Learning Objective Skenari1

22
7/16/2019 Learning Objective Skenari1 http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 1/22  1 Learning Objective Skenario-5 1.GAKI ( Gangguan Akibat Kekurangan Iodium ). Pendahuluan  Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang perlu ditanggulangi secara sungguh-sungguh. Penduduk yang tinggal di daerah kekurangan iodium akan mengalami GAKI kronis yang menyebabkan  pertumbuhan fisik terganggu dan keterbelakangan mental yang tidak dapat disembuhkan sehingga menjadi beban masyarakat. GAKI mengakibatkan penurunan kecerdasan dan produktivitas penduduk sehingga menghambat pengembangan sumber daya manusia.  DEFINISI Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (Iodine Deficiency Disorder) adalah gangguan tubuh yang disebabkan oleh kekurangan iodium sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan hormon tiroid. Definisi lain, GAKY merupakan suatu masalah gizi yang disebabkan karena kekurangan Yodium, akibat kekurangan Yodium ini dapat menimbulkan penyakit salah satu yang sering kita kenal dan ditemui dimasyarakat adalah Gondok. EPIDEMIOLOGI Berdasarkan tafsiran WHO dan UNICEF, sekitar 1 juta penduduk di negara yang berkembang beresiko mengalami kekurangan yodium. Mereka yang bermukim di wilayah sedikit sekali (bahkan tidak ada sama sekali) mengandung yodium beresiko mengalami defisiensi. Kehilangan yodium di wilayah itu, kebanyakan berlangsung di daerah pegunungan, mungkin diakibatkan oleh hanyutnya yodium  bersama air hujan. Pemukiman di sekitar pegunungan Himalaya merupakan contoh yang paling nyata. Namun, daerah yang terbentang di dataran rendah pun bukan tidak mungkin mengalami kekurangan. Air bah yang kerap berkunjung, menghanyutkan yodium yang tersimpan dalam tanah. Lembah sungai gangga di wilayah India, Pakistan, dan Bangladesh merupakan bukti hidup.Yodium yang terkandung pada tanaman yang tumbuh di daerah itu pun terbukti sangat sedikit. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS Faktor  – Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKI antara lain : • Faktor Defisiensi Iodium dan Iodium Excess  Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI. Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya (Djokomoeldjanto, 1994). Hal ini dibuktikan oleh Marine dan Kimbell (1921) dengan pemberian iodium pada anak usia sekolah di Akron (Ohio) dapat menurunkan gradasi pembesaran kelenjar tiroid. Temuan lain oleh Dunn dan Van der Haal (1990) di Desa Jixian, Propinsi Heilongjian (Cina) dimana pemberian iodium antara tahun 1978 dan 1986 dapat menurunkan prevalensi gondok secara drastic dari 80 % (1978) menjadi 4,5 % (1986). Iodium Excess terjadi apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi ganggang laut dalam jumlah yang besar. Bila iodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling (Djokomoeldjanto, 1994). • Faktor Geografis dan Non Geografis  Menurut Djokomoeldjanto (1994) bahwa GAKI sangat erat hubungannya dengan letak geografis suatu daerah, karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok sering dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan. Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai penghasil pangan, seperti daerah pegunungan yang notabenenya merupakan daerah yang miskin kadar iodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama namun pasti daerah tersebut akan mengalami defisiensi iodium atau daerah endemik iodium (Soegianto, 1996 dalam Koeswo, 1997). • Faktor Bahan Pangan Goiterogenik  

description

[[[[[[[[[[[[[[

Transcript of Learning Objective Skenari1

Page 1: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 1/22

 

1

Learning Objective Skenario-5

1.GAKI ( Gangguan Akibat Kekurangan Iodium ).

Pendahuluan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang perlu ditanggulangi secara

sungguh-sungguh. Penduduk yang tinggal di daerah kekurangan iodium akan mengalami GAKI kronis yang menyebabkan

 pertumbuhan fisik terganggu dan keterbelakangan mental yang tidak dapat disembuhkan sehingga menjadi beban masyarakat. GAKI

mengakibatkan penurunan kecerdasan dan produktivitas penduduk sehingga menghambat pengembangan sumber daya manusia. 

DEFINISI

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (Iodine Deficiency Disorder) adalah gangguan tubuh yang disebabkan oleh kekurangan iodium

sehingga tubuh tidak dapat menghasilkan hormon tiroid. Definisi lain, GAKY merupakan suatu masalah gizi yang disebabkan karena

kekurangan Yodium, akibat kekurangan Yodium ini dapat menimbulkan penyakit salah satu yang sering kita kenal dan ditemui

dimasyarakat adalah Gondok.

EPIDEMIOLOGI

Berdasarkan tafsiran WHO dan UNICEF, sekitar 1 juta penduduk di negara yang berkembang beresiko mengalami kekurangan

yodium. 

Mereka yang bermukim di wilayah sedikit sekali (bahkan tidak ada sama sekali) mengandung yodium beresiko mengalami defisiensi.

Kehilangan yodium di wilayah itu, kebanyakan berlangsung di daerah pegunungan, mungkin diakibatkan oleh hanyutnya yodium

 bersama air hujan. Pemukiman di sekitar pegunungan Himalaya merupakan contoh yang paling nyata. Namun, daerah yang terbentang

di dataran rendah pun bukan tidak mungkin mengalami kekurangan. Air bah yang kerap berkunjung, menghanyutkan yodium yang

tersimpan dalam tanah. Lembah sungai gangga di wilayah India, Pakistan, dan Bangladesh merupakan bukti hidup.Yodium yang

terkandung pada tanaman yang tumbuh di daerah itu pun terbukti sangat sedikit.

ETIOLOGI DAN PATOGENESIS

Faktor  – Faktor yang berhubungan dengan masalah GAKI antara lain :

• Faktor Defisiensi Iodium dan Iodium Excess 

Defisiensi iodium merupakan sebab pokok terjadinya masalah GAKI. Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid melakukan proses

adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur iodium dalam makanan dan minuman yang dikonsumsinya (Djokomoeldjanto, 1994).

Hal ini dibuktikan oleh Marine dan Kimbell (1921) dengan pemberian iodium pada anak usia sekolah di Akron (Ohio) dapat

menurunkan gradasi pembesaran kelenjar tiroid. Temuan lain oleh Dunn dan Van der Haal (1990) di Desa Jixian, Propinsi Heilongjian

(Cina) dimana pemberian iodium antara tahun 1978 dan 1986 dapat menurunkan prevalensi gondok secara drastic dari 80 % (1978)

menjadi 4,5 % (1986).

Iodium Excess terjadi apabila iodium yang dikonsumsi cukup besar secara terus menerus, seperti yang dialami oleh masyarakat di

Hokaido (Jepang) yang mengkonsumsi ganggang laut dalam jumlah yang besar. Bila iodium dikonsumsi dalam dosis tinggi akan

terjadi hambatan hormogenesis, khususnya iodinisasi tirosin dan proses coupling (Djokomoeldjanto, 1994).

• Faktor Geografis dan Non Geografis  

Menurut Djokomoeldjanto (1994) bahwa GAKI sangat erat hubungannya dengan letak geografis suatu daerah, karena pada umumnya

masalah ini sering dijumpai di daerah pegunungan seperti pegunungan Himalaya, Alpen, Andres dan di Indonesia gondok sering

dijumpai di pegunungan seperti Bukit Barisan Di Sumatera dan pegunungan Kapur Selatan.

Daerah yang biasanya mendapat suplai makanannya dari daerah lain sebagai penghasil pangan, seperti daerah pegunungan yang

notabenenya merupakan daerah yang miskin kadar iodium dalam air dan tanahnya. Dalam jangka waktu yang lama namun pasti daerah

tersebut akan mengalami defisiensi iodium atau daerah endemik iodium (Soegianto, 1996 dalam Koeswo, 1997).

• Faktor Bahan Pangan Goiterogenik  

Page 2: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 2/22

 

2

Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut

 berperan. Salah satunya adalah bahan pangan yang bersifat goiterogenik (Djokomoeldjanto, 1974). Williams (1974) dari hasil risetnya

mengatakan bahwa zat goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari akan menyebabkan zat iodium dalam tubuh tidak 

 berguna, karena zat goiterogenik tersebut merintangi absorbsi dan metabolisme mineral iodium yang telah masuk ke dalam tubuh.

Goiterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh kelenjar gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam

kelenjar menjadi rendah. Selain itu, zat goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk anorganik ke bentuk organik sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat (Linder, 1992).

Menurut Chapman (1982) goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti kelompok Sianida (daun + umbi singkong , gaplek, gadung,

rebung, daun ketela, kecipir, dan terung) ; kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ; kelompok Isothiosianat (daun pepaya) dan

kelompok Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh dan cuka).

• Faktor Zat Gizi Lain 

Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan hormon dari kelenjar thyroid terutama tahap transportasi

hormon. Baik T3 maupun T4 terikat oleh protein dalam serum, hanya 0,3 % T4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas. Sehingga

defisiensi protein akan menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan adanya mekanisme umpan balik pada TSH maka hormon

dari kelenjar thyroid akhirnya menurun.

SPEKTRUM GAKI

Macam-macam Gangguan Akibat GAKY :

1. Pada Fetus

- Abortus

- Steel Birth

- Kelainan Kematian Perinatal

- Kretin Neurologi

- Kretin Myxedematosa

- Defek Psikomotor 

2. Pada Neonatal

- Hipotiroid

- Gondok Neonatal

3. Pada Anak dan Remaja

- Juvenile Hipothyroidesm

- Gondok Gangguan Fungsi Mental

- Gangguan Perkembangan Fisik 

- Kretin Myxedematosa dan Neurologi

4. Pada Dewasa

- Gondok dan segala Komplikasinya

- Hipotiroid

- Gangguan Fungsi Mental

Page 3: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 3/22

 

3

MANIFESTASI KLINIS

Gejala yang sering tampak sesuai dengan dampak yang ditimbulkan , seperti:

1.Terhadap Pertumbuhan

- Pertumbuhan yang tidak normal.

-Pada keadaan yang parah terjadi kretinisme

- Keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan

- Tingkat kecerdasan yang rendah

- Mulut menganga dan lidah tampak dari luar 

2.Kelangsungan Hidup

3.Wanita hamil didaerah Endemik GAKY akan mengalami berbagai gangguan kehamilan antara lain :

- Abortus

- Bayi Lahir mati

- Hipothryroid pada Neonatal

4.Perkembangan Intelegensia

- Setiap penderita Gondok akan mengalami defisit IQ Point sebesar 5 Point dibawah normal

- Setiap Penderita Kretinisme akan mengalami defisit sebesar 50 Point dibawah normal.

Iodium diperlukan khususnya untuk biosintesis hormon tiroid yang beriodium. Iodium dalam makanan diubah menjadi iodida dan

hampir secara sempurna iodida yang dikonsumsi diserap dari sistem gastrointestinal. Yodium sangat erat kaitannya dengan tingkat

kecerdasan anak. Dampak yang ditimbulkan dari kekurangan konsumsi yodium yang berada dalamtubuh, akan sangat buruk akibatnya

 bagi kecerdasan anak, karena bisa menurunkan 11-13 nilai IQ anak.. Di antara penyakit akibat kekurangan iodium adalah gondok dan

kretinisme. Ada dua tipe terjadinya kretinisme, yaitu kretinisme neurology seperti kekerdilan yang digolongkan dengan mental,

kelumpuhan dan buta tuli. Ada pula kretinisme hipotiroid Lokasi dan struktur tiroid (gondok) di mana kelenjar tiroid yang terletak di

 bawah larynx sebelah kanan dan kiri depan trakea mengekskresi tiroksin, triiodotironin dan beberapa hormon beriodium lain yang

dihubungkan dengan pertumbuhan yang kerdil dan retardasi mental yang lambat. Selama masa pertumbuhan dan perkembangan,

kebutuhan tubuh akan yodium memang harus selalu dipenuhi. Karena kalau tidak, hipotiroidisme akan terus „mengancam‟. Baik bayi,

anak, remaja, bahkan dewasa muda tetap mempunyai peluang terserang penyakit gondok, gangguan fungsi mental dan fisik, maupun

kelainan pada system saraf. Semua penyakit dan berbagai kelainan lainnya yang disebabkan oleh defisiensi unsur kimia berlambang

“I” ini , kini disebut dengan GAKY ( Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ). Selain akan mempengaruhi tingkat kecerdasan anak,

yang kita tahu selama ini, kekurangan yodium akan menyebabkan pembesaran kelenjar gondok. Padahal, banyak gangguan lain yang juga bisa muncul. Misalnya saja, kekurangan yodium yang dialami janin akan mengakibatkan keguguran maupun bayi lahir 

meninggal, atau meninggal beberapa saat setelah dilahirkan. Bahkan, tidak sedikit bayi yang terganggu perkembangan sistem sarafnya

sehingga mempengaruhi kemampuan psikomotoriknya.

5.Pertumbuhan Sosial

Dampak sosial yang ditimbulkan oleh GAKY berupa terjadinya gangguan perkembangan mental, lamban berpikir, kurang bergairah

sehingga orang semacam ini sulit dididik dan di motivasi.

6.Perkembangan Ekonomi

GAKI akan mengalami gangguan metabolisme sehingga badannya akan merasa dingin dan lesu sehingga akan berakibatnya rendahnya

 produktivitas kerja, yang akan mempengaruhi hasil pendapatan keluarga.

Page 4: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 4/22

 

4

Uji Diagnostik 

Adapun cara – cara pemeriksaan untuk mengetahui adanya GAKI adalah sebagai berikut:

a. Pemeriksaan antropometri

Pemeriksaan antropometri yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran tinggi badan per berat badan. Hal ini perluuntuk mengetahui bagaimana pertumbuhan fisik anak sesuai dengan berat badannyakarena jika terkena GAKI yang sudah parah maka

 pertumbuhannya akan ikut terganggu. Selain itu, pengukuran tinggi badan per umur juga dapat digunakan untuk pemeriksaan ini.

b. Pemeriksaan klinis

Pemeriksaan klinis GAKI dapat dilihat dari gejala - gejala yang muncul pada tubuh seseorang, antara lain :

- Seseorang menjadi malas dan lamban

- Kelenjar tiroid membesar yang biasa disebut sebagai gondok di masyarakat. Gondok ini diakibatkan karenakonsentrasi hormon

tiroid menurun dan hormone perangsang tiroid / TSH (Thyroid Stimulating Hormone) meningkat agar kelenjar tiroid mampu

menyerap lebih banyak yodium bila kekurangan berlanjut sehingga selkelenjar tiroid membesar dalam usaha meningkatkan

 pengambilan yodium oleh kelenjar tersebut.

- Pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan dalam keadaan berat bayi lahir dalam keadaan

cacat mental yang permanen serta hambatan pertumbuhan yang dikenal sebagai kretinisme.

c. Pemeriksaan laboratorium

Penilaian status GAKI yaitu menggunakan urine, di daerah endemis berat (<25 ug/ g kreatinin) dan sedang (25-50 ug/g kreatinin).

Iodium urine biasanya akan menurun sebelum struma muncul. Selain itu dapat juga denganmelakukan pemeriksaan pada kadar 

hormone tiroid serum yang dilakukan dengan mengambil sampel pada pembuluh darah vena. Tetapi pemeriksaan ini dianggap kurang

efektif karena biaya yang dibutuhkan untuk pemeriksaan akan lebih mahal dan tingkat kesulitannya yang tinggi. Pemeriksaan status

gizi secara lab dapatmendiagnosis kurang gizi lebih dini sebelum tanda-tanda klinis muncul.

d. Pemeriksaan dietetic

Pemeriksaan dietetic pada penderita GAKI dapat dilihat dari asupan makanan yang dikonsumsi, antara lain sebagai berikut:

- Asupan energy dan protein

Gangguan akibat kekurangan yodium secara tidak langsung dapat disebabkan oleh asupan energi yang rendah,karena kebutuhan

energy akan diambil dari asupan protein. Protein (albumin, globulin, prealbumin) merupakanalat transport hormon tiroid. Protein

transport berfungsi mencegah hormon tiroid keluar dari sirkulasi dansebagai cadangan hormon.

