LEMBARAN DAERAH - tenreng.files.wordpress.com filepembentukan organisasi dan tata kerja badan...
Transcript of LEMBARAN DAERAH - tenreng.files.wordpress.com filepembentukan organisasi dan tata kerja badan...
LEMBARAN DAERAH
KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN
NOMOR 54 TAHUN 2004
TENTANG
PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN KEBUMEN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KEBUMEN,
Menimbang
Mengingat
: :
a. bahwa dengan telah diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri Dalam Negeri Nomor : 01/SKB/M.PAN/4/2003 dan Nomor 17 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil maka perlu penyesuaian kelembagaan;
b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut, maka semua peraturan-peraturan yang mengatur mengenai Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Kebumen perlu ditinjau dan diatur kembali;
c. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah untuk mengaturnya.
1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah jo. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950;
2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3839); 3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah ( Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 4262);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran negara Nomor 4263);
8. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan dan Bentuk Rancangan Undang-undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 70);
9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 130-67 Tahun 2002 tentang Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota;
10. Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri Dalam Negeri Nomor : 01/SKB/M.PAN/4/2003 dan Nomor 17 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil,
11. Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kebumen Nomor : 75/KPTS-DPRD/2001 tentang Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kebumen.
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEBUMEN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kebumen. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Kebumen. 3. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen. 4. Bupati adalah Bupati Kebumen. 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten Kebumen. 6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Kebumen. 7. Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah adalah Badan Pengelolaan
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kebumen. 8. Kepala Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah adalah Kepala Badan
Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kebumen. 9. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Pegawai Negeri Sipil di Badan
Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah, Unit Pelaksana Teknis Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah yang diberi hak dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang sesuai bidang keahliannya masing-masing.
10. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Kebumen.
BAB II
PEMBENTUKAN
Pasal 2
Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kebumen.
BAB III
KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Bagian Pertama
Kedudukan
Pasal 3
(1) Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah adalah unsur Lembaga Teknis Daerah di bidang pelayanan kesehatan.
(2) Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah dipimpin oleh seorang Kepala yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Bagian Kedua
Tugas Pokok dan Fungsi
Pasal 4
Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 5 (1) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Pasal 4 Peraturan
Daerah ini, Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai fungsi : a. pelaksanaan pelayanan medis; b. pelaksanaan pelayanan penunjang medis dan non medis; c. pelaksanaan pelayanan keperawatan; d. pelaksanaan pelayanan rujukan; e. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan; f. pelaksanaan penelitian dan pengembangan; g. pelaksanaan administrasi umum dan pertanggungjawaban keuangan; h. pelaksanaan pelayanan penunjang lainnya.
(2) Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana dimaksud Pasal 4 dan ayat (1) Pasal ini, Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah wajib membuat dan menetapkan peraturan tertulis yang memuat kebijakan teknis dan operasional pelayanan dengan persetujuan Bupati.
BAB IV
ORGANISASI
Bagian Pertama
Susunan Organisasi
Pasal 6
(1) Susunan Organisasi Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah terdiri
dari:
a. Kepala ; b. Bagian Tata Usaha ; c. Bidang Pelayanan Medis; d. Bidang Penunjang Medis dan Non Medis; e. Bidang Keuangan; f. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan Susunan Organisasi Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan.
Bagian Kedua
Kepala Badan
Pasal 7
Kepala Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai tugas memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah sebagaimana dimaksud Pasal 4 dan 5 Peraturan Daerah ini.
Bagian Ketiga
Bagian Tata Usaha
Pasal 8
(1) Bagian Tata Usaha mempunyai tugas mengelola perencanaan dan pemasaran, ketatausahaan dan keprotokolan, kepegawaian dan hukum, kerumahtanggaan dan perlengkapan serta keamanan.
(2) Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam
melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Pasal 9
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 8 Peraturan Daerah ini, Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. pelaksanaan perencanaan dan pemasaran serta evaluasi program kegiatan
rumah sakit; b. pelaksanaan ketatausahaan dan keprotokolan serta perpustakaan ;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian dan diklat ; d. pelaksanaan administrasi dan menindaklanjuti hukum; e. pelaksanaan kerumahtanggaan, perlengkapan, transportasi, keamanan,
ketertiban dan informasi.
