lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF...

165
i KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII DI SMP NEGERI 19 SEMARANG SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Oleh Sutiyono NIM 3301411014 JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Transcript of lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF...

Page 1: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

i

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII DI SMP

NEGERI 19 SEMARANG

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Sutiyono

NIM 3301411014

JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

ii

Page 3: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

iii

Page 4: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip

atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Juni 2015

Sutiyono

NIM. 3301411014

iv

Page 5: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

“Maka Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan” (Al-Insyiraah,

Ayat 5)

“Manusia Yang Terbaik Adalah Yang Bermanfaat Bagi Orang Lain”

(Rosullullah)

“Satu-satunya Kebaikan Adalah Pengetahuan Dan Satu-satunya Kejahatan

Adalah Kebodohan” (Socrates)

“Jika Kalian Tidak Mau Belajar Dengan Keras Mulai Saat Ini, Maka Bersiap-

siaplah Menikmati Kebodohan Dimasa Tua Kalian”(Aristoteles)

Persembahan

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Bunda Rusmiati dan Ayahanda Sujatmiko

2. Nenekku tersayang, yang selalu mendoakanku

3. Muh.Galuh Jatmiko Adik baruku, semoga kita

mampu mikul dhuwur mendhem jero

4. Yosi Purnama Sari, partner pramuka, semoga

kita dapat terus mengabdi untuk anak-anak

Indonesia.

5. Dzihnatun Nabilah teman diskusi, semoga kita

bisa selalu bersilaturohmi dengan baik.

6. Sahabat Ska.Wan Bording House dan teman-

teman PKn yang menjadi pemicu semangatku.

7. Almamaterku Universitas Negeri Semarang

kampus konservasi.

v

Page 6: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII di SMP Negeri 19

Semarang”.

Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tidak terlepas dari

bimbingan, bantuan, dan sumbang saran dari segala pihak, oleh karena itu dalam

kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Dr. Subagyo, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang.

3. Drs. Slamet Sumarto, M.Pd., Ketua Jurusan Politik dan Kewarganegaraan

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

4. Drs. Tijan, M.Si., Dosen Wali Pembimbing utama yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Segenap Dosen Jurusan Politik dan Kewarganegaraan yang telah memberikan

ilmu dan keteladanan laku kepada penulis.

6. Seluruh Staf dan Karyawan Jurusan PKn, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas

Negeri Semarang.

7. Dra. Cicilia Sri Maryuni, MM., Kepala SMP Negeri 19 Semarang yang telah

memberikan ijin penelitian.

vi

Page 7: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

8. MBC. U. Sugianingsih, S.Pd, guru PKn SMP Negeri 19 Semarang yang telah

membantu dalam proses penelitian untuk penulisan skripsi ini.

9. Segenap guru dan karyawan SMP Negeri 19 Semarang atas segala bantuan

yang diberikan.

10. Orang tua yang melecut gairahku untuk lekas merampungkan skripsi dengan

senantiasa menanyakan, “Wisuda kapan, Le?”.

11. Teman-teman yang bersedia membantu dalam dokumentasi penelitian ini,

Andi, Cholid, Anam, Jefri, Oksa, Agus Prasetyo, Agus Misbahudin, Dendy

Aditya Pradana, thanks awfully.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam peningkatan mutu pendidikan

di Indonesia pada umumnya dan bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya.

Semarang, Juni 2015

Penulis

vii

Page 8: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

SARI

Sutiyono. 2015. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII Di SMP

Negeri 19 Semarang. Skripsi, Jurusan Politik dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu

Sosial, Universitas Negeri Semarang. Drs. Tijan, M.Si., dan Drs. Slamet Sumarto,

M.Pd.

Kata Kunci: Keefektifan, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Hasil

Belajar

Keefektifan pembelajaran tidak terlepas dari aktivitas yang berkualitas

dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dilakukan oleh guru. Salah satu

peran guru adalah memilih model pembelajaran efektif. Model pembelajaran yang

mengacu pada keaktifan siswa adalah model cooperative learning. Tujuan

penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dalam

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada

mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII SMP Negeri 19

Semarang, dan 2) untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Pendidikan

Kewarganegaraan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan

metode ceramah bervariasi kelas VIII di SMP Negeri 19 Semarang.

Penelitian ini adalah quasi-experimental dengan menggunakan

nonequivalent control group design yang memiliki populasi seluruh siswa kelas

VIII di SMP Negeri 19 Semarang. Pengambilan sampel menggunakan teknik

cluster random sampling, terpilih kelas VIII F sebagai kelas eksperimen

memperoleh model kooperatif tipe jigsaw dan kelas VIII G sebagai kelas kontrol

memperoleh pembelajaran ceramah bervariasi. Metode pengumpulan data yang

digunakan adalah tes, observasi dan dokumentasi. Analisis data penelitian

menggunakan bantuan SPSS 20.

Hasil yang diperoleh dari analisis data lembar observasi aktivitas siswa

adalah 84,37%. Skor ini menunjukkan data hasil penelitian aktivitas siswa

menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dalam kategori sangat baik. Hasil uji-t

Uji Independent sample t tes rata-rata hasil belajar posttes kedua kelas berbeda,

model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw memberikan pengaruh terhadap hasil

belajar sebesar 20%, dan memperoleh rata-rata 81.82, artinya melebihi (KKM ≥75

). Data yang diperoleh adalah (thitung = 3.364 > 1.166) pada taraf signifikan 0.05,

artinya (thitung > ttabel), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi kedua rata-rata sampel

memiliki hasil belajar berbeda. Simpulan yang diperoleh adalah penggunaan model

kooperatif tipe jigsaw terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan

kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Berdasarkan simpulan tersebut, saran yang diajukan yaitu (1) penggunaan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada tahap pembagian kelompok harus

memperhatikan waktu pembelajaran agar berjalan efektif, (2) perlu adanya

kesepakatan peraturan agar dalam melakukan pertukan kelompok tidak gaduh, (3)

perlu perluasan ruang kelas, sehingga memudahkan pembelajaran kelompok, (4)

direkomendasikan untuk penelitian lanjut pada ranah afektif dan psikomotorik.

viii

Page 9: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii

PERNYATAAN............................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v

PRAKATA ....................................................................................................... vi

SARI................................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

E. Batasan Istilah ................................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Efektivitas......................................................................... 9

B. Tinjauan Tentang Konsep Pembelajaran ......................................... 11

C. Hasil Belajar .................................................................................... 22

D. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ................................ 27

E. Model Pembelajaran Kooperatif...................................................... 31

F. Model Pembelajaran Ceramah Bervariasi ....................................... 46

G. Perbandingan Pembelajaran Kooperatif dan Ceramah Bervariasi .. 49

H. Kerangka Berpikir ........................................................................... 50

I. Hipotesis .......................................................................................... 52

ix

Page 10: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 54

B. Populasi ........................................................................................... 55

C. Sampel ............................................................................................. 56

D. Variabel Penelitian .......................................................................... 56

E. Prosedur Penelitian .......................................................................... 57

F. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 60

G. Analisis Instrumen ........................................................................... 62

H. Metode Analisis Data ...................................................................... 68

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian................................................................................ 74

1. Gambaran Umum Pelaksanaan Pembelajaran…. ...................... 74

a. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model Kooperatif Tipe

Jigsaw…. ............................................................................. 74

b. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Metode Ceramah Bervariasi

…. ........................................................................................ 79

2. Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw…................................... 81

3. Perbedaan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan

Ceramah Bervariasi …. ............................................................. 82

B. Pembahasan ..................................................................................... 85

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ......................................................................................... 95

B. Saran ................................................................................................ 96

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 97

LAMPIRAN ..................................................................................................... 100

x

Page 11: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Pembelajaran Kooperatif dan Ceramah Bervariasi ... 49

Tabel 2.2 Kerangka Berpikir Komparasi/Perbandingan Metode yang

dikembangkan dalam penelitian....................................................................... 52

Tabel 3.1 Desain Penelitian.............................................................................. 54

Tabel 3.2 Hasil Output Validitas Soal Uji Coba ............................................. 63

Tabel 3.3 Rekap Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba .................... 66

Tabel 3.4 Rekap Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba .......................... 68

Tabel 4.1 Aspek Aktivitas Belajar Siswa Yang Diamati ................................. 81

Tabel 4.2 Hasil Belajar Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ..................... 83

Tabel 4.3 Hasil Output Uji Independent Sample t test Hasil Belajar Posttest Kelas

Eksperimen dan Kontrol .................................................................................. 83

xi

Page 12: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Ilustrasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw ................ 43

Gambar 4.1 Guru Mendampingi Siswa Dalam Diskusi Kelompok Ahli ......... 76

Gambar 4.2 Aktivitas Siswa dalam Tanya Jawab ............................................ 77

xii

Page 13: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Panduan Wawancara Kebutuhan

Lampiran 2. Data Siswa Kelas 8 SMP Negeri 19 Semarang

Lampiran 3. Soal Uji Coba

Lampiran 4. Soal Pretest dan Posttest

Lampiran 5. Data Siswa Kelas Eksperimen

Lampiran 6. Data Siswa Kelas Kontrol

Lampiran 7. Uji Homogenitas

Lampiran 8. Uji Validitas Soal Uji Coba

Lampiran 9. Reliabilitas Soal Uji Coba

Lampiran 10. Perhitungan Tingkat Kesukaran

Lampiran 11. Perhitungan Daya Pembeda

Lampiran 12. Pedoman Aktivitas Belajar Siswa

Lampiran 13. Uji Paired Sample t test Hasil Belajar

Lampiran 14. Uji Idenpendent Sample t test

Lampiran 15. Kisi-kisi Soal

Lampiran 16. Lembar Jawab Siswa

Lampiran 17. Silabus Pembelajaran

Lampiran 18 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol

Lampiran 19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

Lampiran 20. Ringkasan Materi Pembelajaran

Lampiran 21. Lembar Kerja Siswa

Lampiran 22. Jadwal Penelitian

Lampiran 23. Surat Keterangan Telah Penelitian

Lampiran 24. Data Aktivitas Belajar Siswa

Lampiran 25. Hasil Belajar Kelas Eksperimen

Lampiran 26. Hasil Belajar Kelas Kontrol

Lampiran 27. Dokumentasi Pembelajaran

Lampiran 28. Surat Izin Penelitian

xiii

Page 14: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Pembelajaran yang efektif adalah proses belajar mengajar

yang bukan saja terfokus pada hasil yang dicapai peserta didik, melainkan

bagaimana proses pembelajaran yang efektif mampu memberikan

pemahaman yang baik, kecerdasan, ketekunan, kesempatan, dan mutu serta

dapat memberikan perubahan perilaku yang aplikatif dalam kehidupan.

Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan supaya diselenggarakan

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Pasal 19, PP No.19 Th

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan). Jadi kegiatan atau aktivitas

dalam belajar sangat diperlukan untuk menciptakan pengalaman belajar

tersebut. Pengalaman tersebut akan dijadikan dasar bagi peserta didik dalam

kehidupan bermasyarakat.

Kegiatan belajar siswa dapat terjadi dalam pembelajaran. Pembelajaran

pada hakekatnya merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik

1

Page 15: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

2

dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah

proses untuk membantu peserta didik agar belajar dengan baik, sehingga

dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang

melibatkan aktivitas belajar peserta didik secara aktif dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

Proses pembelajaran selalu berkaitan dengan aktivitas peserta didik.

Aktivitas adalah tingkah laku atau kegiatan yang dilakukan seseorang.

Aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik dalam proses pembelajaran

disebut aktivitas belajar. Aktivitas belajar peserta didik berupa

keterlibatannya dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dalam pembelajaran

guna mencapai keberhasilan belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari

kegiatan tersebut. Jadi aktivitas belajar adalah segala kegiatan peserta didik

dalam pembelajaran atau interaksi peserta didik dengan lingkungan

belajarnya dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Semakin tinggi

aktivitas belajar peserta didik maka menunjukkan belajar secara aktif. Oleh

karena itu, aktivitas atau interaksi menjadi faktor yang sangat penting dalam

mencapai tujuan pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran harus mempunyai tujuan yang ingin dicapai

dan tersusun pada tujuan instruksional yang sesuai dengan tingkat

kemampuan peserta didik. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu adanya

model pembelajaran yang tepat sehingga tujuan tersebut dapat tercapai

dengan sukses. Untuk itu, guru harus mampu memilih model pembelajaran

sesuai dengan yang diharapkan. Namun, dalam pelaksanaannya

Page 16: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

3

pembelajaran masih berpusat pada guru. Padahal, dalam Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan pembelajaran lebih menekankan pada pembelajaran

siswa aktif, tetapi masih banyak guru yang belum melaksanakan

pembelajaran tersebut. Model yang mereka gunakan masih konvensional,

padahal model pembelajaran yang interaktif banyak pilihannya yang dapat

digunakan oleh guru.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sugianingsih, salah satu guru

Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 19 Semarang ternyata kondisi

pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masih

menggunakan metode ceramah bervariasi yaitu perpaduan antara ceramah

dan tanya jawab. Hal ini dikarenakan materi pelajaran yang sangat banyak.

Sementara aktivitas peserta didik menjadi rendah karena peserta didik hanya

duduk dan mendengarkan penjelasan dari guru. Akibatnya, peserta didik

menjadi pasif dalam proses pembelajaran. Selain itu, minat peserta didik

pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menjadi rendah dan

dampaknya hasil belajar akan rendah pula. Hal ini menyebabkan siswa pasif

dalam pembelajaran hanya duduk, mendengar, dan mencatat saja, sehingga

dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi rendah. Upaya yang dapat

dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik adalah perlunya

penerapan suatu model pembelajaran yang inovatif. Hasil wawancara studi

pendahuluan dapat dilihat di lampiran 1.

Pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student center approach

menjadi salah satu alternatif dalam pendidikan saat ini karena pembelajaran

Page 17: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

4

dengan model konvensional dirasa kurang tepat. Hal tersebut disebabkan

pembelajaran dengan model konvensional hanya berpusat pada guru tanpa

memperhatikan aktivitas belajar peserta didik. Seiring dengan

perkembangan kehidupan masyarakat dan tuntutan kurikulum memaksa

adanya pembaharuan dalam dunia pendidikan. Salah satunya adalah

menggunakan model pembelajaran agar pembelajaran berorientasi pada

peserta didik. Aktivitas belajar atau interaksi belajar antarpeserta didik

sangat diperlukan untuk mengembangkan kemampuannya sebagai makhluk

sosial, dimana hal ini akan menjadikan bekal baik untuk belajar dan

bersosial di masyarakat. Salah satu model pembelajaran yang mengacu pada

keaktifan peserta didik adalah model pembelajaran cooperative learning.

Model pembelajaran cooperative learning merupakan model pembelajaran

yang sesuai untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian sebagai

suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara

sesama dalam dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok,

dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap

anggota kelompok itu sendiri. Pembelajaran Cooperative Learning lebih

memusatkan pembelajaran pada peserta didik secara bersama-sama untuk

mengembangkan pemahaman dan sikap sesuai dengan kehidupan nyata di

masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama

anggota kelompok akan meningkatkan aktivitas, motivasi, produktivitas, dan

perolehan belajar. Kesuksesan kelompok menjadi tujuan dari model

Page 18: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

5

pembelajaran Kooperatif. Hal yang spesial dalam pembentukan kelompok

Kooperatif dilaksanakan secara heterogen, baik dalam kemampuan

akademis, jenis kelamin, ras, etnik, dan sebagainya. Model pembelajaran

Kooperatif memiliki beberapa jenis tipe. Pada penelitian ini digunakan

model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

Penelitian sebelumnya yang berjudul Upaya Meningkatkan Aktivitas

Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Tegal pada Mata Pelajaran PKn

melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw menunjukkan bahwa

aktivitas belajar peserta didik meningkat mulai dari 72,5% menjadi 87,5%

(Rodiati, 2008). Penelitian ini terbukti efektif dalam meningkatkan aktivitas

belajar siswa. Hal ini akan berpengaruh pada perolehan hasil belajar peserta

didik pula.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian yang

berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam

Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII di

SMP Negeri 19 Semarang”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat disusun rumusan masalah

sebagai berikut.

1. Bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada mata

Page 19: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

6

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII SMP Negeri 19

Semarang?

2. Apakah ada perbedaan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan

menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan metode

ceramah bervariasi kelas VIII di SMP Negeri 19 Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan judul dan rumusan masalah tersebut, penelitian ini

bertujuan sebagai berikut.

1. Mengetahui aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada mata

pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII SMP Negeri 19

Semarang.

2. Mengetahui perbedaan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan

menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan metode

ceramah bervariasi kelas VIII di SMP Negeri 19 Semarang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada

bidang pendidikan mengenai pentingnya peningkatan hasil belajar

Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model

pembelajaran yang tepat.

Page 20: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

7

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, memberikan masukan sebagai pedoman pengambilan

kebijakan penggunaan model pembelajaran secara tepat.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini berguna untuk memberikan masukan

kepada guru dalam memilih model pembelajaran.

E. Batasan Istilah

Dalam penelitian ini perlu dijelaskan istilah yang berkaitan dengan

judul penelitian agar tidak terjadi salah penafsiran, maka penulis merasa

perlu memberikan batasan yang memberikan penegasan istilah yang

digunakan tersebut, yaitu:

1. Keefektifan Pembelajaran

Pembelajaran dikatakan efektif apabila mencapai sasaran yang

diinginkan, baik dari segi tujuan pembelajaran dan hasil belajar siswa

yang maksimal. Efektivitas dalam penelitian ini berupa peningkatan

hasil belajar kognitif siswa dalam menjawab soal-soal sesuai dengan

materi ajar dan melebihi KKM ≥ 75.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw adalah pembelajaran

kerjasama yang dimulai dengan intruksi kepada peserta didik

membentuk beberapa kelompok kecil. Peserta didik kemudian dengan

kelompok lainnya untuk memaksimalkan kelompoknya dan masing-

masing dalam memahami bahan ajar. Dalam pembelajaran Kooperatif

Page 21: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

8

ini ada suasana saling ketergantungan yang positif antar siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran Kooperatif tipe

Jigsaw dalam bekerja kelompok selama dua kali, yakni dalam kelompok

mereka asal dan dalam kelompok ahli.

3. Hasil Belajar Belajar

Hasil belajar adalah perubahan hasil yang diperoleh individu dalam

suatu studi. Hasil yang diperoleh tersebut dapat berasal dari dalam dan

diri individu sendiri ataupun dari pihak lain luar individu melalui

pengukuran tes. Pengukuran menggunakan tes bertujuan untuk

mengetahui tingkat pemahaman dan pengusaan peserta didik dalam

belajarnya.

Terkait dengan penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud adalah

hasil belajar pada ranah kognitif. Pada ranah afektif, dan ranah

psikomotorik dipadukan dalam lembar aktivitas belajar peserta didik.

Ranah kognitif yaitu mulai dari pengetahuan hafalan, dan pemahaman

atau komprehensif, sampai pada analisis, dan sintesis.

Page 22: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Efektivitas

Menurut Cameron (dalam Sutomo, 2009:24) efektivitas merupakan

fenomena yang mengandung banyak segi, sedikit sekali orang yang dapat

memaksimalkan keefektivan sesuai dengan efektivitas itu sendiri. Efektivitas

menunjukkan ketercapaian sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan.

Efektivitas dapat diartikan adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan

tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas adalah bagaimana suatu

organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha

mewujudkan tujuan operasional yang telah ditetapkan.

Efektivitas dapat juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam

pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Misalnya jika suatu pekerjaan

dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara

tersebut adalah benar dan efektif.

Eggen dan Kauchak (dalam Warsita, 2008:289) mengemukakan

pembelajaran yang efektif mempunyai beberapa indikator meliputi:

1. peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui

mengobservasi, membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan

perbedaan-perbedaan dan membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan

kesamaan-kesamaan yang ditemukan,

9

Page 23: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

10

2. guru menyediakan materi sebagai fokus berfikir dan berinteraksi dalam

pelajaran,

3. aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,

4. guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan tuntunan kepada

peserta didik dalam menganalisis informasi,

5. orientasi pembelajaran penguasaan isi pembelajaran dan pengembangan

keterampilan berpikir, serta

6. guru menggunakan teknik pembelajaran yang bervariasi sesuai dengan

tujuan dan gaya pembelajaran guru.

Suatu kegiatan dikatakan efektif bila kegiatan itu dapat diselesaikan pada

waktu yang tepat dan mencapai tujuan yang diinginkan. Efektivitas

menekankan pada perbandingan antara rencana dengan tujuan yang dicapai.

Oleh karena itu, efektivitas pembelajaran sering kali diukur dengan tercapainya

tujuan pembelajaran, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam

mengelola suatu situasi (Warsita, 2008:287).

Efektivitas tersebut dapat disimpulkan bahwa sesuatu dapat dikatakan

berjalan efektif apabila peserta didik mengalami aktivitas belajar secara aktif

dan tujuan dapat dicapai atau berhasil dengan suatu tindakan atau usaha.

Efektivitas yang dimaksud adalah efektivitas model pembelajaran yang

merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan proses

pembelajaran.

Efektivitas dalam penelitian ini adalah keberhasilan dalam penerapan

model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw, dikatakan efektif apabila hasil

Page 24: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

11

belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu dari sebelum dan sesudah

pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan

respon siswa terhadap pembelajaran. Selain itu, rata-rata hasil belajar akan

dikomparasikan dan diukur manakah yang lebih efektif antara model

pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dan metode ceramah bervariasi dalam

meningkatkan hasil belajar.

B. Tinjauan Tentang Konsep Pembelajaran

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang

dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh

seseorang. Belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan,

kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan bahkan persepsi

seseorang. Oleh karena itu mempelajari konsep dasar tentang belajar, seorang

mampu memahami aktivitas belajar.

Menurut Hilgard dan Brower (dalam Hamalik, 2010:45) belajar

mengandung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku,

termasuk juga perbaikan perilaku. Belajar adalah perubahan dalam perbuatan

melalui aktivitas, praktek, dan pengalaman. Belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).

Page 25: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

12

Menurut Gage (dalam Hardini, 2011:4) belajar adalah proses dimana

suatu organisme berubah perilakunya akibat dari pengalaman. Belajar juga

dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responnya

menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika ia tidak belajar responnya menurun.

Dengan demikian, belajar diartikan sebagai suatu perubahan dalam

kemungkinan atau peluang terjadinya respon. Robert M Gagne (dalam

Hardini, 2011:4) juga menambahkan belajar adalah suatu proses yang

kompleks dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas

disebabkan stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang

dilakukan oleh pelajar.

Belajar merupakan aktivitas interaksi aktif individu terhadap

lingkungan sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Sementara itu,

pembelajaran adalah penyediaan kondisi yang mengakibatkan terjadinya

proses belajar pada diri peserta didik (Sani, 2013:40). Penyediaan kondisi

dapat dilakukan dengan bantuan pendidik atau ditemukan sendiri oleh

individu.

Morgan et.al (dalam Rifa‟i, 2010:82), menyatakan bahwa belajar

merupakan perubahan relatif permanen yang terjadi karena hasil dari praktik

atau pengalaman. Sejalan dengan Morgan et.al, Slavin juga mengungkapkan

bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh

pengalaman.

Belajar secara umum dapat diartikan sebagai prosedur perubahan

perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan. Proses perubahan

Page 26: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

13

perilaku ini tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi ada yang sengaja

direncanakan dan ada yang dengan sendirinya terjadi karena proses

kematangan. Proses yang sengaja direncanakan agar terjadi perubahan

perilaku ini disebut dengan proses belajar. Proses ini merupakan suatu

aktivitas psikis/mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan yang relatif konstan dan

berbekas (Solihatin, 2012:5).

Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu

perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata

dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar juga dapat diartikan

sebagai suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat

maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri

seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Kalau tangan seorang

anak menjadi bengkok karena patah tertabrak mobil, perubahan seperti itu

tidak dapat diartikan perubahan dalam arti belajar. Demikian pula perubahan

tingkah laku seseorang dalam keadaan mabuk, perubahan yang terjadi dalam

aspek-aspek kematangan, pertumbuhan, dan perkembangan tidak termasuk

perubahan dalam pengertian belajar.

