Leukosituria,pyuria

5
Sistitis Pasien sistitis mengalami urgency, sering berkemih, rasa panas dan nyeri pada saat berkemih, nokturia, dan nyeri atau spasme pada area kandung kemih, dan suprapubis. Piuria (adanya sel darah putih dalam urin), bakteri, dan sel darah merah (hematuria) ditemukan pada pemeriksaan urine. Kit kultur memberikan informasi kualitatif yang umum mengenai jumlah koloni bakteri dan mengidentifikasi apakah organisme gram negatif atau positif. Disuria (nyeri saat berkemih), polakisuria (kencing sedikit-sedikit dan sering/anyang- anyangen), nokturia (kencing pada malam hari), rasa tidak enak di daerah suprapubis, nyeri tekan pada palpasi di daerah suprapubis. Gejala sistemik berupa pireksia, kadang-kadang menggigil; sering lebih nyata pada anak-anak, kadang-kadang tanpa gejala atau tanda-tanda infeksi lokal dari traktus urinarius. Pada pemeriksaan urin keruh dan mungkin berbau tidak enak dengan leukosit, eritrosit, dan organisme. Pemeriksaan diagnosis : Pemeriksaan urine “midstream”, pemeriksaan sedimen urine untuk leukosituria Pewarnaan gram dan biakan dari “unspun midsteram” urin yang ditampung dalam wadah yang bersih. Pungsi suprapubik untuk biakan urine mungkin perlu pada anak-anak dan penderita lain yang tidak dapat diusahakan untuk memperoleh spesimen yang bersih. Penatalaksanaan:

description

fewgefdSFASFWAAF

Transcript of Leukosituria,pyuria

Page 1: Leukosituria,pyuria

Sistitis

Pasien sistitis mengalami urgency, sering berkemih, rasa panas dan nyeri pada saat

berkemih, nokturia, dan nyeri atau spasme pada area kandung kemih, dan suprapubis. Piuria

(adanya sel darah putih dalam urin), bakteri, dan sel darah merah (hematuria) ditemukan pada

pemeriksaan urine. Kit kultur memberikan informasi kualitatif yang umum mengenai jumlah

koloni bakteri dan mengidentifikasi apakah organisme gram negatif atau positif. Disuria

(nyeri saat berkemih), polakisuria (kencing sedikit-sedikit dan sering/anyang-anyangen),

nokturia (kencing pada malam hari), rasa tidak enak di daerah suprapubis, nyeri tekan pada

palpasi di daerah suprapubis. Gejala sistemik berupa pireksia, kadang-kadang menggigil;

sering lebih nyata pada anak-anak, kadang-kadang tanpa gejala atau tanda-tanda infeksi lokal

dari traktus urinarius. Pada pemeriksaan urin keruh dan mungkin berbau tidak enak dengan

leukosit, eritrosit, dan organisme.

Pemeriksaan diagnosis :

Pemeriksaan urine “midstream”, pemeriksaan sedimen urine untuk leukosituria

Pewarnaan gram dan biakan dari “unspun midsteram” urin yang ditampung dalam

wadah yang bersih.

Pungsi suprapubik untuk biakan urine mungkin perlu pada anak-anak dan penderita

lain yang tidak dapat diusahakan untuk memperoleh spesimen yang bersih.

Penatalaksanaan:

Uncomplicated sistitis: wanita diterapi antimikroba dosis tunggal atau jangka pendek

(1-3 hari sesuai hasil kultur). Obat pilihan yang sensitif terhadap E. Coli:

nitrofurantoin, trimetropim-sulfametosaksol, atau ampisilin. Laki-laki diterapi selama

7-10 hari dengan antibiotik. Lakukan kultur untuk meningkatkan efektivitas terapi.

Awasi efek samping: mual, diare, kemerahan dan kandidiasis vagina.

Antikolinergik (propanthelin bromide) untuk mencegah hiperiritabilitas kandung

kemih dan fenazopiridin hidroklorid sebagai antiseptik pada saluran kemih.

Pielonefritis Akut

Pyelonefritis akut ditandai dengan pembengkakan ginjal atau pelebaran penumpang

ginjal. Pada pengkajian di dapatkan adanya demam yang tinggi, menggigil, nausea, nyeri

Page 2: Leukosituria,pyuria

pada pinggang , sakit kepala, nyeri otot dan adanya kelemahan fisik. Pada perkusi di daerah

CVA ditandai dengan adanya tenderness. Client biasanya di sertai disuria, frequency, urgency

dalam beberapa hari. Pada pemeriksaan urin didapat urin berwarna keruh atau hematuria

dengan bau yang tajam, selain itu juga adanya peningkatan sel darah putih.

Pemeriksaan Diagnosis :

Evaluasi Diagnostik. Suatu urogram intravena dan ultrasound dapat dilakukan untuk

mengetahui lokasi obstruksi di traktus urinarius, menghilangkan obstruksi adalah penting

untuk menyelamatkan ginjal dari kehancuran. Kultus urine dan tes sensitivitas dilakukan

untuk menentukan organisme penyebab sehingga agens antimikrobial yang tepat dapat

diresepkan.

Penatalaksanaan :

Pasien pyelonifritis akut beresiko terhadap bakterimia dan memerlukan terapi

antimikrobisl ysng intensif. Terapi parental diberikan se;lama 24 samapi 28 jam sampai

pasien afrebil. Pada waktu tersebut, agens oral dspst diberikan. Pasien dengan kondisi yang

sedikit kritis akan efektif apabila ditangani hanya dengan agens oral. Untuk mrncega

perkemban biakannyabakteri yang tersisa, maka pengobatan pyelonefritis akut biasanya lebi

lama dari pada sistitis. Penatalaksanaan agens antimokrobial pilihan di dasarkan pada

identifikasi patogen melalui kultur urin. Jika bakteri tidak dapat hilang dari urin,

nitrofurantion atau kombinasi sulfametoxazole dan trimetrhopim dapat digunakan untuk

menekan pertumbuhan bakteri. Fungsi renal ketat, terutama jika medikasi potensial toksin

bagi ginjal.

Uretritis

Uretritis akut biasanya terjadi karena naiknya infeksi atau sebaliknya, oleh karena

prostat mengalami infeksi. Keadaan ini lebih sering diderita oleh laki-laki. Tanda dan gejala

uretritis meliputi mukosa merah edema, terdapat cairan eksudat yang purulen, ada ulserasi

pada uretra, ada rasa ' gatal yang menggelitik, gejala khas pada uretritis GO, yaitu "good

morning sign". Pada laki-laki, pembuluh darah kapiler melebar, kelenjar uretra tersumbat

oleh kelompok nanah. Pada perempuan, jarang ditemukan ureteritis akut, kecuali bila pasien

menderita GO. Gejala yang dirasakan antara lain discharge (nanah) dari penis, menyengat

atau terbakar saat buang air kecil, gatal, terbakar kesemutan, atau iritasi di dalam penis.

Page 3: Leukosituria,pyuria

Pemeriksaan diagnosis :

 Dilakukan pemeriksaan terhadap sekret uretra untuk mengetahui kuman penyebab.

Penatalaksanaan :

Berbagai obat dapat ditentukan berdasarkan penyebab uretritis pasien. Beberapa contoh obat

yang didasarkan pada penyebab meliputi:

•Klotrimazol (Mycelex) – Trichomonas

•Flukonazol (Diflucan) – Monilial

•Metronidazole (Flagyl) – Trichomonas

•Nitrofurantoin – Infeksi Bakteri

•Nistatin (Mycostatin) – Monilial

•Kotrimoksazol, yang merupakan kombinasi dari sulfamethoxazole dan Trimethoprim

dalam rasio dari 5 sampai 1 (Septrin, Bactrim).

Fihn SD et al: Clinical practice: Acute uncomplicated urinary tract infection in women. N Engl J Med 349:259, 2003 [PMID: 12867610]

Gupta K et al: Increasing antimicrobial resistance and the management of uncomplicated community-acquired urinary tract infections. Ann Intern Med 135:41, 2001 [PMID: 11434731]

Hooton TM et al: Amoxicillin-clavulanate vs ciprofloxacin for the treatment of uncomplicated cystitis in women. A randomized trial. JAMA 293:949, 2005 [PMID: 15728165]

——— et al: A prospective study of risk factors for symptomatic urinary tract infection in young women. N Engl J Med 335:468, 1996

Johnson JR et al: Systematic review. Antimicrobial urinary catheters to prevent catheter-associated UTI in hospitalized patients. Ann Intern Med 144:116, 2006 [PMID: 16418411]

Scholes D et al: Risk factors associated with acute pyelonephritis in healthy women. Ann Intern Med 142:20, 2005 [PMID: 15630106]

Stamm WE, Schaeffer AJ (eds): The State of the Art in the Management of Urinary Tract Infections. Am J Med 113(Suppl 1A):1S, 2002

Talan DA et al: Comparison of ciprofloxacin (7 days) and trimethoprim-sulfamethoxazole (14 days) for acute uncomplicated pyelonephritis in women. JAMA 283:1583, 2000 [PMID:

Page 4: Leukosituria,pyuria

10735395]

Warren JW et al: Guidelines for antimicrobial therapy of uncomplicated acute bacterial cystitis and acute pyelonephritis in women. Clin Infect Dis 29:745, 1999 [PMID: 10589881]