LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO...

107
ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER 34 dan 54 TAHUN 2017 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH Anik Alfiyani NIM : 11141030000023 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439H/2017M

Transcript of LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO...

Page 1: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

LEMBAR JUDUL

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA

CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER 34 dan 54

TAHUN 2017

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH

Anik Alfiyani

NIM : 11141030000023

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439H/2017M

Page 2: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Page 3: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Page 4: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Page 5: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

v

KATA PENGANTAR

Assalamulaikum wr.wb

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas karunianya telah

memberikan kenikmatan berupa Ilmu Pengetahuan, kesehatan, dan kesempatan

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Shalawat beriring salam

tidak lupa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW uswatun hasanah bagi

seluruh ummatnya.Pada perjalanan penulisan laporan penelitian ini tidak terlepas dari

dukungan dan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Terkait hal tersebut penulis

ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI

yang telah memberikan beasiswa kepada saya sehingga saya bisa menjalani

pendidikan di PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M. Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Nouval Shahab, Sp.U, Ph.D, FICS, FACS selaku Ketua Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. dr. Dwi Tyastuti, MPH, PhD selaku dosen pembimbing 1 dan dr. Hadianti,

Sp.PD, KPTI, selaku dosen pembimbing 2 yang telah banyak meluangkan

waktunya serta memberikan bimbingan, koreksi dan arahan kepada penulis

sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini dan juga mendapatkan banyak

pengetahuan tambahan.

5. dr. Sayid Ridho, Sp.PD, FINASIM, selaku dosen penguji 1 dan dr. Fika

Ekayanti, M.Med.Ed, selaku dosen penguji 2 yang telah meluangkan waktunya

untuk membimbing, mengoreksi dan memberikan saran untuk penelitian ini.

6. Ibu Sukasih selaku pimpinan urusan haji dan umrah kantor wilayah

Kementerian Agama kota Bekasi yang telah memfasilitasi penulis dalam

melakukan penelitian di Islamic Center Bekasi.

Page 6: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

vi

7. Bapak Chris Adhiyanto, M.Biomed, Ph.D selaku penanggung jawab modul

riset angkatan 2014 yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

penelitian.

8. Pimpinan pengajian ibu-ibu warga villa Pamulang mas dan ibu Endang

Ramawati yang telah mengizinkan penulis dan membantu melakukan uji

validitas kuesioner.

9. Panitia pelaksana pertemuan kloter yaitu ibu Sugini dan ibu Yaya yang telah

membantu penulis untuk melakukan penelitian di Islamic Center Bekasi serta

calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 yang bersedia meluangkan waktu

untuk mengisi kuesioner dan diukur tekanan darahnya.

10. Kedua orang tua penulis Bapak Misruh dan Ibu Sumikah atas segala doa,

dukungan, motivasi dan segala hal yang telah diberikan kepada penulis.

11. Kakak, kakak ipar dan adik penulis Wilda Khoiriyah, S.Pd, Amin Pamuji, S.Pdi

dan Mohammad Feironika yang telah memberikan dukungan moral kepada

penulis dalam penyelesaian penelitian.

12. Teman kelompok penelitian, Mufidatun Nafisah, Irfany Fauziah Samad,

Saudail Ghomim dan Nisa Uzlifatul Jannah atas kerja sama, waktu, saran,

masukan serta semangat dukungan dalam penyelesaian penelitian.

13. Teman-teman CSSMoRA angkatan 2014 dan PSKPD angkatan 2014 yang telah

memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian penelitian.

14. Khadziyatul Fildah Rusdina, mahasiswa kesehatan masyarakat angkatan 2013

yang telah memberikan dukungan, saran, semangat dan membantu penulis

menyelesaikan penelitian.

15. Teman sekamar, St. Rafidah Ali yang banyak memberikan dukungan, saran,

dan semangat untuk penulis dalam menyelesaikan penelitian.

16. Teman, kakak, dan adik di FKIK yang tidak penulis sebutkan satu per-satu yang

telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis terutama mengenai

penelitian dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan penelitian.

Page 7: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

vii

Semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyelesaian penelitian ini

semoga mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT. Penelitian ini telah dibuat

dengan sebaik-baiknya dan penulis sangat terbuka dengan segala saran dan kritik dari

pembaca. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun masyarakat

dan terkhusus dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

Ciputat, 12 Oktober 2017

Penulis

Page 8: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

viii

ABSTRAK

Anik Alfiyani. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Analisis Faktor Risiko

Hipertensi pada Calon Jamaah Haji Bekasi Kloter 34 dan 54 tahun 2017.

Latar Belakang : Hipertensi adalah penyakit terbanyak kedua sebesar 11% pada

jamaah haji Indonesia. Penyebab hipertensi terbanyak adalah faktor keturunan sebagai

salah satu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan gaya hidup sebagai faktor risiko

yang dapat diubah.Tujuan: Mengetahui fakor-faktor yang berhubungan dengan

riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 2017. Metode:

Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Sampel dalam penelitian ini sebesar

119 responden dengan consecutive sampling namun data yang diperoleh dalam

penelitian ini sebesar 67 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan

pengukuran tekanan darah, analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: Calon

jamaah haji Bekasi yang memiliki riwayat hipertensi sebanyak 23 orang (34,3%) dan

yang tidak memiliki riwayat hipertensi sebanyak 44 orang (65,7%). Faktor risiko yang

berhubungan dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan

54 adalah faktor keturunan (p value= 0,002), faktor gaya hidup yang terdiri dari

kebiasaan minum minuman berkafein (p value= 0,036), dan kebiasaan konsumsi

daging kambing (p value=0,002). dan faktor risiko yang tidak berhubungan dengan

riwayat hipertensi adalah usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, konsumsi asin,

konsumsi lemak, merokok, olahraga, stress, penggunaan minyak jelantah, konsumsi pil

KB dan konsumsi MSG. Kesimpulan: Faktor yang berhubungan dengan riwayat

hipertensi adalah genetik, kebiasaan minum minuman berkafein, dan kebiasaan

konsumsi daging kambing. Karena sampel target tidak terpenuhi sehingga penelitian

ini tidak dapat digeneralisir dan hanya berlaku pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34

dan 54 tahun 2017.

Kata Kunci: Hipertensi, Calon jamaah haji, gaya hidup, keturunan

Page 9: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

ix

ABSTRACT

Anik Alfiyani. Medical Study Program and Doctor Profession. Analysis Risk Factors

of hypertension for candidate Hajj Pilgrims Bekasi fly group 34 and 54 in 2017.

Background: Hypertension is the second most common disease of 11% in Indonesian

pilgrims. The most common cause of hypertension is heredity as one of the

unmodifiable risk factors and lifestyle as a modifiable risk factor. Objective: To know

factors that related with history of hypertension in Hajj pilgrims Bekasi fly group 34

and 54 in 2017. Method: This study used cross sectional design. The sample in this

research is 119 respondents with consecutive sampling. but the data obtained in this

study amounted to 67 respondents. Data was collected using questionnaire and blood

pressure measurement, data analysis using chi-square test. Results: candidate hajj

pilgrims of Bekasi who have a history of hypertension as many as 23 people (34.3%)

and who have not history of hypertension as many as 44 people (65.7%). Risk factors

associated with history of hypertension in Bekasi pilgrims fly group 34 and 54 were

heredity (p value = 0.002), lifestyle factors consisting of caffeinated drinking habits (p

value = 0.036), and consumption habits of goat meat (p value = 0.002). and risk factors

unrelated to a history of hypertension were age, sex, recent education, salty

consumption, fat consumption, smoking, exercise, stress, use of cooking oil, birth

control pills and MSG consumption. Conclusion: Factors that related to history of

hypertension are genetic, caffeinated drinking habits, and consumption habits of goat

meat. Because the target sample is not obtained, so this research can not be generalized

and only applies to candidates for Bekasi pilgrims fly group 34 and 54 in 2017.

Keywords: Hypertension, candidate pilgrims, lifestyle, genetic

Page 10: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

x

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ........................................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................................ iv

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

ABSTRACT ................................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................................ x

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

1.3 Hipotesis .............................................................................................................. 4

1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4

1.4.1 Tujuan Umum .................................................................................................... 4

1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 6

2.1 Kerangka/Landasan teori ..................................................................................... 6

2.1.1.Karakteristik Jamaah Haji Indonesia .............................................................. 6

2.1.2 Istitha’ah kesehatan Jamaah haji ..................................................................... 6

2.1.3 Hipertensi ......................................................................................................... 14

2.2 Kerangka Teori .................................................................................................. 34

2.3 Kerangka Konsep .............................................................................................. 35

2.4 Definisi Operasional .......................................................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................... 39

3.1 Desain Penelitian ............................................................................................... 39

Page 11: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

xi

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................. 39

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................................... 39

3.3.1 Populasi dan Sampel yang diteliti ............................................................... 39

3.3.2 Jumlah Sampel .............................................................................................. 39

3.3.3 Cara Pengambilan Sampel ........................................................................... 41

3.3.4 Kriteria sampel ............................................................................................... 41

3.4 Alur Penelitian ................................................................................................... 42

3.5 Cara Kerja Penelitian ......................................................................................... 43

3.6 Manajemen Data ................................................................................................ 44

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 44

3.6.2 Pengolahan Data dan Analisis Data .............................................................. 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 46

4.1 Uji Validitas dan Reabilitas ............................................................................... 46

4.1.1 Uji Validitas ................................................................................................... 46

4.1.2 Uji Reabilitas ................................................................................................. 46

4.2 Analisis Univariat .............................................................................................. 47

4.2.1 Karakteristik Responden ................................................................................ 47

4.2.2 Distribusi calon jamaah haji yang memiliki hipertensi .............................. 48

4.2.3 Gambaran kepatuhan penggunaan obat pada calon jamaah haji yang

memiliki riwayat hipertensi ........................................................................ 49

4.2.4 Gambaran dukungan keluarga terhadap pengendalian hipertensi pada

calon jamaah haji dengan riwayat hipertensi ........................................... 51

4.3 Analisis Bivariat ................................................................................................ 52

4.3.1 Faktor risiko hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan

54 berdasarkan karakteristik responden dan hubungan antara

karakteristik responden dengan kelompok yang memiliki riwayat

hipertensi dan tidak memiliki riwayat hipertensi..................................... 52

4.3.2 Faktor risiko hipertensi berdasarkan gaya hidup responden dan

hubungan antara gaya hidup dengan kelompok yang memiliki

riwayat hipertensi dan tidak memiliki riwayat hipertensi .................... 54

4.4 Pembahasan .................................................................................................. 57

4.4.1 Karakteristik Responden ................................................................................ 57

Page 12: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

xii

4.4.2 Kepatuhan penggunaan obat pada calon jamaah haji yang memiliki

riwayat hipertensi ......................................................................................... 60

4.4.3 Pengawasan Keluarga terhadap pengendalian hipertensi pada calon

jamaah haji dengan riwayat hipertensi ...................................................... 60

4.4..4 Risiko Hipertensi berdasarkan Gaya Hidup Responden .......................... 61

4.5 Keterbatasan Penelitian ................................................................................ 67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 68

5.1 Simpulan ....................................................................................................... 68

5.2 Saran ............................................................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 70

LAMPIRAN ............................................................................................................... 77

Page 13: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VII…………………………….21

Tabel 2.2 Klasifikasi hipertensi berdasarkan American Society of

Hypertension And International Society of Hypertension 2013……...21

Tabel 2.3 Dosis obat antihipertensi menurut JNC VIII………………………….29

Tabel 2.4 Modifikasi gaya hidup menurut JNC VII…………………………….32

Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan

Dan tekanan darah……………………………………………………48

Tabel 4.2 Distribusi riwayat hipertensi pada calon jamaah haji…………………49

Tabel 4.3 Distribusi hasil pengukuran tekanan darah pada calon jamaah haji

yang memiliki riwayat hipertensi dan tidak memiliki

riwayat hipertensi…………………………………………….............49

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kepatuhan

penggunaan obat……………………………………………………..50

Tabel 4.5 Kategori kepatuhan penggunaan obat pada responden dengan

riwayat hipertensi…………………………………………………….50

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan keluarga……..51

Tabel 4.7 Kategori dukungan keluarga terhadap responden hipertensi………....52

Tabel 4.8 Hubungan karakteristik responden dengan riwayat hipertensi

dan tidak memiliki riwayat hipertensi………………………………..53

Tabel 4.9 Hubungan gaya hidup dengan riwayat hipertensi dan tidak memiliki

riwayat hipertensi……………………………………………………54

Page 14: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

xiv

DAFTAR SINGKATAN

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

SISKOHATKES : Sistem informasi kesehatan haji Indonesia

LVH : Left Ventrikel Hipertrofi

AHA : Ameican Heart Association

JNC : Joint National Committee

CO : Cardiac Output

CJ : Curah Jantung

TPR : Total Peripheral Resistence

TOD : Target Organ Damage

LDL : Low Dencity Lipoprotein

HDL : High Dencity Lipoprotein

ACE-I : Angiotensin Converting Enzim-Inhibitor

ARB : Angiotensin Reseptor Blocker

DASH : Dietary Approach to Stop Hypertension

CHEP : Canadian Hypertension Education Program

IMT : Indeks Massa Tubuh

MSG : Monosodium Glutamat

Page 15: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat etik penelitian…………………………………………………..77

Lampiran 2 Lembar persetujuan responden……………………………………….78

Lampiran 3 Kuesioner penelitian…………………………………………………80

Lampiran 4 Prosedur pengumpulan data………………………………………….86

Lampiran 5 Dokumentasi pengambilan data…………………………………… ..89

Lampiran 6 Daftar riwayat hidup……………………………………………….....91

Page 16: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

xvi

Page 17: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan manifestasi gangguan keseimbangan hemodinamik

sistem kardiovaskular yang mana patofisiologinya multifaktor dan tidak bisa

diterangkan dengan hanya satu mekanisme tunggal. Dikatakan hipertensi jika tekanan

darah ≥ 140/90 mmHg secara persisten. 1 Angka kejadian hipertensi di Indonesia masih

termasuk tinggi. Menurut Riskesdas 2013 prevalensi hipertensi di Indonesia yang

didapat melalui pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi berada di

daerah Bangka Belitung (30,9%), kemudian Kalimantan Selatan (30,9%), Kalimantan

Timur (29,6%), Jawa Barat (29,4%), dan Banten (23,0%). Sedangkan prevalensi

Hipertensi yang didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%,

yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi, ada

0,1% yang minum obat sendiri. Dan ada responden yang mempunyai tekanan darah

normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0,7% sehingga prevalensi

hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%. 2

Tingginya angka hipertensi di Indonesia menyebabkan angka hipertensi pada

jamaah haji Indonesia juga masih tinggi. Berdasarkan data dari sistem informasi

kesehatan haji Indonesia (SISKOHATKES) tahun 2012, dari jamaah haji lansia yang

di embarkasi didapatkan penyakit yang terbanyak berdasarkan hasil pemeriksaan akhir

adalah hipertensi esensial (hipertensi primer) yaitu sebesar 40,12%. 3 Dan menurut data

laporan kinerja pusat kesehatan haji 2016 berdasarkan pelayanan kesehatan kloter

ketika di Arab Saudi hipertensi menempati urutan kedua setelah penyakit infeksi

saluran nafas atas yaitu sebesar 11%.4 dan hal ini perlu diketahui oleh tenaga kesehatan

haji dengan baik.

Hipertensi berdasarkan etiologi dikategorikan menjadi dua yaitu hipertensi

primer dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau sering disebut sebagai

hipertensi esensial merupakan hipertensi yang paling sering ditemui yaitu 90-95% dari

Page 18: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

2

keseluruhan total penderita hipertensi. Hipertensi esensial merupakan penyakit yang

tidak diketahui penyebabnya secara pasti. Sehingga membuat penderita hipertensi

esensial sulit mengetahui pemicu tingginya tekanan darah tinggi. Terdapat beberapa

kemungkinan penyebab hipertensi esensial atau sering disebut sebagai faktor risiko

hipertensi. Penyebab terbesar hipertensi esensial adalah faktor keturunan dan gaya

hidup tertentu, tetapi selain faktor risiko tersebut masih ada lagi beberapa faktor risiko

yang bisa menyebabkan seseorang menderita hipertensi yang secara garis besar dibagi

menjadi dua kelompok yaitu faktor risiko yang bisa diubah yang terdiri dari

kegemukan, sindrom resistensi insulin/sindrom metabolik, kurangnya aktivitas fisik,

merokok, sensitivitas natrium, kalium rendah, konsumsi minuman beralkohol

berlebihan dan stress, serta faktor risiko yang tidak dapat diubah yang terdiri dari ras,

usia, riwayat keluarga, dan jenis kelamin.5

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aris Sugiharto menyebutkan bahwa

faktor-faktor yang terbukti merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi grade II pada

masyarakat kabupaten karanganyar yaitu peningkatan umur, riwayat keluarga,

konsumsi asin, konsumsi lemak jenuh dengan frekuensi sering, penggunaan jelantah,

tidak biasa olahraga, olahraga tidak ideal, obesitas dan penggunaan pil KB selama 12

tahun berturut-turut. 6 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari di kabupaten

Rembang menyebutkan bahwa faktor risiko hipertensi terdiri dari peningkatan usia,

riwayat keluarga, merokok, dan obesitas.7 Sedangkan menurut Irza yang merupakan

faktor risiko hipertensi adalah usia, jenis kelamin, konsumsi rokok, obesitas, konsumsi

natrium, konsumsi lemak, riwayat keluarga dan riwayat penyakit komplikasi.32

Karena hipertensi merupakan penyakit yang sifatnya idiopatik, jadi pasien

hipertensi perlu untuk mengetahui faktor risiko apa saja yang menjadi pencetus dirinya

terkena hipertensi. Untuk mencegah terjadinya komplikasi hipertensi seperti penyakit

kardiovaskular yang masih sering ditemui sekarang. Menurut Pusat Data dan Informasi

kesehatan kemenkes tahun 2015 menunjukkan bahwa penyakit penyebab wafat

terbanyak pada Jamaah haji di arab Saudi tahun 2015 adalah penyakit kardiovaskular

sebanyak 41,59%,8 dan mengalami peningkatan pada tahun 2016 sebanyak 53%.