Page 27: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

14

Berdasarkan beberapa definisi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa

belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah laku seseorang berubah

sebagai akibat pengalaman yang berasal dari lingkungan. Dari pengertian

tersebut tersirat bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan

tingkah laku sebelum kegiatan belajar mengajar di kelas, seorang guru perlu

menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan

diberikan pada peserta didik dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai.

Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri

peserta didik, agar proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan

dalam kurikulum, maka pengajar atau guru harus merencanakan dengan

saksama dan sistematis berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan

perubahan tingkah laku peserta didik sesuai dengan apa yang diharapkan.

Apabila terjadi proses belajar, bersama itu pula terjadi proses mengajar.

Hal ini kiranya mudah dipahami karena jika ada yang belajar sudah tentu ada

yang megajar dan begitu juga sebaliknya. Dalam proses belajar mengajar,

guru sebagai pengajar dan peserta didik sebagai subjek belajar, dituntut

adanya profil kualifikasi tertentu dalam hal pengetahuan, kemampuan, sikap,

dan tata nilai, serta sifat-sifat pribadi, agar proses itu dapat berlangsung

dengan efektif dan efisien.

Dalam dunia pendidikan, peserta didik yang melakukan proses belajar,

tidak melakukan secara individu, tetapi ada beberapa komponen yang terlibat,

Page 28: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

15

seperti pendidik atau guru, media dan strategi pembelajaran, kurikulum, dan

sumber belajar. Dari kata belajar itulah kemudian lahir kata pembelajaran.

Pembelajaran dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional

Nomor 20 Tahun 2003, Bab 1 Pasal 1 Ayat 20 adalah proses interaksi peserta

didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Menurut Gagne (dalam Khanifatul, 2012:14), intruction atau pemebelajaran

adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa,

yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa

untuk memengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang

bersifat internal.

Terlepas dari perbedaan redaksi atas pendefinisian kata pembelajaran

tersebut, diantara kesemuanya tetap ada titik kesamaan definisi. Titik

kesamaan tersebut yaitu pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan

oleh guru atau pendidik untuk membuat siswa atau peserta didik belajar

(mengubah tingkah laku untuk mendapatkan kemampuan baru) yang berisi

suatu sistem atau rancangan untuk mencapai suatu tujuan.

2. Pembelajaran Efektif

Menurut Miarso (dalam Warsito, 2008:287) pembelajaran efektif

adalah belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik, melalui

pemakaian prosedur yang tepat. Pengertian ini mengandung dua indikator,

yaitu terjadinya belajar pada peserta didik dan apa yang dilakukan guru. Oleh

karena itu, prosedur pembelajaran yang dipakai oleh guru dan terbukti peserta

Page 29: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

16

didik belajar akan dijadikan fokus dalam usaha untuk meningkatkan

pembelajaran.

Menurut Dick (dalam Warsito 2008:287) pembelajaran efektif adalah

suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk belajar

keterampilan spesifik, ilmu pengetahuan, dan sikap serta yang membuat

peserta didik senang. Pembelajaran efektif memudahkan peserta didik untuk

belajar sesuatu yang bermanfaat, seperti: fakta, keterampilan, nilai, konsep,

cara hidup serasi dengan sesama, atau sesuatu hasil belajar yang diinginkan.

Pembelajaran efektif adalah proses belajar mengajar yang bukan saja

terfokus pada hasil yang dicapai peserta didik, melainkan proses

pembelajaran yang mampu memberikan pemahaman yang baik, kecerdasan,

ketekunan, kesempatan, dan mutu serta dapat memberikan perubahan

perilaku yang diaplikasikan dalam kehidupan.

Pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar disebut sukses jika terjadi

perubahan perilaku pada anak didik baik perubahan yang menyangkut aspek

kognitif, afektif, maupun psikomotorik (Sukardi, 2013:12). Dalam ketiga

aspek ini perubahan dalam perilaku anak didik mencakup lima kompetensi

atau kapabilitas penting, yakni kemampuan informasi verbal (menyatakan,

menceritakan, atau menggambarkan informasi yang telah disimpan

sebelumnya), keterampilan intelektual (menerapkan konsep-konsep dan

aturan-aturan yang dapat digeneralisasikan untuk menyelesaikan masalah),

strategi kognitif (mengelola proses berpikir dan belajar pada diri anak itu

sendiri), sikap-sikap memilih wacana aksi pribadi dan keterampilan gerak

Page 30: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

17

(mengeluarkan tindakan fisik secara tepat dan pada waktu yang pas) (Gagne

dan Medsker dalam Sukardi, 2013:12).

Pembelajaran juga dinyatakan seperangkat peristiwa (events) yang

mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga peserta didik itu

memperoleh kemudahan (Briggs dalam Rifa‟i, 2010:190). Seperangkat

peristiwa itu membangun suatu pembelajaran yang bersifat internal jika

peserta didik melakukan self intruction dan di sisi lain kemungkinan juga

bersifat eksternal, yaitu jika bersumber antara lain dari pendidik. Jadi

teaching itu hanya sebagian dari intruction, sebagai salah satu bentuk

pembelajaran. Unsur utama dari pembelajaran adalah pengalaman anak

sebagai seperangkat event sehingga terjadi proses belajar. Pembelajaran

dikatakan efektif jika mampu memberikan pengalaman baru, membentuk

kompetensi peserta didik, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin

dicapai secara optimal (Hardini, 2012:84). Dengan demikian belajar dan

pembelajaran mempunyai hubungan konseptual yang tidak berbeda.

Berdasarkan hal pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

efektif menuntut keterlibatan peserta didik secara aktif, karena mereka

merupakan pusat kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi.

3. Komponen-komponen Pembelajaran

Komponen-komponen dalam pemebalajarn yaitu meliputi tujuan,

subyek belajar, materi pelajaran, strategi, media, evaluasi, dan penunjang.

a) Tujuan yang secara eksplisit diupayakan pencapaiannya melalui kegiatan

pembelajaran adalah intructional effect biasanya itu berupa pengetahuan

Page 31: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

18

dan keterampilan atau sikap yang dirumuskan secara eksplisit dan

operasional.

b) Subyek belajar merupakan komponen utama karena berperan sebagai

subyek sekaligus obyek. Sebagai subyek karena peserta didik adalah

individu yang melakukan proses belajar mengajar. Sebagai obyek karena

kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku

pada diri subyek belajar.

c) Materi pelajaran merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran,

karena materi pelajaran akan memberi warna dan bentuk dari kegiatan

pembelajaran.

d) Strategi belajar merupakan pola umum mewujudkan proses pembelajaran

yang diyakini efektivitasnya untuk mencapai tujuan pembelajaran.

e) Media pembelajaran adalah alat atau wahana yang digunakan pendidik

dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan

pembelajaran.

f) Penunjang yang dimaksud dalam sistem pembelajaran adalah fasilitas

belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran dan semacamnya.

Komponen penunjang berfungsi memperlancar, melengkapi dan

mempermudah terjadinya proses pembelajaran (Rifai‟i, 2010:194).

Kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang

meliputi tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan

sumber, serta evaluasi. Penjelasan dari setiap komponen tersebut adalah

sebagai berikut.

Page 32: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

19

a) Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan

pembelajaran yang diharapkan setelah peserta didik mempelajari bahan

pelajaran yang diajarkan oleh guru.

b) Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam peroses

belajar mengajar.

c) Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala

sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses belajar

mengajar.

d) Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

e) Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai

tujuan pengajaran.

f) Sumber pelajaran bukanlah berproses dalam kehampaan, tetapi berproses

dalam kemaknaan, di dalamnya ada sejumlah nilai yang disampaikan

kepada peserta didik. Yang dimaksud dengan sumber-sumber bahan dan

belajar adalah sebagai sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat

dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar sesorang.

g) Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai

dari sesuatu. (Djamarah, 2006:41-50)

Sesuai dengan beberapa uraian tentang komponen pembelajaran di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran terdapat beberapa

komponen yang meliputi; tujuan pembelajaran, subjek pembelajaran, materi

Page 33: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

20

atau sumber pembelajaran, metode atau pengalaman belajar dan evaluasi

pembelajaran.

4. Tujuan Pembelajaran

Pembelajaran dapat ditinjau dari segi internal dan eksternal makna teori

pembelajaran atau intruksional adalah penerapan prinsip-prinsip teori belajar,

teori tingkah laku, dan prinsip pengajaran dalam usaha mencapai tujuan

belajar dengan penekanan pada prosedur yang telah terbukti berhasil secara

konsisten (Sukamto dalam Rifa‟i, 2010:197). Dengan demikian tujuan

daripada pembelajaran erat kaitannya dengan implementasi akan berintegrasi

menjadi prinsip-prinsip pembelajaran.

Menurut Mandigers (dalam Rifai‟i, 2010:200), tujuan pembelajaran

dapat membuat peserta didik dengan mudah dan berhasil dalam belajar, untuk

itu pendidik perlu memperhatikan:

a) prinsip aktivitas mental, belajar adalah aktivitas mental, oleh karena itu

pembelajaran hendaknya dapat menimbulkan aktivitas mental,

b) prinsip menarik perhatian, bila dalam belajar mengajar peserta didik penuh

perhatian kepada bahan yang dipelajari, maka hasil belajar akan lebih

meningkat sebab dengan perhatian ada konsentrasi, pada gilirannya hasil

belajar itu akan lebih berhasil dan tidak lekas lupa,

c) prinsip penyesuaian perkembangan murid, anak atau peserta didik lebih

tertarik apabila bahan pelajaran disesuaikan dengan perkembangan subyek

belajar,

Page 34: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

21

d) prinsip appersepsi, memberikan petunjuk bahwa kalau mengajar pendidik

hendaknya mengkaitkan materi yang akan dipelajari dengan apa yang

sudah diketahui,

e) prinsip peragaan, memberikan pedoman bahwa dalam mengajar

hendaknya digunakan alat peraga,

f) prinsip aktivitas motorik, mengajar hendakya dapat menimbulkan aktivitas

motorik peserta didik, dan

g) prinsip motivasi ialah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk

melakukan sesuatu dalam rangka memenuhi kebutuhannya.

Dalam mengaplikasikan prinsip ini pendidik dapat melakukan dengan

memilih model dan metode pembelajaran mana yang tepat. Hal ini dapat

dijelaskan bahwa belajar yang berhasil adalah bila anak atau peserta didik

melakukan belajar langsung yang intensif dan optimal, sehingga

menimbulkan perubahan tingkah laku yang lebih bersifat permanen.

Selain itu juga dijelaskan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

pembelajaran meliputi faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yaitu

kondisi keadaan jasmani dan rohani siswa (Sukardi, 2013:12-13). Faktor

internal ini juga terdapat faktor kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan

bakat.

Selanjutnya dalam pembelajaran juga dipengaruhi oleh faktor yang

berasal dari luar atau eksternal seperti lingkungan sosial sekolah. Lingkungan

ini adalah guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memperngaruhi

proses belajar seorang siswa (Sukardi, 2013:21).

Page 35: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

22

Berdasarkan beberapa penjelasan, dapat disimpulkan bahwa tujuan

pembelajaran adalah tercapainya perubahan perilaku atau kompetensi pada

siswa atau peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Salah satu

faktor keberhasilan dalam pembelajaran adalah kefektifan model

pembelajaran yang digunakan akan sangat berpengaruh pada lingkungan

belajarnya, sehingga menarik dan menjadikan peserta didik lebih aktif dalam

pembelajaran. Apabila dalam diri peserta didik sudah termotivasi untuk

belajar, maka ini akan mempengaruhi indikator penilaian dalam pembelajaran

dari peserta didik.

C. Hasil Belajar

Hasil Belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)

menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau

proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil

produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah

bahan (raw materials) menjadi barang/hasilnya (finished goods) (Purwanto,

2014: 44).

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik

setelah mengalami belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut

tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Perubahan perilaku

yang harus tercapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar disusun dalam

Page 36: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

23

tujuan pembelajaran. Tujuan tersebut merupakan gambaran dari perubahan

perilaku yang diinginkan dalam kegiatan pembelajaran (Rifa‟i et al, 2010:85).

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne

(dalm Suprijono, 2013: 5-6), hasil belajar berupa:

1. informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara

spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak

memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan

aturan,

2. keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan

lambang. Kemampuan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi,

kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-

prinsip keilmuan. Kemampuan intelektual merupakan kemampuan

melakukan aktivitas kognitif bersifat khas,

3. strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas

kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan

kaidah dalam memcahkan masalah,

4. keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkain gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak

jasmani, dan

5. sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilain terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

Page 37: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

24

menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik

(Bloom dalam Suprijono, 2013:6-7). Ranah kognitif berkaitan dengan hasil

berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah afektif

berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah psikomotorik

berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf,

manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Ketiga ranah tersebut dibagi menjadi

kategori-kategori, sebagai berikut.

1. Ranah kognitif

a) Pengetahuan (knowledge) didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau

mengenali informasi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengetahuan ini

meliputi pengingatan kembali tentang rentangan materi yang luas, mulai

dari fakta spesifik sampai teori yang kompleks.

b) Pemahaman (comprehension) didefinisikan sebagai kemampuan

memperoleh makna dari materi yang telah dipelajari.

c) Penerapan (application) mengacu pada kemampuan menggunakan materi

yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan konkret. Hal ini mencakup

penerapan hal-hal seperti aturan, metode, konsep, prinsip-prinsip, dalil dan

teori.

d) Analisis (analysis) mengacu pada kemampuan memecahkan material ke

dalam bagian-bagian sehingga dapat dipahami struktur organisasinya. Hal

Page 38: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

25

ini mencakup identifikasi bagian-bagian, analisis hubungan antar bagian

dan mengenali prinsip-prinsip pengorganisasian.

e) Sintesis (synthesis) mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-

bagian dalam rangka membentuk struktur yang baru.

Menurut Anderson dalam (Yanti, 2011:252-253) hasil belajar ranah

kognitif mencakup: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan harus

dievalusi.

2. Ranah afektif

a) Penerimaan (receiving) mengacu pada keinginan peserta didik untuk

menghadirkan rangsangan atau fenomena tertentu (aktivitas kelas, buku

teks, musik dan sebagainya).

b) Penganggapan (responding) mengacu pada partisipasi aktif pada diri

peserta didik. Siswa diusahakan untuk merespoon fenomena tertentu

dengan berbagai cara.

c) Penilaian (valuing) berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat pada

objek, fenomena atau perilaku tertentu pada diri siswa.

d) Pengoganisasian (organization) berkaitan dengan perangkaian nilai-nilai

yang berbeda, memecahkan kembali konflik-konflik antar nilai, dan mulai

menciptakan sistem nilai yang konsisten secara internal.

e) Pembentukan pola hidup (organization by a value complex) mengacu pada

individu peserta didik memiliki sistem nilai yang telah mengendalikan

perilakunya dalam waktu cukup lama sehingga mampu

mengembangkannya menjadi karakteristik gaya hidupnya.

Page 39: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

26

3. Ranah Psikomotorik

a) Persepsi (perception) berkaitan dengan penggunaan organ penginderaan

untuk memperoleh petunjuk yang memandu kegiatan motorik.

b) Kesiapan (set) mengacu pada pengambilan tipe kegiatan tertentu. Kategori

ini mencakup kesiapan mental dan jasmani.

c) Gerakan terbimbing (guided resonse) berkaitan dengan tahap-tahap awal

di dalam belajar keterampilan kompleks. Hal ini meliputi peniruan dan

mencoba-coba dengan menggunakan pendekatan gerakan ganda.

d) Gerakan terbiasa (mechanism) berkaitan dengan tindakan kinerja dimana

gerakan yang telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan gerakan dapat

dilakukan dengan sangat meyakinkan dan mahir.

e) Gerakan kompleks (complex overt response) berkaitan dengan kemahiran

kinerja dari tindakan motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang

kompleks. Kecakapan ditunjukkan melalui kecepatan, kehalusan,

keakuratan, dan yang memerlukan energi minmum.

f) Penyesuaian (adaptation) berkaitan dengan keterampilan yang

dikembangkan sangat baik sehingga indinvidu partisipan dapat

memodifikasi pola-pola gerakan sesuai dengan persyaratan baru atau

menemui situasi masalah baru.

g) Kreativitas (originally) mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru

untuk disesuaikan dengan situasi tertentu atau masalah-masalah tertentu

(Rifa‟i, 2010:86-90).

Page 40: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

27

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar siswa meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Hasil belajar kognitif lebih menekankan pada aspek pengetahuan. Ranah

afektif lebih menakankan pada sikap peserta didik dan ranah psikomotorik

berkenaan dengan respon dan kesiapan dalam pembelajaran.

Dalam penelitian ini hasil belajar siswa adalah ranah kognitif yaitu hasil

akhir proses belajar mengajar yang ditunjukkan oleh angka-angka atau nilai

tertulis dalam kertas evaluasi dari pendidik.

D. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

1. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)

Berdasarkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006,

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang ingin membentuk

warga negara ideal yaitu warga negara yang memiliki keimanan dan

ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menguasai kemampuan,

keterampilan, dan nilai-nilai sesuai dengan konsep dan prinsip-prinsip

kewarganegaraan.

Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta

didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air

(UU No. 20 Tahun 2003). Melalui mata pelajaran PKn peserta didik

diharapkan untuk mempunyai pengetahuan Negara Kesatuan Republik

Indonesia (NKRI), memiliki sikap menghormati, menghargai dan memiliki

tanggung jawab akan dirinya sendiri, bangsa dan negara serta memiliki

Page 41: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

28

keterampilan untuk menjalin hubungan dalam negeri ataupun luar negeri

sesuai dengan norma dan nilai yang ada.

Pendidikan kewarganegaraan juga merupakan media pengajaran yang

akan meng-Indonesiakan para siswa secara sadar, cerdas, dan penuh tanggung

jawab. Melalui mata pelajaran PKn diharapkan peserta didik memiliki

komitmen yang kuat dan konsisten untuk mempertahankan NKRI.

Berdasarkan uraian di atas, pendidikan kewarganegaraan merupakan

salah satu mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukkan warga

negara atau peserta didik yang memiliki pengetahuan kewarganegaraan,

keterampilan kewarganegaraan dan nilai-nilai kewarganegaraan agar

memiliki rasa cinta tanah air.

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan yang

dilaksanakan disemua lembaga pendidikan atau sekolah dalam sistem

pendidikan nasional. Kedudukannya sangat strategis sebab bukan hanya

sekedar proses pengajaran, tetapi adalah penanaman sikap untuk membentuk

watak dan kepribadian berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.

Secara terperinci tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah agar

peserta didik mempunyai kemampuan sebagai berikut.

a) Berpikir kritis, rasioanal, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan.

Page 42: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

29

b) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta anti

korupsi.

c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

bersama dengan bangsa-bangsa lain.

d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi (Per.Men Pendidikan Nasional RI, Nomor 24 Tahun

2006).

Berdasarkan tujuan pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang mempunyai misi

khusus yaitu membentuk peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

dan bertanggung jawab.

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi

delapan aspek, yaitu persatuan dan kesatuan bangsa, norma hukum dan

peraturan, hak asasi manusia, kebutuhan warga negara, konstitusi negara,

kesatuan dan politik, Pancasila, dan Globalisasi. Rincian delapan aspek ini

sebagai berikut.

a) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan,

cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa indonesia, sumpah pemuda,

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam

Page 43: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

30

pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik

Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

b) Norma, hukum dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga,

sekolah, di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, dan norma-norma

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sistem hukum

dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.

c) Hak asasi manusia, meliputi hak-hak yang dimiliki oleh setiap pribadi, dan

kewajiban dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

d) Kebutuhan warga negara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai

warga masyarakat, kebebasan organisasi, mengeluarkan pendapat,

menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga

negara.

e) Konstitusi negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia, dan

hubungan dasar negara dengan konstitusi.

f) Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan,

pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan

sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat

madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.

g) Pancasila, meliputi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan

pedoman dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,

pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan Pancasila sebagai

ideologi yang terbuka.

Page 44: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

31

h) Globalisasi, meliputi globalisasi dilingkungannya, politik luar negeri

Indonesia, dampak globalisasi, hubungan internasional Indonesia, dan

mengevaluasi globalisasi (Per.Men. Pendidikan Nasional 24 Tahun 2006).

E. Model Pembelajaran Kooperatif

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran adalah bentuk atau tipe kegiatan pembelajaran

yang digunakan untuk menyampaikan bahan ajar oleh guru kepada siswa.

Metode atau teknik pembelajaran adalah cara-cara yang dilakukan oleh guru

untuk menyampaikan bahan ajar kepada siswa atau peserta didik. Metode

pembelajaran juga didefinisikan sebagai cara-cara untuk melakukan aktivitas

yang tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta

didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga

proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.

Metode pembelajaran adalah prosedur atau cara yang bersifat teknis. Strategi

pembelajaran adalah prosedur atau langkah-langkah teknis yang harus

ditempuh untuk menerapkan metode pembelajaran tertentu di kelas. Adapun

pendekatan pembelajaran adalah cara-cara yang ditempuh oleh guru untuk

menghampiri siswa agar lebih memahami bahan yang diajarkan oleh guru.

Kadang-kadang pendekatan pembelajaran (sinonim) dengan model

pembelajaran (Sukardi, 2013:30).

Seperti disebutkan di atas, model pembelajaran adalah bentuk atau tipe

kegiatan pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan bahan

Page 45: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

32

ajar kepada siswa. Dalam model pembelajaran terdapat unsur: (1) filosofis

atau teori yang menjadi landasan atau ruh dari rumusan teoritis dan praktis

sebuah metode pembelajaran; (2) rumusan teoritis metode pembelajaran; (3)

prosedur teknis penerapan metode pembelajaran. Sehingga dapat dikatakan

bahwa strategi adalah bagian dari metode, dan metode adalah bagian dari

model pembelajaran. Jadi dapat ditarik benang merahnya bahwa model

pembelajaran adalah tipe kegiatan pembelajaran yang mengandung konsep-

konsep teoritis tentang metode dan strategi pembelajaran.

Model pembelajaran yang efektif adalah model yang mengeksplorasi

pengalaman belajar efektif, yaitu pengalaman belajar yang memungkinkan

siswa mengalami atau berbuat secara langsung dan aktif dalam sebuah

lingkungan belajarnya. Peserta didik diberi kesempatan yang luas untuk

melihat, memegang, merasakan dan mengaktifkan lebih banyak indera yang

dimilikinya. Peserta didik didorong untuk mengekspresikan diri dalam rangka

membangun pemahaman pengetahuan, perilaku dan keterampilannya. Oleh

karena itu, guru atau pendidik bertugas mengkondisikan situasi pengalaman

belajar yang dapat menstimulasi atau merangsang indera dan keingintahuan

peserta didik. Model adalah bentuk representatif akurat sebagai proses aktual

yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak

berdasarkan model itu (Mills dalam Suprijono, 2009:45).

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil

penuturan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang

berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada

Page 46: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

33

tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran ialah pola yang digunakan

sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun

tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan

termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,

dan pengelolaan kelas (Arends dalam Suprijono, 2009:46). Fungsi model

adalah “each model guides us as we design instruction to help students

achieve various objective” (Joyce dalam Suprijono, 2009:46).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan model

pembelajaran adalah pola atau bentuk kegiatan dengan tipe kegiatan

pembelajaran tertentu yang telah dirancang dan digunakan dalam

penyampaian bahan ajar oleh guru kepada peserta didik untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif

dan dapat dijadikan acuan pengajaran keterampilan di kelas adalah model

pembelaran Kooperatif. Model pembelajaran Kooperatif adalah model yang

sering digunakan dalam kegiatan pembelajaran, karena selain hemat waktu,

juga efektif, apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk

perkembangan siswa.

Definisi model pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) secara

umum adalah suatu model pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif

bertukar pikiran sesamanya dalam memahami suatu materi pelajaran, siswa

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya terdiri

dari 4-6 orang struktur heterogen (tinggi, sedang, dan rendah, bahkan bila

Page 47: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

34

memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis

kelamin yang berbeda).

Model pembelajaran Kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan

cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi

konsep, menyelesaikan persoalan. Menurut teori dan pengalaman agar

kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4-

5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karakter), ada kontrol dan

fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau

presentasi (Ngalimun, 2012:161-162).

