Leishmania Sis
Transcript of Leishmania Sis
Penurunan insidensi Leishmaniasis visceral pada anjing dan manusia
setelah pemberian vaksinasi anjing menggunakan Leishmune®
di Area-area endemi di Brazil
Intisari
Leishmune®, vaksin profilaktik berlisensi pertama untuk melawan
Leismaniasis visceral pada anjing (CVL), telah digunakan di Brazil sejak tahun
2004, dimana anjing dengan seropositif akan dimusnahkan dengan tujuan untuk
mengontrol Leishmaniasis visceral pada manusia (VL). Kami disini
memperlihatkan bahwa vaksinasi menggunakan Leishmune® tidak berlawanan
dengan kampanye kontrol serologis (110.000 anjing). Hanya 1,3 % dari yang
positif (76 diantara 5860) yang terdeteksi diantara vaksin-vaksin Leishmune®
uninfected (yang tidak terkontaminasi). Kami juga menganalisa efek tambahan
yang mungkin dari vaksinasi Leishmune® selama pemusnahan anjing, pada
penurunan insidensi dari CVL dan VL di dua area endemik Brazil dari tahun 2004
sampai 2006. Di Arac, atuba, penurunan sebesar 25% terlihat di CVL dengan
penurunan sebesar 61% pada kasus-kasus pada manusia yang mengindikasikan
efek tambahan dari vaksinasi Leishmune® terhadap 5,7% anjing yang sehat
(1419), pada pemusnahan anjing yang dilakukan berkala. Di Belo Horizontale
(BH), peningkatan kurva insidensi pada anjing dan manusia dipelajari di kawasan
Barreiso, Venda Nova dan Noroeste, sementara insidensi pada anjing dan
manusia di Centro Sul, Leste, Nordeste, Norte, Pampulha dan Oeste, mulai
menurun atau mempertahankan level yang stabil setelah pemberian vaksinasi
dengan Leishmune®. Diantara kawasan-kawasan itu memperlihatkan prosentase
penurunan dari insidensi pada manusia (−36.5%), Centro Sul dan Pampulha
memperlihatkan prosentase vaksinasi anjing yang tertinggi (63.27% dan 27.27%,
berturut-turut) dan insidensi pada anjing yang terendah (−3.36% dan 1.89%,
berturtu-turut). Telah ditelusuri oleh Oeste, bahwa vaksinasi sebanyak 25,30%
dari hewan-hewan memperlihatkan peningkatan hanya sebesar 12,86% dari
insidensi pada anjing, dan oleh Leste dan Nordaste, dengan proporsi vaksin yang
lebih rendah (11,72% dan 10,76%, berturut-turut) dan kemungkinan karenanya,
menyebabkan insidensi pada anjing yang sedikit lebih tinggi (42,77% dan
35,73%). Pengecualian satu-satunya ditemuan di kawasan Norte dimana
penurunan insidensi pada manusia dan anjing tidak berkolerasi dengan vaksinasi
Leishmune®. Proporsi yang lebih rendah dari anjing divaksinasi di kawasan
Venda Nova (4,35%), Noroeste (10,27%) dan Barreiro (0,09%), menurutnya
memperlihatkan insidensi pada anjing yang sangat meningkat (24,48%, 21,85%
dan 328,57%, berturut-turut), serta peningkatan insidensi pada manusia yang jelas
(14%, 4% and 17%, berturut-turut). Penurunan pada anjing (p = -0,008) dan
insidensi pada manusia (p = -0,048) secara langsung berkorelasi terhadap
peningkatan dari jumlah anjing yang divaksinasi, menegaskan efek kontrol
tambahan dari vaksinasi Leishmune® pada seluruh anjing yang dimusnahkan,
mengurangi reservoir parasit, melindungi anjing dan, dalam hal ini, mengurangi
resiko transmisi VL ke manusia dan menjadi alat kontrol baru yang efektif.
1. Pendahuluan
Human visceral leishmaniasis (VL) atau kala-azhar merupakan canid
zoonoses yang muncul kembali di Mediterranean dan dunia baru [1]. Parasit
terpapar pada kulit anjing dan spesies canidae lainnya serta ditransfer ke manusia
melalui gigitan serangga penghisap darah (sand flies). Kontrol epidemiologi
terkini, seperti yang telah direkomendasikan oleh World Health Organization,
termasuk terapi pada kasus-kasus manusia, insektisida untuk kontrol vektor dan
pemusnahan anjing yang seropositif-Leishmania [1]. Di Brazil, dampak dari
kampanye kontrol telah didukung[2-5] maupun diperlombakan [6,7], terutama
karena terlalu sulit dan terdapat efikasi yang meragukan, kemungkinan akibat
rendahnya sensitifitas metode-metode diagnostik [4,5,8,9] dan keterlambatan
dalam melenyapkan anjing-anjing yang terinfeksi [8]. Sebuah model matematika
untuk transmisi zoonotic visceral leishmaniasis (ZVL) dikembangkan oleh Dye
[10] yang sebelumnya memaparkan bahwa pemusnahan anjing tidak akan
berpengaruh terhadap panurunan dari populasi anjing yang terinfeksi. Analisis
selanjutnya dari beberapa model yang telah terbukti, secara kontras, bahwa
pemusnahan anjing bagaimanapun mungkin akan berhasil apabila sensitivitas dari
metode-metode diagnosis ditingkatkan [5,11] dan apabila waktu antara diagnosis
dan pemusnahan anjing dipersingkat [11]. Dengan kata lain, salah satu
kesimpulan dari model Dye ini yang diterima secara luas adalah bahwa vaksinasi
profilaktik manusia maupun anjing akan bermanfaat dan merupakan alat yang
poten untuk mengurangi insidensi penyakit.
