SKRIPSI · LBMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul "pENGARIJFI STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA...
Transcript of SKRIPSI · LBMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul "pENGARIJFI STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA...
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA
BERBASIS KOMPUTER MENGGUNAKAN VIDEO COMPACT DISC (VCD)
INTERAKTIF TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP LUAS DAN VOLUME
BANGUN RUANG SISI DATAR
(Studi Penelitian Eksperimen di SMP Negeri 10 Depok)
SKRIPSI Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 (S1)
Disusun Oleh:
LILIS EKA SISWANTI
NIM : 106017000529
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
LBMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul "pENGARIJFI STRATEGI PEMBELAJARANMATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER MENGGUNAKAN VIDEOCOMPACT DISC (VCD) INTERAKTIF TERI{ADAP PEMAHAMANI(ONSEP LUAS DAN voLUME (Stucli Eksperimen di sMp Negeri 10
Depok)" disusun oleh LILIS EKA SISWANTI Nomor Induk Mahasiswa
10601 7000529, telah melah,ri bimbingan clan dinyatakan sah sebagai l<arya
ilmiyah.
Jakarta,l3 Juni 2011
Dosen Pembimbing Il
(^,
M{yDr. Kadir M. Pd Firdausi. M. Pd
NIP. 19690629 200s01 I 003NIP. 19670812 199402 t 001
Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN MT'NAQASAII
pkripsi berjudul 'Pengaruh Strategi Pembelajaran Matematika
Berbasis Komputer Menggunal<an Wdeo Compact Disc (VCD) Interaktif
Terhadap Pemahaman Konsep Luas dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar
(Studi Eksperimen di SMP Negeri 10 Depok)", disusun oleh LILIS EKA
SISWANTI Nomor Induk Mahasiswa 106017000529, diajukan kepada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah
dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 21 Juni 2011 di hadapan
dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana 51 (S.Pd)
dalam bidang Pendidikan Matematika.
Jakarta, 2l Juni 2011
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal TandaTangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Maifalinda Fatra. M.PdNrP. 19700528 199603 2 A02
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Program Studi)
Otong Suhvanto, M.SiNIP. 19681104 199903 I 001
Penguji I
Maifalinda Fatra. M.PdNrP. 19700528 199603 2 002
Penguji II
Otone Suhyanto, M.SiNrP. 19681104 199903 I 001
26- 06 - 20lt
26- 06-
26-06- 20il
26- ob-
MengetahuiDekan Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan
S{JRAT PERI\YATAAII KARYA SENDIRI
Yang bertandatangan di
Nama
NIM
Jurusan
Angkatan Tahun
Alamat
Nama
NIP
bawah ini :
Lilis Eka Siswanti
106017000529
Pendidikan Matematika
2006
Perumahan Bukit Parung Asri Blok F'l22Ptt.04l0l
Desa Bojong Sempu Parung Kabupaten Bogor 16330
MENYATAKAI{ DENGAN SESTJNGGUHI\IYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Strategi Pembelajaran Matematika
Berbasis Komputer Menggunakan Video Compact Disc (VCD) Interaktif
Terhadap Pemahaman Konsep Luas dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar
adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1. Dosen Pembimbing I
Nama : Dr. Kadir, M. Pd
NIP :196708121994021001
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
2. Dosen Pembimbing II
: Firdausi, M. Pd
:19690629 200501 1 003
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
Demikian surat pemyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 14 Juni 20l lYang Menyatakan,
METERAIH^HMJH.-LJ'ir''r*ro*
Lilis Eka ntiNrM. 106017000s29
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Lilis Eka Siswanti
NIM : 106017000529
Fakultas/Jurusan : FITK/Pendidikan Matematika
Jenis Penelitian : Skripsi
Judul : PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN
MATEMATIKA BERBASIS KOMPUTER
MENGGUNAKAN VIDEO COMPACT DISC (VCD)
INTERAKTIF TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP
LUAS DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta atas penulisan karya ilmiah saya, demi
mengembangkan ilmu pengetahuan.
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/pengalih formatkan.
3. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya
serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tanpa perlu meminta
izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan
pihak perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dari segala bentuk
tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah
ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 14 Juli 2011
Yang menyatakan,
Lilis Eka Siswanti
i
ABSTRAK
LILIS EKA SISWANTI (106017000529), “Pengaruh Pembelajaran Matematika
Berbasis Komputer Menggunakan Video Compact Disc (VCD) Interaktif
Terhadap Pemahaman Konsep Luas dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar”,
Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh strategi pembelajaran
matematika berbasis komputer menggunakan Video Compact Disc (VCD)
interaktif terhadap pemahaman konsep luas dan volume pada materi bangun ruang
sisi datar. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 10 Depok Tahun Pelajaran
2010/2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen.
Pengumpulan data pemahaman konsep luas dan volume menggunakan teknik test
berupa test essay, selanjutnya dianalisis dengan menggunkan statistika uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep
luas dan volume bangun ruang sisi datar yang diajarkan dengan menggunakan
media VCD interaktif sebesar 68,55 sedangkan rata-rata kemampuan pemahaman
konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar yang diajarkan dengan
menggunakan media gambar sebesar 58,35. Dari hasil uji hipotesis diperoleh nilai
thit ttab (3,35 1,67). Secara keseluruhan rata-rata kemampuan pemahaman
konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar yang diajarkan dengan
menggunakan media VCD interaktif lebih tinggi secara signifikan daripada rata-
rata kemampuan pemahaman konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar
yang diajarkan dengan menggunakan media gambar. Secara parsial kemampuan
pemahaman konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar meliputi translation,
interpretation, dan extrapolation, kelompok yag diajarkan dengan menggunakan
media VCD interaktif lebih baik daripada kelompok yang diajar dengan
menggunakan media gambar.
ii
ABSTRACT
LILIS EKA SISWANTI (106017000529), "The Effect of Computer Assisted
Instruction Learning Mathematics-Based Video Compact Disc (VCD) On
Understanding Concept Interactive Area and Volume", Skripsi, Department
of Mathematics Education, Faculty of Science and Teacher Training
Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
The purpose of this research is to study the effect of Computer Assisted
Instruction Learning mathematics-based Video Compact Disc (VCD) on
understanding concept interactive area and volume on the material plane
geometry. This research was conducted in SMP Negeri 10 Depok at Academic
Year 2010/2011. The method used in this study was quasi experiment. Collecting
data technique understanding of the concept of area and volume using a test essay,
then analyzed by using statistical t-test.
The results of the research shows that the average ability of understanding the
concept of area and volume of students who were taught using interactive VCD
media for an average of 68,55 while the ability of understanding the concept of
area and volume are taught to use the media image of 58,32. From the research
finding of hypothesis test obtained by value tcount ttable (3,36 1,67). Overall
average understanding of the concept of ability area and volume of students who
were taught using interactive VCD media significantly higher than the average
ability of understanding the concept of area and volume of students who were
taught using media images. Partially ability of understanding the concept of area
and volume include among translation, interpretation, and extrapolation, group
was taught using an interactive VCD media better than those who were taught
using media images.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
telah memberikan segala rahmat, taufik, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga
tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya,
dan pada umatnya yang selalu setia mengikuti petunjuknya sampai akhir zaman.
Alhamdulillah skripsi dengan judul ”Pengaruh Strategi Pembelajaran
Matematika Berbasis Komputer Menggunakan Video Compact Disc (VCD)
Interaktif Terhadap Pemahaman Konsep Luas dan Volume Bangun Ruang Sisi
Datar” dapat penulis selesaikan dengan baik. Penyusunan skripsi ini
diperuntukkan sebagai kelengkapan syarat dalam memperoleh gelar sarjana
pendidikan pada program studi pendidikan matematika. Skripsi ini disusun
berdasarkan hasil penelitian di SMP Negeri 10 Depok. Skripsi ini dapat
terselesaikan tentunya dengan adanya bantuan dan dorongan baik moril maupun
materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
2. Ketua jurusan pendidikan matematika, Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd.
3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika.
4. Bapak Dr. Kadir, M.Pd, Dosen pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat, dan arahan
kepada penulis selama menyusun skripsi ini.
5. Bapak Firdausi, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang dengan kesabaran dan
keikhlasannya telah membimbing, memberikan saran, masukan serta
arahan kepada penulis.
6. Seluruh dosen jurusan pendidikan matematika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan. Semoga ilmu yang bapak dan Ibu berikan
iv
mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. Serta staff jurusan dan fakultas
yang selalu membantu penulis dalam proses administrasi.
7. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
8. Bapak H. Asep Tarmidi, S.Pd. M.M, Kepala Sekolah SMP Negeri 10
Depok dan Bapak Budiyanto, S.Pd, Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri 10
Depok yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian skripsi
ini, serta Ibu Dwi Woro Hartini, M.Pd, Guru matematika SMP Negeri 10
Depok yang telah memberikan arahan dalam penelitian skripsi ini.
9. Teristimewa untuk kedua orangtuaku tercinta, ayahanda Lilik Triyoto dan
Ibunda Markamah yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, selalu
mendoakan, serta memberikan dukungan moril dan materil kepada
penulis. Serta Adikku Khairun Mustaqim yang telah memberikan
dukungan dan doa kepada penulis, Love you. Serta keluarga besar Ngudi
Santoso yang telah memberikan semangat dan doa yang sangat berarti.
10. Sahabat-sahabat seperjuanganku di bangku kuliah (Isma Hasanah, Yuli
Dwi Purnamawati, dan Muhammad Ali) yang bersama-sama saling
memberikan semangat, nasehat, dan doa kepada penulis. Serta semua
teman-temanku di Jurusan Pendidikan Matematika 2006. Terima kasih
atas kebersamaan kalian selama ini.
11. Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah semua ini penulis serahkan
semoga kebaikan mereka mmendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca semuanya, Amin.
Jakarta, Juni 2011
Penulis
Lilis Eka Siswanti
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN ............................ 1
B. IDENTIFIKASI MASALAH .................................................. 7
C. PEMBATASAN MASALAH ................................................. 7
D. PERUMUSAN MASALAH .................................................... 8
E. TUJUAN PENELITIAN ......................................................... 8
F. MANFAAT PENELITIAN ..................................................... 9
BAB II DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. DESKRIPSI TEORITIK .......................................................... 10
1. Kajian Teori Pemahaman Konsep Matematika Luas dan
Volume .............................................................................. 10
a. Pengertian Pemahaman Konsep .................................... 10
b. Indikator Pemahaman Konsep ...................................... 18
c. Pembelajaran Matematika ............................................. 19
1) Pengertian Pembelajaran ......................................... 19
2) Pengertian Matematika ............................................ 21
d. Konsep Luas dan Volume ............................................. 26
1) Luas Permukaan dan Volume Kubus ....................... 26
2) Luas Permukaan dan Volume Balok ........................ 28
3) Luas Permukaan dan Volume Prisma ...................... 29
4) Luas Permukaan dan Volume Limas ....................... 32
vi
2. Kajian Teori Pembelajaran Berbasis Komputer
Menggunakan Video Compact Disc (VCD) Interaktif ......... 34
a. Pembelajaran Berbasis Komputer ............................... 34
b. Video Compact Disc (VCD) Interaktif ......................... 37
3. Kajian Teori Media Gambar ............................................... 44
B. HASIL PENELITIAN RELEVAN ........................................... 45
C. KERANGKA BERPIKIR ........................................................ 46
D. PENGAJUAN HIPOTESIS PENELITIAN .............................. 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ................................. 49
B. POPULASI DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL ........ 49
C. METODE DAN DESAIN PENELITIAN ................................ 50
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ........................................ 50
E. INSTRUMEN PENELITIAN .................................................. 51
F. TEKNIK ANALISIS DATA .................................................... 56
1. Pengujian Prasyarat Analisis .............................................. 56
a) Uji Normalitas Data ...................................................... 56
b) Uji Homogenitas Data .................................................... 57
2. Pengujian Hipotesis ............................................................ 58
G. HIPOTESIS STATISTIK ......................................................... 60
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. DESKRIPSI DATA ................................................................. 61
1. Kemampuan Pemahaman Konsep Luas dan Volume
Kelas Eksperimen .............................................................. 61
2. Kemampuan Pemahaman Konsep Luas dan Voleme
Kelas Kontrol ..................................................................... 64
3. Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Luas dan
Volume Kelas Eksperimen dan Kontrol .............................. 68
B. HASIL PENGUJIAN PRASYARAT ANALISIS .................... 70
1. Uji Normalitas ................................................................... 71
2. Uji Homogenitas ................................................................ 72
vii
C. HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN ...... 73
1. Pengujian Hipotesis ............................................................ 73
2. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................. 74
D. KETERBATASAN PENELITIAN .......................................... 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 85
B. Saran ....................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 87
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 50
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Pemahaman Konsep Luas dan Volume .......... 51
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tes Pemahaman Konsep Luas dan Volume
Kelas Eksperimen ......................................................................... 62
Tabel 4.2 Skor Pemahaman Konsep Luas dan Volume Kelas Eksperimen
Tiap Dimensi ................................................................................ 64
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tes Pemahaman Konsep Luas dan Volume
Kelas Kontrol ............................................................................... 65
Tabel 4.4 Skor Pemahaman Konsep Luas dan Volume Kelas Kontrol Tiap
Dimensi ........................................................................................ 67
Tabel 4.5 Statistik Hasil Penelitian ............................................................... 68
Tabel 4.6 Rekapitulasi Skor Rata-Rata Tiap Dimensi Pemahaman Konsep
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................ 70
Tabel 4.7 Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................... 71
Tabel 4.8 Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol................. 72
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan uji-t .................................................................. 73
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kubus dan Jaring-Jaring Kubus .................................................. 26
Gambar 2.2 Kubus Satuan Untuk Menentukan Volume Kubus ...................... 27
Gambar 2.3 Balok dan Jaring-Jaring Balok ................................................... 28
Gambar 2.4 Balok Satuan Untuk Menentukan Volume Balok ....................... 29
Gambar 2.5 Prisma dan Jaring-jaring Prisma ................................................. 30
Gambar 2.6 Balok Untuk Menentukan Volume Prisma ................................. 31
Gambar 2.7 Limas Segiempat dan Jaring-jaring Limas Segimpat .................. 32
Gambar 2.8 Balok Untuk Menentukan Volume Limas .................................. 33
Gambar 2.9 Peranan Media Audio Visual VCD dalam Mengajar
Secara Klasik ............................................................................. 41
Gambar 2.10 Peranan Media Audio Visual VCD dalam Mengajar
Secara Individual ....................................................................... 42
Gambar 2.11 Peranan Media Audio Visual VCD dalam Mengajar
Secara Berkelompok .................................................................. 43
Gambar 4.1 Histogram dan Poligon Kemampuan Pemahaman Konsep
Luas dan Volume Kelas Eksperimen .......................................... 63
Gambar 4.2 Histogram dan Poligon Kemampuan Pemahaman Konsep
Luas dan Volume Kelas Kontrol ................................................ 66
Gambar 4.3 Kurva Distribusi Nilai Hasil Posstest Kemampuan Konsep
Luas dan Volume Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ............. 69
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen .............................................................. 90
Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol .................................................................... 106
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa .................................................................. 120
Lampiran 4 Instrumen Tes Pemahaman Konsep Luas dan Volume ............... 144
Lampiran 5 Tes Pemahaman Konsep Luas dan Volume ............................... 147
Lampiran 6 Kunci Jawaban Instrumen Tes Pemahaman Konsep
Luas dan Volume ..................................................................... 149
Lampiran 7 Perhitungan Uji Validitas Instrumen Tes ................................... 154
Lampiran 8 Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Tes ................................ 159
Lampiran 9 Perhitungan Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ....................... 164
Lampiran 10 Perhitungan Uji Daya Pembeda Instrumen Tes .......................... 167
Lampiran 11 Rekapitulasi Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan
Daya Pembeda Instrumen Tes ................................................... 170
Lampiran 12 Nilai Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................ 171
Lampiran 13 Nilai Posttest Kelas Eksperimen Berdasarkan Dimensi
Pemahaman Konsep .................................................................. 172
Lampiran 14 Nilai Posttest Kelas Kontrol Berdasarkan Dimensi
Pemahaman Konsep .................................................................. 174
Lampiran 15 Perhitungan Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen .................. 176
Lampiran 16 Perhitungan Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol ........................ 179
Lampiran 17 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Eksperimen .......................... 182
Lampiran 18 Perhitungan Uji Normalitas Kelas Kontrol ................................ 184
Lampiran 19 Perhitungan Uji Homogenitas .................................................... 186
Lampiran 20 Perhitungan Pengujian Hipotesis Statistik .................................. 188
Lampiran 21 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................ 190
Lampiran 22 Surat Permohonan Izin Observasi .............................................. 191
Lampiran 23 Surat Permohonan Izin Penelitian .............................................. 192
Lampiran 24 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .......................... 193
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan
pengetahuan, wawasan, keterampilan dan keahliaan tertentu kepada individu
guna mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan
yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh
karena itu masalah pendidikan perlu mendapat perhatian dan penanganan yang
lebih baik yang menyangkut berbagai masalah yang berkaitan dengan
kuantitas, kualitas, dan relevansinya.
Secara umum pendidikan dilaksanakan untuk maksud yang positif dan
struktural, format serta pelaksanaannya diarahkan untuk membimbing,
membina manusia dalam kehidupan. Manusia secara kodratnya dikaruniai
kemampuan-kemampuan dasar yang bersifat rohaniah dan jasmaniah. Dengan
potensi ini manusia mampu mempertahankan hidup serta menuju
kesejahteraan. Kemampuan dasar manusia tersebut dalam sepanjang sejarah
pertumbuhannya merupakan modal dasar untuk mengembangkan hidupnya
dalam segala bidang, karena itu peranan pendidikan sangat penting, sebab
pendidikan merupakan lembaga yang berusaha untuk membangun masyarakat
dan watak bangsa secara berkesinambungan, membina rasio, intelek dan
kepribadian dalam rangka membentuk manusia seutuhnya.
Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap melainkan suatu hal
yang dinamis sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan
secara terus menerus. Perubahan dapat dilakukan dalam hal strategi mengajar,
metode mengajar, media mengajar, buku-buku, alat-alat laboratorium, maupun
materi-materi pelajaran.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan
penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran untuk
pelajaran matematika di sekolah lebih banyak di bandingkan dengan pelajaran
lain. Selain itu pelajaran matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan
1
2
kepada semua jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai
sekolah perguruan tinggi.
Akan tetapi banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran matematika
sangat sulit. Padahal sulit tidaknya pelajaran itu tergantung pada siswa itu
sendiri. Oleh sebab itu bagaimana cara guru meyakinkan kepada siswa bahwa
pelajaran matematika tidak sulit seperti yang mereka bayangkan, karena
dengan menganggap sulit dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam
belajar matematika.
Kenyataannya hasil belajar matematika yang diperoleh siswa saat ini
masih memprihatinkan. Hal ini menjadi bahan perbincangan dalam berbagai
diskusi mengenai pendidikan di Indonesia bahwa mutu pendidikan di
Indonesia masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan mutu pendidikan
di negara lain.
Salah satu indikator adalah mutu pendidikan matematika yang diduga
telah tergolong memprihatinkan yang ditandai dengan rendahnya nilai rata-
rata matematika siswa di sekolah lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai
mata pelajaran lain. Bahkan banyak diperbincangkan tentang nilai ujian akhir
nasional (UN) bidang studi matematika yang cenderung lebih rendah
dibandingkan dengan bidang studi lainnya. Bukan hanya pada UN saja yang
menunjukan hasil pendidikan matematika yang rendah, hal lain dapat dilihat
pada tingkat prestasi Olimpiade Matematika tingkat SMA yang nilai rata-
ratanya lebih rendah dibandingkan dengan olimpiade mata pelajaran lainnya.
Hal ini disebabkan rendahnya penguasaan konsep dasar matematika masih
kurang antara lain dalam memahami rumus, generalisasi, dan konteks
kehidupan nyata dengan ilmu matematika. Bahkan diperoleh keterangan 80%
dari peserta memiliki pemahaman konsep dasar matematika yang sangat
lemah.1
Terlihat dari fakta di atas bahwa pemahaman konsep matematika di
Indonesia masih sangatlah rendah. Kurangnya pemahaman konsep matematika
1Supraptojielwongsolo, “Penggunaan Media Pada Pembelajaran Matematika”, dalam
http://supraptojielwongsolo.wordpress.com/2008/06/12/ penggunaan - media - pada - pengajaran-
matematika/, 25 Juli 2010, pukul 21.25 WIB.
3
juga akan berakibat terhadap hasil belajarnya. Berdasarkan hasil observasi,
hasil belajar matematika di SMP Negeri 10 Depok belum maksimal. Terlihat
dari rata-rata hasil ulangan harian kelas VIII pada pokok bahasan bangun
ruang hanya mencapai 61,55 dan ini tidak memenuhi standar KKM yaitu
sebesar 65,00. Ini terbukti bahwa matematika merupakan masalah khususnya
pada pokok bahasan bangun ruang. Oleh karena itu, perlulah pembelajaran
matematika di Indonesia mulai dibenahi sehingga bisa bersaing dengan
negara-negara lainnya.
Pemahaman merupakan kemampuan untuk memahami apa yang sedang
diajarkan serta mampu menggunakan dan menerapkan apa yang telah
diajarkan untuk menyelesaikan permasalahan. Pemahaman sangatlah penting
dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran karena jika pemahaman belum
dapat dicapai oleh siswa ketika menerima pelajaran maka mana mungkin
siswa itu dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru yang
menyangkut materi yang telah diajarkan dan siswa akan mengalami kesulitan
karena informasi yang telah disamapaikan oleh guru belum dapat diserap
dengan baik oleh siswa.
Dalam hal belajar matematika pada dasarnya merupakan belajar konsep.2
Selama ini siswa cenderung menghafal konsep-konsep matematika tanpa
memahami maksud dan isinya. Dengan demikian pembelajaran matematika di
sekolah merupakan masalah. Jika konsep dasar diterima salah, maka sangat
sukar untuk memperbaiki kembali, terutama jika sudah diterapkan dalam
menyelesaikan soal-soal matematika. Oleh karena itu, yang penting adalah
bagaimana siswa memahami konsep-konsep matematika secara bulat dan
utuh, sehingga jika diterapkan dalam meyelesaikan soal-soal matematika
siswa tidak mengalami kesulitan.
Berdasarkan penjelasan di atas pemahaman konsep itu perlu ditanamkan
kepada peserta didik sejak dini yaitu sejak anak tersebut masih duduk
dibangku sekolah dasar maupun bagi siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
terkait bahwa pemahaman konsep juga sangat diperlukan. Di sana mereka
2 Mulyati, Pengatar Psikologi Belajar, (Jogjakarta: Quality Publishing, 2007), Ed. ke-2, h. 52.
4
dituntut mengerti tentang definisi, pengertian, cara pemecahan masalah
maupun pengoperasian matematika secara benar, karena akan menjadi bekal
dalam mempelajari matematika pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, kemampuan pemahaman konsep sangatlah diperlukan
dalam mata pelajaran matematika karena orang yang memiliki kemampuan
pemahaman konsep yang baik akan mampu memecahkan permasalahan yang
berkaitan dengan konsep yang dipelajari yang nantinya akan berpengaruh pada
hasil belajar siswa.
Dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
dan penguasaan konsep, perlu dilakukan upaya pengembangan pembelajaran.
Pengembangan pembelajaran yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran
inovatif yang dapat meningkatkan keaktifan siswa, mampu menarik perhatian
siswa, memberi kesan menyenangkan agar siswa tidak merasa jenuh selama
proses pembelajaran berlangsung, menjadikan pelajaran menjadi lebih mudah
dipahami serta memberikan iklim yang kondusif dalam peningkatan
pemahaman siswa.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan tersebut perlu adanya
pengembangan dan pembaharuan di bidang pendidikan antara lain
pembaharuan pembelajaran atau meningkatkan relevansi strategi mengajar.
Strategi mengajar dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa
mencapai tujuan pendidikan melalui pengajaran. Adapun tujuan pengajaran
adalah supaya siswa dapat berfikir dan kreatif, maka dari itu siswa harus diberi
kesempatan untuk mencoba kemampuannya dalam berbagai kegiatan.
Widiyanto (2008:2) mengatakan, “Strategi pembelajaran matematika
yang efektif dan menarik adalah strategi pembelajaran yang memiliki
nilai relevansi dengan pencapaian daya matematika, memberi peluang
untuk bangkitnya kreativitas, mampu mengembangkan suasana belajar
mandiri dan sejauh mungkin memanfaatkan momentum kemajuan
teknologi khususnya fungsi teknologi informasi”.3
Berdasarkan pendapat Widiyanto, keefektifan suatu strategi pembelajaran
matematika adalah jika pembelajaran yang dilakukan dapat membuat siswa
3 Asman Zain, dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-3, hal. 53.
5
menemukan dan mengembang konsep yang dipelajari, membangkitkan
kreativitas siswa dan mengarahkan siswa untuk belajar secara mandiri. Ada
banyak strategi pembelajaran yang telah dikembangkan untuk dapat
diterapkan oleh guru dalam mencapai tujuan tersebut. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, telah muncul
strategi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran yakni pembelajaran berbasis komputer yang
biasa dikenal dengan CAI (Computer Assistend Instruktion), yaitu penggunaan
komputer sacara langsung dengan siswa untuk menyampaikan isi
pembelajaran, memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa.4
Pembelajaran berbasis komputer merupakan bentuk implementasi
pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dan tidak dibatasi oleh ruang dan
waktu. Komputer merupakan salah satu teknologi informasi yang memiliki
potensi besar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam
pembelajaran matematika. Banyak hal abstrak atau imajinatif yang sulit
dipikirkan peserta didik, dapat dipresentasikan melalui simulasi komputer.
Latihan dan percobaan-percobaan eksploratif matematika dapat dilakukan
peserta didik dengan menggunakan program-program sederhana untuk
penanaman dan penguatan konsep, membuat pemodelan matematika, dan
menyusun strategi dalam memecahkan masalah.5
Matematika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah menengah
mempunyai perbedaan dengan mata pelajaran lainnya. Sebagian besar materi
yang dipelajari di dalam matematika berisi konsep-konsep dan rumus-rumus
yang mendukung konsep-konsep tersebut. Salah satu hal yang unik dan perlu
mendapat perhatian adalah bahwa materi yang diajarkan kebanyakan bersifat
abstrak, oleh karena itu siswa harus mulai mengembangkan imajinasi agar
dapat memahami konsep yang mendasar dalam matematika.
4 Daryanto, Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), Cet. I, hal. 149. 5 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
h. 204.
6
Penggambaran sesuatu yang abstrak menjadi hal penting pada proses
pembelajaran matematika. Guru harus memiliki kreativitas yang tinggi agar
ilmu yang akan ditransfer lebih bisa diterima secara logis oleh peserta didik.
Penggambaran fenomena yang ada dalam matematika bisa dilakukan dengan
berbagai cara, misalnya dengan menggunakan alat peraga ataupun media
lainnya.
Dalam penyampaian materi di sebagian besar sekolah saat ini masih
menggunakan sistem seperti sekolah-sekolah pada umumnya, yaitu guru
menyampaikan materi di depan kelas dengan sarana papan tulis dengan kapur
ataupun spidol untuk memberikan contoh atau gambaran kepada murid
didiknya. Dengan penyampaian materi pelajaran seperti disebutkan di atas,
kualitas ilmu yang tersampaikan kepada murid cenderung monoton, kreativitas
murid tidak berkembang dan suasana kelas menjadi biasa saja. Oleh karena itu
sebagai inovasi dan salah satu cara untuk mendekatkan murid dengan sarana
teknologi informasi yaitu komputer, diperlukan adanya Video Compact Disc
(VCD) pembelajaran interaktif yang dapat membantu kegiatan penyampaian
materi kepada murid-murid dalam hal ini adalah murid-murid Sekolah
Menengah Pertama (SMP) kelas VIII.
Dalam VCD pembelajaran interaktif berisi meteri yang akan disampaikan
secara komunikatif interaktif dengan bentuk dan warna yang menarik sehingga
membuat siswa semanagat belajar dan tertarik untuk mengikuti proses
kegiatan belajar mengajar. Selain itu diharapkan dengan penyampaian materi
menggunakan VCD pembelajaran interaktif ini akan lebih mudah diingat
karena indera para murid lebih dipancing untuk semakin aktif, khususnya
indera penglihatan dan pendengaran serta diharapkan dapat mempermudah
pemahaman siswa tentang konsep dari suatu pokok bahasan materi.
