Leptospirosis Dan Filariasis
of 23
/23
-
Author
mayora-ulfa -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Embed Size (px)
Transcript of Leptospirosis Dan Filariasis
membuat kemungkinan kejadian Leptospirosis global akan
meningkat. WHO percaya angka kematian Leptospirosis mungkin
antara 5% sampai 25% dari pasien yang terineksi. !ni tidak
berarti bah"a orang yang terineksi dengan akses ke pelayanan
kesehatan yang tepat memiliki risiko kematian yang sama.
Leptospirosis merupakan penyakit global, tetapi lebih
sering terjadi pada daerah tropis dan subtropis. Leptospirosis
dapat juga terjadi di pemukiman miskin di kota#kota besar
negara berkembang yang tidak berada di daerah tropis.
$ilariasis merupakan salah satu penyakit yang termasuk
endemis di !ndonesia. eiring dengan terjadinya perubahan pola
penyebaran penyakit di negara#negara sedang berkembang,
penyakit menular masih berperan sebagai penyebab utama
kesakitan dan kematian. alah satu penyakit menular adalah
penyakit kaki gajah &$ilariasis'. Penyakit ini merupakan penyakit
menular menahun yang disebabkan oleh cacing (laria. )i dalam
tubuh manusia cacing (laria hidup di saluran dan kelenjar getah
bening&lime', dapat menyebabkan gejala klinis akut dan gejala
kronis. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk. *kibat
yang ditimbulkan pada stadium lanjut &kronis' dapat
menimbulkan cacat menetap seumur hidupnya berupa
pembesaran kaki &seperti kaki gajah' dan pembesaran bagian
bagian tubuh yang lain seperti lengan, kantong buah +akar,
payudara dan alat kelamin "anita.
-akarta pada tahun /. 0erdasarkan rapid mapping kasus klinis
kronis (lariasis tahun 2111 "ilayah !ndonesia yang menempati
ranking tertinggi kejadian (lariasis adalah )aerah !stime"a *ceh
dan Propinsi usa 3enggara 3imur dengan jumlah kasus masing#
masing /1 dan 41 kasus kronis. 6enurut 0arodji dkk &//1 7
//5' Wilayah 8abupaten $lores 3imur merupakan daerah
endemis penyakit kaki gajah yangdisebabkan oleh cacing
Wuchereria bancroti dan 0rugia timori. elanjutnya oleh Partono
dkk &/42' penyakit kaki gajah ditemukan di ula"esi. )i
8alimantan oleh oedomo dkk &/1' 6enyusul di umatra oleh
u+uki dkk &/' edangkan penyebab penyakit kaki gajah
yang ditemukan di ula"esi, 8alimantan dan umatra tersebut
adalah dari spesies 0rugia malayi.
2
B. Filariasis . 0agaimana keluhan terhadap penyakit (lariasis9
2. 0agaimana pemeriksaan terhadap penyakit (lariasis9 :. 0agaimana etiologi pada (lariasis9 ;. 0agaimana cara pencegahan penyakit (lariasis9 5. 0agaimana pengobatan terhadap penyakit (lariasis9
:
berat ringannya ineksi, maka gejala dan tanda klinik dapat
berat, agak berat atau ringan saja. penderita mampu
segera mambentuk antibodi &+at kekebalan'. ehingga
mampu menghadapi bakteri Leptispira, bahkan penderita dapat menjadi sembuh. 6enurut W!)*=O, gejala klinis
dari Leptospirosis pada manusia bisa dibedakan menjadi
tiga stadium, yaitu> a. tadium pertama
' )emam, menggigil 2' akit kepala :' 6alaise dan 6untah ;' 8onjungti?is serta kemerahan pada mata
5' =asa nyeri pada otot terutama otot betis dan punggung. <ejala#gejala tersebut akan tampak
antara ;#/ hari. b. tadium kedua
' Pada stadium ini biasanya telah terbentuk antibodi di
dalam tubuh penderita 2' <ejala#gejala yang tampak pada stadium ini lebih
ber?ariasi dibanding pada stadium pertama antara
lain ikterus &kekuningan':' *pabila demam dan gejala#gejala lain timbul lagi,
besar kemungkinan akan terjadi meningitis ;' 0iasanya stadium ini terjadi antara minggu kedua
dan keempat tadium ketiga
menunjukkan gejala klinis pada stadium ketiga
&kon?alesen phase'. 8omplikasi Leptospirosis dapat
menimbulkan gejala#gejala berikut > ' Pada ginjal,renal ailure yang dapat menyebabkan
kematian 2' Pada mata, konjungti?a yang tertutup
menggambarkan ase septisemi yang erat
hubungannya dengan keadaan otobia dan
konjungti?a hemorrhagic :' Pada hati, jaundice &kekuningan' yang terjadi pada
hari keempat dan keenam dengan adanya
pembesaran hati dan konsistensi lunak ;' Pada jantung, aritmia, dilatasi jantung dan kegagalan
jantung yangd apat menyebabkan kematian
mendadak 5' Pada paru#paru, hemorhagic pneumonitis dengan
batuk darah, nyeri dada, respiratory distress dan cyanosis
' Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh
darah &?ascular damage' dari saluran pernapasan,
saluran pencernaan, ginjal dan saluran genitalia 4' !neksi pada kehamilan menyebabkan abortus, lahir
mati, premature dan kecacatan pada bayi.
edangkan pada he"an ternak ruminansia dan
babi yang hamil, gejala abortus, pedet lahir mati atau
lemah sering muncul pada kasus leptospirosis . Pada
sapi,muncul demam dan penurunan produksi susu
sedangkan pada babi, sering muncul gangguan
reproduksi .
5
umum seperti demam, muntah, jaundice.
<ejala klinis leptospirosis pada sapi dapat
ber?ariasi mulai dari yang ringan, ineksi yang tidak
tampak, sampai ineksi akut yang dapat mengakibatkan
kematian . !neksi akut paling sering terjadi pada
pedetAsapi muda.
pasien datang dengan berbagai macam keluhan dari
berbagai sistem organ seperti> demam, sakit kepala,
hepatitis, neritis, meningitis, pneumonia, inBuen+a,
bahkan pankreatitis. Pada anamnesis, penting untuk
menanyakan identitas pasien, misalnya pekerjaan dan
tempat tinggal. !tu dapat menunjukkan apakah pasien
termasuk orang berisiko tinggi atau tidak. <ejala demam,
sakit kepala rontal, nyeri otot, mual, muntah, dan oto
obia dapat dicurigai kearah leptospirosis. Pada
pemeriksaan (sik dijumpai demam, bradikardia, nyeri
tekan otot, hepatomegali, dan lainlain.