Generasi pertama vaksin Leishmania menggunakan BCG [12] atau
muramyldipeptide [13] gagal untuk mencegah canine visceral leishmaniasis
(CVL) di Brazil dan Perancis, berturut-turut, sementara penggunaan Alum+ BCG
menghasilkan efikasi vaksin sebesar 69,3% dalam melawan penyakit ini di Iran
[14]. Vaksin generasi kedua yang tersusun dari antigen Leishmania infantum
dikombinasi dengan muramyldipeptide (LiESAp) menginduksi efikasi vaksin
sebesar 92%, terekam dalam diagnosa molekuler yang sensitif di area endemik
dimana tidak terdapat kematian atau terjadi kasus-kasus CVL yang berat
mengindikasikan rendahnya tekanan infektif [15].
Vaksin profilaktik untuk melawan canine visceral leishmaniasis baru-baru
ini telah diberikan lisensi di Brasil dibawah nama dagang Leishmune® [16]. Ini
merupakan lisensi dunia pertama dari vaksin generasi kedua yang melawan
Leishmaniasis [17,18], terdiri dari formulasi industri dari FML-saponin vaccine
yang bersifat immunoprofilaktik dan immunoterapeutik pada tikus, hamster, dan
anjing [19,25] dan memperlihatkan keamanan [26], dengan 92-95% efek protektif
dalam vaksinasi anjing dan dengan efikasi vaksin (vaccine efficacy/ VE) sebesar
76-80% dalam uji lapangan di Brazil [19,20]. Anjing yang divaksin dengan
Leishmune® memperlihatkan penurunan eksposur parasit dari serangga penghisap
darah [16] dan Leishmune® bertindak sebagai vaksin pemblokade transmisi
(transmission blocking vaccine), meningkatkan antibodi pada anjing yang
diproteksi yang akan menghalangi ikatan Leishmania dengan pertengahan saluran
pencernaan (midgut) dari serangga penghisap darah dan memangkas transmisi
infeksi di alam [27]. Pendahuluan hasil serodiagnosis juga mendukung temuan ini
[18]. Uji terbaru dengan preparasi komersial dari Leishmune® dalam 550 buah
seronegatif anjing dari area endemik menyingkapkan 98,8% anjing yang
asimptomatik (pada akhir tahun) dan 99% yang bertahan dengan sehat (pada akhir
tahun kedua) diantara anjing-anjing yang divaksin, dibandingkan dengan kejadian
tanpa gejala sebesar 79,4% dan yang selamat yaitu sebesar 61% (p< 0,001) yang
dipantau melalui untreated exposed cohort [28]. Meskipun perlindungan melalui
vaksin di Brasil rendah, merupakan hal yang mungkin saat ini untuk mendeteksi
reduksi dari insidensi CVL diantara anjing-anjing yang telah divaksin sebesar
66,1% (p < 0,005) dan 80,2% (p < 0,005) di Belo Horizonte dan Arac¸ atuba,
berturut-turut, ketika dibandingkan dengan insidensi global di tiap-tiap kota [28].
Pada studi yang terbaru, kami menjelaskan efek dari penggunaan
Leishmune® sebagai profilaksis pada anjing terhadap penurunan insidensi
penyakit anjing dan manusia, setelah tiga tahun vaksinasi (2004-2006), di dua
area endemik Brazil: Arac¸ atuba, São Paulo state dan Belo Horizonte, Minas
Gerais state. Kami juga menganalisis pengaruh dari vaksinasi terhadap reduksi/
penurunan proporsi anjing yang perlu dikorbankan dalam kampanye kontrol, yang
bertujuan untuk mencegah epidemik. Kami juga melaporkan bahwa anjing yang
divaksin dengan Leishmune®, sementara sebagian seropositif dalam uji FML
ELISA [19,28,29], memperlihatkan hasil yang negatif pada uji anti-Leishmania
ELISA yang direkomendasikan oleh Menteri Kesehatan Brazil sebagai panitia uji
kontrol, yang berarti bahwa vaksinasi Leishmune® tidak mencampuri kampanye
kontrol serologis.
2. Materi dan metode
Dalam siklus epidemiologi VL di dunia, hanya anjing yang mampu
menginfeksi serangga penghisap darah. Kontribusi manusia terhadap transmisi
dianggap tidak penting [10]. Seleksi terhadap serologis anjing untuk keberadaan
dari antibodi anti-Leishmania chagasi secara berkala dilakukan oleh Public Heath
organs, di daerah Brazil tempat CVL dan VL endemik. Disini kami memproduksi
kembali sejumlah kasus yang tercatat secara resmi di kota-kota Arac¸ atuba (dari
tahun 2002 sampai 2006), Sao Paulo state (SP), dan Belo Horizonte (BH), Minas
Gerais state (MG) (dari tahun 1999 sampai 2006) [30], melalui pusat kontrol
Zoonosis masing-masing. Di kedua kota ini, insektisida kontrol vektor
diaplikasikan secara berkala, bagaimanapun tidak memberantas penyakit
sementara alat kontrol lainnya seperti kalung insektisida untuk anjing (insecticide
impregnated dog’s collars) atau kemoterapi anjing tidak sistematis tetapi hanya
kadang-kadang digunakan. Daerah ini dianggap area epidemik VL dan CL yang
baru di Brazil.
Seperti di area endemik lainnya di Brazil [31], dan seperti yang telah
direkomendasikan oleh WHO [1], kontrol epidemiologi di Arac, atuba dan Belo
Horizonte adalah berdasarkan terapi dari pasien-pasien manusia, terapi insektisida
dari tempat-tempat tinggal dan pemusnahan anjing-anjing yang ditemukan
seropositif terhadap antigen total leishmania dari spesies Leishmania major-like
ataupun Leishmania braziliensis, pada uji ELISA terhadap elusi darah menurut
kebijakan Departemen Kesehatan [31], dengan menggunakan uji Biomanguinhos
(Fundac¸ ão Oswaldo Cruz, Rio de Janeiro, Brazil) dan diteguhkan melalui uji
immunofluoresensi tidak langsung (Indirect Immunofluorescency) [9,32]. Reaksi
dianggap positif apabila fluorescent berada pada pengenceran 1:40. Ini merupakan
nilai limit yang umum untuk diagnosis leishmaniasisis pada uji
immunofluorescence dalam kontrol lapangan di Brazil dianggap sebagai referensi
oleh Brazilian National Foundation for Health (FUNASA). Metode-metode yang
digunakan untuk kontrol serologis adalah kemudian identik dengan di Arac¸ atuba
dan Belo Horizonte, menentukan hasil yang bermanfaat sebagai perbandingan. Di
Belo Horizonte, seleksi serologis pada anjing dikerjakan oleh Pusat Kontrol
Zoonosis BH, dengan menggunakan uji ELISA terhadap eluates* darah, sejak
tahun 1997. Sampel-sampel yang berasal dari Arac, atuba didiagnosis
menggunakan Adolfo Lutz Institute, SP, dengan metode rekomendasi yang sama
sejak tahun 2002. Data dari Arac, atuba dan Belo Horizonte [30] sesuai terhadap
seleksi dari seluruh populasi anjing di kota. Tidak terdapat perubahan pada
praktek-praktek pemusnahan yang terjadi selama periode studi.