Pasal 10
(1) Bagian Tata Usaha membawahi: a. Sub Bagian Umum, Perencanaan dan Pemasaran; b. Sub Bagian Kepegawaian dan Diklat.
(2) Masing-masing Sub Bagian sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, dipimpin
oleh seorang Kepala Sub Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bagian Tata Usaha.
Pasal 11
(1) Sub Bagian Umum, Perencanaan dan Pemasaran mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan kerumahtanggaan, kendaraan dinas, keamanan, ketertiban, informasi, keprotokolan, perpustakaan, surat menyurat, kearsipan dan hukum serta mengkoordinasikan dan melaksanakan penyusunan dan perencanaan program, melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program kegiatan yang meliputi kebutuhan material, finansial, personal dan pemasaran fungsi sosial rumah sakit.
(2) Sub Bagian Kepegawaian dan Diklat mempunyai tugas melaksanakan
perencanaan analisa kebutuhan pegawai, administrasi kepegawaian, penerimaan pegawai, mutasi pegawai, kesejahteraan pegawai, pendidikan dan latihan pegawai.
Bagian Keempat
Bidang Pelayanan Medis
Pasal 12
(1) Bidang Pelayanan Medis mempunyai tugas melaksanakan, mengatur, mengendalikan dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelayanan medis, rekam medis dan rujukan serta asuhan keperawatan.
(2) Bidang Pelayanan Medis dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Pasal 13
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 12 Peraturan Daerah ini, Bidang Pelayanan Medis mempunyai fungsi : a. pelaksanaan perencanaan kegiatan dan kebutuhan bidang pelayanan medis; b. pelaksanaan pengkoordinasian kegiatan-kegiatan di bidang pelayanan medis; c. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelayanan medis; d. pelaksanaan penyelenggaraan fasilitas perawatan rawat jalan; e. pelaksanaan penyelenggaraan fasilitas perawatan rawat inap; f. pelaksanaan urusan administrasi dan registrasi pasien, rekam medis, rujukan
dan penyimpanan dokumen medis, surat keterangan medis dan pelaporan; g. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penerimaan dan pemulangan
pasien; h. pelaksanaan asuhan keperawatan.
Pasal 14
(1) Bidang Pelayanan Medis membawahi: a. Sub Bidang Keperawatan ; b. Sub Bidang Rekam Medis dan Rujukan.
(2) Masing-masing Sub Bidang sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Medis.
Pasal 15 (1) Sub Bidang Keperawatan mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan,
mengatur, mengendalikan, mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelayanan asuhan keperawatan pada rawat jalan dan rawat inap.
(2) Sub Bidang Rekam Medis dan Rujukan mempunyai tugas melaksanakan
perencanaan kegiatan, menghimpun, memelihara, mensistematisasikan pelaksanaan administrasi, registrasi pasien, catatan rekam medis dan menyelenggarakan pelaksanaan rujukan.
Bagian Kelima
Bidang Penunjang Medis dan Non Medis
Pasal 16
(1) Bidang Penunjang Medis dan Non Medis mempunyai tugas melaksanakan pengkoordinasian, mengatur, mengendalikan pelaksanaan kegiatan penunjang Medis dan penunjang Non Medis.
(2) Bidang Penunjang Medis dan Non Medis dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Pasal 17 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 16 Peraturan Daerah ini Bidang Penunjang Medis dan Non Medis mempunyai fungsi : a. pelaksanaan pengkoordinasian pelayanan penunjang medis dan pelayanan
penunjang non medis; b. pelaksanaan pemantauan dan pengawasan penggunaan peralatan medis dan
penunjang medis; c. pelaksanaan perencanaan kegiatan dan kebutuhan bidang pelayanan
penunjang medis dan penunjang non medis.
Pasal 18
(1) Bidang Penunjang Medis dan Non Medis membawahi: a. Sub Bidang Penunjang Medis; b. Sub Bidang Penunjang Non Medis.
