LIKUIDITAS PASAR SAHAM DAN ASIMETRI INFORMASI...
Transcript of LIKUIDITAS PASAR SAHAM DAN ASIMETRI INFORMASI...
LIKUIDITAS PASAR SAHAM DAN ASIMETRI INFORMASI DI
SEPUTAR PENGUMUMAN LABA TRIWULAN
Nourma Listiana ( C2C007094 )
Tri Jatmiko Wahyu Prabowo, SE, MSi., Akt.
ABSTRACT
The study aims to examine whether quarterly earning disclosure conveys
value-relevant information and affect information asymmetry and stock market
liquidity by focusing on abnormal return, abnormal volume, trading volume and
effective bid-ask spreads.
Using event study methodology for 28 quarterly earnings announcement, the
study shows that there’s a significant stock market reactions around news release.
Investor’s reactions showed by significant abnormal return and abnormal volume
around the release date of the announcements. The result also shows that investors
react more aggressively toward bad news than good news. The difference test result
shows that there’s no difference between trading volume and effective bid-ask
spreads before and after the news released.
Thus, the study suggests that quarterly earning announcement conveys value-
relevant information for investors and have no effect on stock market liquidity and
information asymmetry.
Key words: Event study, quarterly earnings announcement, market liquidity,
information asymmetry, abnormal return, abnormal volume.
1. PENDAHULUAN
Informasi perusahaan sangat dibutuhkan oleh investor untuk melakukan
perdagangan di pasar saham. Informasi juga merupakan kunci investasi di bursa
saham. Informasi yang memadai dapat digunakan investor sebagai dasar
pengambilan keputusan investasi yang tepat, yaitu menjual atau membeli suatu
saham. Informasi dapat diperoleh investor dari pengungkapan (disclosure) yang
diterbitkan oleh perusahaan, baik berupa pengungkapan finansial maupun
pengungkapan nonfinansial.
Informasi yang beredar dalam pasar tidak seluruhnya berguna bagi investor
dan pihak-pihak lain dalam pasar. Sebelum dijadikan bahan pertimbangan,
informasi yang beredar akan diterjemahkan terlebih dahulu oleh investor. Apabila
suatu informasi dianggap penting dan berguna maka investor akan merespon
sesuai dengan sifat informasi tersebut apakah baik atau buruk. Di Indonesia
pengungkapan informasi perusahaan diatur oleh Badan Pengawas Pasar Modal
(Bapepam) . Kewajiban ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan informasi bagi
investor sehingga dapat digunakan dalam pembuatan membuat keputusan
investasi.
Informasi yang paling penting bagi investor salah satunya adalah informasi
laba perusahaan. Informasi laba dianggap sebagai parameter yang baik atas
kinerja perusahaan. Jika perusahaan menghasilkan laba yang besar maka
perusahaan dianggap baik dan menguntungkan bagi investor karena akan
menghasilkan tingkat deviden yang tinggi bagi investor. Sebaliknya apabila laba
yang dihasilkan rendah atau bahkan rugi maka perusahaan dianggap berkinerja
buruk sehingga tidak menarik minat investor karena tidak dapat membagi deviden
yang menguntungkan bagi investor.
Secara berkala perusahaan yang terdaftar dalam bursa perdagangan saham
melaporkan tingkat laba yang diperoleh melalui laporan keuangan. Terdapat tiga
laporan laba yang diumumkan oleh perusahaan yaitu laporan keuangan tahunan,
laporan tengah tahunan dan laporan triwulanan. Laporan keuangan tahunan dan
laporan tengah tahunan secara khusus diatur dalam Peraturan Nomor X.K.2
mengenai Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Sedangkan
laporan triwulan menjadi bagian dari laporan yang wajib dikeluarkan oleh
perusahaan yang melakukan penawaran umum lanjutan atau perusahaan yang
telah terdaftar selama dua tahun.
Meskipun laporan triwulan tidak dijelaskan secara spesifik dan rinci seperti
laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan, namun laporan triwulan disusun
dengan tujuan yang sama dengan laporan keuangan tahunan dan laporan
keuangan interim yaitu untuk memberikan informasi kinerja perusahaan. Salah
satu tujuan lain perusahaan mengungkapkan informasi laba melalui laporan
triwulan adalah untuk mengurangi kesenjangan harapan (expectation gap) di
antara para investor. Kesenjangan harapan terjadi ketika investor tertentu
mendapat informasi yang lebih baik dan lebih banyak dibandingkan dengan
investor yang lain. Kesenjangan harapan timbul karena berbagai hal terutama
karena perbedaan kemampuan investor dalam mengakses dan menerjemahkan
informasi. Semakin besar kesenjangan harapan maka dapat dimungkinkan salah
satu pihak mengalami kerugian karena membuat keputusan atau pilihan yang
salah.
