmat-

Nya kami dapat menyelesaikan laporan Praktikum Lingkungan Bangunan

Pertanian. Laporan ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Lingkungan

Bangunan Pertanian.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu sehingga Laporan ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.

Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga

laporan ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk

pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Indralaya, Juni 2010

Penyusun

2 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 3: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG 4

II. TUJUAN 4

TINJAUAN PUSTAKA 5

METODOLOGI 20

HASIL DAN PEMBAHASAN 21

KESIMPULAN DAN SARAN

I. KESIMPULAN 25

II. SARAN 26

DAFTAR PUSTAKA 27

3 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 4: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Lingkungan Bangunan Pertanian adalah salah satu metode pembelajaran

untuk mempelajari bangunan-bangunan pertanian yang fungsinya untuk menjaga

atau meningkatkan produksi pertanian dari hal kualitas maupun kuantitas. Bidang

pertanian memiliki arti yang luas, mencakup pertanian dalam bercocok tanam,

berkebun, usaha konservasi kehutanan, perikanan, hingga usaha perternakan. Dari

berbagai bidang yang dicakup oleh pertanian sudah dapat ditebak memiliki

banyak tipe-tipe bangunan pertanian sesuai dengan penggunaannya, bahkan dari

keseluruhan bidang tersebut, tipe bangunan satu dengan yang lain itu berbeda.

Pada laporan ini kami hanya membahas tentang bagunan pertanian yang

mencakup bidang pertanian bercocok tanam dan bidang peternakan. Bangunan

pertanian yang mencakup bidang bercocok tanam memiliki arti luas juga. Dimana

di dalamnya terdapat berbagai jenis bangunan, seperti rumah kaca (Green House),

rumah bayangan, dan juga tempat penyimpanan hasil produksi pertanian. Pada

bidang peternakan ada berbagai jenis tempat perawatan hewan ternak berdasarkan

jenis hewan yang dibudidayakan, seperti kandang ayam atau kandang burung

puyuh dan kandang kambing. Bangunan dari tiap kandang itu juga berbeda

struktur bangunannya, karena dilihat dari fungsionalnya.

II. TUJUAN

Tujuan dari praktikum Lingkungan Bangunan Pertanian ini adalah untuk

mengetahui jenis-jenis bagunan-bangunan dibidang pertanian dalam arti luas dan

bentuk pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari, serta untuk mengetahui

struktur tiap-tipa bangunan pertanian yang sedang diteliti.

4 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 5: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

TINJAUAN PUSTAKA

Lingkungan dan bangunan pertanian adalah salah satu cabang disiplin

ilmu dalam teknik pertanian yang fokus pada pengendalian lingkungan dalam

bangunan pertanian untuk pertumbuhan produksi dan mempertahankan mutu hasil

pertanian. Pengertian dan definisi dari bangunan pertanian secara fisik adalah

semua bangunan dengan berbagai macam tipe dan strukturnya, yang digunakan

untuk proses produksi di bidang pertanian dalam arti luas, meliputi bangunan

untuk produksi tanaman pertanian (rumah kaca, hidroponik, dan sebagainya),

produksi ternak (kandang dan sebagainya), bangunan untuk penyimpanan dan

penanganan pasca panen (gudang dan sebagainya), bangunan untuk menyimpan

alat dan mesin pertanian, perbengkelan, serta bangunan pertanian lainnya. Dalam

suatu bangunan pertanian, perlu diperhatikan aspek-aspek lingkungan mikro dan

pengendaliannya yang diperlukan untuk memaksimalkan fungsi dari bangunan

tersebut sesuai dengan tujuan dibangunnya. Aspek lingkungan tersebut meliputi

temperatur, kelembaban, cahaya, kualitas dan aliran udara, bau, hama dan

penyakit, dan sebagainya yang mempengaruhi kenyamanan, produktivitas, dan

kualitas dan masa simpan suatu produk hasil pertanian. Dari sudut pandang

keteknikan, lingkungan dapat dikendalikan secara tertutup.

A. Lingkungan mikro tanaman

Elemen lingkungan yang mempengaruhi produktivitas tanaman adalah

temperatur, kelembaban relatif, intensitas cahaya, angin, polutan, konsentrasi CO2,

serta pH, kadar nutrisi, dan kadar air media tanam. Media tanam yang digunakan

bervariasi, ditentukan oleh praktik menanam yang digunakan. Penanaman dengan

cara hidroponik tentu saja memerlukan penanganan pH, nutrisi, dan kadar air

media tanam yang berbeda jika dibandingkan dengan menggunakan media tanah,

sehingga penanganan lingkungan mikro akan sedikit berbeda. Penanganan faktor

lingkungan dalam rumah kaca juga berbeda jika dibandingkan dengan penanganan

lingkungan mikro tanaman dalam ruangan terbuka, mengingat bahwa dalam

rumah kaca intensitas panas dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dan struktur

bangunan.

5 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 6: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

B. Cahaya

Cahaya merupakan faktor lingkungan yang paling penting bagi tanaman

karena merupakan sumber energi bagi fotosintesis tanaman. Cahaya yang paling

penting bagi tanaman adalah cahaya tampak, yang memiliki panjang gelombang

antara 390-700 nm. Mengendalikan intensitas cahaya agar optimum bagi tanaman

merupakan hal yang sulit. Rekayasa lingkungan untuk mendapatkan kondisi

cahaya yang sesuai dapat dilakukan dengan sistem perlampuan. Hal ini umum

dilakukan jika intensitas cahaya alami yang tersedia kurang atau tidak ada. Namun

perlu diperhatikan bahwa tidak semua tanaman pertanian menyukai intensitas

cahaya tinggi, ada tanaman pertanian yang tumbuh subur dengan naungan, atau

tanaman pertanian dinaungi untuk tujuan tertentu (misal pohon teh untuk

membuat teh putih atau tembakau untuk mendapatkan daun yang lebar dan tipis).

Selain intensitas, durasi ketersediaan cahaya juga merupakan hal yang

penting. Sebagian tipe tanaman dipengaruhi oleh lamanya penyinaran agar

berbunga atau menghasilkan hasil yang baik, namun ada juga yang tidak;

misalnya, anggrek cattleya tidak akan berbunga jika lamanya penyinaran melebihi

15 jam sehari, bit gula tidak akan menghasilkan gula yang banyak jika tidak

mendapatkan cahaya lebih dari 8 jam sehari, dan tomat tidak dipengaruhi lamanya

penyinaran. Fenomena ini disebut fotoperiodisme.

C. Temperatur

Temperatur merupakan salah satu parameter lingkungan yang sangat

penting bagi tumbuhan. Temperatur di sekitar tanaman, baik temperatur udara, air,

ataupun tanah, dipengaruhi oleh banyak hal seperti durasi dan intensitas radiasi

matahari, laju pindah panas, laju transpirasi dan evaporasi, dan aktivitas biologis

di sekitar tanaman. Mudah mengukur temperatur udara di sekitar tanaman, namun

sulit mengukur temperatur tanaman itu sendiri. Biasanya temperatur daun

digunakan sebagai data yang mewakili karena permukaan daun yang luas serta

kegunaan daun sebagai organ transpirasi menjadikannya tolok ukur pengukuran

6 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 7: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

temperatur tanaman. Selain itu, temperatur tanah juga digunakan untuk mengukur

temperatur organ perakaran tanaman.

Hubungan antara temperatur udara dan pertumbuhan tanaman sangat

kompleks, namun pada umumnya mempengaruhi kinerja enzim tanaman dan

aktivitas air. Tanaman, selayaknya makhluk hidup lain di bumi ini,

kehidupannnya dikendalikan oleh aktivitas enzim di dalam maupun di luar sel.

Jika temperatur terlalu dingin, sel tidak akan aktif dan cenderung dorman,

sedangkan ketika temperatur terlalu tinggi, enzim perlahan-lahan akan mengalami

pengurangan aktivitas hingga akhirnya mati. Jika tidak ada aktivitas enzim,

kehidupan tidak akan berlangsung dengan baik. Selain itu, temperatur yang tinggi

juga akan menyebabkan laju transpirasi meningkat melebihi penyerapan air oleh

akar sehingga sel tanaman akan mengering dan mati. Temperatur bersama-sama

dengan kelembaban udara adalah yang paling mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan hama dan penyakit tanaman.

D. Kelembaban udara relatif

Kelembaban udara relatif (atau RH, Relative Humidity), adalah rasio

antara tekanan uap air aktual pada temperatur tertentu dengan tekanan uap air

jenuh pada temperatur tersebut. Pengertian lain dari RH adalah perbandingan

antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara pada suatu waktu tertentu

dengan jumlah uap air maksimal yang dapat ditampung oleh udara tersebut pada

tekanan dan temperatur yang sama. Dalam konteks budidaya tanaman,

kelembaban udara dipengaruhi dan mempengaruhi laju transpirasi tanaman.

Tingginya laju transpirasi akan meningkatkan laju penyerapan air oleh akar

hingga pada batas tertentu, namun jika terlalu tinggi melampaui laju penyerapan

dan terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanaman mengering.

Kelembaban udara, bersama dengan temperatur paling banyak mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan hama dan penyakit tanaman.

7 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 8: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

E. Kadar karbon dioksida di udara

Karbon dioksida adalah gas yang diperlukan oleh tanaman sebagai bahan

dasar berlangsungnya fotosintesis. Tanpa Karbon dioksida, tanaman tidak akan

menghasilkan hasil pertanian karena karbon dioksida bersama air dan cahaya

matahari merupakan bahan dasar proses pembentukan hasil-hasil pertanian

melalui fotosintesis tanaman.

F. Kecepatan angin

Kecepatan angin dalam hal ini adalah besarannya dan tidak bergantung

pada arah. Angin mempengaruhi laju transpirasi, laju evaporasi, dan ketersediaan

karbon dioksida di udara. Tanaman akan mengalami kemudahan dalam

mengambil karbon dioksida di udara pada kecepatan udara antara 0,1 hingga 0,25

m/s. American Society of Agricultural Engineering merekomendasikan kecepatan

angin dalam budidaya tanaman tidak melebihi 1 m/s. Pengendalian kecepatan

angin dapat dilakukan jika budidaya dilakukan dalam greenhouse dengan ventilasi

yang tidak terlalu terbuka serta dinding yang kedap udara.

