lembar asistensi

23
BAB V ANALISA HIDROMETER (HIDROMETER ANALYSIS) 5.1 TUJUAN Pengujian dilakukan untuk mengetahui kecepatan butiran benda uji turun (mengendap) dalam air. 5.2 PERALATAN 1. Saringan no.10, 20, 40, 60, 100, 200, dan pan 2. Air suling 3. Larutan H 2 SO 4 4. Gelas ukur 1000 ml 5. Thermometer 6. Hidrometer 7. Timbangan 8. Mixer 9. Beaker glass 10. Stop watch 11. Oven 5.3 PROSEDUR PERCOBAAN 1. Pada pengujian analisa hidrometer, benda uji yang digunakan adalah tanah asli atau undisturbed, tanah tersebut ditumbuk menggunakan palu karet atau palu kayu, kemudian diayak menggunakan saringan no. 200.

description

lembar asistensi

Transcript of lembar asistensi

BAB V

ANALISA HIDROMETER

(HIDROMETER ANALYSIS)

5.1 TUJUAN

Pengujian dilakukan untuk mengetahui kecepatan butiran benda uji

turun (mengendap) dalam air.

5.2 PERALATAN

1. Saringan no.10, 20, 40, 60, 100, 200, dan pan

2. Air suling

3. Larutan H2SO4

4. Gelas ukur 1000 ml

5. Thermometer

6. Hidrometer

7. Timbangan

8. Mixer

9. Beaker glass

10. Stop watch

11. Oven

5.3 PROSEDUR PERCOBAAN

1. Pada pengujian analisa hidrometer, benda uji yang digunakan adalah tanah

asli atau undisturbed, tanah tersebut ditumbuk menggunakan palu karet atau

palu kayu, kemudian diayak menggunakan saringan no. 200.

2. Tanah yang dibutuhkan adalah sekitar 50 gram. Sebelum pengujian dimulai,

terlebih dahulu membuat larutan yang terdiri dari 125 ml air suling ditambah

H2SO4 sebanyak 5 gram, kemudian larutan tersebut dicampurkan dengan

benda uji sebanyak 50 gram. Larutan tersebut dicampur di gelas pencampur,

ditutup, dan didiamkan selama ± 24 jam.

3. Setelah didiamkan selama selama ± 24 jam, campuran tersebut di mix

menggunakan alat mixer selama 5 menit.

4. Keluarkan campuran tersebut dan masukkan ke dalam gelas ukur 1000 ml,

diusahakan agar tidak ada tanah yang tertinggal di dinding dan bagian dasar

mixer.

5. Tambahkan air suling ke dalam gelas ukur 1000 ml hingga campuran

tersebut bervolume 1000 ml.

6. Tutup gelas ukur menggunakan tutup karet, kemudian kocok. Pengocokan

campuran dilakukan dengan cara membolak – balikkan gelas ukur secara

stabil.

7. Masukkan alat hidrometer dan thermometer ke dalam gelas ukur untuk

dibaca.

8. Pembacaan alat hidrometer dan thermometer dilakukan pada waktu t = 0,25

menit; 0,5 menit; 1 menit dan 2 menit tanpa memindahkan alat hidrometer.

9. Sesudah pembacaan pada menit kedua, hidrometer diangkat kemudian

dicuci dengan air suling dan dimasukkan ke dalam gelas ukur berisi air

suling yang telah disiapkan.

10. Kocok kembali campuran tersebut, kemudian hidrometer dan thermometer

dimasukkan ke dalam tabung. Lakukan pembacaan hidrometer dan

thermometer pada menit ke 5, 10, 15, ... s/d 1440.

11. Setiap setelah pembacaan, hidrometer dicuci dengan memasukkan ke

dalam tabung yang berisi air suling.

12. Setelah dibaca hingga pembacaan terakhir, gelas ukur dikocok dan siapkan

ayakan no. 200 digunakan untuk menyaring tanah.

13. Letakkan tanah ke dalam porselin yang sudah diketahui beratnya untuk di

masukkan ke dalam oven selama 24 jam.

14. Setelah dioven, timbang berat benda uji + porselin, kemudian ayak dengan

saringan no. 10, 20, 40, 60, 100, dan 200.