Penelitian mengenai dampak penerbitan informasi laba pada laporan laba
triwulan telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan
oleh Faten Lakhal pada tahun 2004 dan 2008 di Prancis. Lakhal meneliti
kandungan informasi dari laporan laba triwulan yang dikeluarkan oleh
perusahaan-perusahaan Prancis serta pengaruh dari kandungan informasi tersebut
terhadap likuiditas dan informasi asimetri dalam pasar. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa laporan laba triwulan memuat informasi yang
mempengaruhi reaksi investor, yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return
dan abnormal volume, dan mempengaruhi likuiditas dan informasi asimetri dalam
pasar. Namun, berbeda dengan di Indonesia, laporan triwulan dalam pasar saham
Prancis merupakan laporan yang tidak wajib. Dengan demikian, penelitian yang
serupa dapat dilakukan di pasar saham Indonesia untuk melihat ada tidaknya
perbedaan pengaruh penerbitan laporan laba triwulan yang bersifat sukarela di
Perancis dengan laporan laba triwulan yang bersifat wajib di Indonesia.
2. TELAAH PUSTAKA
Kandungan informasi dalam pengumuman laba triwulan
Studi empiris dan teoritis telah menemukan bahwa baik pengungkapan laba
perusahaan memberikan sinyal informasi yang material bagi partisipan pasar.
Pengungkapan tersebut memperlihatkan asimetri informasi yang lebih rendah
antara investor yang memiliki informasi dan yang tidak memiliki informasi
(Diamond dan Verrecchia, 1991; Healy dkk, 1999; Leuz dan Verrecchia, 2000
dalam Lakhal 2008). Beberapa studi lain menunjukkan bahwa earnings
announcement diikuti oleh volume perdagangan (trading volumes) dan
abnormal return yang tinggi menjelang, saat, dan setelah pengumuman laba
dilakukan.
Penelitian terdahulu oleh Morse (1981) dalam Lakhal (2008) menunjukkan
bahwa reaksi pasar dan volume perdagangan berubah secara signifikan
menjelang dan saat pengumuman laba dilakukan. Beberapa perdagangan
dimulai oleh investor yang memiliki informasi yang mendapatkan informasi
rahasia sebelum tanggal pengumuman laba.
Penelitian-penelitian tersebut mengindikasikan bahwa informasi yang ada
pada pengumuman laba dapat dipertimbangkan sebagai informasi umum yang
berguna bagi investor. Informasi laba akan menarik reaksi investor yang
berpengaruh terhadap perdagangan dalam pasar saham berupa harga saham
dan volume perdagangan.
Apabila informasi laba memiliki kandungan informatif maka investor akan
melakukan transaksi baik menjual atau membeli saham yang akan
memberikan kentungan bagi mereka. Keuntungan tersebut berupa abnormal
return. Sebaliknya jika informasi tidak memiliki nilai bagi investor maka
investor tidak melakukan transaksi untuk mendapatkan keuntungan lebih.
Analisis ini mengarahkan pada hipotesis sebagai berikut:
H1. Terdapat abnormal return pada hari-hari sebelum dan sesudah
pengumuman laba triwulan.
Reaksi investor yang dipicu oleh informasi laba juga akan tercermin dalam
volume perdagangan pasar. Jika investor bereaksi terhadap informasi yang
beredar maka akan terjadi perubahan aktivitas volume perdagangan karena
investor terdorong menjual atau membeli saham untuk mendapatkan
keuntungan atau sekedar menghindari kerugian. Apabila informasi yang
muncul tidak menimbulkan reaksi investor, maka tidak terdapat perubahan
aktivitas perdagangan yang signifikan dalam pasar. Dengan demikian, dapat
ditarik hipotesis sebagai berikut :
H2. Terdapat abnormal volume pada hari-hari sebelum dan sesudah
pengumuman laba triwulan.
Informasi Asimetri dan Likuiditas Pasar Saham
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan
strategi pengungkapan untuk mengurangi asimetri informasi dan
meningkatkan likuiditas pasar saham. Informasi yang berkualitas sangat
penting bagi likuiditas pasar saham karena informasi tersebut meningkatkan
kemampuan investor untuk melakukan perdagangan saham yang efektif dan
pada biaya yang layak.
Informasi yang dirilis akan mempengaruhi bid-ask spread. Menurut
Welker (1995) terdapat hubungan negatif antara kebijakan disclosure dan bid-
ask spread. Fenomena ini didorong oleh penurunan dalam asimetri informasi
antar partisipan pasar saat tanggal pengumuman.