Page 19: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

3

penyakit kardiovaskular bisa terjadi karena komplikasi dari hipertensi kronik atau

karena hipertensi yang tidak terkontrol. Karena hipertensi juga merupakan penyakit

multifaktorial yang dapat menyebabkan beberapa komplikasi diantaranya left ventrikel

hipertrofi (LVH). LVH terjadi pada 15-20% pasien hipertensi. Secara signifikan LVH

meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif,

menurunnya fraksi ejeksi ventrikel kiri, kejadian serebrovaskular, aritmia ventrikel dan

kematian mendadak. Komplikasi diatas akar utamanya adalah hipertensi kronik atau

juga bisa karena hipertensi yang tidak terkontrol. Oleh karena itu,untuk mencegah

komplikasi lebih lanjut dari penyakit hipertensi perlu penatalaksanaan yang baik sejak

dini mulai dari modifikasi diet, latihan aerobik teratur, pengendalian berat badan dan

konsumsi obat-obatan penurun tekanan darah secara teratur.9 Dan Hipertensi

merupakan faktor risiko mayor terjadinya komplikasi penyakit kardiovaskular.1

Agar hipertensi tidak menjadi komplikasi perlu dilakukan pencegahan-

pencegahan. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah pengontrolan terhadap

faktor risiko yang dapat diubah dalam hal ini seperti gaya hidup penderita. Sebelum

mengontrol faktor risiko perlu diketahui dari penderita hipertensi mengenai faktor

risiko apa saja yang memungkinkan dirinya terkena hipertensi. Karena terkadang

penderita hipertensi tidak mengetahui faktor penyebab dirinya terkena hipertensi. Oleh

karena banyaknya faktor risiko terjadinya hipertensi dan untuk mencegah terjadinya

komplikasi hipertensi penderita perlu mengetahui faktor risiko apa saja yang melekat

pada dirinya supaya dapat mencegah komplikasi melalui modifikasi faktor risiko

membuat peneliti ingin mengetahui Analisis Faktor Risiko Hipertensi pada Calon

Jamaah Haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 2017 supaya calon jamaah haji mengerti

faktor risiko apa saja yang menyebabkan dirinya terkena hipertensi sehingga dapat

dilakukan pengontrolan faktor pencetus supaya tidak menjadi komplikasi dan selalu

terkontrol tekanan darahnya dan dapat menjalankan ibadah hajinya dengan khusyu’.

Page 20: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang

ditekankan peneliti adalah:

Faktor-faktor apa yang berhubungan dengan riwayat hipertensi pada calon

jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 2017?

1.3 Hipotesis

Faktor yang berhubungan dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah haji

Bekasi kloter 34 dan 54 adalah usia, jenis kelamin, riwayat hipertensi di

keluarga/genetik dan gaya hidup yang terdiri dari kebiasaan konsumsi asin, konsumsi

makanan berlemak, merokok, minum minuman berkafein, konsumsi pil KB, tidak

olahraga, dan konsumsi daging kambing.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor

yang berhubungan dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34

dan 54 tahun 2017

1.4.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

Mengetahui faktor-faktor yang dapat mencetuskan terjadinya hipertensi dan

faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada calon jamaah

haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 2017

1.5 Manfaat Penelitian

Bagi penulis

1. Menjadi syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran

2. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penelitian

3. Menerapkan ilmu yang telah didapat selama masa pembelajaran

di pre-klinik ini

Page 21: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

5

4. Sebagai bekal edukasi untuk dikemudian hari menjadi dokter

ketika mendapatkan pasien hipertensi

Bagi calon jamaah haji

1. Mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan riwayat

hipertensi pada calon jamaah haji kelompok yang memiliki

riwayat hipertensi sehingga dapat dijadikan bekal untuk

mengontrol hipertensinya melalui kontrol faktor risiko

sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi akibat

hipertensi

2. untuk mencegah terjadinya hipertensi bagi calon jamaah haji

kelompok yang tidak memiliki riwayat hipertensi

Bagi kantor wilayah Kementerian Agama kota Bekasi

Dapat digunakan sebagai tambahan informasi terkait faktor

risiko hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54

sehinggan dapat dijadikan bekal edukasi bagi calon jamaah haji

yang memiliki riwayat hipertensi supaya dapat mengontrol

hipertensinya melalui kontrol faktor risiko dan bekal edukasi

bagi calon jamaah haji yang tidak memiliki riwayat hipertensi

supaya mencegah terjadinya hipertensi dengan cara

menghindari faktor risiko

Page 22: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka/Landasan teori

2.1.1. Karakteristik Jamaah Haji Indonesia

Karakteristik jamaah haji Indonesia tahun 2016 yaitu sebagai berikut: 4

1.laki-laki 45%, wanita 55%

2. usia >61 tahun berjumlah 28%, 51-60 tahun 34%, 41-50 tahun 26%, dan <40 tahun

12%

3. jumlah jamaah haji regular 156.186 dan yang resiko tinggi berjumlah 104.030

(67%), dengan rincian jamaah haji bergelang hijau (yaitu jamaah haji usia diatas 60

tahun tanpa penyakit berjumlah 8.530/8,20%), jamaah haji bergelang kuning ( yaitu

jamaah haji usia dibawah 60 tahun dengan penyakit berjumlah 50.231/48,30%), dan

jamaah haji bergelang merah ( Jamaah haji usia diatas 60 tahun dengan penyakit

berjumlah 45.267/ 43,50%)

(masukin kriteria jamaah haji berdasarkan hasil pemeriksaan dan pemeriksaan

kesehatan untuk jamaah haji)

2.1.2 Istitha’ah kesehatan Jamaah haji

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 15 tahun

2016 tentang Istitha’ah kesehatan jamaah haji BAB I pasal I bahwa jamaah haji adalah

warga Negara Indonesia, beragama islam, dan telah mendaftarkan diri untuk

menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.53 syarat wajib

haji sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Imran ayat 97 yaitu sebagai

berikut:56

ومندخلهفيه هيم قامإبر تم بي ن ت علىۥءاي ٱلناسكانءامناولل بيتٱلحج

ٱستطاعمن ومنكفرفإن إليهسبيل عنٱلل لمينغني ٧٩ٱلع

Artinya : “Disana terdapat tanda-tanda yang jelas, (diantaranya) maqam Ibrahim.

Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (diantara) kewajiban manusia

6

Page 23: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

7

terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang

yang mampu mengadakan perjalanan kesana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban)

haji, maka ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh

alam.” (Q.S. Ali Imran:97)

Dalam ayat tersebut terdapat kata manistatho’a ilaihi sabila yang berarti bagi yang

sanggup mengadakan perjalanan kesana, menurut tafsir Al-Mishbah dikatakan bahwa

yang memiliki kewajiban berhaji adalah yang sanggup mengadakan perjalanan sebagai

syarat wajib melaksanakan haji, dan dalam tafsir tersebut juga disebutkan bahwa

makna sanggup dalam hal ini selain sanggup secara material juga sanggup dalam hal

sehat jasmani dan ruhani. 57

Syarat status kesehatan calon jamaah haji Indonesia53

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 15 tahun

2016 tentang Istitha’ah kesehatan jamaah haji BAB II pasal 6 sampai 16 disebutkan

bahwa dalam rangka istitha’ah kesehatan haji perlu dilakukan rangkaian pemeriksaan

dimana bagi calon jamaah haji harus melewati 3 rangkain pemeriksaan kesehatan.

Pemeriksaan yang pertama berdasarkan pasal 6 ayat 2 yaitu dilakukan oleh tim

penyelenggara kesehatan haji kabupaten/kota di puskesmas dan atau rumah sakit pada

saat jamaah haji mendaftar untuk mendapatkan nomor porsi. Pada pemeriksaan tahap

pertama akan didapatkan kriteria jamaah haji resiko tinggi dan tidak risiko tinggi dan

hasilnya akan dikeluarkan oleh dokter yang memeriksa serta dicatat dalam formulir I.53

Yang disebut jamaah haji risiko tinggi menurut buku pedoman pemeriksaan

jamaah haji tahun 2010 yaitu jamaah haji dengan kondisi kesehatan yang secara

epidemiologi berisiko sakit dan atau mati dalam perjalanan ibadah haji, yang

meliputi:54

Page 24: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

8

1. Jamaah haji lanjut usia

2. Jamaah haji penderita penyakit menular tertentu yang tidak boleh dibawa

keluar dari Indonesia berdasarkan peraturan kesehatan yang berlaku

3. Jamaah haji wanita hamil

4. Jamaah haji dengan ketidakmampuan tertentu terkait penyakit kronis dan atau

penyakit tertentu lainnya.

Tahap pemeriksaan kesehatan tahap pertama meliputi:12

a. Anamnesis

Daftar pertanyaan Anamnesis terdiri dari identitas pasien dan riwayat

kesehatan

b. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik meliputi: tanda vital, postur tubuh, pemeriksaan fisik dari

kepala sampai ekstremitas

c. Pemeriksaan penunjang

Terdiri dari: laboratorium darah lengkap, gula darah sewaktu, golongan

darah, rhesus, kimia darah, urin lengkap, EKG, rontgen dan lain sebagainya

d. Diagnosis

Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang akan

didapatkan diagnosis jamaah haji risiko tinggi dan non risiko tinggi, kemudian

bagi yang memiliki penyakit tertentu dilakukan pengobatan (early diagnosis

and prompt treatment) serta pengendalian faktor risiko dan pembinaan

kesehatan masa tunggu

e. Penetapan tingkat risiko kesehatan

Status kesehatan risiko tinggi ditetapkan bagi jamaah haji dengan kriteria:

a. berusia 60 tahun atau lebih, dan/atau

b. memiliki faktor risiko kesehatan dan gangguan kesehatan yang potensial

menyebabkan keterbatasan dalam melaksanakan ibadah haji, misalnya:

Page 25: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

9

1.penyakit degeneratif, diantaranya Alzheimer dan demensia;

2.penyakit metabolik, diantaranya diabetes mellitus, dislipidemia, dan

hiperkolesterolemia;

3. penyakit kronis, diantaranya sirosis hepatis, keganasan, penyakit paru

obstruktif kronis (PPOK), Chronic kidney desease (gagal ginjal kronik), gagal

jantung dan hipertensi

4. penyakit imunologis, diantaranya asma, sindrom lupus eritematosus,

HIV/AIDS;

5. penyakit bawaan, diantaranya kelainan katup jantung , kista ginjal, diabetes

mellitus tipe I; dan

6. penyakit jiwa, diantaranya skizofrenia dan gangguan gangguan bipolar

c. memiliki faktor risiko kesehatan yang potensial menyebabkan

ketidakmampuan menjalankan rukun dan wajib haji dan mengancam

keselamatan Jamaah haji, antara lain:

1. penyakit kardiovaskular

2. penyakit metabolik

3. penyakit paru/saluran nafas

4. penyakit ginjal

5. penyakit hipertensi

6. penyakit keganasan seperti kanker

Bagi jamaah haji yang tergolong kedalam risiko tinggi harus dilakukan

perawatan dan pembinaan kesehatan atau dapat di rujuk ke fasilitas pelayanan

kesehatan lain untuk tatalaksana selanjutnya

f. Rekomendasi/saran/rencana tindak lanjut

Page 26: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

10

Setelah calon jamaah haji melakukan pemeriksaan tahap pertama

selanjutnya semua calon jamaah haji melakukan pembinaan kesehatan masa

tunggu.

Untuk calon jamaah haji wanita usia subur harus diinformasikan

mengenai ketentuan surat keputusan bersama (SKB) mentri agama dan mentri

kesehatan yang dianjurkan untuk mengikuti KB (program keluarga

berencana) untuk pengaturan kehamilannya agar jamaah tersebut dapat

berangkat ke tanah suci.

Hasil pemeriksaan kesehatan tahap pertama ditulis dalam BKJH (buku

kesehatan jamaah haji) atau pencatatan elektronik melalui siskohatkes.

Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan tahap pertama selanjutnya yaitu

Pembinaan kesehatan masa tunggu (pembinaan menuju ISTITHA’AH)

Dilakukan setelah calon jamaah haji melakukan pemeriksaan kesehatan tahap

pertama. Pembinaan kesehatan masa tunggu dimaksudkan agar tingkat risiko

kesehatan calon Jamaah haji dapat ditingkatkan menuju ISTITHA’AH.

Pembinaan kesehatan masa tunggu dilakukan kepada Jamaah haji yang telah

memperoleh nomor porsi sampai pada waktu ditentukan kuota

keberangkatannya. Pelaksanaan pembinaan kesehatan haji perlu dikelola oleh

tim penyelenggara kesehatan haji kabupaten/kota.

Secara umum, kegiatan pembinaan kesehatan haji diklasifikasikan

meliputi:

1. Kegiatan pembimbingan kesehatan haji yang terdiri dari: konseling kesehatan,

peningkatan kebugaran jasmani, pemanfaatan upaya kesehatan berbasis

masyarakat dan kunjungan rumah

2. kegiatan penyuluhan kesehatan haji, yang meliputi penyuluhan tentang

gerakan masyarakat hidup sehat pada Jamaah haji, kegiatan fisik meliputi

latihan fisik dan olahraga serta healthy nutrition, penyebarluasan informasi,

pemanfaatan media massa.

Page 27: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

11

pemeriksaan tahap 2 sebagaimana tercantum dalam pasal 6 ayat 3 bahwa

yang melakukannya adalah tim penyelenggara kesehatan haji kabupaten/kota

atau puskesmas atau rumah sakit pada saat pemerintah sudah menetapkan

kepastian keberangkatan jamaah haji pada tahun berjalan. Hasil dari

pemeriksaan kesehatan tahap 2 dalam pasal 9 disebutkan mengenai penetapan

istitha’ah kesehatan jamaah haji. Dalam pasal tersebut ditetapkan jema’ah haji

sebagai berikut: 53

a. memenuhi istitha’ah kesehatan jamaah haji yaitu memiliki kemampuan

mengikuti proses ibadah haji tanpa bantuan obat, alat dan atau orang lain

dengan tingkat kebugaran jasmani setidaknya dengan kategori cukup

b. memenuhi istitha’ah kesehatan jamaah haji dengan pendampingan yaitu

jamaah haji dengan kriteria sebagai berikut:

1. berusia 60 tahun atau lebih dan/atau;

2. menderita penyakit tertentu yang tidak masuk dalam kriteria tidak memenuhi

syarat istitha’ah sementara dan atau tidak memenuhi syarat istitha’ah.

c. tidak memenuhi syarat istitha’ah kesehatan haji untuk sementara, yaitu

dengan kriteria sebagai berikut:

1. tidak memiliki sertifikat internasional (ICV) yang sah;

2. menderita penyekit tertentu yang berpeluang sembuh, antara lain tuberculosis

sputum BTA positif, tuberculosis multidrug resistence, diabetes mellitus tidak

terkontrol, hipertiroid, HIV-AIDS dengan diare kronik, stroke akut,

perdarahan saluran cerna, anemia gravis;

3. Suspek dan/ konfirmasi penyakit menular yang berpotensi wabah;

4. Psikosis akut;

5. Fraktur tungkai yang membutuhkan imobilisasi;

6. Fraktur tulang belakang tanpa komplikasi neurologis; atau

7. Hamil yang diprediksi usia kehamilannya pada saat keberangkatan kurang

dari 14 minggu atau lebih dari 26 minggu

Page 28: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

12

d. Tidak memenuhi syarat istitha’ah kesehatan haji, yaitu dengan kriteria:

1. Kondisi klinis yang dapat mengancam jiwa, antara lain: penyakit paru

obstruktif kronik (PPOK) derajat IV, gagal jantung stadium IV, chronic

kidney disease dtadium IV dengan peritoneal dialysis/ hemodialysis regular,

AIDS stadium IV dengan infeksi oportunistik, stroke hemoragic luas;

2. Gangguan jiwa berat, antara lain: skizofrenia berat, demensia berat dan

retardasi mental berat;

3. Jamaah dengan penyakit yang sulit diharapkan kesembuhannya, antara lain:

keganasan stadium akhir, tuberculosis totally drugs resistence (TDR), sirosis

atau hepatoma decompensate.

Pemeriksaan kesehatan tahap kedua meliputi:55

1. Anamnesis

2. Pemeriksaan fisik

3. pemeriksaan penunjang

4. hasil dan rekomendasi dokter spesialis

5. penetapan diagnosis

6. penetapan istitha’ah kesehatan jamaah haji

Bagi Jamaah haji yang ditetapkan sebagai memenuhi syarat istitha’ah,

memenuhi syarat istitha’ah dengan pendampingan dan tidak memenuhi syarat

istitha’ah sementara dilakukan pemberian vaksinasi meningitis meningokokus sesuai

ketentuan dan pemberian sertifikat vaksinasi/ICV setelah divaksin. Bagi Jamaah haji

yang tidak memenuhi syarat istitha’ah akan ditunda keberangkatannya selanjutnya dan

dilakukan pembinaan khusus.

Penandaan gelang bagi Jamaah haji

Page 29: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

13

Tujuannya untuk mengidentifikasi Jamaah haji secara aktif, sehingga Jamaah

haji dapat memahami kondisi kesehatannya dan dapat melakukan kegiatan preventif

dan pengendalian faktor risiko kesehatan yang Jamaah haji secara proaktif. Tanda

gelang yang ditetaokan yaitu:

1. gelang berwarna merah, untuk Jamaah haji usia diatas 60 tahun dengan penyakit

2. gelang berwarna kuning, yaitu untuk jamaah haji usia dibawah 60 tahun dengan

penyakit

3. gelang berwarna hijau, yaitu jamaah haji usia diatas 60 tahun tanpa penyakit

4. untuk jamaah haji dibawah 60 tahun dan tidak memiliki penyakit, maka tidak

diberikan gelang

Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan tahap 2 selanjutnya yaitu dilakukan

pembinaan kesehatan masa keberangkatan (pembinaan dalam rangka pemantapan

istiha’ah kesehatan) meliputi:

1. kegiatan pembimbingan kesehatan haji yang terdiri dari, konseling kesehatan,

peningkatan kebugaran jasmani, pemanfaatan kesehatan berbasis masyarakat,

kunjungan rumah, bimbingan manasik

2. kegiatan penyuluhan kesehatan haji, yang terdiri dari penyuluhan, penyebarluasan

informasi, dan pemanfaatan media massa.

