LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI -...

22
KOTA DUMAI LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI Nomor : 12 Tahun 2007 Seri : B Nomor 03 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN DAN PERIZINAN DI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI, Menimbang : a. bahwa Pembinaan terhadap Pelayanan Di Bidang Kesehatan, Tempat-Tempat Umum (TTU), dan Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman serta Kesehatan Tenaga Kerja perlu pengaturan Daerah; b. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka tugas Pembinaan, Pengendalian, Pengawasan dan Pelayanan Kesehatan Swasta, TTU dan Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman serta Kesehatan Tenaga Kerja berada dalam kewenangan Pemerintah Kota Dumai; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Retribusi Pelayanan dan Perizinan di Bidang Kesehatan dengan Peraturan Daerah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2918); 320

Transcript of LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI -...

KOTA DUMAI

LEMBARAN DAERAHKOTA DUMAI

Nomor : 12 Tahun 2007 Seri : B Nomor 03

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAINOMOR 12 TAHUN 2007

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN DAN PERIZINAN DI BIDANG KESEHATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA DUMAI,

Menimbang : a. bahwa Pembinaan terhadap Pelayanan Di Bidang Kesehatan, Tempat-Tempat Umum (TTU), dan Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman serta Kesehatan Tenaga Kerja perlu pengaturan Daerah;

b. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, maka tugas Pembinaan, Pengendalian, Pengawasan dan Pelayanan Kesehatan Swasta, TTU dan Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman serta Kesehatan Tenaga Kerja berada dalam kewenangan Pemerintah Kota Dumai;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Retribusi Pelayanan dan Perizinan di Bidang Kesehatan dengan Peraturan Daerah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2918);

320

Pasal 4

Kekayaan daerah yang dapat dipakai atau disewa oleh orang pribadi atau badan, antara lain :a. Tanah;b. Rumah;c. Gedung;d. Tenda;e. Kursi dan Sound System;f. Buldizer DX 75 M;g. Scat Track;h. Escavator;i. Motor Grader;j. Mesin Wals 6-8 ton;k. Dump Truck;l. Loader/Shofellm. Mobil Tengki Air;n. Mobil Crane;o. dan lain-lain

BAB III PENGHITUNGAN, PEMAKAIAN/PENGGUNAAN

KEKAYAAN DAERAH

Pasal 5

(1) Setiap orang atau badan yang memenuhi persyaratan dapat memperoleh izin untuk pemakaian kekayaan daerah;

(2) Izin pemakaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan oleh Walikota atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 6

(1). Penyewaan tanah, Gedung/Bangunan berdasarkan luas tanah, lokasi tanah, harga pasaran, harga umum/NJOP.

(2). Pemakaian alat-alat berat berdasarkan jenis kendaraan/alat-alat berat dan waktu pemakaian.

(3). Pemakaian rumah berdasarkan golongan dan lamanya pemakaian perbulan.

(4). Penyewaan tenda berdasarkan jenis, kapasitas, fasilitas dan lama penyewaan.

2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);

4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Dumai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3829);

5. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048);

6. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

8. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108,,

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI TENTANG PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :a. Daerah adalah Kota Dumai;b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Dumai;c. Walikota adalah Walikota Dumai;d. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut

DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Dumai;

e. Badan adalah suatu badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan perkumpulan, firma, kongsi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pension, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya;

f. Penyewaan kekayaan daerah adalah Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas pelayanan pemakaian kekayaan daerah yang dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

BAB IIOBJEK DAN SUBJEK

Pasal 2

Objek penyewaan adalah orang pribadi atau badan yang memakai/menyewa kekayaan Daerah.

Pasal 3

Subjek penyewaan adalah kekayaan daerah yang dipakai /disewa oleh orang pribadi atau badan.

344

10. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4424);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

15. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/MenKes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Izin Praktek Perawat;

16. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1363/MenKes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Izin Praktek Fisioterapis;

17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1392/MenKes/SK/VII/2001 tentang Registrasi dan Izin Praktek Perawat Gigi;

18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 544/MenKes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan izin Refraksionis Optisian;

19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 900/MenKes/SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Izin Praktek Bidan;

20. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 679/MenKes/SK/V/2003 tentang Registrasi dan Izin Kerja Asisten Apoteker;

21. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1076/MenKes/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional;

22. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/MenKes/SK/VIII/2003 tentang Tenaga Akupuntur;

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139);

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

9. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 7 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Dumai Tahun 2006-2010 (Lembaran Daerah Kota Dumai Tahun 2006 Nomor 7 Seri D).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA DUMAIdan

WALIKOTA DUMAI

343

23. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1758/MenKes/SK/XII/2003 tentang Standar Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar;

24. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 867/MenKes/SK/VI/2001 tentang Registrasi dan izin Praktek Terapis Wicara;

25. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 920/MenKes/Per/X/1999 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik termasuk Medik Spesialistik;

26. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1168/MenKes/Per/X/1999 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722/MenKes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan;

27. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1419/MenKes/Per/X/2005 tentang Penyelenggaraan Praktek Dokter dan Dokter Gigi;

28. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 1 Tahun 2005 tentang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA DUMAIDAN

WALIKOTA DUMAI

M E M U T U S K A N

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERIZINAN DI BIDANG KESEHATAN.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan :1. Kota adalah Kota Dumai.2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Dumai.3. Walikota adalah Walikota Dumai.4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kota Dumai.5. Dinas adalah Dinas Kesehatan Kota Dumai.

