LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014...

33
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DI KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG 2014

Transcript of LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014...

Page 1: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

TAHUN 2014 NOMOR 6

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

NOMOR 6 TAHUN 2014

TENTANG

PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN

KELUARGA DI KABUPATEN SUMEDANG

SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

2014

Page 2: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

TAHUN 2014 NOMOR 6

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

NOMOR 6 TAHUN 2014

TENTANG

PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DI KABUPATEN SUMEDANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUMEDANG,

Menimbang : a. bahwa hakikat pembangunan nasional adalah

pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat

Indonesia yang mencakup semua dimensi dan aspek kehidupan termasuk perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945;

b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal

dasar dan faktor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral dalam

pembangunan berkelanjutan;

2

c. bahwa dalam mewujudkan pertumbuhan

penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas dilakukan upaya pengendalian

angka kelahiran dan penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas penduduk,

pengembangan kualitas penduduk pada seluruh dimensinya, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga, penyiapan dan

pengaturan perkawinan, kehamilan, pemberdayaan perempuan dan perlindungan

anak, sehingga penduduk menjadi sumber daya manusia yang tangguh bagi

pembangunan dan ketahanan nasional, serta mampu bersaing dengan bangsa lain, dan dapat menikmati hasil pembangunan secara

adil dan merata;

d. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Pasal 14 Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan

dan Pembangunan Keluarga, pemerintah daerah menetapkan pelaksanaan perkembangan kependudukan dan

pembangunan keluarga dengan peraturan daerah;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf

b, huruf c, dan huruf d, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga di

Kabupaten Sumedang;

Page 3: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

3

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950

tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa

Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968

tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah

Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 2851);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004

tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4419);

4

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indoensia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009

tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5043);

8. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009

tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5063);

Page 4: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

5

9. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009

tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5080);

10. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4456);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994

tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 30,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3553);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Perkembangan

Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3559) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2009

tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1994 tentang Pengelolaan

Perkembangan Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5053);

6

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007

tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5104);

15. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 29);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15

Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk

Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);

18. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun 2008 tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi dan Anak Balita

(KIBBLA) di Kabupaten Sumedang (Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2008

Nomor 3);

Page 5: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

7

19. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang

Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Sumedang

(Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang Tahun 2008 Nomor 7);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Lembaran Daerah

Kabupaten Sumedang Tahun 2012 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten

Sumedang Nomor 2);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN SUMEDANG

dan

BUPATI SUMEDANG

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DI KABUPATEN

SUMEDANG

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud

dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Sumedang.

2. Pemerintah daerah adalah Pemerintah Kabupaten Sumedang.

8

3. Bupati adalah Bupati Sumedang.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sumedang.

5. Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia.

6. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, struktur,

pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, dan kondisi

kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan penduduk setempat.

7. Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya

terencana untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan

kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk.

8. Perkembangan kependudukan adalah kondisi

yang berhubungan dengan perubahan keadaan kependudukan yang dapat

berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan berkelanjutan.

Page 6: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

9

9. Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk

dalam aspek fisik dan nonfisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan,

produktivitas, tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran

dasar untuk mengembangkan kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertakwa, berbudaya, berkepribadian,

berkebangsaan dan hidup layak.

10. Mobilitas penduduk adalah gerak keruangan

penduduk dengan melewati batas administrasi Daerah.

11. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau ayah dan

anaknya, atau ibu dan anaknya, atau keluarga sedarah dalam garis lurus ke atas atau ke

bawah sampai dengan derajat ketiga.

12. Pembangunan keluarga adalah upaya

mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat.

13. Keluarga Berencana adalah upaya mengatur

kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui

promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan

keluarga yang berkualitas.

14. Pengaturan kehamilan adalah upaya untuk membantu pasangan suami-isteri untuk

melahirkan pada usia yang ideal, memiliki jumlah anak, dan mengatur jarak kelahiran

anak yang ideal dengan menggunakan cara, alat, dan obat kontrasepsi.

10

15. Keluarga berkualitas adalah keluarga yang

dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju,

mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab,

harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

16. Ketahanan dan kesejahteraan keluarga adalah

kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan

fisik materil guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya untuk

hidup harmonis dalam meningkatkan kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin.

17. Norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera

adalah suatu nilai yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan sosial budaya yang

membudaya dalam diri pribadi, keluarga, dan masyarakat, yang berorientasi kepada

kehidupan sejahtera dengan jumlah anak ideal untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.

18. Keluarga pra sejahtera adalah keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam)

indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator kebutuhan dasar keluarga (basic

needs).

19. Keluarga sejahtera tahap I adalah keluarga

mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS I, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 8 (delapan) indikator Keluarga Sejahtera II atau

indikator kebutuhan psikologis (psychological needs) keluarga.

Page 7: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

11

20. Pendataan Keluarga adalah kegiatan

pengumpulan data primer tentang data kependudukan, data keluarga berencana dan

keluarga sejahtera, data tahapan keluarga sejahtera dan data anggota keluarga yang

dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah (Kantor BKKBN) secara serentak pada waktu yang telah ditentukan (bulan Juli

sampai September setiap tahun) melalui kunjungan ke keluarga dari rumah ke rumah.

21. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana di segala bidang

untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta

memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan

kebutuhan generasi mendatang, sehingga menunjang kehidupan bangsa.

22. Pemberdayaan Perempuan adalah upaya kemampuan perempuan untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya,

ekonomi, politik, sosial, budaya, agar perempuan dapat mengatur diri dan

meningkatkan rasa percaya diri untuk berperan dan berpartisipasi aktif dalam

memecahkan masalah sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep diri.

12

23. Pengarusutamaan Gender di daerah yang

selanjutnya disebut PUG adalah strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender

menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,

pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan di daerah.

24. Gender adalah konsep yang mengacu pada pembedaan peran dan tanggung jawab laki-

laki dan perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial dan

budaya masyarakat.

25. Kesetaraan Gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk

memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan

berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan,

dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan.

26. Keadilan Gender adalah suatu proses untuk

menjadi adil terhadap laki-laki dan perempuan.

27. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang

masih dalam kandungan.