3. pembinaan terpadu Jamaah haji

Pemeriksaan yang terakhir yaitu pemeriksaan tahap 3, yang berdasarkan pasal

15 bertujuan untuk menetapkan status kesehatan jamaah haji apakah layak terbang atau

tidak layak terbang. Jamaah haji yang ditetapkan tidak layak terbang yaitu jamaah haji

dengan kondisi yang tidak memenuhi standar keselamatan penerbangan internasional

dan/ status kesehatan internasional.54

Page 30: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

14

Menurut peraturan kesehatan internasional dalam buku pedoman pemeriksaan

jamaah haji menyebutkan jenis-jenis penyakit menular tertentu yang melarang

seseorang untuk keluar masuk antar Negara yaitu sebagai berikut:55

1. Penyakit karantina yang meliputi:

a. Pes (plague)

b. Kolera (cholera)

c. Demam kuning (yellow fever)

d. Cacar (small pox)

e. Tifus bercak wahabi (typhus xanthomaticus infectiosa/ louse borne typhus)

f. Demam balak-balik (louse borne relapsing fever)

g. Penyakit menular lain yang ditentukan kemudian

2. Penyakit menular yang menjadi perhatian WHO, yang meliputi:

a. Tuberculosis paru dengan BTA positif

b. Kusta tipe multi basiler

c. SARS (severe acute respiratory syndrome)

d. Avian influenza (A1)

e. Influenza A baru (H1N1)

f. Penyakit menular lain yang ditentukan kemudian

Kriteria yang tidak memenuhi standar keselamatan penerbangan yaitu

sebagai berikut:

1. Penyakit tertentu yang berisiko kematian dikarenakan ketinggian atau

penerbangan

2. Usia kehamilan

2.1.3 Hipertensi

2.1.3.1 Pengertian Hipertensi

hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik

lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali

pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau

tenang.10

Page 31: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

15

Menurut buku Ilmu penyakit dalam UI dari definisi hipertensi yang paling

penting ialah tekanan darah harus persisten diatas atau sama dengan 140/90 mmHg.

Persistensi diatas 140/90 mmHg harus terbukti, sebab bisa saja peningkatan tekanan

darah tersebut bersifat transient atau hanya merupakan peningkatan diurnal dari

tekanan darah yang normal sesuai siklus sikardian (pagi sampai siang tekanan darah

meningkat, malam hari tekanan darah menurun, tetapi masih dalam batas variasi

normal).1

2.1.3.2.Epidemiologi Hipertensi

Menurut American heart association (AHA), penduduk amerika yang berusia

>20 tahun yang menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa,

sekitar 90-95% merupakan idiopatik (tidak diketahui penyebabnya).10

Menurut analisis Kearney dkk, memperlihatkan bahwa peningkatan angka

kejadian hipertensi sungguh luar biasa: pada tahun 2000, lebih dari 25% populasi dunia

menderita hipertensi, atau sekitar 1 milyar orang dan dua pertiga penderita hipertensi

ada di Negara berkembang. Jumlah tersebut diprediksikan akan terus meningkat, pada

tahun 2025 yang akan datang, penderita hipertensi diprediksi akan meningkat menjadi

29% atau sekitar 1,6 miliar orang diseluruh dunia.11

Data penelitian RISKESDAS 2013 menunjukkan bahwa hipertensi menempati

urutan ke 6 dalam daftar penyakit tidak menular di Indonesia. data prevalensi hipertensi

di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur >18 tahun sebesar 25,8%,

tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan selatan (29,6), jawa barat

(29,4%), provinsi Banten (23,0%) dan DKI Jakarta berdasarkan pengukuran

didapatkan prevalensi sebesar 20,00%. Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat

dari kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang didiagnosis tenaga

atau minum obat sebesar 9,5%. Jadi ada 0,1% yang minum obat sendiri. Responden

yang mempunyai tekanan darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar

0,7%. Jadi, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5%.2

Page 32: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

16

2.1.3.3.Epidemiologi Hipertensi pada Jamaah Haji Indonesia

berdasarkan data dari sistem informasi kesehatan haji Indonesia

(SISKOHATKES) tahun 2012, jamaah haji lansia yang di embarkasi penyakit yang

terbanyak berdasarkan hasil pemeriksaan akhir adalah hipertensi esensial (hipertensi

primer) yaitu sebesar 40,12%. 12

Menurut artikel yang dirilis oleh kementerian kesehatan RI yang diterbitkan

pada 15 juni 2016 mengutip data dari SISKOHATKES per juni 2016 dengan cakupan

125.050 jamaah (81,47%) jumlah jamaah haji resiko tinggi sebanyak 58.739 jamaah

(46,97%) dengan Jamaah haji hipertensi esensial sebanyak 42,18% dari yang risiko

tinggi tersebut.3

Menurut kemenkes RI dalam laporan kinerja pusat kesehatan haji tahun

anggaran 2016 penyakit penyebab wafat terbanyak adalaha kardiovaskular (53%),

kemudian pernafasan (27%). Dari data hasil layanan kesehatan di kloter tahun 2016

bahwa penyakit terbanyak yang diderita jamaah haji yaitu infeksi saluran nafas atas

sebanyak 49% kemudian hipertensi sebanyak 11%.4

2.1.3.4 Etiologi Hipertensi

Secara umum hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu hipertensi primer dan sekunder.

Disebut hipertensi primer jika tidak diketahui sebabnya. Bila diketahui sebabnya

disebut hipertensi sekunder. Penyebab hipertensi sekunder antara lain: 1

Penyakit: penyakit ginjal kronik, sindroma cushing, koarktasi aorta, obstructive

sleep apnea, penyakit paratiroid, feokromositoma, aldosteronism primer,

penyakit renovaskular, penyakit tiroid.

Obat-obatan : prednison, fludokortison, triamsinolon, amfetamin/anorektik,

antivaskular endothelin growth faktor agents, estrogen pada kontrasepsi oral,

calcineurin inhibitors (siklosporin, tacrolimus), dekongestan

(phenylpropsnolsmine dan analognya), erythropoiesis stimulating agents

(erythropoietin, darbepoietin), NSAIDs, COX-2 inhibitors, venlavaxine,

bupropion, bromokriptin, buspirone, carbamazepine, clozapine, ketamine,

metokloperamid.

Page 33: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

17

Makanan : sodium, etanol, licorice.

Obat jalanan yang mengandung bahan-bahan sebagai berikut: cocaine, cocain

withdrawal, epheda alkaloids, herbal ecstasy, phenylpropanolamine analogs,

nicotine withdrawal, anabolic steroids, narcotic withdrawal, methylphenidate,

ketamin, ergot-containing herbal products.

2.1.3.5.Faktor Risiko Hipertensi

Secara garis besar faktor risiko hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu faktor risiko

yang dapat dirubah dan faktor risiko yang tidak dapat dirubah.5

Faktor risiko yang tidak dapat dirubah yaitu sebagai berikut:

1. Ras

Suku berkulit hitam lebih tinggi terkena hipertensi. Di amerika, penderita

hipertensi berkulit hitam 40% lebih banyak dibandingkan penderita berkulit

putih.5 Biasanya menimpa ras kulit hitam di usia yang lebih muda. Warga afrika-

amerika jauh lebih peka terhadap natrium daripada orang kulit putih, dan menu

makanan mereka cenderung tinggi natrium, sehingga risiko menjadi berlipat

ganda.13

2. Usia

Hipertensi bisa terjadi pada semua usia. Tetapi semakin bertambah usia

seseorang, risiko terserang hipertensi semakin meningkat. Hal ini terjadi akibat

perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan hormon. Penyakit tekanan

darah tinggi lebih lazim diderita pria dewasa muda dan paruh baya daripada

wanita dikelompok usia yag sama. Namun, usia 60 tahun atau lebih justru lebih

cenderung diderita kaum wanita. 13Semakin tua seseorang, tubuhnya juga

semakin sensitif terhadap natrium sehingga tubuhnya akan menahan natrium

didalam tubuh sehingga terjadi retensi air dan peningkatan tekanan darah.5

3. Riwayat keluarga

Hipertensi bisa diturunkan. Anak yang salah satu orang tuanya mengidap

hipertensi, memiliki risiko 25% menderita hipertensi juga. Jika kedua orang tua

Page 34: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

18

hipertensi, 60% keturunnya mengalami hipertensi. 5 Hipertensi yang lebih

banyak dijumpai pada kembar identik daripada kembar nonidentik.14

4. Jenis kelamin

Hipertensi banyak ditemukan pada laki-laki dewasa muda dan paruh baya.

Sebaliknya, hipertensi sering terjadi pada sebagian besar wanita setelah berusia

55 tahun atau yang mengalami menopause.5 Pada Umumnya Insidens hipertensi

pada pria lebih tinggi darpada wanita. Namun pada usia pertengahan dan lebih

tua, insidens pada wanita mulai meningkat, sehingga pada usia diatas 65 tahun,

insidens pada wanita lebih tinggi. 15

Yang kedua yaitu faktor risiko yang dapat dirubah/dapat dikendalikan,

yaitu biasanya berupa gaya hidup yang terdiri dari:

1. Kegemukan

Massa tubuh yang besar membutuhkan lebih banyak darah untuk

menyediakan oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Artinya, darah yang

mengalir kedalam pembuluh darah semakin banyak sehingga dinding arteri

mendapatkan tekanan lebih besar. Tak hanya itu, kelebihan berat badan

membuat frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah meningkat

sehingga menyebabkan retensi natrium dan air. Lemak jenuh dan lemak trans

yang masuk kedalam tubuh karena konsumsi yang berlebihan menyebabkan

penumpukan lemak didalam pembuluh darah, akibatnya arteri menyempit dan

perlu tekanan yang lebih besar untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh.5

Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang

Obesitas lebih tinggi dibandingkan yang berat badannya normal. Makin besar

ukuran tubuh, makin banyak pula darah yang dibutuhkan untuk memasok

oksigen ke jaringan-jaringan tubuh sehingga volume darah yang beredar

melalui pembuluh darah meningkat sehingga tekanan arteri meningkat.14

2. Kurangnya aktivitas fisik

Aktivitas fisik adalah vasodilator artinya, olahraga dapat

mengembangkan pembuluh darah dan juga mengoptimalkan otot jantung

Page 35: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

19

untuk beradaptasi dan bekerja lebih efisien dalam memompa darah.

Kebiasaan bermalas-malasan meningkatkan risiko serangan jantung karena

otot jantung tidak bekerja secara efisien dan perlu bekerja lebih keras untuk

memompa darah. 13 Jika seseorang kurang gerak, frekuensi denyut jantung

menjadi lebih tinggi sehingga memaksa jantung bekerja lebih keras setiap

kontraksi.5

3. Merokok

Zat-zat kimia tembakau seperti nikotin dan karbonmonoksida dari asap

rokok membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.5

Selain itu juga zat yang terkandung didalam rokok dapat merusak

lapisan dinding arteri berupa plak yang menyebabkan penyempitan pembuluh

darah arteri yang dapat meningkatkan tekanan darah.13

Nikotin juga dapat meningkatkan kerja hormon epinefrin sehingga

membuat vasokonstriksi pembuluh darah. Karbonmonoksida dalam rokok

dapat menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk menggantikan pasokan

oksigen ke jaringan tubuh.14

4. Sensitivitas natrium

Beberapa orang yang sensitif terhadap natrium akan menahan natrium

didalam tubuhnya sehingga terjadi retensi air dan peningkatan tekanan darah.

Umur juga berpengaruh terhadap sensitifitas terhadap natrium. 5Makin tua

seseorang makin sensitive terhadap natrium.13 Asupan natrium dan garam

tergolong faktor risiko yang kontroversial, tergantung dari sensitivitas

individu terhadap natrium. Natrium merupakan bentuk mineral atau elektrolit

yang berpengaruh terhadap tekanan darah.14

5. Kalium rendah

Kalium membantu tubuh menjaga keseimbangan jumlah natrium

didalam cairan sel. Apabila tubuh kekurangan kalium, natrium didalam tubuh

tidak bisa dikeluarkan sehingga risiko hipertensi meningkat.5

Page 36: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

20

6. Konsumsi minuman beralkohol meningkat

Sekitar 5-20% kasus hipertensi disebabkan oleh alkohol. Risiko

hipertensi meningkat 2 kali lipat jika mengkonsumsi alkohol 3 gelas atau

lebih. Tetapi hubungan antara alkohol dengan hipertensi masih belum jelas.

5Ada yang mengatakan bahwa alkohol dapat meningkatkan tekanan darah,

sementara konsumsi dalam jumlah secukupnya dapat menurunkan tekanan

darah. 13banyak penelitian juga membuktikan bahwa alkohol dapat merusak

jantung dan organ-organ lain termasuk pembuluh darah.14

7. .Stress

Saat stress terjadi pelepasan hormon epinefrin atau adrenalin. Aktivitas

hormon ini meningkatkan tekanan darah secara berkala. Jika stress

berkepanjangan, peningkatan tekanan darah menjadi permanen. 14

Stress mempercepat produksi senyawa berbahaya, meningkatkan

kecepatan denyut jantung dan kebutuhan akan suplai darah dan tidak lama

kemudian meningkatkan tekanan darah serta meningkatkan serangan jantung

dan stroke. 13

2.1.3.6 Gejala dan Tanda Hipertensi

Kejadian hipertensi biasanya tidak memiliki gejala dan tanda. gejala

yang sering muncul adalah sakit kepala, rasa panas ditengkuk, atau kepala

berat. Namun, gejala tersebut tidak bisa dijadikan patokan ada tidaknya

hipertensi pada diri seseorang. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah

dengan melakukan pengecekan tekanan darah.

Seorang pasien biasanya tidak menyadari bahwa dirinya mengalami

hipertensi hingga ditemukan kerusakan dalam organ, seperti terjadinya

penyakit jantung coroner, stroke atau gagal ginjal. Karena itu, mengetahui

nilai tekanan darah sendiri secara teratur sangat penting meski selalu merasa

dalam kondisi sehat.

Page 37: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

21

2.1.3.7 Klasifikasi Hipertensi

TABEL 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VII1

TABEL 2.2 klasifikasi hipertensi berdasarkan American Society of Hypertension and

International Society of Hypertension 2013 yaitu sebagai berikut:16

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebab1

a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial

Klasifikasi

tekanan darah

Tekanan

darah sistol

(mmhg)

Tekanan

darah diastole

(mmhg)

Normal <120 <80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi grade I 140-159 90-99

Hipertensi grade

II

160 atau >160 100 atau >100

Klasifikasi sistolik Diastolic

Optimal <120 Dan <80

Normal 120-129 Dan/atau 80-84

Normal tinggi 130-139 Dan/atau 85-89

Hipertensi derajat

I

140-159 Dan/atau 90-99

Hipertensi derajat

II

160-179 Dan/atau 100-109

Hipertensi derajat

III

>=180 Dan/atau >=110

Hipertensi sistolik

terisolasi

>=140 Dan <90

Page 38: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

22

Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya atau idiopatik, walaupun

dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak dan

pola makan. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi.

b. Hipertensi sekunder atau hipertensi non esensial

Hipertensi yang diketahui penyebabnya. Pada sekitar 5-10% penderita

hipertensi. Penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%

penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu

misalnya pil KB.

Berdasarkan bentuk hipertensi1

Hipertensi diastolik (diastolik hypertension), hipertensi campuran

(sistol dan diastol yang meninggi), hipertensi systolik (isolated systolic

hypertension).

2.1.3.8 Patogenesis Hipertensi

Menurut buku ilmu penyakit dalam UI terdapat 4 faktor yang

mendominasi terjadinya hipertensi, yaitu:1

1) peran volume intravaskular

menurut Kaplan, tekanan darah tinggi adalah hasil interaksi antara

cardiac output (CO) atau curah jantung (CJ) dan TPR (total peripheral

resistence/ tahanan total perifer) yang masing-masing dipengaruhi oleh

beberapa faktor sebagai berikut:

Page 39: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

23

X

2) peran kendali saraf otonom

yang lebih berperan terhadap terjadinya hipertensi yaitu sistem saraf simpatis

yang aktivasinya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:

Tekanan darah tinggi/Hipertensi

Curah jantung

Resistensi perifer

preload

Kontraktilitas dan

denyut jantung

vasokonstriksi

Sistem saraf simpatis

Sistem renin

angiotensin aldosteron

Volume cairan

Retensi natrium

Faktor

genetik

Asupan

natrium

berlebih

Page 40: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

24

3) peran renin angiotensin aldosteron (RAA)

renin angiotensin aldosteron berperan dalam autoregulasi tekanan darah dengan

cara sebagai berikut

Faktor genetik, gaya hidup,

diet, stress kejiwaan, stess fisik

akut

Aktivasi sistem saraf simpatis

Kadar katekolamin

Denyut

jantung Curah

jantung

Hipertensi Agregasi

platelet

Page 41: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

25

Aktivasi reflex

baroreseptor Tekanan

darah/volume

intravaskular

Tekanan di

arteri renalis

Baroreseptor

renal Aktivasi saraf

simpatis

Stimulasi

beta1-

adrenergik

Sekresi renin

Angiotensin I

Angiotensin II

Vasokonstriksi

sistemik

Aldosterone

Retensi Na/H2O

Tekanan darah/volume

intravaskular

Page 42: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

26

4) peran dinding vaskular pembuluh darah

paradigma baru tentang hipertensi dimulai dengan disfungsi endotel, lalu

berlanjut menjadi disfungsi vaskular, lalu berakhir dengan TOD. Mungkin

hipertensi lebih cocok menjadi salah satu gejala dari sindrom penyakit yang

disebut sebagai “the atherosclerotic syndrome” atau “the hypertension

syndrome” karena dalam gejala hipertensi sering dijumpai gejala-gejala lain

seperti disfungsi endotel. Ketika terjadi aterosklerosis maka hemodinamik

tekanan darah makin berubah, hipertensi makin meningkat.