- Status gizi

Pengaruh status gizi terhadap kejadian GAKI masih belum banyak diteliti, namun secara teoritis cadanganlemak merupakan tempat

 penyimpanan yodium. Jumlah simpanan yodium di dalam tubuh setiap individu akan berbeda sesuai dengan kondisi status gizinya

(Oenzil, 1996). Kadar yodium urin anak dengan status gizi baik lebih tinggi dibandingkan dengan anak dengan status gizi kurang

setelah diberikan kapsul yodium selama 3hari berturut-turut (Prihartini, 2004). Status gizi kurang atau buruk akan berisiko pada

 biosintesis hormon tiroidkarena kurangnya TBP (Thyroxin binding Protein), sehingga sintesis hormon tiroid akan berkurang

(Djokomoeljanto, 1987).

- Pangan goitrogenik 

Ada dua jenis zat goitrogenik yang berasal dari bahan pangan yaitu: Tiosianat, terdapat dalam sayuran kobis, kembang kol, sawi,

rebung, ketela rambat dan jewawut, singkong; Isotiosianat, terdapat pada kobis. Zat goitrogenik adalah senyawa yang dapat

mengganggu struktur dan fungsihormon tiroid secara langsung dan tidak langsung.

TERAPI

FARMAKOLOGI :

Page 5: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 5/22

 

5

1. Parasetamol

Sebagai analgetik antipiretik 

Indikasi : Menurunkan rasa sakit kepala,sakit gigi dan menurunkan panas.

Efek Samping : Reaksi hipersensitif, bila diberikan dalam dosis tinggi dapat merusak hati.

Kemasan : Botol 60 ml.

2. Amoksisilin

Indikasi : Infeksi Saluran Nafas, Saluran Kemih, dan Kelamin. Infeksi lain seperti Salmonella sp, Shigella, kulit, luka selulitis,

furunkulosis.

Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap penisilin, gangguan ginjal, leukimia limfatik, superinfeksi.

Efek Samping : Reaksi hipersensitif, gangguan gastrointestinal.

Interaksi Obat : Probenesid meningkatkan waktu paruh amoksisilin dalam plasma, Alupurinol meningkatkan insiden kemerahan pada

kulit, menurunkan efektifitas kontrasepsi oral.

Kemasan : Anak 20 mg/kgBB/hari tiap 8.

3. Recovit

Kandungan : Vitamin. A 5000 iu, Vitamin B1 10 mg, Vitamin B2 15 mg, Vitamin B6 5 mg, Vitamin B12 5 mg, Vitamin C 200 mg,

Vitamin E 15 iu, Vitamin D 400 iu, nicotinamide 50 mg, kalium iodide, calsium pantothenate, ferrofumarete, zink sulfat.

Indikasi : Terapi defisiensi multivitamin dan mineral

Suplemen vitamin untuk wanita hamil.

Dosis : 1x/hari 1 kapsul

4.Sirup vitamin Zn

Kandungan : Vitamin. A 1250 iu,Vitamin D 200 iu, Vitamin C 20 iu, Vitamin B1 1 mg, Vitamin B2 1 mg, Vitamin B6 o,6 gr, Vitamin

B12 2 µg, Vitamin d-Panthenol 3 mg, Elemental iron + 1,5 mg, Calsium + 20 mg, Phosporus + 15 mg, Manganese + 0,25 mg, Zinc +

0,25 mg, Magnesium + 1,5 mg, Potasium + 1,25 mg, Lysine 12, 5 mg, Hydrochloride Inositol 2,5 mg, Choline + 2,5 mg,

Indikasi : Sebagai suplement diet untuk profilaksis dan pengobatan, defisisensi Fe dan vitamin serta mineral.

Kontarindikasi : Pada penderita haemochromatosis, Haemosiderosis, dan anemia hemolitik.

Dosis : 5 ml/hari.

NON FARMAKOLOGI :

Bahan Makanan yang cukup banyak mengandung Yodium adalah

1. Bahan makanan yang berasal dari laut. Dalam ikan laut bisa mencapai 830 mg/kg.

Bandingkan dengan daging yang kandungan yodiumnya hanya 50 mg/kg, dan telur hanya 93 mg/kg. Selain ikan laut, cumi-cumi juga

mengandung yodium cukup tinggi, yaitu sekitar 800 mg/kg. Yang paling tinggi kandungan yodiumnya adalah rumput laut (ganggang

laut), khususnya yang berwarna coklat. Banyaknya yodium yang dibutuhkan tubuh kita per hari, minimal sekitar 100 mg.

Karena itu, kalau kita mengkonsumsi ikan laut basah sebanyak 100 g/hari, artinya

sudah mencukupi. Atau, kalau rumput laut coklat diolah menjadi hidangan yang

lezat, dengan 2-5 gr/hari/orang, kebutuhan yodium sekeluarga sudah dapat terpenuhi.

Page 6: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 6/22

 

6

2. Sumber yodium lain yang mudah kita temui adalah garam. Yang

dimaksud disini adalah garam beryodium dengan kadar yodium

antara 30-80 ppm (part per million).

Pemberian iodium atau hormone tiroid jangka lama akan mengecil kelenjar ini. Pada kasus dengan gondok besar yang disertai dengan

gejala penekanan, perlu diadakan tindakan operasi. Tetapi tindakan perorangan ini sulit dijalankan sevara luas, apalagi bila mengingat

 jumlah penduduk yang terkena. Satu-satunya jalan mengatasinya ialah melalui program pencegahan dengan iodium.7

Pemberian iodium atau hormone tiroid jangka lama akan mengurangi munculnya GAKI. Berbagai cara telah ditempuh untuk 

menyampaikan unsur iodium ini pada penduduk yang membutuhkannya, misalnya dalam bentuk pil, dimasukkan dalam coklat untuk 

anak sekolah, dalam air minum, dimasukkan dalam roti, dan dalam garam beryodium  

Malnutrisi Energi Protein (MEP)

Kwashiorkor

Definisi

Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati “anak yang kekurangan kasih sayang ibu” . Kwashiorkor 

adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat

yang normal atau tinggi. Dibedakan dengan Marasmus yang disebabkan oleh intake dengan kualitas yang normal namun kurang

dalam jumlah.

Etiologi

Penyebab terjadinya kwashiorkor adalah inadekuatnya intake protein yang berlansung kronis. Faktor yang dapat menyebabkan

hal tersbut diatas antara lain:

1. Pola makan

Protein (dan asam amino) adalah zat yang sangat dibutuhkan anak untuk tumbuh dan berkembang. Meskipun intake makanan

mengandung kalori yang cukup, tidak semua makanan mengandung protein/ asam amino yang memadai. Bayi yang masih

menyusui umumnya mendapatkan protein dari ASI yang diberikan ibunya, namun bagi yang tidak memperoleh ASI protein adri

sumber-sumber lain (susu, telur, keju, tahu dan lain-lain) sangatlah dibutuhkan. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai

keseimbangan nutrisi anak berperan penting terhadap terjadi kwashiorkhor, terutama pada masa peralihan ASI ke makanan

 pengganti ASI.

2. Faktor sosial

Hidup di negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak stabil, ataupun adanya

 pantangan untuk menggunakan makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat menjadi hal yang menyebabkan

terjadinya kwashiorkor.

3. Faktor ekonomi

Kemiskinan keluarga/ penghasilan yang rendah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan berakibat pada keseimbangan nutrisi anak 

tidak terpenuhi, saat dimana ibunya pun tidak dapat mencukupi kebutuhan proteinnya.

4. Faktor infeksi dan penyakit lain

Telah lama diketahui bahwa adanya interaksi sinergis antara MEP dan infeksi. Infeksi derajat apapun dapat memperburuk 

keadaan gizi. Dan sebaliknya MEP, walaupun dalam derajat ringan akan menurunkan imunitas tubuh terhadap infeksi.

Epidemiologi

Page 7: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 7/22

 

7

Kasus ini sering dijumpai di daerah miskin, persediaan makanan yang terbatas, dan tingkat pendidikan yang rendah. Penyakit ini

menjadi masalah di negara-negara miskin dan berkembang di Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Asia Selatan. Di

negara maju sepeti Amerika Serikat kwashiorkor merupakan kasus yang langka (4).