323

KOTA DUMAI

LEMBARAN DAERAHKOTA DUMAI

Nomor : 13 Tahun 2007 Seri : B Nomor 04

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAINOMOR 13 TAHUN 2007

TENTANG

PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA DUMAI,

Menimbang : a. bahwa asset daerah merupakan harta kekayaan yang dimiliki dan dikuasai oleh Pemerintah Daerah, baik barang bergerak maupun tidak bergerak yang pengelolaan dan pemanfaatannya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya guna kepentingan Pemerintah Daerah dan Masyarakat Kota Dumai;

b. bahwa mengacu pada ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, menyatakan asset daerah yang merupakan kekayaan daerah perlu diatur dalam suatu Peraturan Daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Pemakaian Kekayaan Daerah dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Dumai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

6. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Dumai.7. Pejabat adalah Pegawai yang diberikan tugas tertentu

dibidang Perpajakan Daerah dan atau Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

9. Jasa Umum adalah Pelayanan yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan, kepentingan dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

10. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga Dana Pensiun, bentuk badan usaha tetap, serta bentuk usaha lainnya.

11. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan didalam hubungan kerja untuk menghasilkan jasa atau barang guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

12. Kartu Laik Sehat adalah kartu yang memuat hasil pemeriksaan kesehatan lingkungan tempat-tempat usaha.

13. Izin adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksud untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, pengawasan kegiatan, pemanfaatan ruangan, penggunaan sumber daya alam, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

14. Kesehatan Lingkungan adalah kondisi lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan tenaga kerja dan masyarakat yang ada disekitar tempat usaha.

15. Tempat usaha adalah tiap ruangan terbuka atau tertutup tempat tenaga kerja bekerja untuk keperluan usaha dimana terdapat potensi bahaya.

16. Tanda Bukti Penerimaan adalah surat yang digunakan

II. PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1 s/d 17 Cukup jelas

Pasal 18 Pada Lampiran I angka 1 & 2 mengenai pemberian Izin Rumah Bersalin

dan Izin Balai Pengobatan ditinjau kembali berdasarkan hasil Evaluasi dari Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan tanggal 11 Oktober tahun 2007 dengan Nomor Surat S - 224 / MK.7 / 2007 tentang Evaluasi Ranperda Kota Dumai.

Pasal 19 s/d 34 Cukup jelas

341

17. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan, pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan retribusi berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi.

18. Pelayanan Kesehatan adalah bentuk pelayanan berupa peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan oleh perseorangan atau berkelompok dalam suatu organisasi yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat.

19. Tempat-Tempat Umum yang selanjutnya disebut TTU adalah suatu tempat yang menyediakan fasilitas dan atau pelayanan untuk umum yang dapat menimbulkan kecelakaan dan gangguan kesehatan lainnya apabila fasilitas dan atau pelayanan yang disediakan tidak memenuhi syarat kesehatan termasuk tempat penjualan / penyajian makanan dan minuman.

20. Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha ditempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis.

21. Tempat-tempat pembuatan dan penjualan / penyajian makanan dan minuman adalah tempat perusahaan dimana makanan dan minuman tersebut diproduksi, diolah, disimpan, diangkut, dijual/disajikan bagi umum.

BAB IIMAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Maksud dan Tujuan dikeluarkan Peraturan Daerah ini adalah :(1) Mengatur, membina dan mengawasi pelaksanaan kegiatan

Pelayanan Kesehatan Swasta, TTU, Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman serta kesehatan tenaga kerja dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

325

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI

NOMOR 12 TAHUN 2007

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN DAN PERIZINAN DIBIDANG KESEHATAN

I. UMUM

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka dalam melaksanakan Otonomi Daerah yang nyata, luas dan bertanggung jawab diharapkan Daerah dapat meningkatkan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Pada dasarnya Pendapatan Asli Daerah dipergunakan untuk membiayai Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah yang bertujuan untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian Daerah diharapkan mampu dalam membiayai dan mengatur serta mengurus rumah tangganya sendiri.

Retribusi Pelayanan dan Perizinan dibidang Kesehatan adalah merupakan Sumber Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial sebagai Pungutan Daerah yang diambil dari masyarakat atas jasa yang diberikan oleh Pemerintah Daerah.

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah yang menjadi dasar penetapan Retribusi Pelayanan dan Perizinan dibidang Kesehatan, maka ketentuan Produk Hukum Daerah Kota Dumai yang berkaitan dengan hal demikian harus disesuaikan kembali.

340

(2) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta mencegah terjadinya penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya akibat dari kegiatan yang diselenggarakan oleh pelayanan TTU dan Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman.

BAB IIINAMA, SUBJEK DAN OBJEK RETRIBUSI

Pasal 3

Dengan nama Retribusi Pelayanan Perizinan Dibidang Kesehatan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas perizinan sarana pelayanan kesehatan swasta, sertifikasi TTU dan Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman serta Kesehatan Tenaga kerja dan rekomendasi pelayanan kesehatan.

Pasal 4

(1) Subjek Retribusi adalah setiap orang pribadi atau badan yang memerlukan pelayanan untuk mendapatkan izin dan rekomendasi untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

(2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan Daerah berkewajiban membayar retribusi.

BAB IVGOLONGAN RETRIBUSI DAN WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 5

Retribusi pelayanan dan perizinan di bidang kesehatan digolongkan sebagai retribusi jasa umum.

Pasal 6

Retribusi izin dan pelayanan kesehatan dipungut dalam wilayah Kota Dumai.

BAB VCARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 7

Tingkat pengunaan jasa diukur berdasarkan jenis pelayanan dan jangka waktu perizinan.