Data tentang jumlah total dari anjing sehat dengan seronegatif yang
divaksin dengan Leishmune ® yang didapatkan dari perusahaan vaksin, Fort
Dodge Animal Health, Campinas, SP, Brazil. Ringkasnya, vaksinasi anjing
dilakukan dengan 3 dosis Leishmune ® (Fort Dodge Animal Health, Campinas,
SP, Brazil), dalam interval 21-hari, melalui rute subkutan (sc) [26,28] dan
diberikan booster sekali pada bulan ke-12. Sebelum vaksinasi, seluruh anjing
adalah seronegatif terhadap antigen FML, tidak terdapat gejala (asimptomatik)
dan memperlihatkan kondisi fisik yang baik. Leishmune® hanya diaplikasikan
oleh dokter hewan yang terdaftar pada Fort Dodge, yang melaksanakan semua
tindakan, menjaga hewan-hewan dari rasa sakit seminimal mungkin. Kami
melakukan sebuah perbandingan awal diantara jumlah anjing yang menjalankan
vaksinasi lengkap (termasuk booster tahunan) yang diperkirakan baik melalui
jumlah dosis yang didistribusikan oleh perusahaan kepada dokter-dokter hewan
(50.917) atau melalui jumlah sebenarnya dari vaksinasi anjing seperti dilaporkan
oleh 26/207 klinik hewan BH dan menemukan bahwa baik kedua variabel
memiliki korelasi yang tinggi (p = 0,000) juga pada jumlah prosentase
kumulatifnya (p = 0,001) (hasil tidak diperlihatkan). Dengan tujuan untuk
memfasilitasi analisis hasil, kami hanya memperlihatkan jumlah total dari anjing-
anjing yang divaksin menurut informasi perusahaan yang mana lebih mewakili.
Dengan bertujuan untuk mengevaluasi reaktivitas yang mungkin dari
serum anjing yang divaksin dengan Leishmune® pada uji ELISA yang digunakan
oleh panitia kampenye kontrol serologi untuk visceral leishmaniasis, data dari
kampanye kontrol serologi pada tahun 2007 di Campo Grande, Mato Grosso state,
Brazil juga diikutsertakan. Ini merupakan data resmi yang berasal dari Pusat
Kontrol Zoonosis (CCZ) di Campo Grande. Sampel serum diuji antibodinya pada
uji ELISA dan IF Biomanguinhos (Fundac¸ ão Oswaldo Cruz, Rio de Janeiro,
Brazil) dan pada uji ELISA rekombinan Leishmania chagasi HSP70 (fragmen s7
dari heat shock protein HSP70-Biogene, Recife, Brazil). Untuk menguji infeksi,
keberadaan amastigote** dari Leishmania diuji pada ulasan pengecatan Giemza
dari sampel limfonodus maupun sumsum tulang.
2.2. Analisis Statistik
Untuk analisis korelasi koefisien kami menggunakan uji Pearson’s bivariate test,
two-tailed test of significance (SPSS). Untuk menguji signifikansi perbedaan
diantara grup-grup, kami menggunakan rata-rata interval konfidensi sebesar 95%.
3. Hasil
3.1. Pengaruh vaksinasi Leishmune® terhadap penurunan insidensi visceral
leishmaniasis pada anjing dan manusia di lapangan.
Kami menyelidiki apakah vaksinasi preventif dengan Leishmune®
memiliki efek tambahan terhadap pemusnahan anjing pada penurunan epidemik.
Kami disini memperbanyak jumlah kasus-kasus ZVL resmi pada anjing dan
manusia di Arac, atuba (2002-2006) (Gambar 1) dan Belo Horizonte (1999-2006)
(Gambar 2).
Di Arac, atuba (Gambar 1A dan B), pemusnahan anjing berdasarkan pada
seropositif dimulai pada tahun 2002, mencapai maksimum pada tahun 2003
(10.527 anjing, 30,01% dari populasi total) dan mulai menurun secara signifikan
selama tahun 2004. Hal ini adalah bukti baik apabila diekspresikan sebagai jumlah
total dari seropositif anjing yang dimusnahkan (Gambar 2B).
Jumlah dari kasus-kasus visceral leishmaniasis pada manusia
memperlihatkan kurva yang serupa dengan sebuah puncak pada tahun 2002 (52
kasus) dan sebuah penurunan yang ringan menuju akhir tahun 2003 (Gambar 1C),
kemungkinan sebagai hasil dari permulaan pemusnahan anjing yang terinfeksi
pada tahun sebelumnya (Gambar 1A dan B). Tetapi, meskipun hanya terdapat
25% penurunan jumlah anjing yang dimusnahkan yang diperhatikan dari tahun
2004 sampai 2005 (9268–6909, berturut-turut) (Gambar 1B), sebuah penurunan
yang tajam sebesar 61% terlihat pada kasus-kasus di manusia selama periode yang
sama (36 sampai 14 kasus). Sejak diketahui tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada populasi total anjing (30.000 ekor anjing pada tahun 2004 sampai
28.000 ekor anjing pada tahun 2005), atau alat kontrol leishmaniasis yang
ditemukan selama periode ini, kami menghubungkan penurunan yang nyata pada
kasus-kasus di manusia dengan permulaan vaksinasi terhadap anjing-anjing sehat
seronegatif, dengan vaksin preventif Leishmune® setelah pemberian lisensinya
pada bulan agustus 2004.
Gambar 1. Efek tambahan dari vaksinasi anjing dengan Leishmune® pada
pemusnahan anjing-anjing yang terinfeksi pada penurunan insidensi human
visceral leishmaniasis di Arac, atuba. (A) Evolusi dari jumlah seropositif-
leishmania pada anjing yang dikorbankan dalam kempanye kontrol dari tahun
2002 sampai 2006; (B) evolusi dari seroprevalensi anjing ( persen dari jumlah
anjing dengan seropositif-leishmania diantara populasi anjing total) yang
dimusnahkan oleh kempanye kontrol dari tahun 2002 sampai 2006; dan (C)
evolusi dari jumlah kasus VL pada manusia dan manusia yang meninggal dari
tahun 1999 sampai 2006.
Gambar 2. Efek tambahan dari vaksinasi anjing dengan Leishmune® pada
pemusnahan anjing yang terinfeksi terhadap penurunan insidensi human visceral
leishmaniasis di Belo Horisonte. Evolusi dari prosentase anjing dengan seropositif
yang dimusnahkan oleh kempanye kontrol sepanjang waktu (dari tahun 1999
sampai tahun 2006) di wilayah dengan peningkatan (A) dan pengulangan atau
penurunan insidensi pada manusia setelah dimulainya pemberian vaksin
Leishmune® (C). Peningkatan jumlah kasus-kasus VL pada manusia sepanjang
waktu (dari tahun 1999 sampai 2006) (B) dan penurunan atau jumlah yang
diulang dari insidensi kasus-kasus pada manusia di wilayah dengan tingginya
perlindungan vaksin Leishmune® (D).
Penurunan yang terdeteksi pada insidensi penyakit dari manusia dan anjing
menjadi hasil dari efek tambahan dari vaksinasi Leishmune® terhadap 5,7%
anjing sehat (1419 ekor anjing) pada pemusnahan anjing secara berkala, yang
ditnjukkan dengan penurunan sebesar 29%, dari tahun 2004 (30,89%) sampai
tahun 2006 (21,77%).
Gambaran yang berbeda didapatkan melalui analisis data dari area
endemik lainnya: kota Belo Horizonte, yang dibagi ke dalam 9 wilayah. Pada
Gambar 2, kami menyajikan distribusi kasus-kasus CVL (Gambar 2A dan C) dan
kasus-kasus humanVL (Gambar 2B dan D), selama periode 1999-2006. Istilah
seroprevalensi anjing atau canine seropositivity mengindikasikan persentase dari
total seropositif anjing pada uji ELISA. Ini adalah pada anjing dengan CVL, yang
selanjutnya dikorbankan untuk dimusnahkan, oleh karena itu kami juga mengacu
pada penghitungan ini, sebagai kasus-kasus dari CVL atau penyakit insidensi pada
anjing. Menurut catatan, peningkatan insidensi pada anjing dan manusia
berkorelasi secara signifikan (p = 0,000), menegaskan pentingnya anjing sebagai
infeksius reservoir dari penyakit ini. Data yang ada sangatlah impresif, sejak
diketahui jumlah total anjing di kota lebih tinggi dibandingkan dengan Arac, atuba
(149.470 ekor, pada tahun 2005) dan perbedaannya didapakan melalui ko-evaluasi
dari kasus-kasus pada anjing dan manusia, dimulai dari bulan Agustus 2004,
ketika vaksin mulai digunakan. Pada Gambar 2 kami mendapatkan kurva yang
meningkat (naik) pada anjing (Gambar 2A) dan insidensi pada manusia (Gambar
2B) di wilayah Barreiro, Venda Nova dan Noroeste, serta kurva dari insidensi
anjing (Gambar 2C) dan manusia (Gambar 2D) di wilayah Centro Sul, Leste,
Nordeste, Norte, Pampulha and Oeste, yang mulai menurun atau mempertahankan
kondisi yang stabil setelah vaksinasi Leishmune® yang dimulai pada tahun 2004.
Pada tabel 1, kami kemudian memisahkan wilayah menurut variasi persentual dari
insidensi pada manusia dari tahun 2004 sampai 2006. Sementara wilayah Oeste
memperlihatkan tidak adanya variasi dan Centro Sul, Leste, Nordeste, Norte dan
Pampulha memperlihatkan nilai persen yang menurun dari insidensi pada manusia
(Tabel 1 kolom 10), Barreiro, Venda Nova dan Noroeste memperlihatkan
peningkatan insidensi pada manusia untuk periode waktu yang sama.
Diantara wilayah-wilayah memperlihatkan penurunan insidensi pada
manusia, Centro sul, yang mana memperlihatkan persen vaksinasi yang tertinggi
(63,27% dari anjing-anjingnya) juga penurunan sebesar 3,36% pada insidensi
anjing dan Pampulha,yang memvaksin 27,27% anjing-anjingnya, memperlihatkan
hanya peningkatan sebesar 1,89% pada insidensi anjing (Ttabel 1, kolom 8 dan 6).
Kemudian diikuti oleh Oeste, yang memvaksin 25,30% hewan-hewannya dan
mengalami peningkatan hanya sebesar 12,86% dari insidensi anjing dan oleh
Leste dan Nordeste, dengan proporsi vaksin yang lebih rendah (11,27% dan
10,76%, berturut-turut) dan mungkin karenanya, insidensi pada anjing yang
sedikit lebih tinggi (42.77% dan 35.73%), tetapi masih memperlihatkan jumlah
yang menurun terhadap kasus-kasus pada manusia. Proporsi lebih rendah yaitu
pada anjing yang divaksin di wilayah-wilayah Venda nova (4,35%) dan Noroeste
(10,27%) , yang mana menurut peningkatan insidensi pada anjing (24.48% dan
21.85%, berturut-turut), dan peningkatan insidensi pada manusia secara nyata
(Tabel 1, kolom 8,6 dan 10). Akhirnya, proporsi terendah dari anjing yang
divaksin (0,09%) didapatkan di Barreiro yang, menurut hal tersebut, menampilkan
peningkatan yang paling jelas pada insidensi anjing (328,57%) dan manusia
(17%) (Tabel 1). Sejumlah total 12.113 anjing kemudian divaksin di Belo
Horizente mulai tahun 2004 sampai 2006 menyebabkan populasi anjing total
menjadi 8,1% (149.470). Hasil ini mengindikasikan bahwa, pada saat proporsi
vaksinasi anjing dengan Leishmune® meningkat, insidensi dari penyakit anjing,
proporsi anjing yangdikorbankan, dan insidensi pada manusia menurun
bersamaan, mengindikasikan adanya efek tambahan dari vaksinasi selama
pemberantasan hewan dalam kontrol CVL di lapangan, dan pengaruhnya yang
mungkin terjadi terhadap insidensi manusia pada VL. Mendukung kesimpulan
kami, penurunan dari insidensi pada anjing (p = -0,008) dan manusia (p = -0,048)
secara langsung berkorelasi terhadap peningkatan jumlah dari anjing yang diaksin,
menegaskan pengaaruh penggunaan vaksin Leishmune® sebagai perlindungan
pada anjing, penurunan reservoir penyakit, dan dalam hal ini mengurangi resiko
transmisi visceral leishmaniasis ke manusia. Masih dalam rangka mendukung
intepretasi kami, nilai rata-rata dari kelompok wilayah, jumlah total dan jumlah
seropositif anjing (Tabel 1, kolom 3 dan 4), seperti halnya dengan insidensi pada
anjing (Tabel 1, kolom 5) dari wilayah yang paling banyak divaksin tidaklah
berbeda dengan wilayah-wilayah yang lebih sedikit vaksinasi atau dengan wilayah
yang tidak terawat, sejak didapatkan nilai rata-ratanya jatuh di dalam CI 95% dari
masing-masing wilayah yang tidak di terawat (Tabel 1). Hal ini mengindikasikan
bahwa kekuatan infeksius atau endemisitas dari kedua grup wilayah bersifat
heterogenous dan kompatible (cocok). Dengan kata lain, lebih banyak anjing yang
mendapatkan vaksinasi di Centro Sul, Leste, Nordeste, Norte, Pampulha dan
Oeste districts (rata-rata 1271,89 ekor anjing/tahun) (Tabel 1, kolom 7) daripada
di Barreiro, Venda Nova dan Noroeste (388,11 ekor anjing/tahun; CI 95% 82.35–
693.87). Tentu saja, persen dari dosis total yang digunakan di wilayah dengan
vaksinasi tinggi adalah sebesar 85,7% (43.643 dari 50.917) sementara area dengan
vaksinasi rendah hanya menggunakan 14,3 % dari dosis (7274 dari 50.917), dan
persen kumulatif dari vaksinasi anjing lebih tinggi di Centro Sul,
Leste,Nordeste,Norte, Pampulha dan Oeste (23,12%), daripada di wilayah
Barreiro, Venda Nova dan Noroeste (4,90; CI95%−2,18 to 11,98) (Tabel 1,
kolom 8). Secara simultan dan dalam catatan, pada enam wilayah yang
memperlihakan vaksinasi tinggi, jumlah dari kasus-kasus pada manusia
memperlihatkan rata-rata penurunan sebesar 36,5% dari tahun 2004 sampai 2006,
jatuh diluar nilai CI 95% pada wilayah dengan vaksinasi yang rendah (CI 95%
2,23–21,11) yang malah memperlihatkan rata-rata peningkatan sebesar 11,67%
(Tabel 1, kolom 10)
Distribusi dari VL di wilayah Norte mendasari satu-satunya pengecualian
yang memperlihatkan penuruna insidensi pada manusia (-41%)) (Tabel 1) dan
rendahnya peningkatan insidensi pada anjing 912,42%), bagaimanapun tidak
berhubungan dengan vaksinasi Leishmune® yang mana sangat rendah (0,4 % dari
anjing-anjing) (Tabel1). Hasil ini mungin berhubungan dengan faktor-faktor
lainnya (terapi insektisida pada tempat-tempat tinggal, dengan status sosio-
ekonomi), yang mana tidak dianalisis pada penelitian kali ini, sejak diketaui
belum terdapat data komparatif kuatitatif dari variabel-variabel lain yang tersedia
bagi kami. Meskipun seluruh variabel sudah ada sebelum dimulainya terapi
vaksin, dinamika epidemiologi komplek dari CVL dan VL pada BH, termasuk
seluruh alat yang digunakan sebagai kontrol menyediakan studi lebih lanjut yang
terintegrasi.
Sampai akhir tahun 2007, sebanyak 7,513% (1713/22.800) ekor anjing di
Arac, atuba dan 11,03% (17.165/155.643) anjing di Belo Horizonte divaksin
dengan Leishmune®. Meskipun dalam perlindungan vaksin yang rendah, jumlah
anjing infeksius perlu yang perlu dikorbankan oleh kampanye kontrol menglami
penurunan di Arac, atuba dan di wilayah yang paling sering vaksinasi seperti Belo
Horizonte, dan jumlah dari kasus-kasus pada manusia juga secara segnifikan
menurun baik di kedua kota mengindikasikan bahwa vaksinasi profilaktik dengan
Leishmune® mulai digunakan sebagai alat kontrol.
Sejak diketahui bahwa vaksin FML-saponin-Leishmune® dikenal dalam
kapasitasnya yang kuat dalam menggerakkan antibodi anti-FML, terdapat
perhatian utama mngenai kemungkinan campur tangan dari antibodi vaccinial
pada kampanye kontrol serologi untuk VL. Data kami yang didapatkan pada tahun
2007 mengecualikan kemungkinan ini (Tabel 2). Di kota Campo Grande-Mato
Grosso, suatu area endemik dan epidemik yang penting baik untuk visceral
leishmaniasis pada manisua maupun anjing, sampel-sampel darih dari 110.000
anjing (seluruh populasi anjing) dikoleksi pada tahun 2007. Sejumalah total 5680
ekor anjing divaksin dengan Leishmune® dilibatkan dalam seleksi ini. Sampel
serum dari seluruh 110.000 ekor anjing didapatkan dan diuji menggunakan
ELISA. Hanya sebanyak 76 ekor dari 5860 ekor anjing yang divaksin yang
memperlihatkan seropositivity pada uji ELISA yang selanjutnya dapat ditegaskan
melalui hasil dari uji IF, menggabungkan 1,3% dari seluruh populasi yang
divaksin. Anjing yang sama menunjukkan tidak terdapat antibodi untuk antigen
heat shock protein recombinant dan tidak terdapat parasit baik pada limfonodus
maupun sumsum tulang, menegaskan anjing-anjing tersebut tidak membawa
infeksi leishmania (Tabel 2). Hasil kami membuktikan bahwa meskipun terdapat
perhatian sebelumnya, vaksinasi Leishmune® tidak bertentangan dengan kontrol
serologis dari CVL.
4. Pembahasan
Profilaktik [19,28], immunoterapeutik [24,25] dan transmisi blocking
effect pada vaksin Leishmune® [16,18,27] menunjukkan kegunaan potensialnya
terhadap penurunan populasi anjing dan manusia yang terinfeksi dan untuk
mencegah epidemik. Anjing yang terpapar oleh vaksin Leishmune®
memperlihatkan bukti tidak adanya parasit dalam darah, limfonodus dan kulit
[16]. Antibodi yang digerakkan oleh vaksin akan menghalangi perkembangan
parasit pada serangga penghisap darah, seperti yang diperlihatkan melalui uji
membran in vivo [18,27] dan melalui pendahuluan hasil xenodiagnosis [18],
menyebabkan penghalangan transmisi parasit di alam. Sebelum lisensi vaksin
diberikan, sebuah uji keamanan dan immunogenesitas memperlihatkan bahwa
98,8% dari 550 anjing yang divaksin pertama kali telah terproteksi dan sehat
selama dua tahun setelah vaksinasi [28]. Baru-baru ini, klinik hewan dari berbagai
daerah di Brazil melaporkan bahwa diantara 8393 anjing yang terpapar, yang
divaksin mulai dari bulan Agustus 2004 sampai Agustus 2008, hanya sebanyak
229 ekor yang mengembangkan penyakit, mewakili 97,3% proteksi yang dicapai
(absennya gejala maupun tanda-tanda CVL yang lengkap). Data ini
menggabungkan 67 dari 228 klinik yang berasal dari kota-kota yang berbeda di
bagian barat Sao Paulo state yang melaporkan proteksi pada 4626/4752 anjing
yang divaksin, 15 di antara 207 klinik d Belo Horizonte, pada 1817/1864 anjing
dan 7 diantara 59 klinik di Campo Grande (Mato Grosso do Sul state) pada
1721/1777 anjing yang divaksin, membuatnya 97% protektif di tiap area masing-
masing. Lebih jauh lagi, total dari 65.000 ekor anjing yang sehat telah divaksin
dengan Leishmune® di Brazil sampai Oktober 2008.
Sebagai vaksin yang berperan melawan zoonosis pada anjing, generasi
dari proteksi terhadap anjing diharapkan menghasilkan penurunan reservoir
parasit, jumlah anjing yang menginfeksi serangga penghisap darah dan
selanjutnya, terhadap penurunan kasus-kasus pada manusia [10]. Kasus-kasus VL
pada manusia tentu saja menurun dari 15 sampai 0 pada area tempat formulasi
pre-komersial dari Leishmune® (the FML saponin vaccine) pertama kali diuji,
dilapangan Fase III memperlihatkan proteksi sebesar 92-95% dan efikasi vaksin
sebesar 76-80% terhadap anjing [19,20].
Model matematika untuk kontrol leishmaniasis dikembangkan oleh Dye
[10], telah menunjukkan bahwa vaksin anjing dapat menjadi alat yang sempurna
dan potensial untuk menurunkan insidensi penyakit baik pada manusia maupun
anjing. Pengembangan vaksin anti-zoonotik untuk reservoir hewan, bertujuan
terhadap penurunan selanjutnya dari kasus-kasus di manusia pada penyakit yang
secara kuat mendukung [1,10,33]. Meskipun sejumlah kecil vaksin CVL dipelajari
pada uji lapangan fase III [12–15,34], dan dua diantaranya memperlihatkan
efikasi [14,15], tidak terdapat data mengenai manfaat dari uji ini terhadap
penurunan penyakit pada manusia yang pernah dilaporkan.
Kami memilih, untuk studi ini, kota-kota di Arac¸ atuba dan Belo
Horizonte, karena disamping vaksinasi Leishmune® tidak terdapat alat kontrol
resmi lainnya yang digunakan disana, kecuali untuk pemusnahan anjing dan terapi
insektisida di tempat-tempat tinggal. Waspada terhadap kemungkinan dari campur
tangan pada sensitifitas dalam berbagai uji serologi yang bebeda pada sejumlah
anjing yang terdeteksi seropositif [5,6,9,19,35,36] kami memilih, untuk studi
kami, kota Arac¸ atuba dan BH yang berbagi metode dan posedur yang sama
pada kampanye kontrol epidemiologi. Karenanya, sensitivitas bukan merupakan
suatu variabel. Informasi yang detail mengenai terapi insektisida berkala pada
tempat-tempat kediaman di wilayah yang berbeda di Belo Horizonte tidak tersedia
untuk kami [30]. Oleh sebab itu, bukannya tidak mungkin untuk melakukan
analisis korelasi yang bertujuan untuk mengeluarkan faktor-faktor ini sebagai
variabel yang mungkin yang dapat mempengaruhi insidensi. Hal yang sama yang
terjadi dengan sejumlah anjing yang diberikan kemoterapi, yang mana masih tidak
direkomendasikan oleh WHO dan Menteri kesehatan Brazil, serta oleh Social
Vulnerabilty index [37], yang mewakili status sosio-ekonomi yang berbeda dari
wilayah yang berbeda pula [30]. Studi terintegrasi dengan data numerik dari
seluruh variabel yang mungkin ini harus dilakukan untuk mengevaluasi kontribusi
yang mungkin dari tiap terapi. Bagaimanapun, sejak diketahui tidak terdapat
perubahan pada alat diagnostik serologis, kebijakan pemerintah atau terapi
insektisida di Arac¸ atuba dan BH selama dan sebelum periode studi (sejak tahun
2002 di Arac, atuba dan sejak tahun 1997 di BH), pad saat insidensi meningkat,
dan penurunan pada kasus-kasus di manusia dan anjing hanya dimulai setelah
pemberian vaksinasi Leishmune®, hasilnya menunjukkan bahwa variabel yang
hanya mempengaruhi insidensi adalah vaksin. Selama periode yang sama,
penurunan dari kasus-kasus pada anjing juga telah tercatat (Dr. Aziz Abdelnour,
Centro de Controle de Zoonoses of Andradina, komunikasi personal) di
Andrandina, suatu kota lain di São Paulo state yang menggunakan vaksinasi
Leishmune® dan tempat kalung insektisida anjing diperkenalkan sebagai alat
kontrol tambahan yang resmi untuk penyakit ini. Untuk alasan ini kami tidak
memasukkan data dari Andriana dalam studi kami, disamping hasil yang
signifikan yang didapatkan sebelumnya mengindikasikan bahwa pada anjing yang
tidak terawat tetap bersifat infeksius pada saat tidak dilakukan vaksinasi
Leishmune®, tidak peduli apakah anjing-anjing tersebut menggunakan kalung
insektisida delta-methrin atau tidak [16].
Sementara, penurunan penyakit pada manusia dan anjing di Arac, atuba
sangatlah jelas seluruhnya, sejak diketahui populasi total anjing dan manusia ini
kecil, maka distribusi penyakit di Belo Horizonte akan lebih kompleks. Kami
sebelumnya memisahkan wilayah menurut variasa insidensinya pada manusia
sepanjang waktu. Kami mendeteksi bahwa variasi insidensi pada anjing mengikuti
variasi insidensi pada manusi pada wilayahnya masing-masing, dan akhirnya
didapatkan bahwa penurunan kasus-kasus insidensi pada manusia dan anjing
memiliki korelasi yang tinggi terhadap penggunaan vaksin Leishmune®. Tentu
saja, vaksin memiliki efek tambahan pada anjing yang dimusnahkan pada kontrol
dari VL. Wilayah yang memperlihatkan vaksinasi yang intens hanya perlu
mengorbankan sedikit anjing dalam rangka menjaga jumlah kasus-kasus pada
manusia tetap rendah. Wilayah yang memiliki proporsi vaksinasi anjing yang
lebih rendah, perlu mengorbankan anjing-anjing yang terinfeksi lebih banyak.
Vaksinasi dengan Leishmune® kemudian bertindak sebagai alat kontrol dengan
efek penambahn pada pemusnahan anjing dan hasil dari kami mengindikasikan
bahwa peningkatan di masa yang akan datang terhadap vaksinasi anjing mungkin
menggantikan pemusnahan anjing dalam kontrol epidemiologi VL.
Menurut model matematika pada kontrol leishmaniasis yang
dikembangkan oleh Dye [10], efikasi yang diharapkan terhadap vaksin dalam
menurunkan insidensi penyakit pada anjing diungkapkan dengan menempatkan
insidensi pada anjing setelah vaksinassi pada axis y setelah vaksinasi dibagi oleh
insidensi anjing sebelum vaksinasi dan diekspresikan dalam persen, serta fraksi
dari anjing yang peka yang dikonversi ke resistensi oleh terapi vaksin pada axis x.
Di Arac, atuba insidensi anjing setelah vaksinasi menurun dari 30,01% (2003)
sampai 21,77% (2006) memberikan rasio dalam persen sebesar 72,54% yang
cocok dengan perubahan sebesar 25% dari populasi anjing dari yang rentan/ peka
ke resisten ateu terproteksi. Perlindungan dari vaksin yang lebih ekstensif pastinya
akan memvantu dalam mencegah epidemik. Di Belo Horizonte, di sisi lain,
penurunan insidensi pada manusia didapatkan setelah vaksinasi anjing di beberapa
wilayah. Di wilayah Nordeste, kasus-kasus pada manusia menurun dari 24
menjadi 18, memberikan rasio dalam persen sebesar 72% yang mana cocok
dengan 28% persen populasi manusia yan bergerak ke kelas resisten. Di wilayah
Leste, kasus-kasus pada manusia menurun dari 16 manjadi 6, memberikan rasio
dalam persen sebesar 37,5% yang sesuai dengan 62% populasi manusia yang
menjadi resisten atau secara tidak langsung terproteksi. Hal ini dicapai dengan
vaksinasi hanya sebesar 11,03% dari seluruh populasi anjing. Peningkatan dari
perlindungan vaksin tentunya akan mendekatkan kepada pencegahan dari
epidemik. Terdapat perhatian bahwa vaksin Leishmune® dapat mengakibatkan
