LECTURE 18 PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN DAN...

67
LECTURE 18 PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PEKERJAAN PONDASI

Transcript of LECTURE 18 PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN DAN...

LECTURE 18

PELAKSANAAN PEKERJAAN

PERSIAPAN

DAN

PEKERJAAN PONDASI

10

JEMBATAN

JALAN PENDEKAT

BANGUNAN ATAS

EXPANSION JOINT

LANDASAN

PONDASI

PERLENGKAPAN JEMBATAN

KEPALA JEMBATAN PILAR

BANGUNAN PENGAMAN

PEKERJAAN PERSIAPAN PADA PEKERJAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN SELALU DIAWALI DENGAN PEKERJAAN PERSIAPAN.

SOSIALISASI

- Persiapan.

1. Koordinasi,

Melakukan koordinasi dengan Camat, Lurah/Kepala Desa,

2. Penyiapan Tempat.

Lokasi tempat rapat disiapkan sesuai kesepakatan dengan pihak-pihak terkait pada saat koordinasi.

-Materi Sosialisasi.

Materi sosialisasi mencakup: Tata cara memulai pekerjaan, Tatacara Pelaksanaan Pekerjaan, dan Tatacara

mengakhiri pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Materi sosialisasi dibuat sehingga masyarakat setempat dapat

memahami pentingnya kegiatan ini bagi dirinya dan orang lain. Masyarakat harus diberi pemahaman tentang tata

cara pelaksanaan pekerjaan, gangguan yang akan timbul dan cara mengatasi permasalahan darurat. Untuk itu

materi sosialisasi adalah berupa makalah, leaflet, animasi, atau hal-hal lain sesuai dengan permintaan owner dan

tokoh masyarakat setempat.

Materi sosialisasi sekuraung-kurangnya memuat:

1. Rencana dan Kegiatan Secara umum.

2. Waktu Pelaksanaan.

3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan.

4. Gangguan dan hambatan yang akan timbul.

MOBILISASI dan DEMOBILISASI

Mendatangkan personil-personil dan alat-alat kerja beserta bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan.

1. Mobilisasi personil Tenaga kerja harus dipersiapkan lebih awal sebelum pekerjaan dimulai. Personil yang akan digunakan dalam proyek ini

antara lain:

2. Mobilisasi alat Peralatan utama hingga peralatan penunjung yang akan digunakan di lapangan harus dipersiapkan paling lambat 3

hari sebelum pekerjaan dimulai.

Mobilisasi peralatan dapat dilakukan pada awal pekerjaan dan demobilisasi dilakukan pada mingggu akhir pekerjan

setelah pekerjaan selesai.

3. Mobilisasi bahan Bahan yang digunakan dalam pekerjaan diangkut ke tempat penyimpanan sesuai jadwal yang akan dipersiapkan.

General Superitendent

Quantity Engineer

Quality Enginer

Pelaksana Lapangan

Administrasi

Pekerja :

Pekerja

Kepala Tukang

Mandor

Operator Alat Berat

Supir Dump Truck

Mekanik

PENYIAPAN SHOP DRAWING (GAMBAR KERJA)

Sebelum mengerjakan pekerjaan, terlebih dahulu menyiapkan Gambarkerja (shop drawing) yang dibuat berdasarkan Gambar

Rencana yang terakhir. Jika terdapat perbedaan antara gambar kerja dengan keadaan sebenarnya di lapangan, maka yang

dilaksanakan adalah keputusan yang diberikan oleh Pengawas. Selanjutnya melakukan penggambaran kembali tapak proyek sesuai

dengan keadaan sebenarnya/ eksisting di lapangan.

Shop Drawing atau gambar kerja, merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Dengan adanya gambar kerja, maka

pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan terkendali secara teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja

PENGADAAN MATERIAL UNTUK PEKERJAAN PERSIAPAN

Metode pelaksanaan untuk pengadaan material tidak ada yang khusus. Untuk pekerjaan persiapan, belum banyak memerlukan

material. Material yang dibutuhkan terutama hanya untuk kebutuhan pembuatan perakitan Kantor Proyek, Gudang, Pagar, dan

bangunan-bangunan yang bersifat sementara lainnya.

Penyiapan Sarana dan Prasarana

Pembuatan Kantor Proyek

Kantor proyek dibangun sebagai tempat bekerja pagi para staf baik staf dari Kontraktor, Pengawas maupun Pemilik Proyek di

lapangan, yang dilengkapi dengan ruang-ruang kerja staf, ruang rapat, ruang pimpinan, mushola, dan toilet. Seluruh fasilitas dan

sarana yang dibangun untuk pekerjaan persiapan ini adalah sementara. Oleh karena itu, desain kantor tersebut juga dibuat tidak

permanen.

Gudang Material dan Peralatan

Bahan-bahan yang harus terlindungi dari pengaruh cuaca, seperti semen dan material finishing lainnya harus disimpan dalam tempat

tertutup. Untuk itu diperlukan tempat penyimpanan yang disebut gudang. Sementara itu, gudang peralatan berfungsi untuk tempat

penyimpanan alat-alat ringan seperti vibrator untuk pemadatan beton, alat-alat pengukur (theodolit), alat-alat ukur pekerjaan finishing

(mesin potong keramik, mesin bor), serta berbagai komponen peralatan lainnya.

Pagar Proyek

Pembuatan pagar proyek adalah suatu pekerjaan pemberian batas terhadap lahan yang akan dibangun. Bahan yang digunakan bisa

berupa seng yang ditempel pada batang besi yang berfungsi sebagai penguat.

Papan Nama Proyek

1. Menyiapkan papan nama dari papan playwood 5 mm dicat warna dasar putih dengan redaksi dan ukuran 1,50 m x 1,00 m

2. Menulis pada papan dengan tulisan warna hitam, teks sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan.

3. Pemasangan papan-papan nama dilengkapi tiang-tiang penyangga dan pondasi yang cukup stabil dan dipasang di lokasi yang

disetujui Pengawas Pekerjaan.

Berisi Informasi Tentang

1. Logo dan Kop Kementerian

PUPR

2. Nama Proyek

3. Lokasi Proyek

4. Waktu Pelaksanaan

5. Tahun Anggaran

Kebutuhan Listrik Kerja

Kebutuhan tenaga listrik yang dimaksud, adalah jumlah daya yang diperlukan oleh Kontraktor untuk meleksanakan pekerjaan

konstruksi selama pelaksanaan proyek. Sumber daya listrik biasanya deperoleh dari PLN maupun penyediaan genset sendiri,

tergantungpenggunaanya. Daya listrik yang diperlukan oleh proyek, meliputi penerangan, AC, Peralatan Kerja, Peralatan Kantor, dan

lain-lain.

Kebutuhan Air Kerja

Kebutuhan air kerja untuk keperluan proyek bisa diperoleh dari sumur atau PAM (Perusahan Air Minum). Air diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan-kenutuhan seperti tolilet, pencucian kenderaan proyek, dan keperluan lain yang membutuhkan air.

PENERANGAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Mengutamakan keselamatan kerja dengan menyediakan sarana pengamanan kerja baik itu berupa helm, sepatu,

pakaian pelindung dan pengaman lain yang diperlukan.

2. Menyelenggarakan, membangun tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat yang sesuai dan cukup serta mengambil

tindakan pencegahan yang perlu untuk perlindungan pekerjaan dan keselamatan umum. Jalan-jalan yang tertutup

bagi lalulintas harus dilindungi dengan perintang yang cukup, perintang tersebut diberi penerangan atau lampu dan

dinyalakan mulai sejak matahari terbenam hingga matahari terbit.

3. Berkoordinasi dengan pihak keamanan setempat untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan.

4. Menjaga kebersihan agar menjamin kesehatan lingkungan.

5. Menyediakan kotak obat lengkap dengan obat-obatan untuk memberi pertolongan darurat bila ada

petugas/pekerja yang sakit.

6. Mengasuransikan tenaga kerja.

7. Penginapan untuk petugas/pekerja layak dan memenuhi syarat kesehatan.

8. Menyediakan fasilitas sebagai berikut;

Listrik dan penerangan untuk kebutuhan pelaksanaan pekerjaan dan keamanan.

Air minum atau air bersih yang dapat diminum untuk semua keperluan selama pelaksanaan pekerjaan dan semua

petugas yang ada diproyek.

Alat-alat pemadam kebakaran.

Alat-alat P3K.

Kamar mandi dan WC untuk pekerjaan lapangan termasuk septictank sementara.

Alat Komunikasi.

Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Alat pengendalian dan pengamanan lalu lintas.

