Led

6
aktor-faktor yang menentukan cepat lambatnya pengendapan eritrosit, yaitu komposisi protein, ukuran dan bentuk eritrosit, serta konsentrasi eritrosit.1,2 1. Komposisi protein plasma Protein plasma yang mempercepat LED adalah protein fase akut, terutama fibrinogen.1 Protein fase akut lain yang juga berpengaruh adalah haptoglobin, ceruloplasmin, ɑ1-acid- glycoprotein, ɑ1-antitrypsin, dan CRP.2,3 Protein tersebut mempengaruhi LED dengan menurunkan muatan negatif eritrosit (potensial zeta). Potensial zeta berperan untuk menjaga eritrosit saling menjauh. Jika potensial zeta menurun, maka eritrosit akan membentuk formasi rouleaux (tersusun seperti koin bertumpuk) yang dapat mengendap lebih cepat.1 Komponen plasma lain yang mempercepat LED adalah imunoglobulin dan kolesterol.1 Komponen plasma yang memperlambat LED adalah albumin dan lesitin.1 2. Ukuran dan bentuk eritrosit Ukuran eritrosit yang besar (makrosit) mempercepat pengendapan, sedangkan ukuran yang kecil (mikrosit) memperlambat pengendapan.2,3 Bentuk eritrosit yang ireguler (poikilositosis, sferositosis, sel sabit) akan menghambat pembentukan rouleaux sehingga memperlambat LED. 1,2,3 3. Konsentrasi eritrosit Rasio eritrosit/plasma yang rendah, seperti pada keadaan anemia akan mempercepat LED.3 Rasio eritrosit/plasma yang tinggi, seperti pada polisitemia akan memperlambat LED.3 4. Faktor lain yang menyebabkan peningkatan LED: Usia,

Transcript of Led

Page 1: Led

aktor-faktor yang menentukan cepat lambatnya pengendapan eritrosit, yaitu komposisi protein, ukuran dan bentuk eritrosit, serta konsentrasi eritrosit.1,2

1. Komposisi protein plasma

Protein plasma yang mempercepat LED adalah protein fase akut, terutama fibrinogen.1 Protein fase akut lain yang juga berpengaruh adalah haptoglobin, ceruloplasmin, ɑ1-acid-glycoprotein, ɑ1-antitrypsin, dan CRP.2,3 Protein tersebut mempengaruhi LED dengan menurunkan muatan negatif eritrosit (potensial zeta). Potensial zeta berperan untuk menjaga eritrosit saling menjauh. Jika potensial zeta menurun, maka eritrosit akan membentuk formasi rouleaux (tersusun seperti koin bertumpuk) yang dapat mengendap lebih cepat.1

Komponen plasma lain yang mempercepat LED adalah imunoglobulin dan kolesterol.1

Komponen plasma yang memperlambat LED adalah albumin dan lesitin.1

2. Ukuran dan bentuk eritrosit

Ukuran eritrosit yang besar (makrosit) mempercepat pengendapan, sedangkan ukuran yang kecil (mikrosit) memperlambat pengendapan.2,3

Bentuk eritrosit yang ireguler (poikilositosis, sferositosis, sel sabit) akan menghambat pembentukan rouleaux sehingga memperlambat LED. 1,2,3

3. Konsentrasi eritrosit

Rasio eritrosit/plasma yang rendah, seperti pada keadaan anemia akan mempercepat LED.3

Rasio eritrosit/plasma yang tinggi, seperti pada polisitemia akan memperlambat LED.3

4. Faktor lain yang menyebabkan peningkatan LED:

Usia,

Pil kontrasepsi,

Menstruasi,

Hamil: meningkat mulai minggu ke-10 dan kembali semula 1 bulan postpartum,

Kortikosteroid.1,3

Hubungan Inflamasi dengan LED

Inflamasi adalah reaksi di jaringan tubuh yang terutama diperankan oleh pembuluh darah dan leukosit sebagai respons terhadap: infeksi, kerusakan jaringan (trauma, iskemia, radiasi, luka bakar, frost bite, paparan zat kimia toksik), penyakit autoimun.4 Pada inflamasi, makrofag mengeluarkan interleukin-1 dan interleukin 6 yang akan menstimulasi hati untuk meningkatkan

Page 2: Led

produksi protein fase akut.5 Peningkatan protein fase akut inilah yang kemudian akan mempercepat LED & menjadi dasar penggunaan LED sebagai salah satu petanda inflamasi.

Nilai rujukan LED adalah sebagai berikut:

Laki-laki:

usia <50 tahun: <15 mm/jam

usia >50 tahun: <20 mm/jam

usia >85 tahun: <30 mm/jam

Perempuan:

usia <20 tahun: <20 mm/jam

usia >50 tahun: <30 mm/jam

usia >85 tahun: <42 mm/jam.1

Aplikasi LED:

LED digunakan untuk mendapat gambaran adanya inflamasi dan/atau kerusakan jaringan, tetapi tidak spesifik penyakit tertentu. Berbagai penyakit dapat meningkatkan LED, antara lain:2

Infeksi akut dan kronik

Sindrom koroner akut

Mieloma multipel

Osteomielitis

Pelvic inflammatory disease

Polymyalgia rheumatica

Tb paru

Demam reumatik

Reumatoid arthritis

Sistemik lupus eritematosus

Endokarditis bakterialis subakut

Makroglobulinemia Waldenstrom

Page 3: Led

LED serial dapat digunakan untuk pemantauan aktivitas penyakit, seperti reumatoid arthritis, infeksi kronik, osteomielitis, penyakit kolagen, dan keganasan.1

Pada pasien keganasan yang sudah metastasis, LED dapat meningkat hingga >100 mm/jam.1

Hasil LED dapat tidak meningkat pada keganasan, penyakit jaringan ikat, dan infeksi sehingga hasil dalam batas rujukan tidak menyingkirkan kemungkinan penyakit.1

Dari pemaparan di atas, jelas bahwa LED meningkat tidak hanya pada keadaan infeksi, tetapi lebih tepatnya pada keadaan inflamasi karena peningkatan protein fase akut. Namun, keadaan noninflamasi juga dapat meningkatkan LED misalnya pada anemia. Oleh karena itu, interpretasi LED sebagai penanda inflamasi juga perlu memperhatikan faktor eritrosit. Dan yang perlu diingat, LED dalam batas rujukan tidak menyingkirkan kemungkinan penyakit. Demikian ulasan mengenai LED, semoga bermanfaat

Pemeriksaan laju endap darah atau Erythrocyte Sedimentation Rate biasanya dilakukan secara rutin untuk mendeteksi penyakit akut atau sekedar check up biasa. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke dalam tabung khusus selama satu jam.

Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin tinggi laju endap darahnya. Tinggi rendahnya laju endap darah sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita. Biasanya, jika terjadi radang laju endap darah tergolong tinggi.

Ada tiga tahap pada proses pengendapan darah: tahap pembentukan rouleaux, pengendapan, dan pemadatan. Untuk memeriksa laju endap darah, peneliti menggunakan cara Wintrobe danWeetergren.

Pemeriksaan laju endap darah juga harus dikerjakan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan darah, karena dapat mempengaruhi keakuratan pemeriksaan.

Di dalam tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma sebagai akibat pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung khusus yang sebelumnya diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam, sel darah akan mengendap dibagian bawah tabung karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah ( LED ) berfungsi untuk mengukur kecepatan pengendapan darah merah di dalam plasma ( mm/jam ).

Tinggi ringannya nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata orang yang anemia, dalam kehamilan dan para lansia pun memiliki nilai Laju Endap Darah yang tinggi. Jadi orang normal pun bisa memiliki Laju Endap Darah tinggi, dan sebaliknya bila Laju Endap Darah normalpun belum tentu tidak ada masalah. Jadi pemeriksaan Laju Endap Darah masih termasuk pemeriksaan penunjang, yang mendukung pemeriksaan fisik dan anamnesis dari sang dokter.

Page 4: Led

Selain untuk pemeriksaan rutin, Laju Endap Darah pun bisa dipergunakan untuk mengecek perkembangan dari suatu penyakit yang dirawat. Bila Laju Endap Darah makin menurun berarti perawatan berlangsung cukup baik, dalam arti lain pengobatan yang diberikan bekerja dengan baik.

Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux – sel darah merah berkumpul membentuk kolom, tahap pengendapan dan tahap pemadatan. Di laboratorium cara untuk memeriksa Laju Endap Darah (LED) yang sering dipakai adalah cara Wintrobe dan cara Westergren.

Hasil pemeriksaan LED dengan menggunakan kedua metode tersebut sebenarnya tidak seberapa selisihnya jika nilai LED masih dalam batas normal. Tetapi jika nilai LED meningkat, maka hasil pemeriksaan dengan metode Wintrobe kurang menyakinkan. Dengan metode Westergren bisa didapat nilai yang lebih tinggi, hal itu disebabkan panjang pipet Westergren yang dua kali panjang pipet Wintrobe. Kenyataan inilah yang menyebabkan para klinisi lebih menyukai metode Westergren daribada metode Wintrobe.

Pada orang yang lebih tua nilai Laju Endap Darah juga lebih tinggi.Dewasa (Metode Westergren):• Pria < 50 tahun = kurang dari 15 mm/jam• Pria > 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam• Wanita < 50 tahun = kurang dari 20 mm/jam• Wanita > 50 tahun = kurang dari 30 mm/jam

Anak-anak (Metode Westergren):• Baru lahir = 0 – 2 mm/jam• Baru lahir sampai masa puber = 3 – 13 mm/jam

Faktor-faktor yang mempengaruhi Laju Endap Darah / LEDFaktor-faktor yang dapat mempengaruhi Laju Endap Darah (LED) adalah faktor eritrosit, faktor plasma dan faktor teknik.LED dapat meningkat karena :Faktor Eritrosit• Jumlah eritrosit kurang dari normal• Ukuran eritrosit yang lebih besar dari ukuran normal, sehingga lebih mudah/cepat membentuk rouleaux → LED ↑.Faktor Plasma• Peningkatan kadar fibrinogen dalam darah akan mempercepat pembentukan rouleaux→ LED ↑.• Peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih) → biasanya terjadi pada proses infeksi akut maupun kronisFaktor Teknik Pemeriksaan• Tabung pemeriksaan digoyang/bergetar akan mempercepat pengendapan → LED ↑.

Page 5: Led

• Suhu saat pemeriksaan lebih tinggi dari suhu ideal (>2 C) akan mempercepat 0̊ 0̊�pengendapan→ LED ↑.

LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi/peradangan akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).Bila dilakukan secara berulang laju endap darah dapat dipakai untuk menilai perjalanan penyakit seperti tuberkulosis, demam rematik, artritis dan nefritis. Laju Endap Darah (LED) yang cepat menunjukkan suatu lesi yang aktif, peningkatan Laju Endap Darah (LED) dibandingkan sebelumnya menunjukkan proses yang meluas, sedangkan Laju Endap Darah (LED) yang menurun dibandingkan sebelumnya menunjukkan suatu perbaikan.

LED dapat digunakan sebagai sarana pemantauan keberhasilan terapi, perjalanan penyakit, terutama pada penyakit kronis seperti Arthritis Rheumatoid (rematik), dan TBC.

Peningkatan LED terjadi pada infeksi akut lokal atau sistemik (menyeluruh), trauma, kehamilan trimester II dan III, infeksi kronis, kanker, operasi, luka bakar.Penurunan LED terjadi pada gagal jantung kongestif, anemia sel sabit, kekurangan faktor pembekuan, dan angina pektoris (serangan jantung).Selain itu penurunan LED juga dapat disebabkan oleh penggunaan obat seperti aspirin, kortison, quinine, etambutol.