Mengingat pentingnya pembelajaran matematika maka peneliti mendapat
dorongan untuk melakukan penelitian guna mengetahui pengaruh
pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajar berbasis
komputer dengan media Video Compact Disc (VCD) Interaktif pada pokok
bahasan bangun ruang sisi datar.
7
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti termotivasi untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Matematika
Berbasis Komputer Menggunakan Video Compact Disc (VCD) Interaktif
Terhadap Pemahaman Konsep Luas dan Volume Bangun Ruang Sisi
Datar”.
B. Identifikasi Masalah
Dari penjelasan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat
diidentifikasi beberapa masalah, yaitu:
a. Materi pembahasan yang memang sulit untuk dipahami siswa.
b. Kurang tekunnya siswa dalam memahami pelajaran.
c. Siswa kurang termotivasi untuk belajar.
d. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran
matematika tidak mampu menyelesaikan permasalahan belajar siswa.
e. Belum ada pemanfaatan media pembelajaran untuk menyelesaikan
permasalahan rendahnya pemahaman konsep matematika siswa.
C. Pembatasan Masalah
Dengan adanya identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi
masalah pada :
1. Strategi pembelalajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
strategi pembelajaran berbasis komputer dengan menggunakan media
Video Compact Disc (VCD) interaktif sebagai bahan ajar yang akan
disampaikan kepada siswa.
2. Pemahaman konsep adalah kemampuan memahami atau mengerti tentang
konsep yang diajarkan. Dalam hal ini, pemahaman konsep yang akan
diteliti adalah pemahaman konsep mengenai luas permukaan dan volume
kubus, balok, prisma, dan limas (Bangun Ruang Sisi Datar). Dimensi
pemahaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemahaman
konsep menurut teori Bloom, yaitu pemahaman translation,
interpretation, dan extrapolation.
8
3. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Depok Tahun
Ajaran 2010/2011.
D. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Bagaimana kemampuan pemahaman konsep luas dan volume bangun
ruang sisi datar yang diajarkan dengan strategi pembelajaran matematika
berbasis komputer menggunakan Video Compact Disc (VCD) interaktif
dan pemahaman konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar yang
diajarkan dengan strategi pembelajaran konvensional menggunakan media
gambar?.
b) Apakah ada perbedaan kemampuan pemahaman konsep luas dan volume
bangun ruang sisi datar antara siswa yang diajarkan dengan strategi
pembelajaran matematika berbasis komputer menggunakan Video
Compact Disc (VCD) interaktif dan yang diajarkan dengan strategi
pembelajaran konvensional menggunakan media gambar?.
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui bagaimana kemampuan pemahaman konsep luas dan
volume bangun ruang sisi datar yang diajarkan dengan strategi
pembelajaran matematika berbasis komputer menggunakan Video
Compact Disc (VCD) interaktif dan pemahaman konsep luas dan volume
bangun ruang sisi datar yang diajarkan dengan strategi pembelajaran
konvensional menggunakan media gambar.
b) Untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemahaman konsep luas dan
volume bangun ruang sisi datar antara siswa yang diajarkan dengan
strategi pembelajaran matematika berbasis komputer menggunakan Video
Compact Disc (VCD) interaktif dan yang diajarkan dengan strategi
pembelajaran konvensional menggunakan media gambar.
9
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Manfaat bagi siswa
Apabila hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa strategi
pembelajaran berbasis komputer menggunakan Video Compact Disc
(VCD) interaktif dalam pembelajaran matematika dapat memberi pengaruh
positif terhadap pemahaman luas dan volume bangun ruang sisi datar
maka melalui pembelajaran ini siswa akan lebih paham mengenai materi
yang diajarkan dan akan mempengaruhi hasil belajarnya serta melalui
pembelajaran ini dapat memberikan pengalaman baru bagi siswa agar
tidak bosan terhadap pembelajaran yang monoton dan lebih termotivasi
untuk belajar.
b. Manfaat bagi guru
Implementasi strategi pembelajaran berbasis komputer menggunakan
Video Compact Disc (VCD) interaktif dalam pembelajaran matematika
dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran matematika
dalam upaya meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa.
c. Manfaat bagi sekolah
Implementasi strategi pembelajaran berbasis komputer menggunakan
Video Compact Disc (VCD) interaktif dalam pembelajaran matematika
dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk sekolah tentang peranan
strategi pembelajaran berbasis komputer menggunakan Video Compact
Disc (VCD) interaktif dalam rangka perbaikan mutu pendidikan.
d. Manfaat bagi peneliti
Peneliti dapat menerapkan teori-teori yang di dapat dalam perkuliahan
serta dapat menambah pengalaman peneliti mengenai pembelajaran di
sekolah yang akan sangat berguna bagi peneliti sebagai seorang calon
guru.
10
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. DESKRIPSI TEORITIS
1. Kajian Teori Pemahaman Konsep Matematika Luas dan Volume
a. Pengertian Pemahaman Konsep
Pemahaman atau understanding mempunyai beberapa tingkat
kedalaman arti yang berbeda. Pemahaman adalah proses, cara,
perbuatan memahami atau memahamkan. “Menurut Driver
pemahaman adalah kemampuan untuk menjelaskan suatu situasi atau
suatu tindakan.”1 Sedangkan menurut Benyamin S. Bloom,
“pemahaman merupakan kemampuan untuk memahami apa yang
sedang dikomunikasikan dan mampu mengimplementasikan ide tanpa
harus mengaitkannya dengan ide lain, dan juga tanpa harus melihat ide
itu secara mendalam”.2
Pemahaman berhubungan dengan kemampuan untuk menjelaskan
pengatahuan atau informasi yang telah diketahui dengan kata-kata
sendiri, sehingga siswa diharapkan dapat menterjemahkan dan
menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri.
Kata kerja operasioanal pada level ini antara lain : menerjemahkan,
mengubah, menggeneralisasi, menguraikan (dengan kata-kata sendiri),
menulis ulang (dengan kalimat sendiri), meringkas, membedakan,
mempertahankan, menyimpulkan, berpendapat, dan menjelaskan.3
Seseorang dikatakan memahami sesuatu jika telah dapat
mengorganisasikan dan mengutarakan kembali apa yang dipelajarinya
1 Kadir, dkk. “Algoritma Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika”, dalam Gusni
Satriawati, Vol. 1, No. 1, Juni 2006, hal. 108. 2 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004),
h.69. 3 Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004),
h.69.
10
11
dengan mengunakan kalimatnya sendiri siswa tidak lagi mengingat dan
menghafal informasi yang diperolehnya, melainkan harus dapat
memilih dan mengorganisasikan informasi tersebut. Tersebut di
dalamnya menafsirkan bagan, gambar, grafik, untuk menjelaskan
dengan kalimatnya sendiri.
Michener (dalam Lia) menyatakan bahwa
pemahaman merupakan salah satu aspek dalam Taksonomi
Bloom. Pemahaman diartikan sebagai penyerapan arti suatu
materi bahan yang dipelajari. Untuk memahami suatu obyek
secara mendalam seseorang harus mengetahui; obyek itu
sendiri, relasinya dengan obyek lain yang sejenis, relasinya
dengan obyek lain yang tidak sejenis, dan relasi dengan
obyek dalam teori lainnya.4
Derajat pemahaman ditentukan oleh banyak kuatnya keterkaitan
suatu gagasan, prosedur atau fakta matematika dipahami secara
menyeluruh jika hal-hal tersebut membentuk suatu jaringan (network)
dengan keterkaitan yang kuat dan banyak.
Pemahaman merupakan bagian dari ranah kognitif yang
mencakup kegiatan berfikir. “Pemahaman merupakan kemampuan
seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu
diketahui dan diingat. Dengan kata lain memahami adalah mengetahui
tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.”5 Seorang
peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat
memberikan penjelasan tersebut dengan menggunakan kata-katanya
sendiri. “Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang diharapkan
responden atau testee agar mampu memahami arti atau konsep, situasi,
serta fakta yang diketahuinya.”6
Pemahaman lebih ditekankan pada jenjang kemampuan berfikir
yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan. Pemahaman dapat
4 Kadir, dkk. “Algoritma Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika”, dalam Lia
Kurniawati, Vol. 1, No. 1, Juni 2006, hal. 79–80. 5 Anas Sudjijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), h.50. 6 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 1999), h. 44.
12
dilihat dari pemberian uraian seorang peserta didik yang lebih rinci
tentang suatu konsep.
Bloom (dalam Gusni), mengemukakan bahwa ada tiga macam
pemahaman, yaitu :
1) Pengubahan (translation), yaitu pemahaman yang berkaitan
dengan kemampuan siswa dalam menterjemahkan kalimat dalam
soal menjadi bentuk kalimat lain, misalnya menyebutkan variabel-
variabel yang diketahui dan yang dinyatakan.
Contoh : ketika siswa diberikan sebuah bangun kubus, siswa
tersebut dapat menyebutkan yang mana yang merupakan rusuk,
titik sudut, sisi, serta diagonal-digonalnya maka siswa tersebut
dapat dikatakan telah mencapai pemahaman secara translasi.
2) Pemberian arti (interpretation), yaitu pemahaman yang berkaitan
dengan kemampuan siswa dalam menentukan konsep-konsep yang
tepat untuk digunakan dalam menyelesaikan soal.
Contoh : ketika siswa diberikan bangun balok dan diperintahkan
untuk menentukan banyak karton yang dibutuhkan untuk menutupi
balok tersebut, jika siswa dapat menentukan rumus mana yang
dapat dipakai untuk menyelesaikan soal tersebut tetapi tidak dapat
melakukan perhitungannya namun siswa tersebut telah dapat
dikatakan mencapai pemahaman secara interpretasi.
3) Pembuatan ekstrapolasi (extrapolation), yaitu pemahaman yang
berkaitan dengan kemampuan siswa menerapkan konsep dalam
perhitungan matematis untuk menyelesaikan soal.7
Contoh : ketika siswa diberikan sebuah kotak minuman beserta
ukurannya kemudian diperitahkan untuk menentukan berapakah
banyak air yang dapat mengisi kotak minum tesebut, jika siswa
dapat menentukan rumus mana yang dapat diterapkan untuk
menyelesaikan soal tersebut serta dapat menghitungnya sampai
7 Kadir, dkk. “Algoritma Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika”, dalam Gusni
Satriawati, Vol. 1, No. 1, Juni 2006, hal. 108.
13
mendapatkan hasil jawabannya maka siswa tersebut dapat
dikatakan telah mencapai pemahaman secara ekstrapolasi.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa
pemahaman adalah kemampuan memahami apa yang diajarkan atau
apa yang dikomunikasikan dan dapat menyampaikan/menjelaskannya
kembali informasi tersebut dengan kata-kata sendiri serta dapat
menerapkan informasi tersebut dalam menyelesaikan permasalahan
dengan tepat dan benar. Pemahaman terbagi menjadi 3 macam,
pengubahan (translation), pemberian arti (intrapolation), dan
pembuatan ekstrapolasi (exstrapilation). Pemahaman marupakan
proses berfikir. Dapat dikatakan bahwa pemahaman sangatlah penting
dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran karena siswa yang telah
dapat memahami apa yang diajarkan maka ia akan lebih mudah
memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan apa yang dipelajari
yang nantinya akan berpengaruh pada hasil belajarnya.
Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indinesia adalah “ide atau
pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret”.8 Dan menurut
kamus matematika. “ Konsep adalah gambaran ide tentang sesuatu
benda yang dilihat dari segi ciri-cirinya seperti kuantitas, sifat, dan
kualitas”.9
Menurut Zack dan Trensky (2000), “konsep adalah kategori-
kategori yang mengelompokan objek, kejadian, karakteristik
berdasarkan properti umum.” Sedangkan Hahn dan Ramscar (2001)
berpendapat bahwa, “konsep adalah elemen dari kognisi yang
membantu menyederhanakan dan meringkas informasi”10
.
Sedangkan Chaplin yang mendefinisikan “konsep sebagai suatu ide
atau pengertian umum yang disusun dengan kata, simbol, dan tanda,
8 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002P). Cet. II, h. 588. 9 Baharin Shamsudin, Kamus Matematika Bergambar, (Jakarta: Grasindo, 2002), h. 72. 10 John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), Ed. ke-2, Cet. ke-2, 352.
14
yang mengombinasikan beberapa unsur dari sumber-sumber berbeda
ke dalam satu gagasan tunggal.” 11
“Konsep dalam matematika adalah suatu ide abstrak yang
memungkinkan orang dapat mengklasifikasikan objek-objek atau
peristiwa-peristiwa dan menentukan apakah objek atau peristiwa itu
merupakan contoh atau bukan contoh dari ide abstrak tersebut”.12
Konsep dalam matematika dapat diperkenalkan melalui “definisi”,
“gambar/gambaran/contoh”, “model/peraga”. Contohnya “trapesium”
adalah segiempat yang tepat sepasang sisinya sejajar, atau contoh lain
“bilangan genap” diungkap dengan definisi bilangan yang merupakan
kelipatan 2.
Berdasarkan pengertian-pengetian di atas dapat disimpulkan bahwa
konsep adalah suatu pengertian umum yang dikelompokan menjadi
suatu pengertian khusus yang diringkas menjadi lebih sederhana
sehingga lebih mudah untuk diterima dan dipahami.
Klausmeier (1997) memaparkan empat tingkat pada taraf
pencapaian konsep-konsep, yakni tingkat konkret, tingkat identitas,
tingkat klasifikatori, dan tingkat formal.
1) Tingkat konkret yaitu apabila siswa mengenal suatu benda yang
telah dihadapinya sebelumnya. Siswa membuat respon yang sama
ketika meihat sesuatu yang sama. Pencapaian tingkai konkret yaitu:
memperhatikan, mendeskriminasikan dan mengingat, siswa harus
dapat mengadakan generalisasi.
Ciri-ciri panempatan konsep tingkat konkret yakni :
a. harus dapat mengenal bedanya.
b. dapat membedakan benda itu dari berbagai stimulus yang ada
dilingkungannya.
c. menyajikan benda itu sebagai gambaran mental.
11 Mulyati, Pengatar Psikologi Belajar, (Jogjakarta: Quality Publishing, 2007), Ed. ke-2,
h. 53. 12Sri Anitah W dan Janet Trineke Manoy, Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2008), Cet. III, h.7.6
15
d. menyimpan gambaran mental itu.
2) Tingkat identitas yaitu dimana siswa harus dapat mengenal objek
sesudah selang waktu, memiliki orientasi ruang yang berbeda
terhadap objek, dan ditentukan melalui suatu cara indera (sense
modality) yang berbeda.
Ciri-ciri penempatan konsep tingkat identitas yakni :
a. sesudah selang suatu waktu.
b. bila orang memiliki orientasi ruang yang berbeda terhadap
obyek.
c. bila obyek ditentukan melalui suatu cara indera yag berbeda.
d. harus dapat mengadakan generalisasi.
3) Tingkat Klasifikatori yaitu dimana siswa mengenal persamaan
(equevalence) dari dua contoh yang berbeda dari kelas yang sama.
Siswa dapat mengadakan generalisasi bahwa dua contoh atau lebih
sampai batas-batas ekuivalen.
Ciri-ciri penempatan konsep tingkat klasifikatori yakni :
a. mengenal persamaan dua contoh yang berbeda dari kelas yang
sama.
b. mengadakan generalisasi dan mengabstraksi kualitas-kualitas
yang sama yang memiliki obyek itu.
4) Tingkat formal yaitu dimana siswa harus dapat menentukan
atribut-atribut yang membatasi konsep, siswa dapat memberi nama,
mendefinisikan suatu konsep dalam atribut-atribut kriterianya, dan
mengevaluasikan secara verbal contoh dan noncontoh konsep.
Ciri-ciri pencapaian konsep tingkat formal yakni ;
a. harus dapat menentukan atribut-atruibut pembatas konsep.
b. dapat memberi nama konsep itu.
c. mendefinisikan konsep dalam atribut-atribut kriteria-
kriterianya.
16
d. mendiskriminasi dan memberi nama atribut-atribut yang
membatasi atau memberikan secara verbal.13
Pemahaman konsep meliputi pemahaman konsep, operasi, dan
relasi. Seseorang dikatakan memahami suatu konsep matematika bila
ia telah mampu melakukan beberapa hal, antara lain :
a. Menemukan (kembali) suatu konsep yang sebelumnya belum
diketahui berlandasarkan pada pengetahuan dan pengalaman yang
telah diketahui dan dipahaminya sebelumnya.
b. Mendefinisikan atau mengungkapkan suatu konsep dengan cara dan
kalimat sendiri namun tetap memenuhi ketentuan berkenaan dengan
ide atau gagasan konsep tersebut.
c. Mengidentifikasikan hal-hal yang relevan dengan suatu konsep
dengan cara yang tepat.
d. Memberikan contoh (dan bukan contoh) atau ilustrasi yang
berkaitan dengan suatu konsep guna memperjelas konsep tersebut.14
Sedangkan menurut Oemar Hamalik dalam bukunya yang
berjudul Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem
menyatakan bahwa “untuk mengetahui apakah siswa telah mengetahui
suatu konsep paling tidak ada empat hal yang dapat diperbuatnya,
yakni”:
a. Ia dapat menyebutkan nama contoh-contoh konsep.
b. Ia dapat menyatakan ciri-ciri konsep tersebut.
c. Ia dapat membedakan antara contoh-contoh dan yang bukan contoh.
d. Ia mungkin lebih mampu memecahkan masalah yang berhubungan
dengan konsep tersebut.15
Konsep menunjukan pada pemahaman dasar. Siswa
mengembangkan suatu konsep ketika mereka mampu
13 Mulyati, Pengantar Psikologi Belajar, (Jogjakarya: Quality Publishing, 2007), Edisi. 2,
hal. 53–56. 14 Suhendra, dkk, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007), Cet. 2, hal. 7.21. 15 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003), hal. 204.
17
mengklasifikasikan atau mengelompokan benda-benda atau ketika
mereka dapat mensosialisasikan suatu nama dengan kelompok benda
tertentu. Konsep mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri-ciri
yang sama dan dituangkan dalam bentuk dan kata. Suatu konsep dapat
dilambangkan dalam bentuk suatu kata yang mewakili konsep itu, jadi
lambang konsep dituangkan dalam bentuk suatu kata dan bahasa.
Menurut Ausebel, “Individu memperoleh konsep melalui
formasi konsep (concept formation) yang merupakan bentuk perolehan
konsep-konsep sebelum anak-anak masuk sekolah”. Sedangkan
menurut Gagne (1977), “formasi konsep dapat disamakan dengan
belajar konsep-konsep konkret, dan simulasi konsep (concept
assimilation) merupakan cara utama memperoleh konsep-konsep
selama dan sesudah sekolah.”16
Konsep-konsep dalam matematika tersusun secara hirarkis,
terstruktur, logis, dan sistematis dari mulai konsep yang paling
sederhana sampai pada konsep yang komplek. Dalam matematika
terdapat topik atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami
topik atau konsep selanjutnya. Dapat dikatakan bahwa dalam
mempelajari matematika dibutuhkan kemampuan mengkaji dan
berpikir (bernalar) secara logis, kritis dan sistematis.
Mengajarkan suatu konsep dapat dilakukan dengan
memperkenalkan kepada siswa kata-kata kunci untuk digunakan dalam
membicarakan mengenai konsep-konsep tersebut dan memeriksa
apakah siswa telah membiasakan diri dengan kata-kata dan arti yang
terdapat dalam konsep-konsep tersebut.
Jika konsep sudah diperoleh maka informasi yang disampaikan
akan mudah diingat oleh siswa karena konsep akan membantu dalam
proses mengingat dan membuatnya lebih efisien sehingga tidak
mudah untuk dilupakan. Konsep sangatlah berperan penting dalam
pembelajaran karena dengan konsep guru akan lebih mudah
16 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV Alfabeta,t.t), h. 73.
18
menyampaikan materi dan siswapun akan lebih mudah menyerap dan
memahami materi yang diajarkan.
Pemahaman terhadap suatu konsep dapat berkembang baik jika
terlebih dahulu disajikan konsep yang paling umum sebagai jembatan
antar informasi baru dengan informasi yang telah ada pada struktur
kognitif siswa.
Penyajian konsep yang paling umum perlu dilakukan sebelum
penjelasan yang lebih rumit mengenai konsep yang baru agar terdapat
keterkaitan antara informasi yang telah ada dengan informasi yang
baru diterima pada struktur kognitif siswa.
Penanaman konsep, dalil, rumus-rumus matematika dapat
terwujud dengan baik jika para siswa dapat memusatkan perhatiannya
terhadap bahan pelajaran yang dipelajari serta selalu melakukan
penguatan melalui latihan yang teratur. Sehingga apa yang telah
dipelajarinya dapat dikuasai dengan baik dan dapat digunakan untuk
mempelajari materi selanjutnya.
b. Indikator Pemahaman Konsep
Indikator pemahaman konsep menurut Benyamin S. Bloom
sebagai berikut :17
1. Penerjemahan (translation), yaitu menterjemahkan konsepsi
abstrak menjadi suatu model, misalnya dari lambang ke arti. Kata
oprasional yang digunakan adalah : menterjemahkan, mengubah,
mengilustrasikan, memberikan definisi, dan menjelaskan kembali.
2. Penafsiran (interpretation), yaitu kemampuan untuk mengenal dan
memahami ide utama suatu komunikasi, misalnya diberikan suatu
diagram, tabel, grafik, atau gambar-gambar dan ditafsirkan. Kata
kerja operasional yang digunakan adalah menginterpretasikan,
membedakan, menjelaskan dan menggambarkan.
17 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: CV Alfabeta,t.t), h.157 .
19
3. Ekstrapolasi (extrapolation) yaitu meyimpulkan dari sesuatu yang
telah diketahui. Kata kerja operasional yang dapat dipakai untuk
mengukur kemampuan ini adalah : memperhitungkan, menduga,
menyimpulkan, meramalkan, membedakan, menentukan, dan
mengisi.
Jenjang kognitif pada taraf pemahaman meliputi :18
(1)
pemahaman konsep, (2) pemahaman prinsip, aturan dan generalisasi,
(3) pemahaman terhadap strutur matematika, (4) kemampuan untuk
membuat transformasi, (5) kemampuan untuk mengikuti pola pikir,
serta, (6) kemampuan untuk membaca dan menginterpretasikan.
c. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Pembelajaran
Sebelum membahas mengenai pembelajaran, terlebih dahulu
dijelaskan tentang difinisi belajar. Belajar menurut Fontana (1981) adalah
“suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam prilaku individu sabagai
hasil dari pengalaman”, seperti Fontana, Gagne (1985) juga menyatakan
bahwa “belajar adalah suatu perubahan dalam kemampuan yang bertahan
lama dan bukan berasal dari proses pertumbuhan”.19
Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan prilaku pada diri
individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau
kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta
keterampilan (psikomotorik).20
Sedangkan pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan
yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang
secara optimal. Dengan demikian proses belajar bersifat internal dan unik
18 Kadir, “Pengaruh Pendekatan Problem Posing terhadap prestasi belajar matematika jenjang
pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan Evaluasi ditinjau dari Metakognisi Siswa SMU di DKI
Jakarta”, dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No.053 Tahun ke-11, Maret 2005, h.234. 19 Paulina Panel, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), Cet. 3,
h. 1.2. 20 Paulina Panel, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), Cet. 3,
h. 1.3.
20
dari dalam individu siswa, sedangkan proses pembelajaran bersifat
eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa prilaku.21
Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk
menunjukan kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya, menggunakan istilah
“proses belajar-mengajar” dan “pengajaran”. Istilah pembelajaran
merupakan terjemahan dari kata “instruction”. Menurut Gagne, Briggs,
dan Wanger (1992), “pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa”.22
Menurut konsep sosiologi, “belajar adalah jantungnya dari proses
sosialisasi. Pembelajaran adalah rekayasa sosio-psikologis untuk
memelihara kegiatan belajar tersebut sehingga tiap individu yang belajar
akan belajar secara optimal dalam mencapai tingkat kedewasaan dan dapat
hidup sebagai anggota masyarakat yang baik.” 23
Dalam arti sempit, “proses pembelajaran adalah proses pendidikan
dalam lingkup persekolahan, sehingga arti dari proses pembelajaran adalah
proses sosialisasi individu siswa dengan lingkungan sekolah, seperti guru,
sumber/fasilitas, dan teman sesama siswa.”24
Peristiwa belajar diserta proses pembelajaran akan lebih terarah dan
sistematik daripada belajar yang hanya semata-mata dari pengalaman
dalam kehidupan sosial di masyarakat. Belajar dengan proses
pembelajaran ada peran guru, bahan belajar, dan lingkungan kondusif
yang sengaja diciptakan.25
Dari pemaparan di atas, dapat dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan,
keterampilan, nilai,sikap serta keterampilan seseorang. Belajar terjadi
21 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung :Universitas
Pendidikan Indonesia, 2001), h. 7. 22 Paulina Panel, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), Cet. 3,
h. 1.5. 23 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung :Universitas
Pendidikan Indonesia, 2001), h. 8. 24 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung :Universitas
Pendidikan Indonesia, 2001), h. 8. 25 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung :Universitas
Pendidikan Indonesia, 2001), h. 8.
21
dalam diri seorang individu, sementara dalam pembelajaran terjadi proses
interaksi dua arah antara siswa dengan guru dalam proses belajar
mengajar. Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses yang sengaja
dirancang dengan maksud untuk menciptakan suasana lingkungan
(kelas/sekolah) yang memungkinkan orang lain melakukan kegiatan
belajar serta terjadinya interaksi optimal antara keduannya. Dapat juga
dikatakan bahwa pembelajaran adalah interaksi guru dan siswa di sekolah
sebagai usaha guru dalam menciptakan suasana belajar dengan
mengunakan metode-metode tertentu agar terjadi proses belajar pada diri
siswa.
2. Pengertian Matematika
Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani, yaitu
mathematike, yang mengandung pengertian hal-hal yang berhubungan
dengan belajar (relating to learning). Kata tersebut mempunyai akar
kata yaitu mathema yang artinya pengetahuan atau ilmu. Kata ini pun
berhubungan dengan kata lain, yaitu mathanein, yang maknanya
adalah belajar (learning).26
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, ”Matematika diartikan sebagai
ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur
operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai
bilangan”.27
Menurut pendapat para ahli tentang pengertian matematika seperti
R. Soedjadi berpendapat bahwa matematika adalah ”cabang ilmu
pengetahuan eksak dan terorganisir”. Sementara itu, Keysen dalam
The Liang Gie mengatakan bahwa matematika adalah ”ilmu tentang
keluasan atau pengukuran dan letak”. Di sisi lain, Chanles Echels
dalam The Liang Gie mengemukakan bahwa matematika adalah
”ilmu tentang bilangan-bilangan dan hubungan-hubungannya”.28
Dalam bukunya strategi pembelajaran metematika kontemporer,
Erman Suherman mengemukakan pendapat dari beberapa pakar
antara lain pendapat James dan James, dalam kamusnya mengatakan
26 Suhendra, dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007), Cet. 2, hal. 7.4 27 Pepartemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002P). Cet. II, h. 617. 28 Susanah, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),
Cet. 3, hal. 7.4.
22
bahwa pada hakikatnya Matematika adalah ilmu tentang logika
mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya, terbagi dalam tiga bidang
besar yaitu; aljabar, analisis, dan geometri. Jonson dan Rising dalam
bukunya mengatakan matematika adalah pola berfikir dan pola
mengorganisasikan. Reys, dan kawan-kawan dalam bukunya
mengatakan matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan.29
Adapun pendapat Ruseffendi (1999) tentang metematika adalah
bahwa “Matematika merupakan ilmu deduktif yang tidak menerima
generalisasi yang didasarkan kepada observasi (induktif) tetapi diterima
generalisasi yang didasarkan kepada pembuktian secara deduktif”. 30
Menurut Turmudi, pada tahap awal matematika tebentuk dari
pengalaman manusia dalam dunianya secara empirik. Kemudian
pengalaman itu diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan
sintesis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga
sampailah pada suatu kesimpulan berupa sejumlah konsep
matematika. Agar konsep-konsep matematika yang telah terbentuk
itu dapat dipahami oleh orang lain dan dapat dengan mudah
dimanipulasi secara tepat maka digunakan notasi dan istilah yang
cermat serta disepakati bersama secara global (universal) yang
dikenal dengan bahasa matematika.
Dengan demikian, matematika merupakan hasil penemuan, formulasi
pengembangan yang sistematik, dan penerapan pola berfikir (induktif dan
deduktif). Matematika mengandung pola hubungan ide atau gagasan dan
pola berfikir manusia.31
Hal ini berarti bahwa matematika adalah berfikir.
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang tidak bergantung pada
studi lainnya, serta merupakan pengetahuan yang eksak atau dengan kata
lain matematika adalah ilmu yang pasti, hal ini memberi kesan bahwa
matematika merupakan perhitungan yang memberi hasil yang pasti dan
tunggal.
29 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung :Universitas
Pendidikan Indonesia, 2001), h. 16-17. 30 Susanah, dkk. Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008),
Cet. 3, hal. 7.4. 31 Suhendra, dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika, (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2007), Cet. 2, hal. 7.4
23
Dengan demikian dapat disimpulkan berbagai ciri atau karakteristik
matematika sebagai berikut ini:
1. Ada dua komponen yang sangat berkaitan erat dan sama pentingnya
dalam matematika, yaitu materi dan pola berfikir (penalaran).
2. Teori dalam matematika dikembangkan dari berbagai konsep dengan
pola berfikir induktif dan deduktif dan menggunakan berbagai tehnik
dan metode matematika.
3. Matematika itu abstrak, akan tetapi banyak konsep dalam matematika
yang berasal dari situasi nyata, atau merupakan pengabstrakan atau
dirangsang tumbuhnya oleh kebutuhan menyelasaikan permasalahan
dalam situasi yang nyata.
4. Aspek teori dan aspek penerapan, adalah dua aspek matematika yang
sangat berkaitan erat.
5. Dalam teori matematika terdapat rantai-rantai konsep yang tidak dapat
diputus begitu saja.
6. Adanya keterkaitan antara suatu pelajaran matematika dengan
pelajaran matematika lainnya.32
Sedangkan karakteristik pembelajaran matematika adalah sebagai
berikut :
1. Memiliki objek kajian konkret dan abstrak
2. Pola pikirnya induktif dan deduktif
3. Kebenarannya konsistensi dan korelasional
4. Bertumpu pada kesepakatan
5. Memiliki simbol kosong dari arti dan juga berarti
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, dan sebagian Perguruan Tinggi. Semua
jenjang pendidikan pasti akan mendapatkan pelajaran matematika. Namun di
setiap jenjang pendidikan tersebut pasti akan berbeda tingkatan materi
matematika yang akan diajarkan. Untuk menentukan matematika yang mana
32 Pekerti Mipa, Hakikat Pembelajaran Mipa dan Pembelajaran Matematika di Perguruan
Tinggi, (Jakareta: Universitas Terbuka, 2003), Cet. 4, hal. 14-15.
24
yang cocok untuk diajarkan kepada para siswa disekolah, tentunya akan
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut tentunya berkaitan
dengan tujuan diajarkannya matematika disekolah dan peranan mtematika
disekolah, karena secara umum setiap tujuan, baik tujuan umum maupun
khusus, penjabarannya tetap mengacu pada materi matematika itu sendiri.
Berbeda dengan mata pelajaran lain, matematika merupakan ilmu yang
terstruktrur dan terorganisir. Artinya dalam belajar matematika dituntut untuk
belajar teratur dari tingkat yang sederhana kepada tingkat yang lebih
kompleks. Metematika terkenal sebagai pelajaran yang tidak disenangi oleh
siswa. Jika keadaan ini dibiarkan terus dalam waktu panjang, tentu akan
berpengaruh pada hasil belajar siswa baik pada pembelajaran matematika
maupun pada pelajaran lainnya, dan akan memberi dampak yang buruk pula
bagi perkebangan pendidikan nasional. Karena matematika merupakan dasar
dalam menguasai mata pelajaran lainnya, baik ilmu-ilmu sosial maupun ilmu
pengetahuan alam. Oleh karena itu penting bagi siswa untuk dapat menguasai
pelajaran dengan baik.
Mata pelajaran matematika dapat mengembangkan rasa ingin tahu,
aktifitas, kreativitas, imajinasi, penemuan-penemuan dengan pemikiran yang
original, dan membuat kesimpulan. Mata pelajaran matematika juga melatih
kemampuan memecahkan masalah, menyampaikan informasi berupa data.
Mata pelajaran matematika meliputi beberapa aspek antara lain aspek
penalaran dan komunikasi, penyelesaian masalah, dan penguasaan konsep-
konsep.
Untuk memahami konsep matematika perlu upaya yang besar. Tidak
cukup dengan membacanya saja, melainkan usaha sampai dapat memahami
konsep tersebut, ”adapun tingkat penguasaan konsep dalam matematika :”
1. Kemampuan mengucapkan konsep dengan tepat dan benar.
2. Kemampuan menjelaskan konsep dengan kata-katanya sendiri.
3. Kemampuan mengidentifikasi keberlakuan atau ketidakberlakuan konsep
pada tempat atau situasi yang benar.
4. Kemampuan menginterpretasikan konsep.
25
5. Kemampuan menerapkan konsep dengan benar.
6. Kemampuan kesadaran mengembangkan konsep.
7. Kemampuan menyampaikannya kembali konsep yang diperoleh dengan
benar dan tepat.
Pembelajaran matematika perlu diberi penekankan pada :
1. Pemahaman konsep dengan baik dan benar.
2. Kekuatan penalaran matematika.
3. Keterampilan dalam teknik dan metode dalam matematika.
4. Kemampuan belajar mandiri.
”Proses pembelajaran ini hendaknya mencakup :
a) Pembelajaran inovasi.
b) Latihan dalam pengembangan konsep.
c) Latihan dalam problem solving yang mencakup pemanfaatan pemahaman
konsep, kekuatan penalaran, dan keterampilan dalam teknik dan metode
dalam matematika.33
Konsep dalam matematika tidak cukup hanya dihafalkan tetapi harus
dipahami melalui suatu proses berfikir dan aktifitas pemecahan masalah. Dan
dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu yang dinyatakan
dengan bahasa simbolis untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan
singkat. Sedangkan pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar
matematika dalam kemampuan memecahkan masalah, dan menyampaikan
informasi berupa data dengan aspek penalaran dan komunikasi serta
penguasaan konsep-konsep.
33 Tim Penulis PEKERTI Bidang IPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat Pembelajaran
Matematika di Perguruan Tinggi, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2001), h. 16–17.
26
d. Konsep Luas dan Volume
1. Luas Permukaan dan Volume Kubus
Luas Permukaan Kubus
Luas permukaan kubus adalah jumlah seluruh sisi kubus. Sebuah
kubus memiliki 6 buah sisi yang setiap rusuknya sama panjang, dan s
menyatakan panjang rusuk pada kubus tersebut.
(a) (b)
Gambar 2.1
(a) Kubus (b) jaring-jaring kubus
Untuk mencari luas permukaan kubus, berarti sama saja dengan
menghitung luas jaring-jaring kubus tersebut. Oleh karena jaring-jaring
kubus merupakan 6 buah persegi yang sama dan kongruen maka :
Luas permukaan kubus = Luas jaring-jaring kubus
= 6 × luas persegi
= 6 × (s × s)
= 6 × s2
= 6 s2
Jadi, luas permukaan kubus dapat dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut :
Luas Permukaan Kubus = 6s2
s
s
s s
s
s
s
27
Volume Kubus
Untuk menentukan volume sebuah kubus perhatikan gambar 2.2
berikut.
(a) (b) (c)
Gambar 2.2
Gambar 2.2 menunjukkan bentuk-bentuk kubus dengan ukuran
berbeda. Kubus pada Gambar 2.2 (a) merupakan kubus satuan. Untuk
membuat kubus satuan pada Gambar 2.2 (b) , diperlukan 2 × 2 × 2 = 8
kubus satuan, sedangkan untuk membuat kubus pada Gambar 2.2 (c),
diperlukan 3 × 3 × 3 = 27 kubus satuan. Dengan demikian, volume atau
isi suatu kubus dapat ditentukan dengan cara mengalikan panjang rusuk
kubus tersebut sebanyak tiga kali.
Sehingga :
Volume Kubus = panjang rusuk × panjang rusuk × panjang rusuk
= s × s × s
= s3
Jadi, volume kubus dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
dengan s merupakan panjang rusuk kubus.
Volume Kubus = s3
28
2. Luas Permukaan dan Volume Balok
Luas Permukaan Balok
Cara menghitung luas permukaan balok sama dengan cara
menghitung luas permukaan kubus, yaitu dengan menghitung semua
luas jarring-jaringnya. Coba kamu perhatikan gambar berikut.
(a) (b)
Gambar 2.3
(a) Balok (b) Jaring-jaring Balok
Misalkan, rusuk-rusuk pada balok diberi nama p (panjang), l
(lebar), dan t (tinggi) seperti pada gambar .
Dengan demikian, luas permukaan balok tersebut adalah :
Luas permukaan balok = luas persegi panjang 1 + luas persegi panjang 2 +
luas persegi panjang 3 + luas persegi panjang 4 +
luas persegi panjang 5 + luas persegi panjang 6
= (p × l) + (p × t) + (l × t) + (p × l) + (l × t) + (p × t)
= (p × l) + (p × l) + (l × t) + (l × t) + (p × t) + (p × t)
= 2 (p × l) + 2(l × t) + 2(p × t)
= 2 ((p × l) + (l × t) + (p × t)
= 2 (pl+ lt + pt)
Jadi, luas permukaan balok dapat dinyatakan dengan rumus
sebagai berikut :
Luas Permukaan Balok = 2(pl + lt + pt)
t
p l
6
4
2
1
3
5 l l
t
y
l
l
t t
t
l
p
p
p
p
p
l
29
Volume Balok
Proses penurunan rumus balok memiliki cara yang sama seperti pada
kubus. Caranya adalah dengan menentukan satu balok satuan yang
dijadikan acuan untuk balok yang lain. Proses ini digambarkan pada
Gambar 2.4 . Coba cermati dengan saksama.
(a) (b) (c)
Gambar 2.4
Gambar 2.4 menunjukkan pembentukan berbagai balok dari balok
satuan. Gambar 2.4 (a) adalah balok satuan. Untuk membuat balok seperti
pada Gambar 2.4 (b) , diperlukan 2 × 2 × 2 = 4 balok satuan, sedangkan
untuk membuat balok seperti pada Gambar 2.4 (c) diperlukan 2 × 2 × 3 =
12 balok satuan. Hal ini menunjukan bahwa volume suatu balok diperoleh
dengan cara mengalikan ukuran panjang, lebar, dan tinggi balok tersebut.
3. Luas Permukaan dan Volume Prisma
Luas Permukaan Prisma
Sama seperti kubus dan balok, luas permukaan prisma dapat
dihitung menggunakan jaring-jaring prisma tersebut. Caranya adalah
dengan menjumlahkan semua luas bangun datar pada jaring-jaring
prisma. Coba kamu perhatikan prisma segitiga beserta jaring-jaringnya
pada Gambar 2.5 berikut ini.
Volume balok = panjang × lebar × tinggi
= p × l × t
30
Gambar 2.5
(a) Prisma tegak segitiga ABC.DEF
(b) Jaring-jaring prisma tegak segitiga ABC.DEF
Sehingga rumus luas permukaan prisma dari jaring-jaring prisma
tersebut, adalah :
Luas permukaan prisma
= luas DEF + luas ABC + luas BADE + luas ACFD + luas CBEF
= (2 luas ABC) + (AB BE) + (AC AD) + (CB CF)
= (2 luas ABC) + (AB AD+ (AC AD) + (CB AD)
= (2 luas ABC) + [(AB + AC + CB) AD]
= (2 luas alas) + (keliling ABC tinggi)
= (2 luas alas) + (keliling alas tinggi)
Dengan demikian, secara umum rumus luas permukaan prisma
sebagai berikut :
D
C
F
B
A
E
E
F D E
C A
B
C C
E
Luas permukaan prisma = (2 luas alas) + (keliling alas tinggi)
(a) (b)
31
Volume Prisma
Gambar 2.6
(a) Balok ABCD.EFGH
(b) Balok ABCD.EFGH yang dipotong melintang
(c) Prisma tegak segitiga ABD.EFG
Gambar 2.6 memperlihatkan sebuah balok ABCD.EFGH yang
dibagi dua secara melintang. Ternyata, hasil belahan balok tersebut
membentuk prisma segitiga, seperti pada Gambar 2.6 (b). Perhatikan
prisma segitiga ABD.EFH pada Gambar 2.6 (c). Dengan demikian,
volume prisma segitiga adalah setengah kali volume balok.
Volume prisma BCD.FGH = 2
1× volume balok ABCD.EFGH
= 2
1× ( p × l × t )
= (2
1× p × l ) × t
= luas alas × tinggi
Jadi, volume prisma dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut :
Volume prisma = luas alas × tinggi
F E
G H
A B
A D
G H
F E
D
A B
B
D A
F
G H
G
F E
D
A B
(a) (b) (c)
32
T
A B
C D
4. Luas Permukaan dan Volume Limas
Luas Permukaan Limas
Sama halnya dengan prisma, luas permukaan limas pun dapat
diperoleh dengan cara menentukan jaring-jaring limas tersebut. Kemudian,
menjumlahkan luas bangun datar dari jaring-jaring yang terbentuk.
Gambar 2.7
(a) Limas Segiempat T.ABCD
(b) Jaring-jaring Limas Segiempat T.ABCD
Gambar 2.7 memperlihatkan sebuah limas segiempat T.ABCD
beserta jaring-jaringnya. Dengan demikian, luas permukaan limas tersebut
adalah sebagai berikut.
Luas permukaan limas E. ABCD
= luas ABCD + luas Δ ABE + luas Δ BCE + luas Δ CDE + luas Δ ADE
= luas ABCD + (luas Δ ABE + luas Δ BCE + luas Δ CDE + luas Δ ADE)
= luas alas + jumlah luas seluruh sisi tegak
Jadi, secara umum rumus luas permukaan limas sebagai berikut :
Luas permukaan limas = luas alas + jumlah luas sisi-sisi tegak
(a)
T
T
T
C
A
D
B
T
(b)
33
Volume Limas
Untuk menentukan volume sebuah kubus perhatikan gambar 2.8 berikut.
Gambar 2.8 menunjukkan sebuah kubus
ABCD.EFGH. Kubus tersebut memiliki 4
buah diagonal ruang yang saling
berpotongan di titik O. Jika diamati secara
cermat, keempat diagonal ruang tersebut
membentuk 6 buah limas segiempat, yaitu
limas segiempat O.ABCD, O.EFGH,
O.ABFE, O.BCGF, O.CDHG, dan O.DAEH.
Dengan demikian, volume kubus ABCD. EFGH merupakan gabungan
volume keenam limas tersebut.
6 × volume limas O.ABCD = volume kubus ABCD.EFGH
volume limas O.ABCD = 6
1× AB × BC × CG
= 6
1× s × s × s
= 6
1× s
2 × s
= 6
1× s
2 ×
2
2s
= 6
2× s
2 ×
2
s
= 3
1× s
2 ×
2
s
Oleh karena s2 merupakan luas alas kubus ABCD.EFGH dan
2
s
merupakan tinggi limas O.ABCD maka :
Volume limas O.ABCD = 3
1× s
2 ×
2
s
= 3
1× luas alas limas × tinggi limas
Jadi, rumus volume limas dapat dinyatakan sebagai berikut :
Volume Limas = 3
1× luas alas limas × tinggi limas
Gambar 2.8
Kubus ABCD.EFGH
H G
A
C
E F
D
B
34
4. Kajian Teori Pembelajaran Berbasis Komputer menggunakan Video
Compact Disc (VCD) interaktif
a. Pembelajaran Berbasis Komputer
Pembelajaran berbasis komputer adalah pembelajaran yang
mengunakan komputer sebagai alat bantu. Melalui pembelajaran ini bahan
ajar disajikan melalui media komputer sehingga kegiatan proses belajar
mengajar menjadi lebih menarik dan menantang bagi siswa. Dengan
rancangan pembelajaran berbasis komputer yang bersifat interaktif, akan
mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.34
Pembelajaran berbasis komputer menurut Hick dan Hyde adalah “a
teaching proses directly involving a computer in the presentation of
instructional matenals in an interactive mode to provide and control the
individualized learning anvironment for each individual student”. Dalam
definisi tersebut, dengan pembelajaran berbasis komputer siswa akan
berinteraksi dan berhadapan secara langsung dengan komputer secara
individual sehingga apa yang dialami oleh seorang siswa akan berbeda
dengan apa yang dialami oleh siswa lain.35
Salah satu ciri yang paling
menarik dari pembelajaran berbasis komputer terletak pada kemampuan
berinteraksi secara langsung dengan siswa.
Pembelajaran berbasis komputer biasa dikenal dengan CAI
(Computer Assistend Instruction), yaitu penggunaan komputer secara
langsung dengan siswa untuk menyampaikan isi pembelajaran,
memberikan latihan dan mengetes kemajuan belajar siswa. CAI dapat
sebagai tutor yang menggantikan guru di dalam kelas. CAI juga
bermacam-macam bentuknya bergantung kecakapan pendesain dan
pengembang pembelajarannya, bisa berbentuk permainan (games),
mengajarkan konsep-konsep abstrak yang kemudian dikonkretkan dalam
34 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
h. 203. 35 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
h. 203.
35
bentuk visual dan audio yang dianimasikan.36
CAI merupakan pendukung
pembelajaran dan pelatihan akan tetapi ia bukan penyampai utama materi
pelajaran. Komputer dapat menyajikan informasi dan pembelajaran
lainnya disampaikan bukan dengan media komputer.37
Format penyajian pesan dan informasi dalam CAI terdiri atas :38
a) Tutorial Terprogram
Tutorial terprogram adalah seperangkat tayangan baik statis
maupun dinamis yang telah lebih dahulu diprogramkan berupa
pembelajaran yang kompleks yang berisi materi pelajaran, latihan
yang disertai umpan balik. Sacara berurut, seperangkat kecil
informasi ditayangkan yang diikuti dengan pertanyaan. Jawaban
siswa dianalisis oleh komputer (dibandingkan dengan kemungkinan-
kemungkian jawaban yang telah diprogram oleh guru/perancang),
dan berdasarkan hasil analisis itu umpan balik yang sesuai.
b) Tutorial Intelijen
Tutorial intelijen berbeda dengan tutorial terprogram karena
jawaban komputer terhadap pertanyaan siswa dihasilkan oleh
intelegensia artificial, bukan jawaban-jawaban yang terprogram yang
terlebih dahulu disiapkan oleh perancang pelajaran. Dengan
demikian, ada dialog dari waktu ke waktu antara siswa dan
komputer. Baik siswa maupun komputer dapat bertanya atau
memberi jawaban.
c) Latihan dan Praktek
Dalam model pembelajaran berbasis komputer ini siswa
diberikan pertanyaan-pertanyaan atau masalah untuk dipecahkan,
kemudian komputer akan memberi respon (umpan balik) atas
jawaban yang diberikan siswa.
36 Daryanto, Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), Cet. I, hal. 149. 37 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), cet. Ke-13,
hal. 96. 38 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), cet. Ke-13,
hal. 97-98.
36
d) Simulasi
Model pembelajaran berbasis komputer ini menyajikan
pembelajaran dengan sistem simulasi yang berhubungan dengan
materi yang dibahas.
Pembelajaran berbasis komputer mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan jenis perangkat lunak lain untuk pembelajaran
yang diakomodasikan keragaman karakteristik siswa. Keuntungan
yang akan diperoleh dengan pembelajaran berbasis komputer, yaitu
sebagai berikut.39
a. Menyediakan persentasi yang menarik dengan animasi.
b. Menyediakan pilihan isi pembelajaran yang banyak dan beragam.
c. Mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.
d. Mampu mengaktifkan dan menstimulasi metode mengajar dengan
baik.
e. Meningkatkan pengembangan pemahaman siswa terhadap materi
yang disajikan.
f. Merangsang siswa belajar dengan penuh semangat, materi yang
disajikan mudah dipahami oleh siswa.
g. Siswa mendapat pengalaman yang bersifat konkret dan retensi siwa
meningkat.
h. Memberi umpan balik secara langsung.
i. Siswa dapat menentukan sendiri laju pembelajaran.
j. Siswa dapat melakukan evaluasi sendiri.
Sedangkan Wankat dan Oreonovicz menjelaskan bahwa
keuntungan utama metode pembelajaran berbasis komputer adalah
memberi kemudahan bagi guru dalam mengembangkan materi
pembelajaran lebih lanjut. Demikian pula pembelajaran berbasis
komputer memiliki beberapa keuntungan antara lain sebagai berikut. 40
39 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.
204. 40 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.
205.
37
a. Dapat mengakomodasi siswa yang lamban karena dapat
menciptakan iklim belajar yang efektif dengan cara yang lebih
individual.
b. Dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan karena
tersedianya animasi grafis, warna, dan musik.
c. Kendali berada pada siswa sehingga kecepatan belajar dapat
disesuaikan dengan tingkat kemampuan.
Mengacu pada beberapa keuntungan yang diperoleh tersebut,
maka penggunaan komputer dalam pembelajaran diyakini dapat
meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa serta pemahaman
konsep dari apa yang diajarkan.
b. Video Compact Disc (VCD) Interaktif
Salah satu bentuk pemanfaatan media berbantuan komputer yang
juga mampu menghadirkan proses belajar yang bersifat interaktif
adalah Video Compact Disc (VCD) interaktif.
“Video Compact Disc (VCD) adalah sistem penyimpanan dan
rekaman video dimana signal audio-visual direkam pada disket plastik,
bukan pada pita magnetik.”41
Selain itu VCD merupakan media
penyimpanan file audio yag dibuat untuk merampingkan sistem
penyimpanannya. Selain ramping, VCD memiliki kemampuan
menyimpan file yang lebih banyak dibandingkan dengan kaset.42
Video Compact Disc (VCD) adalah video digital yang disimpan
dalam piringan disc. Produk ini muncul pada tahun 1992, dengan
Pilips sebagai salah satu promoter utamanya. Format ini
memanfaatkan medium CD yang sebelumnya sudah dikenal luas
dalam format audio CD.43
VCD adalah perantara sederhana yang
41 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. Ke-5,
h. 36. 42 Daryanto, Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), Cet. I, hal. 41. 43 Arief S. Sadiman, et al, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003), Cet, ke-6, h. 17.
38
memungkinkan menerima dan menyimpan informasi dalam 12 atau 8
inch piringan kemudian informasi dapat diputar dan dilihat kembali
melalui televisi sebagai penerima. VCD mengkombinasikan kelebihan
dari televisi dengan kefleksibelan komputer.
VCD selain menyimpan informasi gambar dan suara pada pita
magnetik, ada suatu sistem lagi yaitu penyimpanan informasi gambar
dan suara pada piringan (disc). Ada dua system yang dikembangkan
dalam VCD ini, yaitu sistem optical dan sistem capacitance.
Sistem optical menggunakan sinar laser (laser beam) untuk
menjajaki informasi encode electric yang direkam dipermukaan
piringan. Sedangkan sistem capacitance penjajakan informasi gambar
dan suaranya menggunakan tracking arm dan stylus, sebagaimana
layaknya turn table audio.
Video Compact Disc (VCD) interaktif ini merupakan bentuk
penyajian materi pembelajaran yang dikemas dalam rekaman video
tetapi disajikan dalam kendali komputer (Heinich, 1996). Media
komputer memegang peranan penting untuk menghadirkan
kemampuan intelegen dan interaktivitas, sementara video
menghadirkan materi pembelajaran dalam bentuk suara dan gambar.
Paduan antara kedua karakteristik media tersebut menjadikan media ini
memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh masing-masing media jika
harus berdiri sendiri. Keunggulan lain dari video interaktif seperti yang
diungkapkan Henich (1996) adalah melekatnya karakteristik
individualisasi. Karakter ini memungkinkan peserta didik/pengguna
untuk memanfaatkan program sesuai dengan kemampuan dan
keinginannya. Selain itu, video interaktif mampu menghadirkan bentuk
simulasi. Walaupun memiliki banyak kelebihan, video interaktif
memiliki keterbatasan yang menghambat pengembangan dan
pemanfaatannya dalam proses pembelajaran, yaitu biaya. Biaya yang
dibutuhkan untuk pengembangan media ini relatif tinggi, sehingga
39
tidak banyak institusi pendidikan mampu menawarkan materi ajarnya
dalam bentuk video interaktif.44
Video Compact Disc (VCD) sebagai media audio-visual yang
menampilkan gerak, semakin lama semakin popular dalam
penyampaian pesan kepada penerima pesan karena pesan yang
disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/ peristiwa penting, berita)
maupun fiktif bisa bersifat informatif, edukatif, maupun instruksional.
VCD dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama
dengan suara ilmiah atau suara yang sesuai kemampuan. VCD
melukiskan gambar hidup dan dengan suara memberi daya tarik
tersendiri. Umumnya media VCD digunakan untuk tujuan-tujuan
hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Media VCD dapat menyajikan
informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang
rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat, atau memperpanjang
waktu, dan mempengaruhi sikap.
Sebagai alat bantu audio-visual, VCD memberikan pengalaman
visual yang nyata kepada siswa, yang bertujuan untuk
memperkenalkan, membentuk, memperkaya, serta memperjelas
pengertian atau konsep yang abstrak kepada siswa, mengembangkan
sikap-sikap yang dikehendaki, serta mendorong kegiatan siswa lebih
lanjut. Konsep pengajaran VCD sebagai media audio-visual didasarkan
atas asumsi bahwa pengertian-pengertian yang abstrak dapat disajikan
lebih konkret sehingga materi yang disampaikan lebih mudah
dipahami oleh siswa.45
Sejalan dengan asumsi diatas, Charles
mengemukakan bahwa sebenarnya nilai dari media terletak pada
tingkat realistiknya dalam proses penanaman konsep.46
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan media VCD, konsep yang
44 Padmo. Dewi, Ragam dan Pemilihan Media dalam SPJJ, (Jakarta: PAU-PPAI Universitas
Terbuka, 2001), Cet. 1, hal. 42–43. 45 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru, 2000),
hal. 57. 46 Daryanto, Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan
Pembelajaran, (Yogyakarta: Gava Media, 2010), Cet. I, hal. 14.
40
disajikan akan terlihat lebih konkret dan lebih nyata sehingga konsep
yang disampaikan akan lebih mudah ditangkap dan dipahami oleh
siswa.
Berikut ini adalah teknik penggunaan media VCD program
dalam beberapa tipe pembelajaran, yaitu :47
a. Pembelajaran secara klasik (massal)
Yaitu metode mengajar untuk beberapa kelompok belajar
atau kelas yang besar dan saling berhubungan yang biasanya
terdapat pada sistem pendekatan berorientasi pada guru/lembaga
(teacher/ institutional centred approach).
Teknik belajar secara klasik (massal) dengan media VCD
dapat diterima oleh banyak siswa dengan kodisi dan mutu
pendidikan sebaik yang diterima oleh siswa yang belajar dengan
media VCD secara individual dalam kelompok kecil. Oleh karena
itu, pengertian “massal” disini tidak hanya dipakai dalam arti
kuantitatif, tetapi lebih mempunyai arti kualitatif. Dengan kata
lain, teknik pengajaran secara massal bukanlah suatu siaran
pendidikan untuk seluruh siswa diseluruh pelosok daerah, tetapi
merupakan siaran yang disediakan untuk setiap siswa secara
individual ditempat yang berbeda. Prinsip desain program siaran
ini sama dengan prinsip desain bahan untuk belajar individual.
Untuk mempermudah pembelajaran dengan menggunakan
media VCD, sebaiknya para siswa diberikan bahan tercetak
sebelumnya yang memuat tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
garis besar isi, petunjuk tindak lanjut, dan sumber lain yang dapat
dipelajari untuk memperdalam pemahaman. Dengan demikian
para siswa dapat menyiapkan diri dalam mengikuti program
media VCD tersebut.
47 Arief S. Sadiman, et al, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003), Cet, ke-6, h. 10.
41
Tipe pembelajaran klasik (massal) dengan menggunakan
media audio-visual VCD merupakan cara mengajar melalui sistem
perantara (mengajar secara tidak langsung), yaitu digambarkan
pada diagram berikut :48
Gambar 2.9
Peranan Media Audio Visual VCD Dalam Mengajar
Secara Klasik (Massal)
b. Pembelajaran secara individual
Yaitu metode mengajar dimana siswa dibiarkan untuk
bekerja secara individual, metode ini merupka metode belajar
aktif yang memungkinkan para siswa memiliki kesempatan untuk
melatih inisiatif. Untuk mencapai tujuan metode belajar dengan
bimbingan individual (individualized-guided study) siswa
diwajibkan untuk belajar di luar kelas, misalnya di perpustakaan,
di pusat sumber belajar, atau di rumah dengan menggunakan
berbagai materi belajar yang disiapkan secara khusus seperti :
VCD program pembelajaran. Siswa dibekali dengan pedoman
belajar berstruktur yang dapat mengarahkan mereka kepada materi
belajar yang tepat dan menyediakan tugas-tugas serta latihan-
latihan lainnya.
