Web viewsang bayi yang berumur tujuh hari sampai satu bulan dibawa mandi ke sungai oleh bakonya yang...
Transcript of Web viewsang bayi yang berumur tujuh hari sampai satu bulan dibawa mandi ke sungai oleh bakonya yang...
PEMBAHASAN
1. LAMBANG KABUPATEN SOLOK DAN MAKNANYA
Arti Bentuk Lukisan Lambang
1. Mesjid dan Rumah Gadang melambangkan Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi
Kitabbullah
2. Dua buah Garis Biru Bergelombang dan Berpuncak Tiga melambangkan Tiga buah
Danau Besar dan Dua Buah sungai Terbesar
3. Padi dan Kapas melambangkan Kemakmuran dan Kesejahteraan
4. Motto “ Alua Jo Patuik” mencerminkan demokrasi yang dituangkan dalam musyawarah
untuk menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan
5. kebenaran dan keadilan
6. Warna Hijau berarti Harapan Masa Depan yang Lebih Baik
7. Warna Putih berarti Suci
8. Warna Merah berarti Beran
9. Warna Hitam Berarti Abadi, Ulet, Tabah, dan Tahan Uji.
1
2. PETA GEOGRAFIS WILAYAH KAB. SOLOK
Pemekaran wilayah Kabupaten Solok pada akhir tahun 2003 telah melahirkan satu
kabupaten baru yaitu Kabupaten Solok Selatan. Dengan tejadinya pemekaran ini berarti luas
wilayah Kabupaten Solok mengalami pengurangan secara signifikan dari semula 708 402
Ha (7 084.02 Km2) menjadi 373 800 Ha (3 738.00 Km2). Secara geografis letak Kabupaten
Solok berada antara 010 20’ 27’’ dan 010 2’39” Lintang Selatan dan 1000 25’ 00” dan 1000 33’
43” Bujur Timur. Topografi wilayah sangat bervariasi antara dataran, lembah dan berbukit-
bukit dengan ketinggian antara 329 meter – 1 458 meter di atas permuakaan laut.
Kabupaten Solok disamping punya banyak sungai juga memiliki banyak danau yang
terkenal dengan pesona keindahan alamnya. Diantara danau-danau tersebut, yang terluas
adalah Danau Singkarak, diikuti oleh Danau Kembar (Danau Diatas dan Danau Dibawah)
serta Danau Talang. Disamping itu Kabupaten Solok juga memiliki satu gunung berapi yaitu
Gunung Talang.
2
Dilihat dari sudut pandang letak Kabupeten Solok, posisinya sangat stategis karena
disamping dilewati jalur Jalan Lintas Sumatera juga daerahnya berbatasan langsung dengan
Kota Padang selaku ibukota Propinsi Sumatera Barat. Adapun batas-batas wilayah
Kabupaten Solok sebagai berikut :
Sebelah Barat : Kota Padang dan Kab. Pesisir Selatan
Sebelah Utara : Kabupaten Tanah Datar
Sebelah Timur : Kabupaten Sawahlunto / Sijunjung
Sebelah Selatan : Kabupaten Solok Selatan
Ditinjau dari komposisi pemanfaatan lahan, pada tahun 2009 sebagian besar (38.88%)
wilayah Kabupaten Solok masih berstatus hutan negara dan 16.02% berstatus hutan rakyat.
Sedangkan yang diolah rakyat untuk ladang/kebun 10.32% dan dikelola perusahaan
perkebunan 2.09%. Pemanfaatan lahan untuk sawah lebih kurang 6.30% dan merupakan
areal sawah terbesar di Sumatera Barat.
Sebagai sentra produksi padi di Sumatera Barat, pada tahun 2009 areal sawah terluas di
Kabupaten Solok berada di Kecamatan Gunung Talang, kemudian diikuti oleh Kecamatan
Kubung, dan Bukit Sundi. Kecamatan-kecamatan lain luas areal sawahnya masih di bawah
angka 3000 Ha.
Semenjak pusat pemerintahan dialihkan ke Arosuka sebagai ibukota Kabupaten Solok
jarak tempuh ke Kota Padang selaku ibukota Propinsi menjadi semakin pendek yaitu 40 km.