PEKERJAAN PEMBERSIHAN

Membersihkan lokasi / lapangan kerja bangunan dan bangunan yang akan dikerjakan dari kotoran-kotoran,

rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-tonggak (sampai dengan kedalaman 1 m dari permukaan tanah),

dan semua rintangan permukaan kecuali bangunan-bangunan sampai permukaan tanahnya kelihatan.

Hasil-hasil dari pembersihan (rerumputan, semak belukar, pepohonan, tonggak-tonggak dan sampah lainnya) akan

dibakar sampai habis pada lokasi yang aman, dijaga dan tidak membahayakan/merugikan lingkungan sekitarnya. Sisa

pembakaran yang dipastikan tidak ada lagi api yang menyala/membara ditanam dan diurug kembali secara rapi.

PEKERJAAN RELOKASI & PENGAMANAN LINGKUNGAN

Relokasi Utilitas dan Pengamanan Lingkungan yang Ada

Melaksanakan pemindahan dan pemeliharaan seperti Jaringan Listrik, Jaringan IPAL dan Pipa PDAM dsb.

Penyiapan Jembatan Sementara

Pembuatan Jembatan sementara untuk memnidahkan arus lalulintas umum. Jembatan sementara harus memenuhi

standar (kuat) yang terbuat dari kayu, jembatan sementara harus di bongkar ketika pekerjaan telah selesai dan diterima

oleh Pengawas

Pemeliharaan dan Perlindungan Lalulintas

Membuat Rambu-rambu lalulintas dan penerangannya yang digunakan selama pelaksanaan pekerjaan untuk

menghindari terjadinya kecelakaan selama pekerjaan.

PENGUKURAN AWAL/MARKING

Sebelum melakukan pekerjaan pondasi dilakukan pengukuran titik-titik yang akan dijadikan pondasi dengan alat ukur Theodolite.

Pengukuran dimaksudkan untuk mencari ketepatan letak dan elevasi muka tanah. Selain itu pekerjaan lanjutan seperti Titik Pondasi,

Pelat Lantai, Pilar dan Gelagar juga memerlukan pengukuran seperti ini.

Secara umum pengukuran bertujuan untuk menjamin:

Elemen struktur yang akan dibangun terletak sesuai dengan lokasi yang digambarkan pada gambar rencana.

Pelat lantai dan balok terletak pada elevasi yang benar dan datar horizontal.

Kolom berdiri dengan vertical sempurna, dan kolom pada satu lantai benar-benar terletak pada satu garis lurus dengan kolom

pada lantai lain.

Pemasangan Bowplank/Marking

1. Pada setiap pembuatan pembangunan jembatan, dipasang bouwplank/Marking dan mencantumkan elevasi . Pemasangan

bouwplank/Markingberdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok hasil pengukuran dan pemasangannya dapat dilaksanakan

apabila pengukuran dinyatakan selesai dan benar serta mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

1. Bouwplank/marking dibuat dari papan kayu kelas III yang lurus dan rata, untuk membimbing pelaksanaan dilapangan digunakan

tarikan benang dan kapur bangunan agar terlihat bentuk tanah yang akan digali ataupun bangunan yang akan dipasang, untuk

pekerjaan tanah profil dipasang setiap jarak 25 m ataupun lebih rapat bila diperlukan sehingga terlihat penampang yang harus

digali ataupun yang harus ditimbun.

Jenis Ponadasi :

Dangkal

Pondasi Langsung

Pondasi Sumuran

Dalam

Pondasi Sumuran

Tiang Pancang

Kayu

Baja

Tiang H

Tiang Pipa

Beton

Beton Bertulang

Beton Pratekan

Tiang Bor

Jenis Tiang Pancang

Tiang Kayu, termasuk Cerucuk

Tiang Baja Struktur

Tiang Beton Bertulang Pracetak

Tiang Beton Pratekan, Pracetak

Tiang Bor Beton Cor Langsung

di Tempat

Butir Pondasi

langsung Sumuran

Tiang Pancang

Baja

Tiang H

Baja

Tiang Pipa

Tiang Beton

Bertulang

Pracetak

Tiang Beton

Pratekan

Pracetak

Diameter Nominal (mm) - 3000

100 x 100

sampai

400 x 400

300

sampai

600

300

sampai

600

400

sampai

600

Kedalaman Maksimum (m) 5 15 tidak terbatas tidak terbatas 30 60

Kedalaman Optimum

(m)