serokonversi yang dapat dideteksi melalui metode diagnostik yang digunakan oleh
panitia kampanye survey kontrol [29]. Telah dibantah bahwa vaksinasi anjing
dapat membingungkan dengan anjing yang terinfeksi. Apabila seropositivitas
yang diinduksi dengan vaksin dapat begitu signifikan, salah satu akan
mengharapkan adanya peningkatan seroprevalensi anjing di area-area yang lebih
banyak divaksin. Temuan-temuan yang diungkapkan oleh penelitian ini
mendukung efek yang berlawanan, sejak diketahui wilayah BH yang mengalami
banyak vaksinasi memperlihatkan seroprevalensi yang paling rendah. Oleh
karenanya, perhatian ini tidaklah dijustifikasi. Tentu saja, hanya sebesar 1,3% dari
vaksin-vaksin Leishmune® yang seropositif dalam uji yang resmi dan sejak
mereka meperlihatkan tidak adanya parasit dan antibodi dalam melawan protein
heat shock dari L. Chagasi, mereka dianggap tidak terinfeksi dan kemudian tidak
dikorbankan. Hasil ini sangat signifikan, menganggap bahwa analisis dilakukan
pada sampel serum, sebagai ganti dari elusi darah, mengubah sensitivitas menjadi
lebih tinggi [5]. Anjing yang divaksin dengan Leishmune® memperlihatkan 50-
98% seropositivitas-FML setelah vaksinasi lengkap [19,28]. Pada penelitian kali
ini, FML, suatu glikoprotein antigen spesifik murni yang berglikosilasi tinggi [38]
dari Leishmania donovani, adalah baik sebagai antigen vaksin maupun antigen
dalam uji diagnostik. Karenanya, dapat dikenali dengan antibodi anti-FML
dengan sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi. Dengan kata lain, total
promastigote lysate dari Leishmania major dan Leishmania brasiliensis, yang
merupakan antigen-antigen dari uji ELISA resmi yang digunakan untuk seleksi,
dapat bereaksi dengan seluruh antibodi yang digerakkan selama multiplikasi
parasit pada hospes yang terinfeksi. Pada saat antigen FML yang dimurnikan
berinteraksi dengan fraksi yang tergambar dari serum antibodi, total lysate
berinteraksi dengan seluruh plethora/ kelebihan antibodi yang secara langsung
melawan seluruh parasit, membungkus atau mengencerkan respon dalam melawan
antigen FML yang dipurifikasi, yang mana bukan merupakan antigen utama
Leishmania. Perbedaan pada hasil kemudian disebabkan karena perbedaan afinitas
dari antigen-antigen. Hasil kami memperlihatkan bahwa, seropositivitas yang
diinduksi oleh vaksin Leishmune® tidak mencampuri kampanye kontrol. Suatu
perbedaan yang serupa dilaporkan dalam hubungannya dengan predominan
antibodi subtipe IgG [17]. Pada anjing, vaksinasi dengan CPa dan CPb cystein
proteinases, kerja dari Rafati et al. (2005) [39] memperlihatkan bahwa titer IgG2
dan IgG1 yang lebih tinggi terdeteksi dalam melawan antigen vaksin rekombinan
tetapi tidak dalam melawan lysate dari Leishmania infantum [17,39]. Dalam
mendukung temuan kami, studi komparatif baru-baru ini yang dikembangkan oleh
Grecco F dan Allegretti (komunikasi personal) pada anjing-anjing yang divaksin
Leishmune® yang berasal dari area endemik, mengungkap 73% hasil yang positif
pada uji FML ELISA (19 sampel diantara jumlah total 26), reaktifitas sebesar 0%
pada uji anti-leishmania yang resmi (24 negatif dan 3 sampel tidak terdefinisi) dan
reaktivitas 0% (28 sampel, seluruhnya negatif) di laboratorium yang dipersiapkan
sebagai tempat untuk uji ELISA anti- Leishmania chagasi.
Data analisis epidemiologi pada penelitian ini merupakan data terbaik
yang digabungkan dari lapangan sehubungan dengan pengaruh dari vaksin anti-
Leishmania. Suatu uji pada fase IV, telah direkomendasikan oleh WHO sebagai
vaksin yang langsung memperlihatka efikasi sebesar 50% dalam sebuah uji
kontrol random double-blind fase III [40]. Pada uji fase IV, vaksinasi dilakukan
pada populasi yang besar (10.000 sampai 100.000 individu) dan pengaruh dari
vaksin diukur melalui perbedaan insidensi sebelum dan sesudah pemberian
vaksin. WHO merekomendasikan trail fase IV untuk digunakan dalam pada
kontrol yang tidak diberi vaksin pada saat efikasi dari vaksin telah dibuktikan
pada uji fase III dan vaksin tersebut dipasarkan [40]. Sejak diketahui belum
terdapat uji tertentu yang dilakukan oleh pemerintah Brazil dengan menggunakan
Leishmune®, data yang diperlihatkan disini merupakan perkiraan terbaik dari
pengaruh penggunaan Leishmune®, terutama yang menganggap bahwa di Belo
Horizonte, eksistensi dari wilayah dengan sedikit perlakuan vaksinasi
menyediakan kontrol tanpa perlakuan yang potensial.
Diantara berbagai formulasi yang diuji sebagai vaksin anti-Leishmania,
Leishmune® merupakan salah satu dari ketiga vaksin yang berlisensi dan
dikomersialkan diseluruh dunia, merupakan satu-satunya macam dari degenerasi
kedua dan satu-satunya yang dapat melawan penyakit pada anjing [17,18].
Menurut pengetahuan kami, Leishmune® merupakan vaksin anti-Leishmania
pertama yang digunakan dalam skala besar di lapangan dan untuk menginduksi
penurunan kasus-kasus penyakit pada manusia dan anjing dalam studi ini, dan
meskipun perlindungan vaksin Leishmune® sejauh ini dianggap rendah, kami
memperlihatkan bahwa vaksinasi terhadap anjing sebesar 11,3 % (17.165 dari
155.643) di Belo Horizonte dan sebesar 1,513% pada anjing-anjing di Arac, atuba
(1713 dari 22.800) telah mulai menjadi alat kontrol, vaksin proteksi, mengurangi
reservoir parasit terhadap anjing yang terinfeksi dan populasi manusia dan juga
menurunkan jumlah anjing-anjing yang dikorbankan. Penggunaan luas dari
Leishmune® tentunya akan membantu eradikasi penyakit.
*eluate: a liquid solution that results from elution
**Amastigote: Suatu sel yang tidak memiliki flagela apapun