Liberalisasi Ekonomi Di Masa Kolonialisme Di Indonesia
Click here to load reader
-
Upload
muhammad-thoriq-bahri -
Category
Documents
-
view
395 -
download
0
Transcript of Liberalisasi Ekonomi Di Masa Kolonialisme Di Indonesia
Liberalisasi ekonomi yang ada di Indonesia diawali karena adanya banyak pihak yang
mempertentangkan adanya pelaksanaan tanam paksa yang diterapkan pemerintah hindia
belanda,dimana beberapa dari mereka adalah kaum liberalis.Dalam rapat parlemen ditahun 1869
mereka yang memiliki jabatan penting di parlemen belanda mulai mempertentangkan pemilikan
berbagai sector pertanian seperti kopi,kina,dan barang pertanian lainnya,dimana menurut mereka
hal tersebut harus dibagi oleh pihak swasta dengan jalan diperbolehkannya pihak swasta
menanamkan modal diIndonesia,dimana secara berangsur-angsur monopoli pemerintah akan
diambil alih oleh swasta.Dimana liberalisasi merupakan paham yang ingin menomorstukan
kebebasan di eropa sebagai sebuah solusi dari berbagai permasalahan dieropa,dimana bila kita
lihat,hal ini juga menguntungkan belanda.Karena dengan politik ini Belanda dapat menyewakan
tanah rakyat dengan ketentuan sampai 75 tahun masa sewa,dengan memberi bayaran terhadap
pihak yang menjadi pemilik dari tanah,tetapi pada kenyataannya pemerintah colonial mengambil
sendiri keuntungan yang diperoleh dari system ini,sehingga secara tidak langsung hal ini
memberikan keuntungan yang besar bagi pemerintah colonial pada waktu itu.
Untuk melancarkan gerak mereka dalam dalam memperlancar politik yang dinamakan politik
pintu terbuka ini,dikeluarkan beberapa undang-undang yang menjadi ketetapan dan secara tidak
langsung menguntungkan pemerintah Belanda,peraturan-peraturan itu adalah:
1)Undang-undang agraria(agrarian wet) tahun 1870
Undang-undang ini dibuat oleh pemerintah belanda untuk mengontrol bidang penyewaan
tanah,dimana undang-undang ini berisikan beberapa hal berikut:
Pribumi memiliki hak untuk memiliki tanah dan meyewakannya kepada pengusaha
swasta
Pengusaha dapat menyewa tanah dari gubernur maksimal selama 75 tahun
Peraturan tersebut merupakan strategi balanda untuk melancarkan pollitiknya yang merupakan
suatu terobosan baru sebagai kedok untuk mengeksploitasi Indonesia dengan menghilangkan
protes dari para pengecam tanam paksa yang ada di Indonesia,dimana sebenarnya undang-
undang ini dibuat dengan tujuan:
Memberikan kesempatan swasta asing untuk menanamkan modalnya dalam politik
swastanisasi di Indonesia,
Melindungi tanah para warga agar tidak dijual kepada pihak investor asing,karena
dikhawatirkan bila dijual tanah tersebut tidak bisa di sewakan lagi dan merugikan
pemerintah belanda pada akhirnya.
Dengan berbagai kemudahan ini,pemerintah belanda hanya menggaransi keamanan dan sewa
tanah yang diberlakukan,tetapi pihak belanda tidak mentolerir adanya proses jual beli tanah
diantara pemilik dan para investor tersebut,sebenarnya kepentingan belanda disini adalah
untuk memproduksi berbagai komoditas ekspor ke eropa guna mencukupi dan menopang
perekonomian mereka sendiri,sehingga bila tanah dibeli oleh para pengusaha tersebut
dikhawatirkan akan terjadi full control oleh pihak swasta yang akhirnya akan berpengaruh
pada berkurangnya monopoli belanda terhadap perekonomian diIndonesia.
