Lembar Pengesahan

16
I. PENDAHULUAN I.1 Abstrak Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, terutama pada perkebunan holtikulturalnya. Salah satu hasil hasil perkebunannya yang sampai saat ini masih belum tergantikan adalah jenis buahan Pisang ( Musa acuminate )dari perkebunan alam dan jenis apel ( Malus domestica ). Kedua buahan merupakan salah satu jenis komoditi hasil Indonesia yang banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai keperluan, mulai dari bahan makanan sampai kepada bahan pembuatan makanan cepat saji yang mempunyai ragam jenis olahan dan hasil pangannya. Banyaknya permintaan akan kebutuhan buah – buahan ini, dan semakin tingginya minat masyarakat akan produk produk olahan pisang dan apel , membuat hasil perkebunan ini mampu menempati posisi penting dalam peringkat kebutuhan masyarakat. Setiap jenis apel dan Pisang mempunyai ciri tersendiri baik sifat fisik/mekanik dan kimia. Selain itu pada buahan ini mempunyai berbagai macam jenis tersendiri , akibat pengaruh dari Gen , Spesies yang berbeda dan juga Ekosistem yang memungkinkan terjadinya seleksi dan Introduksi pada tanaman ini.

Transcript of Lembar Pengesahan

Page 1: Lembar Pengesahan

I. PENDAHULUAN

I.1 Abstrak

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, terutama pada

perkebunan holtikulturalnya. Salah satu hasil hasil perkebunannya yang sampai saat ini masih

belum tergantikan adalah jenis buahan Pisang ( Musa acuminate )dari perkebunan alam dan jenis

apel ( Malus domestica ). Kedua buahan merupakan salah satu jenis komoditi hasil Indonesia

yang banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai keperluan, mulai dari bahan makanan

sampai kepada bahan pembuatan makanan cepat saji yang mempunyai ragam jenis olahan dan

hasil pangannya. Banyaknya permintaan akan kebutuhan buah – buahan ini, dan semakin

tingginya minat masyarakat akan produk produk olahan pisang dan apel , membuat hasil

perkebunan ini mampu menempati posisi penting dalam peringkat kebutuhan masyarakat. Setiap

jenis apel dan Pisang mempunyai ciri tersendiri baik sifat fisik/mekanik dan kimia. Selain itu

pada buahan ini mempunyai berbagai macam jenis tersendiri , akibat pengaruh dari Gen , Spesies

yang berbeda dan juga Ekosistem yang memungkinkan terjadinya seleksi dan Introduksi pada

tanaman ini.

I.2 Latar Belakang

Dalam hal ini, Sumber daya hayati bumi sangat penting bagi pembangunan ekonomi dan

sosial manusia. Akibatnya, muncul pengakuan yang berkembang bahwa keanekaragaman hayati

merupakan aset global dari nilai yang sangat besar untuk generasi sekarang dan mendatang. Pada

saat yang sama, ancaman terhadap spesies dan ekosistem tidak pernah begitu besar seperti

sekarang ini. Kepunahan spesies yang disebabkan oleh aktivitas manusia berlanjut pada tingkat

Page 2: Lembar Pengesahan

yang mengkhawatirkan. Dengan hal ini, maka dilakukan suatu konverensi untuk mengatasi

masalah terancamnya suatu spesies yakni konverensi keanekaagaman hayati.

I.3 Tujuan

Adanya variasi morfologi gen yang menyebabkan perbedaan pada setiap buah

Mengetahui jenis – jenis buah yang mempunyai genus yang sama

Supaya dapat mengaplikasikan garapan pengetahuan mengenai buah – buahan

yang sejenis tapi berbeda mofologi.

Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang berbagai variasi pada tumbuhan.

Menentukan sejauh mana persamaan dan perbedaan pada individu-individu yang

diamati

Menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil pengamatan

I.4 Ruang Lingkup Materi

Pada tahun 1992, UNEP melaksanakan UNCED (United Nations Conference on

Environment and Development) di Rio de Janeiro, Brazil, dan menghasilkan, salah

satunya adalah Convention on Biological Diversity (CBD). Tujuan utama konvensi ini

ialah melestanikan keanekaragaman hayati, memanfaatkan sumber daya genetik secara

berkelanjutan dan memastikan pembagian keuntungan secara adil dan merata dan

pemanfaatan tersebut. Sumber daya genetik adalah benda atau barang yang merupakan

unit atau komponen keanekaragaman hayati. Benda atau barang inilah yang dimanfaatkan

secara langsung. Nyatalah bahwa makin besar keanekaragaman hayati, makin banyak

pula sumber daya genetik, dan makin besar pula peluang pemanfaatannya, karena makin

banyak pilihan barang yang dapat dimanfaatkan . Latar belakang permasalahan inilah

yang menyebabkan pentingnya keanekaragaman hayati di pelajari.

