Lembar Pengesahan
Transcript of Lembar Pengesahan
I. PENDAHULUAN
I.1 Abstrak
Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman hayati yang tinggi, terutama pada
perkebunan holtikulturalnya. Salah satu hasil hasil perkebunannya yang sampai saat ini masih
belum tergantikan adalah jenis buahan Pisang ( Musa acuminate )dari perkebunan alam dan jenis
apel ( Malus domestica ). Kedua buahan merupakan salah satu jenis komoditi hasil Indonesia
yang banyak dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai keperluan, mulai dari bahan makanan
sampai kepada bahan pembuatan makanan cepat saji yang mempunyai ragam jenis olahan dan
hasil pangannya. Banyaknya permintaan akan kebutuhan buah – buahan ini, dan semakin
tingginya minat masyarakat akan produk produk olahan pisang dan apel , membuat hasil
perkebunan ini mampu menempati posisi penting dalam peringkat kebutuhan masyarakat. Setiap
jenis apel dan Pisang mempunyai ciri tersendiri baik sifat fisik/mekanik dan kimia. Selain itu
pada buahan ini mempunyai berbagai macam jenis tersendiri , akibat pengaruh dari Gen , Spesies
yang berbeda dan juga Ekosistem yang memungkinkan terjadinya seleksi dan Introduksi pada
tanaman ini.
I.2 Latar Belakang
Dalam hal ini, Sumber daya hayati bumi sangat penting bagi pembangunan ekonomi dan
sosial manusia. Akibatnya, muncul pengakuan yang berkembang bahwa keanekaragaman hayati
merupakan aset global dari nilai yang sangat besar untuk generasi sekarang dan mendatang. Pada
saat yang sama, ancaman terhadap spesies dan ekosistem tidak pernah begitu besar seperti
sekarang ini. Kepunahan spesies yang disebabkan oleh aktivitas manusia berlanjut pada tingkat
yang mengkhawatirkan. Dengan hal ini, maka dilakukan suatu konverensi untuk mengatasi
masalah terancamnya suatu spesies yakni konverensi keanekaagaman hayati.
I.3 Tujuan
Adanya variasi morfologi gen yang menyebabkan perbedaan pada setiap buah
Mengetahui jenis – jenis buah yang mempunyai genus yang sama
Supaya dapat mengaplikasikan garapan pengetahuan mengenai buah – buahan
yang sejenis tapi berbeda mofologi.
Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang berbagai variasi pada tumbuhan.
Menentukan sejauh mana persamaan dan perbedaan pada individu-individu yang
diamati
Menyimpulkan dan mengkomunikasikan hasil pengamatan
I.4 Ruang Lingkup Materi
Pada tahun 1992, UNEP melaksanakan UNCED (United Nations Conference on
Environment and Development) di Rio de Janeiro, Brazil, dan menghasilkan, salah
satunya adalah Convention on Biological Diversity (CBD). Tujuan utama konvensi ini
ialah melestanikan keanekaragaman hayati, memanfaatkan sumber daya genetik secara
berkelanjutan dan memastikan pembagian keuntungan secara adil dan merata dan
pemanfaatan tersebut. Sumber daya genetik adalah benda atau barang yang merupakan
unit atau komponen keanekaragaman hayati. Benda atau barang inilah yang dimanfaatkan
secara langsung. Nyatalah bahwa makin besar keanekaragaman hayati, makin banyak
pula sumber daya genetik, dan makin besar pula peluang pemanfaatannya, karena makin
banyak pilihan barang yang dapat dimanfaatkan . Latar belakang permasalahan inilah
yang menyebabkan pentingnya keanekaragaman hayati di pelajari.
Keanekaragaman hayati tidak saja terjadi antar jenis, tetapi dalam satu jenis pun
terdapat keanekaragaman. Adanya perbedaan warna, bentuk, dan ukuran dalam satu jenis
disebut variasi. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang tingkatan
keanekaragaman hayati, simak uraiannya berikut ini:
1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen
Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen? Perkawinan antara dua
individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu penyebabnya. Keturunan dari
hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang berasal dari kedua
induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk tersebut akan
menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-varietas
(varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan.
2. Keanekaragaman hayati tingkat jenis ( Spesies )
Perbedaan-perbedaan pada berbagai spesies makhluk hidup di suatu tempat disebut
keanekaragaman spesies. Biasanya dijumpai pada suatu tempat yang dihuni kumpulan
makhluk hidup dari berbagai spesies (komunitas). Keaneraragaman organisme hidup
di bumi (diperkirakan berjumlah 5 - 50 juta), hanya 1,4 juta yang baru dipelajari.
3. Keanekaragaman hayati Ekosistem.
Interaksi antara lingkungan abiotik tertentu dengan sekumpulan jenis-jenis makhluk
hidup menunjukkan adanya keanekaragaman ekosistem. Masing-masing ekosistem
memiliki jenis tumbuhan dan hewan yang berbeda.
II. LANDASAN TEORI
Terdapat beberapa cara untuk mengukur keanekaragaman genetika. Sebab-sebab
hilangnya keanekaragaman genetika pada tumbuhan juga telah dikaji dan diidentifikasi.
Kajian tahun 2007 yang dilakukan oleh National Science Foundation menemukan bahwa
keanekaragaman genetik dan keanekaragaman hayati bergantung satu sama lainnya, bahwa
keanekaragaman dalam suatu spesies diperlukan untuk menjaga keanekaragaman antar
spesies.
Teori netral evolusi mengajukan bahwa keanekaragaman adalah akibat dari akumulasi
substitusi netral. Seleksi pemutus adalah hipotesis bahwa dua subpopulasi suatu spesies yang
tinggal di lingkungan yang berbeda akan menyeleksi alel-alel pada lokus tertentu yang
berbeda pula. Hal ini dapat terjadi, jika suatu spesies memiliki jangkauan yang luas relatif
terhadap mobilitas individu dalam populasi tersebut. Hipotesis seleksi gayut frekuensi
menyatakan bahwa semakin umum suatu alel, semakin tidak bugar alel tersebut. Hal ini
dapada terlihat pada interaksi inang dengan patogen, di mana frekuensi alel pertahanan yang
tinggi pada inang dapat mengakibatkan penyebaran patogen yang luas jika patogen dapat
mengatasi alel pertahanan tersebut.
Teori Generalis
Teori generalis secara sederhana dihubungkan dengan populasi yang ada
( Hutchinson 1957) dan Hutchinsonians secara tegas menolak konsep dari suatu relung yang
kosong. Relung yang potensial dari suatu populasi adalah cakupan dari kondisi-kondisi
inveronmental di mana itu dapat tetap berlaku. Tetapi ini adalah konsep yang berharga bagi
pemahaman keanekaragaman hayati, sehingga layak mengeksplorasi. populasi adalah kisaran
kondisi lingkungan di mana ia dapat bertahan, yang sebenarnya relung adalah rentang di mana
saat ini ditemukan dan relung kosong merupakan suatu lingkungan yang dapat secara prinsip
mendukung penduduk dari beberapa macam tapi saat ini tidak. Sebuah ekosistem yang beragam
biasanya satu di mana relung pasar yang erat dikemas, di setiap kamar ditempati oleh sebuah
keluarga yang berbeda untuk meregangkan analogi (Christiansen dan Fenchel 1977). Invasi oleh
super pesaing yang dapat mengusir banyak dari spesies asli dari relung pasar mereka, pada
dasarnya mengambil alih seluruh apartemen, sangat mengurangi keragaman masyarakat.
III. PEMBAHASAN
III.1 Pengamatan Keanekaragaman Gen
1. Tabel Hasil Pengamatan Pada Buah Apel ( Molus domestica )
No Ciri – ciri Apel Rome Beauty Apel Ana Apel Manalagi
1 Warna kulit dominan merah
sedikit warna kuning
hujau
merah hijau kuning berwarna hijau
kekuningan
2 Bentuk buah buahnya bulat buahnya lonjong buahnya bulat
3 Ukuran buah - - -
4 Warna
daging/tekstur
Putih/ daging buah
agak keras
dengan daging buah
renyah
dagingnya keras namun
garing
5 Rasa asam manis rasanya asam manis
6 Berat 3 g – 5 g / buah 2 g – 4 g / buah 6 g – 7 g / buah
Penyebab timbulnya keanekaragaman.
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan
keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Ada dua faktor penyebab
keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif
konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme.Sebaliknya, faktor luar relatif
stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. “ Tidak ada dua individu yang sama persis”.
Hal ini disebabkan oleh adanya variasi organism dari spesies yang sama atau keanekaragaman
spesies. Lingkungan atau faktor eksterna; seperti makanan, suhu, cahaya matahari, kelembaban,
curah hujan dan faktor lainnya bersama-sama faktor menurun yang diwariskan dari kedua
induknya sangat berpengaruh terhadap fenotip suatu individu. Dengan demikian fenotip suatu
individu merupakan hasil interaksi antara genotip dengan lingkungannya. Baik hewan maupun
tumbuhan juga mempunyai variasi yang tampak antara lain dalam bentuk, ukuran tubuh, warna
dan ciri khan lainnya.
Pengertian gen
adalah unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA
yang menyandi suatu protein, polipeptida, atau seuntai RNA yang memiliki fungsi bagi
organisme yang memilikinya. Batasan modern gen adalah suatu lokasi tertentu pada genom yang
berhubungan dengan pewarisan sifat dan dapat dihubungkan dengan fungsi sebagai regulator
(pengendali)
kesimpulan kegiatan pengamatan
Dari hasil pengamatan diatas kesamaan antara tiga jenis apel , dapat diketahui bahwa ketiga
apel tersebut mempunyai berkerabat dekat. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya kesamaan
pada ketiga varietas tersebut Perbedaan terdapat pada individu-individu tersebut walaupun
berada dalam satu spesies. Variasi organisme ini terjadi karena adanya beberapa faktor, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor eksternal dapat berupa sinar matahari, cahaya,
makanan, kelembaban, dsb. Faktor tersebut akan mempengaruhi faktor internal (faktor menurun
yang diwariskan) yaitu adanya pengaruh lingkungan terhadap fenotip suatu individu. Hal
tersebut pada akhirnya menyebabkan perbedaan genotip pada sifat tertentu yang dimiliki setiap
individu sehingga memiliki fenotip (penampakan) yang berbeda-beda. Sehingga menyebabkan
terjadinya perbedaan pada ciri – ciri buah apel tersebut. Perbedaan terjadi bukan hanya di
sebabkan faktor alam tetapi juga faktor manusia dengan adanya penyilangan tanaman yang
menyebabkan banyaknya keanekaragaman yang di dapat.
III.2 Keanekaragaman Tingkat Jenis
Tabel Pengamatan pada buah Pisang ( Musa paradisiacal L )
No Jenis Pisang Bentuk Warna/ Rasa Panjang Berat Isi
1 Pisang ambon
kuning
buah
melengkung
dengan pangkal
buah bulat
Daging
buahnya putih
kekuningan,
tidak berbiji,
Rasanya
Panjang buah
15-17 cm.
bobot 100
gram per
buah
berat 18-
20 kg
Per tandan
terdiri dari 6-
9 sisir.
Persisir berisi
15-20 buah
manis, pulen,
dan harum.
2 Pisang nangka Kulit buahnya
tebal
hijau
walaupun
sudah
matang. Jika
terlalu matang
warna buah
menjadi agak
kekuningan.
Daging
buahnya
kuning
kemerahan.
Rasanya
manis masam
dengan aroma
harum.
Panjang buah
sekitar 15 cm
beratnya 120
gram
berat 12-
14 kg
Pertandan
terdapat 7-8
sisir.
Dalam setiap
sisir berisi 14
sampai 24
buah
3 Pisang tanduk Tebal,
melengkung.
Kulit
berwarna
kuning
dengan bintik-
bintik hitam.
Warna daging
kuning muda
atau putih
kekuningan.
rasanya
manis.
Panjang 206-
28 cm
berat 7-10
kg
Dalam satu
tandan
terdapat 1-2
sisir.
setiap sisir
terdiri dari
10-15 buah
4 Pisang barangan Besar dan
sedikit pendek
warna kulit
buahnya
kuning
Ukuran 12-18
cm
Berat
rata-rat
pertanda
terdiri dari 8-
12 sisir.
Setiap
kemerahan
dengan bintik-
bintik cokelat.
Warna daging
buahnya agak
oren rasanya
enak dan
aromanya
harum.
n berkisar
12-20 kg
sisirnya
terdiri dari
12-20 buah
5 Pisang raja melengkung
dengan bagian
pangkal bulat
tekstul kasar.
Rasanya
manis
panjang 12-
18 cm
Berat 1
buah
pisang
sekitar 92
g
terdiri atas 6
sisir yang
masing-
masing
terdiri 15
buah
Keanekaragaman sifat kelima jenis tanaman
Pada kelima jenis pisang yang di amati , terlihat bahwa perbedaan pada setiap pisang ,
walaupun sama mempunyai genusnya. Semua dapat di lihat dari segi ; bentuk, warna / rasa
panjang, berat pada setiap pisang dan ragam isi sesuai dengan jenis pisangnya.
Penyebab terjadinya keanekaragaman jenis
Perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu
penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen yang
berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen dari dua induk
tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu spesies berupa varietas-
varietas (varitas) yang terjadi secara alami atau secara buatan. Keanekaragaman yang terjadi
secara alami adalah akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan,
seperti pada rambutan. Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak
(fenotip) suatu individu di samping ditentukan oleh faktor genetiknya (genotip). Sedangkan
keanekaragaman buatan dapat terjadi antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi),
seperti pada berbagai jenis tumbuhan.
Keanekragaman tingkat jenis
Keragaman spesies mengacu kepada spesies yang berbeda-beda. Aspek-aspek
keragaman spesies dapat diukur melalui beberapa cara. Sebagian besar cara tersebut
dapat dimasukkan ke dalam tiga kelompok pengukuran: kekayaan spesies,
kelimpahan spesies dan keragaman taksonomi atau filogenetik. Pengukuran kekayaan
spesies menghitung jumlah spesies pada suatu area tertentu. Pengukuran kelimpahan
spesies mengambil contoh jumlah relatif dari spesies yang ada. Contoh yang biasanya
diperoleh sebagian besar terdiri dari spesies yang umum, beberapa spesies yang tidak
terlalu sering dijumpai dan sedikit spesies yang jarang sekali ditemui. Pengukuran
keragaman spesies yang menyederhanakan informasi dari kekayaan dan kelimpahan
relatif spesies ke dalam satu nilai indeks merupakan yang paling sering digunakan.
III.3 Keragaman Tingkat Ekosistem
Keterangan gambar :
Ekosistem bawah laut. Ekosistem hutan, perkebunan , padang rumput dan mangrove. Ekosistem perkebunanan. Ekosistem kebun binatang.
Ragam fauna dan flora yang terdapat p[ada gambar antara lain :
Bermacam bunga karang , ikan laut, jenis tumbuh – tumbuhan di hutan , hewan ternak , binatang di lindungi seperti rusa, dan hutan bakau.
Keanekaragaman yang paling banyak pada gambar adalah, ekosistem bawah laut , karena mempunyai kumpulan beberapa populasi yang saling interaksi.
Keanekaragaman ekosistem
Merupakan Keanekaragaman ditunjukkan dengan adanya variasi dari ekosistem di biosfir. misalnya : ekosistem lumut, ekosistem hutan tropis, ekosistem gurun, masing-masing ekosistem memiliki organisme yang khas untuk ekosistem tersebut.
IV. PENUTUP
IV.1 Kesimpulan.
Keanekaragaman hayati merupakan beraneka macam mahluk hidup di bumi ini.
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme
tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga mahluk
bersel banyak; dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi kompleks,
misalnya dari spesies sampai ekosistem. Adanya keanekaragaman gen dapat membedakan jenis
genotipenya walaupun bentuk dan genusnya sama , begitu juga dengan keanekaragaman jenis/
spesies yang berbeda genotype maupun fenotipe yang membuat semua morfologi jenis tanaman
yang sama genus bias berbeda baik secara struktur penampakan maupun fisiologi pada tanaman
tersebut. Pada keanekaragam ekosistem , semakin banyak keanekaragamanya maka semakin
banyak pula populasi yang beragam pada suatu wilayah tersebut dengan saling berinteraksi dan
saling bergantungan / mempunyai siklus rantai makanan.