Page 8: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

13

28. Perlindungan Anak adalah segala kegiatan

untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,

berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusian, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

29. Penduduk rentan adalah penduduk yang

dalam berbagai matranya tidak atau kurang mendapat kesempatan untuk

mengembangkan potensinya sebagai akibat dari keadaan fisik, non fisik, dan psikhisnya.

30. Advokasi adalah suatu bentuk rangkaian komunikasi strategis yang dirancang secara sistematis dan dilaksanakan dalam kurun

waktu tertentu baik oleh individu ataupun kelompok dengan maksud agar pembuat

keputusan membuat, merubah/memperbaiki suatu kebijakan publik sehingga

menguntungkan bagi kelompok masyarakat banyak dan masyarakat marjinal.

31. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi yang

selanjutnya disingkat KIE adalah kegiatan komunikasi untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga, masyarakat dan penduduk dalam program KB

Nasional.

32. Sumedang Puseur Budaya Sunda yang selanjutnya disebut SPBS adalah sebuah

kebijakan inovatif untuk memfasilitasi pelestarian budaya sunda di Kabupaten

Sumedang guna memperkokoh kebudayaan Jawa Barat dan Nasional.

14

BAB II

ASAS, PRINSIP DAN TUJUAN

Bagian Kesatu

Asas

Pasal 2

Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga berasaskan norma agama, perikemanusiaan, keseimbangan, dan manfaat

serta nilai-nilai kearifan lokal yang dibalut dalam SPBS.

Bagian Kedua

Prinsip

Pasal 3

Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga berdasarkan prinsip pembangunan

kependudukan yang terdiri atas:

a. kependudukan sebagai titik sentral kegiatan

pembangunan;

b. pengintegrasian kebijakan kependudukan ke

dalam pembangunan sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan hidup;

c. partisipasi semua pihak dan gotong royong;

d. perlindungan dan pemberdayaan terhadap keluarga sebagai unit terkecil dalam

masyarakat;

e. kesamaan hak dan kewajiban antara

pendatang dan penduduk setempat;

Page 9: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

15

f. perlindungan terhadap budaya dan identitas

penduduk lokal; dan

g. keadilan dan kesetaraan gender.

Bagian Ketiga

Tujuan

Pasal 4

(1) Perkembangan kependudukan bertujuan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan,

dan keseimbangan antara kuantitas, kualitas, dan persebaran penduduk dengan lingkungan

hidup.

(2) Pembangunan keluarga bertujuan untuk

meningkatkan kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tenteram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam

mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.

BAB III HAK DAN KEWAJIBAN PENDUDUK

Bagian Kesatu Hak Penduduk

Pasal 5

Dalam penyelenggaraan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga,

setiap penduduk mempunyai hak:

a. membentuk keluarga dan melanjutkan

keturunan melalui perkawinan yang sah;

16

b. memenuhi kebutuhan dasar agar tumbuh dan

berkembang serta mendapat perlindungan bagi pengembangan pribadinya untuk

memperoleh pendidikan, mencerdaskan dirinya, dan meningkatkan kualitas hidupnya;

c. mendapatkan informasi, perlindungan dan bantuan untuk mewujudkan hak-hak reproduksi sesuai dengan etika sosial dan

norma agama;

d. berkomunikasi dan memperoleh informasi

kependudukan dan keluarga yang diperlukan untuk mengembangkan pribadi dan

lingkungan sosialnya;

e. mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga dengan menggunakan

sarana yang tersedia;

f. mengembangkan dan memperoleh manfaat

ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga;

g. bebas bergerak, berpindah dan bertempat tinggal dalam wilayah negara Republik

Indonesia;

h. mendapatkan perlindungan, untuk

mempertahankan keutuhan, ketahanan, dan kesejahteraan keluarga;

i. menetapkan keluarga ideal secara

bertanggungjawab mengenai jumlah anak, jarak kelahiran, dan umur melahirkan;

Page 10: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

17

j. membesarkan, memelihara, merawat,

mendidik, mengarahkan dan membimbing kehidupan anaknya termasuk kehidupan

berkeluarga sampai dengan dewasa;

k. mengangkat anak sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

l. mewujudkan hak reproduksinya dan semua hal yang berkenaan dengan kehidupan

perkawinannya;

m. hidup di dalam tatanan masyarakat yang

aman dan tenteram, yang menghormati, melindungi, dan melaksanakan sepenuhnya

hak asasi manusia;

n. mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai adat yang hidup dalam masyarakat;

o. memperjuangkan pengembangan dirinya baik secara pribadi maupun kelompok untuk

membangun bangsa dan negara;

p. memperoleh dan mempertahankan ruang

hidupnya;

q. mendapatkan identitas kewarganegaraan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

r. memiliki, memperoleh, mengganti, atau

mempertahankan status kewarganegaraannya sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

s. diperhitungkan dalam penyusunan, pelaksanaan, evaluasi perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga; dan

18

t. memperoleh pemenuhan kebutuhan dasar

pangan, tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, keterampilan dan bantuan

khusus atas biaya negara bagi penduduk rentan.

Bagian Kedua Kewajiban Penduduk

Pasal 6

Setiap penduduk wajib:

a. menghormati hak-hak penduduk lain dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

b. berperan serta dalam pembangunan kependudukan;

c. membantu mewujudkan perbandingan yang

ideal antara perkembangan kependudukan dan kualitas lingkungan, sosial dan ekonomi;

d. mengembangkan kualitas diri melalui peningkatan kesehatan, pendidikan,

ketahanan dan kesejahteraan keluarga;

e. memberikan data dan informasi kependudukan dan keluarga yang diminta

oleh pemerintah daerah untuk pembangunan kependudukan sepanjang tidak melanggar

hak–hak penduduk.

Page 11: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

19

BAB IV

KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH DAERAH

Bagian Kesatu Kewenangan Pemerintah Daerah

Pasal 7

(1) Pemerintah daerah menetapkan kebijakan dan program jangka menengah dan jangka panjang

yang berkaitan dengan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga

sesuai dengan kebutuhan daerah.

(2) Kebijakan dan program jangka menengah dan

jangka panjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada kebijakan nasional.

(3) Kebijakan dan program sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan pemerintah daerah bersama dengan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah.