Penelitian-penelitian di atas mengarah pada kesimpulan bahwa peningkatan
dalam kualitas disclosure meningkatkan likuiditas saham dengan
meningkatkan trading volume. Apabila investor memiliki informasi yang
memadai maka investor akan melakukan transaksi pada volume tertentu untuk
mendapat keuntungan. Sehingga perilisan informasi laba dapat menyebabkan
perbedaan volume perdagangan sebelum dan sesudah tanggal perilisan.
H3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara volume
perdagangan sebelum tanggal perilisan dan volume perdagangan setelah
tanggal perilisan.
Laporan laba yang dirilis perusahaan memberikan informasi bagi para
investor sehingga investor yang sebelumnya tidak memiliki informasi akan
mendapatkan informasi yang lebih banyak. Dengan kata lain informasi yang
beredar akan mempengaruhi bid-ask spreads sebelum dan sesudah
pengumuman dirilis.
H4. Terdapat perbedaan yang signifikan antara effective relative bid-ask
spreads sebelum tanggal perilisan dan effective relative bid-ask spreads
setelah tanggal perilisan.
3. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan untuk menganalis data yaitu standard event study
methodology yang digunakan untuk menangkap informative announcements dan
uji beda untuk melihat ada tidaknya perbedaan volume perdagangan dan effective
bid-ask spreads sebelum dan sesudah pengumuman laba triwulan.
3.1 Event Study
Standard event study methodology atau studi peristiwa, digunakan untuk
mengestimasi abnormal returns dan abnormal volume harian selama periode
penelitian. Desain event study memungkinkan peneliti untuk mengamati proksi
dari informasi asimetri dan likuiditas pasar saham selama tanggal perilisan
Studi ini menggunakan periode peristiwa (windows period) selama 11 hari yaitu 5
hari sebelum tanggal pengumuman, hari pengumuman, dan 5 hari setelah tanggal
pengumuman laba. Pemilihan windows period selama 11 hari disesuaikan dengan
sifat dari pengumuman laba yang nilai ekonomisnya mudah ditentukan oleh
investor sehingga dapat memicu reaksi investor dalam waktu yang relatif cepat.
Abnormal returns dihitung dengan menggunakan market-adjusted return model
yang menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu
sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan
model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk
model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan
return indeks pasar. Sedangkan abnormal volume dihitung dengan menyelisihkan
rata-rata TVA saham i dengan TVA saham i pada hari ke-t.
1. Prosedur penghitungan abnormal return
Abnormal return dihitung dengan mencari selisih antara return sesungguhnya
dengan return ekspektasi (return yang diharapkan) :
���� : Abnormal return atau return tidak normal saham i periode peristiwa
ke t
��� : Normal return atau return sesungguhnya saham i periode peristiwa
ke t
�(���) : Expected return atau return yang diharapkan saham i periode
peristiwa ke t
Normal return atau return sesungguhnya dihitung dengan cara :
��� : Return saham i pada hari t
��� : Harga saham i pada hari t
���� : Harga saham i pada hari t-1
���� = ��� - �(���)
��� = ��� ��������
Sedangkan Expected return atau return yang diharapkan dihitung dengan
menggunakan mean-adjusted model.
�(���) = ���
��� : tingkat keuntungan pasar pada hari ke t dimana ukuran yang dipakai
adalah return IHSG yang dihitung dengan rumus;
Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap
sekuritas, tetapi dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata return
tidak normal seluruh sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap hari di
periode peristiwa. Rata-rata return tidak normal (average abnormal return)
untuk hari ke –t dapat dihitung berdasarkan rata-rata artimatika sebagai
berikut :
���� : average abnormal return hari ke-t
���� : abnormal return saham i hari ke-t
N : jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman
peristiwa
��� = ������ �������
�������
���� =
� � ����
����
Penelitian mengenai studi peristiwa juga menggunakan akumulasi rata-rata return
tidak normal (cumulative average abnormal return) :
�����= � ���������
����� : cumulative average abnormal return pada hari ke-t
���� : average abnormal return pada hari ke-a yaitu mulai awal periode
jendela sampai hari ke-t
Pengujian statistik terhadap abnormal return mempunyai tujuan untuk melihat
signifikansi abnormal return yang ada di periode peristiwa. Signifikansi yang
dimaksud adalah bahwa abnormal return tersebut secara statistik signifikan tidak
sama dengan nol (positif untuk good news dan negatif untuk bad news).
Pengujian t (t-test) digunakan untuk maksud ini (Jogiyanto, 1988). Pengujian-t ini
dilakukan dengan cara membandingkan t hitung ada hari ke-t dengan t tabel.
Rumus t hitung ;
�� = ����� !
2. Penghitungan Abnormal Volume
Abnormal volume merupakan selisih TVA rata-rata saham in
dengn TVA saham i pada hari ke-t.