Pedoman belajar berisi keterangan tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, garis besar isi, urutan cara
48 Arief S. Sadiman, et al, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003), Cet, ke-6, h. 12.
Guru
Siswa
Media audio-visual
VCD
mengajar langsung
42
mempelajarinya, komponen-komponen media VCD, latihan yang
diperlukan untuk menggunakannya, dan alat evaluasi yang terdiri
dari soal tes.
Tipe pembelajaran individual dengan menggunakan media
audio-visual VCD digambarkan pada gambar 2.10 berikut:49
Gambar 2.10
Peranan Media Audio Visual VCD Dalam Mengajar
Secara Individual
c. Pembelajaran Secara Kelompok
Yaitu metode mengajar dengan membuat kelompok-
kelompok belajar yang bermaksud untuk merangsang efektifitas
interaktif kelompok secara dinamis untuk mencapai tujuan
pendidikan. Setiap kelompok diketuai oleh pemimpin kelompok
dan diawasi oleh seorang guru. Jumlah yang ideal untuk satu
kelompok sebaiknya berkisar antara 4-6 orang. Sebelum
memanfaatkan media VCD, tujuan pembelajaran yang akan
dicapai dibahas dan ditentukan terlebih dahulu secara kelompok.
49 Arief S. Sadiman, et al, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003), Cet, ke-6, h. 13.
Bahan
belajar/mengajar
mandiri
Media audio-visual
VCD
dengan media VCD
mengajar
Siswa
43
Tipe pembelajaran kelompok dengan menggunakan media
audio-visual VCD digambarkan pada gambar 2.11 berikut :50
Gambar 2.11
Peranan Media Audio Visual VCD Dalam Mengajar
Secara Berkelompok
Keuntungan atau kelebihan dari pemakaian media VCD antara lain:
a. Dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar siswa ketika mereka
membaca, berdiskusi, dan berpraktik. Video merupakan pengganti
alam sekitar dan bahkan dapat menunjukan objek secara normal tidak
tanpa dilihat.
b. Video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat
disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu.
c. Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, video
menanamkan sikap dan dapat mengundang pemikiran dan pembahasan
dalam kelompok siswa serta menanamkan segi-segi efektifnya.
d. Video dapat ditunjukan kepada kelompok besar ataupun kelompok
kecil, kelompok yang heterogen maupun perorangan.51
50 Arief S. Sadiman, et al, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003), Cet, ke-6, h. 14. 51 Arief S. Sadiman, et al, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003), Cet, ke-6, h. 16-17.
Media audio-visual
VCD
Siswa
Siswa
Guru
Siswa
Guru
44
5. Kajian Teori Media Gambar
Gambar merupakan media yang paling umum diantara media
pendidikan lainnya. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat
dimengerti dan diminati dimana-mana. Oleh karena itu, pepatah Cina
mengatakan bahwa suatu gambar berbicara lebih banyak dari pada sebuah
kata. 52
Media gambar merupakan media reproduksi bentuk asli dalam dua
dimensi. Media gambar ini merupakan alat visual yang efektif karena
dapat divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkret
dan realistis. Informasi yang disampaikan dapat dimengerti dengan mudah
karena hasil yang diragakan lebih mendekati kenyataan melalui gambar
yang diperlihatkan kepada anak-anak, dan hasil yang diterima oleh anak-
anak akan sama.
Pemanfaatan gambar dalam proses pembelajaran sangat membantu
guru dalam beberapa hal seperti yang dikemukakan oleh Hackbarth
(1996), yaitu :
1. Menarik perhatian, pada umumnya semua orang senang melihat
gambar.
2. Menyediakan gambar nyata dari suatu objek yang karena suatu hal
yang tidak mudah untuk diamati.
3. Unik.
4. Memperjelas hal-hal yang bersifat abstrak.
5. Mampu mengilustrasikan suasana proses.
Beberapa kelebihan dari media gambar :
1. Bersifat konkret, para siswa akan dapat melihat dengan jelas sesuatu
yang sedang dibicarakan atau didiskusikan.
2. Dapat mengatasi batas waktu dan ruang, melalui gambar dapat
diperlihatkan kepada siswa gambar-gambar benda yang jauh atau yang
terjadi beberapa waktu lalu.
52 Arief S. Sadiman, et al, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2005), Ed. ke-1, h. 47.
45
3. Dapat mengatasi kekurangan daya mampu panca indra manusia.
4. Dapat digunakan untuk menjelaskan suatu masalah, dalam bidang apa
saja dan dapat digunakan untuk semua orang tanpa memandang tingkat
usia.
5. Mudah didapat dan murah biayanya, karena mengandung nilai
ekonomis dan meringankan sekolah yang budgednya terbatas.
6. Mudah digunakan baik untuk perorangan maupun untuk kelompok.53
B. Hasil Penelitian Yang Relavan
Sebagai bahan penguatan tentang menanamkan konsep luas dan volume
bangun ruang sisi datar dengan media khususnya media VCD interaktif,
penulis mengutip beberapa penelitian yang relavan, yaitu :
1) Hasil penelitian oleh Ita Yhueni dengan judul skripsi : “PENGARUH
PENGGUNAAN MEDIA VCD INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR
SISWA”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka disimpulkan
bahwa penggunaan media VCD interaktif dalam pembelajaran
matematika mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar
matematika sebesar 87, 3% dan dapat dikategorikan tinggi.54
2) Hasil penelitian oleh Murdiana dengan judul skripsi : “PENGARUH
PENGGUNAAN MEDIA VCD INTERAKTIF TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR MATEMATIKA SISWA”, yang mengungkapkan bahwa
media VCD interaktif berpengaruh positif terhadap motivasi belajar
matematika.55
3) Hasil penelitian oleh Siti Rofiah dengan judul skripsi :
“MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SATUAN
53 Arief S. Sadiman, et al, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003), Cet, ke-6, h. 16-17. 54 Ita Yhueni, Pengaruh Penggunaan Media VCD Interaktif Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa, (Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2010). 55 Murdiana, Pengaruh Penggunaan Media VCD Interaktif Terhadap Motivasi Belajar
Matematika Siswa, (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2008).
46
PENGUKURAN PANJANG, LUAS DAN VOLUME MELALUI
PERMAINAN PADA SISWA KELAS III SMP NUSANTARA
TUNTANG KABUPATEN SEMARANG”. Hasil penelitian ini adalah
melalui permainan, siswa lebih tertarik untuk mengikuti proses
pembelajaran serta siswa tidak merasa jenuh selama proses pembelajaran
berlangsung sehingga pemahaman konsep pun lebih cepat dicapai oleh
siswa yakni dari rata-rata 60 menjadi 72.56
C. Kerangka Berfikir
Matematika dikenal sebagai ilmu yang abstrak sehingga menjadikan
matematika sebagai pelajaran yang kurang disukai dan kurang dimengerti oleh
sebagian besar siswa di Indonesia. Jika melihat kenyataan bahwa matematika
merupakan salah satu mata pelajaran inti karena termasuk mata pelajaran yang
akan di Ujian Nasionalkan, ketidaktertarikan sebagian siswa di Indonesia
terhadap matematika sangat disayangkan.
Pelajaran matematika yang terlalu banyak rumus yang dibiasakan dihafal
bukan untuk dipahami serta proses pembelajaran yang kebanyakan masih
bersifat konvensional (ceramah) membuat siswa mengalami proses
pembelajaran yang monoton menjadi beberapa faktor yang membuat sebagian
besar siswa di Indonesia menjadi kurang berminat terhadap matematika. Jika
siswa sudah merasa tidah berminat untuk mempelajari matematika bagaimana
mungkin siswa tersebut bisa paham terhadap konsep yang seharusnya dicapai
oleh siswa setelah proses pembelajaran. Kurangnya pemahaman konsep ini
juga akan berakibat pada hasil belajar siswa itu sendiri.
Untuk meningkatkan pembelajaran matematika pada pokok materi luas
permukaan dan volume bangun ruang sisi datar harus diperhatikan faktor yang
mempengaruhinya. Pokok materi luas permukaan dan volume bangun ruang
sisi datar memiliki tingkat kesulitan yang cukut tinggi, karena siswa dituntut
56 Siti Rofiah, Meningkatkan Pemahaman Konsep Satuan Pengukur Panjang, Luas dan
Volume Melaui Permainan Pada Siswa Kelas III SMP Nusantara Tuntang Kabupaten Semarang,
(Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2006).
47
untuk memiliki pemahaman konsep serta kemampuan memvisualisasikan
materi dengan baik. Oleh karena tingkat kesulitan cukup tinggi pada materi
ini, proses pembelajaran yang seharusnya diberikan kepada siswa yaitu proses
pembelajaran yang tidak hanya mendidik dari segi kognitif saja tetapi juga
harus memperhatikan kondisi siswa lainya, seperti tingkat kenyamanan siswa
dalam memperoleh materi.
Namun sudah cukup lama muncul strategi pembelajaran berbasis
komputer yang sering dikenal dengan sebutan Computer Asistant Instruction
(CAI) yang memanfaatkan komputer sebagai alat bantu dalam
pembelajarannya. Namun komputer hanya dapat menyajikan/menampilkan isi
materinya saja. Sumber materi/sumber belajarnya diperoleh dari sumber
lainnya, salah satunya dengan Video Compact Disc (VCD) pembelajaran
interaktif yang berisi bahan materi belajar yang telah didesain sedemikian rupa
dengan beraneka warna dan gambar sehingga membuat siswa tertarik dan
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
Dengan VCD pembelajaran interaktif, materi yang disampaikan akan
terlihat lebih konkret dan lebih jelas dibandingkan dengan hanya menggambar
di papan tulis saja, karena dalam VCD interaktif materi diperlihatkan secara 3
dimensi sehingga ketika diberikan gambar, misalnya kubus, siswa akan lebih
jelas dan lebih mudah untuk menyebutkan rusuk, titik sudut, sisi, bahkan
diagonal-diagonalnya. Jika siswa telah dapat menyebutkan bagian-bagian dari
kubus tersebut maka dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai pemahaman
secara translasi.
Kemudian seandainya dalam kegiatan pembelajaran ditemukan siswa
yang masih kurang mengerti dari apa yang telah diajarkan, maka guru tidak
perlu mengajarkan ulang. Guru hanya perlu memutarkan kembali VCD
pembelajaran interaktif dan siswa pun dapat memahami kembali materi yang
belum meraka pahami. Bahkan siswa lainnya pun yang sudah mengerti dapat
menyimak kembali sehingga materi akan semakin melekat dan lebih diingat
oleh siswa.
48
Strategi pembelajar berbasis komputer dengan media VCD interaktif ini
dapat diterapkan dalam kelompok kecil ataupun kelompok besar, bahkan
kelompok yang heterogen maupun perorangan. Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa VCD interaktif adalah media yang fleksibel, cocok untuk
berbagai keadaan, serta lebih efektif digunakan dalam pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat adanya keterkaitan antara
penggunaan strategi pembelajaran berbasis komputer menggunakan VCD
interaktif dengan pemahaman konsep luas dan volume bangun ruang sisi
datar. Dengan demikian diduga bahwa strategi pembelajaran berbasis
komputer menggunakan VCD interaktif dapat mempengaruhi pemahaman
konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar.
D. Pengajuan Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi dan kerangka fikir di atas, maka peneliti
menunjukan hipotesis sebagai berikut.
Hipotesis Penelitian
Kemampuan pemahaman konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar
siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran matematika berbasis
komputer menggunakan Video Compact Disc (VCD) interaktif lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran
konvensional menggunakan media gambar.
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Depok yang
berlokasi di Perumahan Bukit Rivaria Kecamatan Sawangan Depok pada
bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2011 semester genap.
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah himpunan semua individu yang dapat memberikan
data dan informasi untuk suatu penelitian.1 Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Depok pada semester
genap Tahun Pelajaran 2010/2011.
2. Teknik Pengambilan Sampling
Sedangkan sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi.2
Penentuan sampel dilakukan dengan cara merandom seluruh kelas VIII
SMP Negeri 10 Depok, yang terdiri dari 7 kelas. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah cluster random sampling, yaitu
pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan dengan
merandom kelas.
Dari seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Depok, diambil dua
kelas secara acak yaitu kelas VIII-2 sebagai kelas eksperimen (kelas yang
diajar dengen menggunakan strategi pembelajaran berbasis komputer
menggunakan VCD interaktif) dan kelas VIII-3 sebagai kelas kontrol
(kelas yang diajar dengan menggunakan strategi konvensional
menggunakan media gambar).
1 Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta : PT. Rosemata Sampurna,
2010), cet. I, h.84. 2 Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2010). h. 61.
49
50
C. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimen. Dalam
penelitian ini, terdapat 2 kelompok yaitu kelompok (kelas) eksperimen dan
kelompok (kelas) kontrol. Pada kelompok ekperimen, siswa akan diberikan
perlakukan yaitu berupa strategi pembelajaran berbasis komputer
menggunakan VCD interaktif dalam proses pembelajarannya, sedangkan pada
kelompok kontrol, siswa diberikan perlakuan yaitu berupa strategi
pembelajaran konvensional menggunakan media gambar.
Adapun rancangan penelitian dapat dinyatakan dengan tabel berikut :
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Kelompok Perlakuan Posttest
(R) E X O
(R) K Y O
Keterangan :
R = Pemilihan sampel secara random kelas
E = Kelas Eksperimen
K = Kelas Kontrol
X = Perlakuan pembelajaran berbasis komputer menggunakan media VCD
interaktif
Y = Perlakuan pembelajaran konvensional menggunakan media gambar
O = Tes pemahaman konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan memberikan test yang berupa test essay. Test ini akan diberikan
kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan soal yang sama.
Test tertulis ini bertujuan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep
luas dan volume bangun ruang sisi datar siswa dalam menyelesaikan soal-soal
matematika.
51
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan berupa test kemampuan pemahaman
konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar. Test kemampuan
pemahaman konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar ini berupa tes
tertulis dalam bentuk soal-soal pemahaman yang digunakan untuk mengukur
kemampuan konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar siswa.
Test tertulis ini akan diberikan kepada siswa baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol sebagai tes akhir (posttest) yaitu berupa test essay yang
terdiri dari 10 butir soal. Adapun kisi-kisi dari instrumen test pemahaman
konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar yang digunakan, yaitu sebagai
berikut :
Tabel 3.2
Kisi - Kisi Instrumen Test Pemahaman Konsep Luas dan Volume
Materi : Bangun Ruang Sisi Datar
Kompetensi Dasar :
1. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian-
bagiannya.
2. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas.
3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
No. Indikator
Dimensi Pemahaman Konsep
Bloom
Jum
lah
soal
Skor
Maks
imum Translasi Interpretasi Ekstrapolasi
1.
Memahami sifat-sifat
pada kubus, balok,
prisma, dan limas.
1a
1b
2
3
6
2.
Menggambar kubus,
balok, prisma, dan
limas
6a
8a
9a
3
5
5
5
3.
Menghitung luas
permukaan prisma dan
limas.
8b 1 9
52
4. Menghitung volume
kubus dan balok.
3 1 7
5. Menghitung volume
prisma dan limas.
6b
9b
2
7
7
6.
Menentukan tinggi
kubus dan balok jika
volumenya sudah
diketahui
4 1 9
7.
Menentukan tinggi
prisma dan limas jika
volumenya sudah
diketahui
10 1 7
8.
Menyelesaikan
permasalahan
mengenai luas
permukaan kubus dan
balok.
2
5
2
6
9
9.
Menyelesaikan
permasalahan
mengenai luas
permukaan prisma dan
limas.
7a
1 9
10.
Menyelesaikan
permasalahan
matematika
dalam kehidupan
sehari-hari.
7b 1 6
Jumlah Soal 10 100
53
Sebelum instrument penelitian digunakan untuk memperoleh data,
instrument ini terlebih dahulu diuji-cobakan untuk mengetahui validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda soal guna membuktikan bahwa
instrument pengumpulan data ini baik.
1. Validitas Instrumen
Uji validitas yaitu “untuk megetahui soal itu valid atau tidak”.3
Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak
diukur. 4
Validitas yang digunakan dalam instrument ini adalah validitas
item. Dan untuk pengujian validitas instrument dilakukan dengan
menggunakan rumus product moment.
Rumus r Product Moment : 5
rxy = })({})({
))((
2222 YYNXXN
YXXYN
keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y yang dikorelasikan
N = banyaknya siswa
X = jumlah nilai setiap butir soal
Y = jumlah nilai total
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, maka rhitung
dibandingkan dengan rtabel Product moment dengan α = 0,05. Jika rhitung >
rtabel maka soal tersebut valid, dan jika rhitung < rtabel maka soal tersebut
tidak valid. 6
3 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005),
hal.41. 4 Suharsismi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), ed,
revisi, hal. 65. 5 Suharsismi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, ... , hal. 72-75. 6 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), cet.
ke-4, hal. 179.
54
2. Reliabilitas Instrumen
Untuk menghitung reliabilitas instrumen dilakukan analisis butir soal
dan perhitumgannya dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu:7
r = 2
2
11
t
b
k
k
keterangan :
r = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal yang valid
2
b = jumlah varians butir
2
t = varians total
3. Taraf Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha untuk memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu
sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai
semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut
indeks kesukaran (difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00
sampai 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukan taraf kesukaran soal.
Rumus Indeks Kesukaran :
P = JS
B
Keterangan :
P = indeks kesukaran
B = skor siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = skor maksimal seluruh soal
7 Suharsismi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, ... , hal. 109.
55
Kriteria Indeks Kesukaran
Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering
diklasifikasikan sebagai berikut :
Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang
Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah
8
4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukan
besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Indeks
diskriminasi ini berkisar antara 0,00-1,00 (Arikunto, 2003).
Daya pembeda soal dari item-item soal digunakan dengan tujuan
untuk mengetahui kesanggupan soal tersebut dalam membedakan siswa
yang pandai dengan siswa yang tidak pandai. Langkah-langkah untuk
menghitung daya pembeda soal adalah sebagai berikut :
1. Merangkai skor hasil tes uji coba, yaitu mengurutkan hasil tes siswa
mulai dari skor tertinggi sampai dengan skor terrendah.
2. Mengelompokkan seluruh peserta tes menjadi 2 kelompok, yaitu
kelompok atas dan kelompok bawah.
Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal adalah :
D = BA
B
B
A
A PPJ
B
J
B
Keterangan :
DP = daya pembeda soal
BA = jumlah skor yang benar pada butir soal pada kelompok atas
BB = jumlah skor yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JA = skor maksimal kelompok atas
Jb = skor maksimal kelompok bawah 9
8 Suharsismi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, ... , hal. 207-210.
56
Butir-butir soal yang baik adalah butir-butir soal yang mempunyai
indeks diskriminasi 0,4 sampai 0,7.
Klasifikasi daya pembeda :
D : 0,00 sampai 0,20 : Jelek (Poor)
D : 0,21 sampai 0,40 : Cukup (Satisfactory)
D : 0,41 sampai 0,70 : Baik (Good)
D : 0,71 sampai 1,00 : Baik sekali (Excellent)(arikunto)
D : bila negatif : Jelek sekali 10
F. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas Data 11
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel
berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dilakukan dengan menggunakan uji kai kuadrat (Chi-Square).
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :12
1) Merumuskan hipotesis
H0 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
Ha : Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal
2) Menentukan rata-rata
3) Menentukan standar deviasi
4) Membuat daftar distribusi frekuensi observasi dan ekspektasi
5) Menghitung harga 2
dengan menggunakan rumus:
k
i eif
eifoif
1
2)(2
9 Suharsismi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, ... , hal. 211-214. 10 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ... , hal.41. 11 Kadir, Statistika Untuk Penelitiah Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: PT Rosemata Sempurna,
2010), h. 107–108. 12 Kadir, Statistika Untuk Penelitian ..., h. 111
57
Keterangan:
2 = Harga kai kuadrat (Chi-Square)
oif = Frekuensi observasi ke-i
eif = Frekuensi ekspektasi ke-i
k = Banyak kelompok/interval
6) Menentukan tabel2
pada derajat bebas (db) = k – 3, dimana k
banyaknya kelompok.
7) Kriteria pengujian
Terima H0 : Jika tabel2
hitung2
Tolak H0 : Jika tabel2 > hitung
2
b. Uji Homogenitas Data
Setelah uji normalitas, peneliti melakukan pengujian terhadap
kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam
tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang
sama. Uji homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher, dengan
langkah-langkah sebagai berikut: 13
1) Hipotesis
Ho = varians kedua sampel sama
Ha = varians kedua sampel tidak sama
2) Bagi data menjadi dua kelompok
3) Tentukan simpangan baku dari masing-masing kelompok
4) Tentukan F hitung dengan rumus :
F hitung = 2
2
2
1
S
S
Dimana, S 2 =
)1(
)( 22
nn
XXn ii
13 Kadir, Statistika Untuk Penelitiah Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta :PT Rosemata Sempurna,
2010), h. 118.
58
Keterangan:
F = Homogenitas
S12 = Varians terbesar
S22
= Varians terkecil
5) Tetapkan taraf signifikansi (α)
6) Hitung Ftabel dengan rumus Ftabel = 2
1F (n1 – 1, n2 – 1)
7) Tentukan kriteria pengujian:
a. jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima, yang berarti varians
kedua populasi sama.
b. jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak, yang berarti varians kedua
populasi tidak sama.
Digunakan uji Fisher dengan taraf signifikasi = 0,05.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan uji
normalitas dan uji homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal
dan data populasi homogen, maka dilakukan uji hipotesis dengan
menggunakan uji-t. Uji hipotesis ini digunakan untuk mengetahui adanya
perbedaan antara kemampuan penalaran matematika siswa yang
menggunakan strategi pembelajaran berbasis komputer berbantuan VCD
interaktif (kelompok eksperimen) dengan siswa yang menggunakan
strategi pembelajaran ekspositori berbantuan media gambar (kelompok
kontrol). Sedangkan apabila data populasi tidak berdistribusi normal atau
tidak homogen, maka pengujian hipotesis selanjutnya menggunakan
analisis statistik non parametik.
Langkah-langkah pengujian hipotesis
1. Rumusan Hipotesis
Ho : 1 2
Ha : 1 > 2
59
2. Tentukan Uji Statistik. 14
Rumus yang digunakan :
1). Jika varians populasi homogen
Rumus : t hitung =
21
21
11
nnS
XX
gab
; dengan db = (n1 + n2 – 2)
2). Jika varians populasi heterogen
Rumus : t hitung =
2
2
2
1
2
1
21
n
S
n
S
XX ; dengan db =
11 2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
1
2
1
n
n
S
n
n
S
n
S
n
S
Dimana : )2(
)1()1(
21
2
22
2
11
nn
SnSnSgab
Keterangan:
1X = rata-rata kemampuan pemahaman konsep luas dan volume
bangun ruang sisi datar dari kelompok eksperimen
2X = rata-rata kemampuan pemahaman konsep luas dan volume
bangun ruang sisi datar dari kelompok kontrol
S12 = standar deviasi (varians kelompok eksperimen)
S22 = standar deviasi (varians kelompok kontrol)
n1 = jumlah sampel kelompok eksperimen
n2 = jumlah sampel kelompok kontrol
Sgab = varians gabungan
3. Tentukan Tingkat Signifikan
Tingkat signifikan yang diambil dalam penelitian ini adalah dengan
derajat keyakinan 95% dengan = 5% dan rumus ttabel = t ( , db).
14 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsino, 2005), cet. 3, ed. 6, h. 239.
60
4. Tentukan Kriteria Pengujian
Untuk menentukan kriteria pengujian pada pengolahan data
dilakukan dengan operasi perhitungan, pengujiannya dengan melihat
perbandingan antara thitung dengan ttabel.
5. Lakukan Pengambilan Kesimpulan
Jika operasi perhitungan pada poin (4) ternyata:
a). thitung < ttabel maka terima Ho.
b). thitung > ttabel maka tolak Ho.
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Ho : 1 2
Ha : 1 > 2
Keterangan:
Ho = Hipotesis nol
Ha = Hipotesis alternatif
1 = Rata-rata kemampuan pemahaman konsep luas dan volume bangun
ruang sisi datar yang diajarkan dengan strategi pembelajaran
matematika berbasis komputer menggunakan Video Compact Disc
(VCD) interaktif.
2 = Rata-rata kemampuan pemahaman konsep luas dan volume bangun
ruang sisi datar yang diajarkan dengan strategi pembelajaran
konvensional menggunakan media gambar.
61
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. DESKRIPSI DATA
Penelitian tentang kemampuan pemahaman konsep luas dan volume di
SMP Negeri 10 Depok ini dilakukan terhadap dua kelompok siswa. Pada
proses pembelajaran, kedua kelompok memperoleh perlakuan yang berbeda.
Kelas eksperimen yaitu kelas VIII-2 dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang
memperoleh pembelajaran menggunakan media VCD interaktif, sedangkan
kelas kontrol yaitu kelas VIII-3 dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang
memperoleh pembelajaran menggunakan media gambar. Materi
pembelajaran matematika yang diajarkan pada penelitian ini adalah bangun
ruang sisi datar dengan delapan kali treatment. Pada akhir pembelajaran
kedua kelompok diberikan posttest berupa tes uraian yang terdiri dari 10
butir soal yang digunakan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep
luas dan volume bangun ruang sisi datar kedua kelompok. Berikut ini akan
disajikan data hasil posttest (hasil penelitian).
1. Kemampuan Pemahaman Konsep Luas dan Volume Kelas
Eksperimen
Berdasarkan hasil perhitungan data statistik awal (lampiran 15, hal.
176-178), diperoleh nilai posttest pada kelas eksperimen yang berjumlah
38 siswa diperoleh rentangan nilai dari 48 sampai dengan nilai 94, rata-
rata ( X ) 68,55, median (Me) 67,13, modus (Mo) 65,10, varians (s2)
132,051, simpangan baku (s) 11,49, tingkat kemiringan (sk) 0,3, karena
nilai sk > 0, maka kurva memiliki ekor memanjang ke kanan dan
dikatakan kurva menceng kanan, dan ketajaman/ kurtosis )( 4 2,462
yang berarti kurang dari 3 dengan kurva berbentuk platikurtik (mendatar).
62
62
Deskripsi data hasil tes kemampuan pemahaman konsep luas dan
volume bangun ruang sisi datar siswa kelas eksperimen disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi, sebagai berikut:
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Tes Pemahaman Konsep Luas dan Volume
Kelas Eksperimen
Nilai Frekuensi
Absolut Kumulatif Relatif (%) Kumulatif (%)
48-55 4 4 10,53 10,53
56-63 10 14 26,32 36,85
64-71 11 25 28,95 65,80
72-79 7 32 18,42 84,22
80-87 2 34 5,26 89,48
88-95 4 38 10,53 100
Jumlah 38 – 100 –
Berdasarkan data sebelumnya, diperoleh rata-rata sebesar 68,55.
Dengan demikian persentase siswa yang memiliki nilai di atas rata-rata
yaitu sebesar 47,37%. Sedangkan persentase siswa yang memiliki nilai di
bawah rata-rata yaitu sebesar 52,63%. Karena nilai KKM yang ditetapkan
oleh sekolah adalah sebesar 65 artinya 57,9% dari jumlah siswa
memperoleh nilai di atas KKM.
63
63
Distribusi frekuensi kemampuan pemahaman konsep luas dan
volume bangun ruang sisi datar kelas eksperimen dapat digambarkan
dalam grafik histogram dan poligon frekuensi berikut:
Gambar 4.1
Histogram dan Poligon Frekuensi
Pemahaman Konsep Luas dan Volume Kelas Eksperimen
Dari nilai mean, median, dan modus serta histogram tersebut
terlihat bahwa Me Mo. Hal tersebut menunjukkan bentuk kurva
model positif atau kurva menceng ke kanan. Koefisien kemiringan
kurvanya sebesar 0,3 artinya sebaran data kelas eksperimen cenderung
melandai ke kanan. Nilai kurtosis kelas eksperimen yaitu sebesar 2,462
artinya kurva berbentuk platikurtik.
4
Frekuensi
2
6
8
10
12
Nilai
aaii) 47,5 55,5 63,5 71,5 79,5 87,5 95,5
64
64
Adapun pencapaian pemahaman konsep luas dan volume bangun ruang
sisi datar siswa kelas eksperimen pada tiap dimensi pemahaman menurut
Bloom, yaitu translation, interpretation, dan extrapolation yang dapat dilihat
pada lampiran 13 (hal.172). Kemudian lebih jelasnya berikut ini disajikan
rekapitulasi nilai tiap dimensi pemahaman konsep pada kelas eksperimen:
Tabel 4.2
Skor Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen untuk Tiap Dimensi
Dimensi
Pemahaman
Jumlah
Siswa
Skor
Maksimum Rata-Rata
Standar
Deviasi Persentase
Translation 38 18 16,87 1,68 93,71%
Interpretation 38 18 10,55 3,72 58,63%
Extrapolation 38 64 41,32 8,17 64,56%
Total - 100 68,74 - -
Berdasarkan tabel 4.2, skor pemahaman konsep matematika siswa
kelas eksperimen lebih didominasi pada dimensi pemahaman translation. Hal
ini terlihat dari persentase tiap dimensi, dimana dimensi translation
memperoleh persentase yang paling besar yaitu 93,71% sedangkan dimensi
interpretation dan dimensi extrapolation memperoleh persentase berturut-
turut sebesar 58,63%, dan 64,56%. Rata-rata skor siswa pada dimensi
translation adalah 16,87 sedangkan rata-rata skor siswa pada dimensi
interpretation dan dimensi extrapolation berturut-turut adalah sebesar 10,55
dan 41,32.
2. Kemampuan Pemahaman Konsep Luas dan Volume Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan data statistik awal (lampiran 16, hal.
179-181), diperoleh nilai posttest pada kelas kontrol yang berjumlah 38 siswa
diperoleh rentangan nilai dari 33 sampai dengan nilai 86, rata-rata ( X ) 58,32,
median (Me) 57,25, modus (Mo) 53,50, varians (s2) 220,76, simpangan baku
65
65
(s) 14,86, tingkat kemiringan (sk) 0,324, karena nilai sk > 0, maka kurva
memiliki ekor memanjang ke kanan dan dikatakan kurva menceng kanan,
dan ketajaman/ kurtosis )( 4 1,76 yang berarti kurang dari 3 dengan kurva
berbentuk platikurtik (mendatar).
Deskripsi data hasil tes kemampuan pemahaman konsep luas dan
volume bangun ruang sisi datar siswa kelas kontrol disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi, sebagai berikut:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Tes Pemahaman Konsep Luas dan Volume
Kelas Kontrol
Nilai Frekuensi
Absolut Kumulatif Relatif (%) Kumulatif (%)
33-41 6 6 15,79 15,79
42-50 7 13 18,42 34,21
51-59 8 21 21,05 55,26
60-68 6 27 15,79 71,05
69-77 6 33 15,79 86,84
78-86 5 38 13,16 100
Jumlah 38 – 100 –
Berdasarkan data sebelumnya, diperoleh rata-rata sebesar 58,32.
Dengan demikian persentase siswa yang memiliki nilai di atas rata-rata
yaitu sebesar 44,74%. Sedangkan persentase siswa yang memiliki nilai di
bawah rata-rata yaitu sebesar 55,26%. Karena nilai KKM yang ditetapkan
oleh sekolah adalah sebesar 65 artinya 34,21% dari jumlah siswa
memperoleh nilai di atas KKM.
66
66
Distribusi frekuensi kemampuan pemahaman konsep luas dan volume
bangun ruang sisi datar kelas kontrol dapat digambarkan dalam grafik
histogram dan poligon frekuensi berikut:
Gambar 4.2
Histogram dan Poligon Frekuensi
Pemahaman Konsep Luas dan Volume Kelas Kontrol
Dari nilai mean, median, dan modus serta histogram tersebut terlihat
bahwa Me Mo. Hal tersebut menunjukkan bentuk kurva model positif
atau kurva menceng ke kanan. Koefisien kemiringan kurvanya sebesar 0,324
artinya sebaran data kelas kontrol cenderung melandai ke kanan. Nilai
kurtosis kelas kontrol yaitu sebesar 1,76 artinya kurva berbentuk platikurtik.
32,5 41,5 50,5 59,5 68,5 77,5 86,5 Nilai
Frekuensi
4
2
6
8
10
67
67
Adapun pencapaian pemahaman konsep luas dan volume bangun ruang
sisi datar siswa kelas kontrol pada tiap dimensi pemahaman menurut Bloom,
yaitu translation, interpretation, dan extrapolation yang dapat dilihat pada
lampiran 14 (hal.174). Kemudian lebih jelasnya berikut ini disajikan
rekapitulasi nilai tiap dimensi pemahaman konsep pada kelas kontrol :
Tabel 4.4
Skor Pemahaman Konsep Kelas Kontrol untuk Tiap Dimensi
Dimensi
Pemahaman
Jumlah
Siswa
Skor
Maksimum Rata-Rata
Standar
Deviasi Persentase
Translation 38 18 15,05 2,94 83,63%
Interpretation 38 18 10,29 2,82 57,16%
Extrapolation 38 64 32,74 10,66 51,15%
Total - 100 58,08 - -
Berdasarkan tabel 4.4, skor pemahaman konsep luas dan volume
bangun rung sisi datar siswa kelas eksperimen lebih didominasi pada dimensi
pemahaman translation. Hal ini terlihat dari persentase tiap dimensi, dimana
dimensi translation memperoleh persentase yang paling besar yaitu 83,63%
sedangkan dimensi interpretation dan dimensi extrapolation memperoleh
persentase berturut-turut sebesar 57,16%, dan 51,15%. Rata-rata skor siswa
pada dimensi translation adalah 15,05 sedangkan rata-rata skor siswa pada
dimensi interpretation dan dimensi extrapolation berturut-turut adalah
sebesar 10,29 dan 32,74.
68
68
3. Perbandingan Kemampuan Pemahaman Konsep Luas dan Volume Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
Data statistik hasil tes pemahaman konsep luas dan volume pada materi
Bangun Ruang Sisi Datar yang menggunakan media VCD Interaktif dengan
yang menggunakan media gambar terdapat perbedaan. Untuk perhitungannya
dapat dilihat pada lampiran 15 dan 16 (hal. 176–181) kemudian lebih jelasnya
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.5
Statistik Hasil Penelitian
Data Pemahaman Konsep Luas dan Volume
Statistik Kelas
Eksperimen Kontrol
Nilai Terendah 48 33
Nilai Tertinggi 94 86
Mean )(X 68,55 58,32
Median eM 67,13 57,25
Modus OM 65,10 53,50
Varians 2S 132,051 220,76
Simpangan Baku S 11,49 14,86
Koefisien Kemiringan KS 0,3 0,324
Kurtosis ( 4 ) 2,462 1,76
Jumlah Sampel 38 38
Berdasarkan perbandingan data statistik hasil posttest di atas, nilai
posttest kelas eksperimen lebih tinggi daripada nilai posttest kelas kontrol. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata ( X ) kelas eksperimen sebesar 68,55,
sedangkan kelas kontrol 58,32 dengan selisih 10,23 (68,55 – 58,32) begitu pula
dengan nilai median, modus, varians dan simpangan baku kelas eksperimen
lebih tinggi daripada kelas kontrol. Tingkat kemiringan (sk) kelas eksperimen
dan kontrol berturut-turut 0,3 dan 0,324, karena nilai sk > 0, maka kedua kelas
69
69
memiliki bentuk kurva model positif atau kurva melandai ke kanan, yang
artinya kecenderungan data mengumpul di bawah rata-rata. Ketajaman/kurtosis
kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut 2,462 dan 1,76, karena kedua
nilai kurtosisnya kurang dari 3, maka kedua kurva berbentuk platikurtik (kurva
agak datar) yang artinya nilai-nilai data tersebar secara merata sampai jauh dari
rata-ratanya.
Secara visual penyebaran nilai posttest kemampuan pemahaman
konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar siswa kelas eksperimen dan
siswa kelas kontrol dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 4.3
Kurva Distribusi Nilai Hasil Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa kelas eksperimen
memiliki modus lebih besar dari 65 yang merupakan nilai KKM, sedangkan kelas
kontrol memiliki modus kurang dari nilai 65, hal ini menunjukkan bahwa
perolehan nilai kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol.
Titik Tengah
Frekuensi
70
70
Adapun pencapaian pemahaman konsep luas dan volume tiap dimensi
pemahaman menurut Bloom, yaitu translation, interpretation, dan
extrapolation pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan.
Untuk perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 13 dan 14 (hal. 172–175)
kemudian lebih jelasnya disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.6
Rekapitulasi Skor Rata-Rata Tiap Dimensi
Pemahaman Konsep Luas dan Volume
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dimensi
Pemahaman
Skor
Max
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Rata-Rata Standar
Deviasi Persentase Rata-Rata
Standar
Deviasi Persentase
Translation 18 16,87 1,68 93,71% 15,05 2,94 83,63%
Interpretation 18 10,55 3,72 58,63% 10,29 2,82 57,16%
Extrapolation 64 41,32 8,17 64,56% 32,74 10,66 51,15%
Total 100 68,74 - - 58,08 - -
Berdasarkan tabel 4.6, dapat dilihat bahwa skor pemahaman konsep
luas dan volume bangun ruang sisi datar pada dimensi translation,
interpretasion, dan extrapolation, kelas eksperimen memperoleh persentase
lebih besar daripada kelas kontrol. Akan tetapi persentase yang paling besar
baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol diperoleh dari dimensi
translation.
B. HASIL PENGUJIAN PRASYARAT ANALISIS
Analisis terhadap data penelitian bertujuan untuk menguji kebenaran
hipotesis yang diajukan dalam penelitian. Untuk mengetahui apakah hipotesis
tersebut diterima atau ditolak, maka penulis membandingkan nilai posttest
kelas eksperimen dengan nilai posttest kelas kontrol. Sebelum membuktikan
hipotesis, terlebih dahulu harus dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji
normalitas dan homogenitas.
71
71
1. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-
Square. Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel
berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak. Kriteria
pengujiannya yaitu data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
jika memenuhi kriteria hitung2 tabel
2 diukur pada taraf signifikan
tertentu.
Berdasarkan perhitungan uji normalitas data, diperoleh hitung2 untuk
kelas eksperimen sebesar 6,58 dan pada tabel harga kritis tabel2 untuk
derajat kebebasan = 3 pada taraf signifikan 05,0 adalah 7,81
(lampiran 17, hal. 182–183). Karena hitung2 tabel
2 (6,58 < 7,81) maka
H0 diterima, artinya data sampel untuk kelas eksperimen berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh hitung2 sebesar 5,06 dan
pada tabel harga kritis tabel2 untuk derajat kebebasan = 3 pada taraf
signifikan 05,0 adalah 7,81 (lampiran 18, hal. 184–185). Karena
hitung2 tabel
2 (5,06 < 7,81) maka H0 diterima, artinya data sampel untuk
kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Untuk lebih jelasnya, hasil perhitungan uji normalitas antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Data Pemahaman Konsep Luas dan Volume
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelompok Taraf
Signifikan hitung2
χ tabel2χ
05,0 Keterangan
Eksperimen 0,05 6,58
7,81
Sampel berasal dari
populasi berdistribusi
normal Kontrol 0,05 5,06
72
72
2. Uji Homogenitas
Setelah kedua kelas sampel dinyatakan berdistribusi normal, maka
asumsi selanjutnya yang harus dipenuhi adalah homogenitas. Uji
homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelas sampel
berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Fisher, dengan kriteria
pengujian yaitu kedua kelas dikatakan homogen. Jika Fhitung Ftabel yang
diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu.
Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai varians kelas eksperimen dan
varians kelas kontrol masing-masing sebesar 132,05 dan 220,76. Sehingga
diperoleh nilai Fhitung = 1,67 dan Ftabel =1,73 pada taraf signifikasi
05,0 dengan dbpembilang = 37 dan dbpenyebut = 37. Berdasarkan nilai
Fhitung dan Ftabel yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa Fhitung Ftabel
(1,67 < 1,73) maka H0 diterima, artinya kedua populasi memiliki varians
yang homogen.
Hasil perhitungan uji homogenitas kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel di bawah ini, sedangkan perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 19 (hal. 186–187).
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas
Data Pemahaman Konsep Luas dan Volume
Kelompok Varians
(S2)
Fhitung Ftabel
05,0 Kesimpulan
Eksperimen 132,05 1,67 1,73
Kedua populasi memiliki
varians yang homogen Kontrol 220,76
73
73
C. HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN
1. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil uji prasyarat di atas yang menyatakan asumsi
normalitas dan homogenitas untuk kedua sampel terpenuhi, maka langkah
selanjutnya yaitu pengujian hipotesis yang dapat dilakukan dengan
menggunakan uji-t. Kriteria pengujiannya yaitu, jika thitung ttabel maka H0
diterima. Sedangkan jika thitung ttabel maka H0 ditolak. H0 menyatakan
bahwa rata-rata kemampuan pemahaman konsep luas dan volume bangun
ruang sisi datar siswa kelas eksperimen (yang diajarkan dengan
menggunakan media VCD interaktif) lebih rendah sama dengan dari rata-
rata kemampuan pemahaman konsep luas dan volume bangun ruang sisi
datar siswa kelas kontrol (yang diajarkan dengan menggunakan media
gambar).
Berikut ini ditampilkan hasil perhitungan uji-t kelas eksperimen dan
kelas kontrol dalam bentuk tabel:
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Uji-t
Untuk Data Pemahaman Konsep Luas dan Volume
thitung ttabel Taraf
Signifikansi Kesimpulan
3,36 1,67 0,05 H0 ditolak
Dari data hasil perhitungan uji-t, diperoleh thitung = 3,36. Dengan
taraf signifikan 05,0 dan derajat kebebasan (db = 74) diperoleh
ttabel = 1,67 (lampiran 20, hal 188–189). Hasil tersebut menjelaskan bahwa
thitung tidak berada pada daerah penerimaan H0 sehingga hipotesis alternatif
diterima. Dengan demikian, rata-rata pemahaman konsep luas dan volume
bangun ruang sisi datar siswa kelas eksperimen (yang diajarkan dengan
menggunakan media VCD interaktif) lebih tinggi daripada rata-rata
pemahaman konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar siswa kelas
kontrol (yang diajarkan dengan menggunakan media gambar).
74
74
2. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pengujian hipotesis di atas menyatakan rata-rata hasil tes
kemampuan pemahaman konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar
siswa yang diajarkan dengan menggunakan media VCD interaktif lebih
tinggi daripada rata-rata pemahaman konsep siswa yang diajarkan dengan
menggunakan media gambar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh penggunaan VCD interaktif terhadap pemahaman konsep luas
dan volume bangun ruang sisi datar.
Secara empiris pengaruh ini dapat terlihat dari hasil posttest, dimana
kelas eksperimen memperoleh rata-rata 68,55 dan terdapat 57,9% siswa
yang mendapat nilai lebih dari atau sama dengan nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Sedangkan kelas
kontrol memperoleh rata-rata 58,32 dan terdapat 34,21% siswa yang
mendapat nilai lebih dari atau sama dengan nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 65.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa yang
diajar dengan menggunakan VCD interaktif memiliki pemahaman konsep
luas dan volume bangun ruang sisi datar yang lebih tinggi dibandingkan
siswa yang diajar dengan menggunakan media gambar. Relevan dengan
Ita Yhueni (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penggunaan
Media VCD Interaktif Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari
Aktifitas Belajar Siswa”, yang memberikan kesimpulan bahwa rata-rata
prestasi belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan VCD Interaktif
lebih tinggi daripada prestasi belajar siswa yang diajarkan dengan
menggunakan media gambar.
Dalam penelitian ini terdapat tiga indikator pemahaman konsep yang
diukur oleh peneliti, yaitu:
a. Menerjemahkan soal ke dalam bentuk gambar (translation)
Dimensi pemahaman translasi (translation) diwakili oleh indikator
menggambar bagian-bagian pada kubus, balok, prisma dan limas serta
mengambar kubus, balok, prisma, dan limas. Untuk indikator menggambar
75
75
Alas sebuah prisma berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang
alas 10 cm dan panjang sisi-sisi lainnnya 13 cm. Jika tinggi
prisma 11 cm.
a. Gambarkanlah sketsa prisma segitiga tersebut beserta
ukurannya.
bagian-bagian pada kubus, balok, prisma dan limas diwakili oleh soal
posttest nomor 1a. Sedangkan untuk indikator mengambar kubus, balok,
prisma, dan limas diwakili oleh soal posttest nomor 6a, 8a, dan nomor 9a.
Total persentase skor pemahaman translation yang diperoleh dari
soal nomor 1a, 6a, 8a dan 9a untuk kelas eksperimen adalah 93,71% dan
kelas kontrol mempunyai persentase 83,63%, sedangkan rata-rata skor
siswa kelas eksperimen adalah 16,87 dan kelas kontrol 15,05. Sehingga
dapat dikatakan bahwa skor pemahaman translation kelas eksperimen
lebih tinggi dari kelas kontrol.
Hasil penelitian di atas diperkuat oleh hasil pekerjaan posttest yang
dikerjakan oleh siswa. Terlihat terdapat perbedaan kemampuan
pemahaman konsep siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Di
bawah ini merupakan hasil jawaban posttest dari salah satu siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol, adalah sebagai berikut :
Pada posttes nomer 5a dengan soal sebagai berikut :
Ada beberapa siswa kelas kontrol menjawab seperti berikut :
Dari hasil jawaban siswa kelas kontrol di atas, terlihat siswa telah
dapat menggambar bangun prisma, namun bangun prisma yang telah
76
76
ia buat tidak sesuai dengan yang diminta oleh soal. Ia menggambar
prisma dengan alas dan atap yang berbeda. Pada bagian atap prisma
terlihat seperti bangun segitiga siku-siku, namun pada bagian alas
prisma terlihat seperti segitiga sama kaki, yang artinya prisma ini
tidak simetris. Dan penempatan angka-angkanya pun mengalami
kekeliruan. Siswa ini tidak tepat menempatkan angka-angka yang
terdapat pada soal ke dalam gambar yang telah ia buat. Oleh karena
siswa ini kurang tepat menggambarkan prisma segitiga sama kaki
seperti yang diminta oleh soal, dapat dikatakan bahwa siswa ini
belum dapat mencapai pemahaman translasi (translation) dengan
baik.
Sedangkan pada kelas ekperimen rata-rata siswa menjawab seperti
berikut.
Dari hasil jawaban siswa kelas eksperimen di atas, terlihat siswa
telah dapat mengambarkan bangun prisma segitiga sama kaki dengan
baik. Dan penempatan angka-angkanya pun tepat sekali sehingga
sesuai dengan yang diminta oleh soal. Oleh karena siswa ini dapat
menggambarkan prisma segitiga sama kaki dengan baik dan benar,
dapat dikatakan bahwa siswa ini telah mencapai pemahaman secara
translasi (translation) dengan baik.
Ditinjau dari hasil pekerjaan siswa di atas, terlihat terdapat
perbedaan hasil pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol yakni pemahaman translasi (translation) siswa kelas
eksperimen lebih baik dibandingkan dengan siswa kelas kontrol.
77
77
Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH di
samping. Melalui titik-titik sudutnya
ditarik garis diagonal ruang, sehingga
terbentuk beberapa bangun. Dan
pertemuan garis-garis diagonal ruang
tersebut dimisalkan sebagai titik T.
b. Bangun apakah yang terbentuk dari garis-garis diagonal
tersebut, dan ada berapa bangun yang terbentuk dalam kubus
tersebut? Sebutkan.
b. Menafsirkan gambar yang disajikan (interpretation)
Dimensi pemahaman interpretasi (interpretation) diwakili oleh
indikator memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas ditinjau
dari rusuk, sisi, titik sudut, serta diagonal-diagonalnya yang terdapat pada
soal posttest nomor 1b, kemudian menyelesaikan permasalahan mengenai
luas permukaan kubus dan balok yang terdapat pada soal posttest nomor 2,
serta menyelesaikan permasalahan matematika dalam kehidupan sehari-
hari yang terdapat pada soal posttest nomor 7b.
Total persentase skor pemahaman interpretation yang diperoleh dari
soal nomor 1b, 2, dan 7b untuk kelas eksperimen adalah 58,63% dan kelas
kontrol mempunya persentase 57,16%. Sedangkan rata-rata skor siswa
kelas eksperimen adalah 10,55 dan kelas kontrol 10,29. Ini menunjukkan
bahwa skor pemahaman interpretation kelas eksperimen lebih tinggi dari
kelas kontrol.
Hasil penelitian di atas diperkuat oleh hasil pekerjaan posttest yang
dikerjakan oleh siswa. Terlihat terdapat perbedaan kemampuan
pemahaman konsep siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Di
bawah ini merupakan hasil jawaban salah satu siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol dari hasil jawaban posttest yang telah dikerjakan oleh siswa,
adalah sebagai berikut :
Pada posttes nomer 1b dengan soal sebagai berikut :
H G
A
C
E F
D
B
78
78
Ada beberapa siswa kelas kontrol menjawab seperti berikut :
Dari hasil jawaban siswa kelas kontrol di atas, terlihat siswa
telah dapat menafsirkan bangun baru hasil dari perpotongan diogonal-
diagonal ruang yang telah ia buat yakni ia telah dapat menemukan
bangun limas. Namun sayangnya, ia kurang teliti melihat bangun-
bangun limas hasil perpotongan diagonal-dioanal ruang tersebut. Ia
hanya dapat melihat 4 limas saja hasil dari perpotongan tersebut, yakni
limas di bagian bawah kubus, limas di bagian atas kubus, serta limas
dibagian kanan dan kiri kubus. Namun limas di bagian depan dan
bagian belakang kubus tidak dapat ia temukan, sehingga ia
mengganggap limas yang dihasilkan hanya 4 limas saja, padahal
jawaban yang benar adalah terdapat 6 limas, sehingga dapat dikatakan
bahwa apa yang telah ia interpretasikan dari gambar yang disajikan
kurang sempurna. Oleh karena kemampuan siswa ini dalam
memahami gambar kurang sempurna, maka dapat disimpulkan bahwa
siswa ini belum dapat mencapai pemahaman interpretasi
(interpretation) dengan baik.
Sedangkan pada kelas ekperimen rata-rata siswa menjawab
seperti berikut.
Dari hasil jawaban siswa kelas eksperimen di atas, terlihat siswa
sangat teliti menafsirkan bangun-bangun limas hasil dari perpotongan
diogonal-diagonal ruang yang telah ia buat. Dan Ia berhasil
79
79
menemukan 6 limas. Sehingga dapat dikatakan bahwa ia telah mampu
menginterpretasi gambar dengan baik dan sempurna. Oleh karena
kemampuan siswa ini dalam memahami gambar telah sempurna, maka
dapat disimpulkan bahwa siswa ini telah dapat mencapai pemahaman
interpretasi (interpretation) dengan baik.
Ditinjau dari hasil pekerjaan siswa di atas, terlihat terdapat
perbedaan hasil pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol yakni pemahaman interpretasi (interpretation) siswa
kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan siswa kelas kontrol.
c. Menerapkan konsep dalam perhitungan matematis (extrapolation)
Dimensi pemahaman ekstrapolasi (extrapolation) diwakili oleh
indikator menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma,
dan limas serta menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan luas
permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas. Untuk indikator
menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas
diwakili oleh soal post test nomor 3, 6b, 8b, 9b, dan soal nomor 10.
Sedangkan untuk indikator menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas diwakili oleh
soal post test nomor 4, 5, dan soal nomor 7a.
Total persentase skor pemahaman extrapolation yang diperoleh dari
kedelapan soal tersebut adalah 64,56% untuk kelas eksperimen dan
51,15% untuk kelas kontrol, adapun untuk rata-rata skor kelas eksperimen
memperoleh skor 41,32 dan kelas kontrol 32,74. Berdasarkan perolehan
skor tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk dimensi ekstrapolasi kelas
eksperimen (yang diajar dengan menggunakan VCD interaktif)
memperoleh nilai lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (yang
diajar dengan menggunakan media gambar).
Hasil penelitian di atas diperkuat oleh hasil pekerjaan posttest yang
dikerjakan oleh siswa. Terlihat terdapat perbedaan kemampuan
pemahaman konsep siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Di
80
80
bawah ini merupakan hasil jawaban salah satu siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol dari hasil jawaban posttest yang telah dikerjakan oleh siswa,
adalah sebagai berikut :
Pada posttes nomer 5 dengan soal sebagai berikut :
Ada beberapa siswa kelas kontrol menjawab seperti berikut :
Dari hasil jawaban siswa kelas kontrol di atas, terlihat siswa
telah dapat menterjemahkan kalimat pada soal ke dalam simbol
matematika yakni menuliskan hal yang diketahui dangan tepat, namun
dalam hal menerapkan konsep, siswa ini mengalami kekeliruan karena
salah menggunakan rumus, hal ini menyebabkan perhitungan
selanjutkan menjadi salah. Oleh karena siswa ini belum berhasil
menerapkan konsep kedalam perhitungan matematis, dapat dikatakan
bahwa siswa ini belum dapat mencapai pemahaman ekstrapolasi
(extrapolation) dengan baik.
Sedangkan pada kelas eksperimen, rata-rata siswa menjawab
dengan baik dan benar, namun masih ada beberapa siswa yang masih
Sebuah ruang kerja berukuran panjang 4
m, lebar 3 m, dan tinggi 3 m. Dinding
dan atap akan dicat ulang. Jika satu
kaleng cat dapat digunakan untuk 6 m2.
Maka banyak cat yang diperlukan untuk
mengecat ruangan tersebut adalah….
81
81
Gambar disamping menunjukan sebuah tenda yang diperuntukan
bagi pengungsi yang berbentuk prisma.
a. Hitunglah luas kain yang
diperlukan untuk membuat
tenda tersebut !
(ingat! Alas tenda tidak
menggunkan akan kain.)
6 m
4 m
3,5 m
kurang tepat hasil akhirnya namun tidak sebanyak jika dibandingkan
dengan kelas kontrol.
Sebagian besar siswa pada kelas ekperimen menjawab seperti
berikut :
Dari hasil jawaban yang dikerjakan oleh siswa kelas
eksperimen, terlihat siswa dapat menuliskan jawaban secara sistematis,
yakni terlebih dahulu menterjemahkan hal yang diketahui ke dalam
simbol matematika, kemudian tepat menentukan rumusnya serta dapat
melakukan perhitungan dengan baik dan benar tanpa mengalami
kekeliruan. Terlihat siswa mempunyai pemahaman yang sangat baik
terhadap soal ini. Oleh karena siswa ini dapat menerapkan konsep
kedalam perhitungan matematis dengan tepat dan benar. Dapat
dikatakan bahwa siswa ini telah mencapai pemahaman eksplorasi
(extrapolation) dengan baik karena telah dapat menyelesaikan soal
dengan tuntas hingga mendapaykan hasil perhitungan dengan baik dan
benar.
Kemudian pada posttest nomor 7a dengan soal sebagai berikut :
82
82
Ada beberapa siswa kelas kontrol menjawab seperti berikut :
Dari hasil jawaban siswa kelas kontrol di atas, terlihat siswa telah
dapat menentukan hal yang diketahui dengan baik serta dapat
menentukan rumusnya, namun ketika diberikan bentuk prisma yang
berbeda dalam posisi terbaring seperti pada soal ini, (biasanya siswa
diberikan bentuk prisma dalam posisi tegak berdiri) siswa mengalami
kekeliruan untuk menentukan bagian alas prima, banyak siswa
menganggap bagian alas tenda yang berbentuk persegi merupakan
bagian sisi alas pada prisma tegak, pengambilan kesimpulan yang
seperti ini menyebabkan siswa akan salah mensubstitusikan angka-
angkanya ke dalam rumusnya, hal ini menyebabkan perhitungan
selanjutnya menjadi salah. Oleh karena siswa ini belum dapat
melakukan perhitungan matematis dengan benar dan tepat, dapat
dikatakan bahwa siswa ini belum dapat mencapai pemahaman
ekstrapolasi (extrapolation) dengan baik.
Sedangkan pada kelas ekperimen kebanyakan siswa menjawab
seperti berikut.
83
83
Dari hasil jawaban siswa kelas eksperimen, terlihat siswa dapat
menuliskan jawaban secara sistematis, yakni terlebih dahulu
menuliskan hal yang diketahui atau menterjemahkan kalimat yang
disampaikan dalam soal ke dalam simbol matematika dengan baik dan
tepat, kemudian telah dapat menentukan rumusnya dengan tepat serta
dalam mensubstitusikan angka-angkanya. Terlihat siswa mempunyai
pemahaman yang sangat baik terhadap soal ini. Walaupun prisma
disajikan tidak dalam posisi tegak berdiri, namun siswa ini memutar
90o
posisi prisma menjadi tegak berdiri, sehingga ketika menggunakan
rumus Luas permukaan prisma = (2 luas alas) + (keliling alas
tinggi), siswa ini tidak salah menempatkan bagian alas prisma, dan ia
benar-benar menyimak soal dengan baik dan benar, sehingga hasil
perhitungan yang diperoleh siswa ini sangatlah sempurna yakni
mendapatkan hasil yang tepat dan benar. Dari hasil jawaban yang
dikerjakan oleh siswa ini, dapat dikatakan bahwa siswa ini telah
mencapai pemahaman eksplorasi (extrapolation) dengan baik karena ia
telah dapat menentukan konsepnya serta melakukan perhitungan
matematis dengan baik dan benar.