G. Polutan

Polutan adalah segala sesuatu yang mencemari lingkungan. Polutan yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman dapat berupa polutan udara, tanah, maupun

air ketika dilakukan irigasi. Kerusakan tanaman dapat terjadi ketika udara di

sekitar tanaman mengandung amonia dalam kadar 8-40 ppm atau SO2 sebesar 1

ppm. Merkuri, baik dalam bentuk uap, polutan air, maupun dalam tanah, dapat

menyebabkan akumulasi merkuri pada hasil pertanian. Keberadaan gas etilena

dapat mencegah terbentuknya kuncup bunga.

8 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 9: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

H. Zona perakaran

Akar yang ditanam dalam media hidroponik

Zona perakaran merupakan tempat berdirinya tanaman dan sekaligus

berfungsi sebagai media tumbuh tanaman. Lingkungan perakaran juga menjadi

sumber air dan tempat tersimpannya nutrisi tanaman sebelum diserap oleh

tanaman. Zona perakaran juga merupakan tempat berlangsungnya difusi oksigen

ke akar. Zona perakaran tidak hanya berupa media tanah; penanaman secara

hidroponik memungkinkan tanaman ditanam di media non tanah. Media tersebut

antara lain sabut kelapa, arang, vermiculite, rockwool, perlite, air, dan sebagainya.

Bahkan tanaman yang ditanam secara aeroponik tidak memerlukan media tanam

apapun; akar langsung terekspos oleh udara.

I. Lingkungan mikro hewan

Lingkungan mikro hewan adalah faktor yang mempengaruhi kenyamanan

hidup hewan dan interaksinya dengan lingkungan sekitar (kandang, padang

rumput, dan sebagainya). Dalam bangunan pertanian kandang, pengendalian

kelembaban, temperatur, intensitas cahaya, dan bau serta pengaturan jarak antara

satu hewan dengan hewan lainnya penting untuk dilakukan demi kenyamanan dan

produktivitas hewan ternak.

9 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 10: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

Hewan dikatakan nyaman jika memenuhi persyaratan sebagai berikut:

Pembuluh darah tidak mengembang atau mengkerut, disebabkan

temperatur yang mengganggu kenyamanan hewan tersebut.

Evaporasi dari kulit dan saluran nafas hewan minimum, dapat dilakukan

dengan mengendalikan temperatur dan kelembaban kandang.

Rambut dan bulu tidak tegang.

Respon dan tingkah laku terhadap lingkungan (temperatur panas atau

dingin, bau, dan sebagainya) tidak terlihat.

J. Temperatur udara

Peranan temperatur udara dalam lingkungan mikro hewan sangat penting

dalam menentukan kenyamanan hewan ternak. Temperatur yang dibutuhkan

untuk setiap jenis hewan dan dalam kondisi tertentu berbeda-beda, menyebabkan

pengaturan temperatur mikro hewan menjadi sulit. Seperti contoh, hewan ternak

besar yang baru saja dilahirkan membutuhkan temperatur yang sedikit lebih tinggi

dibandingkan dengan hewan ternak besar dalam kondisi biasa agar tidak

mengalami hipotermia akibat proses adaptasi yang belum terlalu lama.

Temperatur kenyamanan bagi hewan ditentukan oleh jenis hewan ternak, usia,

jenis kelamin, jumlah pakan, dan kondisi kesehatan dan fisiologis hewan ternak.

Temperatur yang berada di luar temperatur kenyamanan hewan akan

menyebabkan hewan stress. Jika terlalu ekstrim panas akan menyebabkan hewan

mati akibat hipertermia, dan pada kondisi tersebut hewan mengalami penyerapan

panas yang terlalu tinggi. Sedangkan jika terlalu ekstrim dingin akan

menyebabkan hewan mati akibat hipotermia, dan hewan ketika itu mengalami

pengeluaran panas yang terlau tinggi.

Semua jenis hewan ternak yang umum berada di pasaran adalah hewan berdarah

panas, yang berarti hewan tersebut dapat mempertahankan temperatur tubuhnya

dengan mengatur kecepatan aliran darah, lebar penampang pembuluh darah, kadar

gula, ion tubuh, dan sebagainya.

10 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 11: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

Perilaku dan perubahan fisiologis hewan yang mungkin muncul ketika berada

dalam kondisi kedinginan yaitu:

Pembuluh darah mengkerut, rambut menjadi tegang, dan kulit menebal

diisi oleh kandungan lemak dan minyak. Kombinasi dari ketiganya

mengurangi besarnya pindah panas dari tubuh ke lingkungan

Metabolisme akan meningkat untuk meningkatkan panas tubuh. Hal ini

akan menyebabkan hewan cepat lapar dan membutuhkan makanan yang

lebih banyak

K. Jenis dan bangunan pertanian

Sebagai alat produksi, bangunan pertanian digunakan dalam kegiatan-

kegiatan atau proses produksi pertanian baik pra maupun pasca panen.