2. Tarif Retribusi Rekomendasi Pelayanan Kesehatan, TTU dan Industri Rumah Makan dan Minuman

No. Jenis Retribusi Perizinan Tarif (Rp) Keterangan 1. Rekomendasi Laik Sehat lingkungan Kerja: a. < 10 tenaga kerja 25.000,- 1 (satu) tahun sekali b. 10-25 tenaga kerja 50.000,- 1 (satu) tahun sekali c. 26-50 tenaga kerja 100.000,- 1 (satu) tahun sekali d. > 50 tenaga kerja 200.000,- 1 (satu) tahun sekali

2. Rekomendasi Pemeriksaan Umum 1.000,- 1 (satu) kali Kesehatan tenaga kerja pemeriksaan 6 bulan per tenaga kerja sekali

3. Rekomendasi Batra 100.000,-

4. Rekomendasi Salon 100.000,-

5. Rekomendasi Depot Air Minum 100.000,-

6. Rekomendasi Hotel 100.000,-

7. Rekomendasi Rumah Makan 100.000,-

WALIKOTA DUMAI,

dto,

H. ZULKIFLI A.S

339

BAB VIPRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN STRUKTUR

BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 8

Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif yang dimaksud untuk menutupi pembinaan, pengawasan, pengendalian dan pemberian izin pelayanan kesehatan.

BAB VIIPERIZINAN DAN REKOMENDASI

Pasal 9

(1) Setiap orang pribadi atau badan yang mendirikan dan atau menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan yang akan bekerja pada pelayanan kesehatan didaerah wajib memiliki izin dari Walikota.

(2) Izin penyelenggaraan pelayanan kesehatan swasta terdiri dari :

a. Izin Rumah Bersalin; b. Izin Balai Pengobatan; c. Izin Toko Obat; d. Izin Apotik; e. Izin Praktek Dokter Umum; f. Izin Praktek Dokter Gigi; g. Izin Praktek Dokter Spesialis; h. Izin Praktek Bidan; i. Izin Praktik Fisiotherapis; j. Izin Kerja Analis, Refraksionis Optisien, dan Asisten

Apoteker; k. Izin Praktek Laboratorium; l. Izin Kerja Perawat Gigi; m. Izin Praktek berkelompok Dokter Spesialis / Dokter Gigi

Spesialis; n. Izin Penyelenggara Optikal; o. Izin Praktek Terapis Wicara; p. Izin Tanda Nomor Sertifikat Produksi Pangan Industri

Rumah Tangga.

Lampiran : PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI Nomor : Tahun 2007 Tanggal : September 2007

1. Tarif Retribusi Perizinan Pelayanan Kesehatan.

No. Jenis Retribusi Perizinan Tarif (Rp) Keterangan 1. Izin Rumah Bersalin 1.000.000,- 5 (lima) tahun 2. Izin Balai Pengobatan 750.000,- 5 (lima) tahun 3. Izin Toko Obat Berizin 100.000,- 3 (tiga) tahun 4. Izin Apotik 1.000.000,- 1 (satu) kaliPenerbitan 5. Izin Praktek Dokter Umum/Dokter Gigi 250.000,- 5 (lima) tahun 6. Izin Praktek Dokter Spesialis 300.000,- 5 (lima) tahun 7. Izin Praktek Bidan 350.000,- 5 (lima) tahun 8. Izin Praktek Fisioterapi 250.000,- 5 (lima) tahun 9. Izin Praktek Terapis Wicara 250.000,- 5 (lima) tahun 10. Surat Izin Kerja (SIK) Perawat, Perawat Gigi, Analis, Bidan, Refraksi Optisi, dan Tekniker Gigi dan Asisten Apoteker 50.000,- 5 (lima) tahun

11. Izin Praktek Laboratorium 250.000,- 5 (lima) tahun 12. Praktek berkelompok Dokter Spesialis/ Dokter Gigi Spesialis 250.000,- 5 (lima) tahun 13. Izin Penyelenggaran Optikal 200.000,- 5 (lima) tahun 14. IzinTandaNomorSertifikatProduksi Pangan Industri Rumah Tangga 100.000,- 1 (satu) kaliPenerbitan

338

Pasal 10

(1) Setiap orang pribadi atau badan yang mendirikan dan atau menyelenggarakan pelayanan kesehatan, Tempat-tempat umum, dan Industri Rumah Tangga makanan dan minuman wajib memiliki rekomendasi sanitasi dan kesehatan dari dinas kesehatan.

(2) Rekomendasi berupa : a. Rekomendasi Laik Kesehatan Lingkungan; b. Rekomendasi pemeriksaan umum kesehatan tenaga

kerja; c. Rekomendasi Batra; d. Rekomendasi Salon; e. Rekomendasi Depot Air Minum; f. Rekomendasi Hotel; g. Rekomendasi Rumah Makan.(3) Dikecualikan terhadap orang dan atau badan yang telah

memiliki pelayanan kesehatan terhadap tenaga kerja dari dokter yang telah mempunyai sertifikasi dari pemerintah tidak diwajibkan untuk membayar retribusi.

Pasal 11

(1) Untuk memperoleh izin dan rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10 Peraturan Daerah ini, pemohon harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan dengan pedoman dan persyaratan yang diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan.

(2) Izin dan rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10 diatas baru dapat diberikan setelah jumlah retribusi yang ditetapkan dilunasi ke Kas Daerah c/q Kepala Dinas Kesehatan.

(3) Jangka waktu berlakunya izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ditetapkan sebagai berikut :

a. Huruf a, b, e, f, g, h, i, j, k, ,m, n, o, p adalah 5 (lima) tahun;

b. Huruf (c) adalah 3 (tiga) tahun; c. Huruf (d) adalah 1 (satu) kali penerbitan dan setiap 5

tahun wajib registrasi.

BAB XXIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 33

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, akan diatur kemudian dengan Keputusan Walikota.

(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah yang bertentangan dengan ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 34

Peraturan daerah ini mulai ber laku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Dumai.

Ditetapkan di Dumaipada tanggal 30 Oktober 2007

WALIKOTA DUMAI,

dto,

H. ZULKIFLI A.S.Diundangkan di Dumaipada tanggal 31 Oktober 2007

SEKRETARIS DAERAH KOTA DUMAI,

dto,

H. WAN FAUZI EFFENDI Pembina Tk. I, NIP. 010055541

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI TAHUN 2007 NOMOR 03 SERI B

(4) Jangka waktu rekomendasi berlaku 1 (satu) tahun dan selanjutnya dapat diperbaharui.

(5) Izin dan Rekomendasi diberikan atas nama pemohon.(6) Dalam surat izin dimuat ketentuan-ketentuan yang harus

dipenuhi dan dipatuhi oleh pemegang izin.(7) Izin dan rekomendasi tidak dapat dipindah tangankan

kepada pihak lain kecuali atas persetujuan Kepala Dinas Kesehatan.

(8) Syarat-syarat dan tatacara pengalihan izin diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Kesehatan.

Pasal 12

Pemegang izin sebagai mana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) diwajibkan :a. Membayar retribusi izin dan rekomendasi ke kas daerah

melalui bendaharawan pembantu khusus penerima Dinas Kesehatan;

b. Mematuhi segala ketentuan dan perundang–undangan yang berlaku berkaitan dengan masalah kesehatan;

c. Memperpanjang izin dan membayar retribusi sesuai dengan jadwal sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat ( 3) bila si pemegang izin ingin melanjutkan usahanya;

d. Melayani dan membantu petugas dalam hal kelancaran pemeriksaan / penilaian lapangan.

Pasal 13

Izin penyelenggaraan sarana pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dapat dialihkan atau dipindah tangankan kepada pihak ketiga, apabila akan dilakukan penggantian nama / merk usaha, pengembangan sarana dan tenaga kesehatan setelah mendapat persetujuan dari kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk.

Pasal 14

Izin penyelenggaraan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dapat dicabut dinyatakan tidak berlaku serta tidak mempunyai kekuatan hukum lagi apabila :a. Pemegang izin memperoleh izin secara tidak sah;b. Terjadi pemindahan letak atau lokasi tempat pelayanan

kesehatan;

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen lain yang berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

g. Menyuruh berhenti melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf (e);

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran

penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat diper tanggung jawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) m e m b e r i t a h u k a n d i m u l a i ny a p e ny i d i k a n d a n menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XXKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 32

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka surat izin lainnya yang sejenis dengan diatur dalam peraturan daerah ini apabila :a. Masa berlakunya belum berakhir, dinyatakan tetap berlaku

sampai masa izin berakhir;

c. Pemegang izin tidak memenuhi kewajiban yang telah ditentukan.

Pasal 15

(1) Terhadap pencabutan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dilakukan setelah dibuat teguran, dan pemegang izin tidak dapat mengajukan pengembalian retribusi yang telah dibayar dan atau menuntut ganti rugi kepada Walikota.

(2) Pencabutan plang, penyegelan dan atau pengamanan sarana pelayanan kesehatan tersebut dapat dilakukan oleh petugas dan Satpol PP.

BAB VIIIPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 16

Pemerintah daerah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap semua kegiatan atau urusan pada sarana pelayanan kesehatan dalam rangka memelihara kesehatan masyarakat yang secara tekhnis operasional dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan.

BAB IXKEWAJIBAN PENGELOLA TTU DAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

MAKANAN DAN MINUMAN

Pasal 17

(1) Setiap orang pribadi atau badan yang memiliki dan atau mengelola Tempat-Tempat Umum, Tempat Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman dan usaha lainnya diwajibkan melaksanakan :

a. Upaya kesehatan lingkungan pada tempat usahanya sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang dinyatakan pada kartu laik sehat;

b. Untuk memperkerjakan tenaga kerja yang berbadan sehat, memeriksakan secara berkala minimal 6 (enam) bulan sekali dan dinyatakan sehat oleh dokter Dinas Kesehatan atau yang ditunjuk;

c. Mengikutsertakan seluruh tenaga kerja pada program jaminan pemeliharaan kesehatan dan mendaftarkan ke Dinas Kesehatan;

BAB XVIIIKETENTUAN PIDANA

Pasal 30

(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerah diancam Pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi yang terhutang.

(2) Setiap orang pribadi atau badan yang karena sengaja dan atau kelalaiannya melanggar ketentuan perizinan, larangan dan atau tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam peraturan daerah ini diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah).

(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran.

BAB XIXPENYIDIKAN

Pasal 31

(1) Pejabat pegawai negeri sipil tertentu dilingkungan pemerintahan daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindakan pidana dibidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

(2) Wewenang penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpul, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

335

d. Menyediakan pakaian kerja alat pelindung diri bagi tenaga kerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mewajibkan karyawannya untuk selalu memakainya dalam melakukan pekerjaan;

e. Menyediakan fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

f. Memeriksakan air yang dipergunakan dalam proses produksi makanan, minuman atau yang dipergunakan untuk tenaga kerja minimal 6 (enam) bulan sekali;

g. Memeriksakan hasil produksi makanan minuman minimal 1 (satu) tahun sekali ke laboratorium yang ditunjuk.

(2) Memberikan kemudahan kepada petugas Dinas Kesehatan yang akan melakukan tugas pengawasan.

BAB XSTRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 18

(1) Tarif Retribusi Perizinan Pelayanan Kesehatan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

(2) Tarif Retribusi Rekomendasi Pelayanan Kesehatan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

BAB XITATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 19

(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.(2) Retribusi dipungut langsung dengan menggunakan Surat

Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB XIITATA CARA PEMBAYARAN

Pasal 20

(1) Pembayaran Retribusi harus dilakukan secara tunai/ lunas.

(4) Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus diputuskan oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat permohonan keberatan diterima.

BAB XVITATA CARA PERHITUNGAN PENGEMBALIAN

KELEBIHAN PEMBAYARAN RETRIBUSI

Pasal 27

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan secara tertulis kepada Walikota untuk perhitungan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi.

(2) Atas dasar permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kelebihan pembayaran retribusi dapat langsung diperhitungkan terlebih dahulu dengan utang retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga oleh Walikota.

(3) Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang berhak atas kelebihan pembayaran tersebut dapat diperhitungkan dengan pembayaran Retribusi selanjutnya.

Pasal 28

(1) Pengembalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dilaksanakan dengan menerbitkan surat perintah membayar Kelebihan Retribusi.

(2) Atas perhitungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diterbitkan bukti pemindah bukuan yang berlaku juga sebagai bukti pembayaran.

BAB XVIISANKSI ADMINISTRASI

Pasal 29

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua per seratus) setiap bulan dari retribusi yang terhutang atau kurang dibayar.

(2) Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjukan dapat memberi izin kepada wajib retribusi untuk mengangsur retribusi terhutang dalam jangka waktu tertentu dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Tata cara pembayaran dan hasil penerimaan retribusi ditetapkan oleh Walikota.

(4) Walikota atau pejabat yang ditunjuk dapat mengizinkan wajib retribusi untuk menunda pembayaran retribusi sampai batas waktu yang ditentukan dengan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.

Pasal 21

(1) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 diberikan tanda bukti pembayaran.

(2) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan.(3) Bentuk isi, kualitas ukuran buku dan tanda bukti

pembayaran retribusi ditetapkan oleh Walikota.

BAB XIIITATA CARA PENAGIHAN

Pasal 22

(1) Pengeluaran surat teguran / peringatan / surat lain yang sejenis sebagaimana awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dilakukan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran atau peringatan atau surat lain yang sejenis disampaikan, wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terhutang.

(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.

Pasal 23

Bentuk-bentuk formulir yang dipergunakan untuk pelaksanaan penagihan retribusi Pelayanan Kesehatan ditetapkan oleh Walikota.

332

BAB XIVTATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN DAN

PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 24

(1) Walikota dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi.

(2) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dalam ayat (1) ditetapkan oleh Walikota.

Pasal 25

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga dan kenaikan retribusi yang terhutang dalam hal sanksi dikenakan karena kekhilafan wajib retribusi atau bukan karena kesalahannya.

(2) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan retribusi yang tidak benar.

(3) Keputusan atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikeluarkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk paling lama 3 (tiga) bulan sejak surat permohonan diterima.

(4) Apabila setelah lewat 3 (tiga) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Walikota atau pejabat yang tunjuk tidak memberikan keputusan, maka permohonan pembetulan, pengurangan ketetapan, penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dan pembatalan dianggap dikabulkan.

BAB XVTATA CARA PENYELESAIAN KEBERATAN

Pasal 26

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan keberatan atas Surat Keterangan Retribusi Daerah atau dokumen lain yang dipersamakan;

(2) Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan secara tertulis kepada Walikota atau pejabat yang ditunjuk dengan disertai alasan-alasan yang jelas.

6. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Dumai.7. Pejabat adalah Pegawai yang diberikan tugas tertentu

dibidang Perpajakan Daerah dan atau Retribusi Daerah sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

9. Jasa Umum adalah Pelayanan yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan, kepentingan dan pemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.

10. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan atau Organisasi yang sejenis, Lembaga Dana Pensiun, bentuk badan usaha tetap, serta bentuk usaha lainnya.

11. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan didalam hubungan kerja untuk menghasilkan jasa atau barang guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

12. Kartu Laik Sehat adalah kartu yang memuat hasil pemeriksaan kesehatan lingkungan tempat-tempat usaha.

13. Izin adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksud untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian, pengawasan kegiatan, pemanfaatan ruangan, penggunaan sumber daya alam, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

14. Kesehatan Lingkungan adalah kondisi lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan tenaga kerja dan masyarakat yang ada disekitar tempat usaha.

15. Tempat usaha adalah tiap ruangan terbuka atau tertutup tempat tenaga kerja bekerja untuk keperluan usaha dimana terdapat potensi bahaya.

16. Tanda Bukti Penerimaan adalah surat yang digunakan

II. PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1 s/d 17 Cukup jelas

Pasal 18 Pada Lampiran I angka 1 & 2 mengenai pemberian Izin Rumah Bersalin

dan Izin Balai Pengobatan ditinjau kembali berdasarkan hasil Evaluasi dari Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan tanggal 11 Oktober tahun 2007 dengan Nomor Surat S - 224 / MK.7 / 2007 tentang Evaluasi Ranperda Kota Dumai.

Pasal 19 s/d 34 Cukup jelas

341

17. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan, pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan retribusi berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi.

18. Pelayanan Kesehatan adalah bentuk pelayanan berupa peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan oleh perseorangan atau berkelompok dalam suatu organisasi yang diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat.

19. Tempat-Tempat Umum yang selanjutnya disebut TTU adalah suatu tempat yang menyediakan fasilitas dan atau pelayanan untuk umum yang dapat menimbulkan kecelakaan dan gangguan kesehatan lainnya apabila fasilitas dan atau pelayanan yang disediakan tidak memenuhi syarat kesehatan termasuk tempat penjualan / penyajian makanan dan minuman.

20. Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha ditempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis.

21. Tempat-tempat pembuatan dan penjualan / penyajian makanan dan minuman adalah tempat perusahaan dimana makanan dan minuman tersebut diproduksi, diolah, disimpan, diangkut, dijual/disajikan bagi umum.

BAB IIMAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Maksud dan Tujuan dikeluarkan Peraturan Daerah ini adalah :(1) Mengatur, membina dan mengawasi pelaksanaan kegiatan

Pelayanan Kesehatan Swasta, TTU, Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman serta kesehatan tenaga kerja dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

325

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI

NOMOR 12 TAHUN 2007

TENTANG

RETRIBUSI PELAYANAN DAN PERIZINAN DIBIDANG KESEHATAN

I. UMUM

Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka dalam melaksanakan Otonomi Daerah yang nyata, luas dan bertanggung jawab diharapkan Daerah dapat meningkatkan Penerimaan Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Pada dasarnya Pendapatan Asli Daerah dipergunakan untuk membiayai Penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan Daerah yang bertujuan untuk meningkatkan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian Daerah diharapkan mampu dalam membiayai dan mengatur serta mengurus rumah tangganya sendiri.

Retribusi Pelayanan dan Perizinan dibidang Kesehatan adalah merupakan Sumber Pendapatan Asli Daerah yang cukup potensial sebagai Pungutan Daerah yang diambil dari masyarakat atas jasa yang diberikan oleh Pemerintah Daerah.

Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah yang menjadi dasar penetapan Retribusi Pelayanan dan Perizinan dibidang Kesehatan, maka ketentuan Produk Hukum Daerah Kota Dumai yang berkaitan dengan hal demikian harus disesuaikan kembali.

340

(2) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta mencegah terjadinya penularan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya akibat dari kegiatan yang diselenggarakan oleh pelayanan TTU dan Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman.

BAB IIINAMA, SUBJEK DAN OBJEK RETRIBUSI

Pasal 3

Dengan nama Retribusi Pelayanan Perizinan Dibidang Kesehatan dipungut retribusi sebagai pembayaran atas perizinan sarana pelayanan kesehatan swasta, sertifikasi TTU dan Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman serta Kesehatan Tenaga kerja dan rekomendasi pelayanan kesehatan.

Pasal 4

(1) Subjek Retribusi adalah setiap orang pribadi atau badan yang memerlukan pelayanan untuk mendapatkan izin dan rekomendasi untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

(2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan Daerah berkewajiban membayar retribusi.

BAB IVGOLONGAN RETRIBUSI DAN WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 5

Retribusi pelayanan dan perizinan di bidang kesehatan digolongkan sebagai retribusi jasa umum.

Pasal 6

Retribusi izin dan pelayanan kesehatan dipungut dalam wilayah Kota Dumai.

BAB VCARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 7

Tingkat pengunaan jasa diukur berdasarkan jenis pelayanan dan jangka waktu perizinan.

2. Tarif Retribusi Rekomendasi Pelayanan Kesehatan, TTU dan Industri Rumah Makan dan Minuman

No. Jenis Retribusi Perizinan Tarif (Rp) Keterangan 1. Rekomendasi Laik Sehat lingkungan Kerja: a. < 10 tenaga kerja 25.000,- 1 (satu) tahun sekali b. 10-25 tenaga kerja 50.000,- 1 (satu) tahun sekali c. 26-50 tenaga kerja 100.000,- 1 (satu) tahun sekali d. > 50 tenaga kerja 200.000,- 1 (satu) tahun sekali

2. Rekomendasi Pemeriksaan Umum 1.000,- 1 (satu) kali Kesehatan tenaga kerja pemeriksaan 6 bulan per tenaga kerja sekali

3. Rekomendasi Batra 100.000,-

4. Rekomendasi Salon 100.000,-

5. Rekomendasi Depot Air Minum 100.000,-

6. Rekomendasi Hotel 100.000,-

7. Rekomendasi Rumah Makan 100.000,-

WALIKOTA DUMAI,

dto,

H. ZULKIFLI A.S

339

BAB VIPRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN STRUKTUR

BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 8

Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif yang dimaksud untuk menutupi pembinaan, pengawasan, pengendalian dan pemberian izin pelayanan kesehatan.

BAB VIIPERIZINAN DAN REKOMENDASI

Pasal 9

(1) Setiap orang pribadi atau badan yang mendirikan dan atau menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan yang akan bekerja pada pelayanan kesehatan didaerah wajib memiliki izin dari Walikota.

(2) Izin penyelenggaraan pelayanan kesehatan swasta terdiri dari :

a. Izin Rumah Bersalin; b. Izin Balai Pengobatan; c. Izin Toko Obat; d. Izin Apotik; e. Izin Praktek Dokter Umum; f. Izin Praktek Dokter Gigi; g. Izin Praktek Dokter Spesialis; h. Izin Praktek Bidan; i. Izin Praktik Fisiotherapis; j. Izin Kerja Analis, Refraksionis Optisien, dan Asisten

Apoteker; k. Izin Praktek Laboratorium; l. Izin Kerja Perawat Gigi; m. Izin Praktek berkelompok Dokter Spesialis / Dokter Gigi

Spesialis; n. Izin Penyelenggara Optikal; o. Izin Praktek Terapis Wicara; p. Izin Tanda Nomor Sertifikat Produksi Pangan Industri

Rumah Tangga.

Lampiran : PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI Nomor : Tahun 2007 Tanggal : September 2007

1. Tarif Retribusi Perizinan Pelayanan Kesehatan.

No. Jenis Retribusi Perizinan Tarif (Rp) Keterangan 1. Izin Rumah Bersalin 1.000.000,- 5 (lima) tahun 2. Izin Balai Pengobatan 750.000,- 5 (lima) tahun 3. Izin Toko Obat Berizin 100.000,- 3 (tiga) tahun 4. Izin Apotik 1.000.000,- 1 (satu) kaliPenerbitan 5. Izin Praktek Dokter Umum/Dokter Gigi 250.000,- 5 (lima) tahun 6. Izin Praktek Dokter Spesialis 300.000,- 5 (lima) tahun 7. Izin Praktek Bidan 350.000,- 5 (lima) tahun 8. Izin Praktek Fisioterapi 250.000,- 5 (lima) tahun 9. Izin Praktek Terapis Wicara 250.000,- 5 (lima) tahun 10. Surat Izin Kerja (SIK) Perawat, Perawat Gigi, Analis, Bidan, Refraksi Optisi, dan Tekniker Gigi dan Asisten Apoteker 50.000,- 5 (lima) tahun

11. Izin Praktek Laboratorium 250.000,- 5 (lima) tahun 12. Praktek berkelompok Dokter Spesialis/ Dokter Gigi Spesialis 250.000,- 5 (lima) tahun 13. Izin Penyelenggaran Optikal 200.000,- 5 (lima) tahun 14. IzinTandaNomorSertifikatProduksi Pangan Industri Rumah Tangga 100.000,- 1 (satu) kaliPenerbitan

338

Pasal 10

(1) Setiap orang pribadi atau badan yang mendirikan dan atau menyelenggarakan pelayanan kesehatan, Tempat-tempat umum, dan Industri Rumah Tangga makanan dan minuman wajib memiliki rekomendasi sanitasi dan kesehatan dari dinas kesehatan.

(2) Rekomendasi berupa : a. Rekomendasi Laik Kesehatan Lingkungan; b. Rekomendasi pemeriksaan umum kesehatan tenaga

kerja; c. Rekomendasi Batra; d. Rekomendasi Salon; e. Rekomendasi Depot Air Minum; f. Rekomendasi Hotel; g. Rekomendasi Rumah Makan.(3) Dikecualikan terhadap orang dan atau badan yang telah

memiliki pelayanan kesehatan terhadap tenaga kerja dari dokter yang telah mempunyai sertifikasi dari pemerintah tidak diwajibkan untuk membayar retribusi.

Pasal 11

(1) Untuk memperoleh izin dan rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10 Peraturan Daerah ini, pemohon harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Dinas Kesehatan dengan pedoman dan persyaratan yang diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan.

(2) Izin dan rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10 diatas baru dapat diberikan setelah jumlah retribusi yang ditetapkan dilunasi ke Kas Daerah c/q Kepala Dinas Kesehatan.

(3) Jangka waktu berlakunya izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ditetapkan sebagai berikut :

a. Huruf a, b, e, f, g, h, i, j, k, ,m, n, o, p adalah 5 (lima) tahun;

b. Huruf (c) adalah 3 (tiga) tahun; c. Huruf (d) adalah 1 (satu) kali penerbitan dan setiap 5

tahun wajib registrasi.

BAB XXIKETENTUAN PENUTUP

Pasal 33

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, akan diatur kemudian dengan Keputusan Walikota.

(2) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah yang bertentangan dengan ini dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal 34

Peraturan daerah ini mulai ber laku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Dumai.

Ditetapkan di Dumaipada tanggal 30 Oktober 2007

WALIKOTA DUMAI,

dto,

H. ZULKIFLI A.S.Diundangkan di Dumaipada tanggal 31 Oktober 2007

SEKRETARIS DAERAH KOTA DUMAI,

dto,

H. WAN FAUZI EFFENDI Pembina Tk. I, NIP. 010055541

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI TAHUN 2007 NOMOR 03 SERI B

(4) Jangka waktu rekomendasi berlaku 1 (satu) tahun dan selanjutnya dapat diperbaharui.

(5) Izin dan Rekomendasi diberikan atas nama pemohon.(6) Dalam surat izin dimuat ketentuan-ketentuan yang harus

dipenuhi dan dipatuhi oleh pemegang izin.(7) Izin dan rekomendasi tidak dapat dipindah tangankan

kepada pihak lain kecuali atas persetujuan Kepala Dinas Kesehatan.

(8) Syarat-syarat dan tatacara pengalihan izin diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas Kesehatan.

Pasal 12

Pemegang izin sebagai mana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4) diwajibkan :a. Membayar retribusi izin dan rekomendasi ke kas daerah

melalui bendaharawan pembantu khusus penerima Dinas Kesehatan;

b. Mematuhi segala ketentuan dan perundang–undangan yang berlaku berkaitan dengan masalah kesehatan;

c. Memperpanjang izin dan membayar retribusi sesuai dengan jadwal sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat ( 3) bila si pemegang izin ingin melanjutkan usahanya;

d. Melayani dan membantu petugas dalam hal kelancaran pemeriksaan / penilaian lapangan.

Pasal 13

Izin penyelenggaraan sarana pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dapat dialihkan atau dipindah tangankan kepada pihak ketiga, apabila akan dilakukan penggantian nama / merk usaha, pengembangan sarana dan tenaga kesehatan setelah mendapat persetujuan dari kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk.

Pasal 14

Izin penyelenggaraan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dapat dicabut dinyatakan tidak berlaku serta tidak mempunyai kekuatan hukum lagi apabila :a. Pemegang izin memperoleh izin secara tidak sah;b. Terjadi pemindahan letak atau lokasi tempat pelayanan

kesehatan;

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen lain yang berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

g. Menyuruh berhenti melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf (e);

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana retribusi daerah;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. Menghentikan penyidikan; k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran

penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah menurut hukum yang dapat diper tanggung jawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) m e m b e r i t a h u k a n d i m u l a i ny a p e ny i d i k a n d a n menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XXKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 32

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka surat izin lainnya yang sejenis dengan diatur dalam peraturan daerah ini apabila :a. Masa berlakunya belum berakhir, dinyatakan tetap berlaku

sampai masa izin berakhir;

c. Pemegang izin tidak memenuhi kewajiban yang telah ditentukan.

Pasal 15

(1) Terhadap pencabutan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 dilakukan setelah dibuat teguran, dan pemegang izin tidak dapat mengajukan pengembalian retribusi yang telah dibayar dan atau menuntut ganti rugi kepada Walikota.

(2) Pencabutan plang, penyegelan dan atau pengamanan sarana pelayanan kesehatan tersebut dapat dilakukan oleh petugas dan Satpol PP.

BAB VIIIPEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 16

Pemerintah daerah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap semua kegiatan atau urusan pada sarana pelayanan kesehatan dalam rangka memelihara kesehatan masyarakat yang secara tekhnis operasional dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan.

BAB IXKEWAJIBAN PENGELOLA TTU DAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

MAKANAN DAN MINUMAN

Pasal 17

(1) Setiap orang pribadi atau badan yang memiliki dan atau mengelola Tempat-Tempat Umum, Tempat Industri Rumah Tangga Makanan dan Minuman dan usaha lainnya diwajibkan melaksanakan :

a. Upaya kesehatan lingkungan pada tempat usahanya sesuai dengan peraturan yang berlaku, yang dinyatakan pada kartu laik sehat;

b. Untuk memperkerjakan tenaga kerja yang berbadan sehat, memeriksakan secara berkala minimal 6 (enam) bulan sekali dan dinyatakan sehat oleh dokter Dinas Kesehatan atau yang ditunjuk;

c. Mengikutsertakan seluruh tenaga kerja pada program jaminan pemeliharaan kesehatan dan mendaftarkan ke Dinas Kesehatan;

BAB XVIIIKETENTUAN PIDANA

Pasal 30

(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerah diancam Pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi yang terhutang.

(2) Setiap orang pribadi atau badan yang karena sengaja dan atau kelalaiannya melanggar ketentuan perizinan, larangan dan atau tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam peraturan daerah ini diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (Lima Juta Rupiah).

(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran.

BAB XIXPENYIDIKAN

Pasal 31

(1) Pejabat pegawai negeri sipil tertentu dilingkungan pemerintahan daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindakan pidana dibidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

(2) Wewenang penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. Menerima, mencari, mengumpul, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi daerah;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah;

335

d. Menyediakan pakaian kerja alat pelindung diri bagi tenaga kerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mewajibkan karyawannya untuk selalu memakainya dalam melakukan pekerjaan;

e. Menyediakan fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

f. Memeriksakan air yang dipergunakan dalam proses produksi makanan, minuman atau yang dipergunakan untuk tenaga kerja minimal 6 (enam) bulan sekali;

g. Memeriksakan hasil produksi makanan minuman minimal 1 (satu) tahun sekali ke laboratorium yang ditunjuk.

(2) Memberikan kemudahan kepada petugas Dinas Kesehatan yang akan melakukan tugas pengawasan.

BAB XSTRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 18

(1) Tarif Retribusi Perizinan Pelayanan Kesehatan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

(2) Tarif Retribusi Rekomendasi Pelayanan Kesehatan ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

BAB XITATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 19

(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.(2) Retribusi dipungut langsung dengan menggunakan Surat

Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB XIITATA CARA PEMBAYARAN

Pasal 20

(1) Pembayaran Retribusi harus dilakukan secara tunai/ lunas.

(4) Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus diputuskan oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat permohonan keberatan diterima.

BAB XVITATA CARA PERHITUNGAN PENGEMBALIAN

KELEBIHAN PEMBAYARAN RETRIBUSI

Pasal 27

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan secara tertulis kepada Walikota untuk perhitungan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi.

(2) Atas dasar permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kelebihan pembayaran retribusi dapat langsung diperhitungkan terlebih dahulu dengan utang retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga oleh Walikota.

(3) Atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang berhak atas kelebihan pembayaran tersebut dapat diperhitungkan dengan pembayaran Retribusi selanjutnya.

Pasal 28

(1) Pengembalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dilaksanakan dengan menerbitkan surat perintah membayar Kelebihan Retribusi.

(2) Atas perhitungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diterbitkan bukti pemindah bukuan yang berlaku juga sebagai bukti pembayaran.

BAB XVIISANKSI ADMINISTRASI

Pasal 29

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua per seratus) setiap bulan dari retribusi yang terhutang atau kurang dibayar.

(2) Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjukan dapat memberi izin kepada wajib retribusi untuk mengangsur retribusi terhutang dalam jangka waktu tertentu dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Tata cara pembayaran dan hasil penerimaan retribusi ditetapkan oleh Walikota.

(4) Walikota atau pejabat yang ditunjuk dapat mengizinkan wajib retribusi untuk menunda pembayaran retribusi sampai batas waktu yang ditentukan dengan alasan yang dapat dipertanggung jawabkan.

Pasal 21

(1) Pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 diberikan tanda bukti pembayaran.

(2) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan.(3) Bentuk isi, kualitas ukuran buku dan tanda bukti

pembayaran retribusi ditetapkan oleh Walikota.

BAB XIIITATA CARA PENAGIHAN

Pasal 22

(1) Pengeluaran surat teguran / peringatan / surat lain yang sejenis sebagaimana awal tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dilakukan segera setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran atau peringatan atau surat lain yang sejenis disampaikan, wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terhutang.

(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.

Pasal 23

Bentuk-bentuk formulir yang dipergunakan untuk pelaksanaan penagihan retribusi Pelayanan Kesehatan ditetapkan oleh Walikota.

332

BAB XIVTATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN DAN

PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 24

(1) Walikota dapat memberikan pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi.

(2) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi sebagaimana dalam ayat (1) ditetapkan oleh Walikota.

Pasal 25

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga dan kenaikan retribusi yang terhutang dalam hal sanksi dikenakan karena kekhilafan wajib retribusi atau bukan karena kesalahannya.

(2) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan pengurangan atau pembatalan ketetapan retribusi yang tidak benar.

(3) Keputusan atas permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikeluarkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk paling lama 3 (tiga) bulan sejak surat permohonan diterima.

(4) Apabila setelah lewat 3 (tiga) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Walikota atau pejabat yang tunjuk tidak memberikan keputusan, maka permohonan pembetulan, pengurangan ketetapan, penghapusan atau pengurangan sanksi administrasi dan pembatalan dianggap dikabulkan.

BAB XVTATA CARA PENYELESAIAN KEBERATAN

Pasal 26

(1) Wajib retribusi dapat mengajukan permohonan keberatan atas Surat Keterangan Retribusi Daerah atau dokumen lain yang dipersamakan;

(2) Permohonan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan secara tertulis kepada Walikota atau pejabat yang ditunjuk dengan disertai alasan-alasan yang jelas.