Sedangkan jarak ke Kota Medan 825 km dan ke Banda Aceh 1 433 km. Disisi lain terjadi
sedikit penambahan jarak kalau bepergian dari ibu kota kabupaten ke ibu kota propinsi lain
seperti Pekanbaru (231 km), Jambi (495 km), Palembang via Muara Enim (993 km),
Bengkulu via Muaro Bungo (736 km) dan Bandar Lampung (1 170 km).
3. ADAT KELAHIRAN.
a. Turun mandi
Pada zaman dahulu, setelah anak lahir terutama anak pertama dilakukanlah
selamatan oleh pihak keluarga ibunya yang disebut ‘cilok aie’ yakni turun mandi. Pada
acara ini diadakan pesta dipanggil seluruh sanak famili dan orang kampung. Pada hari itu
sang bayi yang berumur tujuh hari sampai satu bulan dibawa mandi ke sungai oleh
3
bakonya yang diiringi orang-orang. Dari rumah dibawa nasi kunik, dan di sungai dibagi-
bagikan kepada orang yang ada disana.
Dalam hal kelahiran seorang bayi dalam keluarga disambut baik oleh anggota
keluarga. Setelah bayi lahir, semua karib kerabat berdatangan kerumah untuk melihat
bayi yang baru lahir, terutama dari pihak induak bako, induak bako sangat di harapkan
kehadirannya untuk mengadakan syukuran setelah bayi lahir.
Turun mandi adalah acara yang dilakukan untuk membawa bayi keluar rumah,
bayi dimandikan diluar rumah yang disaksikan oleh banyak orang, terutama induak bako,
induak bako berperan penting dalam acara turun mandi, induak bako membawa barang-
barang berupa: perlengkapan bayi, dan bagi keluarga yang mampu, mereka juga
memberikan barang emas untuk anak pisangnya (anak saudara laki-lakinya).
Dalam acara turun mandi ini keluarga bayi mengundang sanak keluarga, tetangga untuk
merayakan acara turun mandinya. Dimana didalam acara ini ada pula langkah-
langkahnya sebagai berikut :
a. Menyediakan sirih dalam cerano
Sirih yang ada dalam cerano tersebut digunakan untuk membawa para datuk yang
datang masuk kedalam rumah.
b. Menyediakan alat-alat untuk acara turun mandi
Alat-alat yang digunakan acara turun mandi tersebut adalah seperti sabun,limau,untuk
bayi laki-laki membawa beras rendang, dan untuk perempuan beras yang direndam
yang dicampur dengan kelapa, isi kunyit, bedak bayi.
c. Bayi yang akan dimandikan dibawa ke ‘’lubuak’’. Dimana bayi digendong oleh
bakonya sendiri. Kemudian bagi bayi perempuan itu bakonya memakai sunting dan
bagi bayi laki-laki bakonya memakai saluak. Bako membawa tersebut ke lubuak yang
mana ibu dari bayi ikut beserta sanak family yang mau ikut. Kemudian si ibu
membawa sebuah kelapa yang baru tumbuh untuk ditanam nantinya setelah selesai
acara turun mandi. Setelah sampai di lubuak itu bayi langsung di mandikan dan si ibu
juga ikut mandi. Beras rendang dan kunyit tadi dikunyah oleh bako dan disembur-
seburkan kesemua tubuh bayi agar bayi terhindar dari berbagai kejahatan atau
penyakit.
d. Setelah bayi selesai di mandikan,sebelum memasuki rumah seseorang menyampaikan
pidato didepan pintu sebagai tanda bayi telah siap dimandikan. Kemudian bayi
4
diserahkan kepada datuk yang kemudian bayi dipotong sedikit rambutnya dan
disuapkan nasi kuning sedikit dan dido’akan agar bayi selamat dunia akhirat.
b. Membawa Bayi kerumah seseorang Inyiak
Dimana disini keluarga bayi membawa bayi kerumah seorang inyiak untuk
mengadakan acara potong rambut bayi. Dalam hal ini keluarga membawa
beras,kemudian nasi bungkus yang didalamnya ada gulai ayam dan kentang.
b. Akikah
Dalam acara akikah ini keluarga mengadakan acara memotong kambing. Yang mana
dalam acara ini dipanggil sanak family, keluarga dan tetangga untuk meramaikan
acara tersebut. Disini diadakan acara makan bersama dan berdo’a bersama.
Pada acara aqiqah dilakukan berbagai hal kepada bayi. Setelah ‘urang siak’ selesai
makan, salah seorang dari mereka manggunting rambut bayi, memotong kuku dan
memberi nama. Dalam acara aqiqah ini pihak bakonya ‘maantan nasi kunik’ yang
diiringi lebih kurang 40 orang baarak di sepanjang jalan. Pakaian orang bararak ini
ada tiga tingkatan sesuai dengan jenis aleknya, ada baju kurung biasa, baju ‘suto
baragi’ dan baju ‘beludu hitam’. Mereka membawa ‘tuduang’ di kepalanya yang
berisi beras dan kado-kado.
Induak bako maantan nasi kunik
5
Induak bako bayi disambut oleh keluarga bayi dengan tari piring
6
Bayi mananti induak bako datang
4. ADAT PERNIKAHAN
Acara perhelatan/perkawinan di daerah kabupaten Solok terbagi tiga yaitu
menyembelih sapi, kambing, dan tidak ada hewan sembelihan. Menyembelih sapi
termasuk ‘alek gadang’, menyembelih kambing ‘alek manangah’, yang ketiga ‘alek
ketek’. Kalau perhelatannya adalah alek gadang, orang yang diundang sangat ramai.
Pihak bako menyediakan nasi kunik dan diantarkan secara ‘bararak’ oleh orang
perempuan sebanyak minimal 50 orang. Mereka berpakaian baju ‘beludu itam’, pakai
‘tanah liek’(semacam selendang panjang yang bermotif batik, dasarnya semacam sutra)
yang disandang dibahu dan menjunjung tudung. Nasi kunik untuk ‘alek manangah’
pengiringnya lebih kurang 30 orang, tidak pakai baju beludru, tapi baju kurung biasa
yang diistilahkan dengan ‘baju cita’, sedangkan ‘alek ketek’ acara maantan nasi kunik
sangat sederhana, hanya 2-10 orang saja.
Pada malam harinya digelar acara ‘urang siak’ yaitu gabungan pihak mempelai
wanita dan laki-laki dan orang-orang adat di kampung. Di acara ini, sebelum makan
dimulai didahului dengan pepatah petitih adat yang cukup panjang dan lama yang
disampaikan secara bersahut-sahutan. Setelah selesai makan juga ditutup dengan papatah
petitih kembali. Pada alek manangah dan alek ketek tidak ada acara urang siak pada
malam hari, cukup siang hari saja. Pada hari berikutnya diadakan acara maantan nasi
yaitu ‘manjalang ande’, ‘manjalang mamak’, ‘manjalang bapak’. Pada malam harinya
7
sewaktu acara ‘urang siak’ pakaiannya adalah pakaian kebesaran ninik mamak. Pada tiga
kali pagi pakaiannya sangat unik tiak pakai baju tapi pakai kain ‘balapak’, ‘kain
sandang’, menjinjing ‘kampia sirih’ yang terbuat dari benang-benang emas. Dia turun
dari rumah mempelai perempuan menuju rumah orang tuanya, disepanjang jalan ini
menawarkan sirih dan rokok kepada orang-orang yang dijumpainya di jalan dan di lapau
1. Maminang/manjalang
Maminang dilakukan oleh pihak perempuan kepada pihak laki-laki atau mamak
laki-laki. Yang pergi meminang tersebut adalah:
a. Ninik mamak dari pihak perempuan
b. Pihak Bapak perempuan
c. 2 orang perempuan, 1 dari pihak perempuan dan 1 orang lagi dari pihak bako.
Buah tangan yang dibawa waktu meminang adalah:
a. Pisang 1 sikek gadang
b. Nasi lamak
c. Siriah salangkoknyo
d. Rokok
2. Panggilan dengan membawa siriah secara adat (untuak babaua)
Panggilan dengan membawa siriah salangkoknyo adalah dalam bentuk acara
baralek gadang membantai kambing/jawi/kerbau. Panggilan dengan cara tersebut
dilakukan oleh sipangka dengan membawa:
a. Pisang
b. Siriah salangkoknyo
c. Rokok
Ninik mamak yang dipanggil dengan cara tersebut adalah urang IV jinih, tengku
nan tigo, tuo kampuang dalam suku.
