Legitimasi Kekuasaan.docx

download Legitimasi Kekuasaan.docx

of 3

Transcript of Legitimasi Kekuasaan.docx

  • 5/19/2018 Legitimasi Kekuasaan.docx

    1/3

    Legitimasi Kekuasaan.[1]

    Kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi tingkah lakuorang lain sehingga orang lain menjadi sesuai dengan yang diinginkan oleh orang yang memiliki

    kekuasaan tersebut.[2]Namun dalam mempelajari kehidupan politik, kekuasaan tidak hanya

    sebagai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain akan tetapi juga dipandang sebagaikemampuan untuk mempengaruhi proses pembuatan kebijaksanaan yang mengikat seluruh

    anggota masyarakat. Suatu kekuasaan akan memunculkan sebuah kewenangan. Laswell danKaplanmenyatakan bahwa wewenang (authority) merupakan sebuah kekuasaan formal, ataudengan kata lain wewenang merupakan kekuasaan yang memiliki keabsahan atau legitimasi.

    Kewenangan seseorang belum lengkap jika seseorang belum mendapatkan legitimasi.

    Legitimasi merupakan penerimaan dan pengakuan masyarakat terhadap hak moral

    pemimpin untuk memerintah, membuat, dan melaksanakan keputusan politik. Secara

    garis besar legitimasi merupakan hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin, hubungan

    itu lebih ditentukan oleh yang dipimpin karena penerimaan dan pengakuan atas kewenangan

    hanya berasal dari yang diperintah.

    Secara umum alasan utama mengapa legitimasi menjadi penting bagi pemimpinpemerintahan.[3]Pertama, legitimasi akan mendatangkan kestabilan politik dari kemungkinan-

    kemungkinan untuk perubahan sosial. Pengakuan dan dukungan masyarakat terhadap pihak yang

    berwenang akan menciptakan pemerintahan yang stabil sehingga pemerintah dapat membuat danmelaksanakan keputusan yang menguntungkan masyarakat umum. Pemerintah yang memiliki

    legitimasi akan lebih mudah mengatasi permasalahan daripada pemerintah yang kurang

    mendapatkan legitimasi.

    Adanya pengakuan seseorang terhadap keunggulan orang lain pada hakekatnya menunjukkan

    adanya keabsahan atas keunggulan yang dimiliki fihak yang disebut belakangan. Pengakuantersebut murni diperlukan karena tanpa adanya pengakuan tersebut, maka keunggulan yangdimiliki seseorang tidak mempunyai makna apapun. Menurut Gaetano Mosca, pengakuan

    terhadap keberadaan elit yang dapat dinyatakan sebagai suatu legitimasi ini diistilahkan sebagai

    suatu political formula yang maksudnya adalah terdapatnya suatu keyakinan yangmenunjukkan mengapa the rullers dipatuhi kepemimpinannya.[4]

    Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Max Weber menyatakan pendapatnya bahwa terdapat

    tiga macam legitimate dominationyang menunjukkan dalam kondisi seperti apa sehingga

    seseorang atau sekelompok orang mampu mendominasi sejumlah besar orang lainnya.[5]Ketiga

    macam legitimate dominationtersebut adalah: (a) traditional domination, (b) charismatic

    domination, dan (c) legal-rational domination.

    1. a. Traditi onal Domination(Dominasi Tradisional)

    Dominasi ini mendasarkan pada tradisi yang ada dan berlaku di tengah-tengah masyarakat yang

    bersangkutan. Dengan demikian legitimasi yang diperoleh elit tentu saja didasarkan pada tradisiyang ada dan berlaku. Dalam dominasi tradisional dapat diketemukan massa dengan kepercayaan

    yang mapan terhadap kesucian tradisi yang ada. Sehingga pada gilirannya individu-individu yang

    http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn1http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn1http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn1http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn2http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn2http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn2http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn3http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn3http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn3http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn4http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn4http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn4http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn5http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn5http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn5http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn5http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn4http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn3http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn2http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn1
  • 5/19/2018 Legitimasi Kekuasaan.docx

    2/3

    terpilih sebagai pemimpin yang berkuasa bukan dilihat dari kharisma atau kemampuan yang

    dimilikinya, tetapi semata-mata atas dasar kesepakatan bersama anggota-anggota masyarakat

    yang sudah mentradisi.

    Dalam dominasi tradisional ini hubungan yang terjadi antara elit dan massa tidak jarang

    merupakan sebuah hubungan yang lebih bernuansa personal. Kesempatan massa untuk direkrutsebagai staf administrasi dilihat berdasarkan pada pertimbangan loyalitas pribadi bukan

    berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Hal ini menunjukkan bahwa massa mempunyai kesetian

    yang tinggi terhadap penguasa, dan sebaliknya penguasa juga mempunyai kewajiban untukmemenuhi segala kebutuhan massa. Akan tetapi walaupun terdapat ikatan yang sangat kuat

    antara massa dan elit penguasa, masih saja terdapat keleluasaan bagi penguasa secara pribadi

    mempergunakan otoritasnya sesuai dengan kehendaknya.

    1. b. Charismatic Domination(Dominasi Karismatik)

    Merupakan dominasi yang mendasarkan pada kharisma yang melekat pada diri seseorang.

    Perihal kharisma, Weber memberi pengertian sebagai suatu sifat tertentu dari suatu kepribadianseorang individu berdasarkan mana orang itu dianggap luar biasa dan diperlakukan sebagai

    seseorang yang mempunyai sifat unggul atau paling sedikit dengan kekuatan-kekuatan yang khasdan luar biasa.[6]Elit atau penguasa yang kemunculannya didasarkan pada kharisma yang

    dimiliki, pada umumnya akan berupaya menunjukkan bukti tentang keelitannya dengan cara

    menunjukkan kemampuannya untuk melakukan hal-hal yang tidak mampu dilakukan oleh orangawam, pada umumnya merupakan hal-hal yang bersifat ajaib. Semakin mampu seorang individu

    menunjukkan bukti-bukti yang hebat dan relatif langka, maka akan semakin tinggi pula

    legitimasi yang akan diperolehnya sebagai elit yang berkuasa.

    1. c. Legal-Rational Domination

    Dominasi ini pada hakekatnya didasarkan pada kesepakatan anggota masyarakat terhadap

    seperangkat peraturan yang diundangkan secara resmi. Individu yang berperan sebagai elit di

    masyarakat yang memberlakukan dominasi tipe ini diakui keberadaanya atas kemampuan yangdimilikinya dan persyaratan menurut peraturan yang berlaku. Demikian pula dengan seleksi bagi

    individu-individu yang dapat menduduki posisi elit ini juga diatur secara tegas oleh peraturan

    yang secara resmi berlaku. Persyaratan-persyaratan yang diajukan untuk menduduki posisitertentu belum tentu sama dengan posisi lain yang dibutuhkan, karena semakin tinggi posisi yang

    dituju, persyaratan yang harus dipenuhi juga semakin tinggi pula begitu pula dengan kemampuan

    yang dimiliki juga harus semakin besar. Sebagai akibat dari kesepakatan-kesepakatan tersebut,

    maka individu-individu yang tidak memiliki kemampuan akan sulit untuk dapat menduduki

    posisi tertentu sebagai elit. Hanya individu-individu yang mempunyai kemampuan dandipandang telah memenuhi persyaratan yang bisa mendapatkan legitimasi.

    Tipe-tipe legitimasi sebagaimana dipaparkan diatas, pada tataran realita masyarakat biasanya

    tidak berjalan sendiri-sendiri, artinya dimungkinkan lebih dari satu tipe legitimasi diterapkan di

    suatu masyarakat.

    http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn6http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn6http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn6http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn6
  • 5/19/2018 Legitimasi Kekuasaan.docx

    3/3

    Menurut Charles Andrain terdapat lima obyek dalam sistem politik yang memerlukan legitimasi

    agar suatu sistem politik tetap berlangsung dan fungsional,[7]yaitu : masyarakat (komunitas)

    politik, hukum, lembaga politik, pemimpin politik, dan kebijakan.

    Yang dimaksud dengan legitimasi terhadap komunitas politik adalah kesediaan para anggota

    masyarakat dari berbagai kelompok yang berbeda latar belakang untuk membentuk suatukomunitas. Apabila komunitas tersebut melakukan berbagai perlawanan dan ingin membentuk

    masyarakat baru (separatisme) maka legitimasi terhadap komunitas politik dianggap masih

    sangat rendah. Sehingga legitimasi terhadap hukum, lembaga politik, pemimpin politik dankebijakan politik juga dianggap rendah.

    Kurangnya dukungan terhadap komunitas politik akan menyebabkan masalah dalam penciptaanidentitas masyarakat atau disebut juga krisis identitas. Sedangkan kurangnya dukungan terhadap

    hukum yang berlaku maka masyarakat akan mengalami krisis konstitusi. Manakala dukungan

    terhadap lembaga politik semakin menurun maka akan terjadi krisis kelembagaan. Krisis

    kepemimpinan akan terjadi pada masyarakat yang tidak mempercayai legitimasi para pemimpin

    politik, sehingga mempengaruhi kebijakan pemimpin yang menimbulkan krisis kebijakan.Dengan demikian sistem politik akan menghadapi krisis legitimasi.

    Krisis legitimasi dapat terjadi karena beberapa prinsip,[8]yaitu :

    1. kewenangan beralih pada prinsip yang lain, artinya kewenangan yang selama inidigunakan tidak lagi diakui oleh masyarakat, masyarakat telah menemukan prinsip

    kewenangan yang dianggap lebih baik, sehingga pemimpin yang mendasari diri dengan

    kewenangan yang lama tidak akan mendapatkan dukungan lagi dari masyarakat.2. Terjadi persaingan yang tajam dan tidak sehat diantara elit yang berkuasa, sehingga

    terjadi perpecahan dalam tubuh pemerintahan.

    3.

    Pemerintah tidak dapat memenuhi janjinya sehingga menimbulkan keresahan dankekecewaan di masyarakat dan berimbas pada memudarnya dukungan kepadapemerintah.

    4. Sosialisasi kewenangan mengalami perubahan

    http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn7http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn7http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn7http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn8http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn8http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn8http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn8http://bluean9el.wordpress.com/My%20COLLEGE/Konsep2%20HI/Legitimasi%20Kekuasaan.docx#_ftn7