LEUKIMIA.docx

15
LEUKIMIA A. Pengertian Leukimia penyakit ini merupakan proliferasi patologis dari sel pembuat darah yang bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal. Leukimia dikatakan penyakit darah yang disebabkan terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah, yaitu pada sumsum tulang. Penyakit ini sering disebut kanker darah. Keadaan yang sebenarnya sumsum tulang bekerja aktif membuat sel-sel darah tepi yang di hasilkan adalah seldarah yang tidak normal dan sel ini mendesak pertumbuhan sel darah yang normal. Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa poliferasi sel hemopoetik muda yang di tandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam pembentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain. ( Kapita Selekta kedokteran, 2000 ) Leukimia merupakan penyakit akibat terjadinya poliferasi sel leukosit yang abnormal dan ganas serta disertai adanya leukosit jumlah berlebihan yang dapat menyebabkan terjadinya anemia trombositopenia. Leukemia merupakan bentuk kanker yang paling umum pada masa kanak-kanak; di amerika serikat, hampir mencapai sepertiga dari 7.000 kasus baru kanker anak setiap tahunnya. Jenis leukemianya sama dengan dewasa, kecuali leukemia limfositik kronik,yang amat jarang pada anak-anak. 76%merupakan leukemia limfositik akut, sisanya berupa leukemia nonlimfositik akut, sisanya berupa leukemia nonlimfositik akut dan leukemia

Transcript of LEUKIMIA.docx

Page 1: LEUKIMIA.docx

LEUKIMIA

A. Pengertian

Leukimia penyakit ini merupakan proliferasi patologis dari sel pembuat darah yang

bersifat sistemik dan biasanya berakhir fatal. Leukimia dikatakan  penyakit darah yang

disebabkan terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah, yaitu pada sumsum tulang.

Penyakit ini sering disebut kanker darah. Keadaan yang sebenarnya sumsum tulang bekerja

aktif membuat sel-sel darah tepi yang di hasilkan adalah seldarah yang tidak normal dan sel

ini mendesak pertumbuhan sel darah yang normal.

Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa poliferasi sel

hemopoetik muda yang di tandai oleh adanya kegagalan sumsum tulang dalam pembentuk

sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain. ( Kapita Selekta kedokteran,

2000 )

Leukimia merupakan penyakit akibat terjadinya poliferasi sel leukosit yang abnormal dan

ganas serta disertai adanya leukosit jumlah berlebihan yang dapat menyebabkan  terjadinya

anemia trombositopenia.

Leukemia merupakan bentuk kanker yang paling umum pada masa kanak-kanak; di

amerika serikat, hampir mencapai sepertiga dari 7.000 kasus baru kanker anak setiap

tahunnya. Jenis leukemianya sama dengan dewasa, kecuali leukemia limfositik kronik,yang

amat jarang pada anak-anak. 76%merupakan leukemia limfositik akut, sisanya berupa

leukemia nonlimfositik akut, sisanya berupa leukemia nonlimfositik akut dan leukemia

mielositik kronik,masing-masing 21% dan 3%. Leukemia nonlimfositik kronik lebih umum

di temukan pada orang dewasa ( Perawatan anak sakit edisi II 2005 )

B. Etiologi

1.      Faktor genetik : virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen.

2.      Radiasi

3.      Obat-obat imunosupresif, obat-obat karsinogenik seperti diethylstilbetrol

4.      Faktor herediter, misalnya pada kembaran monozigot

5.      Kelainan kromosom misalnya pada down sydrome

C. Proses Penyakit

Page 2: LEUKIMIA.docx

1. Normal nya tulang marrow diganti dengan tumor yang maligna, imaturnya sel blast.

Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan

menimbulkan anemia dan trombositopenia

2. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem

pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi.

3. Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ,

sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang yang

akan berdampak pada penurunan leukosit, eritrosit, faktor pembekuan dan peningkatan

tekanan jaringan.

4. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe

dan nodus limfe dan nyeri persendian.

D. Manifestasi Klinis

1. Pilek tidak sembuh-sembuh

2. Pucat, lesu, mudah terstimulasi

3. Demam dan anorexia berat badan menurun

4. Ptechiae, memar tanpa sebab

5. Nyeri pada tulang dan persendian

6. Nyeri abdomen

7. Lymphadenopahty

8. Hepatosplenomegaly

9. Abnormal WBC

E. Klasifikasi

1. Leukimia Limfosit Akut

LLA subtype merupakan 60% dari bentuk leukemia anak dengan insidens puncak

pada usia 3-4 tahun. LLA lebih banyak ditemui pada anak laki-laki disbanding anak

perempuan. Laporan laporan tentang leukemia akut berkelompok pada anak

menimbulkan dugaan adanya pengaruh beberapa faktor lingkungan umum, seperti agen

infeksi atau karsinogen kimiawai, tetapi analisis statistic yang teliti belum dapat

mendukung dugaan ini.

Ciri-ciri sitokimia untuk indentifikasi sel-sel blasn LLA adalah tidak adanya granula-

granula yang positif dengan peroksidase atau sudan B hitam didalam sitoplasma, dan

Page 3: LEUKIMIA.docx

seringkali menampakkan gumpalan materi yang positif, limfoblas tersebut juga bereaksi

negatif dengan esterase nenspesifik.

Manifestasi klinis Anak- anak dengan LLA umumnya memperlihatkan gambaran

yang agak konsisten. Sekitar dua pertiga telah memperlihat kan gejala dan tanda selama

kurang dari 6 minggu pada saat diagnosis ditegakkan,gejala pertama biasanya tidak khas;

dapat memunyai riwayat infeksi saluran napas akibat virus atau suatu eksentama yang

belum sembuh sempurna. Manifestasi awal yang lazim adalah anoreaksia , iritabilitas dan

alergi. Kegagalan fungsi sum-sum tulang  yang progresif menimbulkan keadaan pucat,

perdarahan dan demam yaitu gambaran-gambaran yang mendesak dilakukannya

pemeriksaan diagnostic.

2. Leukemia Non Limfositik Akut

Bentuk leukemia ini ditemukan pada sekitar 20% penderita. Frekuensinya hampir

sama pada tiap kelompok umur dan sebanding pula pada anak laki-laki dan perempuan.

LNLA karakteristik pada beberapa kondisi yang merupakan predisposisinya, yaitu

anemia fanconi dan sindroma bloom dimana terdapat kerusakan kromosom yang berat.

      Pembedaan berdasarkan ciri-ciri morfologi sel dengan pewarnaan wright pada

sediaan apus darah dan sumsum tulang. Derajat kemiripan sel predominan dengan sel

normal menentukan pembagian tipe. Bentuk yang paling umum adalah populasi sel 

leukemik yang menyerupai mieloblas atau mielomonoblas.proporsi kedua jenis sel

tersebut membedakannya menjadi dua tipe leukemia yang menyusun sekitar 90% dari

seluruh LNLA. Meskipun berbeda secara sitologik,tampilan klinis dan respons terapi dari

tipe-tipe subgroup ini hampir sama dengan satu kekecualian: subgroup dengan

predominansi sel mirip promielosit mempunyai risiko gejala-gejala perdarahan akibat

koagulasi intravascular tersebar yang timbul pada saat respons pengobatan dini. Subtype

ini ditemukan sekitar 5% dari penderita LNLA.

Manisfestasi klinis. Biasanya gejala dan tanda pada penyakit ini tidak lama

berlangsungnya (pada sekitar 50% penderita kurang dari 6 minggu) hingga saat diagnose

ditegakan . namun pada beberapa, riwayat tanda dan gejala memberikan petunjuk bahwa 

mungkin awitanya telah berlangsung selama lebih dari 12 bulan sebelum tampilan yang

nyata; pada pasien demikian , keluhan  biasanya bersifat kelelahan dan infeksi berulang.

Gejala dan tanda lainya yang mangkin hebat dalam 2 minggu sebelum didiagnosis dapat

Page 4: LEUKIMIA.docx

berupa pucat, demam, perdarahan aktif, nyeri tulang, distress, gastrointestinal, atau

infeksi berat.

3. Leukemia Molistik Kronik

Bentuk leukemia ini hanya merupakan 3% kasus pada anak-anak. Ada dua tipe dasar

leukemia mielositik kronik. Persamaan keduanya hanya pada ciri-ciri umum yaitu

peningkatan jumlah sel-sel myeloid yang berdiferensasi dalam darah. Pada bentuk

dewasa, kromosom ph1 ( Philadelphia ) yang patogonomik ditemukan secara konsisten.

Pada juvenile, sel leukemik dapat dengan berbagai pareasi kromosom aneoploidi tetapi

jarang ditemukan kromosom ph1. Bentuk dewasa LMK lasim ditemukan pada anak-anak

besar, namun kadang-kadang ditemukan pada bayi karena itu pada pasien LMK harus

dilakukan analisis kromosom untuk menentukan bentuk spesifiknya :

1. LEUKEMIA MIELOSITIK KRONIK JUVENIL

Pasien-pasein ini mempunyai ruwam eksematosa, limpadenopati dan infeksi

bakteri rekuren karena itu dapat menyerupai penderita penyakit granulamatosa

kronik. Pada saat diagnosis penderita umumnya pucat dengan purpura serta

pembesaran moderat hati dan limpa.