Berdasarkan fungsinya, maka bangunan pertanian dapat dikelompokkan dalam

berbagai macam atau jenis bangunan sebagai berikut:

1. Bangunan untuk produksi tanaman

Rumah tanaman, salah satu jenis bangunan untuk budidaya pertanian yang

paling umum

Bangunan untuk produksi tanaman umum disebut greenhouse atau

rumah kaca atau rumah tanaman; istilah terakhir muncul sejak

pembangunan greenhouse tidak lagi menggunakan kaca, tetapi juga plastik

dan fiberglass dengan alasan teknis maupun ekonomi. Rumah kaca

umumnya dibangun di wilayah subtropis dan wilayah dengan empat

11 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 12: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

musim. Bangunan ini dperlukan agar kegiatan bercocok tanam dapat

dilakukan ketika temperatur cuaca mematikan bagi tanaman pertanian.

Dengan rumah kaca, tanaman yang di dalamnya terlindungi dari

temperatur lingkungan serta mendapatkan temperatur yang cukup untuk

pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan cahaya matahari masih dapat

menembus atap dan dinding rumah kaca, sedangkan panas yang dihasilkan

dari elemen-elemen di dalam rumah kaca sulit keluar dan terperangkap di

dalam sehingga temperatur di dalam rumah kaca menumpuk dan

mengimbangi temperatur dingin di luar sehingga memungkinkan bagi

tanaman untuk hidup.

Tetapi, efek rumah kaca tidak dapat diterapkan di wilayah tropis

karena temperatur yang meningkat akan mematikan tanaman yang

didalamnya, mengingat bahwa temperatur lingkungan di wilayah tropis

sudah cukup untuk pertumbuhan tanaman. Greenhouse yang dibangun di

wilayah tropis umumnya tidak melindungi tanaman dari temperatur udara

luar. Hal ini karena konstruksi tembok yang tidak kedap udara dan atap

yang berventilasi, memungkinkan udara panas naik dan keluar dari

greenhouse. Namun greenhouse ini dapat melindungi tanaman dari

hujan dan serangan hama.

Bagunan rumah tanaman di negara Tropis

12 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 13: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

2. Bangunan untuk produksi ternak

Tipe-Tipe Kandang

Bangunan ternak yang dimaksud adalah bangunan untuk ternak

besar, ternak kecil, dan unggas. Di Indonesia, pada umumnya sudah

digunakan dalam skala luas kadang ayam yang dibangun dalam skala besar

untuk tujuan komersial, dilengkapi dengan peralatan-peralatan mekanis.

Usaha ternak sapi belum mampu berkembang sebesar usaha peternakan

ayam, karena umumnya usaha ternak sapi masih diusahakan petani baik

secara individu maupun berkelompok. Sistem perkandangannya pun masih

sederhana dan hanya mampu menampung dua hingga lima ekor sapi.

Peternakan besar sudah ada, namun jumlahnya terbatas sehingga masih

berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia.

Usaha di bidang peternakan memerlukan fasilitas perkandangan

yang baik agar produksinya baik. Untuk itu, diperlukan perancangan dan

desain yang baik pula, dan disesuaikan dengan jenis ternak dan skala usaha

yang ada. Yang paling utama adalah kandang tersebut berfungsi dengan

baik, menyediakan perlindungan dan lingkungan yang sesuai bagi

pertumbuhan dan kenyamanan hewan ternak.

3. Bangunan untuk penyimpanan hasil pertanian

Penyimpanan bahan hasil pertanian telah dilakukan oleh manusia

sejak 8000 tahun sebelum masehi pada saat manusia mulai menanam,

13 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 14: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

sedangkan penyimpanan bahan pangan sudah dimulai sejak manusia

melakukan budaya berburu dan mengumpulkan makanan untuk mencegah

kelaparan ketika musim yang tidak diinginkan datang. Produk hasil

pertanian secara luas, baik berupa hasil pertanian, perikanan, peternakan,

maupun kehutanan memerlukan fasilitas penyimpanan sebelum diproses

atau sebelum dipasarkan. Tujuan penyimpanan secara fisik adalah untuk

mempertahankan mutu dan mencegah kerusakan produk. Penyimpanan

diperlukan karena berkaitan dengan tujuan pemasaran, yaitu menunggu

hingga harga pasar baik untuk menjual hasil pertanian.

Jenis-jenis bangunan penyimpanan hasil pertanian:

Rumah pengepakan

Bangunan penyimpanan hasil pertanian dalam karung (gudang)

Bangunan penyimpanan hasil pertanian dalam bentuk curah (silo)

Bangunan penyimpanan kayu

Rumah beku untuk penyimpanan buah-buahan dan sayuran serta

hasil peternakan

Gudang adalah suatu bangunan penyimpanan yang memiliki

bagian-bagian konstruksi yang terdiri dari atap (penutup), dinding, dan

lantai, membentuk suatu ruangan perlindungan yang cukup luas untuk

menempatkan atau menyimpan berbagai macam barang atau komoditas.

Definisi ini membedakan fasilitas penyimpanan yang lain seperti lumbung,

peti, kotak, atau perlengkapan pengemasan lainnya. Gudang secara

konstruksi tidak banyak berbeda dengan gedung yang bersifat statis dan

memerlukan pondasi untuk memantapkan dan menstabilkan posisi dan

kedudukan bangunan tersebut.

