Linea Albaasdfaa
-
Upload
irfan-cahya-permana -
Category
Documents
-
view
226 -
download
0
Transcript of Linea Albaasdfaa
-
7/28/2019 Linea Albaasdfaa
1/7
Linea alba merupakan Alur horizontal pada mukosa setinggi bidang oklusal, meluas dari lip
commissure sampai gigi posterior, biasanya berhubungan dengan tekanan, iritasi friksional, atau
sucking trauma. Berupa garis putih yang lateral akibat dari hyperkeratosis trauma jaringan dari
hasil gesekan gigi yang berdekatan dan sesuai dengan konfigurasi gigi di daerah ini. Gesekan
gigi-gigi dapat menyebabkan perubahan-perubahan epitel yang menebal dan terdiri dari jaringan
hiperkeratotik.
Etiologi :
Variasi dalam diet dan kebersihan mulut
Frekuensi kontak geesekan dengan makanan dan gigi
Efek dari merokok, tekstur makanan, dan penyebab iritasi lainnya
Iritasi Penebalan epitel (hiperkeratotik) respon gesekan pada gigi.
Gambaran Klinis :
Asimptomatik
Umumnya bilateral,
Lebih sering terjadi pada individu dengan reduced overjet pada gigi posterior, dan
Terbatas pada rahang yang bergigi.
Tidak dapat dihapus
Treatment:
Tidak perlu perawatan
Penyebabnya dihilangkan
Test diagnostic:
test diagnostic berdasarkan
gambaran klinis
Biopsi ;
sangat jarang dilakukan,
-
7/28/2019 Linea Albaasdfaa
2/7
kecuali memiliki gambaran
atipikal atau diagnosisnya
tidak pasti
Linea alba ini biasanya terentang mulai dari sudut mulut hingga ke daerah gigi yang terletak di
ujung rahang, dan letaknya kira-kira sejajar dengan permukaan kunyah gigi. Sama halnya dengan
cheek biting, linea alba juga merupakan mukosa (jaringan lunak) yang berkeratin. Linea alba ini
sebenarnya adalah variasi normal dan bukan suatu penyakit, seperti misalnya tahi lalat, dimana
tidak dimiliki pada setiap orang namun bukan sesuatu yang harus dikhawatirkan.
Sebagai tes awal yang cukup mudah dilakukan untuk membedakan apakah garis putih ini hanya
variasi normal atau sesuatu penyakit (misalnya jamur), Anda bisa mencoba untuk mengangkat
lagi garis putih tersebut dirumah menggunakan kasa steril secara perlahan, dan lihat dengan
seksama apakah dibawah daerah yang terkelupas meninggalkan daerah kemerahan. Jangan
diusap-usap berlebihan dengan kasa, karena bisa jadi timbul kemerahannya akibat gesekan
dengan kasa. Bila tidak ada daerah kemerahan, maka Anda tidak perlu khawatir dengan
keberadaan garis putih ini.
Jika betul ada daerah kemerahan, maka bisa dicurigai bahwa garis tsb bukan sekedar variasi
normal dan perlu diperiksa lebih lanjut. Perlu dicamkan bahwa infeksi jamur di rongga muluttidak bisa terjadi dengan mudahnya, karena dalam keadaan normal keberadaan jamur di rongga
mulut ditekan oleh mikroorganisme yang merupakan flora normal mulut . Namun pada kondisi
tertentu, misalnya kondisi imun pasien menurun, menderita penyakit sistemik yang menurunkan
daya tubuh, mengkonsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka panjang, penggunaan gigi tiruan
dengan kebersihan mulut yang buruk, dan kondisi lain maka infeksi jamur lebih mudah terjadi.
Bila Anda ingin lebih yakin, tidak ada salahnya untuk berkonsultasi lebih lanjut ke dokter gigi
spesialis penyakit mulut (drg. Sp.PM)
Linea Alba
Linea alba adalah suatu perubahan yang sering terjadi pada mukosa bukal yang berhubungan
dengan adanya penekanan, iritasi friksional akibat gesekan, atau trauma pada bagian muka gigi
-
7/28/2019 Linea Albaasdfaa
3/7
karena kebiasaan menghisap (sucking trauma). Sesuai dengan namanya, perubahan yang terjadi
terdiri atas garis putih yang (biasanya) bilateral. Linea alba terletak pada mukosa bukal setinggi
dengan bidang oklusi gigi yang di dekatnya. Garis yang terbentuk lebih terlihat jelas pada
mukosa bukal yang berbatasan dengan gigi posterior. Tidak ada terapi yang dibutuhkan dan tidak
terdapat komplikasi dari kejadian ini.
Linea alba pada mukosa bukal kanan
Morsicatio Buccarum
Morsicatio berasal dari bahasa latin yang berarti gigitan. Kebiasaan menggigit-gigit kronis bias
mengakibatkan terbentuknya lesi yang paling sering terletak di mukosa bukal dan dapat
ditemukan juga pada mukosa labial dan batas lateral lidah. Prevalensi morsicatio buccarum lebih
tinggi pada orang-orang yang mengalami stress atau dengan masalah psikologis.
Lesi morsicatio buccarum biasanya ditemukan bilateral pada mukosa bukal disertai lesi pada
bibir dan lidah, atau bisa juga ditemukan hanya pada bibir atau libal, dah. Lesi yang terbentuk
tebal, seperti area parut berwarna putih (tidak rata) yang biasa disertai dengan eritema, erosi,
aatau ulserasi fokal traumatik. Mukosa yang mengalami perubahan biasanya terletak di tengah
anterior mukosa bukal di sepanjang bidang oklusi. Lesi yang besar bisa terbentuk melebar ke
arah atas atau bawah bidang oklusi pada pasien yang memiliki kebiasaan menekan pipi ke arah
antara gigi dengan menggunakan jari.
http://4.bp.blogspot.com/-cx09gYP1BJs/Tab48kgVvfI/AAAAAAAAAOA/t2Vy4HDa7Og/s1600/linea+alba.jpg -
7/28/2019 Linea Albaasdfaa
4/7
Secara klinis, penampilan morsicatio buccarum cukup untuk menegakkan diagnosis, sehingga
biopsi jarang dilakukan. Hasil biopsi pada kasus ini menunjukkan hiperkeratosis yang luas serta
dapat ditemukan juga sel bervakuola pada lapisan mukosa. Tidak dibutuhkan penatalaksanaan
khusus untuk lesi ini, juga tidak terdapat komplikasi dari perubahan mukosa yang terjadi.
Morsicatio buccarum
a. Linea AlbaLinea alba adalah suatu perubahan yang sering terjadi pada mukosa bukal
yang berhubungan dengan adanya penekanan, iritasi friksional akibat gesekan, atau
trauma pada bagian muka gigi karena kebiasaan menghisap (sucking trauma). Sesuai
dengan namanya, perubahan yang terjadi terdiri atas garis putih yang (biasanya)
bilateral. Linea alba terletak pada mukosa bukal setinggi dengan bidang oklusi gigi
yang di dekatnya. Garis yang terbentuk lebih terlihat jelas pada mukosa bukal yang
berbatasan dengan gigi posterior. Tidak ada terapi yang dibutuhkan dan tidak terdapat
komplikasi dari kejadian ini (Neville dkk., 2009).
Linea alba pada mukosa bukal kanan
http://4.bp.blogspot.com/-cx09gYP1BJs/Tab48kgVvfI/AAAAAAAAAOA/t2Vy4HDa7Og/s1600/linea+alba.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-1Zo_cWDbGEY/Tab5agRfrBI/AAAAAAAAAOI/HN0mjZEiB1g/s1600/morsicatio+bucarum.jpghttp://4.bp.blogspot.com/-cx09gYP1BJs/Tab48kgVvfI/AAAAAAAAAOA/t2Vy4HDa7Og/s1600/linea+alba.jpghttp://2.bp.blogspot.com/-1Zo_cWDbGEY/Tab5agRfrBI/AAAAAAAAAOI/HN0mjZEiB1g/s1600/morsicatio+bucarum.jpg -
7/28/2019 Linea Albaasdfaa
5/7
b. MorsicatioBuccarum (chronic cheek chewing)Morsicatio berasal dari bahasa latin yang berarti gigitan. Kebiasaan
menggigit-gigit kronis bisa mengakibatkan terbentuknya lesi yang paling sering
terletak di mukosa bukal dan dapat ditemukan juga pada mukosa labial dan batas
lateral lidah. Prevalensi morsicatio buccarum lebih tinggi pada orang-orang yang
mengalami stress atau dengan masalah psikologis.
Lesi morsicatio buccarum biasanya ditemukan bilateral pada mukosa bukal
disertai lesi pada bibir dan lidah, atau bisa juga ditemukan hanya pada bibir atau
lidah. Lesi yang terbentuk tebal, seperti area parut berwarna putih (tidak rata) yang
biasa disertai dengan eritema, erosi, atau ulserasi fokal traumatik. Mukosa yang
mengalami perubahan biasanya terletak di tengah anterior mukosa bukal di sepanjang
bidang oklusi. Lesi yang besar bisa terbentuk melebar ke arah atas atau bawah bidang
oklusi pada pasien yang memiliki kebiasaan menekan pipi ke arah antara gigi dengan
menggunakan jari.
Secara klinis, penampilan morsicatio buccarum cukup untuk menegakkan
diagnosis, sehingga biopsi jarang dilakukan. Hasil biopsi pada kasus ini menunjukkan
hiperkeratosis yang luas serta dapat ditemukan juga sel bervakuola pada lapisan
mukosa. Tidak dibutuhkan penatalaksanaan khusus untuk lesi ini, juga tidak terdapat
komplikasi dari perubahan mukosa yang terjadi (Neville dkk., 2009).
LICHEN PLANUS
LICHEN PLANUS
Lichen planus adalah lesi putih ataupun plak pada mukosa rongga mulut yang tidak dapat
dihapuskan dan tidak dapat dikategorikan sebagai salah satu lesi putih yang lain. Lesi pada
rongga mulut dapat disertai dengan lesi pada membrana mukosa yang lain ataupun pada kulitterutama pada pergelangan tangan dan kaki. Lesi oral dari lichen planus cenderung untuk lebih
menetap daripada yang ada di kulit. Daerah yang paling sering terkena adalah mukosa pipi.Lidah, bibir, palatum, gusi dan dasar mulut juga dapat terkena.
Etiologi
Etiologinya tidak diketahui meskipun bukti menunjukkan bahwa lichen planus adalah kelainanimunologik, kemungkinan suatu penyakit autoimun, dimana limfosit T merusak lapisan sel basal
dari epitel yang terkena. Subset sel T CD4 maupun CD8 sudah dijumpai dalam popoulasi
http://atangwala.blogspot.com/2010/07/lichen-planus.htmlhttp://atangwala.blogspot.com/2010/07/lichen-planus.htmlhttp://atangwala.blogspot.com/2010/07/lichen-planus.html -
7/28/2019 Linea Albaasdfaa
6/7
limfosit submukosa. Orang yang gugup, emosional, trauma, malnutrisi, dan alergi merupakan
predisposisi untuk lichen planus.
PatogenesisPeningkatan produksi sitokin TH1 merupakan kunci dan penanda awal terjadinya LP, yang
diinduksi secara genetik, dan adanya polimorfisme genetik dari sitokin yang terlihat
mendominasi, baik pada lesi yang berkembang hanya pada mulut (diasosiasikan denganinterferon-gamma (IFN-)) atau pada mulut dan kulit (diasosiasikan dengan tumor nekrosisfaktor-alpha(TNF-)). Sel T yang teraktivasi kemudian akan tertarik dan bermigrasi melalui
epitelium mulut, lebih jauh akan tertarik oleh adhesi molekul interseluler (ICAM-1 dan VCAM),
regulasi ke atas dari protein matriks ekstraseluler membran dasar epitelial, termasuk kolagen tipeIV dan VII, laminin dan integrin, dan kemungkinan oleh jalur sinyal CXCR3 dan CCR5. Sitokin
disekresi oleh keratinosit misalnya TNF- dan interleukin (IL)-1, IL-8, IL-10, dan IL-12 yang
juga kemotaktik untuk limfosit. Sel T kemudian akan berikatan pada keratinosit dan IFN-, dan
regulasi berkelanjutan dari p53, matriks metalloproteinase 1 (MMP1) dan MMP3 memicu proseskematian sel (apoptosis), yang akan menghancurkan sel basal epitelial.
Perjalanan kronis dari OLP merupakan hasil dari aktivasi faktor nuklear mediator inflamasi
kappa B (NF-B), dan inhibisi dari jalur pengontrol faktor pertumbuhan transformasi (TGF-beta/smad) yang menyebabkan hiperproliferasi keratinosit yang memicu timbulnya lesi putih.
Gambaran Klinis
Lichen planus, secara klinis merupakan lesi putih. Dimana secara klinis menunjukkan suatu
lapisan putih yang berupa anyaman homogen atau yang tidak homogen yang tidak terkelupas.Lesi ini secara klinis mempunyai tipe erosi dan non erosi. Dapat terjadi pada seluruh pemukaan
rongga mulut dan erat hubungannya dengan infeksi jamur atu virus.
Lesi-lesi kulit dari lichen planus pada awalnya terdiri atas papula-papula kecil, puncaknya rata,merah dengan tengah bengkak. Lesi-lesi tersebut dapat membesar dan begabung menjadi plak
yang lebih lebar. Papula sedikit demi sedikit berubah warna menjadi ungu dan lichenifikasi
permukaan terdiri atas striae putih kecil. Lesi tersebut biasanya gatal dan dapat berubah warna
menjadi kuning atau coklat sebelum menghilang. Distribusi bilateral pada permukan fleksor dariekstremitas adalah hal yang biasa, kadang-kadang mengenai kuku jari. Pasien dengan papula
tertentu yang ungu, bersegi banyak, gatal pada kulit seringkali secara serempak mempunyai lesi-
lesi intraoral.
Gambar : Tampak lesi kulit dari Lichen planus
Manifestasi OralPada lesi intraoral dapat timbul keluhan rasa tidak nyaman sampai nyeri atau terbakar ketika
makan makanan pedas. Lesi-lesi oral pada lichen planus memiliki 2 tipe :
1. Tipe non erosif
a. Striaelesi berupa banyak garis-garis atau papula-papula putih halus yang tersusun dalam suatu jaringan
mirip jala.
Gambar : lesi oral dari lichen planus tipe striae
b. Atrofik
akibat dari atrofi epitel dan terutama tampak sebagai bercak-bercak mukosa yang merah, tanpaulserasi. Tipe striae seringkali dijumpai di tepi lesinya.
-
7/28/2019 Linea Albaasdfaa
7/7
Gambar : lesi oral dari lichen planus tipe atrofik
2. Tipe erosif
a. Plak
Lesi berupa bercak putih padat yang mempunyai permukaan yang licin, sedikit tidak teratur, danasimetris. Lesi tersebut umumnya dijumpai pada mukosa pipi dan lidah. Pasien tidak akanmenyadari adanya lesi ini.
Gambar : Lesi oral dari lichen planus tipe mirip plak
b. Erosif
Bila permukaan epitel sama sekali hilang dan mengakibatkan ulserasi. Mukosa pipi dan lidah
adalah daerah yang umum terkena. Pada awalnya timbul vesikel atau bulla, yang akhirnyatererosi dan menjadi ulserasi. Lesi-lesi yang matang mempunyai tepi-tepi merah tak teratur,
pseudomembran sentral nekrotik yang kekuning-kuningan dan bercak putih melingkar yang
sering terdapat di perifernya. Keadaan ini sangat sakit dan dapat terjadi cepat sekali.
Gambar : lesi oral dari lichen planus tipr erosif
Pemeriksaan
Dalam banyak kasus, gambaran klinis saja dapat memastikan diagnosis lichen planus oral. Biopsi
tidak perlu dilakukan. Lesi-lesi intaoral tanpa gejala dapat dibiarkan. Biopsy dari bentuk atrofikdan erosive harus dilakukan pada tepi lesinya.
Pada gambaran HPA:
Gambaran mikroskopis lesi lichen planus menunjukkan gambaran yang sanagt spesifik di mana
menunjukkan adanya 3 karakter yang khas, yaitu :1. adanya kerusakan lapisn membran basalis epitelium,
2. adanya infiltrasi sel-sel limfosit yang padat disertai membentuk untaian (band),
3. adanya eosinofilik material pada daerah lamina propia
Gambar: Menunjukkan adanya kerusakan membran basalis, infiltrasi limfosit, membentuk
untaian/band, disertai adanya eosinofilik material pada lamina propia
Penatalaksanaan
1. Istirahat
2. Anxiolitik3. Steroid dan imunosupresan topical atau sistemik, untuk lichen planus yang kronis, bergejala
dan erosive.
4. Kortikosteroid topical, dipantau dengan cermat untuk melihat perubahan menjadi keganasan
pada tipe erosi5. Waspadai infeksi kandida yang sering memperparah dan menghambat proses penyembuhan