Model cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran yang

membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai

dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja secara

bersama-sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan

motivasi, produktivitas dan perolehan belajar. Cooperative learning is more

effective in increasing motive and performance students (Michaels dalam

Solihatin, 2012:103)

Definisi lain yang sama dengan di atas menyatakan bahwa

pembelajaran Kooperatif adalah seperangkat instruksi yang menggunakan

kelompok kecil, sehingga siswa dapat menjalin kerjasama untuk

memaksimalkan kelompoknya dan masing-masing melakukan pembelajaran

(Sukardi, 2013: 139). Sederhananya bahwa cooperative learning adalah kerja

bersama untuk mencapai tujuan yang terbagi dalam tujuan masing-masing

(Nggermanto dalam Sukardi, 2013:140). Pembelajaran Kooperatif adalah

Page 48: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

35

pembelajaran yang secara sadar menciptakan yang silih asah sehingga sumber

belajar siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa

(Wena dalam Hardini, 2011:144).

Elemen-elemen pembelajaran Kooperatif terdiri dari; saling

ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, dan

keterampilan menjalin hubungan antar pribadi (Lie dalam Hardini, 2011:144).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran Kooperatif adalah proses pembelajaran yang menekankan pada

kerja sama antarpeserta didik, saling membantu dan berdiskusi dalam

penyelesaian tugas-tugas yang diberikan. Sistem pembelajaran Kooperatif

lebih dititik beratkan pada kelompok daripada individu.

2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif

a) Hasil Belajar Akademik

Model pembelajaran Kooperatif mempunyai tujuan dalam

memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas selain tujuan sosialnya. Model

pembelajaran ini menurut para ahli, cukup unggul dalam membantu siswa

memahami konsep-konsep yang sulit. Model struktur penghargaan

Kooperatif, kata para penganjur model pembelajaran Kooperatif telah dapat

meningkatkan nilai siswa pada pembelajaran akademik dan perubahan

norma yang berhubungan dengan hasil belajar (Sukardi, 2013: 140). Selain

mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran

Kooperatif dapat memberi keunggulan baik pada siswa kelompok bawah

Page 49: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

36

maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas

akademik.

b) Penerimaan terhadap Perbedaan Individu

Model pembelajaran Kooperatif juga memiliki tujuan lain yang

bersifat sosiologis, yaitu agar siswa memiliki sikap menerima perbedaan

dalam sebuah komunitas dengan beragam latar belakang (ras, budaya, kelas

sosial, kemamampuan). Dalam pembelajaran Kooperatif siswa dari berbagai

latar belakang dan kondisi didorong untuk bekerja dengan saling bergantung

pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan Kooperatif

akan belajar salong menghargai satu sama lain.

c) Pengembangan Keterampilan Sosial

Pembelajaran Kooperatif juga bertujuan mengajarkan pada siswa

keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Siswa perlu memiliki

keterampilan-keterampilan sosial karena saat ini banyak anak muda masih

kurang dalam keterampilan sosial (Ibrahim dalam Sukardi, 2013: 140).

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

a) Pengertian Model Pemebelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Jigsaw learning atau pembelajaran tipe Jigsaw merupakan sebuah

teknik yang dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik

“pertukaran dari kelompok ke kelompok” (group-to-group exchange)

dengan suatu perbedaan penting yaitu setiap peserta didik mengajarkan

sesuatu. Dalam teknik ini peserta didik belajar dengan sebuah kelompoknya,

dimana dalam kelompok tersebut terdapat satu orang ahli yang membahas

Page 50: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

37

materi tertentu (Silberman, 2002: 168). Jigsaw pertama kali dikembangkan

dan diujicobakan oleh Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas

Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas

John Hopkins. Metode Jigsaw merupakan bagian daripada pembelajaran

Kooperatif yang menekankan pada belajar kelompok heterogen.

Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw menitik beratkan kepada

kerja kelompok dalam bentuk kelompok kecil. Metode atau tipe Jigsaw

merupakan metode belajar Kooperatif dengan cara siswa belajar dalam

kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara

heterogen. Siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan

bertanggung jawab secara mandiri. Dalam pembelajaran ini, siswa juga

memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan dapat

meningkatkan keterampilan berkomunikasi. Anggota kelompok

bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian

materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya

(Rusman dalam Shoimin, 2014:90)

Pembelajaran dengan metode Jigsaw diawali dengan pengenalan topik

yang akan dibahas oleh guru. Guru bisa menulis topik pembelajaran pada

papan tulis, white board, penayangan power point, dan sebagainya.

Kemudian aktivitas belajar siswa lebih banyak didapatkan dalam kelompok

yang sudah dibagi oleh guru. Dimana dalam satu kelompok itu dihitung

sesuat nomor 1-5, kemudian proses belajar dilanjutkan dengan berkelompok

pada nomor urut yang sama. Apabila sudah didapatkan informasi, maka

Page 51: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

38

kelompok yang bekerja sama sesuai persamaan nomor urut tersebut disebut

kelompok ahli. Kelompok yang kumpul pertama merupakan kelompok asal

atau home teams (Suprijono, 2009:89).

Model pembelajaran kooperati tipe Jigsaw sama halnya siswa bekerja

kelompok selama dua kali, yakni dalam kelompok mereka sendiri dan dalam

“kelompok ahli” (Huda, 2014:121).

Model pembelajaran ini termasuk pembelajaran Kooperatif dengan

sintaks seperti berikut ini. Pengarahan, informasi bahan ajar, buat kelompok

heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian

sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok

bertugas membahas bagian tertentu, tiap kelompok bahan ajar sama, buat

kelompok ahli sesuai dengan bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja

sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksanaan tutorial pada

kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi,

refleksi (Ngalimun, 2012:169).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran Jigsaw merupakan model pembelajaran pertukaran kelompok

dengan kelompok atau dapat dikatakan siswa mengajarkan sesuatu pada

siswa lainnya yang di dalamnya terdapat kelompok asal dan kelompok ahli.

b) Langkah-langkah Pelaksanaan Model Pemebelajaran Kooperatif Tipe

Jigsaw

Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw diperkenalkan oleh

Areson, Blaney, Stephen, Sikes, dan Snap pada tahun 1978. Pada model ini

Page 52: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

39

siswa lebih berperan dalam pembelajaran. Berikut ini adalah langkah-

langkahnya:

1) Siswa dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim.

2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.

3) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.

4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab

yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk

berdiskusi.

5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke

kelompok asal dan bergantian mengajarkan pada teman lainnya secara

bergantian.

6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.

7) Guru memberikan evaluasi sebagai penutup (Aqib, 2014:21).

Pendapat lain tentang prosedur pembelajaran tipe Jigsaw terbagi

dalam 5 langkah adalah sebagai berikut.

1) Memilih materi belajar yang dapat dipisahkan menjadi bagian-bagian.

Sebuah bagian dapat disingkat seperti sebuah kalimat atau beberapa

halaman.

2) Menghitung jumlah bagian belajar dan jumlah peserta didik. Dengan satu

cara yang pantas, bagian tugas yang berbeda kepada kelompok peserta

yang berbeda.

3) Bentuklah kelompok “Jigsaw learning”. Setiap kelompok mempunyai

setiap wakil dari masing-masing kelompok dalam kelas.

Page 53: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

40

4) Meminta kelompok Jigsaw untuk mengajarkan materi yang telah

dipelajari kepada yang lain.

5) Pengumpulan kembali peserta didik ke kelas besar untuk memberi ulasan

dan sisakan pertanyaan guna memastikan pemahaman yang tepat

(Silberman, 2002:168).

Sintak metode Jigsaw dapat dilihat dalam langkah-langkah adalah

sebagai berikut.

1) Guru membagi topik pelajaran menjadi bagian-bagian subtopik.

2) Sebelum subtopik-subtopik itu diberikan, guru memberikan pengenalan

mengenai topik yang akan dibahas pada pertemuan hari itu.

3) Siswa dibagi dalam kelompok berempat.

4) Bagian/subtopik pertama dibagikan pada siswa/anggota pertama, dan

yang kedua seterusnya.

5) Kemudian, siswa diminta membaca/mengerjakan bagian yang telah

diberikan.

6) Setelah selesai mengerjakan/diskusi dengan kelompoknya, siswa kembali

untuk mendiskusikan dalam kelompok yang utama (Huda, 2014:204).

Pendapat lain tentang juga menyampaikan bahwa langkah-langkah

Jigsaw learning sebagai berikut.

1) Pilih materi pelajaran yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen

(bagian).

2) Bagi peserta didik menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah

segmen yang ada.

Page 54: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

41

3) Setiap kelompok mendapat tugas membaca dan memahami materi kuliah

yang berbeda-beda.

4) Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk

menyampaikan apa yang telah mereka pelajari di kelompok.

5) Kembalikan suasana kelas seperti semula kemudian tanyakan sekiranya

ada persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok.

6) Beri peserta didik beberapa pertanyaan untuk mengecek pemahaman

mereka terhadap materi (Zaini, 2008:56-57).

Pendapat yang sama disampaikan bahwa pembelajaran tipe Jigsaw

memiliki beberapa langkah-langkah sebagai berikut.

1) Pembelajaran Jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan

dibahas oleh guru. Guru dapat menjelaskan melalui penayangan power

point, papan tulis, dan sebagainya.

2) Guru menanyakan topik tersebut pada siswa, hal ini dilakukan untuk

mengaktifkan skemata atau struktur kognitif peserta didik agar lebih siap

menghadapi kegiatan pelajaran yang baru.

3) Guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok lebih kecil. Jumlah

kelompok bergantung pada topik yang dipelajari. Kelompok awal ini

disebut sebagai home teams (kelompok asal).

4) Guru membagikan materi tekstual pada tiap-tiap kelompok tersebut.

Setiap orang dalam keompok tersebut bertanggung jawab mempelajari

materi tekstual yang diberikan oleh guru.

Page 55: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

42

5) Sesi berikutnya, membentuk expert teams (kelompok ahli). Kelompok

ahli ini terdiri dari bagian kelompok asal masing-masing kelompok.

6) Setelah terbentuk kelompok ahli, berikan kesempatan untuk berdiskusi.

Melalui diskusi ini kelompok ahli diharapkan memahami topik

pembelajaran.

7) Setelah diskusi mereka kembali ke kelompok asal. Artinya anggota-

anggota yang berasal dari kelompok asal pertamanya.

8) Setelah mereka kembali kepada kelompoknya diberikan waktu untuk

berdikusi. Kegiatan ini merupakan refleksi terhadap pengetahuan yang

telah mereka dapatkan dari hasil berdiskusi di kelompok ahli. Bila perlu

setiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan di

depan.

9) Diakhir pembelajaran guru memberikan review terhadap topik yang

dipelajari (Suprijono, 2009:89-91).

Langkah-langkah model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dalam

(Shoimin, 2014:91-93) terdapat delapan langkah (1) guru merencanakan

pembelajaran yang akan menghubungkan beberapa konsep dalam satu

rentang waktu secara bersamaan, (2) menyiapkan handout materi pelajaran

untuk masing-masing kelompok, (3) guru menyiapkan tugas untuk masing-

masing kelompok, (4) bagilah kelas menjadi beberapa kelompok dan guru

menyampaikan pengantar diskusi secara singkat, (5) setiap kelompok

mendalami materi pada handout/materi yang menjadi pegangan, (6)

pengelompokkan kelompok ahli, (7) setelah selesai diskusi dengan

Page 56: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

43

kelompok ahli, siswa kembali ke kelompok asalnya, (8) guru mengukur

hasil belajar dengan tes atau kuis.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan

langkah-langkah dalam pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dimulai dari

guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil terdiri dari 4-5 siswa,

pemberian materi kepada siswa dalam bentuk teks, dan setiap siswa dalam

kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari satu bagian materi.

Anggota kelompok yang berbeda dan memiliki materi yang sama

berkumpul membentuk kelompok yang disebut sebagai kelompok ahli.

Setelah mereka berdiskusi dalam kelompok ahli, kemudian mereka kembali

ke kelompok awal yaitu kelompok asal mereka dan menjelaskan semua

yang telah mereka diskusikan atau pelajari dengan kelompok ahli. Berikut

ilustrasi model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

Gambar 2.1 Ilustrasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

(Sumber : Silberman, 2014:182)

Page 57: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

44

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

Hamdayana (2014: 89-90) menyatakan bahwa bila dibandingkan

dengan metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran Kooperatif

tipe Jigsaw memiliki beberapa kelebihan diantaranya sebagai berikut.

1) Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada

kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.

2) Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih

singkat.

3) Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam

berbicara dan berpendapat.

Beberapa hal yang bisa menjadi kelemahan aplikasi model

pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dilapangan adalah sebagai berikut.

1) Prinsip utama pembelajaran ini adalah ‘peer teaching’, pembelajaran

oleh teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi

dalam memahami konsep yang akan didiskusikan bersama siswa lain.

2) Apabila siswa tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi

menyampaikan materi pada teman.

3) Butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model ini

bisa berjalan dengan baik.

4) Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi dan cenderung

mengontrol jalannya diskusi.

Page 58: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

45

5) Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan

mengalami kesulitan untuk menjelaska materi apabila ditunjuk sebagai

tanaga ahli.

6) Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan.

7) Pembagian kelompok yang tidak heterogen, dimungkinkan kelompok

yang anggotanya lemah semua.

8) Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti

proses pembelajaran (Roy Killen dalam Hamdayama, 2014:89-90).

Menurut Shoimin (2014:93) kelebihan model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw juga dijelaskan dalam sebagai berikut.

1) Memungkinkan murid dapat mengembangkan kreativitas, kemampuan,

dan daya pemecahan masalah menurut kehendaknya sendiri.

2) Hubungan antara guru dan murid berjalan secara seimbang dan

memungkinkan suasana belajar menjadi sangat akrab sehingga

memungkinkan harmonis.

3) Memotivasi guru untuk bekerja lebih aktif dan kreatif.

4) Mampu memadukan berbagai pendekatan belajar, yaitu pendekatan

kelas, kelompok, dan individual.

Sedangkan kelemahan metode atau tipe Jigsaw dijelaskan sebagai

berikut.

1) Jika guru tidak mengingatkan siswa selalu menggunakan keterampilan-

keterampilan Kooperatif dala kelompok masing-masing, dikhawatirkan

kelompok akan macet dalam pelaksanaan diskusi.

Page 59: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

46

2) Jika anggota kelompoknya kurang akan menimbulkan masalah.

3) Membutuhkan waktu yang lebih lama, apalagi bila penataan ruang belum

terkondisi dengan baik sehingga perlu waktu untuk mengubah posisi

yang dapat menimbulkan kegaduhan (Shoimin, 2014:93-94).

F. Model Pembelajaran Ceramah Bervariasi

1. Pengertian Metode Ceramah

Menurut Sagala (dalam Hardini, 2011:14) metode ceramah adalah

sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru

kepada peserta didik. Metode ceramah merupakan cara belajar atau mengajar

yang menekankan pemberitahuan satu arah dari pengajar kepada pelajar.

Metode ini dapat dikatakan metode yang satu-satunya metode yang paling

ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam

mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan

daya beli dan paham siswa.

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode

tradisonal, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat

komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar

mengajar (Djamarah, 2013:97). Meski merode ini lebih banyak menuntut

keaktifan guru daripada anak peserta didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa

ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pengajaran.

Ceramah adalah penuturan atau penerangan secara lisan oleh guru

terhadap kelas. Alat iteraksi yang terutama dalam hal ini adalah “berbicara”.

Page 60: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

47

Dalam ceramah guru menyelipkan pertanyaan-pertanyaan, tetapi kegiatan

belajar siswa terutama mendengarkan dengan teliti dan mencatat pokok-

pokok penting, yang dikemukakan oleh guru, bukan menjawab pertanyaan-

pertanyaan siswa (Hamdayama, 2014:167).

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode

tradisional karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat

komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif (Sri

Anita dalam Hamyama, 2014:168)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan metode

ceramah merupakan suatu cara penyajian bahan pelajaran secara lisan dari

guru, mulai pemberian informasi, klarifikasi, ilustrasi, dan menyimpulkan.

2. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah

Metode ceramah ini mempunyai beberapa kelebihan dan

kekurangannya sebagai berikut.

a) Kelebihan Metode Ceramah

1) Guru mudah menguasai kelas.

2) Mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas.

3) Dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar.

4) Mudah mempersiapkan dan melaksanakannya.

5) Guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik.

b) Kelemahan metode ceramah

1) Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

Page 61: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

48

2) Yang visual menjadi rugi yang auditif (mendengarkan) yang besar

menerimanya.

3) Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.

4) Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada

ceramahnya, ini sukar sekali.

5) Menyebabkan siswa menjadi pasif (Djamarah, 2013:97-98).

Menurut Hamdayama kelebihan metode cermah dijelaskan sebagai

berikut.

1) Guru mudah menguasai kelas karena guru menyampaikan informasi

dan materi secara langsung dengan tatap muka langsung dengan peserta

didik.

2) Metode dianggap paling ekonomis waktu dan biaya karena waktu dan

materi dapat diatur oleh guru secara langsung, materi dan waktu

pelajaran sangat ditentukan oleh sistem nilai yang dimiliki oleh guru

yang bersangkutan.

3) Mudah dilaksanakan.

4) Dapat diikuti anak didik dalam jumlah yang besar.

5) Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar.

Setiap metode memiliki keterbatasan dalam penerapan proses

pembelajaran. Begitupun dalam metode tradisonal ceramah, kelemahan-

kelemahan metode tradisional ceramah dijelaskan sebagai berikut.

1) Bila terlalu lama membosankan.

2) Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme.

Page 62: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

49

3) Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan

anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar

menerimanya.

4) Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.

5) Menyebabkan anak didik pasif (Hamdayama, 2014:169)

G. Perbandingan Pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran Ceramah

Bervariasi

Tabel 2.1 Perbandingan Pembelajaran Kooperatif dan Ceramah Bervariasi

Pembalajaran Kooperatif Pembelajaran Ceramah Bervariasi

Interpedensi positif dengan

prosedur-prosedur terstruktur jelas

(positive interpedence with

structured)

Tidak ada interpedensi positif (no

positive interpedence)

Akuntailitas individu atas

pembagian kerja kelompok (a clear

accountability their individual’s

share of the group work)

Tidak ada akuntabilitas atas

pembagian kerja kelompok (no

accountability for individual share

of the group’s work)

Relative menekankan kelompok

yang terdiri dari siswa-siswa denga

level kemampuan yang berbeda

(heterogeneous ability grouping)

Cenderung menekankan kelompok

terdiri dari siswa-siswa dengan

level kemampuan setara

(homogeneous ability grouping)

Saling berbagi peran

kepemimpinan (sharing of

leardership roles)

Jarak menunjuk pemimpin

kelompok (few being appointed or

put in charge of the group)

Masing-masing anggota saling

menshare tugas pembelajaran

dengan anggota yang lain (shareing

of the appointed learning task)

Masing-masing anggota jarang

yang membantu anggotanya yang

lain untuk belajar (each seldom

responsible for other’learnig)

Bertujuan memaksimalkan

pembelajaran setiap anggota

kelompok (aiming to develop each

member’s learning to the

Fokus hanya untuk menyelesaikan

tugas (focusing only on

accomplishing the assigments)

Page 63: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

50

maximum)

Menjaga relasi kerja sama yang

baik (maintaining of good working

rekationships)

Acap kali mengabaikan relasi kerja

sama yang baik (frequent neglect of

good working relationship)

Mengajarkan keterampilan bekerja

sama yang efektif (teaching of

collaborate skills)

Menganggap semua siswa bisa

bekerja sama dengan baik

(assuming that students already

have the requires skills)

Observasi guru pada kualitas

teamwork siswa (teachers

observastion og students teamwork)

Jarang ada observasi dari guru

(little teacher observation)

Merancang prosedur-prosedur yang

jelas dan mengalokasikan waktu

yang mewadai untuk pemrosesan

kelompok (structuring of the

procedures and time for the

processing)

Jarang merancang prosedur dan

mengalokasikan waktu untuk

pemrosesan kelompok (rare

structuring of procedures and time

for the processing)

(Sumber: Huda, 2014:82-83)

H. Kerangka Berpikir

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memiliki

banyak materi yang berupa konsep-konsep dan terkadang membuat peserta

didik menjadi kurang termotivasi dikarenakan penggunaan model

pembelajaran, guru lebih mendominasi daripada peserta didik. Guru cenderung

lebih aktif, sedangkan peserta didik atau siswa hanya duduk, mendengarkan

dan mencatat penjelasan dari guru. Banyak model pembelajaran yang

bervariasi dan efektif untuk diberlakukan pada saat pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Pembelajaran yang dapat memotivasi dalam pembelajaran

dan meningkatkan aktivitas dalam belajar yaitu pembelajaran yang terpusat

pada keterlibatan peserta didik sendiri. Pembelajaran tersebut adalah model

Page 64: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

51

pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran ini lebih menekankan pada

pembelajaran antar siswa dalam mempermudah pemahaman bahan ajar yang

harus dikuasi siswa dalam pembelajaran.

Permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Semarang adalah guru

belum menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Model

pembelajaran masih cenderung memakai metode ceramah bervariasi (tanya

jawab) dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini

menjadikan siswa kurang tertarik dan mengalami kesulitan dalam memahami

materi, sehingga menyebabkan hasil belajar kurang maksimal. Model

pembelajaran Kooperatif menjadi suatu alternatif pembelajaran untuk

menerapkan strategi pembelajaran yang tepat pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw merupakan

pembelajaran yang menekankan terhadap pembelajaran kelompok dan

menuntut siswa untuk saling membantu dalam hal pemahaman materi ajar

Pendidikan Kewarganegaraan karena di dalam kelompok tersebut terdapat

kelompok ahli dan kelompok asal. Sehingga diharapkan siswa dengan mudah

dapat memahami materi yang dipelajari dibandingkan dengan metode ceramah

bervariasi. Metode ceramah memiliki kelebihan yang terpusat pada guru, yaitu

guru mudah mengasai kelas, mudah mengorganisasikan tempat duduk/kelas,

mudah mempersiapkan dan melaksanakannya, serta mudah menerangkan

pelajaran dengan baik.

Page 65: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

52

Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen dengan desain

penelitian quasi-eksperimental design yang menggunakan kelas eksperimen

dan kelas kontrol sebagai pembanding. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui tingkat efektivitas penggunaan model pembelajaran Kooperatif

tipe Jigsaw dan metode ceramah bervariasi terhadap peningkatan hasil belajar

peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Kelas

VIII Semester 2. Kemudian akan diuji model manakah yang lebih efektif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa.

Tabel 2.2 Kerangka berpikir komparasi/perbandingan metode yang

dikembangkan dalam penelitian

Pembanding Metode Jigsaw Metode cermah bervariasi

(Tanya jawab)

Pendekatan Student Center Approach Teacher Center Approach

Aktivitas

Belajar

Siswa Aktif, dalam

memecahkan persoalan

yang diberikan dengan

teman-temannya

Siswa mendengarkan materi

dari Guru dan menanyakan

materi yang belum

dipahami

Tugas Utama Siswa mempelajarai materi

dalam “kelompok ahli”

kemudian membantu

anggota “kelompok asal”

mempelajari materi ajar

Siswa mempelajari materi

dengan menanyakan kepada

guru mengenai materi yang

belum bisa dipahami, dan

sedikit berinteraksi dengan

temannya

I. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran dirumuskan hipotesis penelitian sebagai

berikut.

Ho : Tidak ada perbedaan hasil belajar antara penggunaan model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw dan metode ceramah bervariasi pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII SMP Negeri 19 Semarang.

Page 66: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

53

Ha : Ada perbedaan hasil belajar antara penggunaan model pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw dan metode ceramah bervariasi pada mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII SMP Negeri 19 Semarang.

Page 67: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dipilih termasuk ke dalam jenis penelitian eksperimen

karena sengaja diadakan treatment kemudian diteliti akibatnya. Penelitian

eksperimen bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat (cause and

effect relationship), dengan cara menggunakan kelompok eksperimen yang

hasilnya dibandingkan dengan kelompok kontrol yang dikenai perlakuan lain.