Berdasarkan SUSENAS (2002), 26% balita di Indonesia menderita gizi kurang dan 8% balita menderita gizi buruk (marasmus,

kwashiorkor, marasmus-kwashiorkor) (5).

Gejala Klinis

Tanda atau gejala yang dapat dilihat pada anak dengan Malnutrisi protein berat-Kwashiorkor, antara lain (2,4):

* Gagal untuk menambah berat badan

* Pertumbuhan linear terhenti.

* Edema gerenal (muka sembab, punggung kaki, perut yang membuncit)

* Diare yang tidak membaik 

* Dermatitis, perubahan pigmen kulit (deskuamasi dan vitiligo).

* Perubahan warna rambut menjadi kemerahan dan mudah dicabut.

* Penurunan masa otot

* Perubahan mental seperti lethargia, iritabilitas dan apatis dapat terjadi.

* Perubahan lain yang dapat terjadi adala perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia.

* Pada keadaan berat/ akhir (final stages) dapat mengakibatkan shock, coma dan berakhir dengan kematian (2,4).

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dengan anamesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

1. Anamesis

Keluhan yanga sering ditemukan adalah pertumbuhan anak yang kurang, seperti berat badan yang kurang dibandingkan anak lain

(yang sehat). Bisa juga didapatkan keluhan anak yang tidak mau makan (anoreksia), anak tampak lemas serta menjadi lebih

 pendiam, dan sering menderita sakit yang berulang (5).

2. Pemeriksaan Fisik 

Yang dapat dijumpai pada pemeriksaan fisik antara lain (5):

* Perubahan mental sampai apatis

* Edema (terutama pada muka, punggung kaki dan perut)

* Atrofi otot

* Ganguan sistem gastrointestinal

* Perubahan rambut (warna menjadi kemerahan dan mudah dicabut)

* Perubahan kulit (perubahan pigmentasi kulit)

* Pembesaran hati

* Tanda-tanda anemia

3. Pemeriksaan penunjang

Page 8: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 8/22

 

8

Darah lengkap, urin lengkap, feses lengkap, protein serum (albumin, globulin), elektrolit serum, transferin, feritin, profil lemak.

Foto thorak, dan EKG (5).

Komplikasi

Anak dengan kwashiorkor akan lebih mudah untuk terkena infeksi dikarenakan lemahnya sistem imun (4). Tinggi maksimal dan

kempuan potensial untuk tumbuh tidak akan pernah dapat dicapai oleh anak dengan riwayat kwashiorkor. Bukti secara statistik mengemukakan bahwa kwashiorkor yang terjadi pada awal kehidupan (bayi dan anak-anak) dapat menurunkan IQ secara

 permanen (4).

Penatalaksanaan/ terapi

Penatalaksanaan kwashiorkor bervariasi tergantung pada beratnya kondisi anak. Keadaan shock memerlukan tindakan secepat

mungkin dengan restorasi volume darah dan mengkontrol tekanan darah. Pada tahap awal, kalori diberikan dalam bentuk 

karbohidrat, gula sederhana, dan lemak. Protein diberikan setelah semua sumber kalori lain telah dapat menberikan tambahan

energi. Vitamin dan mineral dapat juga diberikan (2,4,).

Dikarenan anak telah tidak mendapatkan makanan dalam jangka waktu yang lama, memberikan makanan per oral dapat

menimbulkan masalah, khususnya apabila pemberian makanan dengan densitas kalori yang tinggi. Makanan harus diberikan

secara bertahap/ perlahan. Banyak dari anak penderita malnutrisi menjadi intoleran terhadap susu (lactose intolerance) dandiperlukan untuk memberikan suplemen yang mengandung enzim lactase (4).

Penatalaksaan gizi buruk menurut standar pelayanan medis kesehatan anak  – IDAI (ikatan dokter anak Indonesia) :

Prognosis

Penanganan dini pada kasus-kasus kwashiorkor umumnya memberikan hasil yang baik. Penanganan yang terlambat (late stages)

mungkin dapat memperbaiki status kesehatan anak secara umum, namun anak dapat mengalami gangguan fisik yang permanen

dan gangguan intelektualnya. Kasus-kasus kwashiorkor yang tidak dilakukan penanganan atau penanganannya yang terlambat,

akanmemberikan akibta yang fatal (4)

MARASMUS 

PENDAHULUAN

Penyakit kurang energi protein (KEP) merupakan salah satu penyakit gangguan gizi yang penting di Indonesia maupun banyak negara

yang sedang berkembang di Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Prevalensi yang tinggi terdapat pada anak-anak di bawah umur 5 tahun (Balita). Karena pada saat itu gizi atau makanan tersebut

disediakan untuk pertumbuhan dan perkembangan serta energi yang lebih aktif pada anak tersebut.

Pada penyakit KEP ditemukan berbagai macam keadaan patologis disebabkan oleh kekurangan energi maupun protein dalam proporsi

yang bermacam-macam akibat kekurangan tersebut timbul keadaan KEP pada derajat yang ringan sampai berat.

Pada keadaan yang berat secara klinis terdapat 3 tipe: Kwashiorkor, Marasmus, Marasmus Kwashiorkor. Pada semua derajat maupuntipe KEP ini terdapat gangguan pertumbuhan, disamping gejala-gejala klinis maupun biokimiawi yang khas bagi tipe penyakitnya. 1

DEFINISI

Marasmus adalah salah satu bentuk KEP berat yang timbul karena defisiensi karbohidrat dengan presentasi berat badan kurang dari

60% tanpa edema.

ETIOLOGI

Marasmus dapat terjadi pada semua umur, akan tetapi sering dijumpai pada bayi yang tidak mendapat cukup ASI dan tidak diberi

makanan penggantinya atau sering diserang diare.

Marasmus dapat terjadi akibat berbagai penyakit seperti infeksi, kelainan bawaan saluran pencernaan, kelainan jantung bawaan,

malabsorpsi, gangguan metabolik, penyakit ginjal menahun dan gangguan saraf pusat. 1,2

Page 9: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 9/22

 

9

Dapat juga disebabkan oleh karena pemasukan kalori atau protein atau keduanya yang tidak mencukupi akibat kekurangan dalam

susunan makanan, dan kebiasaan makan makanan yang tidak layak. 2

FAKTOR-FAKTOR YANG MEYEBABKAN TERJADINYA MARASMUS

-  Faktor diet. Diet kurang energi akan mengakibatkan penderita marasmus.

Peranan faktor sosial. Pantangan untuk menggunakan bahan makanan tertentu yang sudah turun-temurun.-  Peranan kepadatan penduduk. Mc Laren (1982) memperkirakan bahwa marasmus terdapat dalam jumlah yang banyak akibat

suatu daerah terlalu padat penduduknya dengan higiene yang buruk.

-  Faktor infeksi. Terdapat interaksi sinergistis antara infeksi dan malnutrisi. Infeksi berat dapat memperjelek keadaan gizi

melalui gangguan masukan dan meningginya kehilangan zat-zat gizi esensial tubuh.

-  Faktor kemiskinan. Dengan penghasilan yang rendah, ketidakmampuan membeli bahan makanan ditambah timbulnya

 banyak penyakit infeksi karena kepadatan tempat tinggal dapat mempercepat timbulnya KEP. 2

PATOFISIOLOGI

Untuk kelangsungan hidup jaringan diperlukan sejumlah energi yang dalam keadaan normal dapat dipenuhi dari makanan yang

diberikan. Kebutuhan ini tidak terpenuhi pada intake yang kurang, karena itu untuk pemenuhannya digunakan cadangan protein

sebagai sumber energi.

Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak saja membantu memenuhi energi tetapi juga memungkinkan sintesis glukosa dan

metabolit esensial lainnya seperti berbagai asam amino. Karena itu pada marasmus kadang-kadang masih ditemukan kadar asam

amino yang normal, sehingga hati masih dapat membentuk albumin. 3

GAMBARAN KLINIS

Gejala klinis marasmus terdiri dari:

Pertumbuhan dan perkembangan fisik terganggu (berat badan < 60%).

Tampak sangat kurus (gambaran seperti kulit pembalut tulang).

Muka seperti orang tua (old man face).

Pucat, cengeng, apatis.

Rambut kusam, kadang-kadang pirang, kering, tipis dan mudah dicabut.

Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada, sehingga kulit kehilangan turgornya.

Jaringan otot hipotrofi dan hipotoni.

Perut membuncit atau cekung dengan gambaran usus yang jelas.

Ujung tangan dan kaki terasa dingin dan tampak sianosis.

Sering disertai penyakit infeksi, diare kronis atau konstipasi.

LABORATORIUM

Perubahan biokimia yang ditemukan pada marasmus adalah:

Anemia ringan sampai berat.

Kadar albumin dan globulin serum rendah.

Kadar kolesterol serum yang rendah.

Kadar gula darah yang rendah.

Page 10: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 10/22

 

10

DIAGNOSIS

Marasmus ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan fisik, dan didukung oleh pemeriksaan laboratorium. 1

PENATALAKSANAAN

Pasien marasmus berat dirawat inap dengan pengobatan rutin sebagai berikut:

-  Atasi/cegah hipoglikemia

Periksa kadar gula darah bila ada hipotermia (suhu aksila < 35°C, atau suhu rektal 35,5°C). Bila kadar gula darah di bawah 50 mg/dl,

maka berikan:

50 ml bolus glukosa 10% atau larutan sukrosa (1 sendok teh gula dalam 5 sendok makan air) secara oral atau sonde/pipa nasogastrik.

Selanjutnya berikan larutan tersebut setiap 30 menit selama 2 jam (setiap kali berikan ¼ bagian dari jatah untuk 2 jam).

Secepatnya berikan makan setiap 2 jam, siang dan malam.

Atasi/cegah hipotermia

Bila suhu rektal < 35,5°C, hangatkan anak dengan pakaian atau selimut, atau letakkan dekat lampu atau pemanas.

Suhu diperiksa sampai mencapai > 36,5°C.

Atasi/cegah dehidrasi

Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap setengah jam sekali. Jika anak masih dapat minum, lakukan tindakan

rehidrasi oral dengan memberikan minum anak 5 ml/kgBB setiap 30 menit cairan rehidrasi oral khusus untuk KEP.

Jika tidak ada cairan khusus untuk anak dengan KEP berat dapat menggunakan oralit. Jika anak tidak dapat minum maka dilakukan

rehidrasi intravena dengan cairan Ringer Laktat/Glukosa 5% dan NaCl 0,9%.

Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit

Pada semua KEP berat terjadi gangguan keseimbangan elektrolit diantaranya:

Kelebihan natrium tubuh, walaupun kadar natrium plasma rendah.

Defisiensi kalium dan magnesium. Ketidakseimbangan ini diterapi dengan memberikan:

ü K 2 – 4 meq/kgBB/hari (150 – 300 mg KCL/kgBB/hari).

ü Mg 0,3 – 0,6 meq/kgBB/hari (7,5 – 15 MgCl2/kgBB/hari).

Obati/cegah infeksi

Pada KEP berat, tanda yang umumnya menunjukan adanya infeksi seperti demam, seringkali tidak nampak, oleh karena itu pada

semua KEP berat secara rutin diberikan:

Antibiotika spektrum luas, bila tanpa komplikasi: kontrimoksazol 5 ml suspensi pediatri secara oral, 2 kali sehari selama 5 hari

(2,5 ml bila BB < 4 kg).

Bila anak sakit berat (apatis, letargi) atau ada komplikasi (hipoglikemia, hipotermia, infeksi kulit, infeksi saluran napas atau

saluran kencing) beri ampisilin 50 mg/kgBB IM atau IV setiap 6 jam selama 2 hari, kemudian secara oral amoksisilin 15

mg/kgBB setiap 8 jam, selama 5 hari.

Bila amoksisilin tidak ada, maka teruskan ampisilin 50 mg/kgBB setiap 6 jam secara oral, atau gentamisin 7,5 mg/kgBB/IM atau

IV sekali sehari selama 7 hari.

Page 11: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 11/22

 

11

Bila dalam 48 jam tidak ada kemajuan klinis, tambahkan kloramfenikol 25 mg/kgBB/IM atau IV setiap 6 jam selama 5 hari.

Bila terdeteksi kuman spesifik, beri pengobatan spesifik. Bila anoreksia menetap selama 5 hari pengobatan antibiotik, lengkapi

 pemberian hingga 10 hari.

Vaksinasi campak bila umur anak > 6 bulan dan belum pernah diimunisasi.

Koreksi defisiensi nutrien mikro

Berikan setiap hari:

Tambahan multivitamin.

Asam folat 1 mg/hari (5 mg hari pertama).

Seng (Zn) 2 mg/kgBB/hari.

Bila berat badan mulai naik: Fe 3 mg/kgBB/hari atau sulfas ferosus 10 mg/kgBB/hari.

Vitamin A oral pada hari 1, 2 dan 14. Untuk umur > 1 tahun 200.000 SI, umur 6  – 12 bulan 100.000 SI, dan umur 0 – 5 bulan

50.000 SI.

Mulai pemberian makanan

Pemberian diet dibagi dalam 3 fase, yaitu: fase stabilisasi, fase transisi, dan fase rehabilitasi.

Fase Stabilisasi (2 – 7 hari)

Fase dimulainya pemberian makanan segera setelah anak dirawat sehingga energi dan protein cukup untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme basal tubuh.

Prinsif pemberian nutrisi pada fase inisial/stabilisasi adalah sebagai berikut:

ü Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa.

ü Oral atau nasogastrik.

ü Kalori 100 kkal/kgBB/hari

ü Protein 1 – 1,5 gr/kgBB/hari.

ü Cairan 130 ml/kgBB/hari.

Fase Transisi (Minggu ke-2)

Fase pemberian makanan secara perlahan-lahan untuk menghindari resiko gagal jantung dan intoleransi saluran cerna bila anak 

mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak secara mendadak.

ü Kalori 150 kkal/kgBB/hari

ü Protein 2 – 3 gr/kgBB/hari

ü Cairan 150 ml/kgBB/hari.

Page 12: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 12/22

 

12

Fase Rehabilitasi (Minggu ke-3 – 7)

Pada masa pemulihan, dibutuhkan berbagai pendekatan secara gencar agar tercapai asupan makanan yang tinggi dan pertambahan

BB > 10 gr/kgBB/hari. Awal fase rehabilitasi ditandai dengan timbulnya selera makan, biasanya 1  – 2 minggu setelah dirawat.

Setelah masa transisi dilampaui, anak diberi:

ü Makanan/formula dengan jumlah tidak terbatas dan sering.

ü Energi 150 – 220 kkal/kgBB/hari.

ü Protein 4 – 6 gr/kgBB/hari

ü Bila anak masih mendapat ASI, teruskan tetapi beri formula lebih dulu karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi

untuk tumbuh kejar.

Fasilitasi tumbuh kejar 

Untuk mengejar pertumbuhan yang tertinggal, anak diberi asupan makanan seperti pada fase-fase tersebut di atas. Untuk itu harus

tersedia jumlah asupan makanan yang memadai seperti pada tahapan fase-fase di atas.

Sediakan stimulasi sensorik dan dukungan emosi/mental.

10. Siapkan follow up setelah sembuh

Bila berat badan sudah mencapai 80% BB/U dapat dikatakan anak sembuh. Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harustetap dilanjutkan di rumah setelah penderita dipulangkan. Kepada orang tua disarankan:

Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur.

Pemberian suntikan/imunisasi ulang (booster).

Pemberian vitamin A setiap 6 bulan.

Selain itu atasi penyakit penyerta, yaitu:

Defisiensi vitamin A.

Dermatosis.

Penyakit karena parasit/cacing.

Diare berlanjut.

Tuberkulosis, obati sesuai dengan pedoman tuberkulosis.

PROGNOSIS

Dengan pengobatan adekuat, umumnya penderita dapat ditolong walaupun diperlukan waktu sekitar 2  – 3 bulan untuk tercapainya

 berat badan yang diinginkan. Pada tahap penyembuhan yang sempurna, biasanya pertumbuhan fisik hanya terpaut sedikit

dibandingkan dengan anak yang sebayanya. Namun kadang-kadang perkembangan intelektualnya akan mengalami kelambatan yang

Page 13: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 13/22

 

13

menetap, khususnya kelainan mental dan defisiensi persepsi. Retardasi perkembangan akan lebih nyata lagi bila penyakit ini diderita

sebelum anak berumur 2 tahun, ketika masih terjadi proliferasi, mielinisasi dan migrasi sel otak. 1,4

Klasifikasi vitamin

Menurut sifatnya, vitamin digolongkan menjadi dua :

1. Vitamin yang larut dalam lemak, yaitu:

Vitamin A (retinol)

Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama kali ditemukan. Vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua

retinoid dan prekursor/provitamin A/ karotenoid yang mempunyai aktivitas biologik sebagai Retinol. Vitamin A esensial untuk 

 pemeliharaan dan kelangsungan hidup. Kekurangan vitamin A meningkatkan resiko anak terhadap penyakit infeksi seperti penyakit

saluran pernapasan dan diare, meningkatkan angka kematian karena campak, serta menyebabkan keterlambatan pertumbuhan.

Vitamin A adalah suatu kristal alkohol berwarna kuning yang larut dalam lemak atau pelarut lemak.

- Sumber vitamin A

Sebagian besar vitamin A disimpan di hati. Salah satu bentuk dari vitamin A (retinal) merupakan komponen dari fotoreseptor (sel-sel

saraf yang peka terhadap cahaya) dalam retina mata. Bentuk lain dari vitamin A (asam retinoat) berperan dalam menjaga kesehatan

kulit, lapisan paru-paru, usus dan saluran kemih. Dapat ditemukan dalam bahan makanan seperti: susu, ikan, sayuran berwarna hijau

dan kuning, hati, buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain).

- Kekurangan Vitamin A

Kekurangan vitamin A banyak ditemukan di beberapa daerah seperti Asia Tenggara, dimana padi yang digiling menjadi beras (yang

mengandung sedikit vitamin A) merupakan makanan pokok. Beberapa penyakit yang mempengaruhi kemampuan usus dalam

menyerap lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, meningkatkan resiko terjadinya kekurangan vitamin A. Penyakit tersebut

adalah:

- Penyakit Seliak 

- Fibrosa kistik 

- Penyumbatan saluran empedu.

- Pembedahan pada usus atau pankreas juga akan memberikan efek yang sama.

Gejala pertama dari kekurangan vitamin A biasanya adalah rabun senja. Kemudian akan timbul pengendapan berbusa (bintik Bitot)

dalam bagian putih mata (sklera) dan kornea bisa mengeras dan membentuk jaringan parut (xerofthalmia), yang bisa menyebabkan

kebutaan yang menetap.

Malnutrisi pada masa kanak-kanak (marasmus dan kwashiorkor), sering disertai dengan xerofthalmia; bukan hanya karena kurangnya

vitamin A dalam makanan, tetapi juga karena kekurangan kalori dan protein menghambat pengangkutan vitamin A. Kulit dan lapisan

 paru-paru, usus dan saluran kemih bisa mengeras. Kekurangan vitamin A juga menyebabkan peradangan kulit (dermatitis) dan

meningkatkan kemungkinan terkena infeksi. Beberapa penderita mengalami anemia. Pada kekurangan vitamin A, kadar vitamin A

dalam darah menurun sampai kurang dari 15 mikrogram/100 mL (kadar normal 20-50 mikrogram/100 mL).

Page 14: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 14/22

 

14

Kekurangan vitamin A diobati dengan pemberian vitamin A tambahan sebanyak 20 kali dosis harian yang dianjurkan selama 3 hari.

Lalu diikuti dengan pemberian sebanyak 3 kali dosis harian yang dianjurkan selama 1 bulan. Setelah itu diharapkan semua gejala

sudah hilang. Penderita yang gejala-gejalanya tidak hilang dalam 2 bulan setelah pengobatan, harus segera dievaluasi untuk 

mengetahui kemungkinan adanya malnutrisi.

-Kelebihan Vitamin A

Kelebihan vitamin A dapat menyebabkan keracunanan, baik itu terjadi pada satu kali pemberian (keracunan akut) ataupun dalam

 jangka waktu lama (keracunan kronis).

Keracunan Akut

Penjelajah Kutub Utara mengalami ngantuk, mudah tersinggung, sakit kepala dan muntah dalam beberapa jam setelah memakan hati

 beruang kutub atau hati anjing laut, yang banyak mengandung vitamin A.

Tablet yang mengandung vitamin A sebanyak 20 kali dosis harian yang dianjurkan, yang digunakan untuk pencegahan dan

meringankan penyakit kulit, kadang menyebabkan gejala serupa, bahkan jika diminum sesuai petunjuk.

Keracunan Kronis

Keracunan kronis pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa biasanya merupakan akibat mengkonsumsi vitamin A dosis besar (10

kali dosis harian yang dianjurkan) selama berbulan-bulan. Keracunan vitamin A dapat terjadi pada bayi dalam beberapa minggu.

Gejala awal dari keracunan kronis adalah:

- rambut yang jarang dan kasar 

- kerontokan pada sebagian bulu mata

- bibir yang pecah-pecah

- kulit yang kering dan kasar.

Sakit kepala hebat, peningkatan tekanan dalam otak dan kelemahan umum terjadi kemudian. Pertumbuhan tulang dan nyeri sendi

sering terjadi, terutama pada anak-anak. Hati dan limpa dapat membesar. Bayi yang lahir dari ibu yang mengkonsumsi isotetinoin

(vitamin A buatan yang digunakan untuk mengobati kelainan kulit) selama kehamilan bisa memiliki cacat lahir. Diagnosa keracunan

vitamin A ditegakkan berdasarkan gejala dan tingginya kadar vitamin A dalam darah. Gejala akan menghilang dalam 4 minggu setelah penghentian pemakaian vitamin A tambahan. Beta-karoten terdapat dalam sayuran seperti wortel, diubah secara perlahan oleh tubuh

menjadi vitamin A dan dapat dikonsumsi dalam jumlah besar tanpa menyebabkan keracunan. Walaupun kulit akan berubah menjadi

kuning tua (karotenosis), terutama kulit di telapak tangan dan telapak kaki, tetapi tidak menimbulkan efek samping lainnya.

- Fungsi vitamin A

Penglihatan

Pertumbuhan dan perkembangan

Diferensiasi sel

Reproduksi

Page 15: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 15/22

 

15

Kekebalan

Vitamin D

Vitamin D dapat dibentuk tubuh dengan bantuan sinar matahari. Bila tubuh mendapatkan sinar matahari konsumsi vitamin D melalui

makanan tidak dibutuhkan. Karena dapat disintesis dalam tubuh, vitamin D dapat dikatakan bukan vitamin tapi suatu prohormon. Bila

tubuh tidak mendapat cukup sinar matahari perlu dipenuhi melalui makanan.

- Sumber yang mengandung vitamin D

Terdapat dalam bahan makanan seperti minyak ikan, susu, telur, keju, dan lain-lain

- Kekurangan Vitamin D

Pada kekurangan vitamin D, kadar kalsium dan fosfat dalam darah menurun, menyebabkan penyakit tulang karena tidak terdapatnya

kalsium dan fosfat yang cukup untuk mempertahankan kesehatan tulang. Keadaan ini disebut rakhitis (pada anak -anak) dan

osteomalacia (pada dewasa). Kekurangan vitamin D ini dapat disebabkan oleh pemaparan sinar matahari yang tidak mencukupi

maupun oleh sedikitnya vitamin D dalam makanan.

Kekurangan vitamin D selama kehamilan dapat menyebabkan osteomalacia pada ibu hamil dan rakhitis pada bayi yang akan

dilahirkannya.

ASI tidak mengandung vitamin D dalam jumlah yang besar, bayi yang mendapatkan ASI bisa menderita rakhitis, bahkan meskipun

tinggal di daerah tropis jika bayi tidak mendapatkan sinar matahari yang cukup.