Pasal 8

Untuk melaksanakan kebijakan dan program jangka menengah dan jangka panjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dilakukan:

a. pengumpulan, pengolahan, analisis, evaluasi, penelitian, pengembangan, dan

penyebarluasan informasi tentang perkembangan kependudukan dan

pembangunan keluarga;

b. perkiraan secara berkelanjutan dan penetapan sasaran perkembangan kependudukan dan

pembangunan keluarga;

20

c. pengendalian dampak pembangunan terhadap

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga serta lingkungan

hidup.

Pasal 9

(1) Untuk melaksanakan kebijakan dan program jangka menengah dan jangka panjang dilakukan melalui pelaksanaan rencana kerja

tahunan.

(2) Rencana kerja tahunan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. penggalangan peran serta individu,

keluarga, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi, swasta, dan penyandang

dana pembangunan yang bersifat tidak mengikat dalam perkembangan

kependudukan dan pembangunan keluarga;

b. advokasi dan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan

keluarga kepada seluruh komponen perencana dan pelaksana pembangunan

serta keluarga, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, organisasi profesi,

swasta, dan penyandang dana pembangunan yang bersifat tidak mengikat;

Page 12: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

21

c. penyediaan pelayanan cuma-cuma yang

berkaitan dengan perkembangan kependudukan dan pembangunan

keluarga bagi keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera tahap I.

Bagian Kedua Tanggung Jawab Pemerintah Daerah

Pasal 10

Pemerintah Daerah bertanggung jawab dalam perkembangan kependudukan dan

pembangunan keluarga.

Pasal 11

(1) Pemerintah daerah bertanggung jawab dalam:

a. menetapkan pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan

keluarga di daerah; dan

b. sosialisasi, diseminasi, advokasi,

koordinasi, dan promosi pelaksanaan perkembangan kependudukan dan

pembangunan keluarga sesuai dengan kebutuhan, aspirasi, dan kemampuan masyarakat setempat.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab pemerintah daerah sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

22

BAB V

PEMBIAYAAN

Pasal 12

(1) Pembiayaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga dibebankan pada

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(2) Alokasi anggaran disediakan secara proporsional sesuai dengan kebutuhan dalam

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.

(3) Pengalokasian anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan bersama

oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

BAB VI

PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 13

Perkembangan kependudukan dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan

keseimbangan antara kuantitas, kualitas, dan persebaran penduduk dengan daya dukung alam

dan daya tampung lingkungan guna menunjang pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan.

Page 13: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

23

Bagian Kedua

Pengendalian Kuantitas Penduduk

Paragraf 1

Umum

Pasal 14

Pengendalian kuantitas penduduk dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara jumlah penduduk dengan

lingkungan hidup baik yang berupa daya dukung alam maupun daya tampung lingkungan serta

kondisi perkembangan sosial ekonomi dan budaya.

Pasal 15

(1) Pengendalian kuantitas penduduk berhubungan dengan penetapan perkiraan:

a. jumlah, struktur, dan komposisi penduduk;

b. pertumbuhan penduduk; dan

c. persebaran penduduk.

(2) Pengendalian kuantitas penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan daya dukung alam

dan daya tampung lingkungan melalui:

a. pengendalian kelahiran;

b. penurunan angka kematian; dan

c. pengarahan mobilitas penduduk.

(3) Pengendalian kuantitas penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan secara berkelanjutan.

24

(4) Tata cara penetapan pengendalian kuantitas

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan

Bupati.

Paragraf 2

Keluarga Berencana

Pasal 16

Untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas, pemerintah daerah

menetapkan kebijakan keluarga berencana.

Pasal 17

(1) Kebijakan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilaksanakan untuk membantu calon atau pasangan suami istri

dalam mengambil keputusan dan mewujudkan hak reproduksi secara

bertanggung jawab tentang:

a. usia ideal perkawinan;

b. usia ideal untuk melahirkan;

c. jumlah ideal anak;

d. jarak ideal kelahiran anak;

e. kesehatan reproduksi.

(2) Kebijakan keluarga berencana sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk:

a. pendewasaan usia perkawinan;

b. mengatur kehamilan yang diinginkan;

c. menjaga kesehatan dan menurunkan angka kematian ibu, bayi dan anak;

Page 14: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

25

d. meningkatkan akses dan kualitas

informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan keluarga berencana dan

kesehatan reproduksi;

e. meningkatkan partisipasi dan kesertaan

pria dalam praktek keluarga berencana;

f. mempromosikan penyusuan bayi sebagai upaya untuk menjarangkan jarak

kehamilan.

(3) Kebijakan keluarga berencana sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) mengandung pengertian bahwa dengan alasan apapun

promosi aborsi sebagai pengaturan kehamilan dilarang.

Pasal 18

(1) Kebijakan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilakukan melalui

upaya:

a. peningkatan keterpaduan dan peran serta

masyarakat;

b. pembinaan keluarga;

c. pengaturan kehamilan dengan

memperhatikan agama, kondisi perkembangan sosial ekonomi dan budaya,

serta tata nilai yang hidup dalam masyarakat;

d. penyelenggaraan apresiasi bagi peserta KB Lestari Teladan.

26

(2) Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disertai dengan komunikasi, informasi dan edukasi.

(3) Kebijakan keluarga berencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan

Peraturan Bupati.

Pasal 19

(1) Pemerintah daerah wajib meningkatkan akses

dan kualitas informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan kontrasepsi dengan cara:

a. menyediakan metode kontrasepsi sesuai dengan pilihan pasangan suami-istri

dengan mempertimbangkan usia, paritas, jumlah anak, kondisi kesehatan, dan norma agama;

b. menyeimbangkan kebutuhan laki-laki dan perempuan;

c. menyediakan informasi yang lengkap, akurat, dan mudah diperoleh tentang efek

samping, komplikasi, dan kegagalan kontrasepsi, termasuk manfaatnya dalam pencegahan penyebaran virus penyebab

penyakit penurunan daya tahan tubuh dan infeksi menular karena hubungan seksual;

d. meningkatkan keamanan, keterjangkauan, jaminan kerahasiaan, serta ketersediaan

alat, obat dan cara kontrasepsi yang bermutu tinggi;

e. meningkatkan kualitas sumber daya

manusia petugas keluarga berencana;