5.4 PERHITUNGAN

1. Bacaan hidrometer terkoreksi pada menit ke 0,25 adalah sebagai berikut.

Rc = Ra + Zc + Ct

Rc = 18,00 + (-2,5) * 3,05

Rc = 23,55

Keterangan:

Rc = Bacaan hidrometer terkoreksi

Ra = Bacaan hidrometer saat pengujian

Zc = Koreksi terhadapnol hidrometer

Ct = Koreksi terhadap temperatur

2. Prosentase lolos (%)

Prosentase lolos (%) = x 100%

= 48,984 %

Keterangan:

Rc = Bacaan hidrometer terkoreksi

a = Koreksi terhadap Gs. (Gs = 2,34)

Ws = Berat tanah

3. Bacaan hidrometer terkoreksi oleh meniskus

R = Ra +1

= 18,00 + 1

= 19,00

Keterangan:

R = Bacaan hidrometer terkoreksi oleh meniskus

Ra = Bacan hidrometer saat pengujian

4. Kecepatan butiran mengendap

v = = = 52,800 satuan L per meter

Keterangan:

v = Kecepatan butiran mengendap

L = Kedalaman efektif

t = waktu pengamatan

5. Diameter butiran

D = = = 7,266

5.5 ANALISA DATA

LAB. MEKANIKA TANAH - POLITEKNIK NEGERI MALANG JL.VETERAN NO. 04 MALANG

Proyek : Praktikum Analisa Hidrometer Tanggal Pengujian : 02/05/2013

Lokasi : Gadang, Malang Dikerjakan : Kelompok 3

Kedalaman : 100 cm    Diperiksa : Dwi Ratnaningsih, S.T.,M.T.

      ANALISIS HIDROMETER             

      (ASTM D 422 - 72)          

Data Pengujian : Berat Jenis Tanah : 2,34  

  Nomor Hidrometer : 879731A Berat Contoh Tanah : 50 gr  

  Koreksi Meniscus : 1  

  Koreksi thdp nol Hld : -2,5              

Waktu Pembacaan Selang Waktu

t (min)

Temp C

Bacaan Hidrometer

Ra

Bacaan Terkoreksi Rc

Terkoreksi Meniskus

R

Kedalaman Efektif

LL/t

Kor. T & Gs

Diameter Butiran D (mm)

Persentase Lolos (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

  0,00                  

10:30:00 0,25 29,00 18,00 23,55 19,00 13,2 52,800 0,0129 7,266 48,984

10:30:15 0,50 29,00 18,00 23,55 19,00 13,2 26,400 0,0129 5,138 48,984

10:30:30 1,00 29,00 17,50 23,05 18,50 13,2 13,200 0,0129 3,633 47,944

10:31:00 2,00 29,00 16,50 22,05 17,50 13,3 6,650 0,0129 2,579 45,864

10:32:00 5,00 30,00 15,25 21,55 16,25 13,7 2,740 0,0128 1,655 44,824

10:35:00 10,00 30,00 14,00 20,30 15,00 13,8 1,380 0,0128 1,175 42,224

10:40:00 15,00 29,50 13,25 18,80 14,25 14,0 0,933 0,0128 0,966 39,104

10:45:00 30,00 30,00 12,00 18,30 13,00 14,2 0,473 0,0128 0,688 38,064

11:00:00 60,00 30,00 11,00 17,30 12,00 14,3 0,238 0,0128 0,488 35,984

11:30:00 120,00 30,00 9,75 16,05 10,75 14,5 0,121 0,0128 0,348 33,384

12:30:00 180,00 30,00 9,20 15,50 10,20 14,7 0,082 0,0128 0,286 32,240

13:30:00 240,00 30,00 8,80 15,10 9,80 14,7 0,061 0,0128 0,247 31,408

15:30:00 300,00 30,00 8,75 15,05 9,75 14,7 0,049 0,0128 0,221 31,304

13:30:00 1620,00 30,00 7,00 13,30 8,00 15,0 0,009 0,0128 0,096 27,664

15:13:00 1723,00 30,00 6,75 13,05 7,75 15,0 0,009 0,0128 0,093 27,144

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH - POLITEKNIK NEGERI JL. VETERAN NO. 04 MALANG

ANALISA AYAK

No Saringan

Diameter (mm)

Berat Tertahan

(gr)

Juml Berat

Tertahan kumulatif

(gr)

% Kumulatif

Tertahan Lolos

10 2,000 0,03 0,05 0,36 99,64

20 0,850 0,75 0,97 5,65 93,99

40 0,425 1,37 3,50 10,32 83,67

60 0,250 1,76 6,18 13,26 70,41

100 0,150 2,16 8,87 16,28 54,13

200 0,075 2,36 12,37 17,78 36,34

           

JUMLAH     31,94    

5.6 KESIMPULAN

Dari hasil uji laboratorium, tanah digambarkan bergradasi buruk (gapl

graded).