3. Babaua (baiyo-iyo)
8
Dilakukan di rumah pihak perempuan, yang bertujuan untuk merencanakan atau
membuat perencanaan baralek atau mambuek hari. Dihadiri oleh keluarga besar dan
tetangga sekitar rumah atau orang sasuku.
4. Mambuek kajang
Seminggu sebelum acara baralek yang telah ditentukan pada acara babaua, pihak
perempuan membuat kajang, yaitu sebuah pondok-pondok rumah yang digunakan untuk
tempat masak-masak untuk keperluan baralek.
Yang ikut serta dalam membuat kajang ini antara lain: semua keluarga yang
bersangkutan, sumando-sumando, sumandan dan orang-orang disekitar rumah atau orang
sasuku.
5. Mamanggia
Ini juga dilakukan seminggu sebelum acara baralek. Mamanggia bertujuan untuk
mamanggia orang-orang untuk hadir pada acara baralek. Yang bertugas mamanggia ini
adalah 2 orang dari pihak perempuan yang memakai baju kurung.
6. Mamasak
Mamasak diadakan di kajang yang telah dibuat. Mamasak biasanya dibantu oleh
orang-orang sekitar rumah atau orang-orang terdekat. Mamasak untuk keperluan akad
nikah dan acara baralek.
9
10
7. Akad nikah
Akad nikah biasanya dilaksanakan di mesjid atau kantor KUA tempat daerah
calon mempelai perempuan.
11
8. Baralek
Ini merupakan acara puncak, dimana marapulai dan anak daro duduk basandiang
dan menyambut para tamu yang datang.
9. Malapeh marapulai
Setelah basandiang, marapulai pulang kerumahnya dan pada malam harinya
diadakan acara malapeh marapulai, Dengan makan katupek dan pangek pisang. marapulai
turun dari rumahnya jam 21.00 menuju rumah anak daro.
12
Pihak anak daro (perempuan) manjapuik marapulai (laki-laki)
10. Mananti marapulai
Setelah marapulai turun di rumahnya, ia disambut di rumah anak daro. Di sini
diadakan acara datuak-datuak, dimana mamak dari pihak marapulai saling berbalas
pantun dengan mamak dari pihak perempuan.
Dalam acara ini, juga ada istilah basidaun, yaitu marapulai, anak daro, 2orang
anak kecil yang memakai baju merah dan 2 orang orang tua, disembunyikan dalam suatu
kamar kecil di dalam rumah tempat orang badatuak-datuak tadi. Mereka tidak boleh
berbicara selama acara badatuak-datuak berlangsung. Mereka hanya mendengarkan apa
yang dibicarakan di luar kamar tersebut.
11. Bararak atau katunduak
Bararak disebut juga dengan ‘manjalang ande’. Ini merupakan acara maanta nasi
dari rumah perempuan ke rumah laki-laki. Ini dilakukan sehari setelah baralek. Acaranya
dalam bentuk arak-arakan.
Dalam baralek mambantai jawi, banyak raraknya minimal 50-75 orang dengan
catatan disesuaikan dengan kemampuan orang yang menanti. Pakaiannya baju suto baragi
warna hitam dan dimeriahkan dengan ‘talempong’. ‘Anak daro dan marapulai’ diarak
ditambah dengan ‘anak daro dan marapulai ketek’.
13
Jika bantai kambing, banyak raraknya minimal 35-50 orang. Pakaian baju suto
baragi warna ungu dan tidak boleh ditambah lagi. Jika aleknya tidak bajapuik baanta,
maka banyak raraknya minimal 25-40 orang. Pakaian baju cita dan tidak boleh ditambah
lagi. Bararak ini banyak dilakukan di sore hari, tergantung jauh dekatnya rumah laki-laki.
14
15
5. ADAT KEMATIAN
Setiap warga yang meninggal dunia, diumumkan di masjid atau surau yang ada di
nagari tersebut sebagai pemberitahuan kepada masyarakat.