2.1.3.9 .Diagnosis Hipertensi

Menurut buku ilmu penyakit dalam UI cara menegakkan diagnosis hipertensi

dilakukan dengan cara:1

1. anamnesis

2. Pemeriksaan fisik

3. Pemeriksaan penunjang

Terdiri dari, tes darah rutin, glukosa darah (sebaiknya puasa), kolesterol

total serum, kolesterol LDL, HDL serum, trigliserida serum (puasa), asam urat

serum, kreatinin serum, kalium serum, hemoglobin dan hematocrit, urinalisis

(uji carik celup serta sedimen urin) elektrokardiogram.1

2.1.3.10 Tatalaksana Hipertensi

A. Terapi farmakologis

Secara umum, terapi farmakologis pada hipertensi dimulai bila pada pasien

hipertensi derajat I yang tidak mengalami penurunan tekanan darah setelah >6 bulan

menjalani pola hidup sehat dan dengan pasien hipertensi derajat >=2.16

Page 43: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

27

Prinsip terapi hipetensi untuk menjaga kepatuhan dan meminimalisir efek samping

yaitu sebagai berikut:16

Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal

Berikan obat generik (non paten) bila sesuai dan dapat mengurangi biaya

Berikan obat pada pasien lanjut usia (diatas usia 80 tahun) seperti 55-80 tahun

dengan memperhatikan komorbid

Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzim inhibitors (ACE-I)

dengan angiotensin reseptor blocker (ARB)

Berikan edukasi menyeluruh kepada pasien mengenai terapi farmakologi

Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur

Page 44: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

28

Guidline JNC VII algoritma pengobatan hipertensi yaitu sebagai berikut:1

Perubahan gaya hidup

Belum mencapai tekanan darah target (<140/90

mmHg) (<130/80 mmHg untuk pasien dengan

diabetes atau penyakit ginjal kronik)

Pilihan obat awal

Tanpa indikasi

yang berarti Dengan indikasi

yang berarti

Hipertensi stadium I

(tekanan darah sistolik 140-159

atau tekanan darah diastolic 90-

99 mmHg)

Diuretic tiazid diberikan untuk

sebagian besar kasus

Penggunaan ACEI, ARB, BB,

CCB, dapat dipertimbangkan

atau diberikan dalam bentuk

kombinasi

Hipertensi stadium II

(tekanan darah sistolik

>=160 atau tekanan darah

diastolic >=100 mmHg)

Kombinasi dua obat

dipakai untuk sebagian

besar kasus (biasanya

diuretic tipe tiazid dan

CWI atau ARB atau BB

atau CCB)

Obat-obat untuk indikasi

yang berarti

Obat antihipertensi lain

(diuretic, ACEI, ARB, BB,

CCB) bila perlu

Belum mencapai

tekanan darah target Optimalisasi dosis atau berikan obat

tambahan hingga tekanan darah target

tercapai

Pertimbangkan konsultasi dengan dokter

spesialis hipertensi

Page 45: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

29

Tabel 2.3 Dosis obat antihipertensi menurut JNC VIII17

Obat antihipertensi Dosis inisial

harian (mg)

Target dosis

(mg)

Jumlah dosis

perhari

ACE inhibitors

1. captopril 50 150-200 2

2. enalapril 5 20 1-2

3. lisinopril 10 40 1

Angiotensin reseptor

blockers

1. eprosartan 400 600-800 1-2

2. candesartan 4 12-32 1

3. losartan 50 100 1-2

4. valsartan 40-80 160-320 1

5. irbesartan 75 300 1

B-Blockers

1. atenolol 25-50 100 1

2. metoprolol 50 100-200 1-2

Calcium channel blockers

1. amlodipin 2,5 10 1

2. diltiazem extended

release

120-180 360 1

3. nitrendipin 10 20 1-2

Diuretic tiazid

1. bendroflumethiazid 5 10 1

2. chlortalidone 12,5 12,5-25 1

3. hydrochlorothiazide 12,5-25 25-100 1-2

4. indapamide 1,25 1,25-2,5 1

Page 46: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

30

B. Tatalaksana non farmakologis

Pada hipertensi derajat I dapat dilakukan penerapan pola hidup sehat

selama 4-6 bulan untuk menurunkan tekanan darah.16

Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan guidelines yaitu:16

Penurunan berat badan. Mengganti makanan tidak sehat dengan

memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan manfaat

lebih selain penurunan tekanan darah seperti menghindari diabetes dan

dyslipidemia

Mengurangi asupan garam. Di Negara kita, makanan tinggi garam dan lemak

merupakan makanan tradisional pada kebanyakan daerah. Tidak jarang pula

pasien tidak menyadari kandungan garam pada masakan cepat saji, makanan

kaleng, daging olahan dan sebagainya. Tidak jarang, diet rendah garam

bermanfaat untuk mengurangi dosis obat antihipertensi oada pasien hipertensi

derajat >=2. Dianjurkan konsumsi garam tidak melebihi 2gr/hari.

Olahraga. Olahraga yang dilakukan secara teratur 30-60 menit perhari,

minimal 3 hari/minggu. Bagi pasien yang tidak memiliki waktu untuk

olahraga dianjurkan untuk berjalan kaki, bersepeda, menaiki tangga sebagai

aktifitas rutin di kantornya.

Mengurangi konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol >2 gelas per hari pada pria

atau 1 gelas perhari bagi wanita dapat meningkatkan tekanan darah.

Berhenti merokok.

Pengobatan hipertensi bisa dilakukan dengan cara modifikasi gaya

hidup baik pada pasien hipertensi maupun pre-hipertensi. Penerapan gaya

hidup sehat harus dilakukan semua individu baik dengan tujuan mengobati,

mengontrol, maupun mencegah terjadiya hipertensi. Komponen modifikasi

gaya hidup yang perlu dilakukan antara lain sebagai berikut:18

1. Mempertahankan bobot badan yang sehat.

2. Menerapkan perilaku makan sehat dengan cara menerapkan diet

DASH (dietary approaches to stop hypertension) dan mengurangi

konsumsi natrium (garam) dalam makanan. Diet DASH

Page 47: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

31

menganjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan seperti

produk susu rendah lemak, ikan, ayam, kacang-kacangan sekaligus

mengurangi konsumsi daging merah, gula, atau minuman yang

mengandung gula. Penerapan diet DASH yang benar mampu

menurunkan tekanan darah sebesar 8-14 mmHg. Membatasi

konsumsi natrium dapat dilakukan dengan cara menghindari

konsumsi makanan kemasan dan tidak menambahkan garam

berlebihan saat proses memasak atau saat makan di meja makan.

Anjuran konsumsi natrium dari makanan bagi penderita hipertensi

sebesar 2,4 gram natrium atau 6 gram natrium klorida perhari.

Konsumsi 2 sendok makan garam dapur masih dianggap aman

untuk orang Indonesia.

3. Melakukan aktifitas fisik. Cukup dengan melakukan aktifitas fisik

sedang minimal 30 menit perhari dan dilakukan secara teratur

hampir setiap hari dalam seminggu. Contoh aktifitas sedang adalah:

berjalan cepat, bersepeda, dan berkebun.

4. Berhenti merokok dan berhenti mengkonsumsi minuman

beralkohol.

Page 48: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

32

Tabel 2.4 Modifikasi gaya hidup menurut JNC VII19

Modifikasi Rekomendasi Rata-rata penurunan

tekanan darah

Menurunkan berat badan Pertahankan berat badan ideal

(IMT= 18,5-24,9 kg/m2)

5-20 mmHg/10 kg

Menerapkan diet DASH Konsumsi makanan kaya buah,

sayur, dan produk makanan

rendah lemak dengan

mengurangi makanan yang

mengandung lemak jenuh dan

lemak total

8-14 mmHg

Diet rendah garam Mengurangi konsumsi

makanan bersodium tidak lebih

dari 100 mmol per hari (2,4 gr

sodium atau 6 gr sodium

klorida)

2-8 mmHg

Aktivitas fisik Melakukan aktivitas aerobic

teratur seperti jalan cepat

(minimal 30 menit perhari,

hampir setiap hari dalam

seminggu)

4-9 mmHg

Mengurangi konsumsi

alkohol

Membatasi konsumsi tidak

lebih dari 2 minuman (contoh:

bir, wine, atau winsky) per hari

pada laki-laki, dan tidak lebih

dari 1 kali perhari pada

perempuan, dan lebih sedikit

lagi pada orang gemuk

2-4 mmHg

Page 49: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

33

2.1.3.11 Komplikasi Hipertensi

Komplikasi hipertensi yang tidak diobati sampai mencapai target akan

menimbulkan terjadinya penyakit-penyakit berikut:1

gagal jantung

iskemia dan infark miokard

stroke iskemik

aneurisma dan diseksi aorta

stroke hemoragik

Nefrosklerosis dan gagal ginjal

Retinopati

2.1.3.12 Pencegahan Hipertensi

Pencegahan hipertensi dapat dilakukan dengan cara merubah gaya hidup

(lifestyle modification) karena sifat penyakit hipertensi yaitu sebagai penyakit yang

tidak bisa disembuhkan atau penyakit seumur hidup. Rekomendasi gaya hidup yang

dianjurkan untuk pasien hipertensi menurut CHEP 2011 yaitu sebagai berikut:1

Menurunkan asupan garam sampai dibawah 1500 mg/hari

Diet sehat sehari-hari dengan mengkonsumsi buah-buahan,

sayurran, makanan rendah lemah, makanan kaya serat, protein

tanaman,

Olahraga teratur dengan frekuensi 4-7 kali per minggu ,

intensitas moderate yaitu dengan waktu sekitar 30-60 menit

dengan tipe aktivitas kardirespi seperti berjalan, jogging,

bersepeda, berenang yang non mompetitif

Tidak mengkonsumsi alcohol, atau membatasi alcohol dengan

kadar <= 2 teguk perhari

Mempertahankan berat badan ideal dengan IMT 18,5-24,9

kg/m2, mengusahakan lingkar perut pada kisaran laki-laki

<=102 cm (asia <90 cm), dan wanita <88 cm (asia <80 cm)

Tidak merokok

Page 50: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

34

2.2 Kerangka Teori

genetik

Riwayat

hipertensi

di keluarga

Sodium

intraseluler

meningkat

Rasio antara

potassium

dan sodium

rendah

Retensi air

Konsumsi

garam,

makanan

asin, MSG

dan Pil KB

yang

mengandung

estrogen

Tidak

olahraga

Pengembangan

pembuluh

darah tidak

optimal dan

jantung kurang

adaptasi

Lingkungan

Dukungan

keluaraga

buruk

Pengawasan

terhadap

pola hidup

sehat tidak

ada

Gaya hidup

Konsumsi

lemak

berlebih,

morokok dan

menggunakan

minyak

jelantah dalam

masakan

Munculnya

plak didalam

pembuluh

darah

Layanan

kesehatan

jarak ke

fasilitas

kesehatan

untuk

kontrol

hipertensi

jauh

Kepatuhan

kontrol

menurun

Sering stress

dan minum

minuman

berkafein

Penyempitan

pembuluh

darah

Kurang efisien

dan perlu

bekerja lebih

keras dalam

memompa

darah

Konsumsi

Daging

kambing

Kandungan

protein tinggi

Metabolisme

tubuh

meningkat

Aliran darah

sistemik

meningkat

HIPERTENSI

Page 51: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

35

2.3 Kerangka Konsep

Kelompok yang

memiliki riwayat

hipertensi dan tidak

memiliki riwayat

hipertensi

Variabel Independent

Lingkungan: dukungan keluarga

Genetik: Riwayat hipertensi keluarga

Gaya hidup: kebiasaan konsumsi

makanan asin, makanan berlemak,

konsumsi MSG, penggunaan minyak

jelantah dalam masakan, minum

minuman berkafein, konsumsi daging

kambing, kebiasaan olahraga, sering

stress, kebiasaan merokok

Layanan kesehatan: kepatuhan

pengobatan

Variabel Dependent

Page 52: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

36

2.4 Definisi Operasional

NO Variabel Definisi Alat ukur dan

cara

pengukuran

Skala

penguku

ran

kategori

1. responden

hipertensi

TD >= 140/90

mmHg yang

diukur dengan

posisi duduk

dan posisi

manset setinggi

jantung

dan/atau

memiliki

riwayat

hipertensi

sebelumnya1,6,19

Sphygmomano

meter dan

kuesioner

Ordinal Normal

(<120/<80)

-pre-hipertensi

(120-139/80-89)

- hipertensi grade 1

(140-159/90-99)

-hipertensi grade 2

(>=160/>=100)

2. usia Usia responden

sejak tanggal

lahir sampai

ulang tahun

terakhir4,6

Kuesioner Ordinal 1. < 40 tahun

2. 41-50 tahun

3. 51-60 tahun

4. >60 tahun

3. Konsumsi

makanan

asin

Kebiasaan

konsumsi

makanan asin

pada

responden6

Kuesioner Ordinal 1. Sering (>=

1 kali

perhari)

2. Sedang (1-

6 kali

dalam

seminggu)

3. Jarang (<=

3 kali

dalam

sebulan)

Page 53: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

37

4. Tidak

pernah

4. merokok Konsumsi

rokok yang

dihisap setiap

hari oleh

responden7,24

Kuesioner Nominal 1. Ya

2. Tidak

5. Aktivitas

fisik

Kebiasaan

responden

dalam

melakukan

olahraga secara

rutin6,25

Kuesioner Ordinal 1. Jarang (1

kali

seminggu)

2. Sedang (3-

5 kali

seminggu)

3. Sering (1

kali sehari)

4. Tidak

pernah

6. stress Keadaan

ketegangan

karena

banyaknya

pikiran6

Kuesioner Nominal 1. Ya

2. tidak

7. Konsumsi

minyak

jelantah

Kebiasaan

mengkonsumsi

makanan yang

mengandung

atau digoreng

menggunakan

minyak

jelantah6

Kuesioner Ordinal 1. Sering (>3

kali dalam

seminggu)

2. Jarang (1-2

kali dalam

seminggu)

3. Tidak

pernah

8. Konsumsi

pil KB

Riwayat

penggunaan pil

Kuesioner Nominal 1. Ya

Page 54: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

38

KB pada

responden6

2. Tidak

9. Konsumsi

MSG

Kebiasaan

mengkonsumsi

makanan yang

mengandung

bumbu

penyedap

(MSG)25

Kuesioner Ordinal 1. Sering

(>1= kali

sehari)

2. Jarang (3-6

kali

perminggu

atau 1-2

kali

perminggg

u atau <3

kali

perbulan)

3. Tidak

pernah

10. Konsumsi

minuman

berkafein

Kebiasaan

mengkonsumsi

minuman yang

mengandung

kafein seperti

kopi26

Kuesioner Ordinal 1. Sering (>=

1 kali

sehari)

2. Sedang (3-

6 kali

dalam

semingggu)

3. Jarang (1-2

kali dalam

seminggu)

4. Tidak

pernah

Page 55: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian dalam penelitian ini adalah studi descriptive dengan

metode pengumpulan data secara potong lintang (cross sectional), yaitu peneliti

akan melakukan pengukuran variabel dalam satu saat tertentu yakni

pengukuran variabel subyek dilakukan satu kali saja.20

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada periode bulan Oktober 2016 sampai Agustus

2017. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 3 Agustus 2017 dan 10

Agustus 2017 di Islamic Center Bekasi

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi dan Sampel yang diteliti

A. Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh calon jamaah haji kota Bekasi

tahun 2017

B. Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah calon jamaah haji kota bekasi

kloter 34 dan 54 tahun 2017

C. Sampel adalah calon jamaah haji kota Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 2017 yang

datang pada saat pertemuan kloter di Islamic Center Bekasi

3.3.2 Jumlah Sampel

Karena penelitian ini bersifat descriptive analitik, maka perhitungan

sampelnya perlu diketahui dengan perhitungan sampel deskriptif analitik

tidak berpasangan yaitu sebagai berikut: 21

n =[ (𝑍𝛼 √2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 √𝑃1𝑄1+𝑃2𝑄2

𝑃1−𝑃2] 2

n = besar sampel

Z𝛼 = derivat baku normal untuk 𝛼

Z𝛽 = derivat baku normal untuk 𝛽

𝛼 = tingkat kemaknaan

39

Page 56: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

40

𝛽 = power penelitian

P = proporsi total = (P1 - P2)/2

P1 = Proporsi pada kelompok yang nilainya merupakan judgement peneliti

P2 = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya

Q = 1 - P

Q1 = 1 – P1

Q2 = 1 – P2

Diketahui :

Zα = 1,96

Zβ = 1,282

P1 = 0,224432

P2 = 0,033

P = 0,0957

Q = 0,9043

Q1 = 0,7756

Q2 = 0,967

dengan menggunakan kesalahan tipe 1 5%, hipotesis dua arah, kesalahan tipe II

10% dan P2 sebesar 0,033, maka besar sampel yang diperlukan :

n1 = n2 = [(1,96 √2 𝑥 0,0957𝑥 0,9043 + 1,282 √ 0,2244𝑥0,7756+0,033 𝑥 0,967

0,2244−0,033]2

n 1 = n2 = 53,290396 sampel

n total = 106,580 sampel

untuk mengantisipasi terjadinya drop out pada penelitian ini, maka sampel

ditambahkan dengan menggunakan rumus :

n’ = 𝑛

(1−𝑓) =

106,580

(1−0,1) = 118,423= 119 sampel

Page 57: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

41

n’ = besar sampel setelah antisipasi drop out

n = besar sampel yang dibutuhkan

f = prediksi drop out = 10%

jadi, jumlah sampel minimal yang diperlukan pada penelitian ini adalah 119 orang.

3.3.3 Cara Pengambilan Sampel

Untuk memenuhi besar sampel yang dibutuhkan, pengambilan

sampel pada penelitian ini menggunakan cara pemilihan sampel

tidak berdasarkan peluang (non-probability sampling) dengan

teknik consecutive sampling (berurutan) yaitu semua subyek yang

datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam

penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.20

3.3.4 Kriteria sampel

a. Kriteria inklusi

Semua Calon jamaah haji yang datang pada saat pengambilan

data

Calon jamaah haji yang setuju menjadi sampel, mengisi lembar

persetujuan penelitian, bersedia di wawancara dan diperiksa

tekanan darahnya serta mengisi kuesioner dengan lengkap

Page 58: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

42

3.4 Alur Penelitian

1. Persiapan

penelitian

2. Melakukan uji

validitas kuesioner

3. Identifikasi

responden

Pengukuran

tekanan darah

Tidak memenuhi

kriteria

5. Pengisian identitas

dan kuesioner

7. Analisis data

Memenuhi kriteria

6. Sortir data

4. Persetujuan

penelitian

Pembuatan kuesioner

Penjelasan penelitian

Pengisian lembar

persetujuan

Tidak setuju setuju

Perizinan ke pihak

kemenag Bekasi

Page 59: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

43

3.5 Cara Kerja Penelitian

1. persiapan penelitian

pembuatan kuesioner diadaptasi dari setyanda dkk (2015),

Indrawati dkk (2009), Kartikasari (2012), Pusparani (2016), Sugiharto

(2007) dan mutmainah dkk yang dimodifikasi untuk kepentingan

penelitian

2. uji validitas kuesioner

perizinan untuk mengambil data untuk dilakukan uji validitas

terhadap kuesioner yang telah dibuat. Validasi kuesioner dilakukan

pada 14 responden yaitu warga villa pamulang mas

3. identifikasi responden

sebelum mengidentifikasi responden peneliti terlebih dahulu

meminta izin kepada pihak kementerian agama Bekasi untuk

melakukan pengambilan data kemudian mengidentifikasi responden

yang terdiri dari calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 yang

merupakan populasi terjangkau dari penelitian ini

4. informed consent

memberikan penjelasan kepada responden mengenai penelitian

yang akan dilakukan

melakukan pengisian lembar persetujuan kuesioner jika setuju

mengikuti penelitian

5. pengisian identitas dan kuesioner dan pengukuran tekanan darah

setelah responden setuju mengikuti penelitian, responden mengisi

identitas dan kuesioner kemudian diukur tekanan darahnya

6. sortir data

kuesioner yang telah diisi kemudian dikumpulkan dan disortir oleh

peneliti apakah memenuhi kriteria atau tidak memenuhi kriteria

7. analisis data

kuesioner yang telah memenuhi kriteria penelitian kemudia

dilakukan analisis menggunakan SPSS versi 22.0

Page 60: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

44

3.6 Manajemen Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari responden yang

terdiri dari calon jamaah haji yang datang saat pengambilan data di Islamic Center

Bekasi.

