Leunca

1
Leunca Leunca (Solanum nigrum L) adalah tumbuhan semusim dengan tinggi 30- 175cm, bercabang banyak. Daun letaknya berseling, berkelompok, berbentuk bulat telur, ujung dan pangkal meruncing, tepi berombak sampai rata. Bunga majemuk malai, jumlahnya 2-10 kuntum, warna putih atau lembayung. Buahnya buni, bulat, diameter 0,8-1 cm, terdapat dalam tandan, warna hijau, bila masak menjadi ungu kehitaman atau hitam, berkilap, berisi banyak biji. Rasanya renyah, sedikit, dan agak langu. Tanaman ini berasal dari Eropa dan Asia Barat, kemudian menyebar secara luas melalui Malaysia. Tumbuhan ini digunakan sebagai obat- obatan sejak lebih dari 2.000 tahun lalu. Di Indonesia, leunca banyak dikonsumsi sebagai lalapan atau sayuran. Seperti pada masyarakat Sunda, kita mengenal masakan ulukutek dan karedok leunca yang rasanya enak, sangat nikmat disantap dengan sangu panas, goreng asin peda, dan sambel terasi. Banyak orang Sunda ngebet sekali dengan sajian tradisional ini, karena sangat merangsang nafsu makan. Daun dan buah tanaman leunca mengandung senyawa glikosida alkaloid solanin, zat samak, minyak lemak, kalsium, zat besi, vitamin A dan C. Tanaman ini sudah lama dikenal bisa dipakai sebagai obat, terutama buah dan daunnya. Daun memiliki efek sedative (menenangkan), diuretic (memperlancar) air seni, dan ekspektoran (mengencerkan dahak). Tanaman leunca ini bisa juga digunakan obat pembengkakan, antibakteri, antikanker, peradangan, rematik, dan wasir. Efek antibakteri yang terdapat pada leunca dapat mengobati gonorhoe (penyakit kelamin). Masih ada lagi yang dapat dimanfaatkan dari tanaman leunca, yaitu getahnya untuk obat kulit dan kutilan.

description

Leunca - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Leunca

Page 1: Leunca

LeuncaLeunca (Solanum nigrum L) adalah tumbuhan semusim dengan tinggi 30-175cm, bercabang banyak.

Daun letaknya berseling, berkelompok, berbentuk bulat telur, ujung dan pangkal meruncing, tepi berombak sampai rata. Bunga majemuk malai, jumlahnya 2-10 kuntum, warna putih atau lembayung.

Buahnya buni, bulat, diameter 0,8-1 cm, terdapat dalam tandan, warna hijau, bila masak menjadi ungu kehitaman atau hitam, berkilap, berisi banyak biji. Rasanya renyah, sedikit, dan agak langu.Tanaman ini berasal dari Eropa dan Asia Barat, kemudian menyebar secara luas melalui Malaysia.

Tumbuhan ini digunakan sebagai obat-obatan sejak lebih dari 2.000 tahun lalu. Di Indonesia, leunca banyak dikonsumsi sebagai lalapan atau sayuran. Seperti pada masyarakat Sunda, kita mengenal masakan ulukutek dan karedok leunca yang rasanya enak, sangat nikmat disantap dengan sangu

panas, goreng asin peda, dan sambel terasi. Banyak orang Sunda ngebet sekali dengan sajian tradisional ini, karena sangat merangsang nafsu makan.

Daun dan buah tanaman leunca mengandung senyawa glikosida alkaloid solanin, zat samak, minyak lemak, kalsium, zat besi, vitamin A dan C. Tanaman ini sudah lama dikenal bisa dipakai sebagai obat, terutama buah dan daunnya. Daun memiliki efek sedative (menenangkan), diuretic (memperlancar)

air seni, dan ekspektoran (mengencerkan dahak). Tanaman leunca ini bisa juga digunakan obat pembengkakan, antibakteri, antikanker, peradangan, rematik, dan wasir. Efek antibakteri yang

terdapat pada leunca dapat mengobati gonorhoe (penyakit kelamin). Masih ada lagi yang dapat dimanfaatkan dari tanaman leunca, yaitu getahnya untuk obat kulit dan kutilan. Selain itu tanaman leunca juga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alami, dikarenakan kandungan yang terdapat

pada tanaman leunca terbukti dapat menurunkan jumlah sperma.Tanaman leunca juga mengandung racun. Pada daun yang tua mengandung glikoalkaloid solanin. Mengonsumsi daun maupun buah leunca dalam jumlah banyak atau besar dapat menyebabkan

muntah, iritasi lambung, banyak keluar air liur, mengantuk, sakit perut, diare, lemas, gemetar serta gangguan pernapasan.