Bagi pelayat wanita membawa beras ala kadarnya, kalau orang kampung
memakai baju kurung, kain sarung jao yang oleh daerah lain disebut ‘kodek’, ditambah
selendang dileher mereka memakai ‘salimuik’ yang terbagi pula menjadi tiga jenis
salimuik. Kalau yang masih muda pakai kain panjang, yang agak tua memakai sarung
yang dipakai untuk shalat dan ada juga yang memakai handuk. Setiap kaum Bapak atau
laki-laki yang bertakziah ke rumah kematian memakai pakaian muslim dan peci, dan
pakai sarung di leher bagi pemangku adat, mereka diminta membawa sumbangan uang
(jumlahnya tidak ditentukan) sebagai tanda ukhuwah islamiah (kekeluargaan). Pihak
sipangka menyediakan carano batirai untuk tempat meletakkan sumbangan tersebut.
MENYELENGGARAKAN KEMATIAN SECARA ADAT
Orang yang belum kawin dan sudah bagala kalau meninggal dunia boleh baradek.
Penyelenggaraan kematian dengan baradek hanya berlaku bagi ninik mamak dan
kaumnya yang mempunyai jabatan fungsional adat.
Pakaian rumah kalau mati baradek:
1. Pakaian adat atau baju gadang lengkap bagi yang meninggal adalah laki-laki.
2. Bagi yang perempuan, pakaian adatnya adalah:
a. Baju hitam
b. Tingkuluak tambah kupiah rarak
c. Kain saruang balapak
3. Rumah bakain dinding
4. Pakai langik-langik 1 buah
5. Kain putih kaganti kain rangkok sepanjang 5 heto
6. Uang sebanyak Rp. 20.000 sebagai pendamping kain putih
7. Kain putih injak-injak sepanjang jenjang halaman
8. Uang adat sebanyak Rp. 100.000 dalam bentuk recehan
9. Mangaji manujuah hari setidaknya membantai kambing.
16
Orang yang membawa kain rangkok sewaktu acara kematian baradek adalah:
1. Seluruh anak pisang dari rumah orang tua yang meninggal, termasuk cucu anak
pisang yang bersangkutan (kalau anak pisang sudah tidak ada lagi)
2. Bako dari orang meninggal dunia
3. Istri dari anak yang meninggal
4. Sangkutan dari suku yang bersangkutan
5. Orang yang kuak padang batantangan (bakaluaran-kain sandaran)
6. Sumandan yang meninggal dunia (tingkek ande)
7. Orang yang manyumandan ke rumah orang yang meninggal dunia
Orang yang diberikan kain rangkok:
1. IV jinih dan bajinih yang bersangkutan ditambah dengan uang pendamping sebanyak
Rp. 20.000.
2. Sangkutan dengan suku lain ditambah uang pendamping sebanyak Rp. 20.000.
3. Kalau kain tidak cukup dapat diganti dengan kain putih sebagai pengganti kain
rangkok ditambah dengan uang pendamping sebanyak Rp. 20. 000.
Syarat-syarat pemulangan kain rangkok:
1. 3 hari sesudah kematian
2. Yang dibawa adalah siriah salangkoknyo, pisang sasikek, bareh saliter
3. Orang yang menerima kain rangkok berkewajiban membawa siriah sewaktu mengaji
di rumah orang tua yang meninggal.
Pakaian laki-laki waktu pergi manjanguak adalah baju guntiang cino atau baju
koko atau minimal baju putih lengan panjang, pakai kupiah, pakai kain sarung dilipat
basandang.
Kaum ibu waktu manjanguak kematian:
1. Bagi kaum ibu yang berumur diatas 40 tahun memakai baju kuruang lengkap dengan
kain sarung, selendang batik/jawo, basalimuik kain sarung
2. Bagi kaum ibu yang berumur dibawah 40 tahun sudah berkeluarga memakai baju
kurung lengkap dengan sarung batik/jawo basalimuik kain panjang.
17
3. Bagi anak perempuan yang belum menikah hanya berpakaian muslim sopan.
Pandam pakuburan sesuai dengan suku masing-masing. Setiap pakuburan
dibersihkan secara bersama-sama sekurang-kurangnya 1 kali dalam setahun terutama
menjelang bulan suci ramadhan.
6. PERAN PEMUKA ADAT DAERAH SOLOK
Untuk menyelesaikan berbagai jenis persoalan yang timbul dalam nagari, dibentuk
KAN (Kerapatan Adat Nagari). Tata cara pengambilan keputusannya di lakukan secara
musyawarah untuk mufakat.