Pengumpulan data dimulai pada tanggal 3 Agustus 2017 dan tanggal 10

Agustus 2017. responden yang diambil yaitu calon jamaah haji yang bersedia mengisi

kuesioner dan bersedia diukur tekanan darahnya. Dalam mengambil data tersebut

instrumen yang digunakan pertama kali yaitu kertas informed consent yaitu peneliti

bertemu langsung dengan responden untuk meminta persetujuan menjadi sampel

penelitian dan melakukan tanya jawab mengenai riwayat hipertensi dan riwayat

diagnosis hipertensi oleh dokter sebelumnya. Selanjutnya, responden diberi kuesioner

dengan wawancara terpimpin dan sebagian ada yang mengisi sendiri kuesionernya

kemudian diukur tekanan darahnya untuk mengetahui status tekanan darah responden

dengan sfigmomanometer dan stetoskop saat bertemu dengan peneliti untuk

mengetahui apakah responden memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) atau normal.

Teknik pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling.

3.6.2 Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini menggunakan program SPSS

(Statistic Package for Social Sciences) versi 22.0. Berikut ini beberapa tahap yang

dilakukan dalam pengolahan data, yaitu:

3.6.2.1 Coding data

Pemberian kode numerik kepada data yang terdiri atas beberapa

kategori.

3.6.2.2 Editing data

Mengecek konsistensi data dan juga kelengkapannya.

3.6.2.3 Entry data

Melakukan pemasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam

program SPSS.

Page 61: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

45

3.6.2.4 Analisis data

Melakukan analisis univariat dan bivariat untuk melihat frekuensi

atau distribusi data dan hubungan antar variabel dependent dengan

independent menggunakan SPSS versi 22.0

Page 62: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

46

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Validitas dan Reabilitas

Penelitian ini menggunakan instrumen atau alat ukur berupa kuesioner dan

pengukuran tekanan darah menggunakan sfigmomanometer dan stetoskop. Uji

instrument kuesioner dilakukan pada 14 sampel yang merupakan warga villa Pamulang

Mas. Kuesioner yang digunakan diadaptasi dari penelitian orang lain yang

dimodifikasi untuk kepentingan penelitian.6 24 25 7 26

4.1.1 Uji Validitas

Uji validitas untuk pengukuran yaitu pernyataan tentang derajat

kesesuaian hasil pengukuran sebuah alat ukur (instrumen) dengan apa yang

sesungguhnya ingin diukur oleh peneliti. Pengukuran yang valid adalah

pengukuran dari alat ukur yang dibuat dengan metodologi yang benar dan

implementasi pengukuran yang benar pula. 27 Pada penelitian ini didapatkan

nilai untuk korelasi r product-moment (r table) sebesar 0,532. Nilai ini

didapatkan berdasarkan jumlah sampel dan tingkat signifikan yang dipilih

yaitu 14 respon dan 5%.28

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini memiliki total 49 item

pertanyaan. Berdasarkan uji korelasi yang telah dilakukan didapatkan 27 item

pertanyaan valid, 20 item pertanyaan tidak valid, dan 2 item pertanyaan

konstan yang konstan. Nilai r Hitung didapatkan hasil yang bervariasi dari

0,049-0,911. Dari 20 item pertanyaan yang tidak valid tetap digunakan dalam

kuesioner penelitian karena dari pertanyaan yang diajukan dijawab oleh

responden dengan jawaban yang kurang bervariasi dan pilihan jawaban yang

diberikan berupa ‘ya’ dan ‘tidak’.

4.1.2 Uji Reabilitas

Alat ukur (instrumen) yang baik untuk penelitian harus

mengukur dengan benar (valid) dan konsisten (andal,reliabel). 27Reliabilitas

merupakan indeks yang menggambarkan sejauh mana suatu alat ukur dapat

46

Page 63: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

47

dipercaya atau diandalkan. Suatu pengukuran disebut andal jika memberikan

nilai yang sama atau hampir sama bila pemeriksaan dilakukan berulang-ulang.

28 Pengukuran reliabelitas dapat dilakukan dengan mengetahui nilai

cronbach’s alpha. Dari 49 item pertanyaan didapatkan hasil cronbach’s alpha

bervariasi dari 0,857-0,879 sehingga item pertanyaan dapat dinyatakan sangat

reliabel. 29

4.2 ANALISIS UNIVARIAT

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui karakteristik data penelitian

dengan menggunakan statistik deskriptif yang dilakukan pada variabel penelitian

meliputi karakteristik responden, riwayat hipertensi pada responden dan hasil

pengukuran tekanan darah responden, perilaku kontrol berobat pada responden yang

memiliki riwayat hipertensi, dan dukungan keluarga untuk kontrol tekanan darah pada

responden yang memiliki riwayat hipertensi.

4.2.1 Karakteristik Responden

Jumlah responden yang termasuk dalam kriteria pada penelitian

ini sebanyak 93 calon jamaah haji yang terdiri dari kloter 34 dan 54. Terdapat

26 responden yang tidak dimasukkan kedalam penelitian karena tidak mengisi

kuesioner secara lengkap sehingga total responden pada penelitian adalah 67

calon jamaah haji. Karakteristik responden yang diamati oleh peneliti adalah

jenis kelamin, usia, pendidikan dan hasil pengukuran tekanan darah.

Sebagaimana tabel di bawah ini :

Page 64: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

48

Tabel 4.1 distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan dan hasil

pengukuran tekanan darah pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54 Tahun 2017

Variabel Kategori Jumlah

N (67) Persentase (%)

Jenis kelamin Laki-laki 30 44,8

Perempuan 37 55,2

Usia < 40 th 2 3,0

41-50 th 18 26,9

51-60 th 22 32,8

>60 th 25 37,3

Pendidikan SD 8 11,9

SMP 13 19,4

SMA 13 19,4

D3 7 10,4

S1 19 28,4

S2 7 10,4

hasil

pengukuran

tekanan darah

Normal 28 41,8

Pre-Hipertensi 27 40,3

Hipertensi 12 17,9

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui responden yang mengisi kuesioner

adalah calon jamaah haji usia berkisar antara 36-83 tahun dengan frekuensi terbanyak

responden dalam rentang usia >60 tahun. Karakteristik responden menurut jenis

kelamin terlihat bahwa perempuan lebih banyak yaitu 37 orang (55,2%) daripada

laki-laki sebanyak 30 orang (44,8%). Karakteristik responden menurut pendidikan

terakhir terbanyak yaitu lulusan S-1 sebanyak 19 orang (28,4%). Karakteristik

responden menurut hasil pengukuran tekanan darah paling banyak yaitu normal

sebanyak 28 orang (41,8%).

4.2.2 Distribusi calon jamaah haji yang memiliki hipertensi

Pada penelitian ini responden diambil dari calon jamaah haji Bekasi

kloter 34 dan 54 baik responden yang menderita hipertensi ataupun bukan

penderita hipertensi berdasarkan riwayat penyakit hipertensi sebelumnya.

Berikut dapat dilihat di tabel :

Page 65: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

49

Tabel 4.2 distribusi riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34

dan 54 tahun 2017

Kategori Riwayat hipertensi Jumlah Persentase (%)

Penderita Hipertensi 23 34,3%

Bukan-Penderita Hipertensi 44 65,7%

Total 67 100

berdasarkan tabel dapat dilihat jumlah responden calon jamaah haji yang

memiliki riwayat hipertensi adalah 23 orang (34,3%) dan responden calon

jamaah haji yang tidak memiliki riwayat hipertensi adalah 44 orang (65,7%)

Tabel 4.3 distribusi hasil pengukuran tekanan darah pada calon jamaah haji yang

memiliki riwayat hipertensi dan tidak memiliki riwayat hipertensi

Variabel Memiliki riwayat

hipertensi

Tidak memiliki

riwayat hipertensi

Jumlah

N (23) % N (44) %

Tekanan Darah

Normal 4 17,4 24 54,5 28

Pre-hipertensi 12 52,2 15 34,1 27

Hipertensi 7 30,4 5 11,4 12

Berdasarkan 4.3 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki riwayat

hipertensi hasil pengukuran tekanan darah terbanyak yaitu pre-hipertensi (52,2%) dan

yang tidak memiliki riwayat hipertensi hasil pengukuran tekanan darah terbanyaknya

yaitu normal (54,5%).

4.2.3 Gambaran kepatuhan penggunaan obat pada calon jamaah haji yang

memiliki riwayat hipertensi

Kepatuhan penggunaan obat pada calon jamaah haji yang memiliki riwayat

hipertensi dinilai dari 5 item pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban yaitu ya diberi skor

1 untuk jawaban positif dan 0 untuk jawaban negatif serta jawaban tidak diberi skor 1

untuk jawaban positif dan 0 untuk jawaban negative sehingga didapat skor minimal 0

dan maksimal 5

Page 66: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

50

Tabel 4.4 distribusi frekuensi responden berdasarkan kepatuhan penggunaan obat

pada responden yang memiliki riwayat hipertensi

Variabel kategori

Jumlah

N

(23)

Persentase

(%)

1. Ambil semua

obat yang

diresepkan

ya 22 95,7%

tidak 1 4,3%

2. Meminum

obat

Hipertensi

ya 21 91,3%

tidak 2 8,7%

3. Mengkonsumsi

obat menurut

resep

ya 21 91,3%

tidak 2 8,7%

4. membawa

obat ketika

bepergian

ya 16 69,6%

tidak 7 30,4%

5. lupa minum

obat hipertensi

ya 18 21,7%

tidak 5 78,3%

Kepatuhan penggunaan obat pada responden yang memiliki riwayat hipertensi

dikategorikan menjadi tiga yaitu rendah jika skor total 1-2, sedang jika skor total 3 dan

tinggi jika skor total 4-5.5

Tabel 4.5 kategori kepatuhan penggunaan obat pada calon jamaah haji dengan

riwayat hipertensi

Kategori kepatuhan Jumlah %

rendah 2 8,7%

sedang 5 21,7%

tinggi 16 69,6%

Total 23 100

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh bahwa sebanyak 2 calon jamaah haji yang

memiliki riwayat hipertensi memiliki kepatuhan penggunaan obat rendah (8,7%), 5

calon jamaah haji dengan riwayat hipertensi memiliki kepatuhan penggunaan obat

Page 67: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

51

sedang (21,7%) dan 16 calon jamaah haji yang memiliki riwayat hipertensi memiliki

kepatuhan penggunaan obat tinggi (69,6%).

4.2.4 Gambaran dukungan keluarga terhadap pengendalian hipertensi pada

calon jamaah haji dengan riwayat hipertensi

Pengawasan keluarga terhadap pengendalian hipertensi pada calon jamaah

haji dengan riwayat hipertensi dinilai dari 5 item pertanyaan dengan 2 pilihan

jawaban yaitu ya diberi skor 1 dan tidak diberi skor 0 sehingga didapat skor

minimal 0 dan skor maksimal 5

Tabel 4.6 distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga pada calon

jamaah haji yang memiliki riwayat hipertensi

Variabel Kategori N

(23)

%

1. keluarga

tahu jika

responden

menderita

hipertensi

ya 20 87,0%%

tidak 3 13,0%

2. ingatkan

minum

obat

ya 16 69,6%

tidak 7 30,4%

3. antar

berobat

ya 15 65,2%

tidak 8 34,8%

4. perhatikan

makanan

yang

dikonsumsi

ya 19 82,6%

tidak 4 17,4%

5. ingatkan

olahraga

ya 18 78,3%

tidak 5 21,7%

Dukungan keluarga pada calon jamaah haji yang memiliki riwayat hipertensi

dikategorikan menjadi tiga yaitu dukungan rendah dengan skor 1-2, dukungan

sedang dengan skor 3, dan dukungan tinggi dengan skor 4-5

Page 68: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

52

Tabel 4.7 kategori dukungan keluarga pada calon jamaah haji dengan riwayat hipertensi

Kategori pengawasan

keluarga

Jumlah %

rendah 4 17,4%

sedang 3 13,0%

baik 16 69,6%

Total 23 100

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh sebanyak 4 calon jamaah haji dengan

riwayat hipertensi memiliki pengawasann yang rendah (17,4%), 3 calon jamaah haji

dengan riwayat hipertensi memiliki pengawasan sedang (13,0%) dan 16 calon jamaah

haji memiliki pengawasan yang baik (69,6%).

4.3 ANALISIS BIVARIAT

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk menganalisis korelasi

variabel independen dan dependen. Analisis bivariat pada penelitian ini

menggunakan uji Fisher karena menganalisis variabel bebas nominal dan variabel

bebas nominal yang tidak berpasangan.46 Hasil dari penelitian ini tidak memenuhi

untuk uji Chi Square karena nilai frekuensi harapan setiap analisis kurang dari 5.

Uji Fisher dinyatakan bermakna jika nilai p value <0,05.

4.3.1 Faktor risiko hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54

berdasarkan karakteristik responden dan hubungan antara karakteristik

responden dengan kelompok yang memiliki riwayat hipertensi dan tidak

memiliki riwayat hipertensi

Karakteristik responden yang diamati pada penelitian ini adalah usia, jenis

kelamin, pendidikan terakhir, profil tekanan darah, riwayat hipertensi di keluarga

responden sebagaimana pada tabel berikut:

Page 69: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

53

Tabel 4.8 proporsi risiko hipertensi dan hubungan karakteristik dengan riwayat

hipertensi dan tidak memiliki riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter

34 dan 54 tahun 2017

No. Variabel Memiliki

riwayat

hipertensi

Tidak memiliki

riwayat

hipertensi

Jumlah

P

N (23) % N (44) %

1. usia 0,595

<60 tahun 13 56,5 29 65,9 42

>60 tahun 10 43,5 15 34,1 25

2. Jenis

kelamin

1,000

Laki-laki 10 33,3 20 66,7 30

perempuan 13 35,1 24 64,9 37

3. Riwayat

hipertensi

di keluarga

0,002

ya 13 61,9 8 38,1 21

tidak 10 21,7 36 78,3 46

4. Pendidikan

terakhir

0,609

rendah 13 56,5 21 47,7 34

tingggi 10 43,5 23 52,3 33

5. Hasil

pengukuran

tekanan

darah

0,004

Normal 4 17,4 24 54,5 28

Hipertensi 19 82,6 20 45,5 39

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui proporsi riwayat hipertensi berdasarkan

usia lebih banyak terjadi pada calon jamaah haji yang berusia <60 tahun (56,5%)

Dengan nilai p value=0,595. Proporsi riwayat hipertensi menurut jenis kelamin lebih

banyak pada calon jamaah haji perempuan (35,1%) dibanding laki-laki dengan nilai p

value=1,000. Proporsi riwayat hipertensi menurut ada tidaknya riwayat hipertensi di

keluarga pada responden lebih banyak pada responden yang memiliki riwayat

hipertensi di keluarga sebesar 61,9% dengan nilai p value=0,002. Proporsi riwayat

hipertensi menurut tingkat pendidikan terakhir lebih banyak pada responden yang

Page 70: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

54

berpendidikan rendah sebesar 56,5% dengan nilai p value=0,609. Proporsi riwayat

hipertensi menurut hasil pengukuran tekanan darah lebih banyak responden yang hasil

pengukuran tekanan darahnya tinggi sebesar 82,6% dibandingkan yang normal dengan

nilai p value= 0,004

4.3.2 Faktor risiko hipertensi berdasarkan gaya hidup responden dan hubungan

antara gaya hidup dengan kelompok yang memiliki riwayat hipertensi dan tidak

memiliki riwayat hipertensi

Gaya Hidup Responden dinilai dengan item pertanyaan kebiasaan

konsumsi makan asin, dan frekuensi konsumsi makanan asin, kebiasaan

konsumsi makanan berlemak dan frekuensi konsumsi makanan berlemak,

kebiasaan merokok, kebiasaan minum minuman berkafein dan frekuensi

minuman berkafein, kebiasaan olahraga dan frekuensi olahraga, seringnya

memiliki gejala stress, kebiasaan penggunaan minyak jelantah, kebiasaan

konsumsi pil KB, kebiasaan konsumsi bumbu penyedap dan frekuensi konsumsi

bumbu penyedap, dan kebiasaan konsumsi daging kambing sebagaimana seperti

tabel berikut:

Tabel 4.9 Proporsi Kejadian Hipertensi berdasarkan gaya hidup dan hubungan gaya

hidup dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54

No. Variabel Memiliki

riwayat

hipertensi

Tidak memiliki

riwayat

hipertensi

Jumlah P

N (23) % N (44) %

1. Kebiasaan

konsumsi asin

0,587

ya 17 37,0% 29 63,0% 46

tidak 6 28,6% 15 71,4% 21

2. Frekuensi

makan asin

1,000

sering 7 35,0% 13 65,0% 20

sedang 4 33,3% 8 66,7% 12

3. Frekuensi

makan asin

0,477

jarang 6 42,9% 8 57,1% 14

Tidak konsumsi 6 28,6% 15 71,4% 21

4. Kebiasaan

konsumsi

0,587

Page 71: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

55

No. Variabel Memiliki

riwayat

hipertensi

Tidak memiliki

riwayat

hipertensi

Jumlah P

N (23) % N (44) %

makanan

berlemak

ya 17 37,0% 29 63,0% 46

tidak 6 28,6% 15 71,4% 21

5. Frekuensi

makan

berlemak

1,000

sering 3 30,0% 7 70,0% 10

sedang 6 31,6% 13 68,4% 19

6. Frekuensi

makan

berlemak

0,318

jarang 8 47,1% 9 52,9% 17

Tidak konsumsi 6 28,6% 15 71,4% 21

7. Kebiasaan

merokok

0,542

ya 0 0,0%% 2 100% 2

tidak 23 35,4% 42 64,6% 65

8. Kebiasaan

minum

minuman

berkafein

0,036

ya 5 18,5% 22 81,5% 46

tidak 18 35,4% 22 64,6% 21

9. Frekuensi

minum

minuman

berkafein

0,342

sering 1 8,3% 11 91,7% 12

sedang 4 26,7% 11 73,3% 15

10. Kebiasaan

olahraga

0,547

ya 19 25,0% 12 75,0% 16

tidak 4 37,3% 32 62,7% 51

11. Frekuensi

kebiasaan

olahraga

0,339

sering 3 33,3% 6 66,7% 9

sedang 3 15,0% 17 85,0% 20

Page 72: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

56

No. Variabel Memiliki

riwayat

hipertensi

Tidak memiliki

riwayat

hipertensi

Jumlah P

N (23) % N (44) %

12. Frekuensi

kebiasaan

olahraga

0,165

jarang 10 45,5% 12 54,5% 22

Tidak pernah 3 18,8% 13 81,3% 16

10. Memiliki gejala

stress (tertekan,

murung dll)