14 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 15: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

Silo yang terdapat di Port Giles, Australia Selatan, yang digunakan untuk

menampung gandum

Penyimpanan hasil tanaman berupa biji-bijian dapat dilakukan

secara curah atau karung. Bangunan penyimpan biji-bijian curah umumnya

berbentuk lumbung atau silo berupa silinder tegak. Di Indonesia, yang saat

ini digunakan adalah lumbung yang berbentuk rumah panggung persegi.

Pada penyimpanan dengan sistem karung, biji-bijian dimasukan ke dalam

karung dan disimpan di gudang secara berumpuk-tumpuk.

Sedangkan penyimpanan buah-buahan, sayur-sayuran, hasil ternak,

dan hasil pertanian lainnya yang cepat membusuk akibat serangan mikroba

dan jamur, umumnya disimpan di ruangan berpendingin.

4. Bangunan untuk penyimpanan bahan, alat, dan mesin budidaya pertanian

Jenis bangunan ini sangat penting dalam usaha tani skala besar dan

komersial. Kondisi yang harus dipenuh dalam konstruksi bangunan

pertanian jenis ini adalah faktor keselamatan dan kesehatan kerja, mengingat

bahwa bangunan ini berguna untuk menyimpan bahan-bahan yang

diperlukan dalam kegiatan budidaya pertanian seperti benih, bahan-bahan

kimia seperti pupuk, pestisida, dan bahan bakar serta alat dan mesin

pertanian seperti traktor. Sebaiknya bangunan ini dilengkapi dengan fasilitas

keselamatan seperti pemadam kebakaran serta pintu darurat. Konstruksi

bangunan juga sebaiknya tahan api dan tidak mudah runtuh dalam kondisi

apapun. Kebutuhan fasilitas lainnya disesuaikan, misalnya untuk bangunan

penyimpanan traktor dan implemennya, diperlukan pintu yang besar.

15 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 16: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

5. Bangunan pertanian lainnya

Dalam usaha tani komersial, biasanya ada banyak jenis bangunan

pertanian karena banyaknya kebutuhan, misalnya infrastruktur jalan menuju

ladang atau kandang, pagar, bendungan, dan sebagainya.

L. Pengendalian lingkungan pada bangunan pertanian

Bangunan pertanian harus mampu mengatasi pengaruh buruk dari

lingkungan di luar bangunan. Pengendalian lingkungan di dalam bangunan

pertanian meliputi cahaya, temperatur, kelembaban, komposisi gas, dan

sebagainya. Untuk mempertahankan temperatur lingkungan di dalam suatu

bangunan pertanian, harus ada keseimbangan antara input dan output sumber

panas di dalam bangunan tersebut. Panas dapat masuk ke dalam bangunan

pertanian dari berbagai sumber, misalnya aliran udara masuk, peralatan mekanis,

lampu pencahayaan, aktivitas manusia, dan panas yang dihasilkan dari tanaman

maupun hewan di dalamnya. Sedangkan, panas dapat keluar dari bangunan

pertanian melalui udara keluar, konduksi bangunan pertanian, penyerapan panas

oleh elemen-elemen dalam bangunan, dan sebagainya. Besarnya kehilangan panas

konduksi dari suatu bangunan bergantung pada resistansi aliran panas pada

bangunan, luas dinding dan atap, serta perbedaan temperatur antara struktur

bangunan dan atmosfer.

Nilai konduktivitas panas bahan

Bahan Nilai konduktivitas (W/m.K)

Udara 0,024

Hidrogen 0,17

Air 0,61

Busa poliuretan 0,026

Polistirena 0,034

Papan gabus 0,043

Kayu 0,115

Salju 0,17-0,52

16 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 17: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

Gelas 0,34-1,21

Tanah 1,04-1,73

Beton 1,73

Baja 45,00

Aluminium 212,80

Tembaga 385,80

M.Pengendalian lingkungan pada bangunan produksi tanaman

Faktor lingkungan yang ada dalam greenhouse adalah cahaya, temperatur,

kelembaban, aliran udara, komposisi udara, dan media tanam. Sedangkan arah

pengendalian faktor lingkungan tersebut bergantung pada tujuan penggunaan

greenhouse. Pada daerah dengan empat musim, greenhouse digunakan untuk

melakukan kegiatan bercocok tanam di musim dingin atau menanam tanaman

pertanian yang tidak sesuai dengan iklim dan musim setempat dengan

mengendalikan kondisi lingkungan di dalamnya. Misalnya, untuk menghindari

udara dingin, ventilasi diminimalisasi sehingga udara dingin luar tidak dapat

masuk dan panas yang terperangkap di dalam tidak keluar dengan mudah.

Umumnya, tipe rumah kaca seperti ini membutuhkan bahan transparan yang

sangat bening namun tidak dapat ditembus oleh gelombang inframerah yang

dipancarkan oleh tanaman di dalamnya setelah menerima cahaya matahari

sehingga panas di dalam dapat dipertahankan. Bahan konstruksi bangunan juga

perlu diperhatikan, yaitu harus terbuat dari bahan dengan konduktivitas termal

yang rendah untuk mencegah hilangnya panas keluar dari bangunan dan yang

tahan terhadap cuaca ekstrim.