Page 15: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

27

f. menyediakan pelayanan ulang dan

penanganan efek samping dan komplikasi pemakaian alat kontrasepsi;

g. menyediakan pelayanan kesehatan reproduksi esensial di tingkat primer dan

komprehensif pada tingkat rujukan;

h. melakukan promosi pentingnya air susu ibu serta menyusui secara ekslusif untuk

mencegah kehamilan 6 (enam) bulan pasca kelahiran, meningkatkan derajat

kesehatan ibu, bayi dan anak; dan

i. pemberian informasi tentang pencegahan

terjadinya ketidakmampuan pasangan untuk mempunyai anak setelah 12 (dua belas) bulan tanpa menggunakan alat

pengaturan kehamilan bagi pasangan suami-isteri.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai akses, kualitas, informasi, pendidikan, konseling dan

pelayanan alat kontrasepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 20

(1) Pelayanan kontrasepsi diselenggarakan

dengan tata cara yang berdaya guna dan berhasil guna serta diterima dan dilaksanakan

secara bertanggungjawab oleh pasangan suami-isteri sesuai dengan pilihan dan mempertimbangkan kondisi kesehatan suami

atau isteri.

28

(2) Pelayanan kontrasepsi secara paksa kepada

siapapun dan dalam bentuk apapun bertentangan dengan hak asasi manusia dan

pelakunya akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

(3) Penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi dilakukan dengan cara yang dapat

dipertanggungjawabkan dari segi agama, norma budaya, etika, serta segi kesehatan.

Pasal 21

(1) Suami dan/atau isteri mempunyai

kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama dalam melaksanakan penggunaan alat, obat, dan cara kontrasepsi.

(2) Dalam menentukan penggunaan alat, obat, dan cara kontrasepsi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), Pemerintah Daerah wajib menyediakan fasilitas penyelenggaraan

pelayanan kontrasepsi bagi suami dan isteri.

Pasal 22

(1) Penggunaan alat, obat, dan cara kontrasepsi

yang menimbulkan resiko terhadap kesehatan dilakukan atas persetujuan suami dan istri

setelah mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan

kewenangan untuk itu.

(2) Tata cara penggunaan alat, obat, dan cara kontrasepsi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilakukan menurut standar profesi kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Page 16: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

29

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

penggunaan alat, obat, dan cara kontrasepsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dan

ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 23

Setiap orang dilarang memalsukan dan menyalahgunakan alat, obat, dan cara kontrasepsi di luar tujuan dan prosedur yang

ditetapkan.

Pasal 24

Penyampaian informasi dan/atau peragaan alat, obat, dan cara kontrasepsi hanya dapat dilakukan

oleh tenaga kesehatan dan tenaga lain yang terlatih serta dilaksanakan di tempat dan dengan cara yang layak.

Pasal 25

(1) Pemerintah Daerah mengatur pengadaan dan

penyebaran alat dan obat kontrasepsi berdasarkan keseimbangan antara kebutuhan,

penyediaan, dan pemerataan pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pemerintah Daerah wajib menyediakan alat dan obat kontrasepsi bagi penduduk miskin.

(3) Penelitian dan pengembangan teknologi alat, obat, dan cara kontrasepsi dilakukan oleh

Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

30

Bagian Ketiga

Penurunan Angka Kematian

Pasal 26

(1) Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan penurunan angka kematian untuk

mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan berkualitas pada seluruh dimensi.

(2) Kebijakan penurunan angka kematian

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pemberian prioritas pada:

a. penurunan angka kematian ibu waktu hamil;

b. ibu melahirkan;

c. pasca persalinan;

d. bayi serta anak.

(3) Kebijakan penurunan angka kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

diselenggarakan oleh pemerintah daerah dan masyarakat melalui upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan norma agama.

Pasal 27

Kebijakan penurunan angka kematian

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 dilaksanakan dengan memperhatikan:

a. kesamaan hak reproduksi pasangan suami istri;

Page 17: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

31

b. keseimbangan akses dan kualitas informasi,

pendidikan, konseling, dan pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan reproduksi

bagi ibu, bayi dan anak;

c. pencegahan dan pengurangan resiko

kesakitan dan kematian;

d. partisipasi aktif keluarga dan masyarakat.

Pasal 28

(1) Pemerintah Daerah melakukan pengumpulan data dan analisis tentang angka kematian

sebagai bagian dari perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga.

(2) Pemerintah Daerah wajib melakukan penyusunan pedoman dan pelaporan pemantauan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1).

(3) Ketentuan mengenai tata cara pengumpulan

data dan proyeksi kependudukan tentang angka kematian sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Keempat Mobilitas Penduduk

Pasal 29

(1) Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan

pengarahan mobilitas penduduk dan/atau penyebaran penduduk untuk mencapai

persebaran penduduk yang optimal, didasarkan pada keseimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung alam dan

daya tampung lingkungan.

32

(2) Kebijakan pengarahan mobilitas penduduk

dan/atau penyebaran penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi mobilitas

internal yang ditetapkan secara berkelanjutan

(3) Pengarahan mobilitas penduduk internal

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi:

a. pengarahan mobilitas penduduk yang bersifat permanen dan non permanen;

b. pengarahan mobilitas penduduk dan persebaran penduduk ke daerah

penyangga dan ke pusat pertumbuhan ekonomi baru dalam rangka pemerataan

pembangunan antar kecamatan;

c. penataan persebaran penduduk melalui kerjasama antar daerah; dan

d. pengarahan mobilitas penduduk dari perdesaan ke perkotaan (urbanisasi).

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengarahan mobilitas penduduk diatur dengan Peraturan

Bupati.

Pasal 30

Kebijakan mobilitas penduduk sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 29 dilaksanakan dengan menghormati hak penduduk untuk bebas

bergerak, berpindah, dan bertempat tinggal dalam wilayah Negara Republik Indonesia sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 31

(1) Pemerintah daerah menetapkan kebijakan

mobilitas penduduk.

Page 18: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

33

(2) Kebijakan mobilitas penduduk sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan

nasional.

Pasal 32

(1) Perencanaan pengarahan mobilitas penduduk dan/atau penyebaran penduduk dilakukan dengan menggunakan data dan informasi dan

persebaran penduduk dengan memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah.