1,000

ya 7 35,0% 13 65,0% 20

tidak 16 34,0% 31 66,0% 47

11. Kebiasaan

penggunaan

minyak jelantah

0,172

jarang 4 66,7% 2 33,3% 6

Tidak pernah 19 31,7% 41 68,3% 60

12. Kebiasaan

konsumsi pil

KB

1,000

ya 0 0,0%% 1 100,0% 1

tidak 23 34,8% 43 65,2% 66

13. Kebiasaan

konsumsi MSG

1,000

ya 12 35,3% 22 64,7% 34

tidak 11 33,3% 22 66,7% 33

14. Frekuensi

konsumsi MSG

0,139

sering 5 23,8% 16 76,2% 21

sedang 7 53,8% 6 46,2% 13

15. Kebiasaan

konsumsi

daging kambing

0,002

ya 4 17,4 26 59,1 30

Tidak 19 82,6 18 40,9 37

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh bahwa proporsi kejadian hipertensi

berdasarkan gaya hidup adalah: lebih banyak pada calon jamaah haji yang

mengkonsumsi makanan asin (37,0%) dengan frekuensi jarang (42,9%) namun

Page 73: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

57

konsumsi asin dan frekuensi konsumsi asin tidak berhubungan dengan riwayat

hipertensi dengan masing-masing nilai p value= 0,587, 1,000 dan 0,477, lebih banyak

pada responden yang mengkonsumsi makanan berlemak (37,0%) dengan frekuensi

jarang (42,9%) namun mengkonsumsi makanan berlemak dan frekuensi konsumsi

makanan berlemak tidak berhubungan dengan riwayat hipertensi dengan masing-

masing nilai p value= 0,587, 1,000 dan 0,318, lebih banyak pada responden yang tidak

merokok (35,4%) dengan nilai p value 0,542, lebih banyak pada responden yang tidak

minum minuman berkafein (35,4%) dengan frekuensi tidak konsumsi sebanyak

(78,3%) namun terdapat hubungan antara minum minuman berkafein dengan riwayat

hipertensi dengan nilai p value= 0,036 tetapi frekuensi minum minuman berkafein

tidak berhubungan dengan riwayat hipertensi dengan nilai p value= 0,342, lebih banyak

pada responden yang tidak olahraga (37,3%) dengan proporsi frekuensi terbanyak

jarang (45,5%) dengan nilai p value= 0,547, 0,339 dan 0,165, lebih banyak pada

responden yang memiliki gejala stress sebesar (35,0%) namun tidak terdapat hubungan

antara stress dengan riwayat hipertensi dengan p value= 1,000, lebih banyak pada

responden yang menggunakan minyak jelantah dengan frekuensi jarang (66,7%)

namun tidak terdapat hubungan antara frekuensi konsumsi minyak jelantah dengan

riwayat hipertensi dengan nilai p value= 0,172 , tidak menggunakan pil KB (34,8%)

dengan p value 1,000, mengkonsumsi MSG (35,3%) dengan frekuensi sedang (53,8%)

namun tidak terdapat hubungan antara konsumsi MSG dan frekuensi konsumsi MSG

dengan riwayat hipertensi dengan nilai p value= 1,000 dan 0,139, dan tidak

mengkonsumsi daging kambing (51,4%) namun terdapat hubungan antara konsumsi

daging kambing dengan riwayat hipertensi dengan nilai p value= 0,002.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Karakteristik Responden

4.4.1.1 Umur Responden

Pada penelitian ini proporsi kejadian hipertensi paling banyak dialami

oleh responden yang berusia <60 tahun dan tidak terdapat hubungan antara peningkatan

usia dengan riwayat hipertensi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Martiningsih yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan derajat

Page 74: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

58

hipertensi dengan p value=0,061.48 Hal tersebut berbeda dengan penelitian Aisyiah31

dan Irza32 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara faktor usia dengan

hipertensi dan resiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. Sejalan dengan

bertambahnya umur hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, lebih dari

setengah orang yang berusia 60-69 tahun dan tiga perempat dari orang yang berusia 70

tahun mengalami peningkatan terjadinya hipertensi.19 individu yang berumur >60

tahun 50-60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg

karena pengaruh degenerasi pada orang yang bertambah usianya. 30

Umur merupakan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Arteri kehilangan

elastisitas atau kelenturan seriring bertambahnya usia, kebanyakan orang hipertensinya

meningkat ketika berumur lima puluhan dan enam puluhan. 33Hasil penelitian

Krummel juga menyatakan semakin bertambahnya umur hampir setiap orang

mengalami kenaikan tekanan darah.34 dalam penelitian ini peningkatan umur bukan

merupakan faktor risiko, hal ini dimungkinkan bahwa terdapat faktor lain yang

mempengaruhi kejadian hipertensi pada responden yaitu faktor genetik dan gaya hidup

tertentu.

4.4.1.2 Jenis Kelamin

Pada penelitian ini proporsi kejadian hipertensi lebih banyak dialami oleh

responden perempuan daripada laki-laki. Namun setelah dilakukan analisis bivariat

tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan riwayat hipertensi. Hasil ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Erlyna Nur Syahrini dkk yang

menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian

hipertensi dengan nilai p value= 0,16140 dan penelitian yang dilakukan oleh Martati

Siringoringo dkk dengan nilai p value=0,737.47 Dalam penelitian ini didapatkan

kecenderungan riwayat hipertensi lebih banyak terjadi pada perempuan, hal ini sesuai

dengan teori bustan yang menyatakan bahwa perempuan lebih banyak yang menderita

hipertensi daripada laki-laki, hal ini disebabkan karena terdapatnya hormon estrogen

pada perempuan. 32Hormon estrogen berperan dalam regulasi tekanan darah,

berhentinya produksi estrogen akibat proses penuaan berdampak pada peningkatan

Page 75: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

59

tekanan darah pada perempuan.33 Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Kurniasih yang menyebutkan bahwa jenis kelamin penderita hipertensi lebih

banyak terjadi pada wanita (76,7%). 35Dan penelitian Rustiana juga menyebutkan

bahwa gambaran faktor risiko jenis kelamin pada pasien hipertensi di wilayah kerja

puskesmas ciputat timur 2014 lebih dominan pada jenis kelamin perempuan (67,2%).

36 Dalam buku yang ditulis oleh Nurrahmani mengatakan bahwa laki-laki memiliki

risiko lebih tinggi menderita hipertensi lebih awal. Sedangkan diatas 50 tahun

hipertensi lebih banyak terjadi pada perempuan. 30

4.4.1.3 Riwayat Keturunan Hipertensi dalam Keluarga

Proporsi kejadian hipertensi lebih banyak dialami oleh responden yang

memiliki riwayat hipertensi di keluarganya. Dan setelah dilakukan analisis bivariat

didapatkan adanya hubungan antara riwayat keluarga menderita hipertensi dengan

riwayat hipertensi pada responden (p value=0,002). Hal ini berhubungan dengan

peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potassium terhadap

sodium. Individu dengan orang tua hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar

untuk menderita hipertensi daripada individu yang tidak mempunyai keluarga dengan

riwayat hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial terdapat

riwayat hipertensi di keluarga.34 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kartikasari yang menyebutkan bahwa riwayat keluarga terbukti merupakan faktor

risiko terjadinya hipertensi dengan nilai p=0,000. 25Dan penelitian yang dilakukan Aris

Sugiharto juga menyebutkan bahwa riwayat keluarga merupakan faktor risiko

terjadinya hipertensi dengan nilai p=0,0001.6 Dan penelitian yang dilakukan oleh

Rustiana juga menyebutkan bahwa responden yang memiliki riwayat hipertensi di

keluarga presentasenya lebih besar yaitu (58,2%) dibandingkan dengan responden

yang tidak memiliki riwayat hipertensi di keluarganya (41,8%).36

4.4.1.4 Pendidikan terakhir responden

Berdasarkan hasil analisis univariat didapatkan bahwa proporsi riwayat

hipertensi cenderung terjadi pada responden pendidikan terakhirnya S-1, namun hasil

analisis bivariat didapatkan tidak adanya hubungan antara pendidikan terakhir dengan

riwayat hipertensi (p value= 0,255). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Page 76: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

60

oleh Martati Siringoringo yang menyebutkan bahwa tidak adanya hubungan antara

tingkat pendidikan dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value=0,855.47 Hal ini

dimungkinkan bahwa faktor yang mempengaruhi riwayat hipertensi pada calon jamaah

haji Bekasi merupakan faktor genetik dan gaya hidup tertentu.

4.4.1.5 Hasil pengukuran tekanan darah responden

Berdasarkan analisis univariat didapatkan bahwa proporsi hasil pengukuran

tekanan darah pada responden yang memiliki riwayat hipertensi cenderung hipertensi

dibandingkan normal dan menurut hasil analisis bivariat didapatkan hubungan antara

hasil pengukuran tekanan darah dengan riwayat hipertensi (p value=0,004). Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyaningrum pada lansia di Jember

yang menyatakan bahwa sebagian besar hasil pengukuran tekanan darah responden

hipertensi yaitu hipertensi grade 1 sebesar 48%.45

4.4.2 Kepatuhan penggunaan obat pada calon jamaah haji yang memiliki

riwayat hipertensi

Berdasarkan hasil analisis univariat didapatkan 16 calon jamaah haji yang

memiliki riwayat hipertensi memiliki kepatuhan penggunaan obat tinggi (69,6%). Hal

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Mutmainah dkk mengenai hubungan

antara kepatuhan penggunaan obat dengan penurunan tekanan darah didapatkan bahwa

pasien hipertensi di RS Daerah Surakarta mayoritas (69,6%) memiliki tingkat

kepatuhan penggunaan obat yang tinggi. Tingginya kepatuhan berpengaruh pada

peningkatan tercapainya tekanan darah optimum dan penurunan komplikasi hipertensi.

Tingkat kepatuhan penggunaan obat dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu faktor

social-ekonomi, faktor sitem kesehatan, faktor kondisi penyakit, faktor terapi dan

faktor pasien. 37Dalam penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa tingkat kepatuhan

mempengaruhi keberhasilan terapi (18,03%).

4.4.3 Pengawasan Keluarga terhadap pengendalian hipertensi pada calon

jamaah haji dengan riwayat hipertensi

Berdasarkan analisis univariat didapatkan 16 calon jamaah haji yang memiliki

riwayat hipertensi memiliki pengawasan keluarga yang baik. Adanya pengawasan

keluarga dalam pengendalian hipertensi merupakan bentuk dukungan keluarga agar

Page 77: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

61

responden tetap dalam kondisi sehat. Fungsi keluarga menurut Andika harus

memberikan kenyamanan emosional anggota dan membantu anggota dalam

membentuk identitas. Oleh karena itu penting adanya dukungan keluarga kepada

responden untuk mencegah terjadinya hipertensi yang lebih parah dengan cara

menganjurkan olahraga, memperhatikan makanan yang tidak banyak garam dll. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan Dalyoko dkk bahwa terdapat hubungan antara

pengawasan keluarga dengan upaya pengendalian hipertensi (p=0,016) pada lansia di

posyandu lansia Wilayah kerja puskesmas Mojosongo Boyolali.38

4.4..4 Risiko Hipertensi berdasarkan Gaya Hidup Responden

Berdasarkan analisis univariat didapatkan bahwa kejadian hipertensi lebih

banyak pada calon jamaah haji yang mengkonsumsi makanan asin (37,0%) dengan

frekuensi jarang (42,9%). Namun setelah dilakukan analisis bivariat didapatkan tidak

adanya hubungan antara konsumsi makanan asin dan frekuensi konsumsi makanan asin

antara sering dengan sedang dan jarang dengan tidak pernah dengan riwayat hipertensi

(p value= 0,587, 1,000 dan 0,477 ).Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Rustiana bahwa pasien hipertensi yang mengkonsumsi asin masih tinggi (69,7%).

36 dan penelitian yang dilakukan oleh Estiningsih menyebutkan bahwa tidak ada

hubungan antara konsumsi makanan tinggi natrium dengan kejadian hipertensi dengan

nilai p value= 0,471.49 Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Indrawati

menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan konsumsi

asin terhadap kejadian hipertensi (p=0,001) dan jika dilihat dari nilai OR (adjusted)

ternyata kebiasaan makan asin sering atau jarang tidak berbeda besar risiko terhadap

kejadian hipertensi setelah dikontrol dengan status ekonomi, jenis kelamin, umur,

pendidikan, wilayah tinggal, minuman berkafein dan bumbu penyedap.24 Ketika

sesorang mengkonsumsi garam dan makanan asin berlebih maka kadar natrium

didalam tubuh akan meningkat sehingga akan meretensi air dan menyebabkan volume

intravaskular meningkat sehingga memicu terjadinya hipertensi.5 hal ini dimungkinkan

bahwa faktor yang berhubungan dengan riwayat hipertensi pada penelitian ini adalah

faktor genetik dan gaya hidup lain dibandingkan dengan konsumsi asin.

Page 78: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

62

Berdasarkan kebiasaan konsumsi makanan berlemak proporsi kejadian

hipertensi lebih banyak pada calon jamaah haji yang mengkonsumsi makanan

berlemak (37,0%) dengan frekuensi jarang (42,9%). Namun setelah dilakukan analisis

bivariat didapatkan tidak adanya hubungan antara konsumsi lemak dan frekuensi

konsumsi lemak antara sering dengan sedang dan jarang dengan tidak pernah dengan

hipertensi (p value=0,587 , 1,000 dan 0,318). Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Ismuningaih dan Estiningsih yang menyebutkan bahwa tidak adanya

hubungan antara konsumsi lemak dengan tekanan darah (p=0,150 dan 0,676)49,50 dan

penelitian yang dilakukan oleh Kartikasari yang menyebutkan bahwa konsumsi lemak

bukan merupakan faktor risiko hipertensi (p value=0,050).7 berbeda dengan penelitian

yang dilakukan oleh Sugiharto yang menyebutkan bahwa kebiasaan konsumsi lemak

jenuh merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi (p=0,022).6 Konsumsi lemak yang

berlebih akan menimbulkan munculnya plak didalam pembuluh darah sehingga terjadi

penyempitan pembuluh darah yang akan menyebabkan tekanan arteri perifer

meningkat yang pada akhirnya akan terjadi hipertensi.5 hal ini dimungkinkan bahwa

faktor yang berhubungan dengan riwayat hipertensi pada responden adalah faktor

genetik dan gaya hidup lain.

Berdasarkan kebiasaan merokok proporsi kejadian hipertensi lebih banyak

pada calon jamaah haji yang tidak merokok (35,4%) dan setelah dilakukan analisis

bivariat tidak didapatkan hubungan antara kebiasaan merokok dengan riwayat

hipertensi dengan p value=0,542. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

South dkk bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara gaya hidup merokok

dengan kejadian hipertensi (p=0,447).39 Penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan

Setiawan juga menyebutkan bahwa sebagian besar penderita hipertensi merupakan

bukan perokok (80%) dan setelah dilakukan anlisis multivariat didapatkan nilai

signifikansi (p=0,057) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara perilaku

merokok dengan kejadian hipertensi. 39 Hasil penelitian Riskesdas 2007 menyebutkan

bahwa faktor merokok yang berisiko terhadap hipertensi adalah yang pernah merokok,

sedangkan calon jamaah haji yang sebagian besar berjenis-kelamin perempuan

Page 79: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

63

mengaku tidak pernah merokok sehingga proporsi hipertensi lebih banyak pada

responden yang tidak merokok. 40 Kandungan nikotin didalam rokok akan

mengaktivasi pelepasan norepinefrin dari ujung-ujung saraf adrenergik yang akan

mengakibatkan terjadinya vasokonstriksi pembuluh darah, hal ini akan terjadi bila

seseorang mengkonsumsi rokok ≥ 1 batang perhari kurang lebih selama 1 tahun.30 Hal

ini dimungkinkan bahwa faktor yang berhubungan dengan riwayat hipertensi adalah

faktor genetik dan gaya hidup lain.