2)Undang-undang gula(suiker wet)tahun 1870
Undang-undang gula dikeluarkan guna mengontrol bidang pengusahaan gula oleh para
swasta asing yang akan menanamkan modalnya pada pabrik gula,umumnya yang terdapat
dijawa.Saya akan menjelaskan mengapa komoditas gula amatlah penting bagi
belanda,sebenarnya pabrik gula telah lama ada diIndonesia,yaitu sejak 5 abad yang lalu,tetapi
masih menggunakan cara tradisional,yaitu menggiling tebu diantara 2 silinder yang digerakkan
oleh orang atau kerbau,dimana pada waktu itu banyak sekali yang membutuhkan gula sebagai
pemanis.Tetapi,karena kurangnya perhatian pihak kerajaan di Indonesia pada waktu itu,maka
gula belum dijadikan komoditas unggulan.Sampai kemudian datanglah orang belanda yang
mengolah gula dengan cara lebih modern dan lebih bermutu,sejak itulah belanda mulai
memperhatikan sector industry gula dengan membangun banyak pabrik gula di Indonesia,dan
menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan.
Sehingga pada masa liberalisasi ekonomi,sector ini cukup diperhatikan dengan membuat suiker
wet,yang diantaranya berisi:
Perusahaan-perusahaan gula pemerintah secara bertahap akan diambil alih oleh swasta
Pada tahun 1891 semua perusahaan gula harus sudah diambil alih oleh pihak swasta.
Dimana semua keistimewaan ini bertujuan agar gula sebagai sebuah komoditas ekspor dapat
diproduksi secara lebih banyak karena investor yang ada dapat membuat perusahaan gula lebih
efisien dalam beroperasi.
3)Undang-undang tariff tahun 1872
Undang-undang ini dibuat oleh pemerintah belanda untuk mengatur deregulasi gula,dimana
adanya undang-undang ini amat berpengaruh terhadap bagaimana nanti sector gula di
swastanisasi oleh pengusaha asing,yang berimbas adanya beberapa perusahaan gula
swasta.Dimana adanya undang-undang ini membuat berakhirnya system monopsoni
perdagangan yang sejak lama diterapkan.
4)Pernyataan hak tanah(Domain Verklaring)
Sebenarnya pernyataan hak tanah ini tidak termasuk kedalam Undang-undang yang
dikeluarkan untuk memperlancar politik pintu terbuka ini,tetapi merupakan tindak lanjut dari apa
yang mendasari politik pintu terbuka yang berimbas pada terjadinya liberalisasi ekonomi di
Indonesia ini.Pernyataan hak tanah bertujuan agar tanah yang dimiliki oleh pribumi dapat
digunakan oleh pihak swasta asing secara maksimal tanpa gangguan pihak pemilik tanah,dimana
pernyataan ini dimaksudkan agar tanah dapat digunakan secara maksimal oleh perusahaan
swasta asing dibawah belanda untuk menanam berbagai hasil bumi yang ada.
Karena adanya peraturan yang diterapkan belanda tersebut maka terjadilah kenaikan jumlah
pabrik gula dijawa,dari 139 unit menjadi sekitar 151 unit dijawa pada masa liberalisasi ini.Hal ini
disebabkan karena para investor masih menganggap gula sebagai komoditas unggulan
dijawa,tetapi hal tersebut berimbas buruk pada kesediaan pangan karena sebagian besar lahan
pertanian dan irigasi digunakan untuk menanam tebu guna menunjang kepentingan kaum
investor liberalis ini.Bahkan tenaga kerja yang seharusnya digunakan untuk mengurus pertanian
menjadi diprioritaskan kebidang perkebunan tebukarena itulah kemudian rakyat kelaparan
hebat,dan terjadi bencana kelaparan yang meluas keseluruh jawa.