Ditinjau dari hasil pekerjaan siswa di atas, terlihat terdapat
perbedaan hasil pemahaman konsep matematika siswa kelas eksperimen
dan kelas kontrol yakni pemahaman ekstrapolasi (extrapolation) siswa
kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan siswa kelas kontrol.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, pemahaman konsep luas dan
volume bangun ruang sisi datar siswa baik translation, interpretation dan
extrapolation siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada siswa kelas
kontrol.
Proses belajar mengajar menggunakan VCD interaktif dapat
membuat siswa menjadi lebih aktif. Siswa lebih bersemangat untuk
mengikuti dan menyimak pelajaran. Semangat siswa terlihat dari antusias
siswa yang lebih memperhatikan penjelasan yang disampaikan melalui
84
84
VCD interaktif ketimbang dengan pembelajaran secara konvensional
dengan menggunakan media gambar.
Selain mendapatkan suasana baru karena proses pembelajaran
dilakukan di ruang multimedia, siswa juga memperoleh materi pelajaran
yang disajikan dalam bentuk yang berbeda dari biasanya. Bahkan beberapa
siswa berpendapat bahwa dengan menggunakan VCD interaktif ia lebih
tertarik untuk memperhatikan pelajaran karena pembelajaran terkesan
lebih asyik dan menyenangkan jika dibandingkan dengan pembelajaran
yang biasanya digunakan yakni pembelajaran yang berpusat pada guru,
pembelajaran terasa membosankan dan monoton sehingga siswa malas dan
tidak tertarik untuk memperhatikan ketika guru sedang menerangkan.
Temuan ini serupa dengan hasil penelitian Murdiana (2010) tentang
“Penggaruh Penggunaan Media VCD Interaktif Terhadap Motivasi Belajar
Matematika”, yang mengungkap bahwa media VCD interaktif berpengaruh
positif terhadap motivasi belajar matematika, ternyata media VCD
interaktif dapat pula mempengaruhi kemampuan pemahaman konsep luas
dan volume bangun ruang sisi datar siswa, yakni siswa yang diajar dengan
menggunakan VCD interaktif memiliki pemahaman konsep luas dan
volume bangun ruang sisi datar yang lebih tinggi dibandingkan dengan
siswa yang diajar dengan menggunakan media gambar.
D. KETERBATASAN PENELITIAN
Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai
upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang optimal. Namun
demikian, masih terdapat beberapa faktor yang sulit dikendalikan sehingga
penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini hanya diteliti pada mata pelajaran matematika yaitu pokok
bahasan Bagun Ruang Sisi Datar, sehingga pada pokok bahasan
matematika lainnya belum dapat dilihat hasilnya.
2. Alokasi waktu yang kurang sehingga diperlukan persiapan ruangan dan
peralatan multimedia yang baik sebelum pembelajaran dimulai.
85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang diperoleh selama
penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 10 Depok Tahun ajaran
2010/2011 pada pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Datar, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Kemampuan pemahaman konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar
siswa kelas eksperimen yaitu sebesar 68,55. Sedangkan kelas kontrol
sebesar 58,32. Selain itu berdasarkan perhitungan skor tiap dimensi
pemahaman, pada kelas eksperimen pemahaman dimensi translation
memiliki skor lebih besar dibandingkan dengan skor pemahaman dimensi
interpretation dan dimensi extrapolation. Sedangkan pada kelas kontrol
pemahaman dimensi translation juga memiliki skor lebih besar
dibandingkan dengan skor pemahaman dimensi interpretation dan
dimensi extrapolation. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
dimensi pemahaman konsep yang lebih dominan di kelas eksperimen dan
kelas kontrol yaitu dimensi pemahaman translation. Namun jika
dibandingkan secara keseluruhan bahwa skor pemahaman konsep luas dan
volume bangun ruang sisi datar pada dimensi translation, interpretasion,
dan extrapolation, kelas eksperimen memperoleh persentase lebih besar
daripada kelas kontrol.
2. Kemampuan pemahaman konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar
yang diajarkan menggunakan media VCD interaktif lebih tinggi secara
signifikan dari pada rata-rata kemampuan pemahaman konsep luas dan
volume bangun ruang sisi datar yang diajarkan menggunakan media
gambar. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai thitung
sebesar 3,36 dan ttabel = 1,67. Dengan demikian, penggunaan media VCD
interaktif memberikan pengaruh nyata terhadap kemampuan pemahaman
konsep luas dan volume bangun ruang sisi datar.
86
86
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti mengemukakan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi guru
a. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan strategi pembelajaran
berbasis komputer menggunakan Video Compact Disc (VCD)
interaktif dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep luas
dan volume bangun ruang sisi datar. Oleh karena itu, strategi tersebut
dapat dijadikan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran.
b. Sebaiknya proses pembelajaran yang menggunakan VCD interaktif
lebih sering diterapkan, sehingga aktivitas siswa meningkat karena
siswa memperoleh suasana belajar yang lain, tidak monoton seperti
biasanya.
c. Selama proses pembelajaran, hendaknya guru memperhatikan
pengelolaan kelas sehingga siswa aktif ikut serta kegiatan belajar.
2. Bagi sekolah
a. Para pengembang kurikulum sebaiknya memperhatikan kembali
strategi-strategi yang sesuai untuk pembelajaran matematika.
b. Pihak sekolah hendaknya meningkatkan sarana dan prasarana yang
dapat mendukung guru untuk menerapkan strategi-strategi
pembelajaran, khususnya strategi pembelajaran berbasis komputer
menggunakan Video Compact Disc (VCD) interaktif sebagai upaya
meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa.
3. Bagi peneliti lebih lanjut
a. Penelitian ini hanya ditunjukan pada mata pelajaran matematika pada
pokok bahasan Bangun Ruang Sisi Datar. Oleh karena itu sebaiknya
penelitian selanjutnya dilakukan pada pokok bahasan matematika
lainnya.
b. Pengontrolan variabel dalam penelitian ini yang diukur hanya pada
aspek pemahaman konsep luas dan volume, sedangkan aspek lain tidak
dikontrol. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya melihat pengaruh
penggunaan VCD interaktif terhadap aspek matematika lainnya.
87
DAFTAR PUSTAKA
Adinawan, M. Cholik dan Sugijono, Seribu Pena MATEMATIKA untuk SMP/MTs
Kelas VIII, Jakarta: Erlangga, 2008.
Arikunto, Suharsismi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2005.
Arsyad, Azhar, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
Avianti, Agus Nuniek, Mudah Belajar Matematika untuk Kelas VIII SMP/MTs,
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasioanal, 2007.
Daryanto, Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting Dalam Mencapai
Tujuan Pembelajaran, Yogyakarta: Gava Media, 2010.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Dewi, Padmo, Ragam dan Pemilihan Media dalam SPJJ, Jakarta: PAU-PPAI
Universitas Terbuka, 2001.
Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Kadir, “Pengaruh Pendekatan Problem Posing terhadap prestasi belajar
matematika jenjang pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan Evaluasi ditinjau
dari Metakognisi Siswa SMU di DKI Jakarta”, dalam Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, No.053 Tahun ke-11, Maret 2005.
Kadir, Statistika Untuk Penelitiah Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: PT Rosemata
Sempurna, 2010.
88
Kurniawati, Lia, ”Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa SMP”, dalam ALGORITMA, Vol. 1, No. 1, Tahun 2006.
Mulyati, Pengatar Psikologi Belajar, Jogjakarta: Quality Publishing, 2007.
Nuharini, Dewi dan Tri Wahyuni, Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk
Klas VIII SMP/MTs, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasioanal, 2007.
Panel, Paulina, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka, 2001.
Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 2008.
Rahaju, Endah Budi, et. al, Contextual Teaching and Learning Marematika SMP
Kelas VIII, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasioanal,
2008.
Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Universitas
Terbuka, 2001.
Sadiman, Arief, S, et al, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2003.
Sagala, Syaiful, Konsep Dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu
Problematika Belajar Dan Mengajar, Bandung:Alfabeta, 2007.
Satriawati, Gusni, “Pembelajaran Dengan Pendekatan Open Ended Untuk
Meningkatkan Pemahaman Dan Kemampuan Komunikasi Matematika
Siswa SMP”, dalam ALGORITMA, Vol. 1, No. 1, Tahun 2006.
Shamsudin, Baharin, Kamus Matematika Bergambar, Jakarta: Grasindo, 2002.
89
Sudjana, Metoda Statistika, Bandung: Tarsino, 2005.
Sudjana Nana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar Baru,
2000.
Sudjijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2005.
Sugiono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010.
Suhendra, et. al, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,
Jakarta: Universitas Terbuka, 2007.
Suherman, Erman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,
Bandung:UPI, 2003.
Supraptojielwongsolo, Penggunaan Media Pada Pembelajaran Matematika”,
dalam http://supraptojielwongsolo.wordpress.com/2008/06/12/penggunaan-
media-pada-pengajaran-matematika/, 25 Juli 2010, 21.25 WIB.
Susanah, et. al, Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka,
2008.
Tim Penulis PEKERTI Bidang IPA, Hakikat Pembelajaran MIPA dan Kiat
Pembelajaran Matematika di Perguruan Tinggi, Jakarta : Universitas
Terbuka, 2001.
W. Santrock, Jhon, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008.
Wena, Made, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara,
2009.
90
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Eksperimen)
Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Depok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : Genap
Tahun Ajaran : 2010 / 2011
Alokasi Waktu : 640 menit (8 × pertemuan)
Metode Pembelajaran : Pembelajaran Berbasis Komputer (CAI)
A. Standar Kompetensi :
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
manentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar :
5.1. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian-bagiannya.
5.2. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas.
5.3. Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator :
1. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas.
2. Menyebutkan unsur-unsur pada kubus, balok, prisma dan limas.
3. Melukis kubus, balok, prisma, dan limas.
4. Menentukan jaring-jaring yang merupakan jaring-jaring kubus, balok, prisma dan
limas dan yang bukan merupakan jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.
5. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas dengan berbagai macam
bentuk.
6. Menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas.
7. Menyelesaikan permasalahan mengenai luas permukaan kubus, balok, prisma dan
limas.
8. Menghitung volume kubus, balok, prisma dan limas.
9. Menyelesaikan permasalahan mengenai volume kubus, balok, prisma dan limas.
10. Menentukan tinggi dari kubus, balok, prisma, dan limas jika luas permukaan atau
volumenya diketahui.
91
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas.
2. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur pada kubus, balok, prisma dan limas.
3. Siswa dapat melukis kubus, balok, prisma, dan limas.
4. Siswa dapat menentukan jaring-jaring yang merupakan jaring-jaring kubus
kubus, balok, prisma dan limas dan yang bukan merupakan jaring-jaring kubus,
balok, prisma dan limas.
5. Siswa dapat membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas dengan
berbagai macam bentuk.
6. Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas.
7. Siswa dapat menyelesaikan menyelesaikan mengenai luas permukaan kubus
kubus, balok, prisma dan limas.
8. Siswa dapat menghitung volume kubus, balok, prisma dan limas.
9. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan mengenai volume kubus, balok, prisma
dan limas.
10. Siswa dapat menentukan tinggi dari kubus, balok, prisma, dan limas jika luas
permukaan atau volumenya diketahui.
E. Materi Pokok :
Bangun Ruang Sisi Datar
F. Sumber dan Media Belajar :
Sumber Belajar:
- M. Cholik Adinawan dan Sugijono, Seribu Pena MATEMATIKA untuk
SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta : Erlangga, 2008.
- Nuniek Avianti Agus, Mudah Belajar Matematika BSE Untuk Kelas VIII
SMP/MTS, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008,
Cet. I.
- Endah Budi Rahaju. dkk, Contextual Teaching and Learning Matematika BSE
untuk SMP/MTS Kelas VIII Edisi IV, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
- Dewi Nurharini dan Tri Wahyuni, Matematika Konsep dan Aplikasinya BSE
Untuk Kelas VIII SMP dan MTS, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Media Belajar :
- (Video Compact Disc) VCD Interaktif
- Laptop
- LCD
92
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Materi ajar : Sifat-sifat kubus dan balok
Langkah - Langkah Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1. Pengelolaan kelas pra pembelajaran.
Guru mengucapkan salam pembuka kepada seluruh siswa.
Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar dimulai
Guru mengabsen siswa
Guru mengkondisikan kelas dan mengkondisikan kesiapan siswa
untuk memulai belajar.
Siswa diminta mengeluarkan kelengkapan belajar dan guru
mengabsensi siswa.
2. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/kompetensi dasar
Apersepsi : - Siswa diminta untuk mengingat kembali tentang sifat-
sifat bangun datar.
- Dengan tanya jawab siswa diminta menyebutkan
benda-benda yang sering dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari yang merupakan bangun kubus dan balok.
Motivasi : Memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi
ini karena jika materi ini dikuasai dengan baik, maka
banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
10 menit
Kegiatan Inti
1. Guru memutarkan VCD pembelajaran interaktif yang menerangkan
materi mengenai sifat-sifat kubus dan balok dan siswa menyimak
dengan baik.
2. Guru menjelaskan isi (materi) yang terdapat dalam VCD pembelajaran
interaktif.
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenali dan
membedakan masing-masing dari sifat-sifat kubus dan balok yang
telah dijelaskan.
4. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila masih kurang
memahami meteri yang telah dijelaskan.
5. Siswa diberikan kesempatan untuk mencatat materi.
6. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS 1) yang berisi soal-soal
mengenai materi yang telah dijelaskan.
7. Siswa dipersilahkan untuk mengerjakan LKS 1.
8. Setelah seluruh siswa selesai mengerjakan, Guru meminta beberapa
siswa untuk dapat mempersentasikan hasil jawabannya kepada teman-
teman yang lain.
9. Guru mengkoreksi pekerjaan siswa.
10. Guru bersama-sama siswa membahas hasil pekerjaan siswa kemudian
memberikan penjelasan mengenai jawaban dari soal-soal yang telah
diberikan.
55 menit
93
Kegiatan Akhir
1. Beberapa siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah kita
pelajari pada pertemuan kali ini.
2. Guru memberi refleksi kepada siswa.
3. Memberikan PR kepada siswa pada LKS 1.
4. Siswa diingatkan untuk mempelajari materi yang akan dipelajari pada
pertemuan selanjutnya mengenai sifat-sifat prisma dan limas.
5. Guru mengucapkan salam penutup kepada seluruh siswa.
15 menit
Evaluasi
No. Soal Skor
1 Perhatikan kubus PQRS.TUVW.
Tentukanlah :
a. Rusuk-rusuknya
b. Sisi-sinya
c. Titik sudutnya
d. Diagonal bidangnya
e. Diagonal ruangnya
f. Bidang diagonalnya
g. Bidang frontalnya
h. Bidang ortogonalnya
5
2 Perhatikan balok KLMN.OPQR.
Tentukanlah :
a. Rusuk-rusuknya
b. Sisi-sinya
c. Titik sudutnya
d. Diagonal bidangnya
e. Diagonal ruangnya
f. Bidang diagonalnya
g. Bidang frontalnya
h. Bidang ortogonalnya
5
Jumlah 10
Pertemuan Kedua
Materi ajar : Sifat-sifat prisma dan limas
Langkah - Langkah Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1. Pengelolaan kelas pra pembelajaran.
Guru mengucapkan salam pembuka kepada seluruh siswa.
Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar dimulai
Guru mengabsen siswa
Guru mengkondisikan kelas dan mengkondisikan kesiapan siswa
untuk memulai belajar.
10 menit
W V
P
R
T U
S
Q
R Q
K
M
O P
N
L
94
Siswa diminta mengeluarkan kelengkapan belajar dan guru
mengabsensi siswa.
2. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/kompetensi
dasar
Apersepsi : - Siswa dan guru bersama-sama membahas PR.
- Dengan tanya jawab siswa diminta menyebutkan
benda-benda yang sering dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari yang merupakan bangun
prisma dan limas.
Motivasi : Memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari
materi ini karena jika materi ini dikuasai dengan baik,
maka banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Inti
1. Guru memutarkan VCD pembelajaran interaktif yang menerangkan
materi mengenai sifat-sifat prisma dan limas sedangkan siswa
menyimak dengan baik.
2. Guru menjelaskan isi (materi) yang terdapat dalam VCD
pembelajaran interaktif.
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenali dan
membedakan masing-masing dari sifat-sifat prisma dan limas yang
telah dijelaskan.
4. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila masih kurang
memahami meteri yang telah dijelaskan.
5. Siswa diberikan kesempatan untuk mencatat materi.
6. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS 2) yang berisi soal-soal
mengenai materi yang telah dijelaskan.
7. Siswa dipersilahkan untuk mengerjakan LKS 2.
8. Setelah seluruh siswa selesai mengerjakan, Guru meminta beberapa
siswa untuk dapat mempersentasikan hasil jawabannya kepada
teman-teman yang lain.
9. Guru mengkoreksi pekerjaan siswa.
10. Guru bersama-sama siswa membahas hasil pekerjaan siswa
kemudian memberikan penjelasan mengenai jawaban dari soal-soal
yang telah diberikan.
55 menit
Kegiatan Akhir
1. Beberapa siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah kita
pelajari pada pertemuan kali ini.
2. Guru memberi refleksi kepada siswa.
3. Memberikan PR kepada siswa pada LKS 2.
4. Siswa diingatkan untuk mempelajari materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya mengenai jaring-jaring kubus dan balok.
5. Guru mengucapkan salam penutup kepada seluruh siswa.
15 menit
95
Evaluasi
No. Soal Skor
1 Gambar di samping menunjukkan prisma segi empat
ABCD. EFGH.
a. Tentukan bidang alas dan bidang atasnya.
Apakah kedua bidang itu kongruen?
Mengapa?
b. Tentukan rusuk-rusuk tegaknya. Apakah
semua rusuk tegaknya sama panjang?
c. Ada berapa titik sudutnya? Sebutkan.
d. Tentukanlah diagonal bidang dan
diagonal ruangnya !
5
2 Gambar di samping menunjukkan limas segitiga
beraturan T.MNO.
a. Tentukan titik-titik sudut bidang alas dan
titik puncak limas.
b. Sebutkan bidang atau sisi tegak limas
tersebut. Berbentuk apakah masing-
masing bidang itu? Apakah semua sisi
tegaknya kongruen?
c. Sebutkan rusuk-rusuk alas limas.
d. Adakah diagonal bidang, diagonal ruang,
dan bidang diagonalnya?
5
Jumlah 10
Pertemuan Ketiga
Materi ajar : Jaring-jaring kubus dan balok
Langkah - Langkah Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1.Pengelolaan kelas pra pembelajaran.
Guru mengucapkan salam pembuka kepada seluruh siswa.
Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar dimulai
Guru mengabsen siswa
Guru mengkondisikan kelas dan mengkondisikan kesiapan siswa
untuk memulai belajar.
Siswa diminta mengeluarkan kelengkapan belajar dan guru
mengabsensi siswa.
2. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/kompetensi dasar
Apersepsi : - Siswa dan guru bersama-sama membahas PR.
- Dengan tanya jawab siswa ditanya tentang materi
sebelumnya yang menjadi kemampuan prasyarat
berkenaan dengan materi yang akan dipelajari.
10 menit
F E
D C
A B
H G
T
O
M
N
96
Motivasi : Memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari
materi ini karena jika materi ini dikuasai dengan baik,
maka banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Inti
1. Guru memutarkan VCD pembelajaran interaktif yang menerangkan
materi mengenai jaring-jaring kubus dan balok sedangkan siswa
menyimak dengan baik.
2. Guru menjelaskan isi (materi) yang terdapat dalam VCD
pembelajaran interaktif.
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenali dan
membedakan masing-masing dari jaring-jaring kubus dan balok yang
telah dijelaskan.
4. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila masih kurang
memahami meteri yang telah dijelaskan.
5. Siswa diberikan kesempatan untuk mencatat materi.
6. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS 3) yang berisi soal-soal
mengenai materi yang telah dijelaskan.
7. Siswa dipersilahkan untuk mengerjakan LKS 3.
8. Setelah seluruh siswa selesai mengerjakan, Guru meminta beberapa
siswa untuk dapat mempersentasikan hasil jawabannya kepada
teman-teman yang lain.
9. Guru mengkoreksi pekerjaan siswa.
10. Guru bersama-sama siswa membahas hasil pekerjaan siswa
kemudian memberikan penjelasan mengenai jawaban dari soal-soal
yang telah diberikan.
55 menit
Kegiatan Akhir
1. Beberapa siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah kita
pelajari pada pertemuan kali ini.
2. Guru memberi refleksi kepada siswa.
3. Memberikan PR kepada siswa pada LKS 3.
4. Siswa diingatkan untuk mempelajari materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya mengenai jaring-jaring prisma dan
limas.
5. Guru mengucapkan salam penutup kepada seluruh siswa.
15 menit
Evaluasi
No. Soal Skor
1 Manakah dari rangkaian-rangkaian persegi dibawah ini yang
merupakan jaring-jaring kubus !
a. b. c.
5
97
d. e. f.
2 Gambarkanlah 5 jaring-jaring balok ! 5
Jumlah 10
Pertemuan Keempat
Materi ajar : Jaring-jaring prisma dan limas
Langkah - Langkah Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1. Pengelolaan kelas pra pembelajaran.
Guru mengucapkan salam pembuka kepada seluruh siswa.
Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar dimulai
Guru mengabsen siswa
Guru mengkondisikan kelas dan mengkondisikan kesiapan siswa
untuk memulai belajar.
Siswa diminta mengeluarkan kelengkapan belajar dan guru
mengabsensi siswa.
2. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/kompetensi
dasar
Apersepsi : - Siswa dan guru bersama-sama membahas PR.
- Dengan tanya jawab siswa ditanya tentang materi
sebelumnya yang menjadi kemampuan prasyarat
berkenaan dengan materi yang akan dipelajari.
Motivasi : Memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari
materi ini karena jika materi ini dikuasai dengan baik,
maka banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
10 menit
Kegiatan Inti
1. Guru memutarkan VCD pembelajaran interaktif yang menerangkan
materi mengenai jaring-jaring prisma dan limas sedangkan siswa
menyimak dengan baik.
2. Guru menjelaskan isi (materi) yang terdapat dalam VCD
pembelajaran interaktif.
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenali dan
membedakan masing-masing dari jaring-jaring prisma dan limas
yang telah dijelaskan.
4. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila masih kurang
memahami meteri yang telah dijelaskan.
5. Siswa diberikan kesempatan untuk mencatat materi.
55 menit
98
Evaluasi
No. Soal Skor
1 Manakah dari rangkaian-raikaian persegi dan segitiga dibawah ini
yang merupakan jaring-jaring prisma !
a. b. c.
d. e. f.
5
2 Gambarlah limas segi enam beraturan beserta jaring-jaringnya. 5
Jumlah 10
6. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS 4) yang berisi soal-soal
mengenai materi yang telah dijelaskan.
7. Siswa dipersilahkan untuk mengerjakan LKS 4.
8. Setelah seluruh siswa selesai mengerjakan, Guru meminta beberapa
siswa untuk dapat mempersentasikan hasil jawabannya kepada
teman-teman yang lain.
9. Guru mengkoreksi pekerjaan siswa.
10. Guru bersama-sama siswa membahas hasil pekerjaan siswa
kemudian memberikan penjelasan mengenai jawaban dari soal-soal
yang telah diberikan.
Kegiatan Akhir
1. Beberapa siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah kita
pelajari pada pertemuan kali ini.
2. Guru memberi refleksi kepada siswa.
3. Memberikan PR kepada siswa pada LKS 4.
4. Siswa diingatkan untuk mempelajari materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya mengenai luas permukaan kubus dan
balok.
5. Guru mengucapkan salam penutup kepada seluruh siswa.
15 menit
99
Pertemuan Kelima
Materi ajar : Luas permukaan kubus dan balok
Langkah - Langkah Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1. Pengelolaan kelas pra pembelajaran.
Guru mengucapkan salam pembuka kepada seluruh siswa.
Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar dimulai
Guru mengabsen siswa
Guru mengkondisikan kelas dan mengkondisikan kesiapan siswa
untuk memulai belajar.
Siswa diminta mengeluarkan kelengkapan belajar dan guru
mengabsensi siswa.
2. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/kompetensi
dasar
Apersepsi : - Siswa dan guru bersama-sama membahas PR.
- Dengan tanya jawab siswa ditanya tentang materi
sebelumnya yang menjadi kemampuan prasyarat
berkenaan dengan materi yang akan dipelajari.
Motivasi : Memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari
materi ini karena jika materi ini dikuasai dengan baik,
maka banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
10 menit
Kegiatan Inti
1. Guru memutarkan VCD pembelajaran interaktif yang menerangkan
materi mengenai luas permukaan kubus dan balok sedangkan siswa
menyimak dengan baik.
2. Guru menjelaskan isi (materi) yang terdapat dalam VCD
pembelajaran interaktif.
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenali dan
membedakan masing-masing luas permukaan kubus dan balok yang
telah dijelaskan.
4. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila masih kurang
memahami meteri yang telah dijelaskan.
5. Siswa diberikan kesempatan untuk mencatat materi.
6. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS 5) yang berisi soal-soal
mengenai materi yang telah dijelaskan.
7. Siswa dipersilahkan untuk mengerjakan LKS 5.
8. Setelah seluruh siswa selesai mengerjakan, Guru meminta beberapa
siswa untuk dapat mempersentasikan hasil jawabannya kepada
teman-teman yang lain.
9. Guru mengkoreksi pekerjaan siswa.
10. Guru bersama-sama siswa membahas hasil pekerjaan siswa
kemudian memberikan penjelasan mengenai jawaban dari soal-soal
yang telah diberikan.
55 menit
100
Evaluasi
No. Soal Skor
1 Keliling alas sebuah kubus adalah 48 cm. Tentukanlah luas
permukaan kubus tersebut ! 5
2 Sebuah ruang kerja berukuran panjang
4 m, lebar 3 m, dan tinggi 3 m. Dinding
dan atap akan dicat ulang. Jika satu
kaleng cat dapat digunakan untuk 6 m2,
maka banyak cat yang diperlukan untuk
mengecat ruangan tersebut adalah…..
5
Jumlah 10
Pertemuan Keenam
Materi ajar : Luas permukaan prisma dan limas
Kegiatan Akhir
1. Beberapa siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah kita
pelajari pada pertemuan kali ini.
2. Guru memberi refleksi kepada siswa.
3. Memberikan PR kepada siswa pada LKS 5.
4. Siswa diingatkan untuk mempelajari materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya mengenai luas permukaan prisma dan
limas.
5. Guru mengucapkan salam penutup kepada seluruh siswa.
15 menit
Langkah - Langkah Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1. Pengelolaan kelas pra pembelajaran.
Guru mengucapkan salam pembuka kepada seluruh siswa.
Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar dimulai
Guru mengabsen siswa
Guru mengkondisikan kelas dan mengkondisikan kesiapan siswa
untuk memulai belajar.
Siswa diminta mengeluarkan kelengkapan belajar dan guru
mengabsensi siswa.
2. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/kompetensi
dasar
Apersepsi : - Siswa dan guru bersama-sama membahas PR.
- Dengan tanya jawab siswa ditanya tentang materi
sebelumnya yang menjadi kemampuan prasyarat
berkenaan dengan materi yang akan dipelajari.
Motivasi : Memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari
materi ini karena jika materi ini dikuasai dengan baik,
maka banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
10 menit
101
Evaluasi
No. Soal Skor
1 Wulan akan membuat tenda dari kain
dengan ukuran seperti gambar
disamping. Wulan tidak tahu berapa
meter kain yang diperlukan untuk
membuat tenda tersebut. Dapatkah
kamu membantu Wulan untuk
menghitung luas kain yang diperlukan
untuk membuat tenda itu? (ingat! Alas
tenda tidak beralaskan kain)
5
Kegiatan Inti
1. Guru memutarkan VCD pembelajaran interaktif yang menerangkan
materi mengenai luas permukaan prisma dan limas sedangkan siswa
menyimak dengan baik.
2. Guru menjelaskan isi (materi) yang terdapat dalam VCD
pembelajaran interaktif.
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenali dan
membedakan masing-masing luas permukaan prisma dan limas yang
telah dijelaskan.
4. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila masih kurang
memahami meteri yang telah dijelaskan.
5. Siswa diberikan kesempatan untuk mencatat materi.
6. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS 6) yang berisi soal-soal
mengenai materi yang telah dijelaskan.
7. Siswa dipersilahkan untuk mengerjakan LKS 6.
8. Setelah seluruh siswa selesai mengerjakan, Guru meminta beberapa
siswa untuk dapat mempersentasikan hasil jawabannya kepada
teman-teman yang lain.
9. Guru mengkoreksi pekerjaan siswa.
10. Guru bersama-sama siswa membahas hasil pekerjaan siswa
kemudian memberikan penjelasan mengenai jawaban dari soal-soal
yang telah diberikan.
55 menit
Kegiatan Akhir
1. Beberapa siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah kita
pelajari pada pertemuan kali ini.
2. Guru memberi refleksi kepada siswa.
3. Memberikan PR kepada siswa pada LKS 6.
4. Siswa diingatkan untuk mempelajari materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya mengenai volume kubus dan balok.
5. Guru mengucapkan salam penutup kepada seluruh siswa.
15 menit
2 m
1,5 m
2,5 m
102
2
Sebuah limas alasnya berbentuk segitiga
siku-siku dengan sisi siku-sikunya 4 cm dan
10 cm. Jika tinggi prisma 9 cm.
Tentukanlah luas permukaan prisma !
5
Jumlah 10
Pertemuan Ketujuh
Materi ajar : Volume kubus dan balok
Langkah - Langkah Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1. Pengelolaan kelas pra pembelajaran.
Guru mengucapkan salam pembuka kepada seluruh siswa.
Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar dimulai
Guru mengabsen siswa
Guru mengkondisikan kelas dan mengkondisikan kesiapan siswa
untuk memulai belajar.
Siswa diminta mengeluarkan kelengkapan belajar dan guru
mengabsensi siswa.
2. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/kompetensi
dasar
Apersepsi : - Siswa dan guru bersama-sama membahas PR.
- Dengan tanya jawab siswa ditanya tentang materi
sebelumnya yang menjadi kemampuan prasyarat
berkenaan dengan materi yang akan dipelajari.
Motivasi : Memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari
materi ini karena jika materi ini dikuasai dengan baik,
maka banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
10 menit
Kegiatan Inti
1. Guru memutarkan VCD pembelajaran interaktif yang menerangkan
materi mengenai volume kubus dan balok sedangkan siswa
menyimak dengan baik.
2. Guru menjelaskan isi (materi) yang terdapat dalam VCD
pembelajaran interaktif.
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenali dan
membedakan masing-masing volume kubus dan balok yang telah
dijelaskan.
4. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila masih kurang
memahami meteri yang telah dijelaskan.
5. Siswa diberikan kesempatan untuk mencatat materi.
6. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS 7) yang berisi soal-soal
mengenai materi yang telah dijelaskan.
55 menit
4 cm
10 cm 9 cm
103
Evaluasi
No. Soal Skor
1
Volume sebuah rubik adalah 3375 cm3.
Tentukanlah luas permukaan rubik tersebut !
5
2
Sebuah balok berukuran panjang
9 cm dan lebar 5 cm. jika luas
permukaan balok itu 258 cm2,
maka volumenya adalah …..
5
Jumlah 10
Pertemuan Kedelapan
Materi ajar : Volume prisma dan limas
7. Siswa dipersilahkan untuk mengerjakan LKS 7.
8. Setelah seluruh siswa selesai mengerjakan, Guru meminta beberapa
siswa untuk dapat mempersentasikan hasil jawabannya kepada
teman-teman yang lain.
9. Guru mengkoreksi pekerjaan siswa.
10. Guru bersama-sama siswa membahas hasil pekerjaan siswa
kemudian memberikan penjelasan mengenai jawaban dari soal-soal
yang telah diberikan.
Kegiatan Akhir
1. Beberapa siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah kita
pelajari pada pertemuan kali ini.
2. Guru memberi refleksi kepada siswa.
3. Memberikan PR kepada siswa pada LKS 7.
4. Siswa diingatkan untuk mempelajari materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya mengenai volume prisma dan limas.
5. Guru mengucapkan salam penutup kepada seluruh siswa.
15 menit
Langkah - Langkah Kegiatan Waktu
Kegiatan Awal
1. Pengelolaan kelas pra pembelajaran.
Guru mengucapkan salam pembuka kepada seluruh siswa.
Guru dan siswa membaca doa sebelum belajar dimulai
Guru mengabsen siswa
Guru mengkondisikan kelas dan mengkondisikan kesiapan siswa
untuk memulai belajar.
Siswa diminta mengeluarkan kelengkapan belajar dan guru
mengabsensi siswa.
10 menit
5 cm
9 cm
104
2. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/kompetensi
dasar
Apersepsi : - Siswa dan guru bersama-sama membahas PR.
- Dengan tanya jawab siswa ditanya tentang materi
sebelumnya yang menjadi kemampuan prasyarat
berkenaan dengan materi yang akan dipelajari.
Motivasi : Memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari
materi ini karena jika materi ini dikuasai dengan baik,
maka banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Inti
1. Guru memutarkan VCD pembelajaran interaktif yang menerangkan
materi mengenai volume prisma dan limas sedangkan siswa
menyimak dengan baik.
2. Guru menjelaskan isi (materi) yang terdapat dalam VCD
pembelajaran interaktif.
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengenali dan
membedakan masing-masing volume prisma dan limas yang telah
dijelaskan.
4. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya apabila masih kurang
memahami meteri yang telah dijelaskan.
5. Siswa diberikan kesempatan untuk mencatat materi.
6. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS 8) yang berisi soal-soal
mengenai materi yang telah dijelaskan.
7. Siswa dipersilahkan untuk mengerjakan LKS 8.
8. Setelah seluruh siswa selesai mengerjakan, Guru meminta beberapa
siswa untuk dapat mempersentasikan hasil jawabannya kepada
teman-teman yang lain.
9. Guru mengkoreksi pekerjaan siswa.
10. Guru bersama-sama siswa membahas hasil pekerjaan siswa
kemudian memberikan penjelasan mengenai jawaban dari soal-soal
yang telah diberikan.
55 menit
Kegiatan Akhir
1. Beberapa siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah kita
pelajari pada pertemuan kali ini.
2. Guru memberi refleksi kepada siswa.
3. Memberikan PR kepada siswa pada LKS 8.
4. Siswa diingatkan untuk mempelajari materi secara keseluruhan pada
bab ini karena pada pertemuan selanjutnya akan diadakan ulangan
harian mengenai bab bangun ruang sisi datar.
5. Guru mengucapkan salam penutup kepada seluruh siswa.
15 menit
105
Evaluasi
No. Soal Skor
1
Diketahui volume suatu prisma 450 cm3. Alas prisma berbentuk
segitiga siku-siku dengan panjang sisi 5 cm, 13 cm, dan 12 cm.
Tinggi prisma adalah ....
5
2
Hitunglah volume limas segiempat beraturan dengan panjang rusuk
alas 24 m dan apotemanya 13 m dengan membuat sketsa terlebih
dahulu.
5
Jumlah 10
106
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Depok
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Semester : Genap
Tahun Ajaran : 2010 / 2011
Alokasi Waktu : 640 menit (8 × pertemuan)
Metode Pembelajaran : Konvensional
A. Standar Kompetensi :
5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagian-bagiannya, serta
manentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar :
5.1 Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta bagian-bagiannya.
5.2 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas.
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus, balok, prisma, dan limas.
C. Indikator :
1. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas.
2. Menyebutkan unsur-unsur pada kubus, balok, prisma dan limas.
3. Melukis kubus, balok, prisma, dan limas.
4. Menentukan jaring-jaring yang merupakan jaring-jaring kubus, balok, prisma dan
limas dan yang bukan merupakan jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas.
5. Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas dengan berbagai macam
bentuk.
6. Menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas.
7. Menyelesaikan permasalahan mengenai luas permukaan kubus, balok, prisma dan
limas.
8. Menghitung volume kubus, balok, prisma dan limas.
9. Menyelesaikan permasalahan mengenai volume kubus, balok, prisma dan limas.
10. Menentukan tinggi dari kubus, balok, prisma, dan limas jika luas permukaan atau
volumenya diketahui.
107
D. Tujuan Pembelajaran :
1. Siswa dapat memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma dan limas.
2. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur pada kubus, balok, prisma dan limas.
3. Siswa dapat melukis kubus, balok, prisma, dan limas.
4. Siswa dapat menentukan jaring-jaring yang merupakan jaring-jaring kubus
kubus, balok, prisma dan limas dan yang bukan merupakan jaring-jaring kubus,
balok, prisma dan limas.
5. Siswa dapat membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma dan limas dengan
berbagai macam bentuk.
6. Siswa dapat menghitung luas permukaan kubus, balok, prisma dan limas.
7. Siswa dapat menyelesaikan menyelesaikan mengenai luas permukaan kubus
kubus, balok, prisma dan limas.
8. Siswa dapat menghitung volume kubus, balok, prisma dan limas.
9. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan mengenai volume kubus, balok, prisma
dan limas.
10. Siswa dapat menentukan tinggi dari kubus, balok, prisma, dan limas jika luas
permukaan atau volumenya diketahui.
E. Materi Pokok :
Bangun Ruang Sisi Datar
F. Sumber dan Media Belajar :
Sumber Belajar:
- M. Cholik Adinawan dan Sugijono, Seribu Pena MATEMATIKA untuk
SMP/MTs Kelas VIII, Jakarta : Erlangga, 2008.
- Nuniek Avianti Agus, Mudah Belajar Matematika BSE Untuk Kelas VIII
SMP/MTS, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008,
Cet. I.
- Endah Budi Rahaju. dkk, Contextual Teaching and Learning Matematika BSE
untuk SMP/MTS Kelas VIII Edisi IV, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
- Dewi Nurharini dan Tri Wahyuni, Matematika Konsep dan Aplikasinya BSE
Untuk Kelas VIII SMP dan MTS, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Media Belajar:
- Gambar-gambar bagun ruang (kubus, balok, prisma, dan limas)
- Penggaris
- Spidol
120
Lampiran 3
LEMBAR KERJA SISWA
Pertemuan 1
Materi : Unsur – Unsur Kubus dan Balok
Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan benar dan tepat !
KUBUS
Perhatikan Kubus PQRS.TUVW dibawah ini yang panjang rusuknya 8 cm !
a. Sebutkan rusuk-susuk yang sejajar dengan
- PQ = ______________________________
- UV = ______________________________
- TP = ______________________________
b. Sebutkan sisi-sisi yang sejajar dengan :
- Sisi PQRS = ________________________
- Sisi QRVU = ________________________
- Sisi PQUT = ________________________
c. Sebutkan rusuk-rusuk yang tegak lurus pada :
- PQ = _________________________________________________
- TU = _________________________________________________
- WV = _________________________________________________
d. Sebutkan sisi-sisi yang tegak lurus pada :
- Sisi PQRS = ___________________________________________
- Sisi QRVU = ___________________________________________
- Sisi PQUT = ___________________________________________
e. Berapakah panjang rusuk WS ? _______________________________
f. Mengapa panjang rusuk TP = 8 cm? Jelaskan!
_________________________________________________________
g. Ada berapakah titik sudutnya? Sebutkan !
_________________________________________________________
_________________________________________________________
W V
P
R
T U
S
Q
Hari : …….....………..
Tanggal : …………………
Nama : …………………
Kelas : …………………
LKS 1
121
Selamat Bekerja
h. Sebutkanlah diagonal-diagonal sisinya !
_________________________________________________________
_________________________________________________________
i. Sebutkanlah diagonal-diagonal ruangnya !
_________________________________________________________
_________________________________________________________
j. Sebutkanlah bidang-bidang diangonalnya !
_________________________________________________________
_________________________________________________________
k. Tentukanlah bidang diagonal yang salah satunya sisinya adalah QS!
_________________________________________________________
_________________________________________________________
l. Tentukanlah panjang diagonal QS !
_________________________________________________________
_________________________________________________________
m. Tentukanlah panjang diagonal PV !
_________________________________________________________
_________________________________________________________
Balok
Perhatikanlah balok KLMN.OPQR dibawah ini !
a. Apakah rusuk-rusuk dan sisi-sisi pada balok sama
panjang dan sama besar? Mengapa!
_______________________________________
_______________________________________
b. Sebutkan rusuk-rusuk yang sama panjang dengan :
- KO = _______________________________
- MN = _______________________________
c. Sebutkan sisi-sisi yang sama besar dengan :
- Sisi KNRO = _______________________________________________
- Sisi KLPO = _______________________________________________
d. Tentukanlah panjang diagonal LN !
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
e. Tentukanlah panjang diagonal KQ !
_____________________________________________________________
_____________________________________________________________
R Q
K
M
O P
N
L 8 cm
6 cm
4 cm
122
Pertemuan 1
Perhatikan gambar disamping !
Jika panjang rusuk kubus tersebut adalah 15 cm.
Tentukanlah :
a. panjang diagonal BG
b. pangjang diagonal DF
Perhatikan gambar disamping !
Tentukanlah :
a. panjang diagonal LM
b. panjang diagonal PN
c. panjang diagonal JP
H G
A
C
E F
D
B
P O
I
K
M N
L
J 12 cm
10 cm
6 cm
PR
123
LEMBAR KERJA SISWA
Pertemuan 2
Materi : Unsur – Unsur Prisma dan Limas
Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan benar dan tepat !
1. Gambar di samping menunjukkan prisma segi empat ABCD.
EFGH.
a. Tentukan bidang alas dan bidang atasnya. Apakah kedua
bidang itu kongruen? Mengapa?
b. Tentukan rusuk-rusuk tegaknya. Apakah semua rusuk
tegaknya sama panjang?
c. Ada berapa titik sudutnya? Sebutkan.
d. Tentukanlah diagonal bidang dan diagonal ruangnya !
2. Gambar di samping menunjukkan limas segitiga beraturan
T.MNO.
a. Tentukan titik-titik sudut bidang alas dan titik puncak limas.
b. Sebutkan bidang atau sisi tegak limas tersebut. Berbentuk
apakah masing-masing bidang itu? Apakah semua sisi
tegaknya kongruen?
c. Sebutkan rusuk-rusuk alas limas.
d. Adakah diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang
diagonalnya?
T
O
M
N
F E
D C
A B
H G
Hari : …….....………..
Tanggal : …………………
Nama : …………………
Kelas : …………………
Jawaban :
LKS 2
124
3. Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH di samping.
Melalui titik-titik sudutnya ditarik garis diagonal ruang,
sehingga terbentuk limas.
a. Berapa limas yang terbentuk dalam kubus tersebut?
Sebutkan.
b. Apakah limas-limas itu kongruen?
c. Berbentuk apakah alas setiap limas itu?
d. Jika panjang rusuk kubus 8 cm, tentukan tinggi
limas.
5. Lukiskanlah limas segi lima beraturan T.ABCDE. Dari gambar yang telah
kalian lukis. Sebutkan !
a. rusuk-rusuk yang sama panjang
b. sisi-sisi yang sama dan sebangun
c. jumlah diagonal sisi alasnya
d. jumlah bidang diagonalnya.
H G
A
C
E F
D
B
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
125
Gambarkanlah dan tentukan banyaknya diagonal bidang, diagonal ruang, dan
bidang diagonal pada bangun ruang berikut.
a. Prisma segi lima.
b. Prisma segi delapan.
c. Prisma segi sepuluh.
d. Limas segi lima beraturan.
e. Limas segi enam beraturan.
PR
126
LEMBAR KERJA SISWA
Pertemuan 3
Materi : Jaring-jaring Kubus dan Balok
Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan benar dan tepat !
1. Manakah dari rangkaian-raikaian persegi dibawah ini yang merupakan jaring-
jaring kubus !
a. b. c.
d. e. f.
g. h. i.
2. Gambarkan 3 jaring-jaring kubus lainnya selain dari gambar-gambar diatas !
Hari : …….....………..
Tanggal : …………………
Nama : …………………
Kelas : …………………
Jawaban :
LKS 3
127
3. Manakah dari rangkaian-rangkaian persegi panjang dibaeah ini yang
merupakan jarring-jaring balok !
a. b. c.
d. e.
f. g.
4. Gambarkan 3 jaring-jaring balok lainnya selain dari gambar-gambar diatas !
5. Perhatikanlah jaring-jaring kubus di bawah ini !
a. Jika nomor 3 sebagai alas kubus, nomor
berapakah yang menjadi tutup kubus?
b. Jika nomor 1 sebagai tutup kubus, nomor
berapakah yang menjadi alas kubus?
c. Jika nomor 6 sebagai sisi depan kubus, nomor
berapakah yang menjadi sisi belakang kubus?
Jawaban :
1
3 4
5
6
2
128
Selamat Bekerja Pertemuan 3
Buatlah jaring-jaring kubus dan jaring-jaring balok dengan mengunakan
kardus / karton tebal kemudian rakitlah menjadi kubus dan balok yang
simetris !
PR
129
LEMBAR KERJA SISWA
Pertemuan 4
Materi : Jaring-jaring Prisma dan Limas
Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan benar dan tepat !
6. Manakah dari rangkaian-raikaian persegi dibawah ini yang merupakan jaring-
jaring prisma !
b. b. c.
d. e. f.
Hari : …….....………..
Tanggal : …………………
Nama : …………………
Kelas : …………………
LKS 4
130
7. Gambarlah prisma segi lima beraturan beserta jaring-jaringnya.
8. Buatlah jaring-jaring limas persegi empat yang rusuk-rusuknya diiris seperti
gambar di bawah ini !
b. b. c.
9. Gambarlah limas segi enam beraturan beserta jaring-jaringnya.
Jawaban :
Jawaban :
Jawaban :
131
Selamat Bekerja Pertemuan 4
Buatlah jaring-jaring prisma segitiga dan jaring-jaring limas segitiga serta
limas segi empat dengan mengunakan kardus / karton tebal kemudian rakitlah
menjadi prisma dan limas yang simetris !
PR
132
LEMBAR KERJA SISWA
Pertemuan 5
Materi :
Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan benar dan tepat ! 1. Carilah luas permukaan dari kubus dan balok di bawah ini !
a.
b.
2. Keliling alas sebuah kubus adalah 48 cm. Tentukanlah luas permukaan kubus
tersebut !
Luas Permukaan Kubus dan Balok
12 cm
18 cm
10 cm
6 cm
Hari : …….....………..
Tanggal : …………………
Nama : …………………
Kelas : …………………
Diketahui : sisi (s) = ….. cm
Jawab :
Luas Permukaan = ss6
= 6 …. cm …. cm
= ….. cm2
Jadi luas permukaan kubus tersebut adalah …... cm2.
Diketahui : panjang (p) = ….. cm
lebar (l) = ….. cm
tinggi (t) = ….. cm
Jawab :
Luas Permukaan = )]()()[(2 tltplp
= 2 [(... …) + (… …) + (… …)]
= ….. cm2
Jadi luas permukaan balok tersebut adalah …... cm2.
Jawaban :
LKS 5
133
Jawaban :
Jawaban :
3. Sebuah benda berbentuk kubus luas permukaannya 1.176 cm2. Berapa
panjang rusuk kubus itu?
4. Suatu balok memiliki luas permukaan 198 cm2. Jika lebar dan tinggi balok
masing-masing 6 cm dan 3 cm, tentukan panjang balok tersebut !
5. Luas alas sebuah balok 120 cm2. Jika panjang balok 15 cm dan tingginya 12
cm, maka hitunglah luas permukaan balok itu …..
6. Sebuah ruang kerja berukuran panjang 6 m, lebar 4 m, dan tinggi 3 m.
Dinding dan atap akan dicat ulang. Jika satu kaleng cat dapat digunakan untuk
6 m2, maka banyak cat yang diperlukan untuk mengecat ruangan tersebut
adalah…..
Selamat Bekerja
? cm
Jawaban :
3 cm
? cm
6 cm
Jawaban :
134
Pertemuan 5
1. Sebuah kerangka balok terbuat dari sebuah kawat. Jika
ukuran kerangka balok tersebut adalah 8 cm × 6 cm × 7
cm, tentukan:
a. panjang kawat yang dibutuhkan untuk membuat
kerangka balok tersebut !
b. banyaknya kertas yang dibutuhkan untuk menutup
seluruh permukaan balok tersebut !
2. Dodo akan membuat kotak berbentuk balok tanpa tutup
yang terbuat dari bahan karton yang memiliki ukuran
panjang 15 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 20 cm.
a. Gambarkan jaring-jaring balok tersebut !
b. Banyaknya karton yang dibutuhkan untuk
membuat kotak balok tersebut.
PR
135
LEMBAR KERJA SISWA
Pertemuan 6
Materi : Luas Permukaan Prisma dan Limas
Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan benar dan tepat !
1. Alas sebuah prisma berbentuk segitiga siku-siku dengan
panjang siku-siku 5 cm dan 12 cm. jika tinggi prisma 10
cm, hitunglah luas permukaan prisma tersebut !
Diketahui : a = ….. cm
b = ….. cm
t = .…. cm
Mencari salah satu sisi segitiga (sisi miring) :
c = cmcmcmcmba ....)(....)(....)(.... 22222
Luas permukaan = )(2 tinggialaskelilingalasluas
= )]([221 tcbaba
= )....]........([............221 cmcmcmcmcmcm
= )....(........2 2 cmcmcm
= )(....)(.... 22 cmcm
= 2.......... cm
Jadi, luas permukaan prisma tersebut adalah 2.......... cm
2. Sebuah prisma alasnya berbentuk segitiga siku-siku
dengan sisi miring 26 cm dan salah satu sisi siku-
sikunya 10 cm. Jika luas permukaan prisma 960 cm2.
Hitunglah tinggi prisma!
5 cm
10 cm
12 cm
Hari : …….....………..
Tanggal : …………………
Nama : …………………
Kelas : …………………
Jawaban :
10 cm
? cm
26 cm
LKS 6
136
3.
4. Alas sebuah limas berbentuk persegi dengan panjang
sisi 12 cm. Jika tinggi limas 8 cm. tentukan luas
permukaan limas tersebut !
Diketahui : sisi alas = ….. cm
tinggi limas (t) = ….. cm
Mencari salah satu sisi segitiga (sisi miring) :
h = cmcmcmcm ....)(....)(....)(.... 222
Luas permukaan = )( tegakbidangpadasegitigaluasjumlahalasluas
= .....)...............[(......)( luasluasluasluasluas
= ...))...(......)...(......)...(......)...[(......)(...
= (.......))(.......)(.......)[(.......)(.......)
= (.......)(.......)
= ..........
Jadi, luas permukaan limas tersebut adalah ………. cm2
5. Sebuah limas alasnya berbentuk segitiga siku-siku
dengan sisi siku-sikunya 4 cm dan 10 cm. Jika tinggi
prisma 9 cm. Tentukanlah luas permukaan prisma !
Wulan akan membuat tenda dari kain dengan
ukuran seperti gambar disamping. Wulan tidak
tahu berapa meter kain yang diperlukan untuk
membuat tenda tersebut. Dapatkah kamu
membantu Wulan untuk menghitung luas kain
yang diperlukan untuk membuat tenda itu?
(ingat! Alas tenda tidak beralaskan kain)
4 cm
10 cm 9 cm
8 cm
12 cm
h
T
A B
C D
Jawaban :
2 m
1,5 m
2,5 m
Jawaban :
137
Pertemuan 6
1. Sebuah bangun terdiri atas prisma dan limas
seperti pada gambar di atas. Jika semua rusuk
bangun tersebut masing-masing panjangnya 8
cm, dan tinggi limas 8 cm. Hitunglah luas
permukaan bangun tersebut.
2. Gambar disamping menunjukan sebuah tenda
yang diperuntukan bagi pengungsi yang
berbentuk prisma.
a. Hitunglah luas kain yang diperlukan untuk
mempuat tenda tersebut !
b. Hitunglah besar biaya yang diperlukan untuk
membeli bahan tenda tersebut jika harga
1 m2 kain adalah Rp. 25.000,00 !
8 cm
8 cm
8 cm
8 cm
3 m
2,5
m
5,5 m
PR
138
LEMBAR KERJA SISWA
Pertemuan 7
Materi : Volume Kubus dan Balok
Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan benar dan tepat !
1. Carilah volume dari kubus dan balok di bawah ini !
a.
b.
b.
2. Luas alas sebuah kubus adalah 64 cm2. Tentukanlah volume kubus tersebut !
Hari : …….....………..
Tanggal : …………………
Nama : …………………
Kelas : …………………
18 cm
10 cm
6 cm
Diketahui : panjang (p) = ….. cm
lebar (l) = ….. cm
tinggi (t) = ….. cm
Jawab :
Volume = tlp
= …. cm …. cm …. cm
= ….. cm3
Jadi volume balok tersebut adalah …... cm3.
Diketahui : sisi (s) = ….. cm
Jawab :
Volume = sss
= …. cm …. cm …. cm
= ….. cm3
Jadi volume kubus tersebut adalah …... cm3.
12 cm
Jawaban :
LKS 7
139
Jawaban :
3. Volume sebuah rubik adalah 3375 cm3. Tentukanlah luas permukaan rubik
tersebut !
4. Panjang rusuk dua buah kubus masing-masing 10 cm dan 15 cm. tentukanlah
perbandingan volume kedua kubus tersebut !
5. Sebuah balok berukuran panjang 8 cm dan
lebar 7 cm. jika luas permukaan balok itu
262 cm2, maka volumenya adalah …..
6. Minuman sari buah dikemas dalam kotak berbentuk balok
berukuran panjang 5,2 cm, dan lebar 3,7 cm. Hitunglah tinggi
kotak minuman tersebut jika ada kemasan tertulis isi bersih
250 ml (cm3) .
Jawaban :
7 cm 8 cm
Jawaban :
Jawaban :
140
Pertemuan 7
1. Bisma mempunyai akuarium berukuran seperti
gambar disamping. Akuarium tersebut akan diisi
air hanya 2
1 nya saja. Berapa literkah air yang
akan mengisi akuarium tersebut !
2. Sebuah balok dengan ukuran panjang 12 cm, lebar 8 cm, dan tinggi 12 cm, dipotong-
potong menjadi beberapa balok kecil yang sama besar seperti pada gambar berikut.
Tentukan:
a. ukuran panjang, lebar, dan tinggi balok yang kecil
b. banyaknya balok yang kecil
c. volume balok yang kecil.
75 cm
60 cm
50 cm
PR
141
LEMBAR KERJA SISWA
Pertemuan 8
Materi : Volume Prisma dan Limas
Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan benar dan tepat ! 1. Sebuah prisma memiliki luas alas dan tinggi berturut-turut adalah 52 cm
2 dan
8 cm. Hitunglah volume prisma tersebut.
2. Alas sebuah prisma berbentuk segitiga siku-siku dengan
panjang siku-siku 5 cm dan 12 cm. jika tinggi prisma
10 cm, hitunglah volume prisma tersebut !
3. Diketahui volume suatu prisma 450 cm3. Alas prisma berbentuk segitiga siku-
siku dengan panjang sisi 5 cm, 13 cm, dan 12 cm. Tinggi prisma adalah ....
5 cm
10 cm
12 cm
Diketahui : luas alas = …. cm2
tinggi (t) = …. cm
Vulume prisma = luas alas tinggi
= …….. cm…
…. cm = ……. cm…
Jadi volume prisma tersebut adalah ……… cm…
.
Diketahui : sisi segitiga (a) = …. cm
sisi segitiga (b) = …. cm
tinggi (t) = …. cm
Vulume prisma = luas alas tinggi
= ba21 t
= ( 21 … cm … cm) … cm
= … cm…
… cm = ……. cm….
Jadi volume prisma tersebut adalah ……… cm…
.
Jawaban :
Hari : …….....………..
Tanggal : …………………
Nama : …………………
Kelas : …………………
LKS 8
142
Jawaban :
Jawaban :
4. Alas sebuah limas beraturan berbentuk segitiga sama
sisi dengan panjang sisi 12 cm. Jika tinggi limas 10 cm.
hitunglah volume limas tersebut !
5. Hitunglah volume limas segiempat beraturan dengan
panjang rusuk alas 24 m dan apotemanya 13 m dengan
membuat sketsa terlebih dahulu.
6. Alas sebuah limas berbentuk segitiga siku-siku dengan panjang sisi 20 cm, 16
cm, dan 12 cm. Jika volume limas 480 cm3. Tentukan tinggi limas itu !
Selamat Bekerja
Diketahui : sisi segitiga (a) = …. cm2
tinggi (t) = …. cm
h = cmcmcmcm ....)(....)(....)(.... 222
Volume limas = 31 luas alas tinggi
= 31 ha
21 t
= 31 (
21 … cm … cm) … cm
= 31 … cm
… … cm
= ……. cm….