(2) Pengembangan sistem informasi kesempatan kerja yang memungkinkan penduduk untuk

melakukan mobilitas ke daerah tujuan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Pasal 33

(1) Pemerintah Daerah melakukan pengumpulan data, analisis, serta proyeksi angka mobilitas

dan persebaran penduduk sebagai bagian dari pengelolaan kependudukan dan pembangunan

keluarga.

(2) Pemerintah Daerah wajib melakukan penyusunan pedoman dan pelaporan

pemantauan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Ketentuan mengenai tata cara pengumpulan data, analisis, mobilitas dan persebaran

penduduk sebagai bagian dari perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur

dengan Peraturan Bupati.

34

Bagian Kelima

Pengembangan Kualitas Penduduk

Paragraf 1

Umum

Pasal 34

(1) Untuk mewujudkan kondisi perbandingan yang serasi, selaras, dan seimbang antara perkembangan kependudukan dengan

lingkungan hidup yang meliputi, baik daya dukung alam maupun daya tampung

lingkungan dilakukan melalui pengembangan kualitas penduduk, baik fisik maupun

nonfisik.

(2) Pengembangan kualitas penduduk dilakukan untuk mewujudkan manusia yang sehat

jasmani dan rohani, cerdas, mandiri, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan memiliki etos

kerja yang tinggi.

(3) Pengembangan kualitas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui peningkatan:

a. kesehatan;

b. pendidikan;

c. nilai agama;

d. perekonomian; dan

e. nilai sosial budaya.

(4) Pengembangan kualitas penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselenggarakan oleh pemerintah daerah

bersama masyarakat melalui pembinaan dan pemenuhan pelayanan penduduk.

Page 19: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

35

(5) Pembinaan dan pelayanan penduduk

sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan melalui komunikasi, informasi, dan

edukasi, serta penyediaan prasarana dan jasa.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai

pengembangan kualitas penduduk diatur dengan Peraturan Bupati.

Paragraf 2

Penduduk Rentan

Pasal 35

(1) Untuk mengembangkan potensi optimal dari semua penduduk secara merata, Pemerintah

Daerah memberikan kemudahan dan perlindungan terhadap penduduk rentan.

(2) Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan

tentang pengembangan potensi penduduk rentan yang timbul sebagai akibat:

a. perubahan struktur;

b. komposisi penduduk;

c. kondisi fisik, nonfisik, ataupun psikhis penduduk rentan;

d. keadaan geografis yang menyebabkan

penduduk rentan sulit berkembang; dan

e. dampak negatif yang muncul sebagai

akibat dari proses pembangunan dan bencana alam.

36

Pasal 36

Pengembangan potensi penduduk rentan dilaksanakan melalui perawatan, pelayanan

kesehatan, pendidikan, dan pelatihan atas biaya negara.

Pasal 37

(1) Pemerintah Daerah menjamin kebutuhan dasar bagi keluarga pra sejahtera dan

keluarga sejahtera tahap I.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria

keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera tahap I dan tata cara perlindungan diatur

dengan Peraturan Bupati.

Pasal 38

Pengembangan wawasan kependudukan

merupakan upaya peningkatan pemahaman mengenai pembangunan kependudukan yang

berkelanjutan untuk mewujudkan penduduk yang berkualitas.

Pasal 39

(1) Pengembangan wawasan kependudukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 dapat

dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan masyarakat baik secara sendiri maupun

bersama-sama.

(2) Pelaksanaan pengembangan wawasan

kependudukan dilakukan melalui pemberian informasi, pendidikan, dan penyediaan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan

pembangunan kependudukan.

Page 20: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

37

Paragraf 3

Pemberdayaan Perempuan

Pasal 40

(1) Pemerintah daerah wajib menyusun kebijakan, program, dan kegiatan

pembangunan berperspektif gender yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Strategis SKPD, dan Rencana Kerja

SKPD.

(2) Penyusunan kebijakan, program, dan kegiatan

pembangunan berperspektif gender sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui analisis gender.

Pasal 41

Bupati bertanggung jawab dalam penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat bidang pemberdayaan perempuan

dan pengarusutamaan gender skala Kabupaten.

Paragraf 4 Perlindungan Anak

Pasal 42

Pemerintah daerah, masyarakat, keluarga, dan

orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan perlindungan anak.

38

Pasal 43

(1) Pemerintah daerah berkewajiban dan bertanggung jawab menghormati dan

menjamin hak asasi setiap anak tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan,

jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan kondisi fisik dan/atau mental.

(2) Pemerintah daerah berkewajiban dan bertanggung jawab memberikan dukungan

sarana dan prasarana dalam penyelenggaraan perlindungan anak.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban dan tanggung jawab pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 44

(1) Pemerintah daerah menjamin perlindungan, pemeliharaan, dan kesejahteraan anak dengan

memperhatikan hak dan kewajiban orang tua, wali, atau orang lain yang secara hukum bertanggung jawab terhadap anak.

(2) Pemerintah daerah menjamin anak untuk mempergunakan haknya dalam

menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan anak.

(3) Pemerintah daerah mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak.

Page 21: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

39

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban

pemerintah daerah dalam memberikan perlindungan dan pengawasan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 45

Kewajiban dan tanggung jawab masyarakat terhadap perlindungan anak dilaksanakan melalui

kegiatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan perlindungan anak.

Pasal 46

(1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung

jawab untuk :

a. mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak;

b. menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minatnya;

dan

c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia

anak-anak.

(2) Dalam hal orang tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadaannya, atau karena suatu

sebab, tidak dapat melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya, maka kewajiban dan

tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat beralih kepada keluarga, yang

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

40

Bagian Keenam

Perencanaan Kependudukan

Pasal 47

Perencanaan kependudukan merupakan proses penyiapan seperangkat keputusan tentang

perubahan kondisi kependudukan yang diinginkan pada masa yang akan datang yang meliputi aspek kuantitas, kualitas, dan mobilitas

penduduk

Pasal 48

Perencanaan kependudukan dilakukan dengan menetapkan sasaran kuantitas, kualitas, dan

mobilitas penduduk beserta langkah pengelolaan perkembangan penduduk di suatu daerah pada

masa yang akan datang.

Pasal 49

(1) Perencanaan kependudukan dilakukan pada

lingkup kabupaten dengan periode jangka menengah dan/atau jangka panjang.

