Leaflet Pertanian Organik

4
0 Pertanian Organik Kompos merupakan bahan organik yang telah menjadi lapuk, seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung serta kotoran hewan. Bila bahan-bahan itu sudah hancur dan lapuk, disebut pupuk organik. Jenis-jenis bahan ini menjadi lapuk dan busuk bila berada dalam keadaan basah dan lembab, seperti halnya daun-daunan menjadi lapuk bila jatuh ke tanah dan berubah menjadi bagian tanah. Di lingkunagn alam terbuka, kompos bisa terjadi dengan sendirinya, lewat prose alami. Rumput, daun-daunan dan kotoran hewan serta sampah lainnya lama kelamaan membusuk karena kerjasama antara mikro-organisme dengan cuaca. Proses tersebut bisa dipercepat oleh perlakuan manusia, hingga menghasilkan kompos yang berkualitas baik, dalam waktu yang tidak terlalu lama. Optimalisasi fungsi lahan melalui penanganan pola budidaya pertanian masyarakat Desa Pangeureunan sangat diharapkan dapat menuju ketahanan pangan masyarakat. Dengan letak desa yang berada diwilayah pegunungan, dan sulit terjangkau oleh transportasi, kegiatan pembuatan pupuk organik tentunya sangat diharapkan dapat membantu program peningkatan ekonomi masyarakat. Penerapan manajemen pertanian yang memfasilitasi masyarakat petani untuk mendapatkan penghasilan harian, bulanan serta tahunan, tentunya dapat membuka pemahaman masyarakat akan pertanian merupakan sebuah bentuk perniagaan (bisnis) yang juga memerlukan pengelolaan (manajemen).

Transcript of Leaflet Pertanian Organik

Page 1: Leaflet Pertanian Organik

0

Pertanian Organik

Kompos merupakan bahan organik yang telah menjadi lapuk, seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput-rumputan, dedak padi, batang jagung serta kotoran hewan. Bila bahan-bahan itu sudah hancur dan lapuk, disebut pupuk organik. Jenis-jenis bahan ini menjadi lapuk dan busuk bila berada dalam keadaan basah dan lembab, seperti halnya daun-daunan menjadi lapuk bila jatuh ke tanah dan berubah menjadi bagian tanah. Di lingkunagn alam terbuka, kompos bisa terjadi dengan sendirinya, lewat prose alami. Rumput, daun-daunan dan kotoran hewan serta sampah lainnya lama kelamaan membusuk karena kerjasama antara mikro-organisme dengan cuaca. Proses tersebut bisa dipercepat oleh perlakuan manusia, hingga menghasilkan kompos yang berkualitas baik, dalam waktu yang tidak terlalu lama. Optimalisasi fungsi lahan melalui penanganan pola budidaya pertanian masyarakat Desa Pangeureunan sangat diharapkan dapat menuju ketahanan pangan masyarakat. Dengan letak desa yang berada diwilayah pegunungan, dan sulit terjangkau oleh transportasi, kegiatan pembuatan pupuk organik tentunya sangat diharapkan dapat membantu program peningkatan ekonomi masyarakat. Penerapan manajemen pertanian yang memfasilitasi masyarakat petani untuk mendapatkan penghasilan harian, bulanan serta tahunan, tentunya dapat membuka pemahaman masyarakat akan pertanian merupakan sebuah bentuk perniagaan (bisnis) yang juga memerlukan pengelolaan (manajemen).

Page 2: Leaflet Pertanian Organik

1

Efektifitas Mikroorganism (EM / Bakteri / Starter)

Dalam pembuatan pupuk organik, tentunya kita membutuhkan Efektifitas Mikroorganism (EM), atau bisa disebut Bakteri juga kadang disebut sebagai Starter. Efektifitas Mikroorganism (EM) berperan sebagai pengurai yang akan mempercepat proses fermentasi bahan organik menjadi nutrisi

Bahan-bahan untuk membuat EM memakai bahan lokal. Bahan dan alat : Bahan : Terasi, Gula Pasir, Gedebong Pisang, Dedak dan air mendidih Alat : Wadah, Tali rapiah, Kantong plastic, kayu / bamboo, Drigen

Cara pembuatan : Tahap 1

Rebus air sampai mendidih. Sisihkan.

Potong-potong terasi dan masukkan ke dalam air mendidih

Masukkan gula pasir dan aduk

Bekatul diaduk rata

Dinginkan

Tahap 2

Gedebong pisang yang sudah busuk diperas

Sisihkan air perasannya

Tahap 3

Campur adonan pada tahap 1 dan tahap 2

Tutup rapat campuran selama 3 hari dengan plastic yang diikatkan tali rapiah pada wadah (diriken)

Tahap 4

Buka campuran setelah 3 hari. Aduk campuran

Tutup kembali dan buka keesokan harinya untuk diaduk sesuai kebutuhan. Ulang proses serupa sampai hari ke 10

Pada tahap 4 dilakukan evaluasi terhadap adonan media bakteri pengurai. Media bakteri pengurai yang siap digunakan memiliki ciri-ciri :

Berbusa

Berbau asam

Untuk pengembangan atau penambahan produksi: Ampas dari perasan tadi jangan dibuang, tambahkan air dingin, 1 kg Gula dan 2 ons trasi, biarkan selama 5 hari dan peras maka akan didapat bakteri 5-6 Liter (ini untuk satu kali saja, setelah ini ampas tidak dapat digunakan lagi untuk membuat bakteri, kalaupun dapat kualitas bakterinya kurang bagus)

Pupuk Kompos

Kompos adalah hasil akhir bahan organik yang diproses dengan bantuan bakteri. Kompos tidak hanya terdapat unsur hara N, P, dan K saja, tetapi mengandung unsur hara Fe, S, Ca, Mg, dan lain-lain. Keuntungan dalam menggunakan pupuk kompos adalah mengurangi problem pencemaran lingkungan hidup secara nyata terutama sampah-sampah organik. Cara Pembuatan Kompos Bahan-bahan :

1. 600 kg Pupuk kandang 2. 150 kg Sekam 3. 300 kg Daun-daun hijau 4. 2,5 kg Dolomit 5. 1,5 liter Baktri (starter / EM)

Page 3: Leaflet Pertanian Organik

2

Perbandingan antara kotoran kambing : sekam : Daun-daun hijau : dolomit adalah 2 : 1 : 1 : 0,1. Sedangkan Mikroorganisme pengurai yang digunakan sebanyak 5 takaran untuk air 1 gembor dan setiap lapisan memerlukan 4 gembor sampai 5 gembor.

Cara pembuatan :

Proses pembuatan pupuk organik ini pada lapisan pertama alas dari daun-daunan hijau tanpa di cincang yang sudah dipersiapkan setinggi 10-20 cm. Alas tersebut dibasahi dengan starter/bakteri pengurai secukupnya sampai seluruh bagian basah. Diatasnya diberikan kotoran kambing setinggi 20 cm. Diatas kotoran kambing ditaburi dengan dolomite secukupnya, kemudian ditutup dengan sekam. Setelah sekam merata disiram dengan Mikroorganisme pengurai yang telah dilarutkan air dan disiram sampai seluruh bagian basah selanjutnya dilakukan proses yang sama untuk lapisan kedua. Setelah semua bahan selesai selanjutnya dibiarkan selama 2 bulan untuk proses dekomposisi dan pupuk siap digunakan.

Pupuk Tunggal

Pupuk tunggal adalah pupuk yang mengandung satu jenis zat makanan, seperti : Pupuk N (Nitrogen), Pupuk P (Fosfor) dan Pupuk K (Kalium). c.1. Nitrogen (N) Pupuk N ini, biasanya digunakan oleh petani bagi petumbuhan tanaman sayur berjenis daun-daunan, seperti : bayam, kangkung, pakcoy, dll.

