LEMBARAN DAERAH KOTA DENPASAR DAN IZIN GANGGUAN IJIN TEMPAT USAHA... · barang, prasarana, sarana...

29
1 LEMBARAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 11 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DAN IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR, Menimbang : a. bahwa dengan semakin meningkatnya perkembangan pembangunan di Kota Denpasar, maka akan semakin bertambah pula kemungkinan dampak yang ditimbulkan terhadap pencemaran lingkungan; b. bahwa untuk adanya ketertiban serta dalam rangka pengendalian dan pengawasan guna mendukung bagi terpenuhinya Kota Denpasar yang Bersih, Aman, Lestari, dan Indah, maka dipandang perlu untuk

Transcript of LEMBARAN DAERAH KOTA DENPASAR DAN IZIN GANGGUAN IJIN TEMPAT USAHA... · barang, prasarana, sarana...

1

LEMBARAN DAERAH KOTA DENPASARNOMOR 11 TAHUN 2006

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASARNOMOR 7 TAHUN 2005

TENTANG

RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHADAN IZIN GANGGUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA DENPASAR,

Menimbang : a. bahwa dengan semakinmeningkatnya perkembanganpembangunan di Kota Denpasar,maka akan semakin bertambahpula kemungkinan dampak yangditimbulkan terhadappencemaran lingkungan;

b. bahwa untuk adanya ketertibanserta dalam rangka pengendaliandan pengawasan gunamendukung bagi terpenuhinyaKota Denpasar yang Bersih,Aman, Lestari, dan Indah, makadipandang perlu untuk

2

mewajibkan setiap kegiatanusaha memiliki Izin Tempat Usahadan atau Izin Gangguan ;

c. bahwa Peraturan Daerah KotaDenpasar Nomor 9 Tahun 2001tentang Ijin Tempat Usaha DanIjin Undang – undang Gangguan(HO) dipandang tidak sesuai lagidengan situasi dan kondisi saatini sehingga perlu ditinjau kembali;

d. bahwa berdasarkanpertimbangan sebagaimanadimaksud huruf a, huruf b, danhuruf c perlu membentukPeraturan Daerah tentangRetribusi Izin Tempat Usaha danIzin Gangguan ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Gangguan (HO)Staatsblad Tahun 1926 Nomor226 yang diubah dandisempurnakan terakhir denganStaatsblad Tahun 1940 Nomor14 dan Nomor 450 ;

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun1981 tentang Hukum AcaraPidana (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1981Nomor 76, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 3209) ;

3

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun1992 tentang PembentukanKotamadya Daerah Tingkat IIDenpasar (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1992Nomor 9, Tambahan LembaranNegara Nomor 3465) ;

4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun1995 tentang Usaha Kecil(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1995 Nomor 74,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor3611);

5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun1997 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah (LembaranNegara Republik Indoensia Tahun1997 Nomor 41, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3685)sebagaimana telah diubahdengan Undang-undang Nomor34 Tahun 2000 tentang(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2000 Nomor246, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 4048);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup ( LembaranNegara Republik Indonesia Tahun1997 Nomor 68, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 3699) ;

4

7. Undang-Undang Nomor 10 Tahun2004 tentang PembentukanPeraturan Perundang – undangan(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 53,Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia 4389 ) ;

8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun2004 tentang Pemerintah Daerah(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor125, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 4437) Sebagaimanatelah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005tentang Penetapan PeraturanPemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerahmenjadi Undang-Undang(Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor108, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 4548);

9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun2004 tentang PerimbanganKeuangan antara PemerintahPusat dan Pemerintahan Daerah( Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 126, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4438);

5

10. Peraturan Pemerintah Nomor 27Tahun 1999 tentang AnalisisMengenai Dampak Lingkungan(AMDAL) (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999Nomor 59, Tambahan LembaranNegara Republik IndonesiaNomor 3838);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 66Tahun 2001 tentang RetribusiDaerah ( Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2001Nomor 119, TambahanLembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4139);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKOTA DENPASAR

dan

WALIKOTA DENPASAR

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG IZINTEMPAT USAHA DAN IZINGANGGUAN

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

6

1. Kota adalah Kota Denpasar.

2. Pemerintah Kota Denpasar adalah Pemerintah KotaDenpasar.

3. Walikota adalah Walikota Denpasar.

4. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Daerah KotaDenpasar.

5. Tempat Usaha adalah tempat-tempat untukmelakukan kegiatan usaha yang dijalankan secarateratur dalam suatu bidang usaha tertentu denganmaksud untuk mencari keuntungan.

6. Izin Tempat Usaha adalah izin yang diberikan bagitempat-tempat untuk melakukan kegiatan usaha yangdijalankan secara teratur dalam suatu bidang usahatertentu dengan maksud untuk mencari keuntunganyang kegiatan usahanya diperkirakan tidakmenimbulkan gangguan terhadap lingkungan.

7. Izin Gangguan adalah Izin yang diberikan bagi tempat-tempat usaha berdasarkan pasal 1 ayat (1) Undang-undang Gangguan / Hinder Ordonantie (HO) StaatsbladTahun 1926 nomor 226 yang diubah dandisempurnakan dengan Staatsblad Tahun 1940 Nomor14 dan Nomor 450 dan usaha-usaha tertentu lainnyayang dapat mangakibatkan bahaya, kerugian ataugangguan.

8. Tim Izin Gangguan adalah tim yang dibentuk olehWalikota untuk memberikan pertimbangan dalamrangka memberikan atau menolak atas permohonanIjin Tempat Usaha dan atau Izin Gangguan.

7

9. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yangdijalankan secara tetap dan terus menerus untukmemperoleh keuntungan.

10. Retribusi Perijinan Tertentu adalah Retribusi ataskegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalampemberian izin kepada orang pribadi atau badan yangdimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan,pengendalian dan pengawasan atas kegiatanpemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam,barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu gunamelindungi kepentingan umum dan menjagakelestarian lingkungan.

11. Wajib retribusi adalah orang pribadi atau badan yangmenurut peraturan perundang-undangan Retribusidiwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi.

12. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang selanjutnyadapat disingkat SKRD adalah surat keputusan yangmenentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang.

13. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya dapatdisingkat STRD, adalah surat untuk melakukan tagihanretribusi dan atau sanksi administrasi berupa bungadan atau denda.

14. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusankeberatan terhadap SKRD atau dokumen lain yangdipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB yang diajukanoleh Wajib Retribusi.

15. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untukmencari, mengumpulkan, dan mengolah data dan atauketerangan lainnya dalam rangka pengawasankepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi Daerahberdasarkan peraturan perundang – undangan retribusiDaerah.

8

16. Penyidikan tindak pidana dibidang retribusi Daerahadalah serangkaian tindakan yang dilakukan olehPenyidik pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dapatdisebut Penyidik, untuk mencari serta mengumpulkanbukti yang dengan bukti itu membuat terang tindakpidana di bidang retribusi Daerah yang terjadi sertamenemukan tersangkanya.

17. Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah Penyidik PegawaiNegeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah KotaDenpasar yang diberi tugas khusus sebagai penyidikpelanggaran Peraturan Daerah.

BAB IIPERIZINAN

Pasal 2

(1) Setiap orang atau badan hukum yang mendirikantempat usahanya wajib mendapat Izin Tempat Usahadan atau Izin Gangguan dari Walikota.

(2) Izin Tempat Usaha dan Izin Gangguan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berlaku paling lama 5 (lima)tahun.

(3) Jenis-jenis kegiatan usaha yang memerlukan IzinTempat Usaha dan atau Izin Gangguan ditetapkandengan Peraturan Walikota.

9

BAB IIITATA CARA DAN SYARAT-SYARAT PEMBERIAN IZIN

Pasal 3

(1) Untuk memperoleh Izin Tempat Usaha dan atau IzinGangguan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 wajibmengajukan permohonan kepada Walikota melaluiDinas Lingkungan Hidup dengan mengisi formulir yangtersedia.

(2) Permohonan Izin Tempat Usaha dan atau IzinGangguan sebagaimana dimaksud ayat (1) harusmelampirkan persyaratan sebagai berikut :

a. KTP atau surat keterangan Domisili atauDokumen Kependudukan lainnya;

b. akta pendirian perusahaan bagi perusahaanyang berbadan hukum ;

c. surat Keterangan Kewarganegaraan bagi WargaNegara Asing (WNA) ;

d. status tanah dan atau bangunan yang dipakaitempat usaha (dilegalisasi);

e. izin Mendirikan Bangunan ;f. persetujuan prinsip mendirikan usaha bagi usaha

dibidang kepariwisataan ;g. persetujuan Prinsip Penanaman Modal dari BKPM/

BKPMD bagi Perusahaan PMA;h. surat pernyataan tidak keberatan dari penyanding;i. denah lokasi tempat usaha;j. bukti pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan tahun

terakhir;k. daftar Aktiva dan Jumlah Modal; danL pas Photo ukuran 3 x 4 sebanyak 4 (empat)

lembar (berwarna).

10

Pasal 4

(1) Walikota memberikan atau menolak permohonan Izinsebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) setelahmemperhatikan pertimbangan Tim izin Gangguan yangditetapkan dengan Keputusan Walikota.

(2) Penolakan permohonan izin sebagaimana dimaksudpada ayat (1) harus disertai dengan alasan – alasanpenolakan secara tertulis.

(3) Tim Izin Gangguan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota.

Pasal 5

(1) Apabila dalam pengajuan permohonan Ijin TempatUsaha dan atau Ijin Gangguan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 ternyata penyandingkeberatan, maka penyanding harus menyampaikanatau menyatakan keberatannya secara tertulis disertaialasan-alasan atas keberatannya.

(2) Atas keberatan penyanding sebagaimana dimaksudpada ayat (1) Tim Ijin Gangguan mengadakanpenelitian dan atau pengkajian sebagai bahanpertimbangan untuk mengabulkan atau menolakkeberatan penyanding.

Pasal 6

(1) Dalam hal persyaratan adminstrasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) telah lengkap danbenar maka Tim Izin Gangguan melakukan verifikasiuntuk membuktikan kebenaran persyaratan dengankenyataan di lapangan atau lokasi kegiatan usaha.

11

(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitungsejak diterimanya permohonan secara lengkap danbenar.

(3) Apabila hasil verifikasi telah memenuhi ketentuansebagaimana dimaksud pada ayat (2), Walikota dapatmenerbitkan Izin Tempat Usaha dan atau SuratKeterangan Izin Gangguan paling lama 5 (lima) harikerja terhitung sejak tanggal selesainya verifikasi.

Pasal 7

(1) Pengusaha yang memindahkan tempat usaha kelokasi yang lain wajib mengajukan permohonankepada Walikota.

(2) Pengusaha yang menerima pengalihan izin wajibmengajukan permohonan kepada Walikota.

(3) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)harus memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 3 ayat (2).

(4) Perusahaan yang karena sesuatu hal menutupusahanya, terus menerus selama 1 (satu) tahunharus melaporkan secara tertulis kepada Walikota.

(5) Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud padav ayat(1) sampai dengan ayat (3) Pasal ini tidak dipenuhi,maka Walikota dapat mencabut izin yang telahditerbitkan.

Pasal 8

(1) Izin Tempat Usaha dan Izin Gangguan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dapat diperpanjang.

12

(2) Izin Tempat Usaha dan Izin Gangguan sebagaimanadimaksuds pada ayat (1) berlaku untuk jangka waktusebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2).

(3) Permohonan Perpanjangan Ijin sebagaimanadimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratandengan melampirkan :a. izin Tempat Usaha dan atau Izin Gangguan yang

dimiliki;danb. bukti lunas atas pajak dan atau retribusi terkait

tahun terakhir.

BAB IVNAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI

Pasal 9

Dengan nama Retribusi Izin Tempat Usaha atau IzinGangguan dipungut retribusi sebagai pembayaran ataspemberian izin.

Pasal 10

Obyek Retribusi adalah pemberian Ijin Tempat Usahadan atau Ijin Gangguan.

Pasal 11

Subjek Retribusi adalah orang atau badan hukum yangmendapat Ijin Tempat Usaha dan atau Ijin Gangguan.

13

BAB VGOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 12

Retribusi Izin Tempat Usaha golongan retribusi lainnyaatau Izin Gangguan digolongkan sebagai Retribusi PerijinanTertentu.

BAB VIDASAR PENGENAAN TARIF RETRIBUSI

Pasal 13

Dasar pengenaan tarif retribusi adalah setiappemberian Ijin Tempat Usaha dan atau Ijin Gangguan.

BAB VIIPRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN TARIF

Pasal 14

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur danbesarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan untukmenutup sebagian atau sama dengan biayapenyelenggaraan pemberian Ijin Tempat Usaha danatau Ijin Gangguan.

(2) Biaya sebagaimana dmaksud pada ayat (1) meliputikomponen biaya survei, lapangan dan biayatransportasi dalam rangka pengendalian danpengawasan.

14

BAB VIIISTRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI

Pasal 15

(1) Struktur dan besarnya tarif digolongkan berdasarkanbesar kecilnya kegiatan usaha.

(2) Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut :

a. Izin tempat Usaha ditetapkan sebagai berikut1. perusahaan besar Rp. 700.000,- (tujuh

ratus ribu rupiah);2. perusahaan menengah Rp. 500.000,- (lima

ratus ribu rupiah);3. perusahaan kecil Rp. 300.000,- (tiga ratus

ribu rupiah).

b. Izin Gangguan ditetapkan 0,5 % (setengahpersen) dari total nilai aktiva usaha yangbersangkutan dan setinggi-tingginya Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).

BAB IXWILAYAH DAN TATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 16

Retribusi yang terutang dipungut di wilayah tempatpelayan Ijin Tempat Usaha dan atau Ijin Gangguandiberikan.

Pasal 17

(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.

15

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD ataudokumen lain yang dipersamakan.

BAB XSAAT RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 18

Saat retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannyaSKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB XITATA CARA PEMBAYARAN

Pasal 19

(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasisekaligus.

(2) Retribusi yang terutang dilunasi paling lama 15 (limabelas) hari sejak diterbitkan SKRD atau dokumen lainyang dipersamakan.

(3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempatpembayaran retribusi diatur dengan PeraturanWalikota.

BAB XIITATA CARA PENAGIHAN

Pasal 20

(1) Pengeluaran Surat Teguran / peringatan / surat lainyang sejenis sebagi awal tindakan pelaksanaan

16

penagihan retribusi dikeluarkan segera setelah 7(tujuh) hari kerja sejak jatuh tempo pembayaran.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kerja setelahtanggal surat teguran / peringatan / surat lain yangsejenis, wajib retribusi harus melunasi retribusinya yangterutang.

(3) Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelahtanggal surat teguran atau surat peringatan atau suratlain yang sejenis disampaikan wajib retribusi belummembayar retribusi terutang maka ijin tidak dapatdiberikan.

BAB XIIIPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 21

(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusidapat mengajukan permohonan pengembalian kepadaWalikota.

(2) Walikota dalam jangka waktu paling lama 6 (enam)bulan sejak diterimanya permohonan kelebihanpembayaran retribusi sebagaimana dimaksud padaayat (1), harus memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud padaayat (2) telah dilampaui dan Walikota tidakmemberikan suatu keputusan, permohonanpengembalian kelebihan retribusi dianggap dikabulkandan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktupaling lama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusilainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana

17

dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untukmelunasi terlebih dahulu utang retribusi tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalamjangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejakditerbitkannya SKRDLB.

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusidilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan,Walikota memberikan imbalan bunga sebesar 2% (duapersen) sebulan atas keterlambatan pembayarankelebihan retribusi.

Pasal 22

(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaranretribusi diajukan secara tertulis kepada Walikotadengan menyebutkan :a. nama dan alamat wajib retribusi ;b. masa retribusi ;c. besarnya kelebihan pembayaran;d. alasan yang singkat dan jelas.

(2) Permohonan pengembalian pembayaran retribusidisampaikan secara langsung atau melalui pos tercatat.

(3) Bukti Penerimaan oleh Pejabat daerah atau buktipengiriman pos tercatat merupakan bukti saatpermohonan diterima oleh Walikota.

Pasal 23

(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan denganmenerbitkan Surat Perintah Membayar KelebihanRetribusi.

18

(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkandengan utang retribusi lainnya, sebagaimana dimaksuddalam Pasal 17 ayat (4) ,pembayaran dilakukandengan cara pemindah bukuan dan bukti pemindahanbukuan sebagai bukti pembayaran.

BAB XIVPENGURANGAN, KERINGANAN DAN

PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 24

(1) Walikota dapat memberikan pengurangan, keringanandan pembebasan retribusi.

(2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusisebagaimana dimaksud pada ayat (1) denganmemperhatikan kemampuan Wajib Retribusi, antaralain, untuk mengangsur.

(3) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasanretribusi ditetapkan oleh Walikota.

BAB XVKEDALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 25

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi kedaluwarsasetelah melampui jangka waktu 3 (tiga) tahunterhitung sejak saat terutangnya retribusi , kecualiapabila wajib Retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi.

(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagimana dimaksudpada ayat (1) dapat ditangguhkan apabila :

19

a. diterbitkan Surat Teguran, atau ;b. ada pengakuan utang retribusi dari Wajib pajak

Retribusi baik langsung maupun tidak langsung;

BAB XVISANKSI ADMINISTRASI

Pasal 26

Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat padawaktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksiadmnistrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiapbulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar danditagih dengan menggunakan STRD.

Pasal 27

(1) Apabila perusahaan yang telah mendapat ijinsebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ternyata sesuaihasil pemeriksaan Tim Izin Gangguan ternyata telahmenimbulkan pencemaran terhadap lingkungan makaperusahaan tersebut diwajibkan menetralisirpencemaran tersebut dalam jangka waktu 3 (tiga)bulan terhitung sejak tanggal diterimanya hasilpemeriksaan Tim Izin Gangguan.

(2) Jika pencemaran tersebut sebagaimana dimaksudpada ayat (1) telah mencapai ambang batas yangmembahayakan, Walikota dapat memerintahkanuntuk menutup sementara kegiatan usaha tersebutsampai dapat mengatasi pencemaran tersebut.

(3) Usaha yang beroperasi tanpa memiliki Ijinsebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Walikota atauPejabat yang ditunjuk untuk itu dapat menutupperusahaan tersebut sampai memperoleh ijin.

20

BAB XVIIPENYIDIKAN

Pasal 28

(1) Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkunganPemerintah Kota Denpasar diberi wewenang Khusussebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindakpidana dibidang Retribusi Daerah sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku.

(2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat(1) adalah :a. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti

keterangan atau laporan berkenaan dengan tindakpidana di bidang perpajakan Daerah dan Retribusiagar keterangan atau laporan tersebut menjadilebih lengkap dan jelas ;

b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keteranganmengenai orang pribadi atau badan tentangkebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungandengan tindak pidana perpajakan Daerah danRetribusi;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orangpribadi atau badan sehubungan dengan tindakpidana di bidang perpajakan Daerah dan Retribusi;

d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan, dandokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindakpidana di bidang Perpajakan dan Retribusi ;

e. Melakukan penggeledahan untuk mendapat bahanbukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen-dokumen lain, serta melakukan penyitaanterhadap bahan bukti tersebut;

21

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangkapelaksanaan tugas penyidikan tindak pidanadibidang Perpajakan Daerah dan Retribusi;

g. Menyuruh berhenti dan / atau melarang seseorangmeninggalkan ruangan atau tempat pada saatpemeriksaan sedang berlangsung dan pemeriksaanidentitas orang dan / atau dokumen yang dibawasebagaimana dimaksud pada huruf e;

h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindakpidana Perpajakan Daerah dan Retribusi ;

i. Memanggil orang untuk didengar keterangannyadan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

j. Menghentikan penyidikan ;

k. Melakukan tindakan lain yang perlu untukkelancaran penyidikan tindak pidana dibidangPerpajakan Daerah dan Retribusi menurut hukumyang bertanggungjawab.

BAB XVIIIKETENTUAN PIDANA

Pasal 29

(1) Setiap orang atau Badan Hukum yang melanggarketentuan dalam Pasal 2, Pasal 8 dan Pasal 9 dipidanadengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulanatau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- ( limapuluh juta rupiah ).

(2) Tindak pidana dimaksud pada ayat (1) adalahpelanggaran.

22

BAB XIXKETENTUAN PERALIHAN

Pasal 30

(1) Bagi perusahaan yang telah memiliki Izin tempat usahadan atau Izin Gangguan yang telah dikeluarkansebelum berlaku Peratuaran Daerah ini dinyatakantetap berlaku sampai dengan izin tersebut dinyatakanhabis masa berlaku.

(2) Perusahaan -perusahaan yang telah berjalan /beroperasi tetapi belum memiliki Ijin wajib memperolehizin paling lama 6 (enam) bulan sejak ditetapkannyaPeraturan Daerah ini.

BAB XXPENUTUP

Pasal 31

Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini mulai berlakuPeraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 9 Tahun 2001tentang Ijin Tempat Usaha dan Ijin Undang-undangGangguan (HO) ( Lembaran Daerah Kota Denpasar Tahun2001 Nomor 9) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 32

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

23

Agar setiap orang mengetahui memerintahkanpengundangan Peraturan Daerah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Denpasar.

Ditetapkan di D e n p a s a rpada tanggal 22 September 2005

WALIKOTA DENPASAR,

PUSPAYOGA

Diundangkan di Denpasarpada tanggal 27 Juni 2006

SEKRETARIS DAERAH KOTA DENPASAR,

MADE WESTRA

LEMBARAN DAERAH KOTA DENPASAR TAHUN 2006 NOMOR 11

24

P E N J E L A S A N

A T A S

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR

NOMOR 7 TAHUN 2005

TENTANG

RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DAN IZIN GANGGUAN

I. UMUM

Menginggat Kota Denpasar adalah merupakan Kotapusat kegiatan Pemerintahan, Pariwisata, Perdaganganserta perekonomian sehingga menyebabkantumbuhnya bermacam-macam usaha yang perludikendalikan keberadaannya sehingga tidakmenyimpang dari Rencana Tata Ruang Wilayah yangada serta tidak menganggu kelestarian lingkungan.Dengan demikian akan terjamin adanya ketertibandalam berusaha.

Berhubung dengan hal tersebut diatas maka dipandangperlu mengatur ketentuan Izin Tempat Usaha dan IzinGangguan dengan Peraturan Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup jelas.

Pasal 2cukup jelas.

25

Pasal 3Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)Huruf a

Cukup jelas.

Huruf bCukup jelas.

Huruf cCukup jelas.

Huruf dCukup jelas.

Huruf eCukup jelas.

Huruf fCukup jelas.

Huruf gCukup jelas.

Huruf hbahwa surat pernyataan tidak

keberatan dari penyanding diberikanoleh penyanding yang bersebelahandan atau berbatasan langsung dengantempat dan atau kegiatan usaha yangdimohonkan ijin.Keberatan oleh penyanding ataskegiatan usaha dan atau tampat usahaharus dinyatakan secara tertulisdengan alasan-alasannya.

26

Keberatan oleh penyanding tidakserta merta dpat dijadikan alasanuntuk menolak kegiatan usaha /tempat usaha kecuali alasan-alasantersebut secara adminstrasi, teknis,maupun kondisi dilapangan.

Huruf iCukup jelas.

Huruf jCukup jelas.

Huruf kCukup jelas.

Huruf lCukup jelas.

Pasal 4Cukup jelas.

Pasal 5Cukup jelas.

Pasal 6Cukup jelas.

Pasal 7Cukup Jelas.

Pasal 8Cukup jelas.

Pasal 9Cukup Jelas.

27

Pasal 10Cukup Jelas.

Pasal 11Cukup Jelas.

Pasal 12Cukup jelas.

Pasal 13Cukup jelas.

Pasal 14Cukup jelas.

Pasal 15 Ayat (1)

Perusahaan Besar, Perusahaan menengahdan Perusahaan kecil adalah Perusahaansebagaimana dimaksud dalam KeputusanMenteri Perindustrian dan PerdaganganNomor 591 / MPP / KEP / 10 / 1999 yaitu:

a. Perusahaan besar adalah perusahaanyang memiliki modal di atas Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)

b. Perusahaan Menengah adalahPerusahaan yang memiliki modal Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)sampai dengan Rp. 500.000.000,-(lima ratus juta rupiah)

c. Perusahaan Kecil adalah Perusahaanyang memiliki modal dibawah Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah)

Ayat ( 2 )Cukup Jelas.

28

Pasal 16Cukup jelas.

Pasal 17Cukup Jelas.

Pasal 18Cukup jelas.

Pasal 19Cukup jelas.

Pasal 20Cukup jelas.

Pasal 21Cukup jelas.

Pasal 22Cukup jelas.

Pasal 23Cukup jelas.

Pasal 24Cukup Jelas.

Pasal 25Cukup jelas.

Pasal 26Cukup jelas.

Pasal 27Cukup jelas.

Pasal 28Cukup jelas.

29

Pasal 29Cukup jelas.

Pasal 30Cukup Jelas.

Pasal 31Cukup Jelas.

Pasal 32Cukup Jelas.