TVA = "#$%�& '&()�*�+*�+ ,���� '&(%,����+ � -� �% �
.#$%�& ,���� '&(%,����+ � /�+* �&(0���� )� 12�
XTVAit = 345678�
9
:
Uji Beda
Tahap ini dilakukan untuk menguji ada tidaknya perbedaan yang
signifikan antara volume perdagangan sebelum dan volume perdagangan
sesudah pengumuman dirilis serta antara effective bid-ask spreads sebelum
dan effective bid-ask spreads sesudah pengumuman dirilis.
Sebelum uji beda dilakukan, terlebih dahulu perlu dilakukan uji
normalitas data dengan menggunakan Kolmogrof Smirnof-Test. Apabila data
dinyatakan terdistribusi secara normal, maka uji beda dilakukan dengan
menggunakan Paired-Sample Test. Namun jika data dinyatakan tidak
terdistribusi secara normal, maka uji beda dilakukan dengan menggunakan
Wilcoxon-Signed Ranks.
4. HASIL DAN ANALISIS
4.1 Analisis Hasil Pengujian Hipotesis I (Abnormal Return)
Ho : Tidak terdapat abnormal return pada hari-hari sebelum dan sesudah
pengumuman laba triwulan.
Ha : Terdapat abnormal return pada hari-hari sebelum dan sesudah
pengumuman laba triwulan.
Pengujian yang dilakukan pada tahap ini bertujuan untuk melihat ada atau
tidaknya abnormal return selama hari-hari disekitar tanggal pengumuman laba
triwulan. Abnormal return merupakan selisih antara actual return dengan expected
return. Pada tahap ini abnormal return tidak diuji secara individu melainkan secara
kumulatif. Pengujian dilakukan dengan membagi sampel menjadi dua kategori sesuai
dengan naik atau turunnya laba yaitu kategori good news dan kategori bad news.
Hasil penghitungan abnormal return secara kumulaif tiap hari selama periode
pengamatan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.4
Hasil penghitungan Average Abnormal Return dan Cumulative Abormal Return
t BAD NEWS GOOD NEWS
AR CAR AR CAR
-5 -0.01591 -0.01591 0.000197 0.000197
-4 0.013191 -0.00272 -0.00105 -0.00085
-3 -0.00931 -0.01204 0.001162 0.000311
-2 0.025585 0.013549 3.62E-06 0.000314
-1 0.004129 0.017678 0.003619 0.003934
0 -0.01579 0.001889 0.000629 0.004563
1 -0.03213 -0.03024 0.002079 0.006641
2 0.007364 -0.02287 -0.00638 0.000266
3 -0.00998 -0.03285 -0.00208 -0.00182
4 -0.01025 -0.0431 0.007683 0.005867
5 -0.00156 -0.04467 0.00885 0.014718
Gambar 4.1
Grafik Average Abnormal Return
-0.04
-0.03
-0.02
-0.01
0
0.01
0.02
0.03
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Bad News
Good News
Gambar 4.2
Grafik Cumulative Abnormal Return
Pengujian statistik pada hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan t-
hitung Average Abnormal Return hari ke-t dengan t-tabel. T-hitung pada hari ke-t
dihitung dengan rumus :
�� = ����� !
Abnormal return dikatakan signifikan jika ;���%+* < <;��=&$ dan ;���%+* >
<;��=&$. T tabel yang digunakan untuk pengujian hipotesis signifikan pada level 10%,
5% dan 1%.
Hasil penghitungan t-hitung dan pengujian statistik dengan
membandingkannya dengan t-tabel dapat dilihat pada tabel berikut.
-0.05
-0.04
-0.03
-0.02
-0.01
0
0.01
0.02
0.03
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 bad news
good news
Tabel 4. 5
Hasil pengujian signifikansi abnormal return selama periode pengamatan
t BAD NEWS GOOD NEWS
AR t hitung AR t hitung
-5 -0.01591 -1.603 0.000197 .031
-4 0.013191 .629 -0.00105 -.231
-3 -0.00931 -2.353* 0.001162 .424
-2 0.025585 1.284 3.62E-06 .001
-1 0.004129 .589 0.003619 .589
0 -0.01579 -3.514** 0.000629 .140
1 -0.03213 -1.616 0.002079 .410
2 0.007364 .609 -0.00638 -.781
3 -0.00998 -2.706* -0.00208 -.556
4 -0.01025 -1.394 0.007683 1.383
5 -0.00156 -.294 0.00885 1.902*
Keterangan: AAR: Average abnormal return; *)
Signifikan pada level 10%; **) Signifikan pada level 5%;
***) Signifikan pada level 1%
Abnormal return saham dengan kategori bad news bersifat negatif pada
hampir seluruh hari yang diamati, yaitu pada t -5, -3, 0, 1, 3, 4, 5. Abnormal return
pada kategori ini cenderung mengalami penurunan sejak hari ke -1 sampai hari ke 5.
