LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2010 NOMOR 6 … · 7 W. Pendarahan / BT Hematologi Sederhana Rp...

24
1 LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2010 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 14 Tahun 1998 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 1999 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan dinamika pelayanan di bidang kesehatan sehingga perlu disesuaikan; b. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1997 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3711); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 6. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5063);

Transcript of LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2010 NOMOR 6 … · 7 W. Pendarahan / BT Hematologi Sederhana Rp...

  • 1

    LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2010 NOMOR 6

    PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN

    NOMOR 6 TAHUN 2010

    TENTANG

    RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    WALIKOTA TARAKAN,

    Menimbang : a. bahwa Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 14 Tahun 1998 tentang Retribusi

    Pelayanan Kesehatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor

    11 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 1999

    tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan dan

    perkembangan dinamika pelayanan di bidang kesehatan sehingga perlu

    disesuaikan;

    b. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,

    perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan;

    Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah

    Tingkat II Tarakan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1997 Nomor 82,

    Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3711);

    2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, TambahanLembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4286);

    3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara

    Republik Indonesia Nomor 4355);

    4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor

    53, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4389);

    5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

    Republik lndonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

    dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas

    Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

    Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran

    Negara Nomor 4844);

    6. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

    Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130 Tambahan

    Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

    7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara

    Republik lndonesia Nomor 5063);

  • 2

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan

    Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4578);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik lndonesia

    Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor

    4585);

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

    Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik lndonesia

    Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor

    4737);

    11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2007 tentang Pengawasan Peraturan Daerah Dan Peraturan Kepala Daerah;

    12. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kota Tarakan Tahun 1999 Nomor 11 Seri C-01)

    sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 26

    Tahun 2001 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 17

    Tahun 1999 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kota

    Tarakan Tahun 2001 Nomor 26 Seri D-09);

    13. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 6 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kota Tarakan (Lembaran

    Daerah Kota Tarakan Tahun 2008 Nomor 06 Seri D-01);

    14. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Tarakan (Lembaran Daerah Kota Tarakan Tahun

    2008 Nomor 08 Seri D-03);

    Dengan Persetujuan Bersama

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TARAKAN

    dan

    WALIKOTA TARAKAN

    MEMUTUSKAN:

    Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN

    KESEHATAN.

    B A B I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

    1. Daerah adalah Kota Tarakan 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara

    Pemerintahan Daerah.

    3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kota Tarakan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang selanjutnya disebut DPRD.

    4. Kepala Daerah adalah Walikota Tarakan. 5. Perangkat Daerah adalah organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab

    kepada Kepala Daerah dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan yang terdiri dari Sekretariat

    Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan.

    6. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kota Tarakan.

  • 3

    7. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah Dinas pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Tarakan.

    8. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Kota Tarakan. 9. Bendaharawan Penerima, yang selanjutnya disebut BP adalah Bendaharawan Penerima pada Dinas

    Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Tarakan.

    10. Peraturan Kepala Daerah adalah PeraturanWalikota Tarakan. 11. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang perpajakan daerah dan/atau retribusi

    daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    12. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan

    komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha milik daerah

    (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,

    persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi

    lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha

    tetap.

    13. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

    14. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi, adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk

    kepentingan orang pribadi atau badan.

    15. Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah retribusi atas jasa pelayanan kesehatan yang dimiliki dan/ atau dikelola oleh Pemerintah Daerah di Puskesmas termasuk Puskesmas Rawat Inap, Klinik

    Bersalin di Puskesmas, Pondok Bersalin, Laboratorium Kesehatan Daerah atau tempat pelayanan

    kesehatan lainnya yang sejenis untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat

    dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

    16. Pelayanan Kesehatan Dasar adalah pelayanan kesehatan di Puskesmas dengan dan atau tanpa pemeriksaan penunjang yang tersedia di Puskesmas.

    17. Pusat Kesehatan Masyarakat, yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis kesehatan daerah yang memberikan fasilitas pelayanan kunjungan rawat jalan dan atau rawat inap

    serta memberikan pelayanan komprehensif di bidang kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif,

    maupun rehabilitatif.

    18. Laboratorium Kesehatan Daerah, yang selanjutnya disebut Labkesda, adalah sarana pelayanan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan, pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan

    yang berasal dari manusia atau bahan bukan manusia untuk penentuan jenis penyakit, kondisi

    kesehatan perorangan dan masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

    19. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong

    retribusi tertentu.

    20. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut SKRD, adalah Surat Ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya jumlah retribusi terhutang.

    21. Surat Setoran Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat SSRD, adalah bukti pembayaran atau penyetoran retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan

    dengan cara lain ke Kas Daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.

    22. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

    23. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan professional berdasarkan suatu standar pemeriksaan

    untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan retribusi dan/atau untuk

    tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

    daerah dan retribusi daerah.

    24. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu

    membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi yang terjadi serta

    menemukan tersangkanya.

  • 4

    BAB II

    NAMA,OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI

    Pasal 2

    (1) Setiap Pelayanan Kesehatan yang diberikan, dipungut retribusi sebagai pembayaran dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan.

    (2) Objek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan kesehatan di puskesmas, puskesmas keliling, puskesmas pembantu, balai pengobatan, rumah sakit umum daerah, dan tempat

    pelayanan kesehatan lainnya yang sejenis yang dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah

    Daerah, kecuali pelayanan pendaftaran;

    (3) Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang memperoleh pelayanan kesehatan yang dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Kota;

    (4) Dikecualikan dari subjek retribusi sebagaimana dimaksud ayat (3) sebagai berikut: a. orang yang tidak mampu;

    b. penderita penyakit menular dan keracunan makanan pada kejadian luar biasa;

    c. para perintis kemerdekaan dan veteran pejuang;

    d. penduduk di daerah fokus penularan penyakit dan Kejadian Luar Biasa/Wabah;

    e. para korban bencana alam dan kedaruratan kompleks pada fase tanggap darurat;

    f. peserta program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular dan atau program

    nasional/internasional lainnya yang menjadi komitmen global dan atau nasional;

    g. kader kesehatan aktif yang dibina puskesmas;

    h. anak sekolah sebagai rangkaian usaha kesehatan sekolah;

    i. kegiatan luar gedung yang merupakan program nasional;

    j. bantuan medis untuk kegiatan sosial, olah raga, dan seni; dan/atau

    k. pemegang kartu asuransi kesehatan yang dikelola oleh badan yang mempunyai kesepakatan

    kerjasama dengan Pemerintah dan/atau Pemerintah Kota.

    BAB III

    GOLONGAN RETRIBUSI

    Pasal 3

    Retribusi pelayanan kesehatan digolongkan sebagai retribusi jasa umum.

    BAB IV

    CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

    Pasal 4

    Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, jenis pemakaian alat

    dan pemakaian bahan dan pemanfaatan fasilitas.

    BAB V

    PRINSIP DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARAN TARIF

    Pasal 5

    Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besaran tarif retribusi pelayanan kesehatan

    didasarkan pada biaya penyediaan jasa aspek kemampuan masyarakat, aspek keadilan dengan

    memperhatikan efektivitas pengendalian atas pelayanan tersebut.

    BAB VI

    STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

    Bagian Pertama

    Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan

  • 5

    Pasal 6

    (1) Tarif retribusi pelayanan kesehatan di puskesmas untuk 1 (satu) kali kunjungan pengobatan

    ditetapkan sebesar Rp 7.000,-(tujuh ribu rupiah)

    (2) Tarif retribusi pemeriksanan laboratorium di laboratorium kesehatan daerah dan puskesmas sebagai

    berikut :

    (1). Jenis Pemeriksaan Pelayanan Laboratorium Klinik

    I PEM. HEMATOLOGI

    DARAH LENGKAP

    1 Hb Hematologi sedang I Rp 5.000

    2 Lecosit Hematologi sederhana Rp 2.500

    3 Diff Hematologi sederhana Rp 5.000

    4 BBS Hematologi sederhana Rp 2.500

    5 Trombosit Hematologi Sederhana Rp 2.500

    6 Hematokrit Hematologi Sederhana Rp 2.500

    7 W. Pendarahan / BT Hematologi Sederhana Rp 2.500

    8 W. Pembekuan / CT Hematologi Sederhana Rp 2.500

    9 LE – Sel Hematologi Canggih I Rp 16.500

    10 Morfologi Hematologi Canggih I Rp 16.500

    11 Golongan Darah Hematologi Sederhana Rp 6.000

    12 Eritrosit Hematologi Sederhana Rp 2.500

    13 Retikulosit Hematologi Sederhana Rp 2.500

    14

    Cell-Dyne ( Hb, Leco, Eri.

    Tromosit, Ht, Hematologi Canggih I Rp 17.500

    MCV, MCH, MCHC )

    II KIMIA KLINIK

    A URINE LENGKAP

    1

    UL ( DGN Strip ) + Sed. (

    Gluk, Prot, Kimia Klinik Sederhana Rp 15.000

    Bil, Urobil, SG, BLD )

    2 Sedimen Urin Kimia Klinik Sederhana Rp 2.500

    3 DD Urine Kimia Klinik Sederhana Rp 1.500

    4 Darah Samar Kimia Klinik Sederhana Rp 2.000

    5

    Fisik : Vol, Bau, War,

    Kekeruhan Kimia Klinik Sederhana Rp 1.500

    6 Analisa Bau Kimia Klinik Sedang II Rp 10.000

    7 Protein Esbach Kimia Klinik Sederhana Rp 6.000

    B DARAH

    1 Gula N Kimia Klinik Sedang I Rp 10.000

    2 Gula PP Kimia Klinik Sedang I Rp 10.000

  • 6

    3 Ureum Kimia Klinik Sedang I Rp 10.000

    4 Cleatinin Kimia Klinik Sedang I Rp 10.000

    5 Asam Urat Kimia Klinik Sedang I Rp 11.500

    6 SGOT Kimia Klinik Sedang I Rp 6.000

    7 SGPT Kimia Klinik Sedang I Rp 6.000

    8 Bilirubin Direct Kimia Klinik Sedang I Rp 6.000

    9 Bilirubin Indirect Kimia Klinik Sedang I Rp 6.000

    10 TTT Kimia Klinik Sedang I Rp 6.000

    11 Zn-TT Kimia Klinik Sedang I Rp 6.000

    12 Albumin Kimia Klinik Sedang I Rp 6.000

    13 Globulin Kimia Klinik Sedang II Rp 7.500

    14 Alkali Phospat Kimia Klinik Sedang I Rp 17.500

    15 Cholestrol Kimia Klinik Sedang I Rp 17.500

    16 HDL Kimia Klinik Sedang I Rp 17.500

    17 LDL Kimia Klinik Sedang I Rp 17.500

    18 Triglyseride Kimia Klinik Sedang II Rp 17.500

    19 Gamma GT Kimia Klinik Sedang II Rp 20.000

    20 LDH Kimia Klinik Sedang II Rp 55.000

    21 Amylase Kimia Klinik Sedang II Rp 60.000

    III MIKROBIOLOGI

    A PEMERIKSAAN AIR

    1 MPN Coliform Kimia Klinik Sedang II Rp 30.000

    2 MPN E. Coli Kimia Klinik Sedang II Rp 30.000

    3 Angka Kuman Kimia Klinik Sedang I Rp 30.000

    4 Vibrio Kimia Klinik Sedang I Rp 50.000

    5 Salmonela Kimia Klinik Sedang I Rp 50.000

    6 Shigella Kimia Klinik Sedang I Rp 50.000

    B PEMERIKSAAN CULTUR

    1 Urine Culture Mikrobiologi Rp 75.000

    2 Skreet – Cultur Mikrobiologi Rp 75.000

    4 BTA Cultur Mikrobiologi Rp 75.000

    5 Darah Cultur Mikrobiologi Rp 75.000

    6 Pus Cultur Mikrobiologi Rp 75.000

    7 Gall Cultur Mikrobiologi Rp 75.000

    8 LCS Cultur Mikrobiologi Rp 75.000

    9 Faeces Cultur Mikrobiologi Rp 75.000

    10 Rectal Swab Mikrobiologi Rp 75.000

    11 Makanan Mikrobiologi Rp 75.000 /

  • 7

    parameter

    Dihitung besar biaya

    pemeriksaan setiap

    parameternya

    C PEMERIKSAAN PEWARNAAN

    1 Faeces Lengkap Mikr. Sederhana Rp 5.000

    2 Screet Vagina Mikr. Sederhana Rp 5.000

    3 Screet Uretra Mikr. Sederhana Rp 5.000

    4 Mye. Leprae Mikr. Sederhana Rp 7.500

    5 Sputum BTA Mikr. Sederhana Rp 7.500

    6 Sel Ragi Mikr. Sederhana Rp 5.000

    7 C. Diphteriae Mikr. Sederhana Rp 5.000

    8 Cat Screet Mikr. Sederhana Rp 5.000

    9 Malaria Mikr. Sederhana Rp 10.000

    IV IMUNOLOGI & SEROLOGI

    1 Remathoid Factor Imunologi & Serologi Rp 25.000

    2 C. Reaktif Protein Imunologi & Serologi Rp 25.000

    3 Asto Imunologi & Serologi Rp 25.000

    4 Test Kehamilan Imunologi & Serologi Rp 12.000

    5 Widal Imunologi & Serologi Rp 15.000

    6 VDRL Imunologi & Serologi Rp 47.000

    7 Hbs Ag Imunologi & Serologi Rp 35.000

    8 Anti Hbs Imunologi & Serologi Rp 65.000

    9 Anti HIV Imunologi & Serologi Rp 65.000

    V TOKSIKOLOGI

    1 Pestisida / Golongan Toksikologo Sedang II Rp 30.000

    VI PEMERIKSAAN AIR BERSIH

    A FISIKA

    1 Bau Rp 1.500

    2 Jumlah Zat Padat Terlarut ( TDS ) Rp 10.000

    3 Kekeruhan Rp 7.500

    4 Rasa Rp 1.500

    5 Suhu Rp 5.000

    6 Warna Rp 5.000

    B KIMIA

    a. Kimia Anorganik

  • 8

    1 Air Raksa * Rp 35.000

    2 Arsen Rp 17.500

    3 Besi Rp 12.500

    4 Fluorida Rp 10.000

    5 Kadmium ( AAS ) Rp 35.000

    6 Kesadahan ( CaCo3 ) Rp 7.500

    7 Klorida Rp 7.500

    8 Kromium Valensi 6 Rp 17.500

    9 Mangan Rp 20.000

    10 Nitrat Rp 10.000

    11 Nitrit Rp 10.000

    12 Ph Rp 5.000

    13 Selenium * Rp 30.000

    14 Seng Rp 10.000

    15 Sianida Rp 17.500

    16 Sulfat Rp 10.000

    17 Timbal (Pb) Rp 35.000

    B Kimia Organik

    18 Zat Organik ( KMnO4 ) Rp 7.500

    VII

    PEMERIKSAAN AIR MINUM

    A FISIKA

    1 Bau Rp 1.500

    2 Jumlah Zat Padat Terlarut ( TDS ) Rp 10.000

    3 Kekeruhan Rp 7.500

    4 Rasa Rp 1.500

    5 Suhu Rp 5.000

    6 Warna Rp 5.000

    B KIMIA

    a. Kimia Anorganik

    1 Air Raksa * Rp 35.000

    2 Aluminium Rp 35.000

    3 Arsen Rp 35.000

    4 Barium* Rp 8.000

    5 Besi Rp 12.500

  • 9

    6 Fluorida Rp 10.000

    7 Kadmium Rp 17.500

    8 Kesadahan ( CaCo3 ) Rp 7.500

    9 Klorida Rp 7.500

    10 Kromium Valensi 6 Rp 17.500

    11 Mangan Rp 20.000

    12 Natrium Rp 30.000

    13 Nitrat Rp 10.000

    14 Nitrit Rp 10.000

    15 Perak* Rp 30.000

    16 pH Rp 5.000

    17 Selenium* Rp 30.000

    18 Seng Rp 10.000

    19 Sianida Rp 17.500

    20 Sulfat Rp 10.000

    21 Sulfida Rp 20.000

    22 Tembaga Rp 10.000

    23 Timbal Rp 35.000

    24 Amoniak Rp 15.000

    b Kimia Organik

    C BAKTERIOLOGI

    1 E. Coli Rp 25.000

    2 Coliform Rp 25.000

    VIII

    PEMERIKSAAN AIR BADAN AIR

    A FISIKA

    1 Temperatur Rp 5.000

    2 Residu terlarut Rp 10.000

    B. KIMIA

    1 pH Rp 5.000

    2 Barium* Rp 8.000

    3 Besi Terlarut Rp 12.500

    4 Mangan Terlarut Rp 20.000

    5 Tembaga Rp 10.000

    6 Seng Rp 10.000

  • 10

    7 Krom Heksavaten Rp 17.500

    8 Kadmium Rp 17.500

    9 Raksa* Rp 30.000

    10 Timbal Rp 35.000

    11 Arsen Rp 35.000

    12 Selenium* Rp 30.000

    13 Sianida Rp 17.500

    14 Sulfida Rp 20.000

    15 Fluorida Rp 10.000

    16 Klorida Rp 7.500

    17 Sulfat Rp 10.000

    18 Amoniak Bebas Rp 10.000

    19 Nitrat Rp 10.000

    20 Nitrit Rp 10.000

    21 Oksigen Terlarut Rp 5.000

    22 Kebutuhan Oksigen Biokimia Rp 15.000

    23 Kebutuhan Oksigen Kimia Rp 30.000

    24 Senyawa Aktif Biru Metilen / diterjen Rp 30.000

    25 Fenol Rp 20.000

    26 Minyak dan Lemak Rp 20.000

    IX

    PEMERIKSAAN AIR BUANGAN

    A FISIKA

    1 Suhu Rp 5.000

    2 Zat terapung ( yang tertahan oleh saringan Rp 7.500

    dengan lobang ukuran 3 mm )

    3 Zat Terendap ( TSS ) Rp 10.000

    4 Warna Rp 5.000

    5 Bau Rp 1.500

    B KIMIA

    a Kimia Anorganik

    1 Aluminium ( AAS ) Rp 35.000

    2 Arsem ( AAS ) Rp 35.000

    3 Barium* Rp 8.000

    4 Besi Rp 12.500

    5 Chromium Rp 17.500

    6 Kadmium Rp 17.500

  • 11

    7 Nikel Rp 30.000

    8 Perak* Rp 30.000

    9 Raksa* Rp 30.000

    10 Seng Rp 10.000

    11 Tembaga Rp 10.000

    12 Timbal ( AAS ) Rp 35.000

    13 Amonia Rp 10.000

    14 Chlor Rp 7.500

    15 Fluorida Rp 10.000

    16 Nitrit Rp 10.000

    17 Phospat Rp 17.500

    18 Sultida Rp 20.000

    19 Kebutuhan Biologi akan oksigen Rp 15.000

    (dalam waktu 5 hari pada o C) / BOD

    20 Kebutuhan kimiawi akan oksigen / COD Rp 30.000

    21 pH Rp 5.000

    22 Uji Biru Metilen / diterjen Rp 30.000

    23 Zat yang teroksidasi dengan KmnO4 Rp 7.500

    24 Zat yang tersuspensi Rp 10.000

    b Kimia Organik

    1 Hidro Karbon

    2 Minyak dan Lemak Rp 20.000

    3 Phenol Rp 20.000

    4 Sianida Rp 17.500

    PEMERIKSAAN AIR KOLAM RENANG

    A FISIKA

    1 BAU Rp 1.500

    2 Benda Terapung Rp 1.500

    3 Kejernihan Sechi yang diletakkan pada Rp 1.500

    Dasar kolam yang terdalam

    B KIMIA

    1 Aluminium ( Al ) Rp 35.000

    2 Kebebasan ( CaCO3) Rp 10.000

    3 Oksigen Terabsorbsi Rp 5.000

    4 pH Rp 5.000

  • 12

    5 Sisa Chlor Rp 5.000

    6 Tembaga sebagai Cu Rp 10.000

    C MIKROBIOLOGI

    1 Koliform total Rp 25.000

    2 Jumlah Kuman Rp 25.000

    XI

    PARAMETER PEMERIKSAAN KIMIA LINGKUNGAN DENGAN

    MENGGUNAKAN ALAT CANGGIH

    A PEMERIKSAAN AIR

    1 Air Raksa Rp 35.000

    2 Arsen Rp 35.000

    3 Besi Rp 35.000

    4 Kadmium Rp 35.000

    5 Chormium Rp 35.000

    6 Mangan Rp 35.000

    7 Selenium Rp 35.000

    8 Seng Rp 35.000

    9 Timbal Rp 35.000

    10 Stibium Rp 35.000

    11 Natrium Rp 35.000

    12 Kalium Rp 35.000

    13 Magnesium Rp 35.000

    B PEMERIKSAAN UDARA

    1 Satu paket pemeriksaan udara umbient dengan Rp 2.000.000

    metode Elektrometri :

    a. Debu

    b. Udara CO

    c. Udara Sox

    d. Udara Nox

    e. Udara NO

    f. Udara NO2

    g. Ozon

    h. Udara SO2

    I. Meteorologi ATF

    j. Meteorologi RTE

  • 13

    k. Meteorologi WD

    l. Meteorologi WS

    m. Meteorologi SR

    n. Meteorologi NH

    2 Pemeriksaan udara secara manual :

    a. Debu Rp 125.000

    b. Udara CO Rp 40.000

    c. Udara Sox Rp 40.000

    d. Udara Nox Rp 40.000

    e. Kebisingan Rp 75.000

    f. Logam Berat

    - Pb Rp 160.000

    - TTg Rp 160.000

    - AS Rp 160.000

    - Cd Rp 160.000

    XII

    PEMERIKSAAN PESTISIDA DAN OBAT

    GC SCREENING

    1 Karbaril Rp 50.000 -

    2 Karbofuran Rp 50.000 -

    3 Propoxur Rp 50.000 -

    4 Diazinon Rp 50.000 -

    5 Diklorfos Rp 50.000 -

    6 Fenitrotion Rp 50.000 -

    7 Fention Rp 50.000 -

    8 Karbofenotion Rp 50.000 -

    9 Klorpirifos Rp 50.000 -

    10 Malation Rp 50.000 -

    11 Dieldrin Rp 50.000 -

    12 Endrin Rp 50.000 -

    13 DDT Rp 50.000 -

    14 Lindane Rp 50.000 -

    15 Aldrin Rp 50.000 -

    16 Klordane Rp 50.000 -

    17 Eddosulfan Rp 50.000 -

    18 Morfin Rp 50.000 Rp . 25.000

    19 THC Rp 50.000 Rp . 25.000

    20 Met Amphetamin Rp 50.000 Rp . 25.000

  • 14

    21 Amphetamin Rp 50.000 Rp . 25.000

    22 Barbiturat Rp 50.000 Rp . 25.000

    23 Benzodiazepin Rp 50.000 Rp . 25.000

    (3) Tarif retribusi Puskesmas Rawat Inap, klinik bersalin di Puskesmas dan Pondok bersalin sebagai

    berikut:

    1) Pertolongan persalinan normal Rp. 600.000,- (enam ratus ribu rupiah)

    2) Pertolongan persalinan dengan penyulit Rp. 800.000 (delapan ratus ribu rupiah)

    3) Visite dokter umun Rp. 10.000,-

    /hari

    (sepuluh ribu rupiah) per

    hari

    4) Tarif gizi rawat inap Rp 30.000/hari (tiga puluh ribu rupiah)

    per hari

    (4) Tarif Retribusi Pelayanan Perawatan Gigi sebagai berikut:

    A. Pelayanan Gigi

    1). Tambal Tetap Rp. 60.000,- (enam puluh ribu rupiah)

    2). Scaling per rahang Rp. 27.000,- (dua puluh tujuh ribu rupiah)

    3). Cabut gigi dengan penyulit Rp 27.000,- (dua puluh tujuh ribu rupiah)

    4). Tambal sementara Rp 27.000,- (dua puluh tujuh ribu rupiah)

    5). Cabut Gigi Rp. 18.000,- (delapan belas ribu rupiah)

    6)Ekstraksi gigi susu dengan

    chlorethyl

    Rp. 12.000,- (dua belas ribu rupiah)

    7) Ekstraksi gigi susu dengan injectio Rp. 16.000,- (enam belas ribu rupiah)

    8). Irigasi abses Rp. 15.000,- (lima belas ribu rupiah)

    9). Tambal light curing Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah)

    13).Alveolektomi 1 gigi Rp. 15.000,- (lima belas ribu rupiah)

    14) Overkulektomi Rp. 15.000,- (lima belas ribu rupiah)

    B. Pelayanan Gigi Tiruan :

    1). Gigi Tiruan lepas sebagian Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah)

    2). Tambahan 1 gigi Rp 30.000 (tiga puluh ribu rupiah)

    3) Saddle prothesy Rp. 200.000 (dua ratus ribu rupiah)

    4). Jacket crown acrylic Rp. 200.000 (dua ratus ribu rupiah)

    5). Jacket crown porselain Rp. 400.000 (empat ratus ribu rupiah)

  • 15

    6). Jacket crown metal Rp. 350.000 (tiga ratus lima puluh ribu

    rupiah)

    7). Gigi tiruan penuh 1 rahang Rp. 600.000 (enam ratus ribu rupiah)

    8).Orthodonti ringan (sederhana 1

    …rahang)

    Rp. 600.000 (enam ratus ribu rupiah)

    (5) Tarif Tindakan Operatif dan Invasif sebagai berikut:

    1). Jahitan 1-5 Rp 15.000,- (lima belas ribu rupiah)

    2). Jahitan lebih 5 Rp. 24.000,- (dua puluh empat ribu rupiah)

    3). Buka jahitan Rp. 15.000,- (lima belas ribu rupiah)

    4). Tindik telinga Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)

    5). Ganti verban Rp. 12.000,- (dua belas ribu rupiah)

    6). Injeksi Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah)

    7). Cabut kuku Rp. 15.000,- (lima belas ribu rupiah)

    8). Sirkumsisi (Sunat) Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)

    9). Pasang infus Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah)

    10) Kuretasi Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah)

    11) Katarak Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah)

    12) Vasektomi Rp. 400.000,- (empat ratus ribu rupiah)

    13) Tubektomi Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah)

    14) Insisi/ekstirpasi Rp 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah)

    (6) Tarif Keluarga Berencana (KB) sebagai berikut:

    1). Suntik KB 3 bulan Rp. 16.000,- (enam belas ribu

    rupiah)

    2). Suntik KB 1 bulan Rp. 12.000,- (dua belas ribu rupiah)

    3). Pemasangan implant Rp. 475.000,- (empat ratus tujuh

    puluh lima ribu rupiah)

    4). Pencabutan implant Rp. 76.000,- (tujuh puluh enam ribu

    rupiah)

    5). Pemasangan IUD Copper T Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah)

    6). Pemasangan IUD Nova T Rp. 400.000,- (empat ratus ribu

    rupiah)

  • 16

    7). Pencabutan IUD Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu

    rupiah)

    8). KB Pil 1 bulan Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)

    (7) Konsultasi dokter Spesialis Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah)

    (8) Tarif Pemeriksaan Penunjang sebagai berikut:

    1). Pemeriksaan X-ray Gigi Rp. 25.000,- (dua puluh lima ribu

    rupiah)

    2). Pemeriksaan Thorax foto / tulang Rp. 40.000,- (empat puluh ribu

    rupiah)

    3). Pemeriksaan EKG Rp. 35.000,- (tiga puluh lima ribu

    rupiah)

    4). Pemeriksaan USG Rp. 60.000,- (enam puluh ribu

    rupiah)

    (9) Tarif Pengujian Kesehatan :

    1). Kir umum Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)

    2). Pemeriksaan kesehatan unuk

    kepentingan perusahaan asuransi bagi

    calon pemegang polis

    Rp. 20.000,- (dua puluh ribu rupiah)

    3). Pemeriksaan kesehatan bagi karyawan

    salon dan penjamah makanan

    Rp. 20.000,- (dua puluh ribu rupiah)

    4). Pemeriksaan kesehatan bagi calon

    pengantin

    Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah)

    5). Pemeriksaan kesehatan calon jamaah

    haji biasa

    Rp. 20.000,- (dua puluh ribu rupiah)

    6). Pemeriksaan kesehatan calon haji plus Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah)

    (10) Tarif retribusi rawat inap/hari (di luar

    bahan dan obat serta gizi)

    Rp. 35.000,- (tiga puluh lima ribu

    rupiah)

    (11) Fisoterapi Rp. 15.000,-

    /kunjungan

    (lima belas ribu rupiah) per

    kunjungan

    (12) Tarif Retribusi pelayanan ambulans Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah)

    (13) Tarif Incenerator Medis :

  • 17

    1). Laboratorium Rp. 50.000,- /

    minggu

    (lima puluh ribu rupiah)

    per minggu

    2). Puskesmas Rp. 15.000,- /

    minggu

    (lima belas ribu rupiah)

    per minggu

    3). Dokter Spesialis Rp. 10.000,- /

    minggu

    (sepuluh ribu rupiah) per

    minggu

    4). Dokter Umum Rp. 5.000,- /

    minggu

    (lima ribu rupiah) per

    minggu

    5). Dokter gigi Rp. 10.000,- /

    minggu

    (sepuluh ribu rupiah) per

    minggu

    6). Bidan Rp. 5.000,- /

    minggu

    (lima ribu rupiah) per

    minggu

    7). Rumah Bersalin Rp. 10.000,- /

    minggu

    (sepuluh ribu rupiah) per

    minggu

    8). Apotek Rp. 5.000,- /

    minggu

    (lima ribu rupiah) per

    minggu

    (14) Kartu barcode pasien jika hilang Rp. 25.000,- /

    hari

    (dua puluh lima ribu

    rupiah)

    Bagian Kedua

    Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan Peserta Asuransi

    Pasal 7

    Tarif retribusi pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan program Pemerintah dan/atau Pemerintah

    Kota akan diatur dalam Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Kota dan Badan Penyelenggara.

    BAB VII

    WILAYAH PEMUNGUTAN

    Pasal 8

    Wilayah pemungutan Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah di Kota Tarakan.

    BAB VIII

    JANGKA WAKTU RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG

    Pasal 9

    (1) Masa Retribusi pelayanan kesehatan adalah jangka waktu selama satu kali jenis pelayanan; (2) Saat retribusi terhutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang

    dipersamakan.

    BAB IX

    PENETAPAN RETRIBUSI

    Pasal 10

  • 18

    (1) Besarnya retribusi terhutang ditetapkan dengan menerbitkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan;

    (2) Bentuk dan isi SKRD sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

    BAB X

    TATA CARA PEMUNGUTAN

    Pasal 11

    (1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan; (2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat berupa karcis, kupon, dan

    kartu langganan;

    (3) Pelaksanaan pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan kepada pihak ketiga; (4) Retribusi dipungut di tempat pelayanan kesehatan; (5) Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

    BAB XI

    PENENTUAN DAN TEMPAT PEMBAYARAN , ANGSURAN DAN PENUNDAAN

    PEMBAYARAN

    Pasal 12

    (1) Pembayaran Retribusi Daerah dilakukan di Kas Daerah atau di tempat lain yang ditunjuk sesuai waktu yang ditentukan dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan;

    (2) Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, maka hasil penerimaan Retribusi Daerah harus disetor ke Kas Daerah paling lambat dalam waktu 1 (satu) hari kerja;

    (3) Retribusi disetorkan ke Kas Daerah melalui Bendaharawan Penerima;

    Pasal 13

    (1) Pembayaran retribusi dilakukan secara tunai / lunas; (2) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) diberikan tanda bukti pembayaran; (3) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan; (4) Bentuk, isi buku dan tanda bukti pembayaran diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

    Pasal 14

    (1) Walikota atau pejabat yag ditunjuk dapat memberikan izin kepada wajib retribusi untuk mengangsur retribusi terutang dalam jangka waktu tertentu dengan alasan yang dapat

    dipertanggung jawabkan;

    (2) Tata cara pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Walikota.

    BAB XII

    SANKSI ADMINISTRATIF

    Pasal 15

    Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan

    sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua perseratus) per bulan dari retribusi yang terhutang

    atau kurang dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD paling banyak 3 (tiga) kali jumlah

    retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar.

    BAB XIII

    PENAGIHAN ATAS PEMBAYARAN RETRIBUSI YANG LAMBAT

    Pasal 16

  • 19

    (1) Pengeluaran Surat Teguran/peringatan/surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan pelaksanaan

    penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari kerja sejak jatuh tempo pembayaran.

    (2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran/peringatan/surat lainnya yang

    sejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusinya yang terutang.

    (3) Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Pejabat yang ditunjuk.

    Pasal 17

    Bentuk-bentuk formulir yang dipergunakan untuk pelaksanaan penagihan retribusi sebagaimana

    dimaksud Pasal 16 ayat (1) ditetapkan oleh Walikota.

    BAB XIV

    PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI

    Pasal 18

    (1) Walikota dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi.

    (2) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan sebagaimana dimaksud ayat (1)

    akan ditetapkan dengan Peraturan Walikota.

    BAB XV

    PEMBETULAN, PENGURANGAN KETETAPAN, PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN

    SANKSI ADMINISTRASI DAN PEMBATALAN

    Pasal 19

    (1) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pembetulan SKRD dan SKRD yang dalam

    penerbitannya terdapat kesalahan tulis, kesalahan hitung dan atau kekeliruan dalam penetapan

    peraturan perundang-undangan retribusi daerah.

    (2) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi

    berupa bunga dan kenaikan retribusi yang terutang dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena

    kekhilafan wajib retribusi atau bukan karena kesalahannya.

    (3) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengurangan pembatalan ketetapan retribusi yang

    tidak benar.

    (4) Permohonan pembetulan sebagaimana dimaksud ayat (1) pengurangan ketetapan, penghapusan

    atau pengurangan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud ayat (2) dan pembatalan

    sebagaimana dimaksud ayat (3) harus disampaikan secara tertulis oleh Wajib Retribusi kepada

    Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak diterima SKRD

    dan STRD dengan memberikan alasan yang jelas dan meyakinkan untuk mendukung

    permohonannya.

    (5) Keputusan atas permohonan sebagaimana dimaksud ayat (2) dikeluarkan oleh Walikota atau

    pejabat yang ditunjuk paling lama 3 (tiga) bulan sejak surat permohonan diterima.

    (6) Apabila setelah lewat waktu 3 (tiga) bulan sebagaimana dimaksud ayat (5) Walikota atau pejabat

    yang ditunjuk tidak memberikan keputusan, maka permohonan pembetulan, pengurangan

    ketetapan, penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dan pembatalan dianggap

    dikabulkan.

    BAB XVI

    KETENTUAN PIDANA

    Pasal 20

  • 20

    (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali

    jumlah retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar;

    (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) adalah tindak pidana pelanggaran.

    BAB XVII

    PENYIDIKAN

    Pasal 21

    (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah,

    sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana;

    (2) Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan;

    (3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah: a. menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan

    tindak pidana di bidang retribusi daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih

    lengkap dan jelas;

    b. meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah;

    c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

    d. memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

    e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

    f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah;

    g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, dan/atau dokumen

    yang dibawa;

    h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah; i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; j. menghentikan penyidikan; dan/atau k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang

    perpajakan daerah dan retribusi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi

    Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum

    Acara Pidana.

    BAB XVIII

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 22

    Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini melalui sepanjang teknis pelaksanaannya

    ditetapkan dengan Peraturan Walikota paling lama 1 (satu) tahun sejak diundangkannya

    Pasal 23

    Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II

    Tarakan Nomor 14 Tahun 1998 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan sebagaimana telah diubah

  • 21

    dengan Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 11 Tahun 2004 (Lembaran Daerah Tahun 2004 Nomor

    11 Seri C-01) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

    Pasal 24

    Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

    penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Tarakan.

    Ditetapkan di Tarakan

    Pada tanggal 9 Agustus 2010

    WALIKOTA TARAKAN,

    Ttd

    H.UDIN HIANGGIO

    Diundangkan di Tarakan

    Pada tanggal 9 Agustus 2010

    SEKRETARIS DAERAH KOTA TARAKAN,

    Ttd

    H. BADRUN

    LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2010 NOMOR 6…..

  • 22

    PENJELASAN

    ATAS

    PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN

    NOMOR 6 TAHUN 2010

    TENTANG

    RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

    I. PENJELASAN UMUM

    Untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan dan pemberian pelayanan kepada masyarakat,

    terutama di bidang kesehatan, diperlukan penyediaan sumber-sumber pendapatan asli daerah yang

    memadai. Upaya peningkatan penyediaan pembiayaan dari sumber tersebut antara lain dilakukan

    dengan peningkatan kinerja pemungutan, penyempurnaan, dan penambahan jenis retribusi sesuai

    peraturan perundang-undangan, dengan harapan dapat meningkatan dan memeratakan

    kesejahteraan masyarakat.

    II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

    Pasal 1

    Cukup Jelas

    Pasal 2

    Ayat 1

    Cukup Jelas

    Ayat 2

    Cukup Jelas

    Ayat 3

    Cukup Jelas

    Ayat 4 :

    Huruf a : Orang yang tidak mampu ditandai dengan surat

    keterangan tidak mampu dari instansi yang berwenang.

    Huruf b : Penderita penyakit menular dan keracunan gas, dan lain-

    lain yang disebabkan faktor alamiah dan terjadi secara

    massal.

    Huruf c : Cukup Jelas

    Huruf d : Bencana alam adalah suatu peristiwa yang terjadi secara

    mendadak/tidak terencana atau secara perlahan tetapi

    berlanjut yang menimbulkan dampak terhadap pola

  • 23

    kehidupan normal atau kerusakan ekosistem, sehingga

    diperlukan tindakan darurat dan luar biasa untuk

    menolong dan menyelamatkan korban yaitu manusia

    beserta lingkungannya.

    Kedaruratan kompleks adalah terjadinya kekacuan , yang

    ditandai dengan kekerasan yang menonjol dan lumpuhnya

    pelayanan pemerintahan.

    Huruf e : Cukup Jelas

    Huruf f : Penderita penyakit menular yang dikecualikan dari subjek

    Retribusi di sini adalah orang yang menderita penyakit

    yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat sebagai Penyakit

    Menular yang dinyatakan bebas biaya atau program-

    program kesepakatan global untuk diberantas.

    Huruf g : Kader kesehatan adalah kader Posyandu dan kader lain

    yang direkrut dan dibina oleh Puskesmas dalam rangka

    mendukung Program Pemerintah di bidang kesehatan

    yang aktif secara terus-menerus terlibat dalam program

    itu.

    Huruf h : Cukup Jelas

    Huruf i : Kegiatan Luar Gedung adalah kegiatan yang

    diselenggarakan di luar gedung Puskesmas yang

    merupakan komitmen secara Nasional seperti Posyandu,

    Puskesmas Keliling, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

    dan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGS)

    Huruf j : Cukup Jelas

    Huruf k : Cukup Jelas

    Pasal 3

    Cukup jelas

    Pasal 4

    Cukup Jelas

    Pasal 5

    Cukup Jelas

    Pasal 6

    Cukup jelas

    Pasal 7 : Asuransi yang berkaitan dengan Program Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah

    adalah asuransi kesehatan yang sebagian atau seluruh dananya berasal dari

    Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah seperti Jaminan Kesehatan Masyarakat,

    Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin dan lain-lain.

    Badan Penyelenggara adalah badan yang ditunjuk oleh Pemerintah atau Pemerintah

    Kota untuk mengelola jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat.

    Pasal 8

  • 24

    Cukup jelas

    Pasal 9

    Cukup jelas

    Pasal 10

    Cukup Jelas

    Pasal 11

    Cukup jelas

    Pasal 12

    Cukup Jelas

    Pasal 13

    Cukup jelas

    Pasal 14

    Cukup jelas

    Pasal 15

    Cukup jelas

    Pasal 16

    Cukup jelas

    Pasal 17

    Cukup Jelas

    Pasal 18

    Cukup jelas

    Pasal 19

    Cukup jelas

    Pasal 20

    Cukup jelas

    Pasal 21

    Cukup jelas

    Pasal 22

    Cukup jelas

    Pasal 23

    Cukup jelas

    Pasal 24

    Cukup jelas

    TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 6