Hasil dari adanya beberapa undang-undang tersebut yaitu munculnya banyak perkebunan yang
merupakan hasil investasi pihak asing di Indonesia,beberapa diantaranya adalah:
Pekebunan tebu di Jawa Tengah dan Jawa Timur
Perkebunan Tembakau di Deli,Sumatera utara
Perkebunan Kina di Jawa Barat
Perkebunan karet di Sumatera Timur
Perkebunan Kelapa sawit di Sumatera Utara
Perkebunan the dijawa barat dan Sumatera utara
Dalam pelaksanaannya,para investor ini banyak merekrut orang-orang local sebagai buruh dan
mandor dari perusahaan-perusahaan mereka,dimana hal ini membuat eksploitasi yang terjadi
makin hebat dan membuat rakyat semakin sengsara,dimana pada kenyataannya mereka tidak
jauh berbeda kelakuannya dengan Belanda yang seperti anjing,,dan tak memiliki
perikemanusiaan.
Para rakyat diperlakukan sama dengan saat terjadinya tanam paksa,dimana yang berbeda kali ini
adalah pihak yang melaksanakan,yaitu para investor dari Negara-negara barat yang memang
berfaham liberalis dan kapitalis yang hanya ingin menimbun keuntungan tanpa memperhatikan
orang lain yang sengsara karena perlakuan mereka.Hal ini cukup membuat saya agak
marah,dimana setelah saya membaca beberapa buku saya jadi tahu bagaimana anjingnya
Belanda,apa yang mereka katakan tidak sama dengan apa yang terjadi dilapangan
sebenarnya.Begitu pula para investor asing yang berfaham liberalis,mereka berkeyakinan bahwa
tugas Negara hanyalah memelihara dan menjaga ketertiban umum tanpa mencampuri kehidupan
masyarakatnya,hal ini lah yang saya rasa membuat para investor dari eropa melakukan berbagai
hal yang sewenang wenang terhadap orang Indonesia,selain itu pada jaman liberalisasi ekonomi
masih berlaku sebuah system masyarakat yang membedakan Bangsa pribumi,China,dan
Eropa.Dimana dalam system ini masyarakat pribumi berada di kelas paling bawah dan bangsa
cina dikelas nomor 1,sehingga sebagai warga kelas satu,Eropa merasa berkuasa dan wajar
melakukan suatu penindasan pada rakyat pribumi di Indonesia.
Pada waktu itu,para investor memiliki beberapa hak khusus yang menyangkut tentang
kepegawaian dan autoritas mereka terhadap para pekerja yang mereka rekrut,yaitu:
Hak menentukan upah pekerja
Hak menentukan jadwal kerja bagi setiap buruh
Hak mendapatkan pasokan buruh murah dari pemerintah hindia belanda
Dimana berbagai hak tersebut merupakan autoritas penuh para investor terhadap para
pekerjanya,tanpa campur tangan pemerintah hindia belanda.Dimana dapat kita pastikan bahwa
para investor ini tentunya akan berpikir untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dan
menekan upah buruh serendah-rendahnya hingga terkadang dalam prakteknya para pekerja ini
tidak dibayar sama sekali.Selain itu antara mandor dan bupati juga beberapa kaum elit belanda
terjadi korupsi antara hasil bumi dimana sebelum hasilnya diserahkan oleh para mandor kepada
para bupati.Mereka membuat perjanjian,bahwa sebelum diserahkan kepada investor,mereka
mengambil sebagian dari hasil para petani tersebut,selain itu para investor juga mengupah para
buruh dan membeli hasil pertanian dengan harga sangat rendah dan bahkan tidak bisa untuk
biaya sehari-hari para buruh,inilah yang mungkinmengawali budaya korupsi di Indonesia.