5.6 GAMBAR ALAT

Hidrometer

BAB VI

BATAS CAIR DAN BATAS PLASTIS

(LIQUID LIMIT AND PLASTIC LIMIT)

6.1 TUJUAN

Pengujian dilakukan untuk menentukan nilai LL dan PL pada sampel

tanah.

6.2 PERALATAN

1. Alat Cassagrande

2. Oven

3. Grooving tool (alat pembuat alur)

4. Spatula

5. Cawan 10 buah

6. Air Suling

7. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gr

8. Plat kaca tebal

6.3 PROSEDUR PERCOBAAN

1. Pengujian ini membutuhkan ± 500 gram tanah kering oven yang sudah

ditumbuk menggunakan palu kayu atau palu karet dan diayak menggunakan

saringan no. 40 sebelumnya.

2. Tanah tersebut dicampur air suling sedikit demi sedikit hingga menyatu,

kadar air tidak ditentukan dan sengaja dibuat bervariasi.

3. Siapkan alat Cassagrande, letakkan campuran tanah dengan air suling

tersebut diatas mangkok Cassagrande dan ratakan permukaannya.

4. Belah tanah tersebut menggunakan grooving tool, perlu diperhatikan saat

membelah tanah, grooving tool dengan permukaan tanah pada posisi tegak

lurus.

5. Putar tuas Cassagrande secara teratur, pemutaran tuas Casagrande

dihentikan saat bagian dasar kedua belah tanah saling menyatu.

6. Sebelumnya penguji membuat tabel range, tabel tersebut berfungsi agar

penguji tahu berapa pukulan yang diperlukan untuk memenuhi range

tersebut. Range pukulan yang diperlukan adalah sebanyak 11 – 20, 21 – 30,

31 – 40, dan 41 – 50.

7. Untuk mempermudah pengerjaan, penambahan air dilakukan sedikit demi

sedikit hingga pukulan range 41-50 sudah ditemukan, kemudian

menambahkan air dilakukan lagi hingga pukulan range 31-40 ditemukan,

dan begitu seterusnya.

8. Setelah semua jumlah range ditemukan, gambar grafik dengan koordinat x

adalah jumlah pukulan dan koordinat y adalah kadar air. Penggambaran

grafik lebih mudah menggunakan MS Excel, serta hasil yang ditunjukkan

lebih akurat.

9. Setelah jumlah pukulan diplot, Gambarkan flow curve-nya, batas cair

merupakan kadar air yang dapat ditentukan ketika menarik garis vertikal

pada pukulan ke-25.

10. Untuk menentukan berapa persen batas cair benda uji tersebut, tanah yang

sudah diketahui batas plastisnya dibentuk bola – bola seberat 7 gram

dengan diameter sama seperti kelereng.

11. Roll bola tersebut hingga berukuran ± 3 mm. Jika sebelum mencapai ukuran

tersebut tanah sudah retak – retak, campur tanah yang akan diuji dengan

tanah yang belum diuji batas cairnya, kemudian ulangi tahap tersebut. Tetapi

jika tanah tidak retak padahal sudah melebihi diameter 3 mm, diamkan tanah

tersebut beberapa saat, kemudian ulangi tahap me-roll tanah tersebut.

12. Batas plastis dapat ditentukan dengan menghitung kadar air tanah yang

memiliki diameter ± 3 mm dengan panjang minimal 2,5 cm. Pada saat

menghitung kadar air, benda uji yang dibutuhkan minimal dua untuk dicari

hadar air rata – ratanya.

6.4 PERHITUNGAN

Jumlah pukulan hingga kedua belah tanah saat pengujian di alat Cassagrande

pada range 10 – 20 adalah 19, 21 – 30 adalah 27, 31 – 40 adalah 39, 41 – 50

adalah 48.

Sedangkan kadar air pada pukulan ke 25 adalah 60,90% (dilihat melalui grafik

pada analisa data), dimana 60,90% adalah batas cair atau LL pada benda uji.

Penentuan batas plastis:

1. Berat tanah = ) – berat cawan

2. Berat tanah kering = ) – berat cawan

3. Kadar air = x 100%

= x 100%

= 40,34 %

6.5 ANALISA DATA

Proyek : Praktikum Batas Atterberg Tgl Pengujian : 02/05/13

Lokasi : Gadang, Malang Diuji Oleh : Kelompok 3

Kedalaman : 100 cm   Dikontrol oleh :Dwi Ratnaningsih, S.T.,M.T.