0.3

sampai

3

7

sampai

9

7

sampai

40

7

sampai

40

12

sampai

15

18

sampai

30

Beban Maksimum ULS (kN) untuk

keadaan biasa 20000 + 20000 + 3750 3000 1300 13000

Variasi Optimum beban ULS (kN) - - 500

sampai 1500

600

sampai 1500

500

sampai

1000

500

sampai

5000

30

31

Jenis pondasi tipikal untuk berbagai

kedalaman stratum pendukung :

1. Pondasi langsung 0 sampai 3 m kedalaman lapis

pendukung

2. Pondasi sumuran; 3 sampai 10 m kedalaman lapis

pendukung

3. Pondasi tiang beton; 10 sampai 20 m kedalaman lapis

pendukung

4. Pondasi tiang baja; 10 m + kedalaman lapis

pendukung

Tipe Pondasi

TIANG PANCANG

Tumpu

Geser

Tiang uji Loading Test Panjang tiang alat pancang Kalendering

Material tiang pancang daya dukung tanah

Penyambungan tiang

Panjang tiang Daya dukung tanah

Kalendering Alat pancang

Material tiang pancang Penyambungan tiang

Loading test

Sebelum memulai suatu pekerjaan pemancangan, Penyedia Jasa harus mengajukan kepada

Pengawas Pekerjaan hal-hal sebagai berikut :

a) Program yang terinci untuk pekerjaan pemancangan.

b) Rincian metode yang diusulkan untuk pemancangan atau penurunan tiang bersama dengan

peralatan yang akan digunakan.

c) Perhitungan rancangan, termasuk rumus pemancangan, yang menunjukkan kapasitas tiang

pancang bilamana penumbukan menggunakan peralatan yang diusulkan oleh Penyedia Jasa.

d) Usulan untuk pengujian pembebanan tiang pancang. Usulan ini mencakup metode pemberian

beban, pengukuran beban dan penurunan serta penyajian data yang diusulkan.

e) Persetujuan tertulis dari Pengawas Pekerjaan untuk pengajuan tersebut di atas harus diperoleh terlebih

dahulu sebelum memulai setiap pekerjaan pemancangan.

• Yang dimaksud dengan Fondasi Sumuran adalah elemen utama struktur dari sumuran beton yang berinteraksi langsung dengan tanah, yang berfungsi sebagai penopang akhir dan menyalurkan beban dari struktur jembatan ke tanah pendukung. Pondasi sumran adalah pondasi yang dikategorikan kedalam pondasi dagkal dan juga pondasi dalam. ciri utama dari pondasi ini adalah diameternya yang besar.

• Pekerjaan yang diatur dalam Seksi ini harus mencakup penyediaan dan penurunan dinding sumuran yang dicor di tempat atau pracetak yang terdiri dari unit-unit beton pracetak, sesuai dengan Spesifikasi ini dan sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar, atau diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan. Jenis dan dimensi sumuran terbuka yang digunakan akan ditunjukkan dalam Gambar.

• Kesiapan lokasi

• Kesiapan peralatan

Peralatan yang disediakan harus sudah diperhitungkan dengan kebutuhan akan jenis tanah yang ada

• Penggalian

Penggalian dilakukan dengan berpatokan pada titik rencana yang telah diperhitungkan

• Pemasangan dinding sumuran

Pemasangan dinding sumuran dapat dilakukan dengan cara mengandalkan bebannya sendiri, mendorong menggunakan alat beban tambahan (Suprimposed load) maupun dengan cara mengurangi ketahanan geser (Friction Resistance).

• Pengisian sumuran dengan beton cyclops

Beton siklop yang diisikan kedalam sumuran harus sesuai dengan persyaratan bahan yang disyaratkan dalam Seksi 7.1 Spesifikasi Umum 2018

Untuk memperjelas, berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan Fondasi Sumuran :

C:\Users\Subdit SP Jembatan\Desktop\Materi Lecture 18\Metode Pondasi Sumuran Cyclop - YouTube.MP4

Tiang Pancang Kayu Tiang Pancang Beton Tiang Pancang Baja

Gambar Tampang dan bahan pondasi tiang, kayu, beton dan baja

• Kesiapan lokasi

Kesiapan lokasi meliputi persiapan pembersihan, marking dan investigasi tanah.

• Kesiapan peralatan

Peralatan yang disediakan harus sudah diperhitungkan dengan kebutuhan berdasarkan kondisi tanah dan pondasi tiang yang akan di pakai.

• Pemancangan

Pemancangan dilakukan hingga kedalaman rencana yang

Marking Investigasi tahan

Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik. Berat palu pada jenis

drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk

diesel hammer berat palu tidak boleh kurang 2,2 ton, sesuai dengan perhitungan dengan menggunakan

rumus pemancangan Hiley. Tinggi jatuh palu tidak boleh melampaui 2,5 meter atau sesuai dengan jenis

alat pancang yang digunakan atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.

Alat pancang dengan jenis drop hammer, diesel atau hidrolik yang disetujui, harus mampu memasukkan

tiang pancang dengan daya dukung yang diinginkan sebagaimana yang ditentukan dari rumus

pemancangan yang disetujui.

• DROP HAMMER

Penumbuk (hammer) ditarik ke atas dengan kabel dan kerekan sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang. Alat pancang ini bekerjanya sangat lambat jika dibandingkan dengan alat-alat pancang yang lain dan jarang dipergunakan dalam pembangunan konstruksi berat dan modern.

• SINGLE – ACTING HAMMER

Pemukul (Hammer) diangkat ke atas dengan tenaga uap sampai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (Hammer) tersebut jatuh bebas menimpa kepala tiang pancang. Jadi di sini tenaga uap hanya dipergunakan untuk mengangkat Hammer saja.

• DOUBLE – ACTING HAMMER

Penumbuk (hammer) diangkat ke atas dengan tenaga uap samapai mencapai tinggi jatuh tertentu, kemudian penumbuk (hammer) tersebut ditekan ke bawah dengan tenaga uap pula. Jadi disini hammer jatuh dengan kecepatan lebih besar daripada single – acting hammer maupun drop hammer.

Double Acting Diesel Hammer

Tiang Pancang Baja Struktur

Pipa baja yang digunakan harus memenuhi ketentuan dari ASTM A252-10

Grade 2.

Pelat penutup untuk menutup ujung tiang pancang harus memenuhi ketentuan

dari

SNI 03-6764-2002 (ASTM A36/A36M-14).

Pipa baja harus mempunyai garis tengah sebagaimana yang ditunjukkan

dalam Gambar. Kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar, tebal dinding tidak

boleh kurang dari 4,8 mm. Pipa baja termasuk penutup ujung, harus mempunyai

kekuatan yang cukup untuk dipancang dengan metode yang ditentukan

tanpa distorsi.

Pelat penutup dan las penyambung tidak boleh menonjol ke luar dari keliling

ujung tiang pancang.

Pemancangan dengan gerakan tunggal (single acting) atau palu yang dijatuhkan harus

dibatasi sampai 1,2 meter dan lebih baik 1 meter. Penumbukan dengan tinggi jatuh yang lebih

kecil harus digunakan bilamana terdapat kerusakan pada tiang pancang. Contoh- contoh

berikut ini adalah kondisi yang dimaksud :

a) Bilamana terdapat lapisan tanah keras dekat permukaan tanah yang harus ditembus

pada saat awal pemancangan untuk tiang pancang yang panjang.

b) Bilamana terdapat lapisan tanah lunak yang dalam sedemikian hingga penetrasi yang

dalam terjadi pada setiap penumbukan.

c) Bilamana tiang pancang diperkirakan akan membal (rebound) akibat batu atau tanah

yang benar-benar tak dapat ditembus lainnya.

Bilamana serangkaian penumbukan tiang pancang untuk 10 kali pukulan

terakhir telah mencapai hasil yang memenuhi ketentuan (maksimum 25

mm/10 pukulan terakhir untuk tiang pancang baja dan maksimum 35

mm untuk tiang pancang beton), penumbukan ulangan harus dilaksanakan

dengan hati-hati, dan pemancangan yang terus menerus setelah tiang

pancang hampir berhenti penetrasi harus dicegah, terutama jika digunakan

palu berukuran sedang. Suatu catatan pemancangan yang lengkap harus

dilakukan sesuai dengan Pasal 7.6.1.9) tentang Pengajuan Kesiapan Kerja.