2. LEOKEMIA MELOLISTIK KRONIK FAMILIAL

Suatu subgroup LMK merupakan penyakit pamilial. Umur saat awitan 6 bulan

gingga 4 tahun  dengan gambaran klinis kelelahan yang meningkat hambatan

pertumbuhan, hepatoplenomegali pasif. Temuan darah mirip dengan LMK juvenin.

F. Komplikasi

1.      Sepsis

2.      Perdarahan

3.      Gagal organ

4.      Iron deficiency Anemia ( IDA )

5.      Kematian

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan darah tepi : terdapat leukosit yang imatur

2. Aspirasi sumsum tulang ( BMP ) : hiperseluler terutama banyak terdapat sel muda

3. Biopsy sumsum tulang

4. Lumbal punki untuk mengetahui apakah system saraf pusat terinfil-trasi

Page 5: LEUKIMIA.docx

H. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan medis

a. Tranfusi darah, biasanya diberikan jika kadar HB kurang dari 6 g%. Pada

trombositopenia yang berat dan perdarahan masif, dapat diberikan tranfusi trombosit

dan bila terdapat  tanda-tanda DIC dapat diberikan Heparin.

b. Kortikosteroid (prednison, kortison, deksametason dan sebagainya). Setelah sicapai

remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.

c. Sistostatika. Selain sitostatika yang lama  (6-markaptopurin atau 6-mp, metotreksat

atau MTX) pada waktu ini dipakai juga yang baru dan lebih poten seperti vinkristin

(Oncovin), rubidomisin (daunorubycine) dan berbagai nama obat lainnya. Umumnya

sitaostatika diberikan dalam kombinasi bersama-sama dengan prednison. Pada

penberian obat-obatan ini sering terdapat akibat samping berupa alopesia (botak),

stomatitis, leukopenia, infeksi skunder atau kandidiasis. Bila jumlah leukosit kurang

dari 2000/mm pemberian harus hati-hati.

d. Infeksi sekunder dihindarkan (lebih baik pasien dirawat yang suci hama)

e. Imunoterapi, merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai remisi dan

jumlah sel leukemia cukup rendah, imunoterapi mulai diberikan (mengenai cara

pengobatan yang terbaru masih dalam pengembangan).

f. Transplantasi sumsum tulang sebagai terapi.

2. Penatalaksanaan Keperawatan

Masalah pasien yang perlu diperhatikan umumnya sama dengan pasien lain yang

menderita penyakit darah. Tetapi karena prognosis pasien pada umumnya kurang

menggembirakan (sama seperti pasien kanker lainnya) maka pendekatan pisikososial

harus diutamakan. Yang perlu dipersiapkan ruangan aseptik dan cara bekerja yang

aseptik pula. Sikap perawat yang ramah dan lembut diharapkan tidak hanya untuk pasien

saja tetapi juga pada keluarga yang dalam hal ini sangat peka perasaannya jika

mengetahui penyakit anaknya.

Page 6: LEUKIMIA.docx

ASUHAN KEPERAWATAN

A.  Pengkajian

1.       Keluhan Utama

Nyeri tulang sering terjadi, lemah nafsu makan menurun, demam (jika disertai infeksi)  juga

disertai dengan sakit kepala.

2.    Riwayat Perawatan Sebelumnya

3.   Riwayat kelahiran anak :

Prenatal

Natal

Post natal

4.   Riwayat Tumbuh Kembang

Bagaimana pemberian ASI, adakah ketidaknormalan pada masa pertumbuhan dan kelainan lain

ataupun sering sakit-sakitan.

5.    Riwayat keluarga

Insiden LLA lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang terserang terlebih pada

kembar monozigot (identik).

Pemeriksaan Fisik :

a. Keadaan Umum tampak lemah

Kesadaran composmentis selama belum terjadi komplikasi.

b. Tanda-Tanda Vital

Tekanan darah : 100/70 mmHG

Nadi :100x/mnt

Suhu :39 c

RR : 20x/mnt

c. Pemeriksaan Kepala Leher

Rongga mulut : apakah terdapat peradangan (infeksi oleh jamur atau bakteri), perdarahan gusi

Konjungtiva : anemis atau tidak. Terjadi gangguan penglihatan akibat infiltrasi ke SSP.

d. Pemeriksaan Integumen

Adakah ulserasi ptechie, ekimosis, tekanan turgor menurun jika terjadi dehidrasi.

e. Pemeriksaan Dada dan Thorax

- Inspeksi bentuk thorax, adanya retraksi intercostae.

Page 7: LEUKIMIA.docx

- Auskultasi suara nafas, adakah ronchi (terjadi penumpukan secret akibat infeksi di paru), bunyi

jantung I, II, dan III jika ada

- Palpasi denyut apex (Ictus Cordis)

- Perkusi untuk menentukan batas jantung dan batas paru.

f. Pemeriksaan Abdomen

- Inspeksi bentuk abdomen apakah terjadi pembesaran, terdapat bayangan vena, auskultasi

peristaltic usus, palpasi nyeri tekan bila ada pembesaran hepar dan limpa.

B.     Diagnosa Keperawatan

1.      Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat.

2.      Resiko infeksi b/d menurunnya sistem pertahanan tubuh

3.      Intoleransi aktivitas b/d kelemahan akibat anemia

4.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian kemotrapi, radioterapy

5.      Gangguan rasa nyaman nyeri b/d adanya kontraksi

``

C.     Perencanaan keperawatan ( Intevensi )

a.    DX I

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat

Tujuan: setelah dilakukan tindakan 3x24 jam Kebutuhan nutrisi klien   terpenuhi.

Kriteria hasil :

a) . Nafsu makan (+)

b). Muntah (-)

c) . Berat badan (+)

Intervensi :

a.  Observasi dan catat masukan makanan klien

Rasional   : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsimakanan.

b.  Timbang berat badan setiap hari.

Rasional   :  mengawasi penurunan berat badan.

c.  Berikan makanan sedikit tapi sering.

Page 8: LEUKIMIA.docx

Rasional  :  makanan  sedikit  dapat  meningkatkan  pemasukan  denganmencegah distensi

lambung.

d. Berikan penyuluhan pada orang tua klien pentingnya nutrisi yang adekuat.

Rasional : menambah pengetahuan klien dan orang tua tentang pentingnya makanan bagi tubuh

dalam membantu proses penyembuhan.

e.  Tingkatkan masukan cairan diatas kebutuhan minuman

Rasional : guna mengkompensasi tambahan kebutuhan cairan.

f.  Dorong anak untuk minum.

Rasional : meningkatkan kepatuhan.

g.  Ajarkan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi

Rasional : menghindari keterlambatan therapi rehidrasi.

h.  Tekankan pentingnya menghindari panas yang berlebihan.

Rasional : menghindari penyebab kehilangan cairan.

b.      DX II

Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh

1)      Tujuan : Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi

Kriteria hasil :

a)      Demam (-)

b)      Kemerahan (-)

c)      Suhu kembali normal

2) Intervensi :

a. Pantau suhu dengan teliti

Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi

a.    Tempatkan anak dalam ruangan khusus

Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber infeksi

b.    Anjurkan semua pengunjung dan staf rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan

dengan baik

Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif

c.    Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasif

Page 9: LEUKIMIA.docx

Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi

d.   Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan

jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi

Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi

e.    Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik

Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme

f.     Berikan periode istirahat tanpa gangguan

Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler

g.    Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia

Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh

h.    Berikan antibiotik sesuai ketentuan

Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus

c.     DX III

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia

1)      Tujuan : terjadi peningkatan toleransi aktifitas

Kriteria hasil :

a)      Anemia (-)

b)      Kelemahan teratasi

c)      Klien dapat istirahat dengan nyaman

d). Klien dapat beraktifitas

2) Intervensi :

a) Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas

sehari-hari

Rasional : menentukan derajat dan efek ketidakmampuan

b) Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan

Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan jaringan

a)      Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan

Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi

b)      Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi

Page 10: LEUKIMIA.docx

Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk tugas perawatan diri

c.       DX V

Tujuan         : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam kerusakan integritas kulit

pemberian kemoterapi, radioterapy dapat teratasi

Kriteria hasil ;

a)      Kerusakan integitas kulit (-)

b)      Kekurangan kalori dan protein teratasi

c)      Dekubitus (-)

Intervensi :

a)      Kaji secara dini tanda-tanda kerusakan intregitas kulit

Rasional: agar tidak terjadi kerusakan lebih lanjut

b)      Berikan perawatan kulit khususnya daerah perinial dan mulut

Rasional : mencegah timbulnya infeksi

c)      Ganti posisi dengan sering

Rasional : agar tidak terjadi kekakuan otot

d)     Anjurkan intake dengan kalori dan protein yang adekuat

Rasional : untuk memenuhi kebutuhan tubuh

d.      Gangguan rasa nyaman nyeri b/d adanya kontraksi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan 3x24 jam gangguan rasa nyaman nyeri teratasi

Kriteria hasil :

Nyeri (-)

Intervensi :

a). Kaji skala nyeri

rasional : untuk mengetahui intensitas nyeri

b). Palpasi abdomen

rasional : untuk mengetahui apakah ada masa atau tidak

c). Atur posisi pasien

rasional : memberikan kenyaman pada pasien.