Cara Pembuatan N (Nitrogen) Bahan-bahan : Daun-daunan Hijau = (Kirinyuh, Babadotan, Kacang Babi) Bakteri = 0,25 liter Air = 5 liter Wadah / Ember = 1 buah Penutup wadah / ember = 1 buah Cara pembuatan : Daun-daunan di potong-potong halus (cacag), kemudian ditempatkan dalam wadah (ember) yang telah berisi air, selanjutnya masukan bakteri. Kemudian ditutup rapat dan disimpan didalam tanah. Biarkan selama 7-14 hari. Apabila setelah 7-14 hari, terjadi perubahan warna air kehijau-hijauan dan berbau menyengat serta terlihat kental airnya, maka bahan tersebut telah siap di pergunakan c.2. Fosfor (P) Pupuk P ini, biasanya digunakan oleh petani bagi petumbuhan tanaman sayur berjenis buah-buahan, seperti : tomat, cabai, terong, dll. Cara Pembuatan P (Fosfor) Bahan-bahan : Batang pohong pisang segar = 1 batang Air = 5 liter Wadah / Ember = 1 buah Penutup wadah / ember = 1 buah Cara pembuatan : Batang pohon pisang dipotong-potong, dengan ukuran kurang lebih 3 -5 cm, kemudian masukan potongan batang pisang tersebut kedalam wadah yang telah berisi air. Selanjutnya tutup rapat wadah tersebut dan biarkan selama 7 - 14 hari. Apabila setelah 14 hari, kondisi air berwarna kecoklatan dan berbau menyengat busuk pisang, maka bahan tersebut telah siap di pergunakan.

Page 4: Leaflet Pertanian Organik

3

c.3. Kalium (K) Pupuk K ini, biasanya digunakan oleh petani bagi petumbuhan tanaman sayur berjenis Umbi-umbian, seperti : kacang tanah, wortel, lobak, dll. Cara Pembuatan K (Kalium) Bahan-bahan : Jerami = 1 Kg Daun bambu = 0,25 Kg Sabut kelapa = 5 Kg Air = 5 liter Wadah / Ember = 1 buah Penutup wadah / ember = 1 buah Cara pembuatan : Semua bahan dirajang, kecuali sabut kelapa. Kemudian masukan bahan-bahan tersebut kedalam wadah yang telah berisi air. Selanjutnya tutup rapat wadah tersebut dan biarkan selam 7 - 14 hari. Apabila setelah 7 - 14 hari, kondisi air berwarna kehitaman dan berbau menyengat busuk, maka bahan tersebut telah siap di pergunakan.

Pestisida Organik (Biopestisida)

Pestisida organik adalah pestisida yang terbuat dari bahan – bahan alami, dan mudah didapat. Pestisida ini berguna untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman tanpa menggangu kelestarian lingkungan. Sebagai catatan, pestisida alami ini hanya digunakan bila diperlukan. Jangan menyemprotkan pestisida alami ini bila tidak terdapat hama pada tanaman kita. Biarkan tanaman itu sendiri menangkal hama secara alami

Salah satu contoh Pestisida Alami dari Ekstrak Tanaman Bahan yang digunakan : a. Daun legum/kacang-kacangan (kacang babi), terutama yang masih muda. b. EM4 sebanyak 20 ml/l air.

Cara pembuatan : Daun-daunan dicincang dan selanjutnya diberi larutan EM4. Bahan selanjutnya direndam selama 3-5 hari. Selama direndam bahan ditutupi dengan plastik hitam. Setelah lima hari larutan dapat digunakan sebagai pestisida. Dosis pemakaian adalah 5 ml/l air.

Filosofi pertanian adalah mendorong kesehatan tanah dan tanaman,

melalui daur ulang limbah atau sisa-sisa tanaman dan kotoran ternak,

pengolahan lahan yang tepat, kombinasi dan rotasi tanaman yang tepat,

pemeliharaan yang tepat serta tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Dengan tanah yang sehat,

akan menghasilkan tanaman yang sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia.