Lcs

14
Nama : Agil Bahtiar Sugiarto Nim :PO7134112417 Liquor Crebospinalis (LCS) A. Pengertian Liquor Cerebrospinalis adalah cairan yang menyelimuti susunan syaraf pusat. Fungsinya adalah sebagai pelindung terhadap otak maupun tulang belakang. Selain itu juga berfungsi sebagai pengatur eksitabilitas dengan mengatur komposisi ion, membawa keluar metabolit-metabolit (karena otak tidak mempunyai pembuluh limpe) dan memberikan perlindungan terhadap tekanan. Pemeriksaan LCS ditujuakan untuk mengetahui adanya kelainan pada otak maupun sumsum tulang, meningitis, tumor, abses, enchefilitis maupun infeksi virus pada daerah tersebut. Analisa LCS sendiri dibagi menjadi menjadi 3 bagian yaitu makroskopis, mikroskopis dan kimia. B. Cara Pengambilan 1. Pasien dalam posisi miring pada salah satu sisi tubuh. Leher fleksi maksimal (lutut di tarik ke arah dahi) 2. Tentukan daerah pungsi lumbal di antara L4 dan L5 yaitu dengan menentukan garis potong sumbu kraniospinal ( kolumna verterbralis ) dan garis antara kedua spina ishiadika anterior superior ( SIAS ) kiri dan kanan. Pungsi dapat pula di lakukan anatara L4 dan L5 atau antara L2 dan L3 namun tidak boleh pada bayi 3. Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di sekitar daerah pungsi radius 10 cm dengan larutan Povidon iodin di ikuti larutan alkohol 70%

description

penjelasan cairan otak

Transcript of Lcs

Page 1: Lcs

Nama : Agil Bahtiar SugiartoNim :PO7134112417

Liquor Crebospinalis (LCS)

A. Pengertian

Liquor Cerebrospinalis adalah cairan yang menyelimuti susunan syaraf pusat. Fungsinya adalah sebagai pelindung terhadap otak maupun tulang belakang. Selain itu juga berfungsi sebagai pengatur eksitabilitas dengan mengatur komposisi ion, membawa keluar metabolit-metabolit (karena otak tidak mempunyai pembuluh limpe) dan memberikan perlindungan terhadap tekanan. Pemeriksaan LCS ditujuakan untuk mengetahui adanya kelainan pada otak maupun sumsum tulang, meningitis, tumor, abses, enchefilitis maupun infeksi virus pada daerah tersebut. Analisa LCS sendiri dibagi menjadi menjadi 3 bagian yaitu makroskopis, mikroskopis dan kimia. 

B. Cara Pengambilan

1. Pasien dalam posisi miring pada salah satu sisi tubuh. Leher fleksi maksimal(lutut di tarik ke arah dahi)

2. Tentukan daerah pungsi lumbal di antara L4 dan L5 yaitu dengan menentukangaris potong sumbu kraniospinal ( kolumna verterbralis ) dan garis antarakedua spina ishiadika anterior superior ( SIAS ) kiri dan kanan. Pungsi dapatpula di lakukan anatara L4 dan L5 atau antara L2 dan L3 namun tidak bolehpada bayi

3. Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di sekitar daerah pungsi radius 10 cmdengan larutan Povidon iodin di ikuti larutan alkohol 70% dan tutup denganduk steril di mana daerah pungsi lumbal di biarkan terbuka

4. Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu jari tangan yang telahmemakai sarung tangan steril selama 15 – 30 detik yang akan menandai titikpungsi tersebut selama 1 menit

5. Tasukan jarum spinal/stylet pada tempat yang telah di tentukan. Masukanjarum perlahan-lahan menyusur tulang vertebra sebelah proksimal denganmulut jarum terbuka ke atas samapai menembus duramater. Jarak antara kulitdan ruang subarakhnoi berbeda pada tiap anak tergantung umur dan keadaangizi. Umumnya 1,5 – 2,5 cm pada bayi dan meningkat menjadi 5 cm padaumur 3 –5 tahun. Pada remaja jaraknya 6 – 8 cm

6. Lepaskan stylet perlahan-lahan dan cairan keluar. Untuk mendapatkan alirancairan yang lebih baik, jarum di putar hingga mulut jarum mengarah kekranial. Ambil cairan untuk pemeriksaan

7. Cabut jarum dan tutup lubang tusukan dengan plester.8. Hasil punksi lumbal dimasukkan dalam 3 tabung atau 3 syringe yang berbeda, antara

lain :a. Tabung I berisi 1 mL

Page 2: Lcs

Dibuang karena tidak dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan karena mungkin mengandung darah pada saat penyedotan.

b. Tabung II berisi 7 mLDigunakan untuk pemeriksaan serologi, bakteriologi dan kimia klinik.

c. Tabung III berisi 2 mLDigunakan untuk pemeriksaan jumlah sel, Diff.count dan protein kualitatif/kuantitatif.

C. Cara Pemeriksaan dan Interpretasi Hasil Pemeriksaan

1. MakroskopisPemeriksaan makroskopis meliputi Warna Kekeruhan pH

Konsistensi (bekuan) Berat jenis

Metode : Visual (Manual)Tujuan : Untuk mengetahui cairan LCS secara makroskopik meliputi

warna, kejernihan, bekuan, pH dan BJ.Alat : -       Tabung reaksi

-       Beaker gelas-       Kertas indikator pH universal-       Refraktometer abbe

Spesimen : Cairan LCSPrinsip :  pada keadaan normal wujud LCS seperti air, dengan

membandingkannya dapat dinilai adanya perubahan pada LCS.

Cara Kerja           :a. Tes Warna, Kekeruhan, dan Bekuan

-Tabung reaksi diisi aquadest secukupnya sebagai pembanding-Contoh bahan diisikan pada tabung reaksi yang sama ukurannya dengan Pembanding-Kedua tabung diletakkan berdekatan dengan latar belakang kertas putih-Bandingkan contoh bahan dengan aquadest.

b. Tes Berat Jenis-Cairan LCS diteteskan 1-2 tetes pada refraktometer dan diperiksa pada eye piece BJ.

Interprestasi hasil :-Warna

Diamati warna pada LCS dengan aquades sebagai pembanding-Kejernihan / kekeruhan

0 = jernih + 1 = berkabut

Page 3: Lcs

+ 2 = kekeruhan ringan + 3 = kekeruhan nyata + 4 = sangat keruh

-BekuanTidak ada (negatif) atau ada bekuan (positif)

No Parameter Penilaian Normal1. Warna Tidak berwarna, Kuning muda,

Kuning, Kuning tua, Kuning coklat, merah, hitam coklat

Tidak berwarna

2. Kejernihan Jernih, agak keruh, keruh, sangat keruh, keruh kemerahan

Jernih

3. Bekuan Tidak ada bekuan, ada bekuan Tidak ada bekuan4. Ph 7,3 atau setara dengan pH

plasma/serum5. BJ 1.000 – 1.010 1.03 – 1.008

Hal yang perlu diperhatikan :Warna

Normal warna LCS tampak jernih, wujud dan viskositasnya sebanding air.-Merah muda → perdarahan trauma akibat pungsi -Merah tua atau coklat → perdarahan subarakhnoid akibat hemolisis dan akan terlihat jelas sesudah disentrifuge -Hijau atau keabu-abuan →  pus-Coklat → terbentuknya methemalbumin pada hematoma subdural kronik-Xanthokromia → (kekuning-kuningan) pelepasan hemoglobin dari eritrosit yang lisis (perdarahan intraserebral/subarachnoid); juga disebabkan oleh kadar protein tinggi (> 200 mg/dl)

KekeruhanNormal → tidak ada kekeruhan atau jernih. Walaupun demikian LCS yang jernih terdapat juga pada meningitis luetika, tabes dorsalis, poliomyelitis, dan meningitis tuberkulosa.

Keruh  → ringan seperti kabut mulai tampak jika  :-lekosit 200-500/ul3-eritrosit > 400/ml-mikroorganisme (bakteri, fungi, amoeba)-aspirasi lemak epidural sewaktu dilakukan pungsi -media kontras radiografi.

Konsistensi bekuan -Bekuan banyak darah masuk -Normal → tidak terlihat bekuan -Bekuan → banyaknya fibrinogen yang berubah menjadi fibrin.

Page 4: Lcs

Disebabkan: trauma pungsi, meningitis supurativa, atau meningitis tuberkulosa. Jendalan sangat halus LCS didiamkan di dalam almari es selama 12-24 jam.

-LCS yang bercampur darah dalam jumlah banyak pada kedua tabung, tidak dapat diperiksa karena karena akan sama hasilnya dengan pemeriksaan dalam darah, terutama bila ada bekuan merah sebagaimana darah membeku.-Adanya bekuan terlihat berupa kabut putih yang menggumpal karena bekuan terdiri atas benang fibrin.

2. MikroskopisSyarat pemeriksaan :dilakukan dlm waktu < 30’, karena bila > 30’ jml sel akan berkurang yang disebabkan:-Sel mengalami sitolisis -Sel akan mengendap, shg sulit mendapat sampel yang homogen -Sel terperangkap dalam bekuan -Sel cepat mengalami perubahan morfologi

a. Hitung Jumlah Sel Metode : Bilik HitungPrinsip : LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat akan ada sel leukosit

dan sel lainnya akan lisis dan dihitung selnya dalam kamar hitung di bawah mikroskop.

Tujuan : Untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan LCS.Alat dan Reagensia :-Mikroskop-Hemaocytometer : Bilik hitung Improved neubauer, kaca penutup, pipet thoma

leukosit-Larutan Turk Pekat : Kristal violet 0,1 gram, asam asetat glacial 10 mL dan

aquadest  90  mL.-Spesimen : LCS

Cara Kerja          :-Larutan Turk pekat diisap sampai tanda 1 tepat-Larutan LCS diisap sampai tanda 11 tepat.-Dikocok perlahan dan dibuang cairan beberapa tetes.-Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel dalam kamar hitung pada semua

kotak leukosit di mikroskop lensa objektif 10x/40x.

Perhitungan         :Ʃ Sel    =   Jumlah sel ditemukan   x    1   x    1   x  pengenceran                  Jumlah kotak                     L       T

= ……..sel/mm3 LCS

Ket : T = tinggi bilik hitung : 1/10 mmL = luas 1 satuan kotak yang dipakai

Page 5: Lcs

Interpretasi           : Jumlah sel normal = 0 – 5 sel/mm3 LCS

b. Hitung Jenis SelMetode : Tetes tebal dengan pewarnaan Giemsa

Tujuan : Untuk membedakan dan mengetahui jumlah masing-masing jenis sel mononuklear dan polinuklear dalam cairan LCS.

Alat dan Reagensia :-Objek Gelas-Kaca Penghapus-Sentrifuge-Tabung reaksi-Metanol absolute-Giemsa-Timer

Spesimen : LCSCara Kerja :-Cairan LCS di masukkan dalam tabung secukupnya.-Disentrifugasi selama 5 menit 2000 rpm-Supernatant dibuang dan endapan diambil-Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal-Di keringkan dan difiksasi selama 2 menit dengan metanol absolute-Diwarnai dengan Giemsa selama 15-20 menit-Dicuci dan diperiksa dimikroskop lensa objektif 100x denga imersi.

Perhitungan         :Jenis sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah %MNPMNJumlah

Interpretasi : Normal MN 100% dan PMN 0%

3. BakterioskopiDari pemeriksaan bakteliologi terhadap LCS, bakteri yang sering muncul ialah :

Mycobacterium tuberculosa, Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, dan Haemophillus influenzae.

Dengan melakukan pemeriksaan bakteriologi, sering sudah di dapatkan petunjuk ke arah etiologi radang. Pemeriksaan yang paling diperlukan adalah pewarnaan Gram dan Ziehl Neelsen. Specimen yang dipakai untuk pewarnaan ini sebaiknya memakai sedimen dari LCS. Untuk pewarnaan tahan asam (Ziehl Neelsen) baik juga dipakai specimen bekuan halus dekat permukaan LCS.

a. Pewarnaan GramCara kerja        :-Gelas objek dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol 70% steril

Page 6: Lcs

-Dibuat apusan dari bahan sedimen LCS-Difiksasi di atas api Bunsen-Apusan bakteri yang telah jadi ditetesi gram A selama 3 menit, dicuci denan air mengalir, dan dikeringanginkan-Kemudian ditetesi gram B selama 1 menit, dicuci dengan air mengalir, dan dikeringanginkan-Kemudian ditetesi gram C selama 1 menit, dicuci dengan air mengalir, dan dikeringanginkan-Kemudian ditetesi gram D selama 2 menit, dicuci dengan air mengalir, dan dikeringanginkan-Diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 1000 x, kemudian dicatat bentuk dan warna susunan, dan sifat sel bakteri

b. Pewarnaan Ziehl-NeelsenCara kerja        :-Letakan sediaan yang telah difiksasi pada rak dengan apusan menghadap ke atas-Teteskan larutan carbol fuchsin 0,3%  (ZN A) sampai menutupi seluruh permukaan sediaan sputum-Panaskan dengan nyala api spiritus sampai keluar uap selama 3-5 menit (tidak boleh mendidih/kering)-Singkirkan api spiritus, diamkan selama 5 menit-Bilas dengan air mengalir pelan sampai zat warna merah yang bebas terbuang-Tetesi sediaan dengan larutan asam alcohol 3% (ZN B) sampai warna merah fuchsin hilang-Bilas dengan air mengalir pelan-Teteskan larutan methylen blue 0,3% ( ZN C)pada sediaan sampai menutupi seluruh permukaan-Diamkan 10 – 20 detik-Bilas dengan air mengalir pelan-Diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 1000 x, kemudian dicatat bentuk dan warna susunan, dan sifat sel bakteri

4. KimiawiAnalisa kimia LCS membantu diagnosis / menilai prognosis. Pemeriksaan rutin yang dilakukan :-penetapan protein secara kualitatif-kadar protein-kadar glukosa-kadar klorida

a. Protein Kualitatif

Page 7: Lcs

Keadaan normal cairan otak mengandung sedikit sekali protein Perbandingan antara albumin dan globulin LCS leih kecil daripada dalam plasma Konsentrasi protein ↑ :-Permeabilitas sawar darah-otak ↑ oleh radang -Meningitis yang berat

Test PandyPrinsip : reagen pandy memberikan reaksi terhadap protein (albumin dan globulin) dalam bentuk kekeruhan. Pada keadaan normal tidak terjadi kekeruhan atau kekeruhan yang ringan seperti kabut.

Alat dan reagen yang dipakai :-Tabung serologi (garis tengah 7 mm)-Kertas putih-Reagen Pandy (larutan phenol jenuh dalam air)

Cara pemeriksaan :-Ke dalam tabung serologi dimasukkan 1 ml reagen Pandy -Tambahkan 1 tetes LCS-Kemudian dilihat segera ada tidaknya kekeruhan.

Interprestasi hasil ;Negatif : tidak ada kekeruhanPositif : terlihat kekeruhan yang jelas

+1 : opalescent (kekeruhan ringan seperti kabut)+2        : keruh +3        : sangat keruh +4        : Kekeruhan seperti susu

Nilai normal : (-) / (+1)

Test Nonne ApeltPrinsip : reagen Nonne memberikan reaksi terhadap protein globulin dalam bentuk kekeruhan yang berupa cincin. Ketebalan cincin  berhubungan dengan kadar globulin, makin tinggi kadarnya maka cincin yang terbentuk makin tebal.

Alat dan reagen yang dipakai :-Tabung serologi (garis tengah 7 mm)-Reagen Nonne (larutan ammonium sulfat jenuh dalam air)

Cara pemeriksaan :-Ke dalam tabung serologi dimasukkan 1 ml reagen Nonne-Tambahkan 1 ml LCS dengan cara pelan-pelan sehingga terbentuk 2 lapisan, di mana lapisan atas adalah LCS. Diamkan selama 3 menit-Kemudian dilihat pada perbatasan kedua lapisan dengan latar belakang gelap

Page 8: Lcs

Interprestasi hasil :Negatif : tidak terbentuk cincin antara kedua lapisan+1 : cincin yang terbentuk menghilang setelah dikocok (tidak ada

bekasnya).+2 : setelah dikocok terjadi opalesensi+3 : mengawan setelah dikocok

Normal : (-)

b. Protein KuantitatifMetode                 : BiuretPrinsip                  : Protein dalam sampel bereaksi dengan ion cupri (II) dalam

medium alkali membentuk komplek warna yang dapat diukur dengan spektrofotometer.

Tujuan                   : Untuk menetapkan kadar protein dalam LCS.Alat                       :-Tabung reaksi-Mikropipet  20 µLdan 1000 µL-Tip kuning dan biru-Fotometer

Reagensia           :Reagen Kerja :  Cupri (II) asetat 6 mmol/L, Kalium Iodida 12 mmol/L,

NaOH 1,15 mol/L, deterjen.Reagen standard : 8,0 g/dLStabilitas : Reagensia stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila

disimpan pada suhu ruang.Spesimen            : LCSCara Kerja :-Masukkan ke dalam tabung berlabel :

Blanko Standar SampelStandarSerumReagen kerja

--1000 μl

20 µl-1000 μl

-20 μl1000 μl

-Campur dan inkubasi selama 10 menit pada suhu ruang-Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer dengan panjang gelombang 578 nm terhadap blanko reagent.Perhitungan :Total Protein   = Absorben   sampel      x konsentrasi standar (8,0 g/dL)      

Absorben standard= ..............g/dL  x 1000 = ......mg/dL

Nilai Normal   : 15 – 45 mg/dl

Page 9: Lcs

c. Glukosa KuantitatifMenyusutnya kadar glukosa dalam LCS meningitis purulenta (metabolisme leukosit & bakteri ↓ kadar glukosa 0). Semua mikroorganisme menggunakan glukosa pe↓ kadar glukosa dapat disebabkan oleh : fungi, protozoa, bakteri tuberculosis, dan bakteri piogen.Meningitis oleh virus sedikit me↓ kadar glukosa dalam LCS. Metode : GOD-PAPPrinsip :Glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase menghasilkan hidrogen

peroksida yang bereaksi dengn 4-aminoantipirin dan fenol dengan pengaruh katalis peroksidase menghasilkan quinoneimine yang berwarna merah.

Tujuan :Untuk menentukan kadar glukosa dalam LCSReaksi : Glukosa + ½  O2  + 2 H2O  glukosa oxidase      Glukonate + H2O2. 2

H2O2 + 4-Aminoantipyrine + Phenol  POD  Quinoneimine + 4 H2OAlat :-Tabung reaksi kecil-Timer-Mikropipet 10 dan 1000 µl-Tissue-Tip kuning dan biru-Rak Tabung-Fotometer

Reagensia :-Reagen kerja Glukosa-Reagen standar  Glukosa 100 mg/dl-Stabilitas :Reagensia stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila disimpan

pada suhu 2-8oC.-Spesimen :LCS

Cara kerja:-Dipipet ke dalam tabung:

Blanko Standar SampelStandarSerumReagen kerja

--1000 µl

10 µl-1000 µl

-10 µl1000 µl

-Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.-Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko dengan panjang gelombang 546 nm.

Pengamatan dan Pembacaan :-Absorben blanko aquabidest  : 0,000-Dicatat Absorben pengukuran reagent blanko, standar dan sampel

Perhitungan :Glukosa = Absorben   sampel      x konsentrasi standard (100 mg/dL)

Page 10: Lcs

                           Absorben standard= ..............mg/dL

Nilai Normal : 45 – 70 mg/dL

Chlorida KuantitatifMetode :TPTZPrinsip :Ion Chlorida bereaksi dengan Mercury (II), 2,4,4-tri-(2pyridil)-S-triazide kompleks (TPTZ) membentuk merkuri (II) chlorida. TPTZ bebas bereaksi dengan ion besi (II) menghasilkan warna biru kompleks. Perubahan absorben pada 578 nm sebanding dengan kadar chlorida.Tujuan : Untuk menentukan kadar Chlorida dalam LCSAlat : -Tabung reaksi kecil                             

- Timer-Mikropipet 10 dan 1000 µl-Tissue-Tip kuning dan biru-Rak Tabung-Fotometer

Reagensia :-Reagen warna : 2,4,6-tri-(2-pyridil)-S-triazide (TPTZ) dan merkuri (II)

kompleks 0,96 mmol/L dan besi (II) sulfat 0,5 mmol/L-Standard Chlorida : Natrium chlorida 100 mmol/L atau 355 mg/dL-Spesimen : LCS

-Cara Kerja :-Dipipet ke dalam tabung:

-Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit.-Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko dengan panjang gelombang 546 nm.

Perhitungan :       Chlorida  = Absorben   sampel      x konsentrasi standard (100 mmol/L)                                    Absorben standard

= ..............mmol/LNilai Normal : 98 - 106 mmol/L

Blanko Standar SampelStandarSerumReagen kerja

--1000 µl

10 µl-1000 µl

-10 µl1000 µl