Untuk penggunaan di wilayah tropis, greenhouse umumnya digunakan

untuk melindungi tanaman dari hujan dan mencegah serangan hama dan penyakit,

akibat tingginya kelembaban udara wilayah tropis karena curah hujan yang tinggi

serta temperatur yang tinggi. Untuk itu, dinding greenhouse umumnya terbuat dari

kain kasa yang cukup rapat namun masih memungkinkan aliran udara dari luar

masuk ke dalam maupun sebaliknya. Selain itu, atapnya berventilasi sehingga

udara panas di dalam dapat keluar dengan mudah. Untuk pemilihan bahan

17 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 18: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

konstruksi bangunan, tipe greenhouse ini tidak membutuhkan jenis bahan

pertanian khusus melainkan bahan yang tahan terhadap korosi mengingat wilayah

tropis memiliki kelembaban udara yang tinggi.

Untuk penggunaan di daerah gurun, rumah kaca berfungsi untuk

menurunkan temperatur udara di dalam sehingga tidak sepanas udara di

lingkungan luar. Hal ini bertujuan agar tanaman dapat tumbuh, karena pada

umumnya kondisi gurun terlalu ekstrim untuk tanaman pertanian. Tipe

greenhouse seperti ini umumnya tertutup dengan atap yang tidak bening, namun

agak teduh untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk. Pengendalian

kelembaban udara juga diperhatikan, mengingat lingkungan gurun sangat kering.

Masalah yang mungkin timbul dari rapatnya konstruksi greenhouse dan

cenderung tertutup dari lingkungan luar adalah kadar karbon dioksida. Ventilasi

yang terlalu rapat dapat menyebabkan turunnya kadar karbon dioksida dalam

greenhouse. Fotosintesis yang terjadi di dalam greenhouse cenderung lebih intens

dibandingkan dengan kondisi di luar, menyebabkan penyerapan karbon dioksida

melebihi kondisi normal. Hal ini dapat diatasi dengan memperkaya kandungan

karbon dioksida di dalam greenhouse dengan suatu generator agar kadar kardon

dioksida di dalam tidak jatuh hingga di bawah normal.

N. Pengendalian lingkungan pada bangunan produksi ternak

Hubungan antara hewan ternak dan faktor lingkungannya sangat

kompleks; pemahaman terhadap hal ini sangat penting untuk menciptakan

lingkungan mikro hewan yang sesuai bagi pertumbuhan hewan. Pemenuhan

kondisi lingkungan yang sesuai merupakan salah satu syarat menciptakan

kenyamanan bagi hewan ternak yang pada akhirnya akan memberikan

produktivitas terbaiknya.

Kondisi temperatur yang baik bagi hewan yaitu kondisi di mana hewan

ternak tidak menunjukkan gejala responsif terhadap temperatur. Temperatur juga

mempengaruhi tingkat kenyamanan hewan ternak, di mana temperatur

18 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 19: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

kenyamanan bagi setiap jenis hewan ternak dan dalam kondisi tertentu berbeda-

beda. Hal ini berarti memerlukan desain kandang yang berbeda untuk setiap jenis

hewan ternak dalam setiap kondisi (kandang untuk hewan ternak yang baru lahir,

kandang untuk hewan ternak yang sedang hamil, kandang untuk hewan ternak

yang sedang sakit, dan sebagainya). Karena sesungguhnya, sulit untuk

menciptakan kondisi temperatur yang berbeda bagi hewan yang berbeda pada satu

kandang. Meski hewan ternak memiliki adaptasi homeostasis (pengkodisian

temperatur tubuh atau mempertahankan temperatur tubuh dan menyesuaikan diri

dengan lingkungan untuk menciptakan kenyamanan bagi dirinya sendiri), namun

hal itu membutuhkan energi yang tinggi dari hewan tersebut, yang dapat

mengakibatkan berkurangnya hasil hewan ternak yang dikehendaki.

Pengaturan temperatur dalam satu kandang dapat dilakukan dengan

pengaturan ventilasi. Jenis-jenis ventilasi yaitu ventilasi alamiah, dan ventilasi

mekanis di mana AC dan tungku penghangat juga termasuk di dalamnya.

Fasilitas di dalam kandang hewan ternak dibangun dengan memperhatikan

aspek tingkah laku dan kesehatan hewan. Umumnya hewan ternak termotivasi

untuk beristirahat, makan, minum, dan bergerak-gerak tergantung kondisi

lingkungan dan fisiologis yang didapatkan oleh hewan, dan itu membutuhkan

adaptasi struktur terhadap hal-hal tersebut, seperti contoh, sapi menghabiskan

sebagian besar hidupnya dengan beristirahat, sehingga diperlukan konstruksi

kandang yang memungkinkan bagi sapi untuk merasa nyaman ketika ia

beristirahat.

Faktor lainnya yang digunakan untuk konstruksi kandang hewan adalah

pembebanan terhadap lantai kandang oleh peralatan-peralatan kandang dan beban

hewan ternak. Selain itu, diperlukan konstruksi lantai yang mudah dilakukan

pembersihan dan anti slip, khususnya pada kandang hewan ternak besar untuk

mencegah terjadinya kecelakaan bagi hewan ternak. Selain itu, diperlukan

drainase yang baik agar kotoran dan sisa-sisa makanan serta air yang tergenang

tidak menjadi sarang penyakit.

19 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 20: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

Material yang digunakan dalam konstruksi kandang di segala aspek secara

umum harus resisten terhadap hal-hal berikut:

Serangan bahan kimia dan pelapukan

Kondisi iklim dan temperatur ekstrim

Pengaruh hama

Pengaruh kegiatan pencucian kandang (tekanan air dan sebagainya)

METODOLOGI

Metodologi praktikum ini adalah dengan mengamati secara langsung tipe-

tipe bangunan pertanian di lapangan, mencatat tiap bagian bangunan serta

mengambil gambar bangunan dengan kamera sebagai bukti praktikum. Praktikum

ini dilaksanakan pada hari Senin, 7 Juni 2010 di lahan percobaan Fakultas

Pertanian Universitas Sriwijaya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

20 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 21: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

A. Rumah Tanaman

Rumah tanaman yang terdapat di lahan percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Sriwijaya adalah tipe rumah bangunan tanaman untuk perlindungan

terhadap sinar matahari langsung dan perlindungan dari hujan. Struktur bangunan

rumah tanaman tersebut memiliki panjang 21 m, lebar 16 m, dan tinggi bangunan

sekitar 3.75 m serta tinggi atap sekitar 3 m. rumah tanaman ini berbentuk persegi

dan struktur penopang bangunan menggunakan tiang besi dan bagian tengah

bangunan ditopang oleh 8 buah tiang besi (terlihat pada gambar di bawah yang

dilingkari) dan tinggi masing-masing tiang besi itu sekitar 2.5 m. Dinding rumah

tanaman itu tidak terbuat dari kaca atau plastic melainkan dengan menggunakan

jaring-jaring kawat.

Struktur bagian atap tidak menggunakan bahan dari kaca atau plastic tetapi

dengan menggunakan kasa plastic yang berlubang serta bewarna hitam. Tujuan

dari penggunaan kasa plastic ini adalah bukan untuk merangkap panas, tetapi

untuk melindungi tanaman dari sinar matahri langsung dan hujan.

Tanaman yang terdapat dalam rumah tanaman tesebut adalah berupa

tanaman hias seperti sansivera, palem, tricolour, suji, purin, asoka hitam,

aglonema, duku, jambu merah, bambu merah, lidah mertua dan lain-lainnya.

21 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 22: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

Isi dari rumah tanaman yang terdapat di lahan percobaan. Sebagian besar berisi

tanaman hias

Rumah tanaman merupakan sebutan untuk tempat tanaman dibudidayakan

atau hanya sekadar tempat perlindungan. Rumah tanaman memiliki banyak fungsi

dan memiliki struktur bangunan yang berbeda ditiap belahan dunia. Sebagai

contoh di negara empat musim atau subtropics, rumah tanaman lebih sering disbut

rumah kaca atau greenhouse. Rumah kaca adalah suatu struktur dengan atap kaca

atau plastik dan sering kaca atau dinding plastik; itu memanas karena radiasi

matahari masuk terlihat dari matahari diserap oleh tanaman, tanah, dan hal-hal

lainnya di dalam gedung. Greenhouse yang dibangun di wilayah tropis umumnya

tidak melindungi tanaman dari temperatur udara luar. Hal ini karena konstruksi

tembok yang tidak kedap udara dan atap yang berventilasi, memungkinkan udara

panas naik dan keluar dari greenhouse. Namun greenhouse ini dapat melindungi

tanaman dari hujan dan serangan hama.

Rumah kaca di negara subtropis (kiri) dan rumah kaca di negara tropis (kanan)

22 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 23: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

Rumah kaca dapat dibagi ke dalam rumah kaca rumah kaca kaca dan

plastik. Plastik banyak digunakan adalah PEfilm dan lembar multiwall di PC atau

PMMA. rumah kaca kaca komersial untuk sayuran atau bunga sering sarana

produksi berteknologi tinggi. Rumah kaca kaca penuh dengan peralatan seperti

instalasi skrining, pemanasan, pendinginan, pencahayaan dan dapat secara

otomatis dikendalikan oleh komputer.

B. Bangunan Peternakan

Bagunan peternakan yang terdapat di lingkungan Fakultas Pertanian

adalah kandang kambing peranakan Etawa dan kandang ayam serta kandang

burung puyuh. Pada bangunan kandang kambing memiliki panjang sekitar 6 m,

lebar sekitar 3 m, dan tinggi 4 m. Jika dilihat dari ukurannya, kandang kambing

tersebut bukanlah kandang kambing yang besar.

Struktur bangunan kandang kambing

Kandang itu hanya dapat menampung 10 ekor kambing. Kemudian dari

struktur bangunannya dinding dan lantai terbuat dari papan kayu dan terdapat

jaring-jaring kawat yang berfungsi sebagai ventilasi udara dan memudahkan sinar

matahari masuk. Bangunan kandang tersebut bentuk rumah panggung, fungsinya

agar kotoran kambing dapat langsung jatuh ke bawah dan mudah dibersihkan.

Kemudian atap yang digunakan adalah seng. Pada bagian bawah pondasi kandang

sudah dicor atau diberi semen.

23 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 24: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

Kemudian bangunan kandang burung puyuh. Bangunan ini terbuat dari

papan kayu dengan panjang sekitar 6 m, lebar sekitar 3.5 m, dan tinggi sekitar 4

m. Dinding bangunan tersebut dari beton dan bagian atas bangunan terdiri dari

jaring-jaring kawat. Sebagian jaring kawat ditutupi plastik yang berfungsi untuk

mencegah masuknya air hujan secara langsung ke kandang burunh puyuh. Pada

bagian atap terbuat dari kayu dan atap sendiri dari seng.

Struktur bangunan kandang burung puyuh

Perlu diperhatikan dalam perawatan kandang baik kandang kambing dan

juga kandang burung puyuh yaitu adalah sanitasi dan tempat pembersihan dari

kotoran hewan tersebut. Secara rutin kandang harus dibersihkan, dan usahakan

kandang selalu dalam keadaan bersih dan kering. Kandang yang basah dan terlalu

lembab dapat menyebabkan produktivitas hewan ternak tidak maksimal

dikarenakan sakit. Terutama bagi hewan unggas, dimana kandang harus selalu

steril dan tidak kotor. Agar tidak muncul penyakit, seperti flu burung dan

sejenisnya. Bagi kandang kambing, dimana kotoran harus sesering mungkin

dibersihkan, dan kandang tidak basah dan lembab. Karena dapat menimbulkan

penyakit kulit pada kambing dan juga dapat terinfeksi bakteri Antrax. Kandang

juga harus disterilkan sesuai jadwal dan hewan ternak diberi vaksinasi agar kebal

dari berbagai penyakit. Dengan demikian produktivitas hewan ternak akan

maksimal.

24 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 25: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

KESIMPULAN DAN SARAN

I. KESIMPULAN

Dari penjabaran dan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

Lingkungan dan bangunan pertanian adalah salah satu cabang disiplin

ilmu dalam teknik pertanian yang fokus pada pengendalian lingkungan

dalam bangunan pertanian untuk pertumbuhan produksi dan

mempertahankan mutu hasil pertanian.

Aspek lingkungan meliputi temperatur, kelembaban, cahaya, kualitas dan

aliran udara, bau, hama dan penyakit, dan sebagainya yang mempengaruhi

kenyamanan, produktivitas, dan kualitas dan masa simpan suatu produk

hasil pertanian.

Terdapat pembagian bangunan-bangunan pertanian yaitu, bangunan untuk

produksi tanaman (rumah tanaman, greenhouse), bagunan peternakan

(kandang), bangunan penyimpanan hasil pertanian (gudang, silo, dolog),

bangunan untuk menyimpan alat dan mesin pertanian.

Rumah tanaman merupakan sebutan untuk tempat tanaman dibudidayakan

atau hanya sekadar tempat perlindungan.

Struktur bangunan dan bahan bangunan rumah tanaman banyak

macamnya. Ada yang terbuat dari kaca, plastik, dan fiberglass, bahan itu

biasa digunakan di negara subtropis karena untuk merangkap panas yang

baik untuk pertumbuhan tanaman.

Sedangkan struktur rumah tanaman di negara tropis dengan menggunakan

jaring-jaring kawat dan atap dengan kasa plastic, yang fungsinya tempat

naungan dari sinar matahari langsung dan hujan.

Pada bangunan kandang harus memperhatikan sirkulasi udara dan sanitasi.

Bangunan peternakan/kandang seperti pada kambing biasa dibuat rumah

panggung agar mudah dalam pembersihan kotorannya. Kalau untuk hewan

unggas juga harus diperhatikan adalah sirkulasi udara dan sanitasi serta

pencahayaan.

25 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 26: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

II. SARAN

Untuk negara tropis seperti Indonesia, rumah kaca tidak efektik digunakan

sebagai tempat pembudidayaan tanaman, karena fungsi dari rumah kaca adalah

untuk merangkap energy panas dari matahari, jika diterapkan di negara tropis,

akan mematikan tanaman di dalamnya. Maka lebih tepat digunakannya rumah

tanaman/rumah kaca yang terbuat dari kasa plastic berlubang dan dinding rumah

rumah tanaman dari jaring kawat. Dengan demikian tanaman dapat terlindungi

dari sinar matahari langsung dan hujan.

Untuk bangunan kandang, lebih diperhatikan sanitasi dan tempat

pencahayaan alami. Sanitasi sangat dibutuhkan dalam pengembangan usaha

ternak. Karena dapat mempengaruhi produktivitas hewan ternak dari segi

kesehatan. Kandang yang baik adalah kandang yang selalu dibersihkan kotoran

hewan secara berkala dan kandang tidak basah dan lembab. Sterilisasi kandang

secara berkala dapat memperkecil terjangkitnya penyakit yang dapat menyerang

hewan ternak kapan saja dengan vaksinasi secara berkala tentunya.

26 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 27: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

DAFTAR REFERENSI

Rokhani, H. 2009. Pengendalian Lingkungan Dalam Bangunan Pertanian. Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor.

http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_Bangunan_Pertanian (diakses pada tanggal 11 Juni 2010)

http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_Kaca (diakses pada tanggal 11 Juni 2010)

27 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|

Page 28: Lingkungan Bangunan Pertanian (Agricultural Environtment Building Study)

28 LINGKUNGAN BANGUNAN PERTANIAN|