(2) Perencanaan kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk

menghasilkan rencana strategis untuk pengelolaan kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk.

(3) Rencana strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib diintegrasikan dan

diimplementasikan ke dalam sistem perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

pembangunan daerah dan sektoral.

Page 22: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

41

(4) Waktu penyusunan perencanaan

kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan selambat-lambatnya

bersamaan dengan waktu perencanaan pembangunan jangka menengah dan/atau

jangka panjang.

(5) Pengaturan lebih lanjut mengenai pedoman perencanaan kependudukan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB VII PEMBANGUNAN KELUARGA

Pasal 50

(1) Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan

ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

(2) Kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dimaksudkan untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga

secara optimal.

Pasal 51

(1) Kebijakan pembangunan keluarga melalui

pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga sebagaimana dimaksud dalam Pasal

50 dilaksanakan dengan memperhatikan kearifan lokal yang berlandaskan nilai-nilai

operasional Sumedang Puseur Budaya Sunda yaitu Dasa Marga Raharja.

42

(2) Nilai Operasional Sumedang Puseur Budaya

Sunda Dasa Marga Raharja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sepuluh

perilaku atau sifat yang harus dimiliki oleh masyarakat Sumedang untuk dilaksanakan

dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, sehingga dapat memberikan

daya guna dan hasil guna.

Pasal 52

(1) Kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan

keluarga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50 dilaksanakan dengan cara:

a. peningkatan kualitas anak dengan

pemberian akses informasi, pendidikan, penyuluhan, dan pelayanan tentang

perawatan, pengasuhan dan perkembangan anak;

b. peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi, pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang

kehidupan berkeluarga;

c. peningkatan kualitas hidup lansia agar

tetap produktif dan berguna bagi keluarga dan masyarakat dengan pemberian

kesempatan untuk berperan dalam kehidupan keluarga;

d. pemberdayaan keluarga rentan dengan

memberikan perlindungan dan bantuan untuk mengembangkan diri agar setara

dengan keluarga lainnya;

Page 23: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

4 43

e. peningkatan kualitas lingkungan keluarga;

f. peningkatan akses dan peluang terhadap penerimaan informasi dan sumber daya

ekonomi melalui usaha mikro keluarga;

g. pengembangan cara inovatif untuk

memberikan bantuan yang lebih efektif bagi keluarga pra sejahtera dan keluarga sejahtera tahap I; dan

h. penyelenggaraan upaya peningkatan kesejahteraan keluarga terutama bagi

perempuan yang berperan sebagai kepala keluarga dengan kategori keluarga pra

sejahtera dan keluarga sejahtera I.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diatur dengan peraturan bupati.

Pasal 53

(1) Pengembangan kualitas keluarga diarahkan pada terwujudnya kualitas keluarga yang

bercirikan kemandirian dan ketahanan keluarga.

(2) Pembinaan ketahanan keluarga dilakukan

dalam rangka membentuk keluarga kecil, sehat, bahagia, dan sejahtera.

(3) Penyelenggaraan pengembangan kualitas keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditujukan agar keluarga dapat memenuhi kebutuhan spiritual dan materiil sehingga dapat menjalankan fungsi keluarga secara

optimal.

44

(4) Penyelenggaraan pengembangan kualitas

keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu

oleh pemerintah daerah, masyarakat dan keluarga untuk memperkuat keluarga sebagai:

a. wahana pertama dan utama pembangunan karakter;

b. wahana peningkatan mutu sumber daya

manusia; dan

c. basis pembangunan kependudukan.

(5) Fungsi keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi:

a. fungsi keagamaan;

b. fungsi sosial budaya;

c. fungsi cinta kasih;

d. fungsi melindungi;

e. fungsi reproduksi;

f. fungsi sosialisasi dan pendidikan;

g. fungsi ekonomi; dan

h. fungsi pembinaan lingkungan.

BAB VIII DATA DAN INFORMASI KEPENDUDUKAN

Pasal 54

(1) Pemerintah Daerah wajib mengumpulkan,

mengolah, dan menyajikan data dan informasi mengenai kependudukan dan keluarga.

(2) Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui pendataan keluarga.

Page 24: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

45

(3) Data dan informasi kependudukan dan

keluarga wajib digunakan oleh Pemerintah Daerah sebagai dasar penetapan kebijakan,

penyelenggaraan, dan pembangunan.

Pasal 55

(1) Pemerintah Daerah menyelenggarakan dan mengembangkan sistem informasi kependudukan dan keluarga secara

berkelanjutan serta wajib mendukung terkumpulnya data dan informasi yang

diperlukan.

(2) Pemerintah daerah melaporkan data dan

informasi kependudukan dan keluarga kepada Pemerintah.

(3) Pemerintah Daerah menyebarluaskan kembali

data dan informasi yang terkumpul pada tingkat Kabupaten untuk dipilahkan dan

dianalisis untuk keperluan perbandingan pengelolaan kependudukan antar Kecamatan

dalam bentuk laporan neraca kependudukan dan pembangunan.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai

penyelenggaraan sistem informasi kependudukan dan keluarga sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 56

Dalam rangka meningkatkan keadilan dan kesetaraan gender, pengumpulan, analisis, dan

penyebaran informasi tentang kependudukan dan keluarga harus mempertimbangkan jenis kelamin.

46

Pasal 57

Pemerintah Daerah melakukan pengumpulan data, analisis, dan proyeksi angka kelahiran

sebagai bagian dari manajemen kependudukan dan pembangunan keluarga.

BAB IX PERAN SERTA MASYARAKAT

Pasal 58

(1) Setiap penduduk mempunyai kesempatan untuk berperan serta dalam pengelolaan

kependudukan dan pembangunan keluarga.

(2) Peran serta sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dilakukan oleh individu, institusi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi,

dan pihak swasta.

(3) Peran serta sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) dan ayat (2) difasilitasi oleh pemerintah daerah dan diatur lebih lanjut dengan

Peraturan Bupati.

BAB X KETENTUAN PENUTUP

Pasal 59

\ Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Sumedang.