Keanekaragaman hayati tidak saja terjadi antar jenis, tetapi dalam satu jenis pun

terdapat keanekaragaman. Adanya perbedaan warna, bentuk, dan ukuran dalam satu jenis

Page 3: Lembar Pengesahan

disebut variasi. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang tingkatan

keanekaragaman hayati, simak uraiannya berikut ini:

1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen

Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen? Perkawinan antara dua

individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari

hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua

induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan

menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas

(varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan.

2. Keanekaragaman hayati tingkat jenis ( Spesies )

Perbedaan-perbedaan pada berbagai spesies makhluk hidup di suatu tempat disebut

keanekaragaman spesies. Biasanya dijumpai pada suatu tempat yang dihuni kumpulan

makhluk hidup dari berbagai spesies (komunitas). Keaneraragaman organisme hidup

di bumi (diperkirakan berjumlah 5 - 50 juta), hanya 1,4 juta yang baru dipelajari.

3. Keanekaragaman hayati Ekosistem.

Interaksi antara lingkungan abiotik tertentu dengan sekumpulan jenis-jenis makhluk

hidup menunjukkan adanya keanekaragaman ekosistem. Masing-masing ekosistem

memiliki jenis tumbuhan dan hewan yang berbeda.

II. LANDASAN TEORI

Terdapat beberapa cara untuk mengukur keanekaragaman genetika. Sebab-sebab

hilangnya keanekaragaman genetika pada tumbuhan juga telah dikaji dan diidentifikasi.

Kajian tahun 2007 yang dilakukan oleh National Science Foundation menemukan bahwa

keanekaragaman genetik dan keanekaragaman hayati bergantung satu sama lainnya, bahwa

keanekaragaman dalam suatu spesies diperlukan untuk menjaga keanekaragaman antar

spesies.

Page 4: Lembar Pengesahan

Teori netral evolusi mengajukan bahwa keanekaragaman adalah akibat dari akumulasi

substitusi netral. Seleksi pemutus adalah hipotesis bahwa dua subpopulasi suatu spesies yang

tinggal di lingkungan yang berbeda akan menyeleksi alel-alel pada lokus tertentu yang

berbeda pula. Hal ini dapat terjadi, jika suatu spesies memiliki jangkauan yang luas relatif

terhadap mobilitas individu dalam populasi tersebut. Hipotesis seleksi gayut frekuensi

menyatakan bahwa semakin umum suatu alel, semakin tidak bugar alel tersebut. Hal ini

dapada terlihat pada interaksi inang dengan patogen, di mana frekuensi alel pertahanan yang

tinggi pada inang dapat mengakibatkan penyebaran patogen yang luas jika patogen dapat

mengatasi alel pertahanan tersebut.

Teori Generalis

Teori generalis secara sederhana dihubungkan dengan populasi yang ada

( Hutchinson 1957) dan Hutchinsonians secara tegas menolak konsep dari suatu relung yang

kosong. Relung yang potensial dari suatu populasi adalah cakupan dari kondisi-kondisi

inveronmental di mana itu dapat tetap berlaku. Tetapi ini adalah konsep yang berharga bagi

pemahaman keanekaragaman hayati, sehingga layak mengeksplorasi. populasi adalah kisaran

kondisi lingkungan di mana ia dapat bertahan, yang sebenarnya relung adalah rentang di mana

saat ini ditemukan dan relung kosong merupakan suatu lingkungan yang dapat secara prinsip

mendukung penduduk dari beberapa macam tapi saat ini tidak. Sebuah ekosistem yang beragam

biasanya satu di mana relung pasar yang erat dikemas, di setiap kamar ditempati oleh sebuah

keluarga yang berbeda untuk meregangkan analogi (Christiansen dan Fenchel 1977). Invasi oleh

super pesaing yang dapat mengusir banyak dari spesies asli dari relung pasar mereka, pada

dasarnya mengambil alih seluruh apartemen, sangat mengurangi keragaman masyarakat.

Page 5: Lembar Pengesahan

III. PEMBAHASAN

III.1 Pengamatan Keanekaragaman Gen

1. Tabel Hasil Pengamatan Pada Buah Apel ( Molus domestica )

No Ciri – ciri Apel Rome Beauty Apel Ana Apel Manalagi

1 Warna kulit dominan merah

sedikit warna kuning

hujau

merah hijau kuning berwarna hijau

kekuningan

2 Bentuk buah buahnya bulat buahnya lonjong buahnya bulat

3 Ukuran buah - - -

4 Warna

daging/tekstur

Putih/ daging buah

agak keras

dengan daging buah

renyah

dagingnya keras namun

garing

5 Rasa asam manis rasanya asam manis

6 Berat 3 g – 5 g / buah 2 g – 4 g / buah 6 g – 7 g / buah

Penyebab timbulnya keanekaragaman.

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan

keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Ada dua faktor penyebab

keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif

konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme.Sebaliknya, faktor luar relatif

stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. “ Tidak ada dua individu yang sama persis”.

Hal ini disebabkan oleh adanya variasi organism dari spesies yang sama atau keanekaragaman

spesies. Lingkungan atau faktor eksterna; seperti makanan, suhu, cahaya matahari, kelembaban,

curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang diwariskan dari kedua

induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu. Dengan demikian fenotip suatu

individu merupakan hasil interaksi antara genotip dengan lingkungannya. Baik hewan maupun

tumbuhan juga mempunyai variasi yang tampak antara lain dalam bentuk, ukuran tubuh, warna

dan ciri khan lainnya.

Page 6: Lembar Pengesahan

Pengertian gen

adalah unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA

yang menyandi suatu protein, polipeptida, atau seuntai RNA yang memiliki fungsi bagi

organisme yang memilikinya. Batasan modern gen adalah suatu lokasi tertentu pada genom yang

berhubungan dengan pewarisan sifat dan dapat dihubungkan dengan fungsi sebagai regulator

(pengendali)

kesimpulan kegiatan pengamatan

Dari hasil pengamatan diatas kesamaan antara tiga jenis apel , dapat diketahui bahwa ketiga

apel tersebut mempunyai berkerabat dekat. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kesamaan

pada ketiga varietas tersebut Perbedaan terdapat pada individu-individu tersebut walaupun

berada dalam satu spesies. Variasi organisme ini terjadi karena adanya beberapa faktor, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal dapat berupa sinar matahari, cahaya,

makanan, kelembaban, dsb. Faktor tersebut akan mempengaruhi faktor internal (faktor menurun

yang diwariskan) yaitu adanya pengaruh lingkungan terhadap fenotip suatu individu. Hal

tersebut pada akhirnya menyebabkan perbedaan genotip pada sifat tertentu yang dimiliki setiap

individu sehingga memiliki fenotip (penampakan) yang berbeda-beda. Sehingga menyebabkan

terjadinya perbedaan pada ciri – ciri buah apel tersebut. Perbedaan terjadi bukan hanya di

sebabkan faktor alam tetapi juga faktor manusia dengan adanya penyilangan tanaman yang

menyebabkan banyaknya keanekaragaman yang di dapat.

III.2 Keanekaragaman Tingkat Jenis

Tabel Pengamatan pada buah Pisang ( Musa paradisiacal L )

No Jenis Pisang Bentuk Warna/ Rasa Panjang Berat Isi

1 Pisang ambon

kuning

buah

melengkung

dengan pangkal

buah bulat

Daging

buahnya putih

kekuningan,

tidak berbiji,

Rasanya

Panjang buah

15-17 cm.

bobot 100

gram per

buah

berat 18-

20 kg

Per tandan

terdiri dari 6-

9 sisir.

Persisir berisi

15-20 buah

Page 7: Lembar Pengesahan

manis, pulen,

dan harum.

2 Pisang nangka Kulit buahnya

tebal

hijau

walaupun

sudah

matang. Jika

terlalu matang

warna buah

menjadi agak

kekuningan.

Daging

buahnya

kuning

kemerahan.

Rasanya

manis masam

dengan aroma

harum.

Panjang buah

sekitar 15 cm

beratnya 120

gram

berat 12-

14 kg

Pertandan

terdapat 7-8

sisir.

Dalam setiap

sisir berisi 14

sampai 24

buah

3 Pisang tanduk Tebal,

melengkung.

Kulit

berwarna

kuning

dengan bintik-

bintik hitam.

Warna daging

kuning muda

atau putih

kekuningan.

rasanya

manis.

Panjang 206-

28 cm

berat 7-10

kg

Dalam satu

tandan

terdapat 1-2

sisir.

setiap sisir

terdiri dari

10-15 buah

4 Pisang barangan Besar dan

sedikit pendek

warna kulit

buahnya

kuning

Ukuran 12-18

cm

Berat

rata-rat

pertanda

terdiri dari 8-

12 sisir.

Setiap

Page 8: Lembar Pengesahan

kemerahan

dengan bintik-

bintik cokelat.

Warna daging

buahnya agak

oren rasanya

enak dan

aromanya

harum.

n berkisar

12-20 kg

sisirnya

terdiri dari

12-20 buah

5 Pisang raja melengkung

dengan bagian

pangkal bulat

tekstul kasar.

Rasanya

manis

panjang 12-

18 cm

Berat 1

buah

pisang

sekitar 92

g

terdiri atas 6

sisir yang

masing-

masing

terdiri 15

buah

Keanekaragaman sifat kelima jenis tanaman

Pada kelima jenis pisang yang di amati , terlihat bahwa perbedaan pada setiap pisang ,

walaupun sama mempunyai genusnya. Semua dapat di lihat dari segi ; bentuk, warna / rasa

panjang, berat pada setiap pisang dan ragam isi sesuai dengan jenis pisangnya.

Penyebab terjadinya keanekaragaman jenis

Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu

penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang

berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk

tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-

varietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan. Keanekaragaman yang terjadi

secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan,

seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak

(fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan

Page 9: Lembar Pengesahan

keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi),

seperti pada berbagai jenis tumbuhan.

Keanekragaman tingkat jenis

Keragaman spesies mengacu kepada spesies yang berbeda-beda. Aspek-aspek

keragaman spesies dapat diukur melalui beberapa cara. Sebagian besar cara tersebut

dapat dimasukkan ke dalam tiga kelompok pengukuran: kekayaan spesies,

kelimpahan spesies dan keragaman taksonomi atau filogenetik. Pengukuran kekayaan

spesies menghitung jumlah spesies pada suatu area tertentu. Pengukuran kelimpahan

spesies mengambil contoh jumlah relatif dari spesies yang ada. Contoh yang biasanya

diperoleh sebagian besar terdiri dari spesies yang umum, beberapa spesies yang tidak

terlalu sering dijumpai dan sedikit spesies yang jarang sekali ditemui. Pengukuran

keragaman spesies yang menyederhanakan informasi dari kekayaan dan kelimpahan

relatif spesies ke dalam satu nilai indeks merupakan yang paling sering digunakan.

III.3 Keragaman Tingkat Ekosistem

Page 10: Lembar Pengesahan

Keterangan gambar :

Ekosistem bawah laut. Ekosistem hutan, perkebunan , padang rumput dan mangrove. Ekosistem perkebunanan. Ekosistem kebun binatang.

Ragam fauna dan flora yang terdapat p[ada gambar antara lain :

Bermacam bunga karang , ikan laut, jenis tumbuh – tumbuhan di hutan , hewan ternak , binatang di lindungi seperti rusa, dan hutan bakau.

Keanekaragaman yang paling banyak pada gambar adalah, ekosistem bawah laut , karena mempunyai kumpulan beberapa populasi yang saling interaksi.

Keanekaragaman ekosistem

Merupakan Keanekaragaman ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir. misalnya : ekosistem lumut, ekosistem hutan tropis, ekosistem gurun, masing-masing ekosistem memiliki organisme yang khas untuk ekosistem tersebut.

Page 11: Lembar Pengesahan

IV. PENUTUP

IV.1 Kesimpulan.

Keanekaragaman hayati merupakan beraneka macam mahluk hidup di bumi ini.

Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme

tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk

bersel banyak; dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks,

misalnya dari spesies sampai ekosistem. Adanya keanekaragaman gen dapat membedakan jenis

genotipenya walaupun bentuk dan genusnya sama , begitu juga dengan keanekaragaman jenis/

spesies yang berbeda genotype maupun fenotipe yang membuat semua morfologi jenis tanaman

yang sama genus bias berbeda baik secara struktur penampakan maupun fisiologi pada tanaman

tersebut. Pada keanekaragam ekosistem , semakin banyak keanekaragamanya maka semakin

banyak pula populasi yang beragam pada suatu wilayah tersebut dengan saling berinteraksi dan

saling bergantungan / mempunyai siklus rantai makanan.

Page 12: Lembar Pengesahan