Dimana kebijakan politik pintu terbuka ini memiliki banyak sekali implikasi,dimana ada juga
pengaruh yang bersifat positif walaupun lebih banyak negatifnya,dimana saya akan
menguraikannya mana yang positif dan negatifnya,
Pengaruh positif
Dibangunnya berbagai fasilitas,seperti fasilitas irigasi dan fasilitas perhubungan,dalam
hal ini fasilitas perhubungan adalah jalan raya dan kereta api,dimana pada akhirnya
mempermudah masyarakat Indonesia untuk bepergian dan melaksanakan aktivitasnya
sehari-hari,dimana sebenarnya pada waktu itu pembangunan ini juga karena kepentingan
para investor juga,untuk mempermudah pengangkutan hasil bumi mereka dari
perkebunan menuju fasilitas ekspor(pelabuhan).
Adanya pedagang perantara,Dimana dalam hal ini pedagang-pedagang tersebut
berfungsi sebagai pengambil hasil bumi dari pedalaman yang tidak terjangkau oleh
angkutan-angkutan yang disediakan,sehingga pedagang ini mengumpulkan hasil bumi
tersebut dari para petani dan pengepul yang berasal dari daerah pedalaman untuk disetor
kepada pemerintah colonial,hal ini menimbulkan system baru dimasyarakat
Indonesia,yaitu system perdagangan berantai,mulai dari agen-grosir-konsumen awalnya
adalah dari adanya politik liberal ini.
Dikenalnya system ekonomi uang,Ini merupakan dampak terbesar dalam politik
liberal,dimana rakyat Indonesia yang sebelumnya bersistem barter telah merubah total
sitem perdagangannya untuk selamanya,pada waktu itu rakyat Indonesia yang belum
begitu mengenal uang hanya dibayar sedikit menggunakan uang emas dan perak yang
nilainya samasekali tidak sepadan dengan apa yang mereka lakukan untuk belanda,tetapi
dari segi positif,orang Indonesia menjadi mengenal sitem upah dengan uang,yang
kemudian system itu terus berkembang hingga saat ini.Uang sebagai sebuah alat tukar
yang praktis mulai digunakanj pada masa ini,berbagai pembelian dan penjualan sudah
diatur dengan uang yang disesuaikan dengan nilai barang yang akan mereka
tukar,sehingga jual beli pun dapat terjadi dengan cepat dan praktis,karena bila barter para
pembeli tentunya akan menakar terlebih dahulu barang mereka,sedangkan dengan
system ini penjual dapat menentukan harga sebelumnya.
Dikenalnya system kredit dan perbankan
Pada masa ini system perkreditan diIndonesia mulai dikenal sejalan dengan dibukanya
perkebunan-perkebunan baru oleh para investor asing tersebut,dimana biasanya para
investor ini memiliki suatu badan sebagai pembiayaan resmi bagi perkebunan para
investor ini,salah satu banknya disebut dengan NHM(Netherlandsche Handel
Maastrachappij),NHM merupakan pemilik beberapa pabrik gula yang dimana karena hal
ini NHM lebih terlihat sebuah perusahaan dagang daripada sebuah perusahaan pemberi
kredit.Tetapi fungsi bank pada NHM juga cukup terlihat karena NHM tidak mengurusi
sendiri perkebunannya,tetapi diserahkan pada administrator yang berwenang,dan NHM
hanya membiayai keuangan perkebunan tersebut.Tetapi walaupun seperti perusahaan
dagang,NHM tetap memiliki unsure pokok dari sebuah bank,yaitu
menguasai,mengontrol,dan mengatur perusahaan yang dibawahinya.Setelah beberapa
tahun berjalan,timbullah suatu kebingungan karena adanya pemilikan beberapa
perkebunan dengan beberapa nama yang berbeda pula,dari sini terbentuklah DE
Factory,yaitu suatu lembaga keuangan yang membiayai perkebunan dengan nasabah
yang bervariasi,berbeda dengan NHM yang hanya membiayai perkebunan miliknya
sendiri.De factory bersifat lebih universal dengan membiayai semua perkebunan yang
menjadi nasabah nya,dengan adanya lembaga keuangan seperti diatas,maka rakyat
Indonesia mulai mengenal dunia perbankan,dimana hal ini dimulai dengan para mandor
yang mengenalnya terlebih dahulu baru kemudian diturunkan pada anak-anak buahnya.
Rakyat mengenal system impor ekspor,karena para investor pada waktu itu merekrut
banyak sekali pekerja pribumi untuk mengurusi perkebunannya,maka secara tidak
langsung masyarakat pribumi ikut belajar tentang system ekspor-impor modern yang
menjadi system perdagangan para investor tersebut,sehingga pemenuhan kebutuhan
yang sebelumnya dalam ranah local menjadi internasional dengan dikenalnya system ini.
Itulah implikasi adanya liberalisasi pasar bagi masyarakat Indonesia pada waktu itu,tetapi
bila kita telusuri lebih jauh,maka akan lebih banyak dampak negatifnya daripada dampak
positifnya,dimana akan saya jelaskan lebih lanjut seperti dibawah ini:
Dampak negatif liberalisasi ekonomi di Indonesia
Rakyat menderita dan miskin,Hal ini disebabkan karena para investor membayar
rakyat Indonesia dengan harga amat murah dan tidak sebanding dengan apa yang
mereka kerjakan,selain itu rakyat juga disuruh membangun berbagai fasilitas
perdagangan dengan tanpa dibayar maupun dibayar denga harga amat rendah oleh pihak
investor ini.Hal ini menyebabkan banyak rakyat gugur dan bencana kelaparan meluas
keberbagai kota diIndonesia,sehingga dapat disimpulkan secara Defacto tanam paksa
masih terjadi diIndonesia,hanya pelakunya saja yang berbeda.Tetapi saat politik liberal
investor lebih semena-mena terhadap rakyat,yang berarti lebih anjing daripada belanda.
Banyak perusahaan milik pribumi yang gulung tikar,Dimana hal ini disebabkan
karena banyak pekerjanya yang ditarik bekerjadiperkebunan para investor,sehingga
perusahaan-perusahaan local pun(perusahaantenun,tempe,tahu) kekurangan pegawai dan
berhenti berproduksi.
Adanya pengusahaan tenaga kerja besar-besaran dengan paksaan,pemerintah
belanda melaksanakan hal ini karena para investor membutuhkan ribuan pekerja untuk
menggarap proyek mereka,sehingga kadang ada penculikan tenagakerja yang dilakukan
belanda kekampung-kampung pribumi untuk mengumpulkan tenaga kerja itu,dimana
dari berbagai sumber yang say abaca,anak berusia 15 sampai 25 tahun diambil paksa
kemudian dimasukkan kedalam kapal dan dibawa ke sumatera,Kalimantan,maupun
kekota lain dipulau jawa.
Menilik dari beberapa kenyataan diatas,tidak dapat dipungkiri pula bila hal tersebut amat lah
juga bepengaruh terhadap kehidupan masyarakat Indonesia hingga sekarang,dimana saya akan
mengungkapkan beberapa contoh sederhana sebagai implikasi dari jaman tersebut kepada
kehidupan masyarakat Indonesia sekarang,karena tidak mungkin masa liberalisasi yang terjadi
sekian lama tersebut(1870-1930),tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan
masyarakat Indonesia hingga sekarang ini,saya akan menguraikannya per point agar lebih mudah
dipahami nantinya,yaitu:
Sifat budaya korupsi,Budaya korupsi ini dimulai dari masa dimana adanya
persengkokolan antara bupati suatu daerah dengan para gubernur residen,mandor dan
administrator perkebunan.Sejak saat ini terjadi pengurangan hasil oleh beberapa pihak
tersebut agar kelebihannya dapat mereka gunakan sendiri atau mereka jual dengan harga
lebih tinggi kepada para pengekspor yang ada dipelabuhan terdekat,hal ini membudaya
sampai sekarang dan mendarah daging dalam jiwa masyarakat Indonesia.
Sifat pemalas dan pasrah,Hal ini disebabkan karena pada waktu belanda menjajah
Indonesia,belanda membuat rakyat Indonesia tergantung pada mereka dan dibuat tidak
berdaya dengan beberapa kebijakan mereka,selain itu mereka hanya diberi pekerjaan
kasar yang tentunya kerjanya ditentukan dan kadang tidak sesuai dengan jadwalyang
ditentukan.Dimana hal ini sengaja dibuat belanda agar rakyat Indonesia tidak menentang
setiap kebijakan perdagangan karena mereka terbiasa berleha-leha dengan budaya
bersantai pada waktu shift kerja dan tidak adanya pendidikan formal yang membuat
masyarakat terbelakang,hingga sekarang,selain itu dari sebuah ebook yang
sayabaca,belanda memanfaatkan budaya jawa agar masyarakat narimo dan tidak
melawan terhadap kehendak yang kuasa(jawa),dimana sifat yang terlalu narimo ini akan
mematikan jiwa kompetisi diantara mereka.
Sifat mengagungkan orang barat sebagai panutan,Ini adalah sebagian dari politik
belanda yang ingin mendoktrin rakyat Indonesia juga sebagai cara agar rakyat tidak
melawan para investor yang umumnya berasal dari barat,dimana ditanamkan bahwa
orang barat lebih superior dan menjadi pemimpin penduduk pribumi.Sehingga dapat kita
lihat dampaknya hingga sekarang,bagaimana orang Indonesia termakan oleh westernisasi
yang memang oleh belanda dikondisikan demikian.
Sehingga dapat kita simpulkan bahwa implikasi masa liberalisasi ekonomi dijaman colonial
masih bertahan hingga sekarang dimasyarakat Indonesia yang akhirnya merubah masyarakat
yang sebelumnya adalah bangsa yang ditakuti dan memiliki keahlian baik dibidang meritim
maupun dibidang agraris yang amat maju dan mumpuni sekarang berubah total menjadi bangsa
yang berisikan para pemalas dan keegoisan menjadi sesuatu yang amat biasa dimata para orang
Indonesia sekarang ini.Human development indeks kita pun anjlok amat jauh karena watak
bangsa kita yang tidak memiliki jiwa kompetisi dan hanya bersifat narimo tanpa ada rasa ingin
bangkit dari rasa narimo yang sebenarnya mengahancurkan bangsa Indonesia sekarang ini.
Selain itu budaya tidur siang yang merupakan implementasi secara tidak langsung pada
masyarakat Indonesia juga lambat laun menghancurkan masyarakat Indonesia,dimana langsung
mengena dalam hal etos kerja yang lemah dan memperbanyak istirahat sebagai sesuatu yang
bagus bagi kesehatan,tetapi orang Indonesia dengan 1001 alasan kemalasannya pasti akan
membenarkan argument tidur siang baik untuk kesehatan,padahal orang barat sendiri disaat kita
tidur terlelap dengan mimpi indah disiang bolong,masyarakat barat sedang berusaha menggapai
mimpi-mimpi besar mereka dengan segala daya dan upaya,ironis….
DAFTAR PUSTAKA
www.elsam.or.id/downloads/1280912098_Makalah_Abdul_Hakim_GN.pdf (sumber pdf
liberalisasi ekonomi)
http://yayan-sejarahasyik.blogspot.com/2009/05/politik-ekonomi-liberal.html
Hadiprawiyo, Soetatwo, 1984, Lembaga keuangan dan bank perkembangan teori dan
kebijaksanaan, FE UGM: Jogjakarta
LIBERALISASI EKONOMI DI INDONESIA PADA MASA KOLONIAL
DAN IMPLIKASINYA TERHADAP MASYARAKAT
MATA KULIAH:
INDONESIAN IN DEVELOPMENT
DISUSUN OLEH:
Muhammad Thoriq Bahri
(09/283034/SP/23654)
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2010