Badan penyelesaian perselisihan adat sako dan pusako, dibentu Badan Penyelesaian
Perkara (BP3) yang beranggotakan pengurus inti KAN ditambah dengan ketua seksi yang
membidangi masalah perselisihan adat, sako dan pusako serat anggota lain yang dianggap
perlu.
BP3 juga mempunyai wewenang untuk menyelesaikan bentuk perselisihan yang
menyangkut adat istiadat dan budaya adat yang terjadi bagi anak kemenakan berdasarkan
laporan tertulis dari ninik mamak IV jinih dan bajinih dalam suku yang bersangkutan. Setiap
perselisihan atau perkara adat sako dan pusako yang timbul dalam nagari diharuskan
diselesaikan secara bajanjang naiak batanggo turun menurut adat yang berlaku dalam nagari.
Setiap suku mengadakan sidang ninik mamak suku masing-masing minimal 1 kali 3
bulan untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan di suku masing-
masing dan hal-hal tentang adat istiadat. Rapat suku dapat mengundang pengurus KAN
untuk hadir, guna membicarakan hal-hal tertentu.
7. OBJEK WIASATA
a. Danau Singkarak
18
Keindahan dan keunikan Danau Singkarak, sebuah danau vulkanik yang terletak
di jantung Sumatera Barat. Dengan pemandangan yang sangat eksotis, Danau singkarak
layak dijadikan salah satu kunjungan wajib jika kita berwisata ke propinsi Minangkabau
tersebut. Namun dengan kondisi yang ada sekarang, perhatian pemerintah dan warga
setempat sangat diperlukan untuk tetap menjaga bahkan mengembangkan potensi
pariwisata yang ada disana.
Danau Singkarak berada pada letak geografis koordinat 0, 36 derajat Lintang
Selatan (LS) dan 100,3 Bujur Timur (BT) dengan ketinggian 363,5 meter diatas
permukaan laut (mdpl). Luas permukaan air Danau Singkarak mencapai 11.200 hektar
dengan panjang maksimum 20 kilometer dan lebar 6,5 kilometer dan kedalaman 268
meter. Danau ini memiliki daerah aliran air sepanjang 1.076 kilometer dengan curah
hujan 82 hingga 252 melimeter per bulan.
Pemandangan di sekitar wisata alam ini begitu menawan. Begitu indah. Mata ini
tak bosan melihat hamparan air kebiruan yang jernih dengan riak-riak kecil
mengiringinya. Juga, butiran pasir halus yang membentang di bibir danau. Di tengah
danau, perahu kecil milik nelayan sedang mengarungi danau yang tenang, tempat
bersemayam aneka jenis ikan. Juga hilir mudik perahu motor atau becak danau yang
disewakan bagi wisatawan. Pohon-pohon yang tumbuh di sepanjang tepian danau
menjadi pembatas antara daratan dan air. Bahkan beberapa sudut ada areal persawahan
yang menghijau, membuat suasana semakin tentram. Apalagi, hamparan Bukit Barisan
melatarbelakanginya tanpa batas, dan dari kejahuan bisa disaksikan Gunung Singgalang
dan Marapi yang berdiri gagah seolah menjaga ketenangan danau ini.
Danau Singkarak berada di dua kabupaten di Sumatera Barat, Kabupaten Solok
dan Kabupaten Tanah Datar. Dengan luas 107,8 km² danau ini merupakan danau terluas
19
ke-2 di Pulau Sumatera. Danau ini merupakan hulu Batang Ombilin. Air danau ini
sebagian dialirkan melewati terowongan menembus Bukit Barisan ke Batang Anai untuk
menggerakkan generator PLTA Singkarak di dekat Lubuk Alung, Padang Pariaman.
Lokasi Danau seluas 129.70 Km2 ini juga sangat strategis, berada di pinggir jalan
antara Kabupaten Tanah Datar dan Solok. Lantaran lokasinya mudah dijangkau, sehingga
wisatawan dapat menikmati pemandangan dari sisi yang dikehendaki di pinggir danau
yang berliku-liku. Bahkan wisatawan yang datang menggunakan kendaraan pribadi bisa
menikmati keindahannya dari atas mobilnya.
Danau Singkarak juga dikenal sebagai tempat yang cukup menjanjikan sebagai
daerah wisata memancing. Hal ini dibuktikan dengan ramainya kawasan di seputaran
Danau Singkarak dengan para pemancing yang berasal dari kota sekitar danau maupun
dari luar Propinsi Sumatera Barat. Diantara jenis ikan-ikan yang umum dipancing yaitu
asang, piyek, balingka, baung, dan ikan yang menjadi legenda Sasau, yang konon dapat
mencapai ukuran berat hingga 8 Kg. Aktivitas lainnya yang dapat dilakukan adalah olah
raga dayung. Lomba Dayung kerap diselenggarakan di Danau Singkarak, dan merupakan
salah satu program pemerintah daerah setempat untuk mempromosikan tempat wisata
danau Singkarak.
Danau singkarak Mempunyai spesies ikan yng hanya ada di Danau Singkarak yaitu
Ikan Bilih. jadi Danau Singkarak tidak bisa dipisahkan dari ikan bilih makanya apabila
anda pergi ke Danau Singkarak jangan lupa untuk mencicipi ikan bilih.
b. Danau Kembar
Danau Di Atas Danau di Bawah
20
21
Kedua danau ini dikenal dengan sebutan Danau Kembar. Kedua danau tersebut
terletak di Desa Pasar Simpang, Kecamatan Lembayang Jaya, Kab. Solok, berjarak
kurang lebih 47 km dari Kota Solok dan 56 km dari Kota Padang. Keunikan dari
danau kembar tersebut adalah untuk menuju Danau Di atas, kita harus melalui jalan
yang menurun sedangkan untuk menuju Danau Dibawah, kita harus melalui jalan
yang mendaki. Di sekitar danau ditanam buah markisa dengan rasa yang manis,
sayur-sayuran, dan kentang.
c. Kebun Teh
Jika dari padang, kebun teh akan terlebih dahulu terlihat baru Danau di atas.
Menghirup udara segar dan melepaskan lelah serta menjauhkan diri sejenak dari rutinitas
sehari-hari yang menyibukkan sungguh menyenangkan. Ladang teh yang terletak di
danau kembar daerah kota solok yang sungguh indah. yang tak dapat di tempat lain.
mempunyai bentuk geogerafi yang sungguh menarik. mempuyai suhu sekitar 19c-16c.
d. Sari Manggis
22
Sari manggis berada di kecamatan gunung talang. Dilokai ini tersedia penginapan,
pemandian, dan kegiatan perkemahan.
e. Pemandian air panas
Kabupaten Solok memiliki dua tempat pemandian air panas yaitu pemandian air
panas bukik kili dan pemandian air panas sungai janiah. Salah satu tempat pemandian air
panas yang cukup berkesan bagi saya adalah pemandian air panas sungai janiah di desa
aia angek kabupaten Solok. pemandian ini memiliki dua kolam mandi. Satu dimiliki
masyarakat, dan yang satu lagi di kelola oleh pribadi. Pemandian yang dikelola oleh
masyarakat menyerupai tempat – tempat pemandian di desa pada umumnya, yaitu pakai
pancuran. Selain pancuran, pemandian ini juga sudah di kolamkan. Sedangkan
pemandian yang kedua berbentuk kolam renang. Selain itu juga ada tempat mandinya
yang dipisah antara laki-laki dan perempuan.
Di pemandian yang memiliki kolam renang, agar tidak terlalu panas, maka airn
kolamnya dicampur dengan air dingin. Sehingga kulit tidak terlalu terkejut ketika masuk
kolam ini. Untuk yang lebih panasnya oleh pemilik kolam renang disediakan pancuran di
tepi kolam.
Ada beberapa pemandian air panas di sekitar kaki gunung talang, diantaranya:
a. pemandian air panas Bukit Gadang yang terdapat di nagari Koto Anau,
Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok
b. pemandian air panas batu bajanjang, kecamatan lembang jaya,
c. pemandian bukik kili, kecamatan kubung.
f. Janjang saribu, Sulik Aia
23
Nagari sulit air mempunyai gunung yang unik, dimana pada pendakian disebelah
kiri atas berwarna merah dan dibagian kanan bawah bewarna putih seperti bendera
nasioanal Indonesia. Lokasinya 80 km dari padang. Untuk mencapai puncak gunung
pendaki harus mendaki 1000 jenjang batu sehingga namanya janjang saribu.
g. Mato Aia, Paninggahan
Mato aia berlokasi di nagari paninggahan. Disini air yang ada berasal dari dalam
bumi dan bisa diminum.
h. Panorama Angin Berembus, Aripan
Sekitar +6 Km dari Kota Solok dan berada di Nagari Aripan Kabupaten Solok,.
