LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf ·...

26
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2016 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5861). PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal perbankan mengalami perkembangan pesat yang akan diikuti oleh semakin kompleksnya risiko bagi kegiatan usaha perbankan tersebut; b. bahwa semakin kompleksnya risiko bagi kegiatan usaha perbankan akan meningkatkan kebutuhan praktek tata kelola yang baik (good governance) serta fungsi identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko bank; c. bahwa peningkatan fungsi identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko dimaksudkan agar aktivitas usaha yang dilakukan oleh bank tidak menimbulkan kerugian yang melebihi kemampuan bank atau yang dapat mengganggu kelangsungan usaha bank; d. bahwa pengelolaan setiap aktivitas fungsional bank harus sedapat mungkin terintegrasi ke dalam suatu sistem dan proses pengelolaan risiko yang akurat dan komprehensif; www.peraturan.go.id

Transcript of LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf ·...

Page 1: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.53, 2016 KEUANGAN OJK. Bank. Manajemen Risiko. Penerapan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5861).

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

NOMOR 18 /POJK.03/2016

TENTANG

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Menimbang : a. bahwa situasi lingkungan eksternal dan internal

perbankan mengalami perkembangan pesat yang akan

diikuti oleh semakin kompleksnya risiko bagi kegiatan

usaha perbankan tersebut;

b. bahwa semakin kompleksnya risiko bagi kegiatan usaha

perbankan akan meningkatkan kebutuhan praktek tata

kelola yang baik (good governance) serta fungsi

identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian

risiko bank;

c. bahwa peningkatan fungsi identifikasi, pengukuran,

pemantauan, dan pengendalian risiko dimaksudkan agar

aktivitas usaha yang dilakukan oleh bank tidak

menimbulkan kerugian yang melebihi kemampuan bank

atau yang dapat mengganggu kelangsungan usaha bank;

d. bahwa pengelolaan setiap aktivitas fungsional bank

harus sedapat mungkin terintegrasi ke dalam suatu

sistem dan proses pengelolaan risiko yang akurat dan

komprehensif;

www.peraturan.go.id

Page 2: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -2-

e. bahwa dalam rangka menciptakan prakondisi dan

infrastruktur pengelolaan risiko, bank wajib mengambil

langkah-langkah persiapan pelaksanaan pengelolaan

risikonya;

f. bahwa transparansi merupakan salah satu aspek yang

perlu diperhatikan dalam pengendalian risiko yang

dihadapi bank;

g. bahwa peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko

akan mendukung efektivitas kerangka pengawasan bank

berbasis risiko;

h. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf g, perlu

menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3472) sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3790);

2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas

Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5253);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM.

www.peraturan.go.id

Page 3: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -3-

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud

dengan:

1. Bank adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan, termasuk kantor cabang dari bank yang

berkedudukan di luar negeri, yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional.

2. Risiko adalah potensi kerugian akibat terjadinya suatu

peristiwa tertentu.

3. Manajemen Risiko adalah serangkaian metodologi dan

prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi,

mengukur, memantau, dan mengendalikan Risiko yang

timbul dari seluruh kegiatan usaha Bank.

4. Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan pihak lain

dalam memenuhi kewajiban kepada Bank, termasuk

Risiko Kredit akibat kegagalan debitur, Risiko

konsentrasi kredit, counterparty credit risk, dan

settlement risk.

5. Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan

rekening administratif, termasuk transaksi derivatif,

akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar,

termasuk Risiko perubahan harga option.

6. Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan

Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari

sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid

berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa

mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.

7. Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan

dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan

manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-

www.peraturan.go.id

Page 4: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -4-

kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional

Bank.

8. Risiko Kepatuhan adalah Risiko akibat Bank tidak

mematuhi dan/atau tidak melaksanakan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

9. Risiko Hukum adalah Risiko akibat tuntutan hukum

dan/atau kelemahan aspek yuridis.

10. Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat

kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholder) yang

bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.

11. Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan

dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu

keputusan stratejik serta kegagalan dalam

mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

12. Direksi:

a. bagi Bank berbentuk badan hukum Perseroan

Terbatas adalah direksi sebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas;

b. bagi Bank berbentuk badan hukum:

1) Perusahaan Umum Daerah atau Perusahaan

Perseroan Daerah adalah direksi sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

2) Perusahaan Daerah adalah direksi pada Bank

yang belum berubah bentuk menjadi

Perusahaan Umum Daerah atau Perusahaan

Perseroan Daerah sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor

9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

www.peraturan.go.id

Page 5: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -5-

Pemerintahan Daerah;

c. bagi Bank berbentuk badan hukum Koperasi adalah

pengurus sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian;

d. bagi Bank yang berstatus sebagai kantor cabang dari

bank yang berkedudukan di luar negeri adalah

pemimpin kantor cabang dan pejabat satu tingkat di

bawah pemimpin kantor cabang.

13. Dewan Komisaris:

a. bagi Bank berbentuk badan hukum Perseroan

Terbatas adalah dewan komisaris sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun

2007 tentang Perseroan Terbatas;

b. bagi Bank berbentuk badan hukum:

1) Perusahaan Umum Daerah adalah dewan

pengawas sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor

9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah;

2) Perusahaan Perseroan Daerah adalah komisaris

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah;

3) Perusahaan Daerah adalah pengawas pada

Bank yang belum berubah bentuk menjadi

Perusahaan Umum Daerah atau Perusahaan

Perseroan Daerah sesuai dengan Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah

www.peraturan.go.id

Page 6: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -6-

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor

9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah;

c. bagi Bank berbentuk badan hukum Koperasi adalah

pengawas sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian;

d. bagi Bank yang berstatus sebagai kantor cabang dari

bank yang berkedudukan di luar negeri adalah

pihak yang ditunjuk untuk melaksanakan fungsi

pengawasan.

14. Perusahaan Anak adalah badan hukum atau perusahaan

yang dimiliki dan/atau dikendalikan oleh Bank secara

langsung maupun tidak langsung, baik di dalam maupun

di luar negeri yang melakukan kegiatan usaha di bidang

keuangan, yang terdiri atas:

a. perusahaan subsidiari (subsidiary company) yaitu

Perusahaan Anak dengan kepemilikan Bank lebih

dari 50% (lima puluh persen);

b. perusahaan partisipasi (participation company)

adalah Perusahaan Anak dengan kepemilikan Bank

50% (lima puluh persen) atau kurang, namun Bank

memiliki pengendalian terhadap perusahaan;

c. perusahaan dengan kepemilikan Bank lebih dari

20% (dua puluh persen) sampai dengan 50% (lima

puluh persen) yang memenuhi persyaratan yaitu:

1) kepemilikan Bank dan para pihak lainnya pada

Perusahaan Anak adalah masing-masing sama

besar; dan

2) masing-masing pemilik melakukan

pengendalian secara bersama terhadap

Perusahaan Anak;

d. entitas lain yang berdasarkan standar akuntansi

keuangan harus dikonsolidasikan.

www.peraturan.go.id

Page 7: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -7-

BAB II

RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO

Pasal 2

(1) Bank wajib menerapkan Manajemen Risiko secara efektif,

baik untuk Bank secara individu maupun untuk Bank

secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak.

(2) Penerapan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) paling sedikit mencakup:

a. pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris;

b. kecukupan kebijakan dan prosedur Manajemen

Risiko serta penetapan limit Risiko;

c. kecukupan proses identifikasi, pengukuran,

pemantauan, dan pengendalian Risiko, serta sistem

informasi Manajemen Risiko; dan

d. sistem pengendalian intern yang menyeluruh.

Pasal 3

Penerapan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 wajib disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha,

ukuran dan kompleksitas usaha, serta kemampuan Bank.

Pasal 4

(1) Risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 mencakup:

a. Risiko Kredit;

b. Risiko Pasar;

c. Risiko Likuiditas;

d. Risiko Operasional;

e. Risiko Hukum;

f. Risiko Reputasi;

g. Risiko Stratejik; dan

h. Risiko Kepatuhan.

(2) Bank wajib menerapkan Manajemen Risiko untuk

seluruh Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

www.peraturan.go.id

Page 8: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -8-

BAB III

PENGAWASAN AKTIF DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 5

Bank wajib menetapkan wewenang dan tanggung jawab yang

jelas pada setiap jenjang jabatan yang terkait dengan

penerapan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2.