  BATAS CAIR DAN BATAS PLASTIS        

  (ASTM D 4318 - 84)  

Penentuan Batas Cair            

No Cawan A B C D E F G H

Berat Cawan + Tanah Basah (gr) 51,75 52,34 35,90 38,28 50,29 49,20 36,97 42,12

Berat Cawan + Tanah Kering (gr) 36,87 37,17 26,06 27,55 35,10 34,26 26,41 29,63

Berat Cawan (gr) 10,00 9,76 9,42 9,30 9,78 9,40 9,47 9,59

Berat Air (gr) 14,88 15,17 9,84 10,73 15,19 14,94 10,56 12,49

Berat Tanah Kering (gr) 26,87 27,41 16,64 18,25 25,32 24,86 16,94 20,04

Kadar Air (%) 55,38 55,34 59,13 58,79 59,60 60,10 62,34 62,33

Kadar Air Rata-rata (%) 55,36 58,96 59,85 62,34

Jumlah Ketukan 48 48 39 39 27 27 19 19

  

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

   

Penentuan Batas Plastis  

No Cawan I JLL(Batas Cair) = 60,90 %

Berat Cawan + Tanah Basah (gr) 12,78 12,79

Berat Cawan + Tanah Kering (gr) 11,82 11,92  

Berat Cawan (gr) 9,44 9,72PL (Batas Plastis) = 39,95 %

Berat Air (gr) 0,96 0,87

Berat Tanah Kering (gr) 2,38 2,20  

Kadar Air (%) 40,34 39,55 PI (Indeks Plastis) = 20,95 %

6.6 KESIMPULAN

Hasil uji laboratorium menunjukkan contoh tanah yang diambil dari

daerah di Gadang, Malang, disimpulkan bahwa menurut sistem klasifikasi USCS

dapat diklasifikasikan sebagai jenis tanah lanau tak organik atau lanau elastis

dan menurut sistem klasifikasi AASTHO diklasifikasikan sebagai A-7-5.

6.7 GAMBAR ALAT

Grooving tool

Cassagrande

BAB VII

PEMADATAN TANAH

(SOIL COMPACTION)

7.1 TUJUAN

Pengujian dilakukan untuk mengetahui nilai Optimum Moisture Content

atau kadar air optimum dan Maximum Dry Density atau berat isi kering pada

benda uji.

7.2 PERALATAN

1. Air suling

2. Alat penumbuk

3. Cetakan

4. Cawan

5. Ayakan no.4

6. Timbangan

7. Jangka sorong

8. Extruder

9. Oven

10. Spatula

7.3 PROSEDUR PERCOBAAN

1. Jemur tanah disturbed selama 3-4 hari hingga tanah kering (pada saat ini

tanah dalam kondisi kering udara).

2. Tumbuk tanah menggunakan palu kayu atau palu karet, tahap ini dilakukan

untuk memudahkan pada tahap selanjutnya, yaitu penyaringan tanah.

3. Ayak tanah menggunakan saringan nomor 4 atau ukuran 4,75 mm.

4. Bagi tanah ke dalam 4 plastik yang diisi tanah seberat 3kg.

5. Campur tanah dengan air hingga merata pada tiap plastik dengan jumlah

yang berbeda. Plastik 1 dicampur air sebanyak 200 cc, plastik 2 300 cc,

plastik 3 400 cc, dan plastik 4 700 cc. Untuk memudahkan pengerjaan,

tuang tanah di atas nampan terlebih dahulu, kemudian tambahkan air, dan

aduk hingga merata.

6. Masukkan tanah yang sudah bercampur merata dengan air ke dalam

plastik, kemudian tutup plastik dengan tali dan tunggu selama 24jam.

7. Timbang mould atau cetakan tanpa leher penyambungnya.

8. Ukur tinggi dan diameter bagian dalam cetakan menggunakan jangka

sorong, kemudian hitung volume cetakan. Dari tinggi total cetakan dibagi

menjadi 3, tujuannya adalah agar peneliti dapat mengetahui tinggi standart

tiap lapisan tanah setelah dipadatkan.

9. Hitung berat tanah total yang dibutuhkan dengan cara membagi berat isi

tanah dengan volume cetakan. Sementara untuk kebutuhan berat tanah per

lapisan, dihitung dengan cara membagi 3 berat tanah total yang dibutuhkan.

10. Olesi bagian dalam cetakan dengan oli, untuk lapisan pertama masukkan

1/3 berat tanah total yang dibutuhkan, dan tumbuk sebanyak 25 kali. Cara

menumbuknya adalah dengan menumbuk bagian tengah terlebih dahulu,

kemudian di bagian pinggir. Cara ini dilakukan setiap 5 tumbukan sekali.

11. Ukur ketinggian lapisan tanah, toleransi ketinggian tanah adalah +0,5 cm,

kemudian lanjutkan untuk lapisan tanah yang kedua, setelah lapisan tanah

yang kedua sudah ditumbuk, pasang leher penyambung agar saat

menumbuk lapisan tanah yang ketiga, tanah tidak banyak yang tumpah

keluar dari cetakan.

12. Lepas leher penyambung, ratakan permukaan tanah menggunakan spatula,

timbang cetakan berisi tanah tanpa leher penyambung.

13. Keluarkan tanah menggunakan Extruder, tujuan dari pengolesan oli pada

bagian dalam cetakan agar tanah mudah keluar saat didorong

menggunakan Extruder.

14. Letakkan tanah yang sudah dipadatkan di atas nampan, belah tanah

menjadi dua secara vertikal, kemudian belah lagi secara horisontal menjadi

tiga, pada tahap ini peneliti memerlukan bagian tengah tanah yang

mengalami pemadatan.

15. Bagian tengah tanah yang sudah mengalami pemadatan dimasukkan ke

oven untuk dihitung kadar airnya.

7.4 PERHITUNGAN

Dari pengujian didapatkan data sebagai berikut.

1. Berat isi tanah basah

ɣwet

=

= gram/cm3

2. Berat isi tanah kering

ɣdry =

=

= 1,23 gram/cm3

3. Berat isi kering ZAVC

ɣdry =

=

= 1,42 gram/cm3

Dimana:

ɣwet = berat isi basahɣdry = berat isi keringɣw = berat isi airZAVC = berat isi kering ZAVCGs = berat jenis tanahV = volume cetakanwc = kadar air benda uji

7.5 ANALISA DATA

Proyek : Mekanika Tanah       Tgl Pengujian : 13 juni 1013 

Lokasi : Gadang, Malang Dikerjakan : Kelompok 3

Kedalaman : 100 cm Dikontrol : Dwi Ratnaningsih, S.T.,M.T.

       PEMADATAN TANAH

        

        (ASTM D-1556)      

Standart Pemadatan : Standart (Proctor) Tinggi Cetakan : 11,60 cm Volume : 997,255 cm³

Diam.Cetakan : 10,47 cm Juml.Tumbukan : 25 kali/lapis Berat Penumbuk : 2.5 kg

Jumlah Lapis : 3  

Penentuan Kadar Air                  

No.Contoh 200cc 300cc 400cc 700cc

No.Cawan (gr) A B C D E F G H

Brt.Tanah Basah + Cawan (gr) 63,63 74,12 61,88 45,85 48,57 43,67 51,48 89,07

Brt.Tanah Kering + Cawan (gr) 51,85 59,98 48,78 36,71 37,1 35 36 69,3

Berat Air (gr) 11,78 14,14 13,1 9,14 11,47 8,67 15,48 19,77

Berat Cawan (gr) 9,43 9,18 9,48 9,27 10,22 9,83 9,22 9,7

Brt. Tanah Kering (gr) 42,42 50,8 39,3 27,44 26,88 25,17 26,78 59,6

Kadar Air (w) (%) 27,77 27,83 33,33 33,31 42,67 34,45 57,80 33,17

 Kadar Air Rata – Rata (%) 27,80 33,32 38,56 45,49

   

Penentuan Kepadatan  

No.Cawan I J K L  

Kadar air 27,8 33,32 38,56 45,49  

Berat tanah+cetakan 6134 6212 6105 6050  

berat cetakan 4564 4564 4564 4564  

berat tanah basah 1570 1648 1541 1486  

berat isi tanah basah 1,57 1,65 1,55 1,49  

berat isi tanah kering 1,23 1,24 1,12 1,02  

                       LABORATORIUM MEKANIKA TANAH - POLITEKNIK NEGERI JL. VETERAN NO. 04 MALANG

   

   

   

   

   

   

   

   

   

 

 

   

   

 

 

 

     

  Optimum Measurement Content = 32,2%   Maximum Dry Density = 1,244 kg/cc      

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH - POLITEKNIK NEGERI JL. VETERAN NO. 04 MALANG

7.6 KESIMPULAN

Hasil uji pemadatan yang telah dilakukan menunjukkan contoh tanah

yang diambil dari daerah di Gadang, Malang, diperoleh kadar air optimum (OMC)

sebesar 32,2 % dan berat isi kering maksimum (MDD) sebesar 1,244 kg/cc.

7.7 GAMBAR ALAT

Pemadatan tanah menggunakan penumbuk

Mould atau cetakan

Extruder