Berdasarkan kebiasaan konsumsi minuman berkafein proporsi kejadian

hipertensi lebih banyak pada calon jamaah haji yang tidak minum minuman berkafein

(35,4%) dengan frekuensi tidak konsumsi sebanyak (78,3%). Namun setelah dilakukan

analisis bivariat didapatkan adanya hubungan antara minum minuman berkafein

dengan riwayat hipertensi dengan nilai p value=0,036. Namun frekuensi minum

minuman berkafein tidak berhubungan dengan hipertensi dengan nilai p value= 0,342.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rita Rachmawati dan Dian

Daniati yang menyebutkan bahwa ada hubungan antara minum kopi dengan kejadian

hipertensi (p value=0,000).51 Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rachmawati dkk yang menyebutkan bahwa tidak terdapat hubungan antara konsumsi

kopi dengan kejadian hipertensi (p=0,457). 41dan juga penelitian yang dilakukan oleh

Erlyna dkk yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara

konsumsi minuman berkafein dengan kejadian hipertensi (P=0,950).42

Berdasarkan kebiasaan olahraga proporsi kejadian hipertensi lebih banyak pada

calon jamaah haji yang tidak olahraga (37,3%) dengan proporsi frekuensi terbanyak

jarang (45,5%). Namun setelah dilakukan analisis bivariat didapatkan tidak adanya

hubungan antara olahraga dan frekuensi olahraga antara sering dengan sedang dan

jarang dengan tidak pernah dengan riwayat hipertensi dengan nilai p value=0,547,

0,339 dan 0,165. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suparto yang

menyebutkan bahwa tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dan olahraga dengan

kejadian hipertensi dengan nilai p value= 0,117 dan 0,102.52 Hal ini berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Arga bahwa responden yang jarang atau tidak pernah

Page 80: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

64

olahraga memiliki tekanan sistolik rata-rata 136,76 dan tekanan sistolik maksimal 180

mmHg sedangkan responden yang berolahraga memiliki tekanan sistolik maksimal 150

mmHg.34 dan penelitian Aris Sugiharto juga menyebutkan bahwa olahraga tidak ideal

merupakan faktor risiko hipertensi (p=0,043).6 menurut penelitian Tirka dan Sudana

juga menyebutkan bahwa kasus hipertensi lebih banyak terjadi pada responden yang

kurang melakukan aktivitas fisik (47,7%). 42Olahraga adalah sebuah vasodilator yang

dapat mengembangkan pembuluh darah dan mengoptimalkan otot jantung untuk

beradaptasi dan bekerja lebih efisien dalam memompa darah. Seseorang yang malas

berolahraga akan meningkatkan terjadinya hipertensi karena otot jantung tidak bekerja

secara efisien dan perlu bekerja lebih keras untuk memompa darah.13

Berdasarkan seringnya bergejala stress proporsi kejadian hipertensi lebih

banyak pada calon jamaah haji stress (35,0%) daripada yang tidak stress. Namun

setelah dilakukan analisis bivariat tidak didapatkan hubungan antara gejala stress

dengan riwayat hipertensi dengan p value= 1,000. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Suparto yang menyebutkan bahwa tidak adanya hubungan antara

stress kejiwaan dengan kejadian hipertensi dengan nilai p value=0,177.52 Berbeda

dengan penelitian yang dilakukan oleh Aris Sugiharto yang menyebutkan bahwa stress

merupakan faktor risiko hipertensi (p=0,008).6 Penelitian yang dilakukan oleh Hesti

Rahayu juga menyebutkan bahwa stress memiliki hubungan bermakna dengan kejadian

hipertensi.36 Penelitian Suheni menyebutkan bahwa responden yang mengalami stress

memiliki faktor risiko terkena hipertensi sebesar 9,333 kali lebih tinggi daripada

responden yang tidak mengalami stress.36 menurut buku Nurrahmani disebutkan bahwa

stress akan memicu aktivitas saraf simpatis sehingga akan meningkatkan resistensi

pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan meningkatkan tekanan

darah.30

Berdasarkan kebiasaan konsumsi minyak jelantah proporsi kejadian hipertensi

lebih banyak pada calon jamaah haji yang menggunakan minyak jelantah dengan

frekuensi jarang (66,7%). Namun setelah dilakukan analisis bivariat tidak didapatkan

hubungan antara penggunaan minyak jelantah dengan riwayat hipertensi (p value=

Page 81: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

65

0,172). Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Aris Sugiharto yang

menyebutkan bahwa minyak jelantah terbukti sebagai faktor risiko hipertensi

(p=0,0001).6 penggunaan minyak jelantah dalam masakan akan meningkatkan kadar

kolesterol didalam darah sehingga akan meningkatkan risiko terbentuknya

aterosklerosis yang akan meningkatkan tekanan darah dan risiko hipertensi.6 Hal ini

dimungkinkan bahwa terdapat faktor lain yang berhubungan dengan riwayat hipertensi

yaitu faktor genetik dan gaya hidup lain.

Berdasarkan kebiasaan konsumsi pil KB proporsi kejadian hipertensi lebih

banyak pada calon jamaah haji yang tidak menggunakan pil KB. Namun setelah

dilakukan analisis bivariat tidak didapatkan hubungan antara konsumsi pil KB dengan

riwayat hipertensi dengan nilai p value=1,000. Hal ini berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Suparto yang menyebutkan bahwa penggunaan konstrasepsi estrogen

memiliki hubungan bermakna dengan kejadian hipertensi (p=0,001) 42dan penelitian

yang dilakukan oleh Aris Sugiarto yang menyebutkan bahwa penggunaan pil KB >12

tahun merupakan faktor risiko hipertensi (p=0,012).6 dan penelitain yang dilakukan

oleh Zahidah dkk menyebutkan bahwa proporsi tekanan darah tinggi lebih banyak pada

responden yang menggunakan alat kontrasepsi pil (47,1%). hal ini dimungkinkan

bahwa dari 23 responden yang memiliki riwayat hipertensi mengaku tidak pernah

mengkonsumsi pil KB. Kontrasepsi oral yang berisi estrogen dan progesteron akan

meningkatkan aktivitas renin-angiotensin-aldosteron sehingga menyebabkan retensi

natrium sehingga terjadi vasokonstriksi pembuluh darah ginjal dan sistemik sehingga

akan memicu peningkatan tekanan darah.30 Hal ini dimungkinkan bahwa yang

berhubungan dengan riwayat hipertensi pada responden adalah faktor genetik dan gaya

hidup lain.

Berdasarkan kebiasaan konsumsi MSG proporsi hipertensi lebih banyak pada

calon jamaah haji yang mengkonsumsi MSG (35,3%) dengan frekuensi sedang

(53,8%). Namun setelah dilakukan analisis bivariat didapatkan bahwa tidak adanya

hubungan antara konsumsi MSG dan frekuensi konsumsi MSG dengan riwayat

hipertensi dengan nilai p value= 1,000 dan 0,139. Hal ini berbeda dengan penelitian

Page 82: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

66

yang dilakukan oleh Indrawaty yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara konsumsi bumbu penyedap (MSG) dengan kejadian hipertensi

(p=0,008) dan OR yang menyebutkan bahwa tidak berbeda besar risiko antara yang

mengkonsumsi bumbu penyedap dengan frekuensi sedang atau jarang.24 MSG dalam

bahasa kimianya monosodium klorida atau natrium klorida merupakan penyebab atau

faktor risiko hipertensi karena ion natriumnya. Jadi, sekalipun tidak mengkonsumsi

garam, kadar ion natrium akan tetap tinggi karena konsumsi MSG dan akan memicu

terjadinya hipertensi.43 Namun dalam penelitian ini tidak didapatkan hubungan antara

konsumsi MSG dengan riwayat hipertensi karena dimungkinkan bahwa faktor yang

berhubungan dengan riwayat hipertensi adalah faktor genetik dan gaya hidup lain.

Berdasarkan kebiasaan konsumsi daging kambing proporsi kejadian hipertensi

lebih banyak pada calon jamaah haji yang tidak mengkonsumsi daging kambing

(51,4%). Namun setelah dilakukan analisis bivariat didapatkan adanya hubungan

antara konsumsi daging kambing dengan riwayat hipertensi dengan nilai p value=

0,002. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Afid M.D dan Nurmasitoh

yang menyebutkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah rata-rata antara sebelum

dan sesudah mengonsumsi sate daging kambing baik tekanan darah sistol maupun

diastole (p=0,000) dalam penelitian tersebut menyebutkan bahwa konsumsi daging

kambing dapat meningkatkan tekanan darah sistol dan diastole secara akut pada orang

dewasa muda yang normotensi. dan penelitian yang dilakukan oleh Siti juga

menyebutkan bahwa konsumsi daging kambing merupakan pencetus terjadinya

hipertensi.45

Page 83: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

67

4.5 KETERBATASAN PENELITIAN

a. Jumlah sampel yang tidak memenuhi populasi target menyebabkan penelitian

ini tidak bisa di generalisasi dan hanya berlaku pada calon Jamaah Haji kota

Bekasi Kloter 34 dan 54

b. Pengambilan Data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh calon

jamaah haji ada yang mengisi sendiri dan ada yang di wawancara sehingga

memungkinkan terjadinya recall bias dan bersifat subyektif

c. Pada penelitian ini tidak dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan

untuk mengukur faktor risiko kejadian hipertensi berdasarkan status gizi

d. Pengukuran Tekanan darah dilakukan oleh peneliti dibantu teman peneliti

hanya dilakukan sekali sehingga masih memungkinkan terjadinya bias

Page 84: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

68

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN

Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelompok riwayat hipertensi dan

tidak ada riwayat hipertensi pada calon jamaah haji Bekasi kloter 34 dan 54

tahun 2017 adalah faktor genetik/riwayat keturunan hipertensi (p value 0,002)

faktor gaya hidup berupa kebiasaan minum minuman berkafein (p value=0,036)

dan kebiasaan konsumsi daging kambing (p value=0,002). Dan faktor-faktor

yang tidak berhubungan dengan kelompok riwayat hipertensi dan tidak ada

riwayat hipertensi adalah usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, kebiasaan

konsumsi makanan asin, makanan berlemak, pil KB, olahraga, merokok,

menggunakan minyak jelantah dalam masakan, sering memiliki gejala stress

kejiwaan dan konsumsi MSG. Adanya faktor-faktor risiko yang cenderung

dimiliki oleh responden yang memiliki riwayat hipertensi memiliki prosentase

lebih besar dibandingkan dengan responden yang tidak memiliki riwayat

hipertensi seperti:

1. riwayat hipertensi di keluarga

2. Kebiasaan konsumsi makanan asin

3. kebiasaan konsumsi makanan berlemak

4. tidak biasa olahraga

5. menggunakan minyak jelantah

6. kebiasaan konsumsi MSG

68

Page 85: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

69

5.2 SARAN

Bagi Tempat pemeriksaan kesehatan untuk calon jamaah haji (puskesmas,

rumah sakit kabupaten dan rumah sakit rujukan)

1. Melakukan pemeriksaan secara detail mengenai faktor-faktor risiko terkait

dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah haji dan memberikan edukasi

mengenai cara mengontrol tekanan darah yang benar dan minum obat

secara teratur untuk mencegah terjadinya komplikasi

2. Melakukan edukasi kepada seluruh calon jamaah haji baik yang memiliki

riwayat hipertensi maupun tidak untuk melaksanakan gaya hidup sehat dan

olahraga rutin

Bagi kantor wilayah Kementerian Agama kota Bekasi

1. Perlu dilakukan kerjasama antarsektoral dengan kementerian kesehatan

terkait pedoman pembinaan calon jamaah haji

2. Perlunya untuk menambahkan bimbingan haji terkait penyakit kronik dan

cara pencegahan terhadap timbulnya penyakit kronik

Bagi peneliti selanjutnya

1. Perlunya revisi tentang kuesioner dan melakukan modifikasi pertanyaan-

pertanyaan yang kurang valid

2. Penelitian lanjut tentang deteksi faktor risiko penyakit-penyakit kronik dan

perilaku pengobatan pada jamaah haji perlu di lanjutkan baik pada resiko

tinggi maupun tidak

3. Penelitian dengan subyek yang lebih heterogen agar hasilnya dapat di

generalisasi untuk populasi umum

Bagi tenaga kesehatan haji Indonesia

Perlunya untuk memperhatikan kondisi kesehatan jamaah haji yang memiliki

risiko tinggi terutama yang memiliki hipertensi agar memperhatikan gaya

hidup, aktivitas, minum obat teratur, cukup istirahat serta mendatangi tenaga

kesehatan jika ada keluhan

Page 86: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

70

DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo, AW. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 6th ed. jakarta: Interna

Publishing; 2014. 2259-2281 p.

2. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) 2013. Lap Nas 2013. 2013;88–90.

3. Kementerian Kesehatan RI. petugas haji perlu cermati jamaah haji RISTI. 2016;

Available from: www.depkes.go.id

4. Kementerian Kesehatan RI. Laporan Kinerja 2015. 2015; Available from:

http://palembang.go.id/tampung/dokumen/lakip2014/lakip_2014.pdf

5. Sutomo, Budi. Menu Sehat Penakluk Hipertensi. I. Wahyu H, editor. Tangerang:

PT Agro Media Pustaka; 2009. 20-22 p.

6. Sugiharto A. Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat (Studi

Kasus di Kabupaten Karanganyar). Tesis.Universitas Diponegoro Semarang;

2007.

7. Nurarima A. Faktor Risiko Hipertensi pada Masyarakat di Desa Kabongan

Kidul, Kabupaten Rembang. Media Medika Muda. 2012. 1-26 p.

8. Kementerian Kesehatan RI. Infodatin-Haji-2015 prevalensi cardiovaskular pada

jamaah haji 2015.pdf. Pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan RI.

2015;1–6.

9. Probosuseno, Uyainah A, Rustika, Lutfi S H, Fajar MY, Idris F, et all. Buku

Prosiding Temu Ilmiah Nasional Haji dan Umrah 2016. In Jakarta: Interna

Publishing; 2016. p. 17.

10. Kemenkes.RI. Pusdatin Hipertensi. Infodatin [Internet]. 2014;(Hipertensi):1–7.

Available from:

Page 87: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

71

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ca

d=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjIzfDJsYPKAhVSA44KHUmSDasQFggZMA

A&url=http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infoda

tin/infodatin-hipertensi.pdf&usg=AFQjCNHWLiHieCeL1Ksg4Tr_yx

11. Tedjasukmana P. Tata Laksana Hipertensi. Cdk. 2012;39(4):251–5.

12. Kemenkes.RI. Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. 2013;13.

13. Kowalski R. terapi hipertensi: program 8 minggu menurunkan tekanan darah

tinggi dan mengurangi risiko serangan jantung dan stroke secara alami. I. Astuti

R, editor. Bandung: Qanita; 2010. 40-43 p.

14. Marliani L dan TH. 100 Questions & Answers Hipertensi. I. Dulhalim, editor.

Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2007. 11 p.

15. Tambayong J. Patofisiologi untuk Keperawatan. I. Monica Ester, editor. Jakarta:

EGC; 2000. 95 p.

16. Soenarta AA, Erwinanto, Mumpuni ASS, Barack R, Lukito AA, Hersunarti N,

et al. Pedoman tatalaksana hipertensi pada penyakit kardiovaskular.

Jakarta:Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia 2015;1:1–2.

17. James PA, Oparil S, Carter BL, Cushman WC, Dennison-Himmelfarb C,

Handler J, et al. 2014 Evidence-Based Guideline for the Management of High

Blood Pressure in Adults. Jama [Internet]. 2014;311(5):507. Available from:

http://jama.jamanetwork.com/article.aspx?doi=10.1001/jama.2013.284427

18. Prasetyaningrum YI. Hipertensi Bukan Untuk Ditakuti. I. Diah A, editor.

Jakarta: Fmedia; 2014. 20-25 p.

19. Verdecchia P, Angeli F, Mancia G, Fagard R, Narkiewicz K, Redon J, et al. How

can we use the results of ambulatory blood pressure monitoring in clinical

practice? Hypertension [Internet]. 2016;11(3):102–7. Available from:

Page 88: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

72

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17452760%5Cnhttp://www.ncbi.nlm.nih

.gov/pubmed/26668021%5Cnhttp://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.

fcgi?artid=PMC4741044%5Cnhttp://cjasn.asnjournals.org/cgi/doi/10.2215/CJ

N.08530815%5Cnhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/

20. Sastroasmoro S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 3rd ed. Jakarta:

Sagung Seto; 2010. 97-118 p.

21. Dahlan M.S. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang

Kedokteran dan Kesehatan. 2nd ed. Jakarta: Sagung Seto; 2009. 81-82 p.

22. Iwan, Ariawan. Sampel Untuk Estimasi Proporsi. Jakarta: Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Indonesia; 20 p.

23. Sastroasmoro S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 3rd ed. Jakarta:

Sagung Seto; 2010. 84-88 p.

24. Setyanda, G.o.Y., Sulastri, D., Lestari Y. Artikel Penelitian Hubungan Merokok

dengan Kejadian Hipertensi pada Laki- Laki Usia 35-65 Tahun di Kota Padang.

Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas. 2015;4(2):434–40.

25. Indrawati L. Hubungan Pola Kebiasaan Konsumsi Makanan Masyarakat Miskin

dengan Kejadian Hipertensi di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan

Biomedis dan Farmasi. 2009;4(19):174–84.

26. Pusparani ID. Gambaran Gaya Hidup Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas

Ciangsana Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor. Skripsi. Jakarta: UIN

Jakarta;2016. 1-78 p.

27. Murti B. Validitas dan Reliabilitas Pengukuran. Matrikulasi Program Studi

Doktoral. 2011;1–19.

28. Tantur S. Panduan Penelitian untuk Skripsi Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:

Diandra; 2017. 20-23 p.

Page 89: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

73

29. Sastroasmoro S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 3rd ed. Jakarta:

Sagung Seto; 2010. 33-41 p.

30. Nurrahmani. Stop Hipertensi. Jakarta: Familia; 2012.

31. Aisyiah FN. Faktor Risiko Hipertensi Pada Empat Kabupaten / Kota Dengan

Prevalensi Hipertensi Tertinggi di Jawa dan Sumatera.Skripsi. Bogor:IPB; 2009.

32. Irza S. Analisis faktor risiko hipertensi pada masyarakat nagari bungo tanjung,

sumatera barat [Internet]. 2009. Available from:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14464/1/09E02696.pdf

33. Staessen JA, Wang J, Bianchi G, Birkenhäger WH. Essential hypertension.

Lancet. 2003;361(9369):1629–41.

34. Krummel DA. Medical Nutrition Therapy in Hypertension. USA: Saunders Co;

2004.

35. Kurniasih I, Setiawan, Riza M. Analisis Faktor Risiko Kejadian Hipertensi di

Puskesmas Srondol Semarang Periode Bulan September – Oktober 2011. Jurnal

Kedokteran Muhammdaiyah. 2013;1(2):54–9.

36. Rustiana. Gambaran Faktor Resiko Pada Penderita Hipertensi Di Puskesmas

Ciputat Timur Tahun 2014. Skripsi. Jakarta: UIN Jakarta;2014.

37. De Geest S, Sabaté E. Adherence to long-term therapies: Evidence for action.

Eur J Cardiovasc Nurs. 2003;2(4):323.

38. Dalyako DAP. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Upaya Pengendalian

Hipertensi Pada Lansia di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas

Mojosongo Boyolali. Skripsi.Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta;

2010.

39. Suoth M, Bidjuni H, Malara RT. Hubungan Gaya Hidup dengan Kejadian

Page 90: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

74

Hipertensi di Puskesmas Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa

Utara. ejournal keperawatan (e-Kp). 2014;2(1):1–10.

40. Syahrini EN, Susanto HS, Udiyono A. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Primer

Di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat

[Internet]. 2012;1(2):315–25. Available from:

http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

41. Rachmawati YD. Hubungan Antara Gaya Hidup Dengan Kejadian Hipertensi

Pada Usia Dewasa Muda Di Desa Pondok Kecamatan Nguter Kabupaten

Sukoharjo. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2013.

42. Mei P, Shinta P, Tirka W, Sudhana IW. Prevalensi dan Gambaran Faktor Risiko

Hipertensi pada Usia Dewasa di Wilayah Kerja Tabanan II Periode Mei

2012.Jurnal Kedokteran. 2012;

43. Ramadhan AJ. Mencermati Berbagai Gangguan pada Darah dan Pembuluh

Darah. Pangambaraan.K.S. editor.Jogjakarta: Diva Press; 2010. 108-109 p.

44. Afid, M.D N. Efek konsumsi daging kambing terhadap tekanan darah.Jurnal

Kesehatan Masyarakat. 2016;10(1):85–90.

45. Widyaningrum S. Hubungan Antara Konsumsi Makanan Dengan Kejadian

Hipertensi Pada Lansia (Studi di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Jember).

Skripsi. Jember: Universitas Jember; 2012.

46. Rosidi A, handarsari E, Mahmudah M. Hubungan kebiasaan cuci tangan dan

sanitasi makanan dengan kejadian diare pada anak SD Negeri Podo 2 kecamatan

kedungwuni kebupaten pekalongan. J Kesehat Masyarakat Indonesia. 2010; 6: 76-84.

47. Siringoringo M,Hiswani,Jemadi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan

hipertensi pada lansia di desa Sigaol Simbolong Kabupaten Simosir tahun

2013.Departemen epidemiologi fakultas kesehatan masyarakat USU;2013.

Page 91: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

75

48. Martiningsih. Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya

hipertensi primer pada pasien di poliklinik penyakit dalam RSUD Bima ditinjau dari

perspektif keperawatan self-care orem.Tesis.Depok:Universitas Indonesia;2011.

49. Estiningsih HS. Hubungan indeks massa tubuh dan faktor lain dengan kejadian

hipertensi pada kelompok usia 18-44 tahun di kelurahan Sukamaju Depok rahun 2012.

Skripsi. Depok: Universitas Indonesia; 2012.

50. Ismuningsih R. Pengaruh konsumsi lemak terhadap tekanan darah penderita

hipertensi rawat jalan di rumah sakit PKU Muhammadiyan Surakarta. Skripsi.

Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta;2013.

51. Rachmawati R, Dian Daniyati. Hubungan kebiasaan minum kopi terhadap tingkat

hipertensi.Jurnal ners community. 2016;07 (2): 149-161.

52. Suparto. Faktor risiko yang paling berperan terhadap hipertensi pada masyarakat di

Kecamatan Jatipuro kabupaten Karanganyar tahun 2010. Tesis. Surakarta: Universitas

Negeri Surakarta; 2010.

53. Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomor 15 tahun 2016 tentang

Istithaah Kesehatan Jamaah Haji [Online].; 2016 [ sitasi 2016 juni 15]. h. 4-10. Diakses

dari: http://kalsel.kemenag.go.id./files/kalses/file/file/HajiZakatdanWakaf/

Permenkes_15_2016_Istitaah_Kesehatan_Jamaah_Haji(1).pdf

54. Pusat kesehatan haji. Pedoman teknis pemeriksaan kesehatan Jamaah haji. Jakarta:

kementerian kesehatan RI; 2010 . h. 3-17.

55. Sekretariat jenderal pusat kesehatan haji. Pemeriksaan dan pembinaan kesehatan

haji mencapai istithaah kesehatan Jamaah haji untuk menuju keluarga sehat ( petunjuk

teknis Permenkes nomor 15 tahun 2016). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia; 2017. h. 11-42.

56. Kementerian Agama RI, Al Quranul Karim dan Terjemahanya Surat Ali Imran 97, tentang

perintah menjalankan ibadah haji. Jakarta, 2010.

Page 92: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

76

57. Shihab, M.Quraisy. Tafsir Al-Mishbah (pesan, kesan dan keserasian Al-Qur'an) . Jakarta:

Lentera Hati. 2007. p.197.

Page 93: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

77

LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat etik penelitian

Page 94: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

78

Lampiran 2

Lembar Persetujuan Responden

Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI

BEKASI KLOTER 34 DAN 54 TAHUN 2017

Bapak, ibu yang terhormat,

Saat ini saya, Anik Alfiyani sebagai peneliti di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian mengenai “Analisis Faktor Risiko

Hipertensi pada Calon Jamaah Haji Bekasi kloter 34 dan 54 tahun 2017”.

Sesuai dengan tata cara yang telah ditetapkan di universitas kami, maka Anda akan

menjalani penelitian ini melalui pengisian kuesioner dan pengukuran tekanan darah

menggunakan sfigmomanometer dan stetokop. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui faktor yang berhubungan dengan riwayat hipertensi pada calon jamaah

haji.

Anda berkesempatan untuk menanyakan segala hal yang berhubungan dengan

penelitian ini dan berhak menolak ikut serta dalam penelitian ini atau sewaktu-waktu

ingin berhenti dalam penelitian ini. Oleh karena penelitian ini penting sekali,

diharapkan agar Anda dapat menjalani ini dengan jujur dan sebaik-baiknya.

Hal-hal yang terkait dengan hasil pemeriksaan dan hasil pengisian kuesioner akan kami

jaga kerahasiaannya.

Peneliti,

Anik Alfiyani

Mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

Jalan Puri Laras 1 Kavling 21 – 22 Tarumanegara 78 Ciputat Timur Tangerang Selatan

Tlp. 085741251351

Page 95: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

79

(Lanjutan)

Surat Persetujuan untuk Mengisi Kuesioner

Yang bertanda tangan di bawah ini

Nama :

Usia :

KBIH :

Alamat :

Nomor telp/ hp :

Menyatakan bahwa saya telah mengerti sepenuhnya atas penjelasan yang diberikan

oleh Anik Alfiyani dari PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan bersedia

menjalani penelitian mengenai “Analisis Faktor Risiko Hipertensi pada Calon Jamaah

haji Bekasi Kloter 34 dan 54 Tahun 2017 ”.

Pernyataan ini dibuat dengan kesadaran penuh tanpa paksaan.

Ciputat, 2017

Mengetahui,

Peneliti Peserta Penelitian

(Anik Alfiyani) ( )

Page 96: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

80

Lampiran 3

Kuesioner Penelitian

KUESIONER ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON

JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER 34 DAN 54 TAHUN 2017

A. Indentitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Tanggal lahir :

4. Jenis kelamin :

5. Pekerjaan :

6. Status pernikahan :

7. Pendidikan terakhir :

8. Alamat :

9. No. Telp./Hp :

10. Lama menunggu :

11. Berangkat dengan siapa : ( ) Sendiri

( ) Suami/ Istri

( ) Keluarga

12. Hasil Pemeriksaan

Tekanan Darah :

Page 97: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

81

(Berikan tanda silang “X” pada satu jawaban yang Anda pilih dan isilah titik-

titik sesuai dengan pertanyaan yang diberikan)

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI RIWAYAT PENYAKIT RESPONDEN

NO Pertanyaan Jawaban

1. Apakah anda menderita hipertensi

(penyakit tekanan darah tinggi)?

a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

2. Jika ya, sejak kapan anda

menderita hipertensi (tekanan

darah tinggi)?

a. <1 tahun

b. >1 tahun

c. Baru-baru ini

3. Siapa yang mendiagnosis anda

hipertensi (penyakit darah tinggi)?

a. Dokter

b. Bidan

c. perawat

d. lainnya

4. Jika anda menderita hipertensi/

tekanan darah tinggi, Dimana biasa

anda kontrol untuk berobat?

a. Puskesmas

b. Rumah sakit

c. Klinik dokter

d. Klinik bidan

e. Klinik

perawat

f. Tidak berobat

5. Berapa kali anda berobat untuk

kontrol tekanan darah? a. <1 kali dalam

satu bulan

b. 1 kali dalam

sebulan

c. Tidak pernah

6. Apakah anda mengambil semua obat

yang diresepkan untuk anda? a. Ya

b. Tidak

7. Apakah anda mengkonsumsi obat-

obatan penurun tekanan darah? a. Ya

b. Tidak

8. Jika iya, sudah berapa lama anda

mengkonsumsi obat penurun tekanan

darah?

a. <1 bulan

b. <1 tahun

c. >1 tahun

9. Apakah anda mengkonsumsi obat-

obatan penurun tekanan darah

berdasarkan resep dari dokter?

a. Ya

b. Tidak

10. Apakah anda ingat nama obat yang

anda konsumsi untuk menurunkan

tekanan darah?

a. Ya

b. Tidak

11. Apa nama obat penurun tekanan darah

yang anda minum? a. Captopril

b. Amlodipin

Page 98: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

82

c. …………….

(isi sesuai

nama obat

yang anda

minum)

12. Berapa macam obat penurun tekanan

darah yang anda minum setiap

harinya?

a. 1 macam

b. 2 macam

c. >2 macam

13. Apakah anda membawa obat penurun

tekanan darah ketika bepergian? a. Ya

b. Tidak

14. Apakah anda pernah lupa minum obat

penurun tekanan darah?

a. Ya

b. Tidak

15. Apakah di keluarga anda ada yang

menderita penyakit darah tinggi? a. Ya

b. tidak

16. Jika ada, Siapakah di keluarga anda

yang menderita hipertensi selain

anda?

a. Ayah

b. Ibu

c. Nenek

d. Kakek

17. Apakah anda mempunyai riwayat

penyakit jantung? a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

18. Apakah anda mempunyai riwayat

penyakit diabetes (penyakit gula)? a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

19. Apakah anda mempunyai riwayat

kolesterol tinggi? a. Ya

b. Tidak

c. Tidak

tahu

20. Apakah anda sering merasakan sakit

kepala sebelah, berat di tengkuk,

pusing berputar, jantung berdebar-

debar, mudah lelah, susah tidur,

telinga berdenging, mata berkunang-

kunang, dan mudah marah?

a. Ya

b. Tidak

Page 99: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

83

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI FAKTOR RISIKO HIPERTENSI

NO PERILAKU Dilakukan/tidak

dilakukan

Frekuensi

1. Apakah anda mengkonsumsi

makanan asin? a. Ya

b. Tidak

a. >= 1 kali

perhari

b. 1-6 kali

dalam

seminggu

c. <= 3 kali

dalam

sebulan

2. Berapa banyak anda

mengkonsumsi garam dalam

sehari?

a. <1/2 sendok

teh perhari

b. >1/2 sendok

teh perhari

3. Apakah anda mengkonsumsi

biscuit, crackers, keripik dan

makanan kering yang asin?

a. Ya

b. Tidak

4. Apakah anda mengkonsumsi

makanan dan minuman

kaleng(sarden, sosis, korned,

soft drink)?

a. Ya

b. Tidak

5. Apakah anda mengkonsumsi

susu fullcream, mentega,

margarine, keju mayonnaise,

daging sapi/kambing, kuning

telur?

a. Ya

b. Tidak

6. Apakah anda mengkonsumsi

makanan yang diawetkan

(dendeng, asinan sayur dan

buah, abon, ikan asin, pindang,

udang kering, telur asin, selai

kacang)?

a. Ya

b. Tidak

7. Apakah anda mengkonsumsi

makanan berlemak (makanan

yang digoreng/gorengan, santan,

jeroan, gajih, otak)?

a. Ya

b. Tidak

a. >= 1 kali

perhari

b. 1-6 kali

dalam

seminggu

c. <= 3 kali

dalam

sebulan

8. Apakah anda merokok? a. Ya

b. Tidak

a. <10 batang

perhari

Page 100: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

84

b. 10-20 batang

perhari

c. >20 batang

perhari

9. Sudah berapa lama anda

merokok? a. <10 tahun

b. 10-20

tahun

c. >20 tahun

d. Tidak

pernah

10. Apakah anda minum minuman

berkafein seperti kopi? a. Ya

b. Tidak

a. >1 kali sehari

b. 1 kali sehari

c. 3-6 kali dalam

seminggu

d. 1-2 kali dalam

seminggu

e. Tidak pernah

11. Apakah anda berolahraga? a. Ya

b. Tidak

a. 1 kali

seminggu

b. 3-5 kali dalam

seminggu

c. Tidak pernah

12. Apakah anda sering stress (rasa

tertekan, murung, bingung,

cemas, berdebar-debar, rasa

marah, dendam, rasa takut, rasa

bersalah)?

a. Ya

b. Tidak

13. Apakah anda menggunakan

minyak jelantah untuk memasak? a. Ya

b. Tidak

a. >3 kali dalam

seminggu

b. 1-2 kali dalam

seminggu

c. Tidak pernah

14. Apakah anda sedang

mengkonsumsi pil KB?

a. Ya

b. Tidak

a. <1 tahun

b. >12 tahun

c. tidak

mengkonsumsi

d.

15. Apakah anda mengkonsumsi

bumbu penyedap (MSG) atau

memakai bumbu penyedap saat

memasak?

a. Ya

b. Tidak

a.>1 kali sehari

atau 1 kali

sehari

b. 3-6 kali

perminggu atau

1-2 kali

perminggu atau

Page 101: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

85

< 3 kali

perbulan

c. tidak pernah

16. Apakah anda mengkonsumsi

daging kambing? a. Ya

b. Tidak

17. Apakah keluarga anda tahu kalau

anda menderita hipertensi? a. Ya

b. Tidak

c. Tidak tahu

18. Apakah keluarga anda sering

mengingatkan anda untuk minum

obat penurun tekanan darah?

a. Ya

b. Tidak

19. Apakah keluarga anda

mengantarkan anda berobat ke

layanan kesehatan untuk kontrol

penyakit anda?

a. Ya

b. Tidak

20. Apakah keluarga anda

memperhatikan makanan yang

anda konsumsi?

a. Ya

b. Tidak

21. Apakah keluarga anda

mengingatkan anda untuk

olahraga teratur?

a. Ya

b. Tidak

Page 102: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

86

Lampiran 4

Prosedur pengumpulan data

Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari

pengisian kuesioner oleh responden dan pengukuran tekanan darah responden.

Langkah-langkah dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

Prosedur administratif:

1. Mendapatkan permohonan/izin melakukan pengambilan data dari dekan

fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada

tanggal 1 Agustus 2017

2. Mendapatkan surat izin melakukan penelitian di Islamic Center Bekasi dari

pihak Kementerian Agama Bekasi bagian Haji dan Umrah pada tanggal 2

Agustus 2017

Prosedur teknik

1. Mencari KBIH untuk melakukan pengambilan data, dimulai dari pencarian

informasi mengenai tempat bimbingan calon jamaah haji di Demak, Ciputat,

Bandung, dan Lampung pada bulan Juni 2017

2. Meminta izin kepada pembimbing untuk melakukan pengambilan data pada

tanggal 28 Juli 2017

3. Pembimbing memberikan saran tempat pengambilan data pada calon jamaah

haji di tempat yang masih memungkinkan adanya pertemuan kloter yaitu di

Islamic Center Bekasi

4. Pembimbing mengarahkan untuk menghubungi pihak pertemuan kloter di

Islamic Center Bekasi dalam hal ini yaitu Ibu Sugini salah satu panitia

pertemuan kloter untuk menanyakan perihal jadwal pertemuan kloter dan

perizinan ke pihak Kementerian Agama Bekasi

5. Ibu Sugini mengarahkan untuk menemui atau datang langsung ke kantor

Kementerian Agama Bekasi untuk mengurus perizinan

Page 103: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

87

6. Senin, 31 Juli 2017 datang ke kantor kementerian Agama Bekasi bagian umum

untuk menanyakan perizinan dan mendapatkan izin dengan catatan membawa

surat dari dekanat perihal perizinan pengambilan data

7. Rabu, 2 Agustus 2017 menyerahkan surat perizinan ke kantor kementerian

agama dan diminta oleh bagian umum untuk menemui kepala urusan haji dan

umrah dalam hal ini Ibu Sukasih untuk meminta izin melakukan pengambilan

data pada hari kamis 3 Agustus 2017 saat pertemuan kloter dan berhasil

mendapat izin dari ibu Sukash

8. Kamis, 3 Agustus 2017 melakukan pengambilan data dengan mendirikan stand

pemeriksaan gratis yang terdiri dari Pengukuran Tekanan Darah,Gula Darah,

Asam Urat dan Kolesterol serta meminta peserta pertemuan kloter yang

bersedia diperiksa untuk mengisi kuesioner penelitian. Memberikan

pengumuman Sebelum acara pembinaan dimulai dengan memberikan

informasi kepada calon jamaah haji kloter yang sudah datang bagi yang

bersedia diperiksa datang ke stand untuk dilakukan pengukuran sekaligus

mengisi kuesioner dan dilakukan wawancara

9. Setelah data terkumpul, menentukan kriteria inklusi dan eksklusi serta

menghitung jumlah data yang diperoleh

10. Didapatkan data sekali pengukuran masih belum memenuhi sampel target

sehingga pada tanggal 10 Agustus 2017 melakukan pengambilan data ke-2

dengan sampel yang berbeda yaitu calon jamaah haji kloter 54 Bekasi

11. Melakukan perhitungan dan sortir kriteria inklusi dan eksklusi

12. Setelah dihitung sampel target masih belum terpenuhi sehingga peneliti inisiatif

untuk menanyakan kepada pihak urusan haji dan umrah untuk diizinkan

mengambil data di asrama haji karena jadwal pertemuan kloter selanjutnya

yaitu rabu 16 Agustus 2017 dan pertemuan terakhir pada Jum’at 18 Agustus

2017 yang mana jadwal tersebut bertabrakan dengan jadwal kuliah peneliti

namun oleh pihak urusan haji dan umrah tidak diizinkan mengambil data di

asrama haji.

Page 104: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

88

13. Akhir agustus seluruh calon jamaah haji sudah berangkat ke Tanah suci

Makkah sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan pengambilan data lagi

dan data yang didapat sebanyak 93 data namun yang memenuhi kriteria inklusi

sebanyak 67 data.

Page 105: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

89

Lampiran 5

Dokumentasi Pengambilan Data

Page 106: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

90

Page 107: LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37300...LEMBAR JUDUL ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA CALON JAMAAH HAJI BEKASI KLOTER

91

Lampiran 6

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Anik Alfiyani

Tempat/tanggal lahir : Pati, 06 Juni 1996

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Masjid Jami’ Al-Hadi, Dk. Karang Tandan RT 006

RW 004 Prawoto Sukolilo Pati

No.Hp : 085741251351

Email : [email protected]

PENDIDIKAN

2001-2002 : RA Mashitoh

2002-2008 : MI Al-Hidayah 02 Prawoto

2008-2011 : MTS Sunan Prawoto

2011-2014 : MA Sunan Prawoto

2014-sekarang : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta