Le septennat et le quinquennat

3
Du Septennat Au Quinquennat Du septennat au quinquennat adalah perubahan masa jabatan presiden dari yang sebelumnya tujuh tahun menjadi lima tahun. Hal ini dilakukan untuk menghindari kembali terjadinya cohabitation politique 1 . Perubahan masa jabatan presiden ini dilakukan pada tahun 2000 semasa Jacques Chirac menjabat sebagai presiden Prancis. Perubahan ini dilakukan berdasarkan referendum konstitusi tanggal 24 September 2000 dan ditetapkan dalam Undang-Undang Konstitusi No. 2000-964 tanggal 2 Oktober 2000. Perubahan ini pula atas usulan mantan Presiden Valery Giscard d’Estaing. Sebenarnya wacana pengubahan masa jabatan presiden sudah ada sejak George Pompidou menjabat presiden Prancis (6 September 1973) dan bahkan sudah diajukan ke parlemen oleh presiden GP. Namun, ketika anggota AN (Assemblée Nationale) dan senat diminati pendapat tentang wacana perubahan ini, 270 anggota AN menjawab “Non” melawan 211 dan 162 senateurs menjawab Non” melawan 112. Dengan hasil ini maka wacana tersebut tidak terlaksana. Di tahun 2000, mantan presiden Prancis, Valery GD, mengusulkan pengubahan masa jabatan presiden ini. Hal ini diusulkannya berkenaan sudah tiga kali cohabitation politique terjadi di Prancis. Lionel Jospin (perdana menteri yang mendampingi Chirac) dari partai kiri mendukung perubahan masa jabatan tersebut karena memang merupakan bagian dari kampanyenya dan partainya pada pemilihan presiden 1995 dan pemilu legislatif 1997. Chirac akhirnya mendukung perubahan masa jabatan tersebut dan diadakan referendum. Pengubahan masa jabatan presiden menjadi lima tahun mengikuti masa jabatan perdana menteri didasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, perumusan masa jabatan presiden tujuh tahun dan perdana mentri lima tahun dibuat oleh Jendral de Gaulle, ketika ia menjabat sebagai presiden pertama republik 1 Masa dimana presiden dan perdana menteri berasal dari pihak yang berbeda. Misalkan, presiden dari pihak kiri sedangkan perdana menteri dari pihak kanan. Hal ini sebagai akibat dari perbedaan masa jabatan presiden dan perdana menteri di Prancis.

Transcript of Le septennat et le quinquennat

Page 1: Le septennat et le quinquennat

Du Septennat Au Quinquennat

Du septennat au quinquennat adalah perubahan masa jabatan presiden dari yang sebelumnya tujuh tahun menjadi lima tahun. Hal ini dilakukan untuk menghindari kembali terjadinya cohabitation politique1. Perubahan masa jabatan presiden ini dilakukan pada tahun 2000 semasa Jacques Chirac menjabat sebagai presiden Prancis. Perubahan ini dilakukan berdasarkan referendum konstitusi tanggal 24 September 2000 dan ditetapkan dalam Undang-Undang Konstitusi No. 2000-964 tanggal 2 Oktober 2000. Perubahan ini pula atas usulan mantan Presiden Valery Giscard d’Estaing.

Sebenarnya wacana pengubahan masa jabatan presiden sudah ada sejak George Pompidou menjabat presiden Prancis (6 September 1973) dan bahkan sudah diajukan ke parlemen oleh presiden GP. Namun, ketika anggota AN (Assemblée Nationale) dan senat diminati pendapat tentang wacana perubahan ini, 270 anggota AN menjawab “Non” melawan 211 dan 162 senateurs menjawab “Non” melawan 112. Dengan hasil ini maka wacana tersebut tidak terlaksana.

Di tahun 2000, mantan presiden Prancis, Valery GD, mengusulkan pengubahan masa jabatan presiden ini. Hal ini diusulkannya berkenaan sudah tiga kali cohabitation politique terjadi di Prancis. Lionel Jospin (perdana menteri yang mendampingi Chirac) dari partai kiri mendukung perubahan masa jabatan tersebut karena memang merupakan bagian dari kampanyenya dan partainya pada pemilihan presiden 1995 dan pemilu legislatif 1997. Chirac akhirnya mendukung perubahan masa jabatan tersebut dan diadakan referendum.

Pengubahan masa jabatan presiden menjadi lima tahun mengikuti masa jabatan perdana menteri didasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, perumusan masa jabatan presiden tujuh tahun dan perdana mentri lima tahun dibuat oleh Jendral de Gaulle, ketika ia menjabat sebagai presiden pertama republik kelima Prancis. Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan bahwa dengan masa jabatan presiden yang tujuh tahun maka kebijakan luar nageri Prancis akan stabil. Karena hal itu, Prancis akan terlihat konsisten terhadap kebijakan luar negerinya. Pengubahan masa jabatan presiden menjadi lima tahun sama dengan masa jabatan perdana mentri adalah keputusan yang tepat karena dengan memiliki masa jabatan yang sama antara presiden dan perdana mentri akan tetap terlihat konsisten.

Kedua, dengan samanya masa jabatan presiden dan perdana menteri maka iklim politik Prancis akan tetap stabil dan kemungkinan permasalahan yang timbul antara presiden dan perdana mentri (seperti yang terjadi saat cohabitation politique) juga akan berkurang karena presiden dan perdana menteri berasal dari pihak yang sama. Kestabilan dan keharmonisan pemerintah Prancis akan membawa dampak yang baik bagi negara Prancis dan juga akan membawa pandangan yang baik bagi Prancis di mata internasional.

Ketiga, masyarakat Prancis sangat takut dengan absolutisme. Mereka berusaha agar absolutisme tidak kembali terjadi di Prancis seperti zaman Louis XIV. Dengan mengubah masa jabatan presiden menjadi lima tahun maka tidak ada kemungkinan untuk terjadinya

1Masa dimana presiden dan perdana menteri berasal dari pihak yang berbeda. Misalkan, presiden dari pihak kiri sedangkan perdana menteri dari pihak kanan. Hal ini sebagai akibat dari perbedaan masa jabatan presiden dan perdana menteri di Prancis.

Page 2: Le septennat et le quinquennat

pemerintahan yang absolut. Dengan masa lima tahun, jika kinerja presiden tidak memuaskan maka mereka bisa mengganti presiden mereka pada pemilu beritkutnya.

Dari sini kita dapat melihat bahwa wacana pengubahan ini sudah ada sejak zaman GP dan akhirnya dapat terlaksana pada zaman JC. Pengubahan ini didasarkan pada perbedaan masa jabatan presiden dan perdana menteri dan terjadinya cohabitation politique sebagai akibat dari perbedaan ini yang membawa dampak pada ketidakharmonisan pemerintah Prancis (antara presiden dan perdana mentri). Pada akhirnya pengubahan ini terlaksana dengan penyamaan masa jabatan presiden dan perdana menteri menjadi lima tahun. Keputusan masa jabatan lima tahun inipun juga berdasarkan pertimbangan yang matang.

Berdasarkan materi yang diberikan pada mata kuliah Transformasi Masyarakat Prancis, pada hari jum’at, 25 Mei 2012.

Oleh

Hana Maulida

1Masa dimana presiden dan perdana menteri berasal dari pihak yang berbeda. Misalkan, presiden dari pihak kiri sedangkan perdana menteri dari pihak kanan. Hal ini sebagai akibat dari perbedaan masa jabatan presiden dan perdana menteri di Prancis.