Page 25: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

47

Ditetapkan di Sumedang

pada tanggal 26 Mei 2014

BUPATI SUMEDANG,

ttd

ADE IRAWAN

Diundangkan di Sumedang pada tanggal 26 Mei 2014

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SUMEDANG,

ttd

ZAENAL ALIMIN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014

NOMOR 6

Nomor Register Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat (40/2014)

Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM

Ttd

ROHAYAH A., S.H.

Pembina Tk. I (IV/b)

NIP. 19611221 198803 2 002

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 6 TAHUN 2014

TENTANG PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN

DAN PEMBANGUNAN KELUARGA DI KABUPATEN SUMEDANG

I. UMUM.

Hakikat pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat

Indonesia yang mencakup semua dimensi dan aspek kehidupan termasuk perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga untuk mewujudkan masyarakat adil

dan makmur.

Sebagai implementasi dari pelaksanaan Hak Asasi

Manusia (HAM) yang harus dijunjung tinggi sebagai hak yang secara kodrati melekat pada dan tidak terpisahkan dari

penduduk, demi peningkatan martabat kemanusiaan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kecerdasan serta keadilan penduduk saat ini dan generasi yang akan datang, maka

kependudukan pada seluruh dimensinya harus menjadi titik sentral pembangunan berkelanjutan agar setiap penduduk

dan generasinya mendatang dapat hidup sehat, sejahtera, produktif, dan harmonis dengan lingkungannya serta menjadi

sumber daya manusia yang berkualitas bagi pembangunan. Pembangunan harus dilakukan oleh penduduk dan untuk penduduk, dan karenanya perencanaan pembangunan harus

didasarkan pada kondisi atau keadaan penduduk dan pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh penduduk

bukan hanya oleh sebagian atau segolongan tertentu.

Page 26: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

2

Perkembangan kependudukan dan pembangunan

keluarga harus mendapatkan perhatian khusus dalam kerangka pembangunan daerah yang berkelanjutan.

Perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga merupakan bagian integral dari pembangunan budaya, sosial

ekonomi bangsa yang tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan sektor lainnya dalam rangka pembangunan manusia dan masyarakat Kabupaten Sumedang sebagai

pengamalan Pancasila yaitu meningkatkan kualitas hidup untuk semua penduduk.

Perkembangan penduduk dan pembangunan keluarga pada dasarnya ditujukan untuk menjamin keberlangsungan

hidup seluruh manusia tidak lagi hanya berdimensi lokal atau nasional, akan tetapi juga internasional. Perkembangan penduduk dan pembangunan keluarga tidak lagi dipahami

secara sempit sebagai usaha untuk mempengaruhi pola dan arah demografi semata, tetapi sasarannya jauh lebih luas,

yaitu untuk mencapai kesejahteraan masyarakat baik dalam arti fisik maupun non fisik termasuk spiritual.

Dampak perubahan dinamika kependudukan akan terasa dalam jangka waktu yang lama, sehingga seringkali kepentingannya diabaikan. Luasnya cakupan masalah

kependudukan menyebabkan pembangunan kependudukan harus dilakukan secara lintas sektor dan lintas bidang. Oleh

karenanya dibutuhkan bentuk koordinasi dan pemahaman mengenai konsep perkembangan kependudukan dan

pembangunan keluarga secara tepat.

Dalam konteks perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga perlu memperoleh perhatian khusus

dalam rangka pembangunan daerah yang berkelanjutan. Penempatan penduduk sebagai titik sentral pembangunan

tidak saja merupakan program daerah dan nasional namun juga komitmen hampir seluruh bangsa di dunia yang

tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa.

3

Dalam rangka melaksanakan Undang-Undang Nomor 52

Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, pemerintah daerah perlu

menetapkan pelaksanaan perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga dengan peraturan daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Yang dimaksud dengan:

a. Asas norma agama yang berarti bahwa perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga harus

dilandasi atas nilai-nilai agama yang berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa.

b. Asas perikemanusiaan yang berarti bahwa

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga harus dilandasi atas perikemanusiaan yang

berdasarkan pada Ketuhanan Yang Maha Esa dengan tidak membedakan golongan agama dan bangsa.

c. Asas keseimbangan berarti bahwa perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga harus dilaksanakan antara kepentingan individu dan

masyarakat, antara fisik dan mental, serta antara material dan spiritual.

d. Asas manfaat berarti bahwa perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga harus

memberikan manfaat yan gsebesar-besarnya bagi kemanusiaan dan perikehidupan yang sehat bagi setiap warga negara.

Page 27: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

4

e. Nilai Operasional Sumedang Puseur Budaya Sunda

(SPBS) yaitu DASA MARGA RAHARJA adalah sepuluh perilaku atau sifat yang harus dimiliki oleh masyarakat

Sumedang untuk dilaksanakan dalam praktek penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan

kemasyarakatan, sehingga dapat memberikan daya guna dan hasil guna. Essensi dari nilai operasional SPBS diambil dari nilai-

nilai sosial budaya Sunda yang tumbuh kembang di tengah-tengah masyarakat Sumedang.

Sepuluh perilaku atau adalah sebagai berikut : a. Taqwa:

Memelihara dan meningkatkan keimanan kepada Allah SWT;

Menjaga keshalehan ritual;

Mengembangkan keshalehan sosial;

Menjaga dan melaksanakan akhlakul karimah;

Melaksanakan zakat, infak dan shodaqoh. b. Someah:

Selalu bersikap ramah;

Tulus dalam tekad, ucap dan segala perbuatan;

Tidak berlaku diskriminatif;

Rendah hati (handap asor);

Murah senyum. c. Surti:

Merasa empati dan simpati;

Tidak suka menyakiti orang lain;

Bijak;

Memiliki “sense of crisis”;

Selalu berusaha mengasah mata hati (kepekaan).

d. Jembar:

Berwawasan luas;

Demokratis;

Mudah memberi maaf dan tidak keras hati;

5

Menghargai kelebihan orang lain dan mendorong

orang lain untuk berkembang;

Sabar dan tawakal. e. Brukbrak:

Bersikap transparan;

Jujur;

Tidak mempersulit yang mudah;

Menjungjung tinggi supremasi hukum;

Tidak memendam kebencian kepada orang lain;

f. Guyub:

Memegang teguh komitmen;

Suka bekerja sama dan bergotong royong;

Membangun sinergitas;

Memelihara persatuan;

Suka saling membantu. g. Motekar:

Kreatif dan inovatif;

Dinamis;

Selalu memiliki gagasan segar;

Mampu memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal;

Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

h. Tarapti, taliti, ati-ati:

Profesional;

Waspada, cermat dan teliti dalam mengerjakan sesuatu;

Menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya;

Tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh hasutan;

Matang pertimbangannya dalam mengambil suatu keputusan.

i. Junun-jucung:

Konsisten;

Berorientasi pada proses bukan semata-mata pada hasil;

Page 28: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

6

Tidak cepat putus asa dan berani menghadapi

tantangan;

Mengerjakan dan melakukan sesuatu sampai tuntas, tidak setengahsetengah (totalitas);

Hasil kerja kerasnya dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang banyak.

j. Punjul-luhung:

Berani mengambil keputusan;

Memiliki daya kompetensi yang tinggi;

Berusaha melakukan dan memberikan yang terbaik;

Memiliki rasa malu yang tinggi untuk berbuat hal yang tidak baik;

Menjaga nilai-nilai luhur budayanya. Pasal 3

Cukup jelas

Pasal 4

Cukup jelas

Pasal 5

Huruf a

Cukup jelas

Huruf b

Yang dimaksud dengan kebutuhan dasar meliputi kebutuhan sandang, pangan, tempat tinggal,

pendidikan, kesehatan dan pekerjaan serta rasa aman.

Huruf c

Cukup jelas.

7

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Cukup jelas.

Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Cukup jelas.

Huruf i

Cukup jelas.

Huruf j

Cukup jelas.

Huruf k

Cukup jelas.

Huruf l

Cukup jelas.

Huruf m

Cukup jelas.

Huruf n

Cukup jelas.

Huruf o

Cukup jelas.

Page 29: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

8

Huruf p

Cukup jelas.

Huruf q

Cukup jelas.

Huruf r

Cukup jelas.

Huruf s

Cukup jelas.

Huruf t

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas

Pasal 7

Cukup jelas

Pasal 8

Cukup jelas

Pasal 9

Cukup jelas

Pasal 10

Cukup jelas

Pasal 11

Cukup jelas

Pasal 12

Cukup jelas

9

Pasal 13

Cukup jelas.

Pasal 14

Yang dimaksud dengan ”daya dukung alam” adalah kemampuan lingkungan alam beserta segenap unsur dan

sumbernya untuk menunjang peri kehidupan manusia serta makhluk lain secara berkelanjutan. Yang dimaksud dengan ”daya tampung lingkungan”

adalah kemampuan lingkungan hidup buatan manusia untuk memenuhi perikehidupan penduduk.

Pasal 15

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Huruf a

Yang dimaksud dengan ”pengendalian kelahiran” adalah agar pertambahan penduduk

tidak melebihi kapasitas produksi yang tersedia sehingga pemenuhan kebutuhan dapat seimbang dengan daya dukung lingkungan.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Yang dimaksud dengan ”mobilitas penduduk” adalah gerak keruangan penduduk dengan

melewati batas wilayah administrasi pemerintahan.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Page 30: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

10

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Penyuluhan kesehatan reproduksi dilakukan

oleh tenaga kesehatan dan tenaga lain yang terlatih.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

11

Pasal 19

Ayat (1)

Huruf a

Cukup jelas.

Huruf b

Cukup jelas.

Huruf c

Cukup jelas.

Huruf d

Cukup jelas.

Huruf e

Petugas keluarga berencana meliputi tenaga

kesehatan dan tenaga lain yang terlatih. Huruf f

Cukup jelas.

Huruf g

Cukup jelas.

Huruf h

Cukup jelas.

Hurufi

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Page 31: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

12

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas. Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Cukup jelas.

Pasal 26

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan seluruh dimensinya antara

lain meliputi:

a. Peningkatan potensi ekonomi keluarga;

b. Pembinaan pemenuhan gizi seimbang;

c. Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat;

d. Peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan; dan

e. Pemberdayaan masyarakat dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

13

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan ”daya dukung alam” adalah

kemampuan lingkungan alam beserta segenap unsur dan sumbernya untuk menunjang

perikehidupan manusia serta makhluk lain secara berkelanjutan.

Yang dimaksud dengan ”daya tamping lingkungan” adalah kemampuan lingkungan hidup buatan manusia untuk memenuhi perikehidupan

penduduk. Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 30

Cukup jelas.

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Page 32: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

14

Pasal 33

Cukup jelas.

Pasal 34

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Ayat (6)

Cukup jelas.

Pasal 35

Cukup jelas.

Pasal 36

Cukup jelas.

Pasal 37

Cukup jelas.

Pasal 38

Cukup jelas.

15

Pasal 39

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “masyarakat” adalah

lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi dan swasta.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 40

Cukup jelas.

Pasal 41

Cukup jelas.

Pasal 42

Cukup jelas.

Pasal 43

Cukup jelas.

Pasal 44

Cukup jelas.

Pasal 45

Cukup jelas.

Pasal 46

Cukup jelas.

Pasal 47

Cukup jelas.

Pasal 48

Cukup jelas.

Page 33: LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014 …jdih.sumedangkab.go.id/peraturan/JDIHSMD-1576570488.pdf · b. bahwa penduduk dan keluarga sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan

16

Pasal 49

Cukup jelas.

Pasal 50

Cukup jelas.

Pasal 51

Cukup jelas.

Pasal 52

Cukup jelas.

Pasal 53

Cukup jelas.

Pasal 54

Cukup jelas.

Pasal 55

Cukup jelas.

Pasal 56

Cukup jelas.

Pasal 57

Cukup jelas.

Pasal 58

Cukup jelas.

Pasal 59

Ayat (1)

Cukup jelas.

17

Ayat (2)

Yang dimaksud Institusi Masyarakat adalah

organisasi masyarakat hasil bentukan SKPD Program KB seperti: Pos Pembantu Keluarga

Berencana Desa (PPKBD), Sub PPKBD, Kelompok KB, Ikatan Penyuluh KB (IPeKB), Ikatan Penulis KB

(IPKB), Paguyuban Juang Kencana, Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Forum Asosiasi Kelompok UPPKS (AKU) dan Koalisi

Kependudukan.

Pasal 60

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

NOMOR 6