Bagian Kedua

Wewenang dan Tanggung Jawab Direksi

Pasal 6

(1) Wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 5 bagi Direksi paling sedikit:

a. menyusun kebijakan dan strategi Manajemen Risiko

secara tertulis dan komprehensif;

b. bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan

Manajemen Risiko dan eksposur Risiko yang diambil

oleh Bank secara keseluruhan;

c. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang

memerlukan persetujuan Direksi;

d. mengembangkan budaya Manajemen Risiko pada

seluruh jenjang organisasi;

e. memastikan peningkatan kompetensi sumber daya

manusia yang terkait dengan Manajemen Risiko;

f. memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko telah

beroperasi secara independen; dan

g. melaksanakan kaji ulang secara berkala untuk

memastikan:

1. keakuratan metodologi penilaian Risiko;

2. kecukupan implementasi sistem informasi

Manajemen Risiko; dan

www.peraturan.go.id

Page 9: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -9-

3. ketepatan kebijakan dan prosedur Manajemen

Risiko serta penetapan limit Risiko.

(2) Dalam rangka melaksanakan wewenang dan tanggung

jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direksi

harus memiliki pemahaman yang memadai mengenai

Risiko yang melekat pada seluruh aktivitas fungsional

Bank dan mampu mengambil tindakan yang diperlukan

sesuai dengan profil Risiko Bank.

Bagian Ketiga

Wewenang dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Pasal 7

Wewenang dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 5 bagi Dewan Komisaris paling sedikit:

a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan Manajemen

Risiko;

b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas

pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko sebagaimana

dimaksud dalam huruf a; dan

c. mengevaluasi dan memutuskan permohonan Direksi

yang berkaitan dengan transaksi yang memerlukan

persetujuan Dewan Komisaris.

BAB IV

KEBIJAKAN DAN PROSEDUR MANAJEMEN RISIKO

SERTA PENETAPAN LIMIT RISIKO

Bagian Kesatu

Kebijakan Manajemen Risiko

Pasal 8

Kebijakan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 2 ayat (2) huruf b paling sedikit memuat:

a. penetapan Risiko yang terkait dengan produk dan

transaksi perbankan;

www.peraturan.go.id

Page 10: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -10-

b. penetapan penggunaan metode pengukuran dan sistem

informasi Manajemen Risiko;

c. penentuan limit dan penetapan toleransi Risiko;

d. penetapan penilaian peringkat Risiko;

e. penyusunan rencana darurat (contingency plan) dalam

kondisi terburuk (worst case scenario); dan

f. penetapan sistem pengendalian intern dalam penerapan

Manajemen Risiko.

Bagian Kedua

Prosedur Manajemen Risiko dan Penetapan Limit Risiko

Pasal 9

(1) Prosedur Manajemen Risiko dan penetapan limit Risiko

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b

wajib disesuaikan dengan tingkat Risiko yang akan

diambil (risk appetite) terhadap Risiko Bank.

(2) Prosedur Manajemen Risiko dan penetapan limit Risiko

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit

memuat:

a. akuntabilitas dan jenjang delegasi wewenang yang

jelas;

b. pelaksanaan kaji ulang terhadap prosedur

Manajemen Risiko dan penetapan limit Risiko secara

berkala; dan

c. dokumentasi prosedur Manajemen Risiko dan

penetapan limit Risiko secara memadai.

(3) Penetapan limit Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) wajib mencakup:

a. limit secara keseluruhan;

b. limit per jenis Risiko; dan

c. limit per aktivitas fungsional tertentu yang memiliki

eksposur Risiko.

www.peraturan.go.id

Page 11: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -11-

BAB V

PROSES IDENTIFIKASI, PENGUKURAN, PEMANTAUAN, DAN

PENGENDALIAN RISIKO SERTA SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN RISIKO

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 10

(1) Bank wajib melakukan proses identifikasi, pengukuran,

pemantauan, dan pengendalian Risiko sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c terhadap faktor-

faktor Risiko (risk factors) yang bersifat material.

(2) Pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran,

pemantauan, dan pengendalian Risiko sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) wajib didukung oleh:

a. sistem informasi manajemen yang tepat waktu; dan

b. laporan yang akurat dan informatif mengenai

kondisi keuangan, kinerja aktivitas fungsional, dan

eksposur Risiko Bank.

Bagian Kedua

Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan

Pengendalian Risiko

Pasal 11

(1) Dalam rangka melaksanakan proses identifikasi Risiko,

Bank wajib melakukan analisis paling sedikit terhadap:

a. karakteristik Risiko yang melekat pada Bank; dan

b. Risiko dari produk dan kegiatan usaha Bank.

(2) Dalam rangka melaksanakan pengukuran Risiko, Bank

wajib paling sedikit melakukan:

a. evaluasi secara berkala terhadap kesesuaian asumsi,

sumber data, dan prosedur yang digunakan untuk

mengukur Risiko; dan

b. penyempurnaan terhadap sistem pengukuran Risiko

dalam hal terdapat perubahan kegiatan usaha Bank,

www.peraturan.go.id

Page 12: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -12-

produk, transaksi dan faktor Risiko, yang bersifat

material.

(3) Dalam rangka melaksanakan pemantauan Risiko, Bank

wajib paling sedikit melakukan:

a. evaluasi terhadap eksposur Risiko; dan

b. penyempurnaan proses pelaporan dalam hal

terdapat perubahan kegiatan usaha, produk,

transaksi, faktor Risiko, teknologi informasi, dan

sistem informasi Manajemen Risiko Bank yang

bersifat material.

(4) Bank wajib melaksanakan proses pengendalian Risiko

untuk mengelola Risiko tertentu yang dapat

membahayakan kelangsungan usaha Bank.

(5) Dalam melaksanakan fungsi pengendalian Risiko suku

bunga, Risiko nilai tukar, dan Risiko Likuiditas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b

dan huruf c, Bank paling sedikit menerapkan Assets and

Liabilities Management (ALMA).

Bagian Ketiga

Sistem Informasi Manajemen Risiko

Pasal 12

(1) Sistem informasi Manajemen Risiko sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c, mencakup

laporan atau informasi paling sedikit mengenai:

a. eksposur Risiko;

b. kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur

Manajemen Risiko serta penetapan limit Risiko

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 9;

dan

c. realisasi pelaksanaan Manajemen Risiko

dibandingkan dengan target yang ditetapkan.

(2) Laporan atau informasi yang dihasilkan dari sistem

informasi Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) wajib disampaikan secara rutin kepada

Direksi.

www.peraturan.go.id

Page 13: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -13-

BAB VI

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 13

Bank wajib melaksanakan sistem pengendalian intern secara

efektif terhadap pelaksanaan kegiatan usaha dan operasional

pada seluruh jenjang organisasi Bank.

Pasal 14

(1) Pelaksanaan sistem pengendalian intern sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 13 paling sedikit mampu secara

tepat waktu mendeteksi kelemahan dan penyimpangan

yang terjadi.

(2) Sistem pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) wajib memastikan:

a. kepatuhan terhadap ketentuan peraturan

perundang-undangan serta kebijakan atau

ketentuan intern Bank;

b. tersedianya informasi keuangan dan manajemen

yang lengkap, akurat, tepat guna, dan tepat waktu;

c. efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasional;

dan

d. efektivitas budaya Risiko (risk culture) pada

organisasi Bank secara menyeluruh.

Bagian Kedua

Sistem Pengendalian Intern dalam

Penerapan Manajemen Risiko

Pasal 15

(1) Sistem pengendalian intern dalam penerapan Manajemen

Risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)

huruf d paling sedikit mencakup:

www.peraturan.go.id

Page 14: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -14-

a. kesesuaian sistem pengendalian intern dengan jenis

dan tingkat Risiko yang melekat pada kegiatan

usaha Bank;

b. penetapan wewenang dan tanggung jawab untuk

pemantauan kepatuhan kebijakan dan prosedur

Manajemen Risiko, serta penetapan limit Risiko

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 9;

c. penetapan jalur pelaporan dan pemisahan fungsi

yang jelas dari satuan kerja operasional kepada

satuan kerja yang melaksanakan fungsi

pengendalian;

d. struktur organisasi yang menggambarkan secara

jelas kegiatan usaha Bank;

e. pelaporan keuangan dan kegiatan operasional yang

akurat dan tepat waktu;

f. kecukupan prosedur untuk memastikan kepatuhan

Bank terhadap ketentuan peraturan perundang-

undangan;

g. kaji ulang yang efektif, independen, dan obyektif

terhadap prosedur penilaian kegiatan operasional

Bank;

h. pengujian dan kaji ulang yang memadai terhadap

sistem informasi Manajemen Risiko;

i. dokumentasi secara lengkap dan memadai terhadap

prosedur operasional, cakupan, dan temuan audit,

serta tanggapan pengurus Bank berdasarkan hasil

audit; dan

j. verifikasi dan kaji ulang secara berkala dan

berkesinambungan terhadap penanganan

kelemahan Bank yang bersifat material dan

tindakan pengurus Bank untuk memperbaiki

penyimpangan yang terjadi.

(2) Penilaian terhadap sistem pengendalian intern dalam

penerapan Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) wajib dilakukan oleh satuan kerja audit

intern.

www.peraturan.go.id

Page 15: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -15-

BAB VII

ORGANISASI DAN FUNGSI MANAJEMEN RISIKO

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 16

Dalam rangka pelaksanaan proses dan sistem Manajemen

Risiko yang efektif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,

Bank wajib membentuk:

a. komite Manajemen Risiko; dan

b. satuan kerja Manajemen Risiko.

Bagian Kedua

Komite Manajemen Risiko

Pasal 17

(1) Komite Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 16 huruf a paling sedikit terdiri atas:

a. mayoritas Direksi; dan

b. pejabat eksekutif terkait.

(2) Wewenang dan tanggung jawab komite Manajemen Risiko

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah memberikan

rekomendasi kepada direktur utama, yang paling sedikit

mencakup:

a. penyusunan kebijakan, strategi, dan pedoman

penerapan Manajemen Risiko;

b. perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan

Manajemen Risiko berdasarkan hasil evaluasi

pelaksanaan Manajemen Risiko; dan

c. penetapan hal-hal yang terkait dengan keputusan

bisnis yang menyimpang dari prosedur normal.

www.peraturan.go.id

Page 16: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -16-

Bagian Ketiga

Satuan Kerja Manajemen Risiko

Pasal 18

(1) Struktur organisasi satuan kerja Manajemen Risiko Bank

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b

disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas usaha

Bank serta Risiko yang melekat pada Bank.

(2) Satuan kerja Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) harus independen terhadap satuan kerja

operasional (risk-taking unit) dan terhadap satuan kerja

yang melaksanakan fungsi pengendalian intern.

(3) Satuan kerja Manajemen Risiko sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) bertanggung jawab langsung kepada

direktur utama atau kepada direktur yang ditugaskan

secara khusus.

(4) Wewenang dan tanggung jawab satuan kerja Manajemen

Risiko meliputi:

a. pemantauan pelaksanaan strategi Manajemen Risiko

yang telah disetujui oleh Direksi;

b. pemantauan posisi Risiko secara keseluruhan

(composite), per jenis Risiko, dan per jenis aktivitas

fungsional serta melakukan stress testing;

c. kaji ulang secara berkala terhadap proses

Manajemen Risiko;

d. pengkajian usulan aktivitas dan/atau produk baru;

e. evaluasi terhadap akurasi model dan validitas data

yang digunakan untuk mengukur Risiko, bagi Bank

yang menggunakan model untuk keperluan intern

(internal model);

f. memberikan rekomendasi kepada satuan kerja

operasional (risk-taking unit) dan/atau kepada

komite Manajemen Risiko, sesuai kewenangan yang

dimiliki; dan

g. menyusun dan menyampaikan laporan profil Risiko

kepada direktur utama atau direktur yang

ditugaskan secara khusus dan komite Manajemen

www.peraturan.go.id

Page 17: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -17-

Risiko secara berkala.

Bagian Keempat

Hubungan Satuan Kerja Operasional dengan Satuan Kerja

Manajemen Risiko

Pasal 19

Satuan kerja operasional (risk-taking unit) sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) wajib menginformasikan

eksposur Risiko yang melekat pada satuan kerja yang

bersangkutan kepada satuan kerja Manajemen Risiko secara

berkala.

BAB VIII

PENGELOLAAN RISIKO PRODUK DAN AKTIVITAS BARU

Pasal 20

(1) Bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur secara

tertulis untuk mengelola Risiko yang melekat pada

produk atau aktivitas baru Bank.

(2) Kebijakan dan prosedur sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) paling sedikit mencakup:

a. sistem dan prosedur (standard operating procedures)

serta kewenangan dalam pengelolaan produk dan

aktivitas baru;

b. identifikasi seluruh Risiko yang melekat pada

produk atau aktivitas baru, baik yang terkait dengan

Bank maupun nasabah;

c. masa uji coba metode pengukuran dan pemantauan

Risiko terhadap produk dan aktivitas baru;

d. sistem informasi akuntansi untuk produk dan

aktivitas baru;

e. analisa aspek hukum untuk produk dan aktivitas

baru; dan

f. transparansi informasi kepada nasabah.

(3) Produk atau aktivitas Bank merupakan suatu produk

baru atau aktivitas baru jika memenuhi kriteria:

www.peraturan.go.id

Page 18: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -18-

a. tidak pernah diterbitkan atau dilakukan sebelumnya

oleh Bank; atau

b. telah diterbitkan atau dilaksanakan sebelumnya

oleh Bank namun dilakukan pengembangan yang

mengubah atau meningkatkan eksposur Risiko

tertentu pada Bank.

Pasal 21

Bank dilarang menugaskan atau menyetujui pengurus

dan/atau pegawai Bank untuk memasarkan produk atau

melaksanakan aktivitas yang bukan merupakan produk atau

aktivitas Bank dengan menggunakan sarana atau fasilitas

Bank.

Pasal 22

Bank wajib menerapkan transparansi informasi produk atau

aktivitas Bank kepada nasabah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 20 ayat (2) huruf f, baik secara tertulis maupun lisan.

www.peraturan.go.id

Page 19: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -19-

BAB IX

PELAPORAN

Bagian Kesatu

Laporan Profil Risiko serta Laporan Produk dan Aktivitas Baru

Pasal 23

(1) Bank wajib menyampaikan laporan profil Risiko kepada

Otoritas Jasa Keuangan.

(2) Laporan profil Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) yang disampaikan oleh satuan kerja Manajemen

Risiko, wajib memuat substansi yang sama dengan

laporan profil Risiko yang disampaikan oleh satuan kerja

Manajemen Risiko kepada direktur utama dan komite

Manajemen Risiko.

(3) Laporan profil Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) disampaikan secara triwulanan untuk posisi bulan

Maret, bulan Juni, bulan September, dan bulan

Desember.

(4) Laporan profil Risiko sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) disampaikan paling lambat 15 (lima belas) hari kerja

setelah akhir bulan laporan.

(5) Dalam hal diperlukan, Otoritas Jasa Keuangan dapat

meminta Bank menyampaikan laporan profil Risiko

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di luar jangka

waktu yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat

(3).

Pasal 24

(1) Bank wajib menyampaikan laporan produk atau aktivitas

baru kepada Otoritas Jasa Keuangan, yang terdiri atas:

a. laporan rencana penerbitan produk atau

pelaksanaan aktivitas baru; dan

b. laporan realisasi penerbitan produk atau

pelaksanaan aktivitas baru.

(2) Laporan rencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a wajib disampaikan paling lambat 60 (enam

www.peraturan.go.id

Page 20: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -20-

puluh) hari sebelum penerbitan atau pelaksanaan produk

atau aktivitas baru.

(3) Laporan realisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf b wajib disampaikan paling lambat 7 (tujuh) hari

kerja setelah produk atau aktivitas baru dilakukan.

(4) Selain memenuhi ketentuan pelaporan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), rencana penerbitan produk atau

pelaksanaan aktivitas baru yang memenuhi kriteria

dalam Pasal 20 ayat (3) huruf a wajib dicantumkan dalam

rencana bisnis Bank.

(5) Berdasarkan hasil evaluasi terhadap laporan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, Otoritas

Jasa Keuangan dapat melarang Bank untuk menerbitkan

produk atau melaksanakan aktivitas baru yang

direncanakan.

(6) Dalam hal dikemudian hari berdasarkan evaluasi

Otoritas Jasa Keuangan, produk yang diterbitkan atau

aktivitas yang dilaksanakan memenuhi kondisi:

a. tidak sesuai dengan rencana penerbitan produk atau

aktivitas baru yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa

Keuangan;

b. berpotensi menimbulkan kerugian yang signifikan

terhadap kondisi keuangan Bank; dan/atau

c. tidak sesuai dengan ketentuan,

Otoritas Jasa Keuangan dapat memerintahkan Bank

untuk menghentikan produk yang diterbitkan atau

aktivitas yang dilaksanakan.

(7) Laporan rencana dan realisasi atas penerbitan produk

atau pelaksanaan aktivitas tertentu diatur secara

tersendiri dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan.

Bagian Kedua

Laporan Lain

Pasal 25

(1) Bank wajib menyampaikan laporan lain kepada Otoritas

Jasa Keuangan selain sebagaimana dimaksud dalam

www.peraturan.go.id

Page 21: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -21-

Pasal 23, dalam hal terdapat kondisi yang berpotensi

menimbulkan kerugian yang signifikan terhadap kondisi

keuangan Bank.

(2) Bank wajib menyampaikan kepada Otoritas Jasa

Keuangan laporan lain yang terkait dengan penerapan

Manajemen Risiko dan/atau terkait dengan penerbitan

produk atau pelaksanaan aktivitas tertentu secara

berkala atau sewaktu-waktu dalam hal diperlukan.

(3) Format dan tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) diatur tersendiri dalam Surat Edaran

Otoritas Jasa Keuangan.

Bagian Ketiga

Batas Waktu Penyampaian Laporan

Pasal 26

Bank dianggap terlambat menyampaikan laporan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 dan Pasal 24 apabila

laporan disampaikan melampaui batas waktu penyampaian.

Bagian Keempat

Alamat Penyampaian

Pasal 27

Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24,

dan Pasal 25 disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan

dengan alamat:

a. Departemen Pengawasan Bank terkait, bagi Bank yang

berkantor pusat atau kantor cabang dari bank yang

berkedudukan di luar negeri yang berada di wilayah

Daerah Khusus Ibukota Jakarta; atau

b. Kantor Regional Otoritas Jasa Keuangan atau Kantor

Otoritas Jasa Keuangan setempat sesuai wilayah tempat

kedudukan kantor pusat Bank.

www.peraturan.go.id

Page 22: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -22-

BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN

Bagian Kesatu

Penilaian Penerapan Manajemen Risiko

Pasal 28

Otoritas Jasa Keuangan dapat melakukan penilaian terhadap

penerapan Manajemen Risiko pada Bank.

Pasal 29

Bank wajib menyediakan data dan informasi yang berkaitan

dengan penerapan Manajemen Risiko kepada Otoritas Jasa

Keuangan.

Bagian Kedua

Aspek Pengungkapan Kinerja dan Kebijakan

Manajemen Risiko

Pasal 30

(1) Bank wajib melakukan pengungkapan Manajemen Risiko

dalam laporan publikasi tahunan Bank.

(2) Pengungkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

paling sedikit mencakup kinerja Manajemen Risiko dan

arah kebijakan Manajemen Risiko.

BAB XI

SANKSI

Pasal 31

(1) Bank yang terlambat menyampaikan laporan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1), Pasal 24

ayat (1) huruf b, Pasal 24 ayat (3), Pasal 24 ayat (7) atau

Pasal 25 ayat (2), dikenakan sanksi administratif berupa

denda sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari

keterlambatan per laporan.

www.peraturan.go.id

Page 23: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -23-

(2) Bank yang belum menyampaikan laporan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1), Pasal 24 ayat (1) huruf

b, Pasal 24 ayat (3), Pasal 24 ayat (7) atau Pasal 25 ayat

(2) setelah 1 (satu) bulan sejak batas akhir waktu

penyampaian laporan, dikenakan sanksi administratif

berupa denda sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) per laporan.

(3) Bank yang belum menyampaikan laporan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1), Pasal 24 ayat (1) huruf

b, Pasal 24 ayat (3), Pasal 24 ayat (7) atau Pasal 25 ayat

(2) dan telah dikenakan sanksi administratif berupa

denda sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tetap wajib

menyampaikan laporan kepada Otoritas Jasa Keuangan.

(4) Bank yang tidak menyampaikan laporan rencana

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) huruf a

dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar

Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

(5) Bank yang menyampaikan laporan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1), Pasal 24 ayat (1) huruf

b, Pasal 24 ayat (3), Pasal 24 ayat (7) atau Pasal 25 ayat

(2), namun:

a. dinilai tidak lengkap secara signifikan; dan/atau

b. tidak dilampiri dengan dokumen dan informasi yang

material,

sesuai dengan format yang ditentukan, dikenakan sanksi

administratif berupa denda sebesar Rp50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah).

(6) Bank dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud pada

ayat (5) setelah:

a. Bank diberikan 2 (dua) kali surat teguran oleh

Otoritas Jasa Keuangan dengan tenggang waktu 7

(tujuh) hari kerja untuk setiap surat teguran; dan

b. Bank tidak memperbaiki laporan dalam jangka

waktu paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah

surat teguran terakhir.

www.peraturan.go.id

Page 24: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -24-

Pasal 32

Bank yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana

ditetapkan dalam Pasal 2 ayat (1), Pasal 3, Pasal 4 ayat (2),

Pasal 5, Pasal 9 ayat (1), Pasal 9 ayat (3), Pasal 10, Pasal 11

ayat (1), Pasal 11 ayat (2), Pasal 11 ayat (3), Pasal 11 ayat (4),

Pasal 12 ayat (2), Pasal 13, Pasal 14 ayat (2), Pasal 15 ayat (2),

Pasal 16, Pasal 19, Pasal 20 ayat (1), Pasal 21, Pasal 22, Pasal

29 atau Pasal 30 ayat (1) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

ini dan ketentuan pelaksanaan terkait lainnya dapat

dikenakan sanksi administratif berupa:

a. teguran tertulis;

b. penurunan tingkat kesehatan Bank;

c. pembekuan kegiatan usaha tertentu;

d. pencantuman anggota pengurus, pegawai Bank,

dan/atau pemegang saham dalam daftar pihak-pihak

yang mendapat predikat Tidak Lulus dalam penilaian

kemampuan dan kepatutan atau dalam catatan

administrasi Otoritas Jasa Keuangan sebagaimana diatur

dalam ketentuan Otoritas Jasa Keuangan; dan/atau

e. pemberhentian pengurus Bank.

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 33

Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan Manajemen

Risiko bagi Bank Umum diatur dalam Surat Edaran Otoritas

Jasa Keuangan.

Pasal 34

(1) Pada saat Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai

berlaku:

a. Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003

tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen

Risiko bagi Bank Umum (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 56, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4292);

www.peraturan.go.id

Page 25: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -25-

dan

b. Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009

tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas

Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003

tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank

Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2009 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5029),

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(2) Peraturan pelaksanaan dari Peraturan Bank Indonesia

Nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang

Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum dan

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009

tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan

Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan

Manajemen Risiko bagi Bank Umum dinyatakan tetap

berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan ini.

(3) Dengan berlakunya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

ini, pengaturan yang sebelumnya mengacu pada

ketentuan Bank Indonesia mengenai penerapan

Manajemen Risiko bagi bank umum menjadi mengacu

pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini.

Pasal 35

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada

tanggal diundangkan.

www.peraturan.go.id

Page 26: LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIAditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2016/ojk18-2016bt.pdf · settlement risk. 5. Risiko Pasar adalah Risiko pada ... kepemilikan Bank dan para pihak

2016, No.53 -26-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 16 Maret 2016

KETUA DEWAN KOMISIONER

OTORITAS JASA KEUANGAN,

ttd.

MULIAMAN D. HADAD

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 22 Maret 2016

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

YASONNA H. LAOLY

www.peraturan.go.id