Rumus Dinamis untuk Perkiraan Kapasitas Tiang Pancang

Kapasitas daya dukung tiang pancang harus diperkirakan dengan

menggunakan rumus dinamis (Hiley). Penyedia Jasa dapat mengajukan rumus

lain untuk menghitung daya dukung dan mendapat persetujuan dari

Pengawas Pekerjaan.

efWH W + n2Wp

Pu = ------------------------ X -------------

S + (C1 + C2 + C3)/2 W + Wp

Pa = Pu /N

Keterangan :

PENYAMUNGAN TIANG PANCANG

Penyambungan tiang pancang harus dihindarkan bilamana memungkinkan.

Bilamana penyambungan tiang pancang tidak dapat dihindarkan,

Penyedia Jasa harus menyerahkan metode penyambungan kepada

Pengawas Pekerjaan untuk mendapat persetujuan. Sambungan tiang

pancang harus dilaksanakan dengan menggunakan las listrik, kemudian

daerah sambungan tersebut harus dilapisi dengan jenis cat anti karat

sebagaimana yang disyaratkan dalam Seksi 8.7. Tidak ada pekerjaan

penyambungan tiang pancang sampai metode penyambungan disetujui

secara tertulis dari Pengawas Pekerjaan. Perlindungan cat anti karat pada

sambungan tiang pancang dilaksanakan pada daerah mulai 20 cm di atas

pelat sambung sampai 20 cm di bawah pelat sambung pada daerah kering.

PENYIMPANAN

ELEKTRODA ELEKTRODA

PENGAPLIKASIAN LAS PADA

SAMBUNGAN TIANG PANCANG BAJA

Bored Pile - YouTube.MP4

metode pelaksanaan pekerjaan Bor Pile :

Pengujian Dinamis

Uji beban dinamis digunakan untuk mengetahui daya dukung tiang dan integritas tiang sebagai

alternatif uji beban statis.

Apabila untuk mengetahui daya dukung tiang digunakan metode Pile Driving Analyzer (PDA),

maka alat yang digunakan harus mampu merekam dengan baik regangan pada tiang dan

pergerakan relatif (relative displacement) yang terjadi antara tiang dan tanah di sekitarnya

akibat impact yang diberikan. Pengujian dinamis ini mengacu pada ASTM D4945-17.

Apabila dipandang perlu, untuk mengetahui integritas tiang dapat dilakukan dengan

Pengujian Crosshole Sonic Logging (CSL) dan Pile Integrity Test (PIT). Pengujian Pile

Integrity Test (PIT) mengacu pada ASTM D5882-16, sedangkan pengujian Crosshole Sonic

Logging (CSL) mengacu pada ASTM D6760-16.

Pengujian Aksial Tiang

Dengan Metode

Statik

Pengujian Aksial Tiang

Metode Dinamik

Dengan PDA Test

Pengujian Tiang

Dengan BDLT (Bidirectional Loading Test)

Pengujian Daya Dukung Lateral Tiang

Kontrol Kualitas

Keutuhan Tiang

Jenis-jenis pengujian pada pondasi :

PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG

Statik Loading Test

Pengujian dengan sistem kentledge Pengujian dengan tiang jangkar

PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG

Interpretasi Statik Loading Test

Dari hasil uji pembebanan, dapat dilakukan interprestasi untuk menentukan besarnya beban ultimit yang salah satunya menggunakan Metode Davisson.

1. Gambarkan kurva beban terhadap penurunan.

2. Penurunan elastik dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

3. Tarik garis OA seperti gambar berdasarkan persamaan penurunan elastik ( Se ).

4. Tarik garis BC yang sejajar dengan garis OA dengan jarak X, dimana X adalah:

X = 0.15 + D/120 ….. ( dalam inchi ) dengan D adalah diameter atau sisi tiang dalam satuan inchi.

5. Perpotongan antara kurva beban – penurunan dengan garis lurus merupakan daya dukung ultimit.

Se = Penurunan elastik Q = Beban uji yang diberikan L = Panjang Tiang Ap = Luas Penampang Tiang Ep = Modulus elastisitas tiang

PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG

Interpretasi Statik Loading Test

Interpretasi daya dukung ultimit dengan metode Davisson M.T

PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG

Pile Dynamic Analysisi (PDA) Test

• Prinsip pengujian: Pondasi tiang dipukul dengan palu pancang (hammer), gelombang dan perpendekan tiang yang dihasilkan dimonitor dengan accelerometer dan strain gauge

• Gelombang yang dihasilan kemudian diproses dengan mengeliminir komponen dinamis dan menghasilkan tahanan statis tiang.

Prosedur Pengujian

1. Pasang sensor PDA (sepasang strain transducer dan sepasang accelerometer) di badan tiang dalam jarak 1 hingga 2 kali diameter (lebar) tiang pada permukaan.

2. Kedua pasang sensor dipasang berpasangan dan berlawanan arah.

3. Tiang diberu beban dinamis dengan cara menjatuhkan kepala palu secara jatuh bebas ke kepala tiang (dengan beberapa variasi ketinggian)

4. Berat palu lebih kurang 1,5% - 2% dari daya dukung rencana.

PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG

Interpretasi Pile Dynamic Analysisi (PDA) Test

1. Dilakukan dengan mengeliminasi komponen dinamis hasil pengukuran

2. Hal ini dilakukan dengan menggunakan metode yang dikenal dengan signal matching

3. Dari signal matching dapat diturunkan daya dukung statis tiang

PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG

Osterberg Cell (O-Cell) Test

Prinsip Pengujian : Sel Osterberg (O-Cell) dua arah merupakan metode pengujian berkapasitas tinggi pengujian beban statis pada tiang dan secara teknis praktis untuk digunakan.

Prosedur Pengujian

• Peralatan menggunakan hidrolik jack yang dirancang khusus (O-Cell) yang ditempatkan pada bagian pondasi yang telah ditentukan.

• Setelah curing atau set-up, O-Cell hidrolik bertekanan dari permukaan, bersamaan loading bagian tiang di atas sel O-Cel bagian tiang di bawahnya.

• Dengan memberikan beban internal, komponen tiang bagian atas O-Cell bertindak sebagai reaksi untuk membebani komponen tiang bagian bawah O-Cell dan sebaliknya.

• Sebagai beban diterapkan selama pengujian, sensor elektronik mengukur perpindahan dari kedua bagian tiang.

• Dengan cara ini, O-Cell secara bersamaan menguji tahanan ujung dan tahanan kulit dan mengkuantifikasi resistensi mereka secara individual, sehingga memaksimalkan informasi yang diperoleh.

PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG

Osterberg Cell (O-Cell) Test

PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG

Interpretasi Pile Integrity Test

• Parameter Amplitudo meruapakan fungsi penampang tiang,

kemudian perubahan sifat tanah dan terakhir adalah

perubahan kepadatan (berat jenis material) tiang.

• Perubahan impedansi yang paling menonjol adalah di dasar

tiang, perbedaan antara material beton dengan tanah di dasar

tiang hampir selalu menghasilkan gelombang yang searah

dengan gelombang asal.

• Perubahan impedansi di sepanjang tiang umumnya timbul akibat kerusakan tiang dapat berupa rekahan,

beton berkualitas lebih rendah, sisipan tanah, perubahan penampang tiang (penrkecilan/perbesaran).

• Perbesaran penampang diindikasikkan bila grafik gelombang pantul yang berlawanan arah dengan

gelombang asal.

• Perkecilan penampang diindikasikkan bila grafik gelombang pantul yang searah dengan gelombang asal.

PONDASI TIANG PENGUJIAN INTEGRITAS TIANG

Uji Sonic Logging

• Prinsip pengujian: Pengujian dimulai dengan memasukkan probe uji ke dasar pipa yang telah diisi dengan air hingga penuh (air digunakan sebagai media penghantar gelombang ultrasonik)

• Gelombang ultrasonik dipancarkan oleh transmiter dan diterima oleh receiver, dan kemudian ditarik perlahan-lahan untuk mendapatkan kondisi tiang secara keseluruhan.

Prosedur Pengujian

Transmitter dan receiver dimasukkan ke dalam

pipa uji (PVC) atau pipa baja diameter 25 mm

yang telah dicor bersama dalam proses

pengecoran tiang. Carak maksimum antar pipa

berkisar 1 s.d 3 m. Untuk diameter tiang yang kecil

(diameter kurang 1 m), transmitter dan receiver

dimasukkan ke dalam lobang yang sama yang

biasa disebutu single hole method.

PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG

Uji Sonic Logging

Mekanisme pengujian Sonic Logging

PONDASI TIANG PENGUJIAN DAYA DUKUNG TIANG

Interpretasi Sonic Logging