)iagnosis dapat dilakukan dengan pemeriksaan
mikroskopik langsung, spesimen darah segar &pada
permukaan masa ineksi' yang dibuat sediaan darah tebal
dengan teknik Giemsa, juga dilakukan dengan pembiakan
leptospira, berasal dari darah dan cairan serebrospinal
&minggu pertama masa sakit' dan urin &sesudah minggu
pertama sampai hari ke ;1'. pesimen tersebut ditanam
mikroskopik langsung, spesimen darah segar &pada
permukaan masa ineksi' yang dibuat sediaan darah tebal
dengan teknik Giemsa, juga dilakukan dengan pembiakan
leptospira, berasal dari darah dan cairan serebrospinal
&minggu pertama masa sakit' dan urin &sesudah minggu
pertama sampai hari ke ;1'. pesimen tersebut ditanam
pada media Fletcher’s atau media C6-H. Pada media ini,
pertumbuhan akan terlihat dalam beberapa hari sampai ;
minggu. *danya leptospira pada media ini dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop lapangan gelap atau
menggunakan mikroskop Buoresen &fuorerescent antibodi
stain'.
ditemukan setelah hari ke#4 atau ke#1. 3iternya akan
meningkat dan akan mencapai puncaknya pada minggu ke#
: atau ke#; masa sakit.
berbentuk spiral termasuk ke dalam Ordo pirochaetales
dalam amily 3repanometaceae. Lebih dari 41 serotipe
leptospira yang patogen telah diidenti(kasi dan hampir
setengahnya terdapat di !ndonesia. 0entuk spiral dengan
pilinan yang rapat dan ujung#ujungnya yang bengkok,
seperti kait dari bakteri Leptospria menyebabkan gerakan
leptospira sangat akti, baik gerakan berputar sepanjang
sumbunya, maju mundur, maupun melengkung, karena
ukurannya yang sangat kecil.
"aktu lama dan siap mengineksi calon korbanya apabila
kontak dengannya, karena itu Leptospirosis sering pula
disebut sebagai penyakit yang timbul dari air &"ater born
deseasei'.
benang berplintiran &(lament' yang ujungnya seperti kait,
berukura panjang #21 mikrometer dan diameter 1,#1,2
mikrometer. Lokakarya asional Penyakit Doonosis 0akteri
ini dapat bergerak maju mundur memutar sepanjang
sumbunya.
dalam air ta"ar selama kurang lebih satu bulan, tetapi
dalam air laut, air selokan dan air kemih yang tidak
diencerkan akan cepat mati. He"an#he"an yang menjadi
sumber penularan Leptospirosis ialah tikus, babi, sapi,
kambing, domba, kuda, anjing, kucing, serangga, burung,
insekti?ora &landak, kelela"ar, tupai', sedangkan rubah
dapat menjadi karier leptospira &W!)*=O et al, 2115'.
ejauh ini tikus merupakan reser?oir dan sekaligus
penyebar utama leptospirosis karena bertindak sebagia
inang alami dan memiliki daya reproduksi tinggi. beberapa
he"an lain yang juga merupakan sumber penularan
leptospira memiliki potensi penularan ke manusia tidak
sebesar tikus.
lain di propinsi -a"a 0arat, -a"a 3engah, )!E, Lampung,
umatera elatan, 0engkulu, =iau, umtera 0arat,
Ftara, 8alimantan 3imur, dan 8alimantan 0arat
;. Pencegahan Leptospirosis 6enurut W!)*=O pencegahan Leptospirosis dapat
dilakukan dengan cara> a. Pendidikan kesehatan mengenai bahaya serta cara
menular penyakit, berperan dalam upaya pencegahan
penyakit Leptospirosis b. Fsaha#usaha lain yang dapat dianjurkan antara lain
mencuci kaki, tangan serta bagian tubuh lainnya
dengan sabun setelah bekerja di sa"ah c. Pembersihan tempat#tempat air dan kolam#kolam
renang sangat membantu dalam usaha mencegah
penyakit Leptospirosis d. 6elindungi pekerja#pekerja yang dalam pekerjaannya
mempunyai resiko yang tinggi terhadap Leptospirosis
dengan penggunaan sepatu bot dan sarung tangan e. Gaksinasi terhadap he"an#he"an peliharaan dan he"an
ternak dengan ?askin strain lokal . 6engisolasi he"an#he"an sakit guna melindungi
masyarakat, rumah#rumah penduduk serta daerah#
daerah "isata dari urine he"an#he"an tersebut g. Pengamatan terhadap he"an rodent yang ada disekitar
penduduk, terutama di desa dengan melakukan
penangkapan tikus untuk diperiksa terhadap kuman
Leptospirosish. 8e"aspadaan terhadap Leptospirosis pada keadaan
banjir i. Pemberantasan rodent &tikus' dengan peracunan atau
cara#cara lain 5. Pengobatan Leptospirosis
ara mengobati penderita Leptospirosis yang
dianjurkan adalah sebagai berikut > a. Pemberian suntikan 0en+yl &crystal' Penisilin akan
/
megaunit secara .?, yang dapat secra bertahap selama
5#4 hari b. elain cara diatas, kombinasi crystalline dan procaine
penicillin dengan jumlah yang sama dapat diberikan
setiap hari dengan dosis ;#5 megaunit secara i.m,
separuh dosis dapat )iberikan selama 5# hari. Procaine
penicillin ,5 megaunit i.m, dapat diberikan secara
kontinue selama 2 hari setelah terjadi albuminuria
c. Penderita yang alergi terhadap penicilline dapat diberikan antibiotik lain yaitu etracycline atau
Crythromycine, tetapi kedua antibiotik tersebut kurang
eekti dibanding Penicilline. 3etracycline tidak dapat
diberikan jika penderita mengalami gagal ginjal.
3etracycline dapat diberikan secepatnya dengan dosis
251 mg setiap jam i.m atau i.? selama 2; jam,
kemudian 251#511 mg setiap jam secara oral selama hari. Crythromycine diberikan dengan dosis 251 mg
setiap jam selama 5 hari.
3erapi dengan antibiotika &streptomisin,khlortetrasiklin,
perjalanan penyakit biasanya berhasil. Pemberian
&oksitetrasiklin, atau oksitetrasiklin' apabila dilakukan pada
a"al perjalanan penyakit, banyak berhasil. Pemberian oksitetrasiklin dengan dosis 1 mgAkg bb selam lima hari
pada ternak babi penderita Leptospirosis, dapat
memberikan kesembuhan cukup baik yaitu %.
Pemberian per#oral dengan mencampurkan oksitetrasiklin
dengan dosis 511#111 gr ke dalam setiap makanannya
selam ; hari berturut#turut dapat menghilangkan keadaan
sebagai pemba"a penyakit pada ternak babi /;%.
1
. Prognosis Leptospirosis -ika tidak ada ikterus, jarang atal. -ika terdapat
ikterus, angka kematian 5% di ba"ah usia :1 tahun, :1#
;1% pada usia lanjut.
B. Filariasis . 8eluhan $ilariasis
hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja
berat b. Pembengkakan kelenjar getah bening &tanpa ada luka'
didaerah lipatan paha, ketiak &lymphadenitis' yang
tampak kemerahan, panas dan sakit c. =adang saluran kelenjar getah bening yang terasa
panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau
pangkal lengan kearah ujung &retrograde lymphangitis' d. $ilarial abses akibat seringnya menderita
pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan
mengeluarkan nanah serta darahe. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah +akar
yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas &early
lymphodema'
tanda dan gejala klinis, diagnosis dilakukan dengan
pemeriksaan darah jari yang dilakukan mulai pukul 21.11
malam "aktu setempat. eseorang dinyatakan sebagai
penderita $ilariasis, apabila dalam darah ditemukan
mikro(laria. eseorang yang sudah terineksi lar?a
mikro(laria selam 1#; hari adalah mereka yang paling
berisiko sebagai mesin penular penyakit kaki gajah.
6ereka masih kelihatan normal dan tidak bergejala. -adi
satu#satunya cara untuk mencegah penularannya adalah
lebih mudah ketimbang membunuh nyamuk pemba"a
lar?a itu yang jumlahnya sangat banyak.
Pada tahap a"al, biasanya penderita akan mengalami
demam berulang, ada benjolan yang terasa nyeri pada
lipatan paha atau ketiak, dan teraba adanya urat seperti
tali yang ber"arna merah dan sakit mulai dari pangkal
paha atau ketiak. edangkan pada tahap lanjut &kronis'
akan terjadi pembesaran yang hilang timbul pada kaki,
tangan, kantong buah +akar, payudara dan alat kelamin
"anita.
pemeriksaan klinik. )iagnosis klinik penting dalam
menentukan angka kesakitan akut dan menahun &*cute
and hronic )isease =ate'.
ditemukannya mikro(laria pada pemeriksaan darah
kapiler jari pada malam hari. Pemeriksaan dapat
dilakukan siang hari, :1 menit setelah diberi )C 11
mg. )ari mikro(laria secara morologis dapat ditentukan
species cacing (laria.
skrotum dan kelenjar lime inguinal penderita akan
memberikan gambaran cacing yangbergerak#gerak.
Pemeriksaan limosintigra( dengan menggunakan
dekstran atau albumin yang dilabel dengan radioakti
akan menunjukkan adanya abnormalitas sistem limatik,
2
asimtomatik. d. )iagnosis !mmunologi
prepaten, inkubasi, amikro(laremia dengan gejala
menahun, occult (lariasis, maka deteksi antibodi
danAatau antigen dengan cara immunodiagnosis
diharapkan dapat menunjang diagnosis. :. Ctiologi $ilariasis
a. Hospes
6anusia yang mengandung parasit selalu dapat menjadi sum?er ineksi bagi orang lain yang rentan.
0iasanya pendatang baru ke daerah endemi
&transmigran' lebih rentan terhadap ineksi (lariasis dan
lebih menderita dari penduduk asli. Pada umumnya laki#
laki lebih banyak yang terkena ineksi, karena lebih
banyak mendapatkan kesempatan untuk mendapat
ineksi. -uga gejala penyakit lebih nyata pada laki#laki, karena pekerjaan (sisk lenih berat.
b. Hospes =eser?oar
sering ditemukan mengandung ineksi adalah kucing
dan kera terutama jenis Presbytis, meskipun he"an lain
mungkin juga terkena ineksi.
c. Gektor
0ancroti yang terdapat didaerah perkotaan ditularkan
oleh I. JuinKueasciatus yang tempat perindukannya
air kotor dan tercemar.
bermacam spesies nyamuk. )i !rian
-ayaW.0ancroti ditularka terutama oleh *n.
$arautiyang dapat menggunakan bekas jejak kaki
binatang &ootprint' untuk tempat perindukannya.
elain itu ditemukan juga sebagai
?ektor. *n.8oliensis, *n. Punctulatus, I.
*nnulirostris dan *e.8onchi W.0ancroti didaerah lain
dapat ditularkan spesis lain
nyamuk uleI , *edes pernah juga ditemukan
sebagai ?ektor. 2' 6alayi yang hidup pada manusia dan he"an
biasanya ditularkan oleh berbagai
6a. )i?es dan lain#lain, yang berkembang biak di
daerah ra"a di umatera, 8alimantan, 6aluku dan
lain#lain. 0. 6alayi yang periodik di tularkan oleh *n.
0arbirostris yang memaki sa"ah sebagai tempat
perindukannya, seperti didaerah ula"esi. :' 0.3imori, spesies yang ditemukan di !ndonesia sejak
/5 hingga sekarang hanya ditemukan didaerah
33 dan 3imor 3imur, di tularkan
oleh*n.0arbirostris yang berkembangbiak didaerah sa"ah, baik dekat pantai maupun daerah
pedalaman.
kelangsungan hidup hospes, hospes reser?oar dan
?ektor, merupakan hal yang sangat penting untuk
epidemiologi (lariasis.-enis (lariasis yang ada di suatu
;
keadaan lingkungannya. Pencegahan (lariasis, hanya
dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk. Fntuk
mendapatkan ineksi diperlukan gigitan nyamuk ynag
banyak sekali. Pengobatan masal dengan )C dapat
menurunkan angka (lariasis dengan jelas. Pencegahan
dengan obat masih dalam tara penelitian. ;. Fpaya Pencegahan $ilariasis
Pencegahan (lariasis dapat dilakukan dengan
menghindari gigitan nyamuk &mengurangi kontak dengan ?ektor' misalnya menggunakan kelambu se"aktu tidur,
menutup ?entilasi dengan kasa nyamuk, menggunakan
obat nyamuk, mengoleskan kulit dengan obat anti nyamuk,
menggunakan pakaian panjang yang menutupi kulit, tidak
memakai pakaian ber"arna gelap karena dapat menarik
nyamuk, dan memberikan obat anti#(lariasis &)C dan
*lbenda+ol' secara berkala pada kelompok beresiko tinggi terutama di daerah endemis. )ari semua cara diatas,
pencegahan yang paling eekti tentu saja dengan
memberantas nyamuk itu sendiri dengan cara :6. 5. Fpaya Pengobatan $ilariasis
Pengobatan (lariasis harus dilakukan secara masal
dan pada daerah endemis dengan menggunakan
obat )iethyl arbama+ine itrate &)C'. )C dapat
membunuh mikro(laria dan cacing de"asa pada
pengobatan jangka panjang. Hingga saat ini, )C adalah
satu#satunya obat yang eekti, aman, dan relati murah.
Fntuk (lariasis akibat Wuchereria bankroti, dosis yang
dianjurkan mgAkg berat badanAhari selama 2 hari.
edangkan untuk (lariasis akibat 0rugia malayi dan 0rugia
timori, dosis yang dianjurkan 5 mgAkg berat badanAhari
selama 1 hari. Cek samping dari )C ini adalah demam,
5
pengobatan (lariasis yang disebabkan
oleh 0rugia malayi dan 0rugia timori, eek samping yang
ditimbulkan lebih berat. ehingga, untuk pengobatannya
dianjurkan dalam dosis rendah, tetapi pengobatan
dilakukan dalam "aktu yang lebih lama. Pengobatan
kombinasi dapat juga dilakukan dengan dosis tunggal )C
dan *lbenda+ol ;11mg, diberikan setiap tahun selama 5
tahun. Pengobatan kombinasi meningkatkan eek (larisida
)C. Obat lain yang juga dipakai adalah i?ermektin.
!?ermektin adalah antibiotik semisintetik dari golongan
makrolid yang mempunyai akti?itas luas terhadap
nematoda dan ektoparasit. Obat ini hanya membunuh
mikro(laria. Cek samping yang ditimbulkan lebih ringan
dibanding )C. 3erapi suporti berupa pemijatan juga dapat
dilakukan di samping pemberian )C dan antibiotika,
khususnya pada kasus yang kronis. Pada kasus#kasus
tertentu dapat juga dilakukan pembedahan.
ecara massal dilakukan didaeah endemis dengan
menggunakan obat )iethyl arbama+ine itrate &)C'
dikombinasikan dengan *lben+ol sekali setahun selama 5 9
1 tahun, untuk mencegah reaksi samping seperti demam,
diberikan Parasetamol @ dosis obat untuk sekali minum
adalah, )C mgAkgAberat badan, *lben+ol ;11 mg
alben+ol & tablet ' @ pengobatan missal dihentikan apabila
6 rate sudah mencapai % @ secara indi?idual A [email protected]
dilakukan pada kasus klinis, baik stadium dini maupun
stadium lanjut, jenis dan obat tergantung dari keadaan
kasus.
dapat sembuh total. amun, kondisi mereka tidak bisa
pulih seperti sebelumnya. *rtinya, beberapa bagian tubuh
yang membesar tidak bisa kembali normal seperti sedia
kala. =ehabilitasi tubuh yang membesar tersebut dapat
dilakukan dengan jalan operasi.
A. Kesimpulan <ejala dan tanda yang timbul tergantung kepada berat
ringannya ineksi, maka gejala dan tanda klinik dapat berat,
agak berat atau ringan saja. penderita mampu segera
mambentuk antibodi &+at kekebalan'. ehingga mampu
menghadapi bakteri Leptispira, bahkan penderita dapat
menjadi sembuh. alah satu kendala penanganan leptospirosis adalah
kesulitan dalam melakukan diagnosis a"al. 0iasanya pasien
datang dengan berbagai macam keluhan dari berbagai sistem
organ seperti> demam, sakit kepala, hepatitis, neritis, meningitis, pneumonia, inBuen+a, bahkan pankreatitis.
0ila seseorang tersangka $ilariasis ditemukan tanda#tanda
dan gejala klinis, diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan
darah jari yang dilakukan mulai pukul 21.11 malam "aktu
setempat. eseorang dinyatakan sebagai penderita $ilariasis,
apabila dalam darah ditemukan mikro(laria. eseorang yang
sudah terineksi lar?a mikro(laria selam 1#; hari adalah
4
gigitan nyamuk &mengurangi kontak dengan ?ektor' misalnya
menggunakan kelambu se"aktu tidur, menutup ?entilasi
dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk,
mengoleskan kulit dengan obat anti nyamuk, menggunakan
pakaian panjang yang menutupi kulit, tidak memakai pakaian
ber"arna gelap karena dapat menarik nyamuk, dan
memberikan obat anti#(lariasis &)C dan *lbenda+ol' secara
berkala pada kelompok beresiko tinggi terutama di daerah
endemis.
B. Saran
8ami menyadari bah"a dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekhilaan oleh karena itu, kepada
para pembaca dan para pakar utama penulismengharapkan
saran dan kritik ataupun tegur sapa yang siatnya
membangun akan diterima dengan senang hati demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.
dapat menyelesaikan makalah ini.
penulis dalam mata kuliah ini, yang alhamdulillah dapat penulis
selesaikan tepat pada "aktunya. 3erima kasih penulis ucapkan kepada pihak#pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. emoga
makalah ini dapat bermanaat tidak hanya untuk penulis ,namun
juga untuk pihak#pihak yang berkenan meluangkan "aktunya
untuk membaca makalah ini.
/
makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritikan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
*gar kedepannya penulis bisa lebih baik lagi.
alah dan khila penulis mohon maa. kepada *llah, penulis
mohon ampun. WassalammuMalaikum "arahmatullahi
&UMB' ()*+
DAFTA! PUSTAKA
<illespie, tephen H. dan 0amord, 8. 0. 211. At A Glance
Mikrobiologi Medis dan Ineksi. Crlangga> -akarta.
6ulia"an, yl?ia E. 21. Bakteri Spiral Patogen. Crlangga>
-akarta.
&arakteristik Indi'idu (erhadap &e)adian Pen*akit
22
01$" - /1" 3 !425"
Berpengaruh (erhadap &e)adian $eptospirosis. Fni?ersitas
)iponegoro> emarang.
2:
iii
meningkat. WHO percaya angka kematian Leptospirosis mungkin
antara 5% sampai 25% dari pasien yang terineksi. !ni tidak
berarti bah"a orang yang terineksi dengan akses ke pelayanan
kesehatan yang tepat memiliki risiko kematian yang sama.
Leptospirosis merupakan penyakit global, tetapi lebih
sering terjadi pada daerah tropis dan subtropis. Leptospirosis
dapat juga terjadi di pemukiman miskin di kota#kota besar
negara berkembang yang tidak berada di daerah tropis.
$ilariasis merupakan salah satu penyakit yang termasuk
endemis di !ndonesia. eiring dengan terjadinya perubahan pola
penyebaran penyakit di negara#negara sedang berkembang,
penyakit menular masih berperan sebagai penyebab utama
kesakitan dan kematian. alah satu penyakit menular adalah
penyakit kaki gajah &$ilariasis'. Penyakit ini merupakan penyakit
menular menahun yang disebabkan oleh cacing (laria. )i dalam
tubuh manusia cacing (laria hidup di saluran dan kelenjar getah
bening&lime', dapat menyebabkan gejala klinis akut dan gejala
kronis. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk. *kibat
yang ditimbulkan pada stadium lanjut &kronis' dapat
menimbulkan cacat menetap seumur hidupnya berupa
pembesaran kaki &seperti kaki gajah' dan pembesaran bagian
bagian tubuh yang lain seperti lengan, kantong buah +akar,
payudara dan alat kelamin "anita.
-akarta pada tahun /. 0erdasarkan rapid mapping kasus klinis
kronis (lariasis tahun 2111 "ilayah !ndonesia yang menempati
ranking tertinggi kejadian (lariasis adalah )aerah !stime"a *ceh
dan Propinsi usa 3enggara 3imur dengan jumlah kasus masing#
masing /1 dan 41 kasus kronis. 6enurut 0arodji dkk &//1 7
//5' Wilayah 8abupaten $lores 3imur merupakan daerah
endemis penyakit kaki gajah yangdisebabkan oleh cacing
Wuchereria bancroti dan 0rugia timori. elanjutnya oleh Partono
dkk &/42' penyakit kaki gajah ditemukan di ula"esi. )i
8alimantan oleh oedomo dkk &/1' 6enyusul di umatra oleh
u+uki dkk &/' edangkan penyebab penyakit kaki gajah
yang ditemukan di ula"esi, 8alimantan dan umatra tersebut
adalah dari spesies 0rugia malayi.
2
B. Filariasis . 0agaimana keluhan terhadap penyakit (lariasis9
2. 0agaimana pemeriksaan terhadap penyakit (lariasis9 :. 0agaimana etiologi pada (lariasis9 ;. 0agaimana cara pencegahan penyakit (lariasis9 5. 0agaimana pengobatan terhadap penyakit (lariasis9
:
berat ringannya ineksi, maka gejala dan tanda klinik dapat
berat, agak berat atau ringan saja. penderita mampu
segera mambentuk antibodi &+at kekebalan'. ehingga
mampu menghadapi bakteri Leptispira, bahkan penderita dapat menjadi sembuh. 6enurut W!)*=O, gejala klinis
dari Leptospirosis pada manusia bisa dibedakan menjadi
tiga stadium, yaitu> a. tadium pertama
' )emam, menggigil 2' akit kepala :' 6alaise dan 6untah ;' 8onjungti?is serta kemerahan pada mata
5' =asa nyeri pada otot terutama otot betis dan punggung. <ejala#gejala tersebut akan tampak
antara ;#/ hari. b. tadium kedua
' Pada stadium ini biasanya telah terbentuk antibodi di
dalam tubuh penderita 2' <ejala#gejala yang tampak pada stadium ini lebih
ber?ariasi dibanding pada stadium pertama antara
lain ikterus &kekuningan':' *pabila demam dan gejala#gejala lain timbul lagi,
besar kemungkinan akan terjadi meningitis ;' 0iasanya stadium ini terjadi antara minggu kedua
dan keempat tadium ketiga
menunjukkan gejala klinis pada stadium ketiga
&kon?alesen phase'. 8omplikasi Leptospirosis dapat
menimbulkan gejala#gejala berikut > ' Pada ginjal,renal ailure yang dapat menyebabkan
kematian 2' Pada mata, konjungti?a yang tertutup
menggambarkan ase septisemi yang erat
hubungannya dengan keadaan otobia dan
konjungti?a hemorrhagic :' Pada hati, jaundice &kekuningan' yang terjadi pada
hari keempat dan keenam dengan adanya
pembesaran hati dan konsistensi lunak ;' Pada jantung, aritmia, dilatasi jantung dan kegagalan
jantung yangd apat menyebabkan kematian
mendadak 5' Pada paru#paru, hemorhagic pneumonitis dengan
batuk darah, nyeri dada, respiratory distress dan cyanosis
' Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh
darah &?ascular damage' dari saluran pernapasan,
saluran pencernaan, ginjal dan saluran genitalia 4' !neksi pada kehamilan menyebabkan abortus, lahir
mati, premature dan kecacatan pada bayi.
edangkan pada he"an ternak ruminansia dan
babi yang hamil, gejala abortus, pedet lahir mati atau
lemah sering muncul pada kasus leptospirosis . Pada
sapi,muncul demam dan penurunan produksi susu
sedangkan pada babi, sering muncul gangguan
reproduksi .
5
umum seperti demam, muntah, jaundice.
<ejala klinis leptospirosis pada sapi dapat
ber?ariasi mulai dari yang ringan, ineksi yang tidak
tampak, sampai ineksi akut yang dapat mengakibatkan
kematian . !neksi akut paling sering terjadi pada
pedetAsapi muda.
pasien datang dengan berbagai macam keluhan dari
berbagai sistem organ seperti> demam, sakit kepala,
hepatitis, neritis, meningitis, pneumonia, inBuen+a,
bahkan pankreatitis. Pada anamnesis, penting untuk
menanyakan identitas pasien, misalnya pekerjaan dan
tempat tinggal. !tu dapat menunjukkan apakah pasien
termasuk orang berisiko tinggi atau tidak. <ejala demam,
sakit kepala rontal, nyeri otot, mual, muntah, dan oto
obia dapat dicurigai kearah leptospirosis. Pada
pemeriksaan (sik dijumpai demam, bradikardia, nyeri
tekan otot, hepatomegali, dan lainlain.
)iagnosis dapat dilakukan dengan pemeriksaan
mikroskopik langsung, spesimen darah segar &pada
permukaan masa ineksi' yang dibuat sediaan darah tebal
dengan teknik Giemsa, juga dilakukan dengan pembiakan
leptospira, berasal dari darah dan cairan serebrospinal
&minggu pertama masa sakit' dan urin &sesudah minggu
pertama sampai hari ke ;1'. pesimen tersebut ditanam
mikroskopik langsung, spesimen darah segar &pada
permukaan masa ineksi' yang dibuat sediaan darah tebal
dengan teknik Giemsa, juga dilakukan dengan pembiakan
leptospira, berasal dari darah dan cairan serebrospinal
&minggu pertama masa sakit' dan urin &sesudah minggu
pertama sampai hari ke ;1'. pesimen tersebut ditanam
pada media Fletcher’s atau media C6-H. Pada media ini,
pertumbuhan akan terlihat dalam beberapa hari sampai ;
minggu. *danya leptospira pada media ini dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop lapangan gelap atau
menggunakan mikroskop Buoresen &fuorerescent antibodi
stain'.
ditemukan setelah hari ke#4 atau ke#1. 3iternya akan
meningkat dan akan mencapai puncaknya pada minggu ke#
: atau ke#; masa sakit.
berbentuk spiral termasuk ke dalam Ordo pirochaetales
dalam amily 3repanometaceae. Lebih dari 41 serotipe
leptospira yang patogen telah diidenti(kasi dan hampir
setengahnya terdapat di !ndonesia. 0entuk spiral dengan
pilinan yang rapat dan ujung#ujungnya yang bengkok,
seperti kait dari bakteri Leptospria menyebabkan gerakan
leptospira sangat akti, baik gerakan berputar sepanjang
sumbunya, maju mundur, maupun melengkung, karena
ukurannya yang sangat kecil.
"aktu lama dan siap mengineksi calon korbanya apabila
kontak dengannya, karena itu Leptospirosis sering pula
disebut sebagai penyakit yang timbul dari air &"ater born
deseasei'.
benang berplintiran &(lament' yang ujungnya seperti kait,
berukura panjang #21 mikrometer dan diameter 1,#1,2
mikrometer. Lokakarya asional Penyakit Doonosis 0akteri
ini dapat bergerak maju mundur memutar sepanjang
sumbunya.
dalam air ta"ar selama kurang lebih satu bulan, tetapi
dalam air laut, air selokan dan air kemih yang tidak
diencerkan akan cepat mati. He"an#he"an yang menjadi
sumber penularan Leptospirosis ialah tikus, babi, sapi,
kambing, domba, kuda, anjing, kucing, serangga, burung,
insekti?ora &landak, kelela"ar, tupai', sedangkan rubah
dapat menjadi karier leptospira &W!)*=O et al, 2115'.
ejauh ini tikus merupakan reser?oir dan sekaligus
penyebar utama leptospirosis karena bertindak sebagia
inang alami dan memiliki daya reproduksi tinggi. beberapa
he"an lain yang juga merupakan sumber penularan
leptospira memiliki potensi penularan ke manusia tidak
sebesar tikus.
lain di propinsi -a"a 0arat, -a"a 3engah, )!E, Lampung,
umatera elatan, 0engkulu, =iau, umtera 0arat,
Ftara, 8alimantan 3imur, dan 8alimantan 0arat
;. Pencegahan Leptospirosis 6enurut W!)*=O pencegahan Leptospirosis dapat
dilakukan dengan cara> a. Pendidikan kesehatan mengenai bahaya serta cara
menular penyakit, berperan dalam upaya pencegahan
penyakit Leptospirosis b. Fsaha#usaha lain yang dapat dianjurkan antara lain
mencuci kaki, tangan serta bagian tubuh lainnya
dengan sabun setelah bekerja di sa"ah c. Pembersihan tempat#tempat air dan kolam#kolam
renang sangat membantu dalam usaha mencegah
penyakit Leptospirosis d. 6elindungi pekerja#pekerja yang dalam pekerjaannya
mempunyai resiko yang tinggi terhadap Leptospirosis
dengan penggunaan sepatu bot dan sarung tangan e. Gaksinasi terhadap he"an#he"an peliharaan dan he"an
ternak dengan ?askin strain lokal . 6engisolasi he"an#he"an sakit guna melindungi
masyarakat, rumah#rumah penduduk serta daerah#
daerah "isata dari urine he"an#he"an tersebut g. Pengamatan terhadap he"an rodent yang ada disekitar
penduduk, terutama di desa dengan melakukan
penangkapan tikus untuk diperiksa terhadap kuman
Leptospirosish. 8e"aspadaan terhadap Leptospirosis pada keadaan
banjir i. Pemberantasan rodent &tikus' dengan peracunan atau
cara#cara lain 5. Pengobatan Leptospirosis
ara mengobati penderita Leptospirosis yang
dianjurkan adalah sebagai berikut > a. Pemberian suntikan 0en+yl &crystal' Penisilin akan
/
megaunit secara .?, yang dapat secra bertahap selama
5#4 hari b. elain cara diatas, kombinasi crystalline dan procaine
penicillin dengan jumlah yang sama dapat diberikan
setiap hari dengan dosis ;#5 megaunit secara i.m,
separuh dosis dapat )iberikan selama 5# hari. Procaine
penicillin ,5 megaunit i.m, dapat diberikan secara
kontinue selama 2 hari setelah terjadi albuminuria
c. Penderita yang alergi terhadap penicilline dapat diberikan antibiotik lain yaitu etracycline atau
Crythromycine, tetapi kedua antibiotik tersebut kurang
eekti dibanding Penicilline. 3etracycline tidak dapat
diberikan jika penderita mengalami gagal ginjal.
3etracycline dapat diberikan secepatnya dengan dosis
251 mg setiap jam i.m atau i.? selama 2; jam,
kemudian 251#511 mg setiap jam secara oral selama hari. Crythromycine diberikan dengan dosis 251 mg
setiap jam selama 5 hari.
3erapi dengan antibiotika &streptomisin,khlortetrasiklin,
perjalanan penyakit biasanya berhasil. Pemberian
&oksitetrasiklin, atau oksitetrasiklin' apabila dilakukan pada
a"al perjalanan penyakit, banyak berhasil. Pemberian oksitetrasiklin dengan dosis 1 mgAkg bb selam lima hari
pada ternak babi penderita Leptospirosis, dapat
memberikan kesembuhan cukup baik yaitu %.
Pemberian per#oral dengan mencampurkan oksitetrasiklin
dengan dosis 511#111 gr ke dalam setiap makanannya
selam ; hari berturut#turut dapat menghilangkan keadaan
sebagai pemba"a penyakit pada ternak babi /;%.
1
. Prognosis Leptospirosis -ika tidak ada ikterus, jarang atal. -ika terdapat
ikterus, angka kematian 5% di ba"ah usia :1 tahun, :1#
;1% pada usia lanjut.
B. Filariasis . 8eluhan $ilariasis
hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja
berat b. Pembengkakan kelenjar getah bening &tanpa ada luka'
didaerah lipatan paha, ketiak &lymphadenitis' yang
tampak kemerahan, panas dan sakit c. =adang saluran kelenjar getah bening yang terasa
panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau
pangkal lengan kearah ujung &retrograde lymphangitis' d. $ilarial abses akibat seringnya menderita
pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan
mengeluarkan nanah serta darahe. Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah +akar
yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas &early
lymphodema'
tanda dan gejala klinis, diagnosis dilakukan dengan
pemeriksaan darah jari yang dilakukan mulai pukul 21.11
malam "aktu setempat. eseorang dinyatakan sebagai
penderita $ilariasis, apabila dalam darah ditemukan
mikro(laria. eseorang yang sudah terineksi lar?a
mikro(laria selam 1#; hari adalah mereka yang paling
berisiko sebagai mesin penular penyakit kaki gajah.
6ereka masih kelihatan normal dan tidak bergejala. -adi
satu#satunya cara untuk mencegah penularannya adalah
lebih mudah ketimbang membunuh nyamuk pemba"a
lar?a itu yang jumlahnya sangat banyak.
Pada tahap a"al, biasanya penderita akan mengalami
demam berulang, ada benjolan yang terasa nyeri pada
lipatan paha atau ketiak, dan teraba adanya urat seperti
tali yang ber"arna merah dan sakit mulai dari pangkal
paha atau ketiak. edangkan pada tahap lanjut &kronis'
akan terjadi pembesaran yang hilang timbul pada kaki,
tangan, kantong buah +akar, payudara dan alat kelamin
"anita.
pemeriksaan klinik. )iagnosis klinik penting dalam
menentukan angka kesakitan akut dan menahun &*cute
and hronic )isease =ate'.
ditemukannya mikro(laria pada pemeriksaan darah
kapiler jari pada malam hari. Pemeriksaan dapat
dilakukan siang hari, :1 menit setelah diberi )C 11
mg. )ari mikro(laria secara morologis dapat ditentukan
species cacing (laria.
skrotum dan kelenjar lime inguinal penderita akan
memberikan gambaran cacing yangbergerak#gerak.
Pemeriksaan limosintigra( dengan menggunakan
dekstran atau albumin yang dilabel dengan radioakti
akan menunjukkan adanya abnormalitas sistem limatik,
2
asimtomatik. d. )iagnosis !mmunologi
prepaten, inkubasi, amikro(laremia dengan gejala
menahun, occult (lariasis, maka deteksi antibodi
danAatau antigen dengan cara immunodiagnosis
diharapkan dapat menunjang diagnosis. :. Ctiologi $ilariasis
a. Hospes
6anusia yang mengandung parasit selalu dapat menjadi sum?er ineksi bagi orang lain yang rentan.
0iasanya pendatang baru ke daerah endemi
&transmigran' lebih rentan terhadap ineksi (lariasis dan
lebih menderita dari penduduk asli. Pada umumnya laki#
laki lebih banyak yang terkena ineksi, karena lebih
banyak mendapatkan kesempatan untuk mendapat
ineksi. -uga gejala penyakit lebih nyata pada laki#laki, karena pekerjaan (sisk lenih berat.
b. Hospes =eser?oar
sering ditemukan mengandung ineksi adalah kucing
dan kera terutama jenis Presbytis, meskipun he"an lain
mungkin juga terkena ineksi.
c. Gektor
0ancroti yang terdapat didaerah perkotaan ditularkan
oleh I. JuinKueasciatus yang tempat perindukannya
air kotor dan tercemar.
bermacam spesies nyamuk. )i !rian
-ayaW.0ancroti ditularka terutama oleh *n.
$arautiyang dapat menggunakan bekas jejak kaki
binatang &ootprint' untuk tempat perindukannya.
elain itu ditemukan juga sebagai
?ektor. *n.8oliensis, *n. Punctulatus, I.
*nnulirostris dan *e.8onchi W.0ancroti didaerah lain
dapat ditularkan spesis lain
nyamuk uleI , *edes pernah juga ditemukan
sebagai ?ektor. 2' 6alayi yang hidup pada manusia dan he"an
biasanya ditularkan oleh berbagai
6a. )i?es dan lain#lain, yang berkembang biak di
daerah ra"a di umatera, 8alimantan, 6aluku dan
lain#lain. 0. 6alayi yang periodik di tularkan oleh *n.
0arbirostris yang memaki sa"ah sebagai tempat
perindukannya, seperti didaerah ula"esi. :' 0.3imori, spesies yang ditemukan di !ndonesia sejak
/5 hingga sekarang hanya ditemukan didaerah
33 dan 3imor 3imur, di tularkan
oleh*n.0arbirostris yang berkembangbiak didaerah sa"ah, baik dekat pantai maupun daerah
pedalaman.
kelangsungan hidup hospes, hospes reser?oar dan
?ektor, merupakan hal yang sangat penting untuk
epidemiologi (lariasis.-enis (lariasis yang ada di suatu
;
keadaan lingkungannya. Pencegahan (lariasis, hanya
dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk. Fntuk
mendapatkan ineksi diperlukan gigitan nyamuk ynag
banyak sekali. Pengobatan masal dengan )C dapat
menurunkan angka (lariasis dengan jelas. Pencegahan
dengan obat masih dalam tara penelitian. ;. Fpaya Pencegahan $ilariasis
Pencegahan (lariasis dapat dilakukan dengan
menghindari gigitan nyamuk &mengurangi kontak dengan ?ektor' misalnya menggunakan kelambu se"aktu tidur,
menutup ?entilasi dengan kasa nyamuk, menggunakan
obat nyamuk, mengoleskan kulit dengan obat anti nyamuk,
menggunakan pakaian panjang yang menutupi kulit, tidak
memakai pakaian ber"arna gelap karena dapat menarik
nyamuk, dan memberikan obat anti#(lariasis &)C dan
*lbenda+ol' secara berkala pada kelompok beresiko tinggi terutama di daerah endemis. )ari semua cara diatas,
pencegahan yang paling eekti tentu saja dengan
memberantas nyamuk itu sendiri dengan cara :6. 5. Fpaya Pengobatan $ilariasis
Pengobatan (lariasis harus dilakukan secara masal
dan pada daerah endemis dengan menggunakan
obat )iethyl arbama+ine itrate &)C'. )C dapat
membunuh mikro(laria dan cacing de"asa pada
pengobatan jangka panjang. Hingga saat ini, )C adalah
satu#satunya obat yang eekti, aman, dan relati murah.
Fntuk (lariasis akibat Wuchereria bankroti, dosis yang
dianjurkan mgAkg berat badanAhari selama 2 hari.
edangkan untuk (lariasis akibat 0rugia malayi dan 0rugia
timori, dosis yang dianjurkan 5 mgAkg berat badanAhari
selama 1 hari. Cek samping dari )C ini adalah demam,
5
pengobatan (lariasis yang disebabkan
oleh 0rugia malayi dan 0rugia timori, eek samping yang
ditimbulkan lebih berat. ehingga, untuk pengobatannya
dianjurkan dalam dosis rendah, tetapi pengobatan
dilakukan dalam "aktu yang lebih lama. Pengobatan
kombinasi dapat juga dilakukan dengan dosis tunggal )C
dan *lbenda+ol ;11mg, diberikan setiap tahun selama 5
tahun. Pengobatan kombinasi meningkatkan eek (larisida
)C. Obat lain yang juga dipakai adalah i?ermektin.
!?ermektin adalah antibiotik semisintetik dari golongan
makrolid yang mempunyai akti?itas luas terhadap
nematoda dan ektoparasit. Obat ini hanya membunuh
mikro(laria. Cek samping yang ditimbulkan lebih ringan
dibanding )C. 3erapi suporti berupa pemijatan juga dapat
dilakukan di samping pemberian )C dan antibiotika,
khususnya pada kasus yang kronis. Pada kasus#kasus
tertentu dapat juga dilakukan pembedahan.
ecara massal dilakukan didaeah endemis dengan
menggunakan obat )iethyl arbama+ine itrate &)C'
dikombinasikan dengan *lben+ol sekali setahun selama 5 9
1 tahun, untuk mencegah reaksi samping seperti demam,
diberikan Parasetamol @ dosis obat untuk sekali minum
adalah, )C mgAkgAberat badan, *lben+ol ;11 mg
alben+ol & tablet ' @ pengobatan missal dihentikan apabila
6 rate sudah mencapai % @ secara indi?idual A [email protected]
dilakukan pada kasus klinis, baik stadium dini maupun
stadium lanjut, jenis dan obat tergantung dari keadaan
kasus.
dapat sembuh total. amun, kondisi mereka tidak bisa
pulih seperti sebelumnya. *rtinya, beberapa bagian tubuh
yang membesar tidak bisa kembali normal seperti sedia
kala. =ehabilitasi tubuh yang membesar tersebut dapat
dilakukan dengan jalan operasi.
A. Kesimpulan <ejala dan tanda yang timbul tergantung kepada berat
ringannya ineksi, maka gejala dan tanda klinik dapat berat,
agak berat atau ringan saja. penderita mampu segera
mambentuk antibodi &+at kekebalan'. ehingga mampu
menghadapi bakteri Leptispira, bahkan penderita dapat
menjadi sembuh. alah satu kendala penanganan leptospirosis adalah
kesulitan dalam melakukan diagnosis a"al. 0iasanya pasien
datang dengan berbagai macam keluhan dari berbagai sistem
organ seperti> demam, sakit kepala, hepatitis, neritis, meningitis, pneumonia, inBuen+a, bahkan pankreatitis.
0ila seseorang tersangka $ilariasis ditemukan tanda#tanda
dan gejala klinis, diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan
darah jari yang dilakukan mulai pukul 21.11 malam "aktu
setempat. eseorang dinyatakan sebagai penderita $ilariasis,
apabila dalam darah ditemukan mikro(laria. eseorang yang
sudah terineksi lar?a mikro(laria selam 1#; hari adalah
4
gigitan nyamuk &mengurangi kontak dengan ?ektor' misalnya
menggunakan kelambu se"aktu tidur, menutup ?entilasi
dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk,
mengoleskan kulit dengan obat anti nyamuk, menggunakan
pakaian panjang yang menutupi kulit, tidak memakai pakaian
ber"arna gelap karena dapat menarik nyamuk, dan
memberikan obat anti#(lariasis &)C dan *lbenda+ol' secara
berkala pada kelompok beresiko tinggi terutama di daerah
endemis.
B. Saran
8ami menyadari bah"a dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekhilaan oleh karena itu, kepada
para pembaca dan para pakar utama penulismengharapkan
saran dan kritik ataupun tegur sapa yang siatnya
membangun akan diterima dengan senang hati demi
kesempurnaan makalah selanjutnya.
dapat menyelesaikan makalah ini.
penulis dalam mata kuliah ini, yang alhamdulillah dapat penulis
selesaikan tepat pada "aktunya. 3erima kasih penulis ucapkan kepada pihak#pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. emoga
makalah ini dapat bermanaat tidak hanya untuk penulis ,namun
juga untuk pihak#pihak yang berkenan meluangkan "aktunya
untuk membaca makalah ini.
/
makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
kritikan dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.
*gar kedepannya penulis bisa lebih baik lagi.
alah dan khila penulis mohon maa. kepada *llah, penulis
mohon ampun. WassalammuMalaikum "arahmatullahi
&UMB' ()*+
DAFTA! PUSTAKA
<illespie, tephen H. dan 0amord, 8. 0. 211. At A Glance
Mikrobiologi Medis dan Ineksi. Crlangga> -akarta.
6ulia"an, yl?ia E. 21. Bakteri Spiral Patogen. Crlangga>
-akarta.
&arakteristik Indi'idu (erhadap &e)adian Pen*akit
22
01$" - /1" 3 !425"
Berpengaruh (erhadap &e)adian $eptospirosis. Fni?ersitas
)iponegoro> emarang.
2:
iii