Penelitian eksperimen ini termasuk Quasi-Experimental Design dengan

menggunakan Nonequivalent Control Group Design. Jenis penelitian baik

kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menggunakan kelas yang

ada, yang kira-kira homogen kondisi kelasya (Zuriah, 2005:65). Pelaksanaan

diawali dengan menentukan kelompok secara acak dengan kelas yang ada,

menguji homogenitas, memberikan pre-test kepada kedua kelompok, memilih

satu kelas menjadi kelas eksperimen dan satu kelas menjadi kelas kontrol,

memberikan treatment atau perlakuan pada kelompok eksperimen, dan

kelompok kontrol serta dilakukan pengukuran akhir (post-test). Desain ini

dapat digambarkan sebagai berikut.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Grup Pretes Perlakuan Postes

Eksperimen

Kontrol

Y1

Y1

X1

X2

Y2

Y2

54

Page 68: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

55

Keterangan:

Y1: Hasil Pre-Test (Kelompok Eksperimen dan Kontrol)

Y2: Hasil Post-Test (Kelompok Eksperimen dan Kontrol)

X1: Perlakuan (menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw)

X2: Perlakuan (menggunakan ceramah bervariasi) (Sukardi, 2005:186)

B. Populasi

Menurut Hadjar (dalam Purwanto, 2012:220) populasi adalah kelompok

besar individu yang mempunyai karakteristik umum yang sama. Populasi

penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 19 Semarang yang

berjumlah 266 siswa. Terbagi menjadi 8 kelas yaitu kelas VIII A berjumlah 33

siswa, VIII B berjumlah 34 siswa, VIII C berjumlah 33 siswa, VIII D berjumlah

34 siswa, VIII E berjumlah 33 siswa, VIII F berjumlah 33 siswa, VIII G

berjumlah 34 siswa, dan VIII H berjumlah 33 siswa. Data selengkapnya dapat

dilihat di lampiran 2.

C. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2010:118). Pengambilan sampel menggunakan teknik

cluster random sampling. Cluster random sampling adalah teknik memilih

sampel dari kelompok yang sudah ada atau tersedia. Teknik ini biasanya

dilakukan karena populasi yang hampir sama baik segi kuantitas dan hasil

belajar. Teknik cluster digunakan untuk memilih dua kelompok dari delapan

Page 69: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

56

kelas dan dua kelas terpilih, diundi secara acak (rundom) untuk menentukan

satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Hal ini dilakukan atas beberapa

pertimbangan sebagai berikut.

1. Peserta didik mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama.

2. Peserta didik menjadi obyek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama.

3. Pembagian kelas tidak berdasarkan ranking.

4. Peserta didik diampu guru yang sama.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah kelas VIII F berjumalah

33 siswa, sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dan kelas VIII G berjumlah 33 siswa, sebagai kelas

kontrol yang diberi pembelajaran cemarah bervariasi.

D. Variabel Penelitian

Variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi objek

pengamatan peneliti (Rachman, 2011:83). Variabel penelitian ini ada dua yaitu,

variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang

mempengaruhi atau menyebabkan timbulnya variabel terikat (Sugiyono,

2012:39). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan metode ceramah bervariasi.

Page 70: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

57

2. Variabel terikat (Y)

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat dari variabel bebas (Sugiyono, 2010:61).

Variabel terikat penelitian ini adalah hasil belajar siswa berupa

kemampuan menjawab soal secara tepat sesuai materi yang diajarkan di

kelas VIII SMP Negeri 19 Semarang.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dibagi menjadi dua tahap sebagai berikut.

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan dilakukan dalam beberapa hal untuk persiapan penelitian,

antara lain melakukan observasi di sekolah dengan mengumpulkan data-data

yang diperlukan seperti daftar nama siswa dan data mengenai nilai

Pendidikan Kewargangeraan siswa pada nilai ulangan sebelumnya. Nilai

ulangan yang didapatkan dijadikan sebagai acuan dalam pembagian

kelompok kooperatif menjadi heterogen. Kemudian membuat instrument tes

serta mengkonsultasikan instrument tes kepada dosen pembimbing dan guru

mata pelajaran yang bersangkutan. Sebelum melaksanakan tes terhadap siswa

yang diteliti, dilakukan uji instrumen di kelas lain untuk mengetahui validitas

soal. Soal uji coba dapat dilihat di lampiran 3.

Soal yang telah diuji validitasnya dijadikan sebagai pre-test dan post-test

di kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Soal pre-test dan post-test

dapat dilihat dilampiran 4. Nilai hasil pre-test yang menjadi nilai awal akan

Page 71: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

58

diuji homogenitas untuk mengetahui data awal siswa di kelas eksperimen dan

kontrol. Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh asumsi bahwa sampel

penelitian berasal dari kondisi yang sama atau homogen yaitu dengan

menyelidiki apakah kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai

varian yang sama atau tidak.

Data awal yang digunakan adalah nilai pretest dari kedua obyek penelitian

yaitu peseta didik pada kelas VIII F dan VIII G di SMP Negeri 19 Semarang

tahun 2014/2015 dapat dilihat di lampiran 5 dan 6. Analisis yang dilakukan

pada data awal yaitu dengan uji homogenitas. Pengujian homogenitas kedua

kelompok digunakan dengan bantuan SPSS 20 memakai aplikasi Independent

Sample t test. Independent Sample t test digunakan untuk mencari apakah

kedua varian identik (Equal Variance Assumed). Data hasil output

Independent Sample t test dapat dilihat di lampiran 7. Langkah-langkah

Independent Sample t test sebagai berikut.

a) Memasukkan data hasil belajar pretest kelas eksperimen dan kontrol pada

data view.

b) Klik Analyze – Compare Means – Independent Sample t test – grouping

variable – Define Grouping.

c) Klik continue dan ok

Hipotesis yang digunakan sebagai berikut.

Jika sig Fhitung > 0.05 maka Ho diterima

Jika sig Fhitung < 0.05 maka Ho ditolak

Hipotesis (dugaan) untuk uji sig F test dalam kasus ini

Page 72: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

59

Ho : Kedua Varian identic (equal Variances assumed)

Ha : Kedua Varians tidak identic (equal Varians not assumed (Sujarweni,

2014: 98)

Kriteria pengujian: jika Sig Fhitung lebih besar (>) daripada 0.05 maka Ho

diterima dengan kata lain kedua sample adalah identik (homogen), sehingga

dimungkinkan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Berdasarkan hasil

belajar pretest diperoleh sig Fhitung = 0.550. Dengan demikian, sig Fhitung >

0.05, maka Ho diterima kedua varian identik (equal variance assumed). Selain

itu juga dipersiapkan perangkat lain yang dibutuhkan dalam penelitian seperti

Silabus, RPP, lembar kerja siswa (LKS), serta lembar observasi aktivitas

siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada dua kelas yaitu satu kelas yang dijadikan

sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrolnya. Kemudian,

memberikan perlakuan atau treatment kepada kelas eksperimen dengan

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sedangkan kelas kontrol tidak

dikenai perlakuan atau masih sama dengan pembelajaran sebelumnya yaitu

dikenai perlakuan dengan metode ceramah bervariasi. Nilai siswa yang

diperoleh setelah proses pembelajaran kemudian dianalisis untuk mengetahui

perbedaan rata-rata hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol, sehingga

dapat diketahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam

meningkatkan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII di SMP

Negeri 19 Semarang.

Page 73: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

60

F. Metode Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2010:148). Bentuk

instrumen yang digunakan adalah lembar observasi untuk menilai aktivitas

siswa dan soal tes untuk pre-test dan post-test.

Dalam instrumen terdapat kriteria-kriteria penelitian dari variabel agar

data yang diperoleh lebih akurat, maka setiap instrumen harus menggunakan

skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala

liket digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Fenomena sosial ini ditentukan

oleh peneliti sendiri dan akan menjadi variabel. Variabel tersebut diajabarkan

menjadi indikator dan indikator dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun

item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono,

2010:134-135)

Metode atau teknik pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan

cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Teknik yang digunakan

untuk mengumpulkan data penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tes

Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan

dasar bagi penetapan skor angka (Rachman, 2011:108). Fungsi tes digunkan

untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto,

2013:266). Metode ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar Pendidikan

Page 74: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

61

Kewarganegaraan siswa yaitu berupa soal pilihan ganda dengan alternatif

jawaban emapat terdiri dari pilihan a, b, c, dan d yang diberikan pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

2. Observasi

Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2010:203) mengemukakan bahwa,

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun

dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang terpenting

adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi merupakan teknik

pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek

penelitian. Lembar observasi yang digunakan untuk memantau dan menilai

aktivitas belajar siswa yang dilaksanakan tiap pertemuan dengan

menggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan cara yang digunakan dalam penelitian

untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkrip, buku, dan dokumen lainnya (Arikunto, 2013:274). Teknik

dokumentasi diberi nama teknik dokumenter yaitu cara pengumpulan data

dengan pengumpulan arsip tertulis, termasuk juga buku tentang teori,

pendapat, dalil atau hukum, dan lain-lain (Zuriah, 2005: 191).

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data

tentang nama-nama dan banyak peserta didik yang menjadi objek penelitian,

dan data nilai ulangan harian peserta didik yang digunakan sebagai data awal.

Page 75: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

62

Selain itu juga digunakan untuk mengumpulkan data-data pendukung selama

penelitian.

G. Analisis Instrumen

Instrument tes yang telah diujikan pada siswa, selanjutnya dianalisis

untuk menentukan validitas dari sosal-soal yang telah diberikan. Langkah-

langkah yang digunakan untuk menganalisis instrument hasil tes uji coba

sebagai berikut.

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran kesahihan atau kevalidan suatu

instrumen yang akan digunakan. Validitas tes berhubungan dengan

ketepatan terhadap apa yang mesti diukur oleh tes dan seberapa cermat tes

melakukan pengukurannya. Atau dengan kata lain validitas tes berhubungan

dengan ketepatan tes terhadap konsep yang akan diukur, sehingga betul-

betul bisa mengukur apa yang seharusnya diukur (Uno, 2013:151-152). Uji

validitas digunakan untuk mengetahui kelayalakan butir-butir dalam suatu

daftar pertanyaan dalam mendefinisian suatu variabel (Sujarweni,

2014:199). Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu

kelompok variabel tertentu. Langkah-langkah menggunakan SPSS 20

sebagai berikut.

a. Pemasukan data ke SPSS.

b. Mengisi data dalam data view.

c. Menyimpan data ke SPSS.

Page 76: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

63

d. Mengoah data dengan cara klik Analyze – Scale – Reliability Analysis

dan fokus pada tabel corrected Item Total Correlation.

e. Klik statistics dengan memberikan tanda pada scale if item deleted

f. Klik continue dan ok.

Hasil uji validitas dengan menggunakan jumlah responden sebanyak

31 siswa, maka nilai r tabel dapat diperoleh melalui tabel r product moment

person dengan df (defree of freedom) = n-2, jadi df= 31-2 = 29, maka r tabel

= 0.306. Butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel, dapat

dilihat dari bantuan SPSS 20 dengan menggunakan Corrected Item Total

Correlation, analisis output dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 3.2

Hasil Output Validitas Soal Uji Coba

Variabel r hitung r tabel Keterangan

Pertanyaan 1 0.388 0.306 Valid

Pertanyaan 2 0.676 0.306 Valid Pertanyaan 3 0.318 0.306 Valid Pertanyaan 4 0.590 0.306 Valid Pertanyaan 5 0.353 0.306 Valid Pertanyaan 6 0.444 0.306 Valid Pertanyaan 7 0.333 0.306 Valid Pertanyaan 8 0.542 0.306 Valid Pertanyaan 9 0.404 0.306 Valid

Pertanyaan 10 0.595 0.306 Valid Pertanyaan 11 0.414 0.306 Valid Pertanyaan 12 0.431 0.306 Valid Pertanyaan 13 0.344 0.306 Valid Pertanyaan 14 0.421 0.306 Valid Pertanyaan 15 0.331 0.306 Valid Pertanyaan 16 0.400 0.306 Valid

Pertanyaan 17 0.374 0.306 Valid Pertanyaan 18 0.490 0.306 Valid Pertanyaan 19 0.352 0.306 Valid Pertanyaan 20 0.391 0.306 Valid

(Sumber: Data diolah 2015)

Page 77: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

64

Berdasarkan hasil analisis data instrumen uji coba menunjukkan

bahwa r tabel sebesar 0,306 dengan N = 31 dan alpha 5%. Soal uji coba

adalah 20 butir soal dan dari hasil uji coba semua soal dalam kategori valid.

Berdasarkan tabel 3.2 diketahui bahwa soal yang valid ada 20 soal

atau semua soal valid. Soal yang valid dapat digunakan untuk pretes dan

postes. Data hasil output perhitungan validitas selengkapnya dapat dilihat

pada lampiran 8.

2. Reliabilitas soal

Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Instrumen tes

dikatakan reliabel apabila jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang

tetap. Jadi reabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada

subjek yang sama. Untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya dilihat

kesejajarannya (Arikunto, 2012:100). Reabilitas (keandalan) merupakan

suatu ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab

hal yang berkaitan dengan kontruk-kontruk pertanyaan yang merupakan

dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk instrumen

(Sujarweni, 2014:198-199). Langkah-langkah reliabilitas dalam SPSS 20

sebagai berikut.

a. Pemasukan data ke SPSS.

b. Mengisi data dalam data view.

c. Menyimpan data ke SPSS.

d. Mengoah data dengan cara klik Analyze – Scale – Reliability Analysis.

e. Klik statistic dengan memberikan tanda pada scale if item deleted.

Page 78: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

65

f. Klik continue dan ok.

Untuk mengetahui reliabel atau tidak, hasil perhitungan r

dibandingkan dengan r tabel. Uji reliabilitas dapat dilakukan secara

bersama-sama terhadap seluruh butir pertanyaan. Jika Alpha > 0.60 maka

reliabel. Uji reliabilitas dapat dilihat pada nilai Cronbach’s Alpha, jika nilai

Alpa > 0.60 maka kontruk pertanyaan yang merupakan dimensi variabel

adalah reliabel. Nilai Cronbach’s Alpha adalah 0.841 jadi di atas 0.60 maka

reliabel. Analisis hasil perhitungan reabilitas soal uji coba dengan bantuan

SPSS 20 dapat dilihat pada lampiran 9.

3. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa dalam memecahkan

soal. Sementara soal yang terlalu susah akan membuat siswa putus asa.

Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran adalah sebagai

berikut.

P= 𝑩

𝑱𝑺

Keterangan:

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan betul

JS : Jumlah peserta didik tes

Kriteria tingkat kesukaran soal pilihan ganda adalah sebagai berikut.

Soal dengan P 0,01 – 0,30 adalah sukar

Soal dengan P 0,30 – 0,70 adalah sedang

Page 79: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

66

Soal dengan P 0,70 – 1,00 adalah mudah

(Arikunto, 2012:222-223)

Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3.3

Rekap Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba

Kriteria Soal No Soal Jumlah

Sukar 17, 1

Sedang 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11,12, 13 14, 18, 19 12

Mudah 1, 2, 9, 10, 15, 16, 20 7

(Sumber: Data diolah 2014)

Berdasarkan tabel 3.2 dapat dijelaskan bahwa soal uji coba yang

mempunyai kriteria soal sukar terdapat 1 soal, kriteria soal sedang ada 12

soal, dan kriteria soal mudah ada 7 soal. Perlu diketahui bahwa soal-soal

yang terlalu mudah atau terlalu sukar, lalu tidak berarti tidak boleh

digunakan, hal ini tergantung penggunaannya (Arikunto, 2012:225).

Perhitungan tingkat kesukaran setiap butir soal dapat dilihat selengkapnya

pada lampiran 10.

4. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi (pandai) dengan

siswa yang berkemampuan rendah (bodoh) (Arikunto, 2012:226). Soal yang

dijawab benar oleh siswa pintar ataupun siswa bodoh, maka soal itu tidak

Page 80: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

67

baik karena tidak mempunyai daya pembeda. Soal yang baik adalah soal

yang dijawab benar oleh siswa yang pandai saja.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah:

a. seluruh peserta tes diurutkan dari nilai tertinggi sampai terbawah,

b. seluruh peserta tes dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas

dan kelompok bawah berdasarkan nilai mereka,

c. menghitung daya pembeda (indeks diskriminasi) soal dengan rumus

sebagai berikut:

DP = 𝑋 𝐾𝐴 − 𝑋� �

𝑆� 𝑜� 𝑀� � � � � 𝑢� 𝑆𝑜� �

Keterangan :

DP : Daya Pembeda

X kA : rata-rata kelompok atas

X kb : rata-rata kelompok bawah

Kriteria daya pembeda soal menurut (Arikunto, 2012:232) adalah:

D : 0.70 - 1.00 : baik sekali

D : 0.41 - 0.70 : baik

D : 0.21 - 0.40 : cukup

D : 0.00 - 0.20 : jelek

D : negatif (-), semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang

mempunyai D negatif sebaiknya dibuang saja.

Dari hasil perhitungan daya pembeda soal, 20 soal yang diujicobakan

diperoleh daya pembeda sebagai berikut.

Page 81: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

68

Tabel 3.4

Rekap Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba

Kriteria Soal No Soal Jumlah

Sangat jelek - 0

Jelek - 0

Cukup 1, 3, 5, 9, 10, 13, 15, 17, 18, 19 10

Baik 2, 4, 6, 7, 8, 11, 12, 14, 16, 20 10

Baik Sekali - 0

(Sumber: Data diolah 2015)

Berdasarkan tabel 3.4 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan daya

pembeda soal uji coba yang termasuk dalam kriteria sangat jelek ada tidak

ada, kriteria soal jelek tidak ada, kriteria soal cukup ada 10 soal, kriteria soal

baik ada 10 soal, dan kriteria baik sekali tidak ada. Untuk lebih jelasnya

mengenai hasil perhitungan daya pembeda soal uji coba dapat dilihat pada

lampiran 11.

H. Metode Analisis Data

Dalam analisis data yang diperoleh dari penelitian ini dengan

memanfaatkan aplikasi SPSS tipe 20. Hal ini digunakan untuk mempermudah

dalam pengolahan data penelitian yang diperoleh dari lapangan sebagai

berikut.

1. Analisis Deskriptif Aktivitas Belajar Siswa

Untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini mengenai

seberapa besar aktivitas siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe

Page 82: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

69

jigsaw adalah dengan analisis dengan indikator yang telah ditentukan

sebelumnya. Rumus yang digunakan untuk menganalisis deskriptif

presentase aktivitas belajar siswa sebagai berikut.

Angka presentase : � um l ah � k o r jaw aban respo nden

𝑥

100 � kor total

Keterangan:

Skor yang diberikan:

1= kurang aktif, jika banyak peserta didik yang melakukan aktivitas ≤ 25%

2= cukup aktif, jika banyak peserta didik yang melakukan aktivitas ≤ 50%

3= kurang aktif, jika banyak peserta didik yang melakukan aktivitas ≤ 75%

4= kurang aktif, jika banyak peserta didik yang melakukan aktivitas ≤ 75%

Kriteria penilaian:

Presentase keaktifan = x

25% ≤ x < 43,75% : aktivitas peserta didik tidak baik

43,75% ≤ x < 62,5% : aktivitas peserta didik cukup baik

62,5% ≤ x < 81,25% : aktivitas peserta didik baik

x ≥ 81,25% : aktivitas peserta didik sangat baik (Sugiyono, 2010:137)

Data pedoman penilaian aktivitas siswa dapat dilihat di lampiran 12.

2. Analisis Hasil Belajar Siswa

Analisis belajar siswa dengan cara membandingkan nilai hasil belajar

kognitif pre test dan post test kedua kelas. Analisis hasil belajar ini akan

menggunakan bantuan dari aplikasi SPSS 20 dengan aplikasi Paired sample

T Test. Paired T Test adalah dua pengukuran pada subjek yang sama

terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Ukuran sebelum dan

Page 83: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

70

sesudah mengalami perlakuan tertentu diukur. Dasar pemikirannya

sederhana, apabila suatu perlakuan tidak memberi pengaruh maka

perbedaan rata-ratanya adalah nol. (Trihendradi, 2013:97).

Untuk membuktikan signifikansi perbedaan hasil belajar antara pre

test dan post test dalam pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe

jigsaw maka perlu diuji secara statistik dengan bantuan SPSS 20 dengan Uji

Paired-Sample T Test. Paired-sample T Test adalah dua pengukuran pada

subjek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Ukuran

sebelum dan sesudah mengalami perlakuan tertentu diukur. Uji Paired-

Sample T Test ini digunakan untuk melihat efektivitas model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw terhadap hasil belajar siswa atau dengan kata lain

melihat perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah diberi perlakuan,

selengkapnya dapat dilihat di lampiran 13. Langkah-langkah uji paired

sample t test ini sebagai berikut.

1) Masukkan data pretes dan posttes pada variabel dalam menu data view.

2) Berilah nama “sebelum” dan “sesudah” pada kolom nama variabel

view.

3) Klik tombol Analyze, kemudian compare means, klik Paired-sample T

Test, maka akan muncul tabel paired-sample t tes.

4) Aktifkan variabel sebelum dan variabel sesudah sehingga variabel

tersebut terblok, kemudian pindahkan pada kotak paired variabel (s)

dengan melakukan klik tombol panah.

Page 84: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

71

5) Klik options sehingga muncul kotak dialog paired T Tes: Options.

Tetapkan confidence Interval dan Missing Values. Secara default

Convidence Interval 95% dan Missing Values terpilih Exlude cases

analysis by analysis yang berarti hanya data yang valid yang akan

digunakan dalam analisis

6) Klik continue dan ok

Hipotesis yang digunakan sebagai berikut.

Ho: Tidak ada perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah pembelajaran

menggunakan model pembelajaran tipe jigsaw.

Ha: Ada perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah pembelajaran

menggunakan model pembelajaran tipe jigsaw.

(Trihendradi, 2013:97-98)

3. Analisis Perbedaan Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol

Untuk kepentingan pengujian hipotesis maka hipotesis diubah ke

dalam hipotesis statistik sebagai berikut.

Ho : µ1 = µ2 tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar (nilai hasil belajar

kognitif) antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Ha : µ1 ≠ µ2 ada perbedaan rata-rata hasil belajar (nilai hasil belajar kognitif)

antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Selanjutnya untuk membuktikan signifikansi perbedaan hasil belajar

antara post test dalam pembelajaran PKn menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan ceramah bervariasi, maka perlu

diuji secara statistik dengan t-test, sebagai berikut.

Page 85: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

72

S 2

t’=

X 1 X 2

S 1 n1

1 n2

dengan

(n 1)s 2 (n 1)s

2

s 2 1 1 2 2

n1 n2 2

Keterangan :

X 1 = Nilai rata- rata (post test/nilai kognitif) kelompok eksperimen

X 2 = Nilai rata- rata (post test/nilai kognitif) kelompok kontrol

S 2

1 = Varians kelompok eksperimen

2 = Varians kelompok kontrol

n1 = Banyaknya anggota kelompok eksperimen

n2 = Banyaknya anggota kelompok kontrol

S2 = varians gabungan (Sugiyono, 2012:138)

Selanjutnya untuk membuktikan signifikansi perbedaan rata-rata

hasil belajar antara kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw dan kontrol dengan ceramah bervariasi dalam

pembelajaran PKn dan, maka perlu diuji secara statistik dengan bantuan

SPSS 20 yaitu dengan aplikasi Uji Independent Sample T Test. Uji

Independent Sample T-Test atau biasa disebut uji t sampel bebas digunakan

untuk menguji signifikansi beda rata-rata dua kelompok (Trihendradi,

2013:92). Hal ini dimaksudkan untuk melihat apakah ada perbedaan hasil

belajar kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw dan kelas kontrol menggunkan ceramah bervariasi. Kriteria

pengambilan keputusan adalah jika Sig thitung > 0.05 maka Ho diterima, dan

Page 86: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

73

apabila Sig thitung < 0.05 maka H0 ditolak. Langkah-langkah pengujian

sebagai berikut.

1) Masukkan data nilai posttes pada kelas kontrol dan eksperimen dalam

variabel 1 dalam menu data view.

2) Berilah nama “Posttes” pada kolom nama variabel view.

3) Pastikan pada kolom Values dengan keterangan 1”Kelas Eksperimen”

dan 2”Kelas Kontrol” maka pada kelas akan terlihat keterangan nilai

kelas eksperimen dan kontrol.

4) Klik tombol Analyze, kemudian compare means, klik Independent

Sample T-Test maka muncul dialog Independent-Sample T Test

5) Aktifkan data Pretes_Posttes dalam Tes Variable(s) dan Kelas pada

Grouping Variable.

6) Klik define groups, lalu masukkan nilai variable terikat pada kotak

group 1 dan 2.

7) Klik continue sehingga kembali ke kotak dialog Independent-Sample T

Tes.

8) Klik options sehingga muncul kotak Independent-Sample T Test

options. Tetapkan confidence interval dan missing Values. Secara

default, confidence 95% dan missing values exclude cases analysis by

analysis yang berarti hanya data valid yang digunkan dalam analisis.

9) Klik continue dan ok (Trihendradi, 2013:93-95)

Perhitungan Uji Independent Sample T Test dapat dilihat di lampiran 14.

Page 87: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

95

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian efektivitas model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan

kelas VIII di SMP Negeri 19 Semarang yang dilakukan oleh peneliti dan

pembahasan yang disajikan , maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa pada materi pokok hubungan antarlembaga negara Republik

Indonesia. Hal ini dibuktikan dari data yang diperoleh skor aktivitas siswa

adalah 84,37%. Skor ini menunjukkan bahwa data hasil penilaian aktivitas

siswa termasuk dalam kategori sangat baik.

2. Terdapat perbedaan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan pada materi

pokok hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia pada kelas

eksperimen dan kontrol. Data yang diperoleh adalah (thitung = 3.364 >

1.166) pada taraf signifikan 0.05, artinya (thitung > ttabel), maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Jadi kedua rata-rata sampel memiliki hasil belajar tidak

sama dan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw memberikan

pengaruh terhadap hasil belajar sebesar 20%, dan memperoleh rata-rata

81.82, artinya melebihi (KKM ≥75 ).

95

Page 88: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

96

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian efektivitas model pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan kewarganegaraan

kelas VIII di SMP Negeri 19 Semarang yang dilakukan dan pembahasan yang

disajikan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut.

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada tahap

pembagian kelompok harus memperhatikan waktu pembelajaran, agar

waktu pembelajaran berjalan efektif.

2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebelum

pembagian kelompok harus disepakati peraturan dalam menjalankan

diskusi dan pertukaran kelompok, sehingga tidak terjadi kegaduhan dan

waktu yang terbuang.

3. Sekolah perlu memperluas ruang kelas, sehingga memudahkan

pembelajaran khususnya pembelajaran kelompok.

4. Direkomendasikan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut, yaitu ke tahap

penelitian yang memfokuskan pada ranah afektif dan psikomotorik dengan

menggunakan sampel yang lebih luas.

96

Page 89: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

97

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta:

Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Aqib, Zainal. 2014. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

(inovatif). Bandung: Yrama Widya

Djamarah, Syaiful Bahri., dan Aswan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta

-----. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran Dana Pembelajaran.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

-----. 2014. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur Dan Model

Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Hamalik, Oemar. 2001. Psikologi Belajar & Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo

Hamdayama, Jumanta. 2014. Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan

Berkarakter. Bogor Ghalia Indonesia

Hardini, Isriani, dan Dewi Puspitasari. 2011. Strategi Pembelajaran Terpadu.

Pekalongan: Familia

Khanifatul. 2012. Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Pressindo

Purwanto. 2012. Instrumen Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

-----. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rachman, Maman. 2011. Metode Penelitian Moral Dalam Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, Campuran, Tindakan, dan Pengembangan.

Semarang: Unnes Press

Rifa‟i, Achmad, dan Catharina Tri Anni. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang:

Pusat Pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang

Page 90: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

98

Rodiati. 2008. „Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas X SMA

Negeri 1 Tegal Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw‟. Skripsi. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial

Sani, R. Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA

Silberman, Melvin L. 2002. Active Learning 101 Stategi Pembelajarn Aktif.

Yogyakarta: YAPPENDIS

-----. 2014. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa

Cendekia

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka

Cipta

Solihatin, Etin. 2012. Strategi Pembelajaran PPKN. Jakarta: Bumi Aksara

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

-----. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

-----. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA

Sujarweni, V. Wiratna. 2014. SPSS Untuk Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru

Press

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksara

Sukardi, Ismail. 2013. Model-model Pembelajaran Moderen. Palembang: Tunas

Gemilang Press

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sutomo, dkk. 2009. Manajemen Sekolah. Semarang: Pusat Pengembangan

MKU/MKDK-LP3

Uno, Hamzah B., dan Satria Koni. 2013. Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara

Trihendradi. 2013. Langkah Mudah Menguasai SPSS 21. Yogyakarta: ANDI

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya.

Jakarta: Rineka Cipta

Page 91: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

99

Yanti, A. Wida. 2011. Learning Mathematics To Grow Metacognitive Ability In

Understanding And Mathematic Problems Solving On Limit Dalam

Proceeding Department Of Mathematics Education, State University Of

Malang. Hal:252-253

Zaini, Hisyam., Bermawy Munthe, dan Sekar A. Aryani. 2008. Strategi

Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Center for Teaching Staff Development

Zuriah, Nurul. 2005. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta:

PT.Bumi Aksara

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun

2006 tentang Standar Isi

Page 92: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 1

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN METODE

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP

NEGERI 19 SEMARANG

Wawancara adalah salah satu cara yang digunakan peneliti untuk

memperoleh informasi di lapangan. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan

wawancara yang nantinya dapat menjawab pertanyaan peneliti di lapangan.

A. Lokasi Penelitian

SMP Negeri 19 Semarang

B. Identitas Informan

1. Nama Guru PKn : MBC.U.Sugianingsih, S.Pd

2. Mata Pelajaran : PKn

C. Pelaksanaan Wawancara

1. Hari/Tanggal : Selasa, 20 Januari 2015

2. Jam : 10.30 WIB

3. Tempat : Ruang Guru PKn SMP Negeri 19 Semarang

D. Daftar Pertanyaan

1. Metode pembelajaran seperti apakah yang telah diterapkan dalam

pembelajaran PKn kelas VIII?

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn

menggunakan metode tersebut?

3. Menurut Ibu, faktor apa saja yang membuat siswa tertarik dan berminat

belajar PKn?

4. Metode pembelajaran apa sajakah yang sering digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar PKn?

5. Menurut Ibu, bagaimana peran atau manfaat metode pembelajaran

dalam menarik minat siswa?

6. Apakah metode pembelajaran yang telah digunakan efektif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa?

7. Apakah sudah pernah diterapkan metode pembelajaran yang

mengarahkan siswa untuk berdiskusi?

Page 93: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

8. Menurut Ibu, apakah pembelajaran diskusi dapat menarik aktifitas

belajar dan hasil belajar siswa?

9. Apakah Ibu sudah mengetahui metode pembelajaran jigsaw?

10. Menurut Ibu, perlukah metode pembelajaran jigsaw diterapkan dalam

pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa?

JAWABAN/TANGGAPAN GURU PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

No Jawaban/Tanggapan

1. Selama ini, metode yang saya terapkan dalam pembelajaran yaitu ceramah,

tepatnya ceramah bervariasi dengan adanya Tanya jawab dengan siswa

setelah saya penjelasan materi.

2. Selama ini, siswa masih sama seperti kemarin-kemarin, masih saja tetap

kurang aktif dalam pembelajaran.

3. Menurut saya, penggunaan model pembelajaran yang dapat mempengaruhi

pembelajaran dalam aktivitas peserta didik dan minat peserta didik dalam

pembelajaran.

4. Metode yang pernah saya terapkan seperti ceramah bervariasi, kemudian

ada yang memakai metode teka-teki silang dalam pembelajaran.

5. Saya kira, metode sangat berpengaruh ya, karena metode itu penting dalam

menarik aktivitas dan minat peserta didik dalam pembelajaran.

6. Saya kira masih sangat kurang penggunaan metode ini, dibuktikan dengan

masih banya siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM 75.

7. Pada saat diberlakukan kurikulum 2013 saya menerapkan metode yang ada

diskusinya, namun setelah itu, saya tidak menggunakan lagi.

Page 94: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

8. Menurut saya, metode pembelajaran sangat berpengaruh terhadap aktivitas

belajar peserta didik, dan apabila aktivtitas ini sudah berjalan dengan

efektif maka mungkin saja hasil belajar juga akan mengalami peningkatan.

9. Metode pembelajaran jigsaw? Saya pernah dengar, tapu saya masih kurang

paham dengan metode jigsaw. Metode ini belum saya terapkan di kelas

VIII.

10 Menurut saya, perlu juga diuji cobakan, metode pembelajaran jigsaw itu

dalam pembelajaran pendidikan kewarganegaraan.

Semarang, 20 Januari 2015

Guru PKn Peneliti

SMP Negeri 19 Semarang Universitas Negeri Semarang

MBC.U.Sugianingsih, S.Pd Sutiyono

NIP.1995507181986032002 NIM.3301411014

Page 95: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Kelas 8 B

No Nama

1

ALI MURDANI

2 ANADYA DIVA PRASETIYORINI

3 ARABEL NAUFAL ARIF

4 ARDHITO RHEZA PRATAMA

5

ARYA PUTRA AGUNG ADI SUSILO

6 BAMBANG SETYAWAN

7 BAYU KRISNA HERZEL PUTRA

8 BELINDA PUTRI ASTIAWAN

9 DAVID ARIABEEMA JATMIKO

10 DEVIA FITRIYANTI

11 DIMAS ANGGARA

12 FAJAR ARIB AMANULLOH

13 FERDIE AGUNG TOMBOKAN

14 GILANG ADI BIMANTARA

15

HEIDAR RANDHIKA SAPUTRA

16 IQBAL NUR FAUZAN

17 IQBAL PUTRO WIBOWO

18 IQLIMA RANILA RAMADHANI

19 LUTHFYANA AYU NINGRUM

20 MARSHA ASFIANDRA MAULANY

21 MUH MAULANA YUSRON

22

MUHAMMAD FAJAR RIZQI WIDYO UTOMO

23

NADILA MAY WIDYAPANGESTIKA

24 NAGITA KUSUMA RAMADHANI

25 PUTRI REZA ANISAWATI

26

RIFKA NUR HAMIDAH

27 RINA NUR HETI

28

RIZKI APRILIA

29

RIZKIKA EKSAROVIA FAUZIAH

30 SEKAR AYU KINANTI

31 SETIANA ADISTY

Lampiran 2

DATA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI 19 SEMARANG

Kelas 8 A

No Nama

1

AISYAH FEBRINA WIDYANINGTYAS

2 ALDITO RAFINANDA ARDANI

3 ARDITO MAHESTRA PUTRA

4 AZARYA PASKA SAPUTRA

5

BAGUS SATRIA KUSUMA

6 CHOIRUR ROFIQ AFRIZAL

7 DANDI AKBAR MAHATMA

8 DEO ALVA ELSADO

9 DEVI AMAYLIA

10 DHYAS AYUNING FEBRIANA KD

11 DIVA BAYU DWI IRAWAN

12 DONNA YULINDA PUTRI

13 DWI SEKAR AFIANTI

14 EKA SETYORINI

15

ELVIRA AGNES HANNA SOINDEMI

16 FITRI BESTARI

17 HESTI SEKAR WATI

18 IMA DIANA FEBRIANI

19 JENNIFER GRAND PATRICIA R

20 KEVININDO JORDAN ALDIOLA

21 MUHAMMAD HAEDAR AFIF

22

NABELLA NUR FITRIA

23

NAMIRA SALSABILA PUTRI ARDHA A

24 NOVIKA RAHAYU NINGTYAS

25 RYAN WIDIATMA

26

STEVEN THEO CHANDRA WIJAYA

27 TAUFAN IHZA MAHENDRA

28

VIVANNI FRIPRILKA TRISTIANTO

29

YAHYA APRIAN YOGA PERDANA

30 YAHYA HUMAAM

31 YUSUF KURNIAWAN

Page 96: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

32 VANIDA PUTRI DEWAYANI

33 YAKNI DHARMA MULIA

Kelas 8 D

No Nama

1 A.ARFANTYA KRISNA NUGRAHA

2

ACHMAD MAULANA FIRMANSYAH

3 ADISTA KHABIB ARDIANATA

4 ANASTASIA RIZKY SETIO PUTRI

5 APRILIA WIDYAWATI

6 BIMA ARIF WICAKSANA

7 DEO BUDHI ANGGITLISTIO

8 DEVI ANGGRAENI KUASTUTIK

9 ELISABET DELA MARCELA

10 EVITA RIZKI MANDA SARI

11 FEBRI ANISA HERMITA PUTRI

12

FEBRIAN RESTU ANANDA

13

HANNA SHIMA SULISTIYANINGRUM

14 IBNU SIENA EL SHIFA'

15 KUSMAWATI

16

LULU KHAITSUMA KUNTA ITAQILLAH

17 LULUK KURNIA WATI

18 LUSIANA FIRDIA ULINIKMAH

19 LUTHFIA NABILA

20 MAYA DAMAYANTI

21

MOHAMMAD ADIFA ATAMIMI

22

MUHAMAD ALFIN TAUFIQURROCHMAN

23

MUHAMMAD RISQI

24

NAUFAL QORI'SYAH

25

NUR OKTA VIANTO

26

PEREGRINA PRIMA HENING KRISTIANI

27 PUSPITA OKTAVIANA

28 ROHIBA HOLILIR RAHMANSYAH

29 RONAL SUGIOPRANOTO

32 ZULVANYA ANISSA FITRI

Kelas 8 C

No Nama

1 AGUS SETIOWATI

2

ALIFIA RISTA AYU PUTRI

3 ANNISA AMALIA

4 ANNISA DHAIFA SALSABILLA

5 AUFAR TAUFAN ISLAMI

6 BAGAS FAIZAL MUHAMMAD

7 BAGUS ADI NUR ALFATH

8 BAGUS PRATAMA

9 BREZINKA AYU PERDANA

10 CLARISSA RAFA RAMADHANI

11 DEWI MARUNTA

12

DHIO KRISNANDA RAIHAN AGUNG

13

DIMAS ALEXANDER

14 FANDYA DWI SAKSHITA SARI

15 HANI FADHILA RAIHAN

16

HARUN ARROSYID

17 ILHAM MEGANTORO

18 IMAS IDZNI MEYUAN'GASARI

19 INDAH KUSUMA NINGRUM

20 KRISNA ALBINTAR DITAMA

21

LUTHFI ABI NAUFAL FEBRIANTO

22

MOCHAMMAD PRAHEKSA PUTRA PAMBUDI

23

MUHAMMAD AFANDI BAGUS SAJIWO

24

MUHAMMAD SALMAN SETIAWAN

25

NANDAKA IMAN AL QALBI KHAIRI

26

NOVI WIDYAWATI

27 RANI WIDYANTI

28 RIOCEVIN HERDA CAHYONO

29 SAIFUL ARDIANSAH

Page 97: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

30 SILVIA FATRIANA

31 TAFSA GHONIYYU QUEEN

32 TRIO ALLMAN ADINANTA

33 WINDA AULIA RAHMA

Kelas 8 F

No Nama

1 ADIB NAFISUDIN

2 ALIF PRASETYA JATI

3 ALVIN ADITIA

4

AMEILYA SETIANINGRUM

5 ANANG ZHAHFRAN BUDI R

6 AVIA JOLANDA ROSA ADI

7 DIAN PERMATA SARI

8

FAHNIDA KIFTIYA

9

FARRA ANASYA PUJA RISMAWANA

10 GIGIH RESTU HANANTO

11 HILMI DARY ALWAN

12 INDAH AYU WULANDARI

13 KURNIA ADI NUGROHO

14 MARINI NUR HAYATI

15

MOHAMAD FAJAR BUDIMAN

16 MUHAMMAD ADI PRAKOSO

17

MUHAMMAD RAAFI FEBRIAN TARA

18

NINDYA HANDARU VIADUTA KUSUMANINGRUM

19

NISRINA QURRATU AINI

20

NOVENDOSARI PUTRA SOEDJENDRO

21 RAHMATULLAH YASIN MUBAROK

22 RAUL ARYA SYAHPUTRA

23

REVINA PUTRI DWI ANGGRAENI

24 RIZKA AYUNING LESTARI

25 SARAS FITRIA

26 SEVA ARYA PRATAMA

27

TITANIA ARESTANTO

30 SALMA JULINDA RIZMA R.

31 SHABRINA FILDZA ARDILLA

32 SHOFI AULIA NISA

33 SYIFA FADILA FIRDIYAWATI

Kelas 8 E

No Nama

1 AGUNG ISA TRIYOGA

2 ALVINTA RAHMAWATI

3 ANITA NIKMAL MAULA

4

ANUGRAH FARHAN YULADYANTO

5 ARDHIA REGITA CAHYANI

6 ARDILA DWI APRILIANI

7 ARSY FEBRIANTO SASMITA

8

AULIA RIZKYA RAHAYUNINGTYAS

9

CINTALIA PUTRI RESTU KUMALA

10 DEWI ERNAWATI

11 DINDA SYAHRANI

12 ERLANGGA IVAN SADEWA

13 FAHMI TRI RAMADHANI

14 FENDY SHOLIKHUL AKBAR

15

GUNAWAN AGUNG PRASETIYO

16 ILHAM LAREZA

17

MELINDHA ADHYANA

18

MERRY CLARISSA DWI AGUSTIN

19

MUHAMMAD FAHRI INDRAWANTO

20

MUHAMMAD NURCHOLIS

21 MUHAMMAD ZIDAN

22 NAYANTAKA

23

OSYA ASMARALAYA TUNGGA DEWA

24 PUTRI ALIFIA

25 PUTRI PANCA PUSPITA

26 RISMA YUDIANDINI

27

SALMA RAHMAWATI PUTRI PRIHAPSARI

Page 98: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

28 WIDIHANDOKO DWI WIDODO

29 WILDAN PUTRA ADITYA

30 YUAN VIRNA

31

ZAHRAH NADA SALSABILA

32 ZIGRO TAQWAGIE

33 ZULFA NADIA LUTHFIA RAHMI

Kelas 8 H

No Nama

1 ADITIYA SURYA WISESA

2 ADRIAN LUTFI RAFLIANSYAH

3 AFFIF PUTRA PAMUNGKAS

4 ANGGORO AJIE PUTRANTO

5 ANIS SETYA NUR DIANA

6

ANISYA OKTAVIANA PUTRI

7 ARI YUDHA BASKARA

8

AYU PUJI HANDAYANI

9 AYU WULAN SUCIATI

10

BAGAS PRAKOSO PRIYO PAMBUDI LUHUR

11 DESY PUSPITASARI

12 DEWI AMALIA PERTIWI

13 ELSA SALAVINA

14 EVA SUKMA DEWI

15

FERNANDA YUANITA EKA SAPUTRI

16 FERY KURNIAWAN

17 FIQI NUR SAMSU AHMAD

18 HADURA ALMAS ALWANIS

19 LATHIFA INAYAH SARI

20 LUCKMAN ARYANTO AJIE

21 LUDFI DWI IRAWAN

22 M. NURHUDA

23 MUHAMMAD MIRZA RIVALDI

24

NANDA BELLA VANEZA

25 NUR ROHMAH

26 OKTAVIA SHINTA PRAMUDITA

27 PUTRI SEKAR SARI

28 RASYID IQBAL PURNANTO

28 SUSMITA EKA MUKTI

29 VELLA SABILA ARLIEZA

30 WISNU ADHA HIDAYAT

31

WYNONA SHAMEYRA MARSHAKINASIH

32 YUSRIL SIDHIQ

Kelas 8 G

No Nama

1 AJI ROHMAN SUBEKTI

2 AKBAR SADJARI SYAHDJUDAN

3 ALIVIA DEFA ANANDA

4 APRILIAN SATYA PRATAMA

5 ARIF SURYO WIBOWO

6

AULIA' VALENTINA ABSHARINA

7 BENING GITA PRAMESTI

8

CHOIRUNNISA ADLEA AYUNINGTYAS

9 DAFFA ARYA DEWANGGA

10

DEA AYU KARTIKA PUTRI

11 DESI PUDWI HANDAYANI

12 DWI NOVIA SARI

13 ESA DANY RIZALDI

14 FANY PRADITA WULAN

15

FARIZ SYAHROYO TEGAR AURI

16 GITUNG PONCO KUSUMO

17 HILMY AFRIAN

18 KAMAL RIJAL SADEWO

19 LAKSMI KINANTHI

20 MEGA AYU PUSPITASARI

21 MUTIA KARINA PERTIWI

22 NUR ALIYUDIN ACHMAD

23 OCTA DEVARA

24

PUTRA ERLANGGA FEBRIYANTO

25 RAVELINO ARYA SALVADO

26 REZA DWI KURNIAWAN

27 RISMA RISKIYANI

28 RIZKI SEKARINGTYAS

Page 99: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

ROVINO AJI PRATAMA

30 SABRINA NUR YUSRINA

31 SARTIKA ANNISA DEWI

32

VANESSA BERLIANA DYSTA AMALIA

33 VICKI MAHARANI

29 RISTA NANDA DESITA SARI

30 RYAN RIZKI RAMADAN

31 SULTHON SYAIFULLAH

32

TONY ANDREAS SAPUTRA

29

Page 100: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 3

SOAL UJI COBA

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Jumlah soal : 20

Waktu : 20 menit

Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X)!

1. Hubungan antara Dewan Perwakilan Rakyat dengan Presiden dapat dilihat di

bawah ini, kecuali ....

a. Mengajukan pertanyaan tertulis kepada Presiden

b. Mengajukan usul menteri-menteri pada Presiden

c. Ikut serta menetapkan undang-undang APBN

d. Meminta keterangan kepada Pemerintah

2. Dalam memberikan amnesti dan abolisi Presiden memperhatikan

pertimbangan ….

a. Dewan Perwakilan Rakyat sebagai wakil rakyat

b. Dewan Perwakilan Daerah sebagai pembawa kepentingan daerah

c. Mahkamah Agung sebagai Kekuasaan Kehakiman

d. Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai lembaga anti korupsi

3. Hubungan antara Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan Presiden dapat

terlihat dari pernyataan berikut, kecuali ….

a. Melantik Presiden terpilih

b. Memberhentikan Presiden menurut UUD

c. Menyelenggarakan rapat paripurna untuk memutus Pemberhentian

Presiden

d. Mengajukan usul para menteri kepada presiden

4. Perhatikan beberapa pertanyaan di bawah ini.

1) Menyatakan perang dan damai.

2) Mengangkat duta dan konsul.

3) Memberi grasi dan rehabilitasi.

4) Memberi amnesti dan abolisi.

Page 101: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Dari pernyataan di atas, yang termasuk hubungan Presiden dengan DPR

adalah ….

a. 1, 2, dan 3 c. 1, 3, dan 4

b. 1, 2, dan 4 d. 2, 3, dan 4

5. Perhatikan beberapa pernyataan di bawah ini.

1) Membuat undang-undang dan menetapkan APBN.

2) Dewan Perwakilan Rakyat merupakan bagian anggota MPR.

3) Memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden menurut UUD.

Dari pernyataan di atas, yang termasuk hubungan antara MPR dan DPR

adalah ….

a. 1 dan 3 c. Tidak ada yang benar

b. 1, 2 dan 3 d. 2 dan 3

6. Berikut ini merupakan hubungan antara Mahkamah Konstitusi dan DPR

adalah ….

a. Memutus pembubaran partai politik

b. Memutus perselisihan hasil pemilu

c. Mengadili suatu perkara tingkat kasasi

d. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden

7. Putusan Mahkamah konstitusi atas usul pemberhentian presiden dan/atau

wakil presiden apabila terbukti melakukan pelanggaran hukum, maka

selanjutnya pemberhentian presiden dan/atau wakil presiden diambil dalam

….

a. Rapat paripurna Majelis Premusyawaratan Rakyat

b. Presiden paripurna Dewan Perwakilan Rakyat

c. Presiden paripurna Dewan Perwakilan Daerah

d. Presiden paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

8. Berikut ini yang bukan merupakan hubungan DPR dengan Presiden adalah

….

a. Menetapkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara

b. Menerima duta dari negara lain

c. Memberi pertimbangan presiden dalam mengangkat menteri

d. Membentuk undang-undang bersama Presiden

Page 102: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

9. Dalam Pasal 7C UUD 1945 menegaskan hubungan antara Presiden dengan

DPR yang berbunyi ….

a. Presiden dapat membekukan dan atau membubarkan DPR

b. Presdien tidak dapat membekukan dan atau membubarkan DPR

c. Presiden mengajukan RUU kepada DPR

d. Presiden menerima duta dari negara lain dengan pertimbangan DPR

10. Hubungan antara DPR dengan Presiden tercermin dalam hak pengawasan

yang artinya ….

a. Mengawasi pelaksanaan undang-undang dan APBN

b. Mengawasi pelaksanaan pemilu Presiden

c. Mengawasi pengangkatan menteri negara oleh Presiden

d. Mengawasi pemberhentian menteri negara oleh Presiden

11. MPR dapat memberhentikan Presiden dan/atau wakil presiden dalam masa

jabatannya atas usul DPR apabila ….

a. Presiden dan/atau wakil presiden diduga melakukan korupsi

b. Presiden dan/atau wakil presiden diduga melakukan penyuapan

c. Presiden dan/atau wakil presiden telah terbukti melakukan pengkhianatan

terhadap negara

d. Presiden dan/atau wakil presiden diduga melakukan tindak pidana berat

12. Dalam membuat perjanjian internasional, Presiden mendapat persetujuan dari

….

a. Mahkamah Konstitusi sebagai kekuasaan kehakiman

b. Mahkamah Agung sebagai kekuasaan kehakiman

c. Badan Pemeriksa Keuangan

d. Dewan Perwakilan Rakyat

13. Dalam memberikan amnesti dan abolisi, Presiden memperhatikan

pertimbangan ….

a. Dewan Perwakilan Daerah sebagai wakil rakyat di daerah

b. Dewan Perwakilan Rakyata sebagai unsur wakil rakyat

c. Mahkamah Agung sebagai lembaga kehakiman di bawah UU

d. Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga kehakiman di bawah UUD

Page 103: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

14. Dibawah ini yang termasuk hubungan presiden dengan Mahkamah Agung

adalah …..

a. Presiden dalam membuat perjanjian internasional memperhatikan

pertimbangan MA

b. Presiden dalam memberikan grasi dan rehabilitasi memperhatikan

pertimbangan MA

c. Presiden dalam memberikan amnesti dan abolisi memperhatikan

pertimbangan MA

d. Presiden dalam menerima duta dan konsul memperhatikan pertimbangan

MA

15. MK memiliki kewajiban memberikan putusan mengenai dugaan pelanggaran

presiden dan/atau wakil presiden apabila diusulkan terlebih dahulu DPR

karena ….

a. Mahkamah konstitusi berwenang mengadili perkara dibawah UUD 1945

b. Mahkamah konstitusi berwenang mengadili perkara dibawah peradilan

umum

c. Mahkamah konstitusi berwenang mengadili perkara dibawah UU

d. Mahkamah konstitusi berwenang mengadili semua perkara.

16. Berikut merupakan hubungan antara BPK dengan lembaga lain pada hasil

pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan oleh BPK selanjutnya

diserahkan kepada ….

a. DPD c. KPU

b. Presiden d. MK

17. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan ….

a. Presiden dengan persetujuan DPR

b. Presiden dengan persetujuan MA

c. Ketua MA dengan persetujuan DPR

d. Ketua MPR dengan persetujuan DPR

18. Hubungan antara Komisi Yudisial dengan DPR dapat terlihat pada pemilihan

dan pengangkatan Mahkamah Agung, yang selanjutnya diresmikan oleh ….

a. Presiden

b. Mahkamah Konstitusi sebagai Lembaga Peradilan di bawah UUD.

Page 104: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

c. DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat

d. Mahkamah Agung sebagai lembaga kehakiman

19. Berdasarkan pasal 24 ayat 3 UUD 1945, lembaga-lembaga negara yang

mengajukan masing-masing tiga orang hakim konstitusi adalah ….

a. MA, DPR, dan Presiden c. Presiden, DPR, dan

MPR

b. KY, MPR, dan Presiden d. MA, MPR, dan

Presiden

20. Hubungan antara Dewan Perwakilan Daerah dengan Dewan Perwakilan

Rakyat dapat terlihat pada ….

a. Pembahasan mengenai perjanjian internasional

b. Pembahasan tentang Anggaran Pendapatan Belanja Nasional

c. Pembahasan mengenai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

d. Pembahasan mengenai pengakatan duta dan konsul

Page 105: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 4

SOAL PRETES-POST TEST

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Jumlah soal : 20

Waktu : 20 menit

Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X)!

1. Hubungan antara Dewan Perwakilan Rakyat dengan Presiden dapat dilihat di

bawah ini, kecuali ....

a. Mengajukan pertanyaan tertulis kepada Presiden

b. Mengajukan usul menteri-menteri pada Presiden

c. Ikut serta menetapkan undang-undang APBN

d. Meminta keterangan kepada Pemerintah

2. Dalam memberikan amnesti dan abolisi Presiden memperhatikan

pertimbangan ….

a. Dewan Perwakilan Rakyat sebagai wakil rakyat

b. Dewan Perwakilan Daerah sebagai pembawa kepentingan daerah

c. Mahkamah Agung sebagai Kekuasaan Kehakiman

d. Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai lembaga anti korupsi

3. Hubungan antara Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan Presiden dapat

terlihat dari pernyataan berikut, kecuali ….

a. Melantik Presiden terpilih

b. Memberhentikan Presiden menurut UUD

c. Menyelenggarakan rapat paripurna untuk memutus Pemberhentian

Presiden

d. Mengajukan usul para menteri kepada presiden

4. Perhatikan beberapa pertanyaan di bawah ini.

1) Menyatakan perang dan damai.

2) Mengangkat duta dan konsul.

3) Memberi grasi dan rehabilitasi.

4) Memberi amnesti dan abolisi.

Dari pernyataan di atas, yang termasuk hubungan Presiden dengan DPR adalah

….

Page 106: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

a. 1, 2, dan 3 c. 1, 3, dan 4

b. 1, 2, dan 4 d. 2, 3, dan 4

5. Perhatikan beberapa pernyataan di bawah ini.

1) Membuat undang-undang dan menetapkan APBN.

2) Dewan Perwakilan Rakyat merupakan bagian anggota MPR.

3) Memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden menurut UUD.

Dari pernyataan di atas, yang termasuk hubungan antara MPR dan DPR adalah

….

a. 1 dan 3 c. Tidak ada yang benar

b. 1, 2 dan 3 d. 2 dan 3

6. Berikut ini merupakan hubungan antara Mahkamah Konstitusi dan DPR adalah

….

a. Memutus pembubaran partai politik

b. Memutus perselisihan hasil pemilu

c. Mengadili suatu perkara tingkat kasasi

d. Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden

7. Putusan Mahkamah konstitusi atas usul pemberhentian presiden dan/atau wakil

presiden apabila terbukti melakukan pelanggaran hukum, maka selanjutnya

pemberhentian presiden dan/atau wakil presiden diambil dalam ….

a. Rapat paripurna Majelis Premusyawaratan Rakyat

b. Presiden paripurna Dewan Perwakilan Rakyat

c. Presiden paripurna Dewan Perwakilan Daerah

d. Presiden paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

8. Berikut ini yang bukan merupakan hubungan DPR dengan Presiden adalah ….

a. Menetapkan Anggaran Pendapatan Belanja Negara

b. Menerima duta dari negara lain

c. Memberi pertimbangan presiden dalam mengangkat menteri

d. Membentuk undang-undang bersama Presiden

9. Dalam Pasal 7C UUD 1945 menegaskan hubungan antara Presiden dengan

DPR yang berbunyi ….

a. Presiden dapat membekukan dan atau membubarkan DPR

b. Presdien tidak dapat membekukan dan atau membubarkan DPR

Page 107: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

c. Presiden mengajukan RUU kepada DPR

d. Presiden menerima duta dari negara lain dengan pertimbangan DPR

10. Hubungan antara DPR dengan Presiden tercermin dalam hak pengawasan yang

artinya ….

a. Mengawasi pelaksanaan undang-undang dan APBN

b. Mengawasi pelaksanaan pemilu Presiden

c. Mengawasi pengangkatan menteri negara oleh Presiden

d. Mengawasi pemberhentian menteri negara oleh Presiden

11. MPR dapat memberhentikan Presiden dan/atau wakil presiden dalam masa

jabatannya atas usul DPR apabila ….

a. Presiden dan/atau wakil presiden diduga melakukan korupsi

b. Presiden dan/atau wakil presiden diduga melakukan penyuapan

c. Presiden dan/atau wakil presiden telah terbukti melakukan pengkhianatan

terhadap negara

d. Presiden dan/atau wakil presiden diduga melakukan tindak pidana berat

12. Dalam membuat perjanjian internasional, Presiden mendapat persetujuan dari

….

a. Mahkamah Konstitusi sebagai kekuasaan kehakiman b.

Mahkamah Agung sebagai kekuasaan kehakiman

c. Badan Pemeriksa Keuangan d.

Dewan Perwakilan Rakyat

13. Dalam memberikan amnesti dan abolisi, Presiden memperhatikan

pertimbangan…

a. Dewan Perwakilan Daerah sebagai wakil rakyat di daerah

b. Dewan Perwakilan Rakyata sebagai unsur wakil rakyat

c. Mahkamah Agung sebagai lembaga kehakiman di bawah UU

d. Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga kehakiman di bawah UUD

14. Dibawah ini yang termasuk hubungan presiden dengan Mahkamah Agung

adalah …..

a. Presiden dalam membuat perjanjian internasional memperhatikan

pertimbangan MA

Page 108: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

b. Presiden dalam memberikan grasi dan rehabilitasi memperhatikan

pertimbangan MA

c. Presiden dalam memberikan amnesti dan abolisi memperhatikan

pertimbangan MA

d. Presiden dalam menerima duta dan konsul memperhatikan pertimbangan

MA

15. MK memiliki kewajiban memberikan putusan mengenai dugaan pelanggaran

presiden dan/atau wakil presiden apabila diusulkan terlebih dahulu DPR karena

….

a. Mahkamah konstitusi berwenang mengadili perkara dibawah UUD 1945

b. Mahkamah konstitusi berwenang mengadili perkara dibawah peradilan

umum

c. Mahkamah konstitusi berwenang mengadili perkara dibawah UU

d. Mahkamah konstitusi berwenang mengadili semua perkara.

16. Berikut merupakan hubungan antara BPK dengan lembaga lain pada hasil

pemeriksaan keuangan negara yang dilakukan oleh BPK selanjutnya

diserahkan kepada ….

a. DPD c. KPU

b. Presiden d. MK

17. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan ….

a. Presiden dengan persetujuan DPR

b. Presiden dengan persetujuan MA

c. Ketua MA dengan persetujuan DPR

d. Ketua MPR dengan persetujuan DPR

18. Hubungan antara Komisi Yudisial dengan DPR dapat terlihat pada pemilihan

dan pengangkatan Mahkamah Agung, yang selanjutnya diresmikan oleh ….

a. Presiden

b. Mahkamah Konstitusi sebagai Lembaga Peradilan di bawah UUD.

c. DPR sebagai lembaga perwakilan rakyat

d. Mahkamah Agung sebagai lembaga kehakiman

19. Berdasarkan pasal 24 ayat 3 UUD 1945, lembaga-lembaga negara yang

mengajukan masing-masing tiga orang hakim konstitusi adalah ….

Page 109: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

a. MA, DPR, dan Presiden c. Presiden, DPR, dan MPR

b. KY, MPR, dan Presiden d. MA, MPR, dan Presiden

20. Hubungan antara Dewan Perwakilan Daerah dengan Dewan Perwakilan

Rakyat dapat terlihat pada ….

a. Pembahasan mengenai perjanjian internasional

b. Pembahasan tentang Anggaran Pendapatan Belanja Nasional

c. Pembahasan mengenai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah

d. Pembahasan mengenai pengakatan duta dan konsul

Page 110: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 5

DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII KELAS EKSPERIMEN

Kelas 8 F

No Nama

1 ADIB NAFISUDIN

2 ALIF PRASETYA JATI

3 ALVIN ADITIA

4 AMEILYA SETIANINGRUM

5 ANANG ZHAHFRAN BUDI R

6 AVIA JOLANDA ROSA ADI

7 DIAN PERMATA SARI

8 FAHNIDA KIFTIYA

9 FARRA ANASYA PUJA RISMAWANA

10 GIGIH RESTU HANANTO

11 HILMI DARY ALWAN

12 INDAH AYU WULANDARI

13 KURNIA ADI NUGROHO

14 MARINI NUR HAYATI

15 MOHAMAD FAJAR BUDIMAN

16 MUHAMMAD ADI PRAKOSO

17 MUHAMMAD RAAFI FEBRIAN TARA

18 NINDYA HANDARU VIADUTA KUSUMANINGRUM

19 NISRINA QURRATU AINI

20 NOVENDOSARI PUTRA SOEDJENDRO

21 RAHMATULLAH YASIN MUBAROK

22 RAUL ARYA SYAHPUTRA

23 REVINA PUTRI DWI ANGGRAENI

24 RIZKA AYUNING LESTARI

25 SARAS FITRIA

26 SEVA ARYA PRATAMA

27 TITANIA ARESTANTO

28 WIDIHANDOKO DWI WIDODO

29 WILDAN PUTRA ADITYA

30 YUAN VIRNA

31 ZAHRAH NADA SALSABILA

32 ZIGRO TAQWAGIE

33 ZULFA NADIA LUTHFIA RAHMI

Page 111: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 6

DAFTAR NAMA SISWA KELAS VIII KELAS KONTROL

Kelas 8 G

No Nama

1 AJI ROHMAN SUBEKTI

2 AKBAR SADJARI SYAHDJUDAN

3 ALIVIA DEFA ANANDA

4 APRILIAN SATYA PRATAMA

5 ARIF SURYO WIBOWO

6 AULIA' VALENTINA ABSHARINA

7 BENING GITA PRAMESTI

8 CHOIRUNNISA ADLEA AYUNINGTYAS

9 DAFFA ARYA DEWANGGA

10 DEA AYU KARTIKA PUTRI

11 DESI PUDWI HANDAYANI

12 DWI NOVIA SARI

13 ESA DANY RIZALDI

14 FANY PRADITA WULAN

15 FARIZ SYAHROYO TEGAR AURI

16 GITUNG PONCO KUSUMO

17 HILMY AFRIAN

18 KAMAL RIJAL SADEWO

19 LAKSMI KINANTHI

20 MEGA AYU PUSPITASARI

21 MUTIA KARINA PERTIWI

22 NUR ALIYUDIN ACHMAD

23 OCTA DEVARA

24 PUTRA ERLANGGA FEBRIYANTO

25 RAVELINO ARYA SALVADO

26 REZA DWI KURNIAWAN

27 RISMA RISKIYANI

28 RIZKI SEKARINGTYAS

29 ROVINO AJI PRATAMA

30 SABRINA NUR YUSRINA

31 SARTIKA ANNISA DEWI

32 VANESSA BERLIANA DYSTA AMALIA

33 VICKI MAHARANI

Page 112: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 7

Pre_Test

Equal

variances

assumed

Equal

variances not

assumed

Levene's Test for Equality of F

Variances Sig.

t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference t-test for Equality of Means

Std. Error Difference

95% Confidence Lower

Interval of the Upper

Difference

.361

.550

-.097

-.097

64

63.900

.923

.923

-.303

-.303

3.109

3.109

-6.514

-6.514

5.908

5.908

PERHITUNGAN HOMOGENITAS DAN UJI INDEPENDENT SAMPLE T

TEST RATA-RATA HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN DAN

KONTROL

Uji Homogenitas

Hipotesis (dugaan) untuk uji F test yaitu:

Ho : Kedua varian sampel identik/Homogen (Equal Variance Assumed)

Ha : Kedua varian sampel tidak identik/Homogen (Equal Variance Not Assumed)

Pengambilan keputusan/Pengujian

Jika sig Fhitung > 0.05 maka Ho diterima

Jika sig Fhitung < 0.05 maka Ho ditolak

Klik Analysis – Compare Means – Independent Sample t test – define group (isi

group 1 dengan 1, dan grouping 2 dengan 2) – continue – ok

Output hasil Independent Sample t test sebagai berikut.

Independent Samples Test

Keputusan

Terlihat bahwa sig F untuk hasil belajar kelas 8F dan 8G Equal adalah 0.550, jadi

sig Fhitung > 0.05, maka Ho diterima kedua varian identik (Equal Variance

Assumed) atau Homogen.

Page 113: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 8

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

10.94

11.00

11.19

11.23

11.23

11.35

11.19

11.39

11.03

10.97

11.45

11.23

11.48

11.42

11.03

11.10

11.52

11.16

11.35

11.06

20.796

19.533

20.428

19.247

20.247

19.837

20.361

19.445

20.366

19.966

20.056

19.914

20.391

19.985

20.632

20.224

20.325

19.740

20.237

20.329

.381

.676

.318

.590

.353

.444

.333

.542

.404

.595

.414

.431

.344

.421

.332

.400

.374

.490

.352

.391

.840

.829

.843

.831

.842

.837

.843

.833

.839

.833

.839

.838

.842

.838

.842

.839

.840

.835

.842

.840

VALIDITAS SOAL UJI COBA

Uji Validitas Soal Uji Coba menggunakan bantuan SPSS 20, dengan

langkah-langkah sebagai berikut. Dengan menggunakan jumlah responden

sebanyak 31 maka nilai r tabel dapat diperoleh melalui tabel r product moment

person dengan df (defree of freedom) = n-2, jadi df= 31-2 = 29, maka r tabel =

0.306. Butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel, dapat dilihat

dari Corrected Item Total Correlation. Analisis output bisa dilihat di bawah ini:

Item-Total Statistics

Page 114: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Hasil dari perhitungan menggunakan aplikasi SPSS 20 Corrected Item Total

Correlation, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh soal yang diuji cobakan

memiliki kriteria yang valid.

Variabel r hitung r tabel Keterangan

Pertanyaan 1 0.388 0.306 Valid

Pertanyaan 2 0.676 0.306 Valid

Pertanyaan 3 0.318 0.306 Valid

Pertanyaan 4 0.590 0.306 Valid

Pertanyaan 5 0.353 0.306 Valid

Pertanyaan 6 0.444 0.306 Valid

Pertanyaan 7 0.333 0.306 Valid

Pertanyaan 8 0.542 0.306 Valid

Pertanyaan 9 0.404 0.306 Valid

Pertanyaan 10 0.595 0.306 Valid

Pertanyaan 11 0.414 0.306 Valid

Pertanyaan 12 0.431 0.306 Valid

Pertanyaan 13 0.344 0.306 Valid

Pertanyaan 14 0.421 0.306 Valid

Pertanyaan 15 0.331 0.306 Valid

Pertanyaan 16 0.400 0.306 Valid

Pertanyaan 17 0.374 0.306 Valid

Pertanyaan 18 0.490 0.306 Valid

Pertanyaan 19 0.352 0.306 Valid

Pertanyaan 20 0.391 0.306 Valid

Page 115: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Cronbach's Alpha

N of Items

.845

20

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

10.94

11.00

11.19

11.23

11.23

11.35

11.19

11.39

11.03

10.97

11.45

11.23

11.48

11.42

11.03

11.10

11.52

11.16

11.35

11.06

20.796

19.533

20.428

19.247

20.247

19.837

20.361

19.445

20.366

19.966

20.056

19.914

20.391

19.985

20.632

20.224

20.325

19.740

20.237

20.329

.381

.676

.318

.590

.353

.444

.333

.542

.404

.595

.414

.431

.344

.421

.332

.400

.374

.490

.352

.391

.840

.829

.843

.831

.842

.837

.843

.833

.839

.833

.839

.838

.842

.838

.842

.839

.840

.835

.842

.840

Lampiran 9

PERHITUNGAN RELIABILITAS SOAL UJI COBA

Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir

pertanyaan. Jika Alpha > 0.60 maka reliabel. Dari hasil analisis reliabilitas

menggunakan SPSS 20, dengan Cronbach’s Alpha dapat dilihat sebagai berikut.

Reliability Statistics

Item-Total Statistics

Hasil dari perhitungan menggunakan aplikasi SPSS 20 Uji reliabilitas dapat

dilihat pada nilai Cronbach’s Alpha, jika nilai Alpa > 0.60 maka kontruk pertanyaan

yang merupakan dimensi variabel adalah reliabel. Nilai Cronbach’s Alpha adalah

0.845 jadi diatas 0.60, maka soal reliabel.

Page 116: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 10

PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL UJI COBA

Menggunakan Bantuan Exel

No

Kode Item Soal Total

14

UC-14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19

10

UC-10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18

11

UC-11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18

15

UC-15 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18

18

UC-18 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18

7

UC-07 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 17

28

UC-28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 16

9

UC-09 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15

29

UC-29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 15

3

UC-03 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 14

5

UC-05 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 14

6

UC-06 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 14

17

UC-17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 14

19

UC-19 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 14

2

UC-02 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 13

8

UC-08 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 13

Page 117: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

22

UC-22 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 12

23

UC-23 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 12

24

UC-24 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 11

20

UC-20 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 10

13

UC-13 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 9

25

UC-25 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 9

31

UC-31 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 9

1

UC-01 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 8

4

UC-04 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 7

12

UC-12 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 7

16

UC-16 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 5

21

UC-21 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 4

27

UC-27 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5

30

UC-30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 5

26

UC-26 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3

27 25 19 18 18 14 19 13 24 26 11 18 10 12 24 22 9 20 14 23

Page 118: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran adalah sebagai berikut.

P = 𝑩

𝑱𝑺

Keterangan:

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan betul

JS : Jumlah peserta didik tes

Soal Nomor 1

P = = � 𝟕 � �

Kriteria

Soal dengan P 0,01 – 0,30 adalah sukar

Soal dengan P 0,31 – 0,70 adalah sedang

Soal dengan P 0,71 – 1,00 adalah mudah

Berdasarkan kriteria, maka soal nomor 1 mempunyai tingkat kesukaran yang Mudah

Page 119: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 11

PERHITUNGAN DAYA BEDA SOAL UJI COBA

Menggunakan Bantuan Exel

No

Kode Item Soal Total

14

UC-14 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19

10

UC-10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18

11

UC-11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18

15

UC-15 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18

18

UC-18 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18

7

UC-07 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 17

28

UC-28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 16

9

UC-09 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15

29

UC-29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 15

3

UC-03 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 14

5

UC-05 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 14

6

UC-06 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 14

17

UC-17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 14

19

UC-19 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 14

2

UC-02 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 13

8

UC-08 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 13

Page 120: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

22

UC-22 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 12

23

UC-23 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 12

24

UC-24 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 11

20

UC-20 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 10

13

UC-13 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 9

25

UC-25 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 9

31

UC-31 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 9

1

UC-01 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 8

4

UC-04 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 7

12

UC-12 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 7

16

UC-16 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 5

21

UC-21 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 4

27

UC-27 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 5

30

UC-30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 5

26

UC-26 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3

Page 121: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Rumus

DP = 𝑋 𝐾𝐴 − 𝑋� �

𝑆� 𝑜� 𝑀� � � 𝑖� 𝑢� 𝑆𝑜� �

Keterangan : DP : Daya Pembeda

X kA : rata-rata kelompok atas

X kb : rata-rata kelompok bawah

Perhitungan Soal nomor 1

DP = 1 − 0.733

= 0.266 1

Kriteria daya pembeda soal:

D : 0.70 - 1.00 : baik sekali

D : 0.41 - 0.70 : baik

D : 0.21 - 0.40 : cukup

D : 0.00 - 0.20 : jelek

D : negatif (-), sebaiknya dibuang saja.

Berdasarkan kriteria, maka soal nomor 1 mempunyai daya beda cukup

Page 122: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 12

PEDOMAN LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK

Kelas yang di observasi: … Tahun Pelajaran : ...

Sekolah : ... Mata Pelajaran : . ..

Jumlah peserta didik : … Pertemuan : …

Berilah penilaian Anda dengan memberi cek () pada kolom yang sesuai.

No.

Aspek yang diamati

Skor

1 2 3 4

1. Keaktifan peserta didik dalam diskusi kelompok

2. Partisipasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan dan mengungkapkan ide

3. Tanggungjawab peserta didik dalam kelompok

4. Partisipasi peserta didik dalam pemecahan masalah

kelompok

5. Tanggungjawab peserta didik dalam mengerjakan tugas atau lembar kerja siswa (LKS)

6. Keaktifan peserta didik dalam mencari tahu tentang hal- hal yang belum dimengerti

7. Keaktifan peserta didik dalam presentasi, bertanya, memberi tanggapan dan sanggahan

8. Sikap untuk menerima pendapat dan sanggahan dari orang lain

Keterangan:

Skor yang diberikan:

1 = kurang aktif, jika banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 25%

2 = cukup aktif, jika banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 26% - 50%

3 = aktif, jika banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 51% - 75%

4 = sangat aktif, jika banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 75%

Page 123: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Penilaian keaktifan kelas:

Presentase keaktifan peserta didik dalam pembelajaran = 𝑆� � � 𝑌𝑎� 𝑔 𝐷𝑖 𝑑𝑎� 𝑎�

× 100% 𝑆� � � 𝑀𝑎� � 𝑖� 𝑎�

= ….

Kriteria penilaian:

Presentase keaktifan = x

25% x < 43,75% : aktivitas peserta didik tidak baik

43,75% x < 62,5 % : aktivitas peserta didik cukup baik

62,5% x < 81,25% : aktivitas peserta didik baik

x 81,25% : aktivitas peserta didik sangat baik

Kesimpulan:

Observer

…………………..

NIM. ....................

Page 124: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 13

Mean

N

Std. Deviation

Std. Error Mean

Sebelum Pair 1

Sesudah

57.12

33

12.376

2.154

81.82

33

14.991

2.610

Mean

N

Std. Deviation

Std. Error Mean

Sebelum Pair 1

Sesudah

57.42

33

12.877

2.242

68.03

33

18.155

3.160

UJI PAIRED SAMPLE T TEST HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN

Kelas Eksperimen

Hasil output Paired-Sample T Test data kelas eskperimen.

Paired Samples Statistics

Keterangan:

Tabel ini menyatakan nilai test sebelum perlakuan (baris atas) menunjukkan hasil

belajar rata-rata adalah 57.12 dan sesudah diberikan perlakuan dengan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw didapat rata-rata hasil belajar adalah 81.82. Hal

ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengalami

peningkatkan hasil belajar sebesar 24.70.

Kelas Kontrol

Hasil output Paired-Sample T Test data kelas eskperimen.

Paired Samples Statistics

Keterangan:

Tabel ini menyatakan nilai test sebelum perlakuan (baris atas) menunjukkan hasil

belajar rata-rata adalah 57.42 dan sesudah diberikan perlakuan dengan metode

ceramah bervariasi didapat rata-rata hasil belajar adalah 68.03. Hal ini

menunjukkan bahwa penggunaan metode ceramah mengalami peningkatkan hasil

belajar sebesar 10.61.

Jadi peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen > hasil belajar kelas kontrol

Page 125: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 14

Post_Test

Equal

variances

assumed

Equal

variances not

assumed

Levene's Test for Equality of F

Variances Sig.

t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference t-test for Equality of Means

Std. Error Difference

95% Confidence Lower

Interval of the Upper

Difference

2.039

.158

3.364

3.364

64

61.788

.001

.001

13.788

13.788

4.098

4.098

5.600

5.595

21.975

21.981

UJI INDEPENDENT SAMPLE T TEST RATA-RATA HASIL BELAJAR

POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL

Hasil output uji t menggunakan SPSS 20 rata-rata hasil belajar kelas eksperimen

dan kontrol sebagai berikut.

Group Statistics

Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Kelas Eksperimen

33

81.82

14.991

2.610 Post_Test Kelas Kontrol 33 68.03 18.155 3.160

Independent Samples Test

Hipotesis:

Ho : µ1 = µ2 tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar (nilai hasil belajar kognitif)

antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Ha : µ1 ≠ µ2 ada perbedaan rata-rata hasil belajar (nilai hasil belajar kognitif) antara

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol

Dari tabel di atas diperoleh hasil sebagai berikut

thitung sebesar 3.364

ttabel pada taraf signifikan 0.05, (33+33 – 2) = 64 adalah 1.66

Keputusan: thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Page 126: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 15

KISI-KISI SOAL

Nama Sekolah : SMP Negeri 19 Semarang

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas / Semester : VIII / 2

Standar Kompetensi : 5. Memahami kedaulatan rakyat dan sistem

pemerinatahan di Indonesia

Kompetensi Dasar : 5.2 Mendiskripsikan Peran Lembaga Negara sebagai

Pelaksana Kedaulatan Rakyat dalam Sistem Pemerintahan

Indonesia

Jumlah soal : 20

Waktu : 20 menit

Bentuk soal : Pilihan Ganda

Indikator

Materi Hasil Belajar

Kognitif

No. soal

Siswa dapat

menjelaskan hubungan

MPR dengan Presiden

Hubungan MPR dengan Presiden

C4

C2

3

11

Siswa dapat menjelaskan hubungan

MPR dengan DPR

Hubungan MPR dengan DPR

C1

C1

C4

1

2

5

Siswa dapat menjelaskan hubungan

Presiden dengan DPR

Hubungan Presiden dengan

DPR

C4

C2

C2

C1

C2

C1

4

8

9

10

12

13

Siswa dapat menjelaskan hubungan

MK dengan DPR

Hubungan MK

dengan DPR C2

C4

C4

6

7

15

Siswa dapat menjelaskan hubungan

DPD dengan DPR

Hubungan DPD

dengan DPR C1 20

Page 127: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Siswa dapat menjelaskan hubungan

BPK dengan DPR

Hubungan BPK

dengan DPD C2 16

Siswa dapat menjelaskan hubungan

KY dengan DPR

Hubungan KY dengan DPR

C2

C4

17

18

Siswa dapat menjelaskan hubungan

MA dengan Presiden

Hubungan MA

dengan Presiden C4

C1

14

19

Keterangan:

C1 : pengetahuan

C2 : pemahaman

C4 : analisis

Peneliti/Yang Mengajar

Sutiyono

NIM. 3301411014

Page 128: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 16

LEMBAR JAWAB

11.

A

B

C

D

12.

A

B

C

D

13.

A

B

C

D

14.

A

B

C

D

15.

A

B

C

D

16.

A

B

C

D

17.

A

B

C

D

18.

A

B

C

D

19.

A

B

C

D

20.

A

B

C

D

Nama :

No. Absen :

Kelas :

Silanglah (X) pilihan jawaban yang telah tersedia!

1.

A

B

C

B

2.

A

B

C

D

3.

A

B

C

D

4.

A

B

C

D

5.

A

B

C

D

6.

A

B

C

D

7.

A

B

C

D

8.

A

B

C

D

9.

A

B

C

D

10.

A

B

C

D

Page 129: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Indikator

Pencapaian

Penilaian

Waktu

Sumber

Belajar Teknik

Penilaian Bentuk

Instrumen Contoh

Instrumen

5.2. Mendeskri

psikan

sistem

pemerinta

han

Indonesia

dan peran

lembaga

negara

sebagai

pelaksana

kedaulatan

rakyat

Pembagian

kekuasaan

menurut UUD

NRI 1945

Tugas

lembaga-

lembaga

pelaksana

kedaulatan

rakyat

Menelaah

materi tentang

peran lembaga

negara sebagai

pelaksana

kedaulatan

rakyat menurut

UUD NRI

1945, kemudian

mendiskusikan

nya

Menjelask

an

pembagian

kekuasaan

di

Indonesia

Menjelask

an tugas

lembaga-

lembaga

pelaksana

kedaulatan

rakyat

Tes

Tertulis Pilihan

ganda Hubungan

antara Dewan

Perwakilan

Rakyat dengan

Presiden dapat

dilihat di

bawah ini,

kecuali….

a. Mengajukan pertanyaan

tertulis

kepada

Presiden

b. Mengajukan

usul menteri-

menteri pada

Presiden

4 x 40‟ Buku teks,

LKS,

UUD 1945

NRI 1945

Lampiran 17

SILABUS PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMP Negeri 19 Semarang

Kelas : VIII (Delapan)

Mata pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Semester : 2 ( dua )

Standar Kompetensi : 5. Memahami kedaulatan rakyat dalam sistem pemerintahan di Indonesia

Page 130: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Kompetensi

Dasar

Materi

Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran

Indikator

Pencapaian

Penilaian

Waktu

Sumber Belajar

Teknik Penilaian

Bentuk Instrumen

Contoh Instrumen

Pilihan

ganda

c. Ikut serta

menetapkan

undang-

undang

APBN

d. Meminta keterangan

kepada

Pemerintah

Karakter Building

Tanggung jawab

Kerjasama

Kewarganegaraan ( citizenship )

Mengetahui, Semarang, Februari 2015

Guru Mata Pelajaran Peneliti/Yang Mengajar

MBC.U.Sugianingsih, S.Pd Sutiyono

NIP. 1995507181986032002 NIM. 3301411014

Page 131: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 18

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

KELAS KONTROL

Nama Sekolah : SMP Negeri 19 Semarang

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas / Semester : VIII / 2

Standar Kompetensi : 5. Memahami kedaulatan rakyat dan sistem

pemerinatahan di Indonesia

Kompetensi Dasar : 5.2 Menjelaskan Hubungan Antarlembaga Negara sebagai

Pelaksana Kedaulatan Rakyat dalam Sistem Pemerintahan

Indonesia

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2x pertemuan)

A. Indikator 1. Menjelaskan hubungan MPR dengan Presiden. 2. Menjelaskan hubungan MPR dengan DPR.

3. Menjelaskan hubungan Presiden dengan DPR.

4. Menjelaskan hubungan MK dengan DPR.

5. Menjelaskan hubungan DPD dengan DPR.

6. Menjelaskan hubungan BPK dengan DPD.

7. Menjelaskan hubungan KY dengan DPR.

8. Menjelaskan hubungan MA dengan Presiden.

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari KD ini diharapkan siswa dapat

1. Menjelaskan hubungan MPR dengan Presiden.

2. Menjelaskan hubungan MPR dengan DPR.

3. Menjelaskan hubungan Presiden dengan DPR.

4. Menjelaskan hubungan MK dengan DPR.

5. Menjelaskan hubungan DPD dengan DPR.

6. Menjelaskan hubungan BPK dengan DPD.

7. Menjelaskan hubungan KY dengan DPR.

8. Menjelaskan hubungan MA dengan Presiden.

C. Materi Ajar

Hubungan antarlembaga negara dalam melaksanakan kedaulatan rakyat meliputi:

1. Menjelaskan hubungan MPR dengan Presiden.

2. Menjelaskan hubungan MPR dengan DPR.

3. Menjelaskan hubungan Presiden dengan DPR.

4. Menjelaskan hubungan MK dengan DPR.

5. Menjelaskan hubungan DPD dengan DPR.

6. Menjelaskan hubungan BPK dengan DPD.

7. Menjelaskan hubungan KY dengan DPR.

8. Menjelaskan hubungan MA dengan Presiden.

Page 132: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

D. Metode Pembelajaran 1. Ceramah bervariasi 2. Tanya jawab

E. Langkah-Langkah Kegiatan

Pertemuan 1

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan 10 menit

Apersepsi

Mempersiapkan kelas dalam

pembelajaran (absensi,

kebersihan kelas, dan lain-

lain)

Memotivasi

Melakukan penjajakan

kesiapan belajar siswa.

Menginformasikan

kompetensi yang akan

dicapai.

Siswa menjawab salam,

menyiapkan diri untuk belajar

dan memberitahu kehadiran.

Siswa menyimak penjelasan

guru.

5 menit

5 menit

Kegiatan Inti 60 menit

Eksplorasi

Guru menjelaskan mengenai

macam-macam lembaga

negara ada di Indonesia

sesuai dengan UUD NRI

1945.

Guru menjelaskan tentang

hubungan MPR dengan

Presiden, hubungan MPR

dengan DPR, hubungan

presiden dengna DPR, dan

hubungan MK dengan DPR.

Guru membebaskan siswa

untuk aktif dalam

pembelajaran.

Elaborasi

Selanjutnya, guru membuka

sesi Tanya jawab bersama

siswa dengan tujuan siswa

aktif dalam pembelajaran.

Siswa menyimak penjelasan

guru.

Siswa menyimak penjelasan

guru.

Siswa bertanya terkait materi

pembelajaran kepada guru.

10 menit

20 menit

15 menit

Page 133: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Guru memberi kesempatan

untuk berpikir, menganalisis,

menyelesaikan masalah, dan

bertindak tanpa rasa takut;

Guru memberikan

penjelasan kembali megenai

lembaga negara dan

hubungan

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi

guru:

Memberikan umpan balik

positif dan penguatan dalam

bentuk lisan kepada peserta

didik terkait materi pokok

pembelajaran.

Memberikan konfirmasi

terhadap eksplorasi dan

elaborasi kepada peserta

didik.

Memfasilitasi peserta didik

untuk memperoleh

pengalaman yang bermakna

dalam mencapai KD.

Guru bertanya jawab tentang

hal-hal yang belum diketahui

peserta didik.

Guru bersama siswa

melakukan Tanya jawab

meluruskan kesalahan,

pemahaman, memberikan

penguatan dan penyimpulan.

Siswa menyimak penjelasan

guru.

Siswa menyimak penjelasan

guru.

Siswa menyimak penjelasan

guru.

Siswa bertanya tenatang

materi yang belum dipahamai

kepada guru.

15 menit

Kegiatan Penutup 10 menit

Dalam kegiatan penutup guru:

Bersama-sama peserta didik

dana/atau sendiri membuat

rangkuman simpulan

pelajaran.

Melakukan refleksi terhadap

kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara

konsisten dan terprogram.

Siswa menyimpulkan

bersama guru tentang materi

yang telah diperlajari.

Siswa mengemukakan

pendapat dari pengalaman

belajarnya (refleksi).

5 menit

5 menit

1 menit

Page 134: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Memberikan umpan balik

terhadap proses dan hasil

pembelajaran.

Menyampaikan kegiatan

pembelajaran berikutnya.

Siswa memperhatikan

penjelasan dari guru

mengenai hikmah

pembelajaran.

Siswa memperhatikan arahan

dari guru.

Pertemuan 2

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan 10 menit

Apersepsi

Mempersiapkan kelas dalam

pembelajaran (absensi,

kebersihan kelas, dan lain-

lain)

Memotivasi

Melakukan penjajakan

kesiapan belajar siswa.

Menginformasikan materi

kelanjutan dari pertemuan 1.

Siswa menjawab salam,

menyiapkan diri untuk belajar

dan memberitahu kehadiran.

Siswa menyimak penjelasan

guru.

5 menit

5 menit

Kegiatan Inti 60 menit

Eksplorasi

Guru menjelaskan tentang

hubungan DPD dengan DPR,

hubungan BPK dengan DPD,

hubungan KY dengan DPR,

hubungan MA dengan

Presiden.

Guru membebaskan siswa

untuk aktif dalam

pembelajaran.

Elaborasi

Selanjutnya, guru membuka

sesi tanya jawab bersama

siswa dengan tujuan siswa

aktif dalam pembelajaran.

Guru memberi kesempatan

untuk berpikir, menganalisis,

menyelesaikan masalah, dan

bertindak tanpa rasa takut;

Siswa menyimak penjelasan

guru.

Siswa bertanya terkait materi

pembelajaran kepada guru.

Siswa menyimak penjelasan

guru.

20 menit

10 menit

10 menit

Page 135: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi

guru:

Memberikan soal-soal (post

test) guna tes secara

individual.

Siswa mengerjakan soal yang

telah diberikan oleh guru.

20 menit

Kegiatan Penutup 10 menit

Dalam kegiatan penutup guru:

Melakukan refleksi terhadap

kegiatan yang sudah

dilaksanakan secara

konsisten dan terprogram.

Memberikan penjelasan

singkat mengenai jawaban

soal posttest

Siswa mengemukakan

pendapat dari pengalaman

belajarnya (refleksi).

Siswa memperhatikan

penjelasan dari guru

mengenai hikmah

pembelajaran.

5 menit

5 menit

E. Sumber Pembelajaran - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Siswa Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan, Kelas VIII. Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan

- UUD Negara Republik Indonesia 1945

F. Penilaian Hasil Belajar 1. Teknik Penilaian: Tes Tertulis 2. Bentuk instrument: Tes Pilihan Ganda

Mengetahui, Semarang, Februari 2015

Guru Mata Pelajaran Peneliti/Yang Mengajar

MBC.U.Sugianingsih, S.Pd Sutiyono

NIP. 1995507181986032002 NIM. 3301411014

Page 136: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

KELAS EKSPERIMEN

Nama Sekolah : SMP Negeri 19 Semarang

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas / Semester : VIII / 2

Standar Kompetensi : 5. Memahami kedaulatan rakyat dan sistem

pemerinatahan di Indonesia

Kompetensi Dasar : 5.2 Menjelaskan Hubungan Antarlembaga Negara sebagai

Pelaksana Kedaulatan Rakyat dalam Sistem Pemerintahan

Indonesia

Alokasi Waktu : 4 X 40 menit (2x pertemuan)

A. Indikator 1. Menjelaskan hubungan MPR dengan Presiden. 2. Menjelaskan hubungan MPR dengan DPR.

3. Menjelaskan hubungan Presiden dengan DPR.

4. Menjelaskan hubungan MK dengan DPR.

5. Menjelaskan hubungan DPD dengan DPR.

6. Menjelaskan hubungan BPK dengan DPD.

7. Menjelaskan hubungan KY dengan DPR.

8. Menjelaskan hubungan MA dengan Presiden.

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari KD ini diharapkan siswa dapat

1. Menjelaskan hubungan MPR dengan Presiden.

2. Menjelaskan hubungan MPR dengan DPR.

3. Menjelaskan hubungan Presiden dengan DPR.

4. Menjelaskan hubungan MK dengan DPR.

5. Menjelaskan hubungan DPD dengan DPR.

6. Menjelaskan hubungan BPK dengan DPD.

7. Menjelaskan hubungan KY dengan DPR.

8. Menjelaskan hubungan MA dengan Presiden.

C. Materi Ajar

Hubungan antarlembaga negara dalam melaksanakan kedaulatan rakyat

meliputi:

1. Menjelaskan hubungan MPR dengan Presiden.

2. Menjelaskan hubungan MPR dengan DPR.

3. Menjelaskan hubungan Presiden dengan DPR.

4. Menjelaskan hubungan MK dengan DPR.

5. Menjelaskan hubungan DPD dengan DPR.

6. Menjelaskan hubungan BPK dengan DPD.

Page 137: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

7. Menjelaskan hubungan KY dengan DPR.

8. Menjelaskan hubungan MA dengan Presiden.

D. Model dan Metode Pembelajaran 1. Model Pembelajaran : Kooperatif 2. Metode pembelajaran : Jigsaw

E. Langkah-Langkah Kegiatan

Pertemuan 1

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan 10 menit

1. Mempersiapkan siswa

Guru memberikan salam dan

memeriksa kehadiran siswa.

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan

memberikan apersepsi.

Guru menjelaskan metode

jigsaw yang akan digunakan.

Siswa menjawab salam,

menyiapkan diri untuk belajar

dan memberitahu kehadiran.

Siswa menyimak penjelasan

guru.

Siswa menyimak penjelasan

mengenai metode jigsaw guru.

1 menit

4 menit

5 menit

Kegiatan Inti 60 menit

Mengorganisasikan siswa

dalam kelompok

Guru menyuruh siswa untuk

berhitung mulai dari 1

sampai 8, guna untuk

membagi siswa ke dalam

kelompok. Kelompok terdiri

dari 8 siswa ini disebut

kelompok asal (home group)

dengan nomor urut yang

berbeda (1-8).

Selanjutnya, guru

membagikan lembar kerja

siswa (LKS) dengan tugas

yang berbeda-beda.

Guru menyuruh siswa untuk

membentuk kelompok ahli

untuk mengerjakan tugas

yang telah diberikan guru.

Kelompok ahli ini terdiri dari

Siswa membentuk kelompok

asal dengan cara berhitung

mulai 1 sampai 8 dan

kelompok asal ini terdiri dari 8

siswa dengan nomor urut yang

berbeda (1-8)

Siswa menerima lembar kerja

(LKS) siswa dari guru.

Siswa berbagi tugas menjadi

anggota kelompok ahli (expert

group) dari kelompoknya

masing-masing. Kelompok

ahli ini terdiri dari siswa yang

5 menit

Page 138: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

siswa yang berkelompok

sesuai dengan nomor yang

sama yaitu siswa dengan

nomor urut 1 berkelompok

dengan nomor 1, siswa

nomor 2 dengan siswa

nomor 2, nomor 3 dengan

nomor 3, sampai pada nomor

8 dengan nomor 8 pula.

Sehingga kelompok ahli

terdiri dari masing-masing 4

sampai 5 siswa.

Membimbing dalam diskusi

kelompok

Guru membimbing dan

memantau diskusi siswa

dalam kelompok ahli. Siswa

dengan nomor urut yang

sama berkelompok

mendiskusikan topik

masing-masing di lembar

kerja siswa. Kelompok 1

membahas tentang hubungan

MPR dengan Presiden,

kelompok 2 membahas

mengenai hubungan MPR

dengan DPR, kelompok 3

membahas mengenai

hubungan presiden dengna

DPR, kelompok 4 membahas

hubungan MK dengan DPR,

kelopok 5 membahas DPD

dengan DPR, kelompok 6

membahas hubungan BPK

dengan DPD, kelompok 7

membahas hubungan KY

dengan DPR, kelompok 8

membahas hubungan MA

dengan Presiden.

Guru meminta para anggota

kelompok ahli (expert

group) untuk kembali ke

kelompok asal (home group)

untuk berdiskusi

membangun pengetahuan

yang diperolehnya dari

anggota-anggota kelompok

berkelompok sesuai dengan

nomor yang sama yaitu siswa

dengan nomor urut 1

berkelompok dengan nomor 1,

siswa nomor 2 dengan siswa

nomor 2, nomor 3 dengan

nomor 3, sampai pada nomor 8

dengan nomor 8 pula.

Sehingga kelompok ahli terdiri

dari masing-masing 4 sampai

5 siswa.

Siswa berdiskusi dengan

kelompok ahli masing-

masing. Kelompok 1

membahas tentang hubungan

MPR dengan Presiden,

kelompok 2 membahas

mengenai hubungan MPR

dengan DPR, kelompok 3

membahas mengenai

hubungan presiden dengna

DPR, kelompok 4 membahas

hubungan MK dengan DPR,

kelopok 5 membahas DPD

dengan DPR, kelompok 6

membahas hubungan BPK

dengan DPD, kelompok 7

membahas hubungan KY

dengan DPR, kelompok 8

membahas hubungan MA

dengan Presiden.

Para anggota kelompok ahli

(expert group) berdiskusi

untuk membangun

pengetahuan yang

diperolehnya kepada anggota-

anggota kelompok asal (home

group). Prosedur diskusi

dalam kelompok asal yaitu

20 menit

20 menit

Page 139: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

yang berbeda. Prosedur diskusi dalam kelompok asal

yaitu setiap individu

menjelaskan materi yang

telah didapatkan dari

kelompok ahli, anggota yang

lain menanggapi, kemudian

seterusnya.

Diskusi Kelas

Guru meminta perwakilan

siswa dari anggota kelompok

asal mempresentasikan

jawaban di depan kelas,

sedangkan kelompok lain

memberikan tanggapannya.

Guru mengkonfirmasi

mengenai materi

pembelajaran yang telah

diberikan.

setiap individu menjelaskan materi yang telah didapatkan

dari kelompok ahli, anggota

yang lain menanggapi,

kemudian seterusnya.

Perwakila siswa dari anggota

kelompok asal

mempresentasikan jawaban di

depan kelas, sedangkan

kelompok lain memberikan

tanggapannya.

Siswa memperhatikan

penjelasan dari guru dan

bertanya apabila ada yang

tidak dimengerti.

10 menit

5 menit

Kegiatan Penutup 10 menit

Evaluasi Kelompok

Guru meminta siswa

mengumpulkan tugas

laporan per-kelompok untuk

dikumpulkan.

Evaluasi Individual

Guru meminta siswa

mengemukakan pendapat

dari pengalaman belajarnya

(refleksi).

Guru memberikan

penjelasan mengenai hikmah

setelah mempelajari materi

tersebut dan sikap tanggung

jawab dari sebuah kerja

sama.

Guru meminta siswa

mempersiapkan kelompok

presentasi selanjutnya yaitu

kelompok 3, 4, 5, 6, 7, dan 8.

Siswa mengumpulkan laporan

hasil diskusi kelompoknya

kepada guru.

Siswa mengemukakan

pendapat dari pengalaman

belajarnya (refleksi).

Siswa memperhatikan

penjelasan dari guru mengenai

hikmah pembelajaran.

Siswa memperhatikan arahan

dari guru.

1 menit

5 menit

4 menit

Page 140: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Pertemuan 2

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi

Waktu

Pendahuluan 10 menit

1. Mempersiapkan siswa

Guru memberikan salam dan

mengabsen siswa.

Guru menanyakan materi

yang sebelumnya dan

meyampaikan tujuan

pembelajaran serta

memberikan apersepsi

Siswa menjawab salam,

menyiapkan diri untuk belajar

dan memberitahu kehadiran.

Siswa menyimak penjelasan

guru dan menjawab

pertanyaan mengenai materi

sebelumnya.

5 menit

5 menit

Kegiatan Inti 65 menit

2. Mengorganisasikan siswa

dalam kelompok

Guru memberikan lembar

kerja siswa (LKS) dan

mengarahkan untuk

berkelompok sesuai dengan

kelompok yang telah

dibentuk sebelumnya

(kelompok asal).

3. Membimbing dalam

diskusi kelompok

Guru meminta perwakilan

siswa dari anggota kelompok

asal (home group)

mempresentasikan jawaban

di depan kelas, sedangkan

kelompok lain memberikan

tanggapannya.

4. Evaluasi

Guru memberikan soal-soal

(post test) guna tes secara

individual.

Siswa menerima lembar kerja

siswa (LKS) dan

berkelompok sesuai dengan

kelompok yang telah dibentuk

(kelompok asal).

Perwakilan siswa dari anggota

kelompok asal

mempresentasikan jawaban di

depan kelas, sedangkan

kelompok lain memberikan

tanggapannya.

Siwa menjawab soal-soal

secara individual.

5 menit

40 menit

20 menit

Kegiatan Penutup 5 menit

Guru memberikan

penghargaan bagi kelompok

yang paling aktif dalam

pembelajaran baik bertanya

dan menjawab pertanyaan.

Siswa (home group) yang

paling aktif mendapat

penghargaan dari guru.

5 menit

Page 141: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

G. Sumber Pembelajaran - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Buku Siswa Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan, Kelas VIII. Jakarta: Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan

- Lembar Kerja Siswa (LKS)

- UUD Negara Republik Indonesia 1945

H. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik Penilaian: Tes Tertulis 2. Bentuk instrument: Tes Pilihan Ganda

Mengetahui, Semarang, Februari 2015

Guru Mata Pelajaran Peneliti/Yang Mengajar

MBC.U.Sugianingsih, S.Pd Sutiyono

NIP. 1995507181986032002 NIM. 3301411014

Page 142: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 20

HUBUNGAN ANTARLEMBAGA NEGARA

Oleh: Bapak Sutiyono1

Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik2, menganut

sistem Pemerintahan Presidensiil dengan Pancasila sebagai ground norm atau nilai

dasar dalam berbangsa, dan bernegara. Sebelum amandemen Undang-undang

Dasar 1945, di Indonesia mengenal lembaga tertinggi yaitu MPR. Namun, setalah

mengalami perubahan UUD 1945, dinyatakan lembaga negara terdiri atas MPR,

DPR, DPD, Presiden, BPK, MA, dan KY tanpa mengenal istilah lembaga tertinggi

dalam hirarki kelembagaan negara. Demikian berarti baik legislatif, eksekutif, dan

yudikatif mempunyai kedudukan sama dalam sistem pemerintahan Indonesia.

Dalam rangka melaksanakan kedalaulatan rakyat terdapat ketergantungan antara

satu lembaga negara dengan lembaga negara yang lain. Berikut penjelasan

hubungan antarlembaga negara sebagai berikut.

1. Hubungan antara MPR dengan Presiden

Majelis permusyawaratan rakyat merupakan lembaga lesilatif yang terdiri

atas anggota DPR dan DPD, hal ini menunjukkan bahwa keanggotaannya dipilih

dalal pemilihan umum. Sesuai dengan UUD NRI 1945, hubungan antara MPR

dengan Presiden dapat dilihat dalam pasal 3 ayat 2 yaitu MPR melantik presiden

dan/atau wakil preside. Kemudian ayat 3 pasal 3 yaitu MPR dapat

memberhentikan Presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya

menurut UUD. Selain itu, MPR juga dapat menyelenggarakan rapat paripurna

untuk memutuskan pemberhentikan Presiden dan/atau wakil presiden.

2. Hubungan antara MPR dengan DPR

Dalam hubungan dengan DPR, khusus mengenai penyelenggaraan sidang

MPR berkaitan dengan kewenangan untuk memberhentikan Presiden dan/atau

Wakil Presiden Presiden, proses tersebut hanya bisa dilakukan apabila didahului

1 Mahasiswa Universitas Negeri Semarang, peneliti di SMP Negeri 19 Semarang 2 Pasal 1 ayat 1 UUD NRI 1945

Page 143: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

oleh pendapat DPR yang mengajukan kepada DPR. Selain itu DPR merupakan

bagian dari anggota MPR.

Untuk pemahaman lebih lanjut, kalian dapat melihat dalam UUD NRI 1945.

3. Hubungan antara Presiden dan DPR

Dalam rangka melaksanakan kedaulatan rakyat Presiden dan DPR saling

berhubungan dan saling mempengaruhi, hal ini dapat dilihat sebagai berikut.

a. Dalam pernyataan perang dan damai.

b. Mengangkat duta dan konsul.

c. Memberikan amnesti dan abolisi.

d. Membuat perjanjian internasional.

e. Pengajuan Rancangan undang-undang.

Untuk pemahaman lebih lanjut, kalian dapat melihat dalam UUD NRI 1945.

4. Hubungan antara MK dan DPR

Hubungan antara Mahkamah Konstitusi dengan Dewan Perwakilan Rakyat

dapat terlihat pada saat pemberhentian Presiden dan/ atau wakil Presiden. Selain

itu dalam proses pengangkatan Hakim Konstitusi terlihat terdapat campur tangan

oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Pada pasal 24C ayat (1) UUD NRI 1945 dapat dipahami bahwa salah satu

wewenang Mahkamah Konstitusi adalah untuk memutus sengketa kewenangan

lembaga negara yang kewenangannya diberikan UUD. Maka apabila terdapat

sengketa antarlembaga negara proses uji material diajukan kepada MK.

Selain hal di atas, kalian dapat memahami hubungan tersebut, dengan melihat

UUD NRI 1945 dan mencari sebuah kasus dari berbagai media informasi.

5. Hubungan antara DPD dan DPR

Dewan Perwakilan Daerah merupakan lembaga baru yang berdiri akibat

diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2004. DPD merupakan lembaga

legislatif sama dengan DPR, yang lebih memprioritaskan daerah perwakilan

masing-masing. Setiap daerah provinsi di Indonesia terdapat lembaga

perwakilan daerah yang terdiri dari empat perwakilan (DPD), sehingga bisa

dikatakan anggota DPD tidak melebihi 1/3 dari jumlah DPR dalam

kenggotaannya di MPR.

Mengenai hubungan antara DPD dan DPR dapat dilihat sebagai berikut.

Page 144: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

a. DPD ikut serta membahas mengenai RUU yang terkait dengan otonomi

daerah atau kepentingan daerah.

b. Pemberian keterangan pertanggungjawaban atas pengawasan terhadap

pelaksanaan undang-undang mengenai otonomi daerah kepada Dewan

Perwakilan Rakyat.

c. Mengajukan RUU yang berkaitan dengan otonomi daerah atau APBD

kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

Selain hal di atas, kalian dapat memahami hubungan tersebut, dengan

melihat UUD NRI 1945 dan mencari sebuah kasus dari berbagai media

informasi.

6. Hubungan antara BPK dengan DPR

Berdasarkan ketentuan UUD NRI 1945, DPD menerima hasil pemeriksaan

BPR dan memberikan pertimbangan untuk pemilihan anggota BPK kepada

DPR. Ketentuan ini memberikan kewenangan kepada DPD untuk menjadikan

hasil laporan keuangan BPK sebagai bahan dalam rangka melaksanakan tugas

dan kewenangan pemilihan anggota BPK. Selain itu laporan BPK menjadi

pertimbangan untuk mengusulkan RUU berkaitan dengan APBN.

Sesuai dengan pasal 23 UUD NRI 1945 hasil pemeriksaan BPK dapat

diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya.

Selain hal di atas, kalian dapat memahami hubungan tersebut, dengan

melihat UUD NRI 1945 dan mencari sebuah kasus dari berbagai media

informasi.

7. Hubungan antara KY dengan DPR

Komisi Yudisial merupakan lembaga negara baru sebagai hasil perubahan

ketiga UUD NRI Tahun 1945, yang bersifat mandiri dan dalam pelaksanaan

wewenangnya bebas dari campur tangan lembaga lain.Anggota KY berjumlah

7(tujuh) orang, yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dan DPR. Masa

jabatan Komisi Yudisial yaitu selama 5 tahun.

Selain hal di atas, kalian dapat memahami hubungan tersebut, dengan

melihat UUD NRI 1945 dan mencari sebuah kasus dari berbagai media

informasi.

8. Hubungan antara MA dengan Presiden

Page 145: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Hubungan antara MA dengan Presiden dapat dilihat dalam hal pemberian

grasi dan rehabilitasi dan pengajuan hakim konstitusi. Selain hal di atas, kalian

dapat memahami hubungan tersebut, dengan melihat UUD NRI 1945 dan

mencari sebuah kasus dari berbagai media informasi.

-Selamat Berdiskusi dan Bekerja Kelompok-

Page 146: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 21

SMP Negeri 19 Semarang

Tahun Pelajaran 2014/2015

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Hubungan Antarlembaga Negara

Negara Republik Indonesia

(Waktu 20 menit)

Nama Kelompok : …………………………………………………………………………..

Nama Siswa : 1.

2.

3.

4.

Kelas : …………………………………………………………………………..

A. Standar Kompetensi

5. Memahami Hubungan Antarlembaga Negara sebagai Pelaksana Kedaulatan Rakyat

dalam Sistem Pemerintahan Indonesia

B. Kompetensi Dasar

5.2 Menjelaskan Hubungan Antarlembaga Negara sebagai Pelaksana Kedaulatan Rakyat

dalam Sistem Pemerintahan Indonesia

C. Indikator

1. Menjelaskan hubungan MPR dengan Presiden.

2. Menjelaskan hubungan MPR dengan DPR.

3. Menjelaskan hubungan Presiden dengan DPR.

4. Menjelaskan hubungan MK dengan DPR.

5. Menjelaskan hubungan DPD dengan DPR.

6. Menjelaskan hubungan BPK dengan DPD.

7. Menjelaskan hubungan KY dengan DPR.

8. Menjelaskan hubungan MA dengan Presiden.

D. Langkah Pembelajaran

Carilah jawaban atas tugas yang diberikan oleh guru dengan kelompok ahli mengenai

hubungan antarlembaga negara dalam Buku Pendidikan Kewarganegaraan kelas VIII dan

UUD NRI 1945. Tulis jawabanmu pada lembar kerja siswa yang telah disediakan!

Page 147: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

HUBUNGAN ANTARLEMBAGA NEGARA SEBAGAI PELAKSANA

KEDAULATAN RAKYAT DALAM SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

Kelompok 1: Hubungan antara MPR dengan Presiden

Tuliskan hasil diskusi kalian tentang hubungan antarlembaga negara dan dasar hukumnya!

MPR Presiden

1. ………….....……………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

2.

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

Page 148: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

HUBUNGAN ANTARLEMBAGA NEGARA SEBAGAI PELAKSANA

KEDAULATAN RAKYAT DALAM SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

Kelompok 2: Hubungan antara MPR dengan DPR

Tuliskan hasil diskusi kalian tentang hubungan antarlembaga negara dan dasar hukumnya!

MPR DPR

1. ………….....……………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

2.

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

Page 149: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

HUBUNGAN ANTARLEMBAGA NEGARA SEBAGAI PELAKSANA

KEDAULATAN RAKYAT DALAM SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

Kelompok 3: Hubungan antara Presiden dengan DPR

Tuliskan hasil diskusi kalian tentang hubungan antarlembaga negara dan dasar hukumnya!

Presiden DPR

1. ………….....……………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

2.

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

Page 150: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

HUBUNGAN ANTARLEMBAGA NEGARA SEBAGAI PELAKSANA

KEDAULATAN RAKYAT DALAM SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

Kelompok 4: Hubungan antara MK dengan DPR

Tuliskan hasil diskusi kalian tentang hubungan antarlembaga negara dan dasar hukumnya!

MK DPR

1. ………….....……………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

2.

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

Page 151: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

HUBUNGAN ANTARLEMBAGA NEGARA SEBAGAI PELAKSANA

KEDAULATAN RAKYAT DALAM SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

Kelompok 5: Hubungan antara DPD dengan DPR

Tuliskan hasil diskusi kalian tentang hubungan antarlembaga negara dan dasar hukumnya!

DPD DPR

1. ………….....……………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

2.

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

Page 152: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

HUBUNGAN ANTARLEMBAGA NEGARA SEBAGAI PELAKSANA

KEDAULATAN RAKYAT DALAM SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

Kelompok 6: Hubungan antara BPK dengan DPR

Tuliskan hasil diskusi kalian tentang hubungan antarlembaga negara dan dasar hukumnya!

BPK DPD

1. ………….....……………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

2.

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

Page 153: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

HUBUNGAN ANTARLEMBAGA NEGARA SEBAGAI PELAKSANA

KEDAULATAN RAKYAT DALAM SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

Kelompok 7: Hubungan antara MK dengan DPR

Tuliskan hasil diskusi kalian tentang hubungan antarlembaga negara dan dasar hukumnya!

MK DPR

1. ………….....……………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

2.

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

Page 154: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

HUBUNGAN ANTARLEMBAGA NEGARA SEBAGAI PELAKSANA

KEDAULATAN RAKYAT DALAM SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

Kelompok 8: Hubungan antara MA dengan DPR

Tuliskan hasil diskusi kalian tentang hubungan antarlembaga negara dan dasar hukumnya!

MA Presiden

1. ………….....……………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

2.

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

…………….....…………………………………………………………………………………

Page 155: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 22

Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SMP Negeri 19 Semarang Tahun 2015

Jadwal pelaksanaan Penelitian

No Tanggal Kegiatan Penelitian

1. 11 Februari 2015 Uji coba soal penelitian/instrumen yang diberikan

kepada siswa kelas VIII H.

2. 12 – 14 Februari

2015

Olah data hasil uji coba soal penelitian untuk

dijadikan soal pretest dan postest

3. 18 Februari 2015 Pelaksanaan pretest dan pembelajaran pada materi

hubungan antarlembaga negara di kelas VIII G

dengan pembelajaran ceramah bervariasi

4. 20 Februari 2015 Pelaksanaan pretest dan pembelajaran pada materi

permasalahan hubungan antarlembaga negara di

kelas VIII F dengan pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw.

5. 25 Februari 2015 Pelaksanaan pembelajaran kedua pada materi

permasalahan hubungan antarlembaga negara di

kelas VIII G dengan pembelajaran ceramah

bervariasi dan diakhiri postest.

6. 27 Februari 2015 Pelaksanaan pembelajaran kedua pada materi

permasalahan hubungan antarlembaga negara di

kelas VIII F dengan pembelajaran model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan diakhiri

postest.

7. 28 Februari – 5

Maret 2015

Olah data akhir dan melengkapi administrasi

penelitian akhir.

(Sumber: Data Primer 2015)

Page 156: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 23

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN

Page 157: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 24

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK

Kelas yang di observasi: VIII F Tahun Pelajaran: 2014/2015

Sekolah: SMP Negeri 19 Semarang Mata Pelajaran: PKn

Jumlah peserta didik: 33 Pertemuan: 1

Berilah penilaian Anda dengan memberi cek () pada kolom yang sesuai.

No.

Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

1. Keaktifan peserta didik dalam diskusi kelompok

2. Partisipasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan dan mengungkapkan ide

3. Tanggungjawab peserta didik dalam kelompok

4. Partisipasi peserta didik dalam pemecahan masalah

kelompok

5. Tanggungjawab peserta didik dalam mengerjakan tugas atau lembar kerja siswa (LKS)

6. Keaktifan peserta didik dalam mencari tahu tentang hal- hal yang belum dimengerti

7. Keaktifan peserta didik dalam presentasi, bertanya, memberi tanggapan dan sanggahan

8. Sikap untuk menerima pendapat dan sanggahan dari orang lain

Keterangan:

Skor yang diberikan:

1 = kurang aktif, jika banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 25%

2 = cukup aktif, jika banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 26% - 50%

3 = aktif, jika banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 51% - 75%

4 = sangat aktif, jika banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 75%

Page 158: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Penilaian keaktifan kelas:

Presentase keaktifan peserta didik dalam pembelajaran = 27

× 100% = 84,37% 32

Kriteria penilaian:

Presentase keaktifan = x

25% x < 43,75% : aktivitas peserta didik tidak baik

43,75% x < 62,5 % : aktivitas peserta didik cukup baik

62,5% x < 81,25% : aktivitas peserta didik baik

x 81,25% : aktivitas peserta didik sangat baik

Kesimpulan:

Jadi, persentase keaktifan peserta didik dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

adalah 84,37% dan memiliki sangat baik.

Observer 1

Oksa Slamet Riswanto

NIM. 6301411084

Page 159: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK

Kelas yang di observasi: VIII F Tahun Pelajaran: 2014/2015

Sekolah: SMP Negeri 19 Semarang Mata Pelajaran: PKn

Jumlah peserta didik: 33 Pertemuan: 2

Berilah penilaian Anda dengan memberi cek () pada kolom yang sesuai.

No.

Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

1. Keaktifan peserta didik dalam diskusi kelompok

2. Partisipasi peserta didik dalam menjawab pertanyaan dan mengungkapkan ide

3. Tanggungjawab peserta didik dalam kelompok

4. Partisipasi peserta didik dalam pemecahan masalah

kelompok

5. Tanggungjawab peserta didik dalam mengerjakan tugas atau lembar kerja siswa (LKS)

6. Keaktifan peserta didik dalam mencari tahu tentang hal-

hal yang belum dimengerti

7. Keaktifan peserta didik dalam presentasi, bertanya, memberi tanggapan dan sanggahan

8. Sikap untuk menerima pendapat dan sanggahan dari

orang lain

Keterangan:

Skor yang diberikan:

1 = kurang aktif, jika banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 25%

2 = cukup aktif, jika banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 26% - 50%

3 = aktif, jika banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 51% - 75%

4 = sangat aktif, jika banyak peserta didik yang melakukan aktivitas 75%

Page 160: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Penilaian keaktifan kelas:

Presentase keaktifan peserta didik dalam pembelajaran = 27

× 100% = 84,37% 32

Kriteria penilaian:

Presentase keaktifan = x

25% x < 43,75% : aktivitas peserta didik tidak baik

43,75% x < 62,5 % : aktivitas peserta didik cukup baik

62,5% x < 81,25% : aktivitas peserta didik baik

x 81,25% : aktivitas peserta didik sangat baik

Kesimpulan:

Jadi, persentase keaktifan peserta didik dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

adalah 84,37% dan memiliki sangat baik.

Observer 2

M. Jefri P

NIM. 2101411094

Page 161: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 25

HASIL BELAJAR KELAS EKSPERIMEN

No. Nama Siswa Pretest Posttest Selisih

1 ADIB NAFISUDIN 35 100 65

2 ALIF PRASETYA JATI 60 100 40

3 ALVIN ADITIA 60 95 35

4 AMEILYA SETIANINGRUM 65 95 30

5 ANANG ZHAHFRAN BUDI R 60 75 15

6 AVIA JOLANDA ROSA ADI 45 65 20

7 DIAN PERMATA SARI 50 55 5

8 FAHNIDA KIFTIYA 40 100 60

9 FARRA ANASYA PUJA RISMAWANA 30 70 40

10 GIGIH RESTU HANANTO 70 85 15

11 HILMI DARY ALWAN 30 90 60

12 INDAH AYU WULANDARI 70 80 10

13 KURNIA ADI NUGROHO 65 95 30

14 MARINI NUR HAYATI 40 55 15

15 MOHAMAD FAJAR BUDIMAN 70 90 20

16 MUHAMMAD ADI PRAKOSO 45 50 5

17 MUHAMMAD RAAFI FEBRIAN TARA 70 90 20

18 NINDYA HANDARU VIADUTA K. 50 100 50

19 NISRINA QURRATU AINI 60 75 15

20 NOVENDOSARI PUTRA SOEDJENDRO 60 100 40

21 RAHMATULLAH YASIN MUBAROK 60 70 10

22 RAUL ARYA SYAHPUTRA 65 70 5

23 REVINA PUTRI DWI ANGGRAENI 60 90 30

24 RIZKA AYUNING LESTARI 70 90 20

25 SARAS FITRIA 60 80 20

26 SEVA ARYA PRATAMA 60 85 25

27 TITANIA ARESTANTO 70 95 25

28 WIDIHANDOKO DWI WIDODO 45 50 5

29 WILDAN PUTRA ADITYA 70 85 15

30 YUAN VIRNA 70 80 10

31 ZAHRAH NADA SALSABILA 70 90 20

32 ZIGRO TAQWAGIE 50 70 20

33 ZULFA NADIA LUTHFIA RAHMI 60 80 20

Rata-rata 57.12 81.82

Max 70 100

Min 30 50

Page 162: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 26

HASIL BELAJAR KELAS KONTROL

No. Nama Siswa Nilai Nilai 2 Selisih

1 AJI ROHMAN SUBEKTI 40 45 5

2 AKBAR SADJARI SYAHDJUDAN 60 60 0

3 ALIVIA DEFA ANANDA 70 70 0

4 APRILIAN SATYA PRATAMA 65 95 30

5 ARIF SURYO WIBOWO 60 75 15

6 AULIA' VALENTINA ABSHARINA 45 65 20

7 BENING GITA PRAMESTI 50 65 15

8 CHOIRUNNISA ADLEA A. 40 50 10

9 DAFFA ARYA DEWANGGA 60 50 -10

10 DEA AYU KARTIKA PUTRI 70 75 5

11 DESI PUDWI HANDAYANI 40 40 0

12 DWI NOVIA SARI 70 90 20

13 ESA DANY RIZALDI 65 85 20

14 FANY PRADITA WULAN 40 85 45

15 FARIZ SYAHROYO TEGAR AURI 70 55 -15

16 GITUNG PONCO KUSUMO 45 60 15

17 HILMY AFRIAN 70 55 -15

18 KAMAL RIJAL SADEWO 50 50 0

19 LAKSMI KINANTHI 40 50 10

20 MEGA AYU PUSPITASARI 65 70 5

21 MUTIA KARINA PERTIWI 60 85 25

22 NUR ALIYUDIN ACHMAD 30 35 5

23 OCTA DEVARA 75 55 -20

24 PUTRA ERLANGGA FEBRIYANTO 40 40 0

25 RAVELINO ARYA SALVADO 60 85 25

26 REZA DWI KURNIAWAN 70 80 10

27 RISMA RISKIYANI 70 70 0

28 RIZKI SEKARINGTYAS 45 100 55

29 ROVINO AJI PRATAMA 60 60 0

30 SABRINA NUR YUSRINA 75 95 20

31 SARTIKA ANNISA DEWI 70 90 20

32 VANESSA BERLIANA DYSTA A. 60 70 10

33 VICKI MAHARANI 65 90 25

Rata-rata 57.42 68.03

Max 75 100

Min 30 35

Page 163: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Lampiran 27

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Pembagian Soal Uji Coba Gambar 2. Siswa Mengerjakan Soal

Gambar 3. Pelaksanaan Pretest 8G Gambar 4. Pelaksanaan Pretest 8F

Page 164: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

Gambar 5. Diskusi Kelompok Ahli Gambar 6. Diskusi Kelompok Asal

Gambar 7. Presentasi Perwakilan Kel.Ahli Gambar 8. Keaktifan Siswa

Page 165: lib.unnes.ac.id › 22182 › 1 › 3301411014-S.pdf · KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …kewarganegaraan untuk materi hubungan antarlembaga negara Republik Indonesia.

SURAT IZIN PENELITIAN