Kekurangan vitamin D bisa terjadi pada orang yang lebih tua karena kulit mereka menghasilkan sedikit vitamin D saat terpapar sinar matahari.

Beberapa bentuk rakhitis yang jarang, merupakan akibat adanya gangguan metabolisme vitamin D dan penyakit ini diturunkan. Kejang

otot (tetani) yang disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium bisa merupakan pertanda awal terjadinya rakhitis pada bayi. Bayi yang

lebih besar mungkin akan terlambat untuk belajar duduk dan merangkak, dan penutupan ubun-ubun (fontanel) mengalami penundaan.

Anak-anak usia 1- 4 tahun bisa memiliki kelainan lengkung tulang belakang, kaki O (bengkok ke dalam), kaki X (bengkok ke luar)

dan terlambat berjalan. Anak-anak yang lebih tua atau remaja, akan merasakan nyeri bila berjalan.

Tulang panggul yang mendatar pada remaja putri menyebabkan jalan lahir menjadi sempit. Pada orang dewasa kehilangan kalsium

dari tulang, terutama tulang belakang, panggul dan tungkai, menyebabkan kelemahan dan bisa mengakibatkan terjadinya patah tulang.

Diagnosa rakhitis atau osteomalasia berdasarkan kepada:

- gejala-gejala

- gambaran tulang pada foto rontgen

- rendahnya kadar kalsium, fosfat dan vitamin D dalam darah.

Rakhitis dan osteomalasia dapat diobati dengan pemberian vitamin D per-oral (ditelan) sebanyak 5 kali dosis harian yang dianjurkan,

selama 2-3 minggu.

Page 16: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 16/22

 

16

Bentuk-bentuk rakhitis tertentu yang diturunkan, biasanya akan membaik bila diobati dengan hormon vitamin D.

- Kelebihan Vitamin D

Mengkonsumsi vitamin D sebanyak 10 kali dosis harian yang dianjurkan, selama beberapa bulan, bisa menyebabkan keracunan, yang

mengakibatkan tingginya kadar kalsium dalam darah. Gejala pertama dari keracunan vitamin D adalah hilangnya nafsu makan, mual

dan muntah, yang diikuti rasa haus yang luar biasa, meningkatnya frekuensi berkemih, kelemahan, gelisah dan tekanan darah tinggi.

Kalsium bisa diendapkan di seluruh tubuh, terutama di ginjal, dimana bisa menyebabkan kerusakan menetap. Fungsi ginjal akan

terganggu, menyebabkan protein dibuang dalam air kemih dan kadar urea dalam darah meningkat.

Pengobatan terdiri dari menghentikan pemakaian vitamin D tambahan dan mengikuti diet rendah kalsium untuk mengurangi efek dari

tingginya kadar kalsium dalam darah. Kortikosteroid dapat diberikan untuk mengurangi resiko terjadinya kerusakan jaringan.

Amonium klorida diberikan untuk menjaga keasaman air kemih, sehingga mengurangi resiko terbentuknya batu kalsium

- Fungsi vitamin D

Membantu pembentukan dan pemeliharaan tulang bersama vitamin A dan vitamin C

Membantu pengerasan tulang dengan cara mengatur agar kalsium dan posfor tersedia di dalam darah untuk diendapkan pada proses

 pengerasan tulang.

Vitamin E (Tokoferol)

Istilah vitamin E biasa digunakan untuk menyatakan setiap campuran tokoferol yang aktif secara biologik. Hewan tidak dapatmensintesis vitamin E dalam tubuhnya, sehingga harus memperolehnya dari makanan nabati. Vitamin E murni tidak berbau dan tidak 

 berwarna sedangkan vitamin E sintetik yang dijual secara komersial biasanya berwarna kuning muda hingga kecoklatan. Vitamin E

larut dalam lemak dan dalam sebagian besar pelarut organik, tetapi tidak larut dalam air. Empat jenis tokoferol yang penting dalam

makanan adalah alfa-,beta-, gama-, delta- tokoferol dan tokotreinol. Karateristik kimia utamanya adalah bertindak sebgai antioksidan.

Vitamin E disimpan sebagian besar di jaringan lemak dan selebihnya di hati.

- Sumber yang mengandung vitamin E :

Ikan, ayam, kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut, dsb

- Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E

 bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll

- Fungsi vitamin E

Sebagai antioksidan yang larut bdalam lemak dan mudah memberikan hidrogen dari gugus hidroksil pada struktur cincin radikal

 bebas

Sintesis DNA (Deoksiribonukleik asid)

Merangsang reaksi kekebalan

Mencegah penyakit jantung koroner 

Page 17: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 17/22

 

17

Mencegah keguguran dan sterilisasi

Mencegah gangguan menstruasi

Vitamin K 

Vitamin K merupakan kelomp[ok senyawa yang terdiri atas filokinon yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan menakinon yang

terdapat dalam minyak ikan dan daging. Vitamin K cukup tahan terhadap panas. Vitamin ini tidak rusak oleh cara memasak biasa,

termasuk memasak dengan air. Vitamin K tidak tahan terhadap alkali dan cahaya.

-Sumber yang mengandung vitamin K 

Hati, sayur-sayuran berwarna hijau, kacang buncis, kacanng polong, kol, brokoli, kuning telur dan susu.

-Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K 

Darah sukar embeku, gangguan absorpsi lemak 

-Fungsi vitamin K =

Membantu pembekuan darah bila terjadi luka

Merangsang pembentukan protombin dalam hati

2. Vitamin yang larut dalam air, yaitu:

Vitamin C

Adalah Kristal putih yang larut dalam air. Dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut vitamin C mudah

rusak karena bersentuhan dengan udara terutama bila terkena panas. Vitamin C adalah vitamin yang paling labil. Vitamin juga

merupakan suatu asam organik dan terasa asam, tetapi tidak berbau.

-Sumber yang mengandung vitamin C

Jeruk, nenas, rambutan, papaya, gandaria, tomat, sayur daun-daunan hijau, kol, dan jambu biji.

-Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C

Page 18: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 18/22

 

18

Skorbut, lelah, lemah, kurang nafsu makan, kulit menjadi kering, kasar dan gatal, pendarahan gusi, mulut dan mata kering, dan rambut

rontok.

-Kekurangan Vitamin C

Kebutuhan akan vitamin C meningkat secara berarti dan merupakan resiko terjadinya kekurangan pada berbagai keadaan berikut:

kehamilan, menyusui,Tirotiksikosis (hiperaktivitas kelenjar tiroid), berbagai jenis peradangan, pembedahan, luka bakar.

Pada bayi yang berusia 6-12 bulan, kekurangan vitamin C dalam susu formula atau makanan padatnya dapat menyebabkan scurvy.

Gejala awalnya berupa rewel, nyeri jika badannya bergerak, kehilangan nafsu makan dan tidak mengalami penambahan berat badan.

Tulang-tulangnya tipis/kecil dan sendi-sendinya menonjol. Yang khas adalah terjadinya perdarahan di bawah jaringan pelindung

tulang dan di sekitar gigi.

Pada orang dewasa, scurvy bisa terjadi apabila melakukan diet, yang hanya mengandung daging dan tepung atau teh, roti bakar dan

sayuran kalengan, yang kesemuanya merupakan makanan yang khas dimakan oleh orang tua yang tidak bernafsu makan. Setelah

 beberapa bulan mengkonsumsi makanan tersebut, akan terjadi perdarahan di bawah kulit, terutama di sekitar akar rambut, di bawah

kuku jari tangan, di sekitar gusi dan di dalam persendian. Penderita akan tampak depresi, lelah dan lemah. Tekanan darah dan denyut

 jantung menjadi naik turun (berfluktuasi). Pemeriksaan darah menunjukkan kadar vitamin C yang sangat rendah.

Pada bayi dan orang dewasa, scurvy diobati dengan vitamin C dosis tinggi selama 1 minggu, diikuti dengan dosis yang lebih rendah

selama 1 bulan.