(2) Masing-masing Sub Bidang sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, dipimpin oleh seorang Kepala yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penunjang Medis dan Non Medis.
Pasal 19 (1) Sub Bidang Penunjang Medis mempunyai tugas melaksanakan
pengkoordinasian, mengatur dan mengendalikan kebutuhan pelaksanaan kegiatan penunjang medis.
(2) Sub Bidang Penunjang Non Medis mempunyai tugas melaksanakan pengkoordinasian, mengatur dan mengendalikan kebutuhan kegiatan penunjang non medis.
Bagian Keenam
Bidang Keuangan
Pasal 20
(1) Bidang Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengkoordinasian penyelenggaraan penyusunan anggaran dan mobilisasi dana, verifikasi dan akuntansi serta perbendaharaan.
(2) Bidang Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Pasal 21 Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Pasal 20 Peraturan Daerah ini Bidang Keuangan mempunyai fungsi :
a. pelaksanaan penyusunan anggaran, mobilisasi dana dan perbendaharaan;
b. pelaksanaan verifikasi dan akuntansi;
c. pelaksanaan pengkoordinasian pelaksanaan anggaran, mobilisasi dana dan perbendaharaan, verifikasi dan akuntansi ;
d. pelaksanaan pembinaan terhadap penyelenggaraan anggaran, mobilisasi dana dan perbendaharaan, verifikasi dan akuntansi;
e. pelaksanaan pengawasan dan evaluasi terhadap pengelolaan anggaran, mobilisasi dana dan perbendaharaan serta verifikasi dan akuntansi.
Pasal 22
(1) Bidang Keuangan membawahi: a. Sub Bidang Anggaran, Mobilisasi Dana dan Perbendaharaan ; b. Sub Bidang Verifikasi dan Akuntansi.
(2) Masing-masing Sub Bidang sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, dipimpin
oleh seorang Kepala Sub Bidang yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Keuangan.
Pasal 23
(1) Sub Bidang Anggaran, Mobilisasi Dana dan Perbendaharaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan anggaran, perubahan anggaran, mobilisasi dana, tata usaha keuangan, pengelolaan perbendaharaan serta pertanggungjawaban keuangan.
(2) Sub Bidang Verifikasi dan Akuntansi mempunyai tugas melaksanakan pemeriksaan dan penelitian setiap penerimaan dan pengeluaran keuangan serta menyelenggarakan akuntansi / pembukuan keuangan.
Bagian Ketujuh
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 24
(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior selaku ketua kelompok yang dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional dapat dibagi atas kelompok dan sub kelompok sesuai kebutuhan.
(3) Jumlah Jabatan Fungsional ditentukan berdasarkan sifat, jenis dan beban kerja.
(4) Pembinaan terhadap jabatan Fungsional dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 25
(1) Untuk kelancaran pelaksanaan tugas, pada Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah, dibentuk Instalasi, Komite Medis, Staf Medis Fungsional dan Komite Keperawatan.
(2) Pembentukan Instalasi, Komite Medis, Staf Medis Fungsional dan Komite Keperawatan sebagaimana tersebut pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
BAB V
TATA KERJA
Pasal 26
(1) Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai hubungan koordinatif, kooperatif dan fungsional dengan Dinas Kesehatan.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi simplifikasi secara vertikal dan horisontal, baik di lingkungan masing-masing maupun antar unit organisasi lain sesuai dengan tugasnya.
(3) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah, bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
(4) Setiap pimpinan satuan organisasi sebagaimana dimaksud ayat (3), wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasannya serta melaporkan tepat pada waktunya.
(5) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib disusun dan dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut secara berjenjang.
Pasal 27
(1) Dalam hal Kepala Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah berhalangan, Bupati menunjuk Kepala Bagian Tata Usaha atau Kepala Bidang dalam lingkungan Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah sebagai pejabat yang menjalankan tugas Kepala.
(2) Apabila Kepala Bagian Tata Usaha atau Kepala Bidang dalam lingkungan
Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah berhalangan, ditunjuk pejabat lain untuk melaksanakan tugas.
BAB VI
PENGANGKATAN DALAM JABATAN
Pasal 28
Kepala Badan, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Sub Bidang, Kepala Sub Bagian diangkat dan diberhentikan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 29 Pejabat-pejabat lainnya di lingkungan Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah diangkat dan diberhentikan oleh pejabat yang berwenang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 30
Segala hak dan kewajiban Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kebumen yang dibentuk dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 3 Tahun 2002, yang belum terselesaikan menjadi hak dan kewajiban Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah yang dibentuk dengan Peraturan Daerah ini.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 31
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur oleh Bupati.
Pasal 32
Jenjang jabatan dan kepangkatan serta susunan kepegawaian diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 33
(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kebumen dinyatakan tidak berlaku lagi.
(2) Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kebumen.
Ditetapkan di Kebumen pada tanggal 14 Juli 2004
BUPATI KEBUMEN,
t.t.d
RUSTRININGSIH
Diundangkan di Kebumen pada tanggal 19 Juli 2004
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEBUMEN
H. SUROSO, SH Pembina Utama Muda
NIP. 010 138 040 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2004 NOMOR 66.
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENGELOLAAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEBUMEN
LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 54 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEBUMEN
BUPATI KEBUMEN,
t.t.d
RUSTRININGSIH
Diundangkan di Kebumen pada tanggal 19 Juli 2004
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEBUMEN
H. SUROSO, SH Pembina Utama Muda
NIP. 010 138 040 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2004 NOMOR 66.
K E P A L A B A D A N
BIDANG KEUANGAN
BIDANG PENUNJANG MEDIS DAN
NON MEDIS
SUB BIDANG ANGGARAN,
MOBILISASI DANA DAN PERBENDAHARAAN
SUB BIDANG
PENUNJANG MEDIS
SUB BIDANG
KEPERAWATAN
SUB BAGIAN UMUM, PERENCANAAN
DAN PEMASARAN
BAGIAN TATA USAHA
SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN
DIKLAT
KEL. JABATAN FUNGSIONAL
BIDANG PELAYANAN MEDIS
SUB BIDANG VERIFIKASI DAN
AKUNTANSI
SUB BIDANG
PENUNJANG NON MEDIS
SUB BIDANG REKAM MEDIS DAN
RUJUKAN
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR TAHUN 2004
TENTANG
PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN KEBUMEN
I. PENJELASAN UMUM
Bahwa dengan telah diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri Dalam Negeri Nomor : 01/SKB/M.PAN/4/2003 dan Nomor 17 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil maka Peraturan Daerah Kabupaten Kebumen Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kebumen perlu ditinjau dan diatur kembali.
Bahwa untuk melaksanakan sebagaimana maksud tersebut diatas, maka
perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah untuk mengaturnya.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2 Cukup jelas
Pasal 3 Ayat (1)
Cukup jelas Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 4 Cukup jelas
Pasal 5 Ayat (1)
Huruf a sampai g : Cukup jelas
Huruf h : Pelayanan penunjang lainnya artinya adalah pelaksanaan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS), bimbingan kerohanian terhadap pasien rawat inap dan rawat jalan, pemulasaraan jenazah (dari memandikan, mengkafani, menyolati sampai dengan mengubur), penanganan pengemis dan gelandangan, konsultasi psikologi dan konsultasi gizi.
Ayat (2) Cukup jelas
Pasal 6
Ayat (1) Huruf a sampai c
Cukup jelas Huruf d
Yang dimaksud dengan kata “medis” adalah segala sesuatu yang berhubungan langsung dan digunakan langsung oleh staf medis fungsional (dokter gigi, dokter umum, dokter spesialis), paramedis dalam melaksanakan pelayanan terhadap penderita / pasien. Contoh : peralatan medis, peralatan penunjang diagnostik. Yang dimaksud dengan kata ”non medis” adalah segala sesuatu yang tidak berhubungan langsung dan tidak digunakan langsung oleh staf medis fungsional, paramedis dalam memberikan pelayanan terhadap penderita / pasien. Contoh : gedung, tempat tidur, meja kursi, dan lain-lain.
Huruf e dan f Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 7 Cukup jelas
Pasal 8 Ayat (1)
Cukup jelas Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 9 Cukup jelas
Pasal 10 Ayat (1)
Cukup jelas Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 11 Ayat (1)
Cukup jelas Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 12 Ayat (1)
Cukup jelas Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 13 Huruf a sampai g
Cukup jelas Huruf h
Pelaksanaan asuhan keperawatan mempunyai arti perlakuan / tindakan dalam memberikan pertolongan terhadap penderita / pasien yang bersifat pemulihan kesehatan setelah dirawat / sembuh, misalnya melaksanakan pemeriksaan ulang / kontrol, dirawat di bagian rehabilitasi.
Pasal 14
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
Pasal 15
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
Pasal 16
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18 Ayat (1)
Cukup jelas Ayat (2)
Cukup jelas Pasal 19
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
Pasal 20
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
Pasal 21
Huruf a sampai c Cukup jelas
Huruf d Mobilisasi dana mempunyai arti mengelola administrasi keuangan secara cepat dan tepat.
Huruf e Cukup jelas
Pasal 22
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
Pasal 23
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
Pasal 24 Ayat (1)
Yang termasuk dalam kelompok jabatan fungsional adalah Dokter, Anestesia, Perawat, Bidan, Pranata Laboratorium Kesehatan, Apoteker, Asisten Apoteker, Sanitarian, Penyuluh Kesehatan, Radiografer, Teknisi Elektromedis, Nutrisionis, Fisioterapis, Psikolog dan Perekam Medis.
Ayat (2) Cukup jelas
Ayat (3) Cukup jelas
Ayat (4) Cukup jelas
Pasal 25 Ayat (1)
1. Instalasi merupakan : a. Unit penyelenggaraan pelayanan fungsional di Badan Pengelolaan
Rumah Sakit Umum Daerah. b. Dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi dalam jabatan Non
Struktural yang dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah.
c. Mempunyai tugas membantu Kepala Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah dalam penyelenggaraan pelayanan fungsional sesuai dengan fungsinya.
d. Dalam melaksanakan tugasnya, Instalasi melaksanakan koordinasi dengan Kepala Bidang terkait di Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah.
e. Instalasi yang ada pada Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kebumen terdiri dari Instalasi Medis, Instalasi Penunjang Medis dan Instalasi Penunjang Non Medis. 1) Instalasi Medis meliputi :
a) Instalasi rawat jalan mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan bagi pasien rawat jalan, serta tempat untuk pendidikan dan penelitian, serta melaksanakan rujukan baik interen maupun dengan instalasi lainnya dan juga dengan unit pelayanan kesehatan di luar rumah sakit.
b) Instalasi rawat inap adalah mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan paripurna bagi pasien rawat inap, tempat untuk pendidikan, pelatihan dan penelitian, serta melaksanakan rujukan baik interen maupun dengan
instalasi lainnya dan juga dengan unit pelayanan kesehatan diluar rumah sakit.
c) Instalasi rawat darurat mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan asuhan keperawatan sementara serta pelayanan pembedahan darurat, bagi pasien yang datang dengan gawat darurat medis, untuk pendidikan, pelatihan dan penelitian, serta melaksanakan rujukan, baik interen maupun dengan instalasi lainnya dan juga dengan unit pelayanan di luar rumah sakit.
d) Instalasi rawat intensif mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan asuhan medis serta asuhan keperawatan pemulihan bagi pasien rawat jalan maupun rawat inap yang menjalani tindakan medis serta menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan keperawatan secara intensif bagi pasien dengan gawat darurat medis.
e) Instalasi bedah sentral mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan pembedahan mayor paripurna dan pelayanan Indoskopi bagi pasien rawat inap.
f) Instalasi rehabilitasi medis mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan rehabilitasi medis bagi pasien rawat jalan dan rawat inap.
2) Instalasi penunjang medis :
a) Instalasi radiologi mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan pemeriksaan radiodiagnostik guna penunjang penegakan diagnosa dan penyelenggaraan pelayanan radio terapi bagi pasien rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat.
b) Instalasi farmasi mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan penyediaan, racikan dan penyaluran obat, alat kedokteran, alat kesehatan, gas medis dan bahan kimia bagi pasien rawat jalan, rawat darurat dan rawat inap.
c) Instalasi gizi mempunyai tugas menyelenggarakan perencanaan, penataan dan penyediaan makanan biasa maupun dietari serta penyalurannya bagi pasien rawat inap dan penyelenggaraan penyuluhan gizi serta penelitian.
d) Instalasi laborat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pemeriksaan di bidang laboratorium untuk keperluan diagnosa dan kegiatan transfusi darah.
3) Instalasi penunjang non medis :
a) Instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit serta perencanaan dan penelitian penggantian sarana dan prasarana rumah sakit sebelum habis masa pakainya.
b) Instalasi pemulasaraan jenasah mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan pemulasaraan jenasah dan pelayan kedokteran forensik.
c) Instalasi higiene sanitasi (kesehatan lingkungan) mempunyai tugas menyelenggarakan penataan dan pembinaan serta pengawasan lingkungan rumah sakit dalam hal kebersihan, pengelolaan limbah (infeksi maupun non infeksi, padat maupun cair) serta pengendalian faktor penyakit.
2. Komite Medis merupakan :
a. kelompok tenaga medis yang keanggotaannya tediri dari ketua-ketua staf medis fungsional;
b. berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah;
c. dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih anggotanya dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah;
d. mempunyai tugas membantu Kepala Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah dalam menyusun Standar Pelayanan Medis, membantu pelaksanaannya, melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota staf medis fungsional dan mengembangkan program pelayanan;
e. Dalam melaksanakan tugasnya, Komite Medis dapat dibantu oleh Panitia Medis yang anggotanya terdiri dari Staf Medis Fungsional dan tenaga profesi lainnya, secara ex officio untuk mengatasi masalah khusus;
f. Panitia Medis sebagaimana dimaksud ayat butir (e) pembentukannya ditetapkan dengan Keputusan Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah.
3. Staf Medis Fungsional adalah :
a. merupakan kelompok dokter dan dokter gigi yang bekerja di instalasi dalam jabatan fungssional yang bertanggung jawab kepada Ketua Komite Medis;
b. mempunyai tugas melaksanakan diagnosis, pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan, pemulihan kesehatan, penyuluhan kesehatan serta penelitian dan pengembangan;
c. Dalam melaksanakan tugasnya, Staf Medis Fungsional dikelompokkan berdasarkan keahlian;
d. Kelompok Staf Medis Fungsional sebagaimana dimaksud butir (c) dipimpin oleh anggota kelompoknya untuk masa bakti tertentu;
e. Ketua Kelompok Staf Medis Fungsional ditetapkan dengan keputusan Kepala Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah.
4. Komite keperawatan adalah : a. merupakan kelompok profesi perawat atau bidan yang anggotanya
terdiri dari perawat atau bidan; b. berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan
Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah; c. dipimpin oleh seorang Ketua yang dipilih anggotanya; d. mempunyai tugas membantu Kepala Badan Pengelolaan Rumah
Sakit Umum Daerah, menyusun standar keperawatan, pemberian asuhan keperawatan dan melaksanakan pembinaan etika profesi keperawatan;
e. Ketua Komite Keperawatan diangkat dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Badan Pengelolaan Rumah Sakit Umum Daerah.
Ayat (2) Cukup Jelas
Pasal 26 Ayat (1)
Cukup jelas Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3) Cukup jelas
Ayat (4) Cukup jelas
Ayat (5) Cukup jelas
Pasal 27
Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
Pasal 28 Cukup jelas
Pasal 29 Cukup jelas
Pasal 30 Cukup jelas
Pasal 31 Cukup jelas
Pasal 32 Cukup jelas
Pasal 33 Ayat (1)
Cukup jelas Ayat (2)
Cukup jelas