Dari Panorama Angin Berembus ini kita dapat menyaksikan kekuasaan Pencipta yang
tiada tara, keindahan alam Solok terpampang bak lukisan alam yang terpajang dikaki
Matahari. Tanpak Gunung Talang latar kekuatan alam nan megah terlihat di
Panorama Angin Berembus dan Danau singkarak terlihat membiru disela pepohonan
pinus.
24
i. Masjid Tuo Kayo Jawo
Dikabupaten solok, agama islam ini sudah berkembang sejak jaman dahulunya,
hal ini tebukti dengan telah berdirinya sebuah mesjid di daerah Kayu Jao, Kenagarian
Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok yang diperkirakan berumur
lebih kurang 400 tahun.
Bangunan mesjid yang rata-rata terbuat dari kayu dengan beberapa ukiran-ukiran
di sepanjang dinding dan tonggaknya ternyata tidak mempunyai pasak dari paku akan
tetapi hanya berpasakkan kayu juga, layaknya seperti pembuatan sebuah Rumah Gadang
sebagai sumah adat orang Minang Kabau jaman dahulu.
Tidak itu saja atap mesjid yang berbentuk kerucut dan terdiri dari 3 tingkatan itu
juga memakai ijuk sebagai pengganti sengnya, itupu terlihat sudah dimakan usia, karena
rata-rata ijuk-ijuk tersebut sudah berwarna kecoklatan pertanda umurnya sudah lanjut.
25
Sementara itu menurut salah seorang saksi sejarah yang ditemui dilokasi itu, Rajo
Intan, mengatakan, disamping mempunyai keunikan juga banyak keanehan yang ada
pada masjid tuo itu, salah satunya ia tidak pernah dijamah oleh api walaupun beberapa
waktu yang lalu sempat ada kebakaran persis berada di sebuah bangunan yang berada di
samping mesjid itu.
1. Gunung Talang
8. WISATA KULINER
Makanan Khas kabupaten solok ialah sebagai berikut:
1. Ikan bilih (ikan Bilis)
2. Karupuak jangek (kerupuk kulit)
26
3. Merkisah
4. Terung Pirus
5. Sayur lobak/kol
27
6. Karupuak ubi
7. Lamang hitam
28
9. KERAJINAN KABUPATEN SOLOK
a. Anyaman tikar (pandan)
Tikar dibuat dengan pandan (daun pandan) setelah itu tikar digunakan lagi untuk
membuat kampir dan sandal
b. Anyaman lidi
c. Anyaman rotan
10. PANTANGAN YANG ADA DI KABUPATEN SOLOK
Pantangan/ Larangan daerah kabupaten solok
Kawin sasuku tidak boleh
wanita tidak boleh keluar rumah terlalu malam
Laki-laki dan perempuan yang belum menikah tidak boleh satu rumah
Perempuan keluar rumah tidak boleh pakai baju terlalu minim
Katiko hamil ndak buliah baiak bini maupun laki mambunuah binatang, kok dilakuan
anak cacek (cacat)
Lau hamil ndak buliah duduak di pintu, tasakang anak kalua nyo beko
Mangecek ndak buliah takabua, beko cilako
Ndak buliah manduluan uni manikah, beko uni payah dapek laki
Ndak buliah mandi sanjo, beko di piciak antu
Ndak buliah bajalan tangah hari, beko tasapo
Anak-anak ndak bulih bamain di sanjo hari, beko dilarian hantu balawu
Anak gadih indak buliah galak gadang-gadang
Anak gadih indak buliah maota samo kawan laki-laki di muko rumah/ jalan lamo-
lamo.
29
MAKALAH
KONSELING LINTAS BUDAYA
KEBUDAYAAN SOLOK
30
OLEH
ADNAN ARAFANI 18035
DILLA SYAFNI 17265
FINDA GUSTIN 15644
SYAMSUL HAYATI
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2012
31