-Kelebihan Vitamin C

Vitamin C dosis tinggi (500-10.000 miligram) telah dianjurkan untuk mencegah common cold, skizofrenia, kanker,

hiperkolesterolemia dan aterosklerosis, tetapi hal ini belum mendapatkan dukungan ilmiah yang cukup. Dosis yang melebihi 1000

miligram/hari menyebabkan:

- diare

- batu ginjal pada orang-orang yang peka

- perubahan siklus menstruasi.

Beberapa orang yang menghentikan asupan vitamin C dosis tinggi secara tiba-tiba dapat kembali mengalami scurvy.

-Fungsi vitamin C

Menjaga agar dinding pembuluh darah kuat

Menjaga tulang, gigi, dan gusi agar tetap sehat

Mengatur otot-otot jantung

Membantu daya tahan terhadap infeksi

Mencegah skorbut

Page 19: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 19/22

 

19

Mencegah dan meyembuhkan kanker 

Vitamin B1 (Thiamin)

Thiamin adalah kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Thiamin merupakan anggota pertama dari suatu kelompok vitamin  –  

vitamin yang disebut B- kompleks. Vitamin B1 stabil terhadap pemanasan pada pH asam, tetapi terurai pada suasana basa atau netral.

-Sumber yang mengandung vitamin B1

Vitamin B1 terutama terdapat dalam serelia tumbuk, kacang-kacangan, daging tanpa lemak, kuning telur, beras merah, dan susu.

-Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1

Beri-beri, gangguan saraf 

Sebagai makanan pokok khususnya beras yang digiling sempurna. Bila beras digiling sempurna maka lapisan aleuron yang kaya akan

thiamin terbuang sebagai dedak. Gejala kekurangan thiamin mula-mula lelah, hilang nafsu makan, berat badan menurun dan gangguan

 pencernaan. Bila telah terjadi beri-beri terjadi gangguan kerja syaraf (polyneuritis). Pada orang dewasa terjadi gangguan jantung

menyebabkan oedem (penumpukan cairan dalam jaringan) pada kaki bawah/ telapak kaki serta persendian kaki. Bila berlanjut oedem

dapat terjadi di rongga dada dan ini disebut beri-beri basah. Penderita diberi vitamin B kompleks dan makanan kaya protein dan kalori.

Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem syaraf. Hal ini karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh

 pada kelelahan, sakit kepala, sifat lekas marah dan susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh, karena denyut nadi menjadi cepat.

-Fungsi vitamin B1 =

Mencegah gangguan saraf 

Mempertinggi nafsu makan

Membantu pencernaan

Mengatur penggunaan karbohidrat

Mencegah beri-beri

Vitamin B2 (Riboflavin)

Adalah kristal kuning yang larut air, tahan panas, oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama tehadap sinar 

ultraviolet. Dalam proses pemasakan tidak banyak yang rusak.

-Sumber yang mengandung vitamin B2

Ada di dalam makanan hewani dan nabati, yaitu dalam susu, keju, hati, daging, dan sayuran berwarna hijau.

Page 20: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 20/22

 

20

-Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2

Mata panas dan gatal, tidak tahan cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut serta lidah sakit dan panas.

-Fungsi vitamin B2

Membantu pertumbuhan

Menjaga kulit dan otot agar tetap sehat

Membantu oksidasi biologis untuk memperoleh energi

Vitamin B3 (Niasin)

 Niatin atau asam nikotinat merupakan kristal putih, yang lebih stabil dari tihamin dan riboflavin. Niasin tahan terhadap suhu tinggi,cahaya, asam, alkali, dan oksidasi. Niasin tidak rusak oleh pengolahan dan pemasakan normal, kecuali kehilangan melalui air masakan

yang dibuang.

-sumber yang mengandung vitamin B3

Hati, ginjal, ikan, daging, ayam, kacang tanah, kol, tomat dan bayam.

-Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3

Kelemahan otot, anoreksia, gangguan pencernaan, kulit memerah, pellagra dan dermatitis

-Fungsi vitamin B3

Membantu proses pertumbuhan dan perbanyakan sel

Membantu merombak karbohidrat

Sebagai koenzim NAD dan NADP

Mencegah penyakit pellagra

Vitamin B6 (Piridoksin)

Terdapat 3 ikatan organik yang mempunyai bioaktivitas piridoksin ialah piridoksin, piridoksal, dan piridoksamin. Piridoksin berbentuk 

suatu alkohol, sehingga seharusnya disebut piridoksal. Bentuk biologis aktif ialah piridoksal dan piridoksamin, sebagai komponen dari

ko-enzim. Piridoksin hidroklorida berbentuk kristal gepeng berwarna putih, larut dalam air, tetapi tidak larut dalam minyak dan zat-zat

 pelarut minyak. Dalam larutan netral atau basa piridoksin mudah rusak oleh penyinaran cahaya matahari, tetapi dalam

0,1 N HCL ternyata lebih stabil

-Sumber yang mengandunng vitamin B6

Page 21: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 21/22

 

21

Paling banyak terdapat dalam khamir, kecambah gandum, hati, ginjal, serealia numbuk, kacang-kacangan. Susu, telur, sayur dan buah

mengandung sedikit vitamin B6

-Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan B6

Pellagra, anemi, obstipasi, kehilangan nafsu makan

-Fungsi vitamin B6

Membantu pertumbuhan

Menjaga kesehatan kulit

Membantu pekerjaan urat saraf 

Membantu pembuatan sel-sel darah

Menjaga kerja perut dan usus agar tetap sehat

Vitamin B12 (Sionokobalamin)

Vitamin B12 yang dikristalkan berwarna merah tua dan menjadi warna hitam pada pemanasan, larut didalam air dan tidak larut dalam

minyak dan pelarut-pelarut lemak. Vitamin B12 merupakan satu-satunya vitamin yang mengandung logam (cobalt) di dalam struktur 

molekulnya. Vitamin B12 adalah bentuk paling stabil, dan karena itu diproduksi secara komersial dari fermentasi bakteri.

-Sumber yang mengandung vitamin B12

Sumber utama vitamin B12 adalah makanan protein hewani yang memperolehnya dari hasil sintesis bakteri di dalam usus, seperti hati,

ginjal, disusul oleh susu, telur, ikan, keju dan daging.

-Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan B12

Anemi pernisiosa, anemia karena kekurangan folat.

-Fungsi vitamin B12

Membantu pertumbuhan

Membantu pembentukan sel darah merah

Page 22: Learning Objective Skenari1

7/16/2019 Learning Objective Skenari1

http://slidepdf.com/reader/full/learning-objective-skenari1 22/22

 

22

Asam folat (folasin)

Asam folat berbentuk kristal berwarna orange kekuningan, tidak berasa dan tidak berbau. Asam folat tahan terhadap pemanasan dalam

larutan netral dan alkali, tetapi tidak stabil di dalam suasana asam dan rusak oleh penyinaran cahaya.

-Sumber yang mengandung asam folat

Terutama terdapat dalam sayuran hijau, hati, daging tanpa lemak, serelia utuh, biji-bijian, kacang-kacangan dan jeruk.

-Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan asam folat

Gangguan metabolism DNA, menghambat pertumbuhan, menyebabkan anemia megaloblastik, gangguan peradangan dan gangguan

saluran cerna.

-Fungsi asam folat

Merubah histidin menjadi asam glutamat

Pembawa karbon tunggal dalam pembentukan hem

Biotin

Biotin larut dalam larutan alkalis dan air panas, tetapi kurang larut dalam reaksi asam atau air dingin. Biotin merupakan kofaktor 

 berbagai enzim karboksilase yang digunakan dalam sintesis dan metabolism asam lemak, glukoneogenesis dan metabolisme asam

amino berantai cabang.

-Sumber yang mengandung biotin

Ragi, kentang, hati, kuning telur, serelia, khamir, kacang kedelai, kacang tanah, sayuran dan buah-buahan tertentu (jamur, pisang,

 jeruk, semangka, strawberi).

-Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan biotin

Rasa lelah, kurang nafsu makan, muntah-muntah, otot sakit, kulit kering dan bersisik, allopecia (kebotakan setempat) dan kesemutan.

-Fungsi biotin

Membantu pertumbuhan

Sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut penambahan/pengeluaran CO2 kepada atau dari senyawa aktif