Sedangkan menurut uji statistik, hanya abnormal return pada hari ke -3, 0 dan 3 yang
dianggap signifikan.
Pada saham kategori good news, abnormal return positif terjadi pada semua
periode pengamatan, kecuali pada hari ke -4 dan 2. Sedangkan abnormal return yang
secara statistik signifikan hanya terjadi pada hari ke 5.
4.1 Analisis Hasil Pengujian Hipotesis II (Abnormal Volume)
Ho : Tidak terdapat abnormal volume pada hari-hari sebelum dan sesudah
pengumuman laba triwulan.
Ha : Terdapat abnormal volume pada hari-hari sebelum dan sesudah
pengumuman laba triwulan.
Pengujian yang dilakukan pada tahap ini bertujuan untuk melihat ada atau
tidaknya abnormal volume selama hari-hari disekitar tanggal pengumuman laba
triwulan. Abnormal volume merupakan selisih antara Trading Volume Activity dengan
rata-rata Trading Volume Activity saham i selama periode pengamatan. Pada tahap ini
seperti pada pengujian abnormal return, abnormal volume tidak diuji secara individu
melainkan secara kumulatif. Pengujian dilakukan dengan membagi sampel menjadi
dua kategori sesuai dengan naik atau turunnya laba yaitu kategori good news dan
kategori bad news.
Hasil penghitungan abnormal volume secara kumulatif tiap hari selama
periode pengamatan dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 4.6
Hasil Penghitungan Average Abnormal Volume dan Cumulative Abnormal Volume
t BAD NEWS GOOD NEWS
AAV CAV AAV CAV
-5 0.001723 0.001723 0.000519 0.000519
-4 0.002132 0.003855 0.000649 0.001168
-3 -6.5E-05 0.003789 0.000323 0.001491
-2 0.002307 0.006096 0.000419 0.00191
-1 0.003326 0.009422 9.09E-05 0.002001
0 -0.00115 0.008267 -0.00057 0.001427
1 0.00114 0.009407 0.000522 0.001949
2 -0.00064 0.008764 0.000484 0.002433
3 -0.0014 0.007366 9.88E-05 0.002531
4 -0.00348 0.003886 0.000833 0.003364
5 -0.00293 0.000952 0.001529 0.004893
Gambar 4.3
Grafik Average Abnormal Volume
Gambar 4.4
Grafik Cumulative Abnormal Volume
-0.004
-0.003
-0.002
-0.001
0
0.001
0.002
0.003
0.004
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Ab
no
rm
al
Vo
lum
e
BAd News
Good News
0
0.001
0.002
0.003
0.004
0.005
0.006
0.007
0.008
0.009
0.01
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
bad news
good news
Pengujian statistik pada hipotesis ini dilakukan dengan membandingkan t-
hitung Average Abnormal Volume pada hari ke-t dengan t-tabel. T-hitung pada hari
ke-t dihitung dengan rumus :
�� = ����� !
Abnormal volume dikatakan signifikan jika ;���%+* < <;��=&$ dan ;���%+* >
<;��=&$. T tabel yang digunakan untuk pengujian hipotesis signifikan pada level 10%,
5% dan 1%.
Hasil penghitungan t-hitung dan pengujian statistik dengan
membandingkannya dengan t-tabel dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7
Hasil pengujian signifikansi abnormal volume selama periode pengamatan
t BAD NEWS GOOD NEWS
AAV t hitung AAV t hitung
-5 0.001723 .595 0.000519 .539
-4 0.002132 .856 0.000649 .755
-3 -6.5E-05 -.061 0.000323 .680
-2 0.002307 .996 0.000419 .768
-1 0.003326 1.512 9.09E-05 .204
0 -0.00115 -1.405 -0.00057 -1.494
1 0.00114 1.470 0.000522 1.079
2 -0.00064 -2.220* 0.000484 .716
3 -0.0014 -1.680 9.88E-05 .216
4 -0.00348 -1.676 0.000833 1.646
5 -0.00293 -1.468 0.001529 3.507***
Keterangan: AAV: Average abnormal volume; *)
Signifikan pada level 10%; **) Signifikan pada level 5%;
***) Signifikan pada level 1%
Abnormal volume pada saham kategori bad news bernilai negatif pada hari ke
-3, 0, -2, -3, -4, -5. Secara statistika abnormal volume pada kategori ini signifikan
hanya pada hari ke 2.
Sedangkan saham dengan kategori good news menunjukkan abnormal volume
yang positif kecuali pada hari ke 0. Secara statistik abnormal volume yang signifikan
hanya terjadi pada hari ke 5.
4.3 Pengujian Hipotesis III (Likuiditas Saham)
Ho : µ = ># (Tidak terdapat perbedaan signifikan volume perdagangan
sebelum dan sesudah pengumuman dirilis)
Ha : µ ≠ ># (Terdapat perbedaan signifikan volume perdagangan sebelum
dan sesudah pengumuman dirilis)
Kriteria pengujian :
Ho tidak dapat ditolak jika ?� > <?@+ABCBDEF dan ?� < <?@+ABCBDEF
Ha tidak dapat ditolak jika ?� < <?@+ABCBDEF dan ?� > <?@+ABCBDEF
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan
antara volume perdagangan pada hari-hari sebelum pengumuman dirilis dengan
volume perdagangn pada hari-hari setelah pengumuman dirilis. Variabel volume
perdagangan digunakan sebagai proksi dalam mengukur likuiditas saham.
Tahap pertama yang dilakukan yaitu uji normalitas data dengan menggunakan
one-sample Kolmogorov-Smirnov-test. Hasil uji normalitas data tampak dalam tabel
berikut.
Tabel 4.8
Uji Normalitas Volume Perdagangan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
V-SEBELUM V-SESUDAH
N 140 140
Normal Parametersa,,b Mean 99902528.57 64972403.57
Std. Deviation 3.632E8 2.090E8
Most Extreme Differences Absolute .397 .378
Positive .397 .347
Negative -.392 -.378
Kolmogorov-Smirnov Z 4.702 4.477
Asymp. Sig. (2-tailed) .000 .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil uji nomalitas data menunjukkan Asymp.Sig (2-tailed) baik volume
perdagangan sebelum maupun sesudah tanggal pengumuman sebesar 0.000. Angka
tersebut berarti bahwa data volume perdagangan tidak terdistribusi secara normal. Hal
ini karena dikarenakan oleh tingkat signifikansi yang lebih kecil daripada 5%.
Sehingga untuk menguji signifikansi perbedaan antara volume sebelum dan sesudah
tanggal perilisan digunakan Wilcoxon Signed Rank. Hasil uji beda dengan Wilcoxon
Signed Rank terdapat pada tabel berikut.
Tabel 4.9
Hasil uji signifikansi perbedaan
Test Statisticsb
V-SESUDAH - V-
SEBELUM
Z -1.090a
Asymp. Sig. (2-tailed) .276
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Hasil uji beda data volume perdagangan sebelum dan sesudah pengumuman
laba triwulan menunjukkan z hitung sebesar -1.090 yang berarti lebih kecil daripada
Z tabel yaitu -1.65589. dengan begitu dapat disimpulkan bahwa perbedaan volume
perdagangan sebelum dan sesudah pengumuman dirilis tidak signifikan.
4.4 Pengujian Hipotesis IV (Asimetri Informasi)
Ho : µ = ># (Tidak terdapat perbedaan signifikan effective bid-ask spreads
sebelum dan sesudah pengumuman dirilis)
Ha : µ ≠ ># (Terdapat perbedaan signifikan effective bid-ask spreads
sebelum dan sesudah pengumuman diilis)
Kriteria pengujian :
Ho tidak dapat ditolak jika ?� > <?@+ABCBDEF dan ?� < <?@+ABCBDEF
Ha tidak dapat ditolak jika ?� < <?@+ABCBDEF dan ?� > <?@+ABCBDEF
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan
antara effective bid-ask spreads pada hari-hari sebelum pengumuman dirilis dengan
effective bid-ask spreads pada hari-hari setelah pengumuman dirilis. Variabel
effective bid-ask spreads digunakan sebagai proksi dalam mengukur asimetri
informasi.
Tahap pertama yang dilakukan yaitu uji normalitas data dengan menggunakan
one-sample Kolmogorov-Smirnov test. Hasil uji normalitas data tampak dalam tabel
berikut.
Tabel 4.10
Uji Normalitas Effective Bid-Ask Spreads
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
EBA-sebelum EBA-sesudah
N 140 140
Normal Parametersa,,b Mean -.662120 -.661121
Std. Deviation .0063550 .0063031
Most Extreme Differences Absolute .115 .089
Positive .066 .054
Negative -.115 -.089
Kolmogorov-Smirnov Z 1.355 1.050
Asymp. Sig. (2-tailed) .051 .220
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil uji nomalitas data menunjukkan Asymp.Sig (2-tailed) effective bid-ask
spreads sebelum dan sesudah tanggal pengumuman sebesar 0.051dan 0.220. Angka
tersebut berarti bahwa data effective bid-ask spreads terdistribusi secara normal. Hal
ini karena dikarenakan oleh tingkat signifikansi yang lebih besar daripada 5%.
Sehingga untuk menguji signifikansi perbedaan antara effective bid-ask spreads
sebelum dan sesudah tanggal perilisan digunakan Paired Sample T-test. Hasil uji
beda dengan Paired Sample T-test terdapat pada tabel berikut
Tabel 4.11
Hasil uji signifikansi perbedaan
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
EBA-sebelum
- EBA-
sesudah
-.0009986 .0077774 .0006573 -.0022983 .0003010 -1.519 139 .131
Hasil uji beda data effective relative bid-ask spreads sebelum dan sesudah
pengumuman laba triwulan menunjukkan z hitung sebesar -1.519 yang berarti lebih
kecil daripada z tabel yaitu -1.65589. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa
perbedaan effective relative bid-ask spreads sebelum dan sesudah pengumuman
dirilis tidak signifikan.
4.5 Pembahasan
Informasi merupakan faktor yang penting bagi investor dalam memilih
keputusan investasi. Namun, tidak semua informasi yang diterima oleh pasar akan
secara langsung digunakan untuk mengambil keputusan investasi. Informasi tersebut
diintepretasikan terlebih dahulu oleh para investor dengan kemampuan intepretasi
yang berbeda-beda. Sehingga manfaat dari suatu informasi bagi masing-masing
investor tergantung dari kemampuan dalam menerjemahkan informasi tersebut.
Pengumuman laba triwulan juga memiliki kandungan informasi bagi investor
seperti halnya pengumuman laba tahunan. Kandungan informasi pengumuman laba
triwulan ini memicu reaksi yang berbeda pada dua kategori pengumuman, yaitu
pengumuman dengan laba naik atau good news dan pengumuman dengan laba turun
atau bad news. Reaksi yang dilakukan oleh investor berbeda pada dua jenis
pegumuman ini. Investor cenderung bereaksi lebih kuat pada bad news dibandingan
dengan good news.
Reaksi yang lebih kuat dari investor terhadap pengumuman bad news dapat
dilihat dari grafik average abnormal return dan average abnormal volume yang
mengalami pergerakan tajam. Pergerakan yang tajam ini tidak terlihat pada grafik
average abnormal return dan average abnormal volume pada pengumuman good
news. Investor tampaknya menganggap keadaan perusahaan yang sedang tidak baik
sebagai informasi yang lebih penting daripada keadaan perusahaan yang sedang baik.
Adapun tingkat signifikansi average abnormal return dan average abnormal
volume yang terjadi hanya pada hari-hari tertentu dapat mengindikasikan bahwa pasar
di Indonesia bersifat semi-strong atau setengah kuat (Jogiyanto, 1998). Artinya
investor tidak banyak melakukan respon setelah pengumuman laba triwulan terbit
secara umum. Hal ini dapat disebabkan oleh lamanya jeda antara tanggal laporan
triwulan dengan tanggal laporan tersebut benar-benar dirilis ke publik. Selama jeda
waktu tersebut investor dimungkinkan untuk mendapatkan informasi secara privat
sehingga respon yang dilakukan investor sudah dilakukan sebelum pengumuman laba
dirilis secara resmi oleh Bapepam.
Hasil pengujian atas volume perdagangan sebelum dan sesudah pengumuman
laba menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan. Hasil yang sama juga terjadi pada
pengujian effective relative bid-ask spreads dimana tidak terdapat perbedaan yang
signifikan. Hasil kedua pengujian ini berarti pengumuman laba triwulan tidak
memicu perbedaan likuiditas dan asimetri informasi sebelum dan sesudah
pengumuman dirilis.
Perbedaan yang tidak signifikan atas likuiditas tersebut sejalan dengan hasil
pada hipotesis sebelumnya dimana investor tidak bereaksi secara signifikan terhadap
informasi laba triwulan yang diilis perusahaan. Sedangkan tidak adanya perbedaan
yang signifikan antara asimetri informasi sebelum dan sesudah pengumuman dapat
disebabkan oleh pencarian informasi secara privat oleh investor atas informasi
bahkan sebelum informasi tersebut dirilis secara resmi oleh perusahaan.
Ringkasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.12
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis
Hipotesis Hasil Kesimpulan
Terdapat abnormal
return pada hari-hari
sebelum dan sesudah
pengumuman laba
triwulan.
Tidak terdapat
abnormal return Ditolak
Terdapat abnormal
volume pada hari-hari
sebelum dan sesudah
pengumuman laba
triwulan.
Tidak terdapat
abnormal volume
Ditolak
Terdapat perbedaan
signifikan volume
perdagangan sebelum
dan sesudah
pengumuman dirilis
Tidak terdapat
perbedaan signifikan Ditolak
Terdapat perbedaan
signifikan effective bid-
ask spreads sebelum
dan sesudah
pengumuman dirilis
Tidak terdapat
perbedaan signifikan Ditolak
5. SIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya kandungan informasi
dalam pengumuman laba triwulan yang dirilis perusahaan dan pengaruhnya terhadap
likuiditas dan asimetri informasi sebelum dan sesudah pengumuman dirilis. Hasil
pengolahan dan analisis data menolak hipotesis yang diajukan yaitu bahwa
pengumuman laba triwulan mengandung informasi yang memicu reaksi investor
secara signifikan serta mempengaruhi likuiditas dan asimetri informasi. Artinya,
pengumuman laba triwulan tidak mengandung informasi yang signifikan bagi
investor dan tidak mempengaruhi likuiditas pasar saham dan asimetri informasi.
Pengumuman laba triwulan digunakan oleh perusahaan sebagai sarana
pemberitahuan kondisi terkini perusahaan. Melalui pengumuman laba ini semua
pihak terutama para investor memiliki informasi yang sama mengenai kondisi
perusahaan. Namun demikian nampaknya investor tidak bereaksi secara signifikan
terhadap pengumuman laba triwulan. Jeda waktu yang lama antara tanggal laporan
dengan perilisan pengumuman secara resmi memungkinkan investor berusaha
mencari informasi secara privat sehingga reaksi investor dipengaruhi oleh
kemampuan dalam mengakses informasi tersebut bukan dipengaruhi oleh
pengumuman itu sendiri.
5.2 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu
1. Data yang digunakan sebagai sampel hanya perusahaan dengan saham yang
masuk dalam kategori LQ45 yang hanya mewakili 10% dari keseluruhan
jumlah saham yang diperdagangkan dalam Bursa Efek Indonesia.
2. Proksi yang digunakan untuk menguji likuiditas dan asimetri informasi dalam
penelitian ini adalah volume perdagangan dan efective relative bid-ask
spreads.
3. Hanya meneliti laporan laba triwulan III sehingga hasil penelitian tidak dapat
dibandingkan dengan kejadian pada laporan laba lain.
5.3 Saran
Adapun saran bagi penelitian selanjutnya dengan tema yang sama adalah
1. Menggunakan data yang lebih banyak yang meliputi semua industri dalam
pasar sehingga cukup mewakili populasi secara kesuluruhan.
2. Menggunakan proksi likuiditas dan asimetri informasi yang lain sehingga
hasil penelitian lebih bervariasi dan lebih mendalam. Sebagai contoh,
penelitian selanjutnya dapat menggunakan dimensi likuiditas resiliensi dan
dimensi kedalaman. Dengan menggunakan dimensi lain maka pembahasan
akan lebih mendalam.
3. Menggunakan laporan triwulan yang lebih banyak tidak terbatas pada
triwulan III, tetapi menggunakan laporan triwulan II dan I.
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robbert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft. Bayer, D., Borell M., and Moslener , U. 2005. “Quantifying Liquidity in Emissions
Allowance Markets: Issues and Perspectives”. Germany
Bodie, Z., Kane, A., and Marcus, Alan J. 2005. Investment .Boston: McGraw-Hill.
Ghozali, I dan Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Undip.
Harris, L. 2003. Trading and Exchanges. New York: Oxford University Press, Inc.
Hendriksen, Eldon S. and Breda, Michael F. Van. 1992. Accounting Theory. USA: Mc Graw Hill
Ikatan Akuntan Indonesia. 2000. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Jakarta: DSAK IAI.
Jama'an, Darsono. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan Keuangan. Semarang: MA – UNDIP.
Jogiyanto. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.
Kyle, A. S. 1985. “Continuous Auctions And Insider Trading”,Econometrica.
Lakhal, Faten. 2004. “Stock market liquidity and Information Asymmetry around Voluntary Earnings Announcements : New Evidence from France”. h.1-28
Lakhal, Faten. 2008. “Stock market liquidity and Information Asymmetry around Voluntary Earnings Announcements : New Evidence from France”. International Journal of Managerial Fianance, Vol. 4 No. 1. h.60-72.
Schwartz, Robert A. and Francioni, Reto. 2004. Equity Markets In Action : The
Fundamentals Of Liquidity, Market Strukture & Trading. Hoboken: John Weley & Sons Inc.
Stoll, H. R.1989. “Inferring the Components of the Bid-Ask Spread: Theory and Empirical Tests,” Journal of Finance 44. hl 115-134.
Tulloch, Sara. 1997. Oxford Dictionary and Thesaurus. USA: Oxford University Press.
www.bapepam.go.id
www.idx.co.id
www.jsx.co.id
Wyss, Rico Von. 2004. “Measuring and Predicting Liquidity in the Stock Market”. St. Gallen: Universit Äat St. Gallen.