Jadi, volume limas tersebut adalah ……… cm…
.
12 cm
10 cm
h
143
Pertemuan 8
1. Alas sebuah prisma berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang alas 12 cm
dan panjang sisi-sisi lainnnya 10 cm. Jika tinggi prisma 15 cm, hitunglah
volume prisma tersebut !
2. Alas sebuah limas beraturan berbentuk persegi panjang dengan panjang sisi
alasnya berturut-turut 18 cm dan 10 cm. Jika panjang rusuk tegaknya 15 cm.
Hitunglah volume limas tersebut !
PR
144
I J
Lampiran 4
Waktu : 80 menit
Petunjuk :
o Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakannya.
o Tulislah nama dan kelas kamu pada lembar jawaban yang telah disediakan.
o Selesaikanlah semua soal sesuai dengan perintah, dan jawablah soal pada
lembar jawaban yang telah disediakan.
o Kerjakan terlebih dahulu soal yang kamu anggap mudah.
o Periksa kembali hasil pekerjamu sebelum dikumpulkan.
1. Gambarkan 3 jaring-jaring prisma segitiga siku-siku !
2. Sebutkanlah 10 diagonal ruang pada prisma segi lima
disamping !
3. Hitunglah volume dari kubus yang mempunyai rusuk 15 cm!
4. Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH di samping.
a. Gambarkanlah diagonal-diagonal ruang yang terdapat
pada kubus tersebut!
Dengan garis-garis diagonal ruang yang telah anda buat,
maka akan terbentuk beberapa bangun.
b. Bangun apakah yang terbentuk dari garis-garis
diagonal tersebut, dan ada berapa bangun yang
terbentuk dalam kubus tersebut? Sebutkan.
5. Shaoran akan memberi kado ulang tahun buat Sakura. Agar
nampak menarik, kotak kado itu akan dibungkus dengan
kertas kado. Agar kertas kado yang dibutuhkan cukup,
Shaoran perlu mengetahui berapa sentimeter persegi luas
sisi kotak kado itu. Berapakah luas sisi kotak kado itu, bila
panjangnya 25 cm, lebar 20 cm dan tingginya 15 cm.
H G
A
C
E F
D
B
H
G
F
D E
A C B
Instrumen Tes Pemahaman Konsep Luas dan Volume
Bangun Ruang Sisi Datar
145
6. Sebuah balok berukuran seperti gambar disamping.
jika luas permukaan balok itu 258 cm2, maka
volumenya adalah …..
7. Vinsha mempunyai akuarium berukuran seperti
gambar disamping. Akuarium tersebut akan diisi
air hanya 4
3 nya saja. Berapa centimeterkah
ketinggian air dalam akuarium tersebut !
8. Luas alas sebuah balok 112 cm2. Jika panjang balok 14 cm dan tingginya 5 cm,
maka hitunglah luas permukaan balok itu ….
9. Sebuah ruang kerja berukuran panjang 4 m, lebar 3 m,
dan tinggi 3 m. Dinding dan atap akan dicat ulang.
Jika satu kaleng cat dapat digunakan untuk 6 m2,
maka banyak cat yang diperlukan untuk mengecat
ruangan tersebut adalah…..
10. Alas sebuah prisma berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang alas 10 cm dan
panjang sisi-sisi lainnnya 13 cm. Jika tinggi prisma 11 cm.
a. Gambarkanlah sketsa prisma segitiga tersebut beserta ukurannya.
b. Hitunglah volume prisma tersebut.
11. Gambar disamping menunjukan sebuah tenda yang
diperuntukan bagi pengungsi yang berbentuk prisma.
a. Hitunglah luas kain yang diperlukan untuk
membuat tenda tersebut !
(ingat! Alas tenda tidak menggunakan kain.)
b. Jika uang yang tersedia hanya Rp. 1.200.000,00, sedangkan harga 1 m2 kain
adalah Rp. 20.000,00. Maka apakah kurang dana yang diperuntukan untuk
membeli tenda tersebut?
5 cm
9 cm
1 m
60 cm
40 cm
6 m
4 m
3,5 m
146
12. Alas sebuah limas berbentuk persegi panjang berukuran 18 cm 10 cm. Jika tinggi
limas 12 cm.
a. Gambarkanlah sketsa limas tersebut beserta ukurannya.
b. Hitunglah luas permukaan limas tersebut.
13. Limas segiempat beraturan dengan panjang rusuk alas 24 m dan apotemanya 20 m.
a. Gambarkanlah sketsa limas tersebut beserta ukurannya.
b. Hitunglah volume limas segiempat tersebut.
14. Alas sebuah limas berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang sisi alasnya 24 cm
dan panjang sisi lainnya 20 cm. Jika volume limas 480 cm3. Tentukan tinggi limas
itu !
Selamat Mengerjakan
147
Lampiran 5
Waktu : 80 menit
Petunjuk :
o Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakannya.
o Tulislah nama dan kelas kamu pada lembar jawaban yang telah disediakan.
o Selesaikanlah semua soal sesuai dengan perintah, dan jawablah soal pada
lembar jawaban yang telah disediakan.
o Kerjakan terlebih dahulu soal yang kamu anggap mudah.
o Periksa kembali hasil pekerjamu sebelum dikumpulkan.
1. Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH di samping.
a. Gambarkanlah diagonal-diagonal ruang yang terdapat
pada kubus tersebut!
Dengan garis-garis diagonal ruang yang telah anda buat,
maka akan terbentuk beberapa bangun ruang.
b. Bangun ruang apakah yang terbentuk dari garis-garis
diagonal tersebut, dan ada berapa bangun yang
terbentuk dalam kubus tersebut? Sebutkan.
2. Shaoran akan memberi kado ulang tahun buat Sakura. Agar
nampak menarik, kotak kado itu akan dibungkus dengan
kertas kado. Agar kertas kado yang dibutuhkan cukup,
Shaoran perlu mengetahui berapa sentimeter persegi luas
sisi kotak kado itu. Berapakah luas sisi kotak kado itu, bila
panjangnya 25 cm, lebar 20 cm dan tingginya 15 cm.
3. Sebuah balok berukuran seperti gambar
disamping. jika luas permukaan balok itu 258 cm2,
maka volumenya adalah …..
4. Vinsha mempunyai akuarium berukuran seperti
gambar disamping. Akuarium tersebut akan diisi
air hanya 4
3 nya saja. Berapa centimeterkah
ketinggian air dalam akuarium tersebut !
5 cm
9 cm
1 m
60 cm
40 cm
Tes Pemahaman Konsep Luas dan Volume
Bangun Ruang Sisi Datar
H G
A
C
E F
D
B
148
5. Sebuah ruang kerja berukuran panjang 4 m, lebar 3 m,
dan tinggi 3 m. Dinding dan atap akan dicat ulang.
Jika satu kaleng cat dapat digunakan untuk 6 m2.
Maka banyak cat yang diperlukan untuk mengecat
ruangan tersebut adalah…
6. Alas sebuah prisma berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang alas 10 cm dan
panjang sisi-sisi lainnnya 13 cm. Jika tinggi prisma 11 cm.
a. Gambarkanlah sketsa prisma segitiga tersebut beserta ukurannya.
b. Hitunglah volume prisma tersebut.
7. Gambar disamping menunjukan sebuah tenda yang
diperuntukan bagi pengungsi yang berbentuk prisma.
a. Hitunglah luas kain yang diperlukan untuk
membuat tenda tersebut !
(ingat! Alas tenda tidak menggunakan kain.)
b. Jika uang yang tersedia hanya Rp. 1.200.000,00, sedangkan harga 1 m2 kain
adalah Rp. 20.000,00. Maka apakah kurang dana yang diperuntukan untuk
membeli tenda tersebut?
8. Alas sebuah limas berbentuk persegi panjang berukuran 18 cm 10 cm. Jika
tinggi limas 12 cm.
a. Gambarkanlah sketsa limas tersebut beserta ukurannya.
b. Hitunglah luas permukaan limas tersebut.
9. Limas segiempat beraturan dengan panjang rusuk alas 24 m dan apotemanya 20 m.
a. Gambarkanlah sketsa limas tersebut beserta ukurannya.
a. Hitunglah volume limas segiempat tersebut.
10. Alas sebuah limas berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang sisi alasnya 24
cm dan panjang sisi lainnya 20 cm. Jika volume limas 480 cm3. Tentukan tinggi
limas itu !
Selamat Mengerjakan
6 m
4 m
3,5 m
149
I J
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN
1. a. b. c.
2. Diagonal ruang prisma segilima ABCDE.FGHIJ
diantaranya yaitu :
FC, JC, HA, IA, JB, IB, GE, HE, FD, GD
3. rrrV
33375
151515
cm
cmcmcm
4. a. b. Bangun yang tebentuk adalah bangun limas segiempat.
Jumlahnya ada 6
Yaitu : Limas T.ABCD, Limas T.BCGF,
Limas T.FGHE, Limas T.ADHE,
Limas T.ABFE, dan Limas T.CDHG.
5. tltplpBalokPermukaanLuas 2
)1520()1525()2025(2 cmcmcmcmcmcm
222 3003755002 cmcmcm
211752 cm
22350cm
H
G
F
D E
A C B
H G
A
C
E F
D
B
150
6. tltplpBalokPermukaanLuas 2
)5()9()59(2 tcmtcmcmcm
cmtcmtcmcm 59452258 22
cmtcmcm 14452258 22
cmtcmcm 2890258 22
cmtcmcm 2890258 22
cmtcm 28168 2
cm
cmt
28
168 2
cm6
Jadi tlpVolume
3270
659
cm
cmcmcm
7. lpalasLuas
cmcm
cml
lcmcm
814
112
14112
2
2
tltplpBalokPermukaanLuas 2
)85()514()814(2 cmcmcmcmcmcm
222 40701122 cmcmcm
22222 cm
2444 cm
8. tlpV1 tlpV2
cmcmcm 6040100 aittcmcmcm 40100000.180 3
3000.240 cm aittcmcm 23 000.4000.180
124
3VV cm
cm
cmtait 45
000.4
000.1802
3
2000.2404
3cm
3000.180 cm
151
13 cm
13 cm
5 cm 5 cm
13 cm
9. tltplpRuanganPermukaanLuas 2
)33()34()34(2 cmcmmmmm
222 912122 mmm
2332 m
266m
mm
lplantaibagianLuas
34
212m
222 541266 mmmdicatyangbagianLuas
catkalengmmdiperlukanyangcatBanyak 96:54 22
10. a.
Bagian alas prisma :
22 )5()13( cmcmsegitigatinggi
cm
cm
cmcm
12
144
25169
2
22
b. prismaTprismaalasluasV
prismaTsegitigatinggisegitigaalasV2
1
cmcmcmV 1112102
1
3660 cmV
11 cm
10 cm 10 cm
152
4 m
12 cm
9 cm 5 cm
11.
22 )3()4( cmcmsegitigamiringsisi
cm
cm
cmcm
5
25
916
2
22
a. tinggialaskelilingalasluasismaPermukaanLuas )2(Pr
mmmmmm 5,3)556()462
12(
mmm 5,31624 2
22 5624 mm 280m
222 215,36 mmmtendaalasbagianLuas
222 592180 mmmdiperlukanyangkainLuas
b. 00,000.20.59 2 RpmtendamembuatuntukBiaya 00,000.180.1.Rp
Rp. 1.200.000,00 – Rp. 1.180.000,00 = Rp. 20.000,00
Jadi, dana yang diperuntukan untuk membuat tenda tidak kurang,
tetapi sisa yaitu sebesar Rp. 20.000,00.
12. a. 22 )9()12( cmcm
cm
cm
cmcm
25
225
81114
2
22
cm
cm
cmcm
cmcm
13
169
25114
)5()12(
2
22
22
6 m
4 m 3,5 m
3,5 m
3 m 3 m 6 m
18 cm
10 cm
153
20 m
12 m 12 m
20 cm 20 cm
12 cm 12 cm
b. tegaksisiluasjumlahalasLuasLimasPermukaanLuas
))]13182
1(2(())1510
2
1(2[(]1018[ cmcmcmcmcmcm
222 234150180 cmcmcm
2564cm
13. a. 22 )12()20(lim mmastinggi
m
m
mm
16
256
144400
2
22
b. TinggialasLuasV3
1 limas
33072
16)2424(3
1
m
mmm
14. Bagian alas limas : 22 )12()20( mmsegitigatinggi
m
m
mm
16
256
144400
2
22
TinggialasLuasV3
1limas
TsegitigatinggialasluasV )2
1(
3
1
Tcmcm
Tcmcm
Tcmcmcm
23
23
3
64480
1923
1480
)16242
1(
3
1480
cmcm
cmT 5,7
64
4802
3
24 m
24 m
24 cm
154
Lampiran 7
PERHITUNGAN UJI VALIDITAS INSTRUMEN
Contoh perhitungan soal no. 1
Langkah-langkah perhitungan uji validitas tes yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan nilai N, .dan,,,, 22
1 YXXYYX
N = Banyaknya Responden = 32
1X = Jumlah skor item ke-1 = 119
Y = Jumlah skor total seluruh siswa = 4842
2
1X = Jumlah kuadrat skor soal nomor 1 = 469
2Y = Jumlah kuadrat skor total seluruh siswa = 772864
YX 1 = Jumlah hasil kali skor dengan skor total tiap siswa pada item ke-1
= 18244
2. Menentukan nilai r hitung = })(}{)({
))((
2222YYNXXN
YXYXN
ii
ii
}4842)772864(32}{119)469(32{
)4842)(119()18244(32
22
1089821348
7610
231,0
3. Menentukan r tabel
dk = n – 2 = 32 – 2 = 30 dan = 0,05
r (30, 5%) = 0,296
4. Membandingkan r hitung dan r tabel
Karena r hitung < r tabel (0,231 < 0,296), maka soal nomor 1 tidak valid.
Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan uji validitasnya sama dengan
perhitungan soal nomor 1.
155
UJI VALIDITAS BUTIR INSTRUMEN
Tes Pemahaman Konsep Luas dan Volume
No Nama 1 2 3 4a 4b 5 6 7 8 9 10a 10b 11a 11b 12a 12b 13a 13b 14 Skor
Total
1 A 3 1 5 5 5 7 15 15 15 20 5 10 3 1 5 2 5 15 20 157
2 B 5 1 5 5 10 10 15 15 15 20 5 15 3 1 5 5 5 15 20 175
3 C 2 5 5 5 0 10 14 7 15 0 3 0 0 0 4 0 3 5 0 78
4 D 5 5 5 5 10 5 15 0 15 5 3 0 0 0 3 0 3 5 0 84
5 E 3 5 5 5 10 7 15 15 15 20 5 15 5 1 5 3 5 15 20 174
6 F 3 5 5 5 10 10 15 10 15 20 5 5 3 1 5 6 5 12 20 160
7 G 4 1 4 2 0 7 0 10 15 7 3 5 0 0 3 0 3 5 0 69
8 H 4 5 5 5 2 10 15 14 15 20 4 5 0 0 4 0 4 15 19 146
9 I 3 5 5 5 10 7 10 7 15 15 3 5 0 0 3 2 3 5 0 103
10 J 5 5 5 5 9 9 15 15 15 20 5 14 8 1 4 3 5 15 20 178
11 K 3 3 5 5 10 10 15 15 15 20 5 14 5 1 5 10 5 15 19 180
12 L 3 5 4 5 9 9 5 14 15 20 5 3 8 1 5 3 5 12 19 150
13 M 5 1 5 5 10 10 15 15 15 20 5 14 15 1 5 15 5 15 20 196
14 N 3 1 4 5 9 5 7 14 15 17 5 5 8 1 5 2 5 15 19 145
15 O 2 0 4 2 0 7 1 0 15 10 4 5 1 1 5 3 3 5 20 88
16 P 4 5 5 5 2 5 15 15 15 20 4 5 5 1 5 8 3 10 20 152
17 Q 3 5 5 2 0 10 15 15 15 15 5 10 20 5 5 15 5 15 19 184
156
18 R 4 2 5 5 10 10 15 15 15 19 5 14 7 1 5 3 5 15 19 174
19 S 3 2 5 5 9 10 15 15 15 20 5 15 7 1 5 3 5 15 20 175
20 T 4 2 5 0 0 7 10 15 15 20 3 15 2 1 5 5 3 5 5 122
21 U 3 4 5 5 10 10 15 15 15 20 5 15 5 1 5 0 3 10 20 166
22 V 4 3 5 5 10 10 14 14 15 20 5 15 20 5 5 0 5 15 19 189
23 W 5 4 5 0 0 5 15 15 15 20 3 15 5 1 5 8 5 10 5 141
24 X 4 5 5 5 8 10 15 15 10 20 5 15 20 5 5 15 5 15 19 201
25 Y 5 1 5 2 0 5 3 15 10 15 5 5 0 0 5 5 3 12 19 115
26 Z 5 1 4 5 9 7 15 15 15 20 5 15 15 1 5 8 5 15 20 185
27 AA 4 1 4 5 10 9 14 15 15 20 5 15 5 1 5 5 5 15 20 173
28 AB 3 1 5 0 0 5 12 14 10 15 3 5 1 1 5 0 3 15 20 118
29 AC 5 2 5 5 5 10 15 15 15 20 5 15 5 1 5 3 5 10 20 166
30 AD 4 5 5 5 9 9 15 15 15 20 5 13 8 1 5 5 5 15 19 178
31 AE 3 5 5 5 10 5 15 15 15 15 5 15 5 1 5 5 5 12 20 166
32 AF 3 1 5 4 9 1 14 15 15 20 5 14 2 1 5 0 5 15 20 154
S 119 97 154 132 205 251 404 419 465 553 143 331 191 38 151 142 139 388 520 4842
rhitung 0.231 0.091 0.221 0.432 0.558 0.407 0.629 0.726 0.060 0.802 0.805 0.751 0.717 0.544 0.632 0.527 0.804 0.823 0.730
rtabel 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296
Kriteria IV IV IV V V V V V IV V V V V V V V V IV V
157
HASIL UJI VALIDITAS BUTIR INSTRUMEN
Tes Pemahaman Konsep Luas dan Volume
No Nama 4a 4b 5 6 7 9 10a 10b 11a 11b 12a 12b 13a 13b 14 Skor
Total
1 A 5 5 7 15 15 20 5 10 3 1 5 2 5 15 20 93
2 B 5 10 10 15 15 20 5 15 3 1 5 5 5 15 20 109
3 C 5 0 10 14 7 0 3 0 0 0 4 0 3 5 0 43
4 D 5 10 5 15 0 5 3 0 0 0 3 0 3 5 0 46
5 E 5 10 7 15 15 20 5 15 5 1 5 3 5 15 20 106
6 F 5 10 10 15 10 20 5 5 3 1 5 6 5 12 20 95
7 G 2 0 7 0 10 7 3 5 0 0 3 0 3 5 0 37
8 H 5 2 10 15 14 20 4 5 0 0 4 0 4 15 19 79
9 I 5 10 7 10 7 15 3 5 0 0 3 2 3 5 0 67
10 J 5 9 9 15 15 20 5 14 8 1 4 3 5 15 20 108
11 K 5 10 10 15 15 20 5 14 5 1 5 10 5 15 19 115
12 L 5 9 9 5 14 20 5 3 8 1 5 3 5 12 19 87
13 M 5 10 10 15 15 20 5 14 15 1 5 15 5 15 20 130
14 N 5 9 5 7 14 17 5 5 8 1 5 2 5 15 19 83
15 O 2 0 7 1 0 10 4 5 1 1 5 3 3 5 20 39
16 P 5 2 5 15 15 20 4 5 5 1 5 8 3 10 20 90
158
17 Q 2 0 10 15 15 15 5 10 20 5 5 15 5 15 19 117
18 R 5 10 10 15 15 19 5 14 7 1 5 3 5 15 19 109
19 S 5 9 10 15 15 20 5 15 7 1 5 3 5 15 20 110
20 T 0 0 7 10 15 20 3 15 2 1 5 5 3 5 5 83
21 U 5 10 10 15 15 20 5 15 5 1 5 0 3 10 20 106
22 V 5 10 10 14 14 20 5 15 20 5 5 0 5 15 19 123
23 W 0 0 5 15 15 20 3 15 5 1 5 8 5 10 5 92
24 X 5 8 10 15 15 20 5 15 20 5 5 15 5 15 19 138
25 Y 2 0 5 3 15 15 5 5 0 0 5 5 3 12 19 60
26 Z 5 9 7 15 15 20 5 15 15 1 5 8 5 15 20 120
27 AA 5 10 9 14 15 20 5 15 5 1 5 5 5 15 20 109
28 AB 0 0 5 12 14 15 3 5 1 1 5 0 3 15 20 61
29 AC 5 5 10 15 15 20 5 15 5 1 5 3 5 10 20 104
30 AD 5 9 9 15 15 20 5 13 8 1 5 5 5 15 19 110
31 AE 5 10 5 15 15 15 5 15 5 1 5 5 5 12 20 101
32 AF 4 9 1 14 15 20 5 14 2 1 5 0 5 15 20 90
S 132 205 251 404 419 553 143 331 191 38 151 142 139 388 520 2960
rhitung 0.403 0.559 0.437 0.646 0.707 0.773 0.726 0.795 0.755 0.577 0.575 0.580 0.772 0.733 0.602
rtabel 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296 0.296
Kriteria V V V V V V V V V V V V V V V
159
Lampiran 8
PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS INSTRUMEN
Langkah-langkah perhitungan reliabilitas instrumen yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan nilai )1(
)( 222
nn
XXnS ii
i
)1(
)( 2
1
2
12
1nn
XXnS
)31)(32(
)132()632)(32( 2
992
2800
823,2
2
11
2
10
2
9
2
8
2
7
2
6
2
5
2
4
2
3
2
2
2
1
2SSSSSSSSSSSSi
2
15
2
14
2
13
2
12 SSSS
717,27709,0564,25668,16726,19620,5572,18823,2
935,51210,15878,0286,19402,0706,1515,35
331,242
2. Menentukan nilai )1(
)( 222
nn
XXnS tt
t
)31)(32(
)4007()540935)(32( 22
tS
98,1263
3. Menentukan nilai k = banyak butir soal yang valid = 15
4. Menentukan nilai r dengan menggunakan rumus alpha cronbach:
2
22
1t
it
S
SS
k
kr
98,1263
331,24298,1263
115
15 87,0866,0
160
PERHITUNGAN RELIABILITAS BUTIR INSTRUMEN
Tes Pemahaman Konsep Luas dan Volume
NO NAMA NOMOR SOAL Skor
Total
Kuadrat
Skor 1 2 3 4a 4b 5 6 7 8 9 10a 10b 11a 11b 12a 12b 13a 13b 14
1 A 3 1 5 5 5 7 15 15 15 20 5 10 3 1 5 2 5 15 20 157 24649
2 B 5 1 5 5 10 10 15 15 15 20 5 15 3 1 5 5 5 15 20 175 30625
3 C 2 5 5 5 0 10 14 7 15 0 3 0 0 0 4 0 3 5 0 78 6084
4 D 5 5 5 5 10 5 15 0 15 5 3 0 0 0 3 0 3 5 0 84 7056
5 E 3 5 5 5 10 7 15 15 15 20 5 15 5 1 5 3 5 15 20 174 30276
6 F 3 5 5 5 10 10 15 10 15 20 5 5 3 1 5 6 5 12 20 160 25600
7 G 4 1 4 2 0 7 0 10 15 7 3 5 0 0 3 0 3 5 0 69 4761
8 H 4 5 5 5 2 10 15 14 15 20 4 5 0 0 4 0 4 15 19 146 21316
9 I 3 5 5 5 10 7 10 7 15 15 3 5 0 0 3 2 3 5 0 103 10609
10 J 5 5 5 5 9 9 15 15 15 20 5 14 8 1 4 3 5 15 20 178 31684
11 K 3 3 5 5 10 10 15 15 15 20 5 14 5 1 5 10 5 15 19 180 32400
12 L 3 5 4 5 9 9 5 14 15 20 5 3 8 1 5 3 5 12 19 150 22500
13 M 5 1 5 5 10 10 15 15 15 20 5 14 15 1 5 15 5 15 20 196 38416
14 N 3 1 4 5 9 5 7 14 15 17 5 5 8 1 5 2 5 15 19 145 21025
15 O 2 0 4 2 0 7 1 0 15 10 4 5 1 1 5 3 3 5 20 88 7744
16 P 4 5 5 5 2 5 15 15 15 20 4 5 5 1 5 8 3 10 20 152 23104
17 Q 3 5 5 2 0 10 15 15 15 15 5 10 20 5 5 15 5 15 19 184 33856
161
18 R 4 2 5 5 10 10 15 15 15 19 5 14 7 1 5 3 5 15 19 174 30276
19 S 3 2 5 5 9 10 15 15 15 20 5 15 7 1 5 3 5 15 20 175 30625
20 T 4 2 5 0 0 7 10 15 15 20 3 15 2 1 5 5 3 5 5 122 14884
21 U 3 4 5 5 10 10 15 15 15 20 5 15 5 1 5 0 3 10 20 166 27556
22 V 4 3 5 5 10 10 14 14 15 20 5 15 20 5 5 0 5 15 19 189 35721
23 W 5 4 5 0 0 5 15 15 15 20 3 15 5 1 5 8 5 10 5 141 19881
24 X 4 5 5 5 8 10 15 15 10 20 5 15 20 5 5 15 5 15 19 201 40401
25 Y 5 1 5 2 0 5 3 15 10 15 5 5 0 0 5 5 3 12 19 115 13225
26 Z 5 1 4 5 9 7 15 15 15 20 5 15 15 1 5 8 5 15 20 185 34225
27 AA 4 1 4 5 10 9 14 15 15 20 5 15 5 1 5 5 5 15 20 173 29929
28 AB 3 1 5 0 0 5 12 14 10 15 3 5 1 1 5 0 3 15 20 118 13924
29 AC 5 2 5 5 5 10 15 15 15 20 5 15 5 1 5 3 5 10 20 166 27556
30 AD 4 5 5 5 9 9 15 15 15 20 5 13 8 1 5 5 5 15 19 178 31684
31 AE 3 5 5 5 10 5 15 15 15 15 5 15 5 1 5 5 5 12 20 166 27556
32 AF 3 1 5 4 9 1 14 15 15 20 5 14 2 1 5 0 5 15 20 154 23716
Jumlah 119 97 154 132 205 251 404 419 465 553 143 331 191 38 151 142 139 388 520 4842 772864
si 0.924 1.858 0.397 1.680 4.309 2.371 4.441 4.083 1.481 5.056 0.842 5.265 5.959 1.306 0.634 4.392 0.937 3.900 7.207 36.015
si2 0.854 3.451 0.157 2.823 18.572 5.620 19.726 16.668 2.193 25.564 0.709 27.717 35.515 1.706 0.402 19.286 0.878 15.210 51.935 1297.060
Ssi2 248.98
st 36.01
st2 1297.06
r11 0.85
162
HASIL PERHITUNGAN RELIABILITAS BUTIR INSTRUMEN
Tes Pemahaman Konsep Luas dan Volume
NO NAMA
NOMOR SOAL Skor
Total
Kuadrat
Skor 4a 4b 5 6 7 9 10a 10b 11a 11b 12a 12b 13a 13b 14
1 A 5 5 7 15 15 20 5 10 3 1 5 2 5 15 20 133 17689
2 B 5 10 10 15 15 20 5 15 3 1 5 5 5 15 20 149 22201
3 C 5 0 10 14 7 0 3 0 0 0 4 0 3 5 0 51 2601
4 D 5 10 5 15 0 5 3 0 0 0 3 0 3 5 0 54 2916
5 E 5 10 7 15 15 20 5 15 5 1 5 3 5 15 20 146 21316
6 F 5 10 10 15 10 20 5 5 3 1 5 6 5 12 20 132 17424
7 G 2 0 7 0 10 7 3 5 0 0 3 0 3 5 0 45 2025
8 H 5 2 10 15 14 20 4 5 0 0 4 0 4 15 19 117 13689
9 I 5 10 7 10 7 15 3 5 0 0 3 2 3 5 0 75 5625
10 J 5 9 9 15 15 20 5 14 8 1 4 3 5 15 20 148 21904
11 K 5 10 10 15 15 20 5 14 5 1 5 10 5 15 19 154 23716
12 L 5 9 9 5 14 20 5 3 8 1 5 3 5 12 19 123 15129
13 M 5 10 10 15 15 20 5 14 15 1 5 15 5 15 20 170 28900
14 N 5 9 5 7 14 17 5 5 8 1 5 2 5 15 19 122 14884
15 O 2 0 7 1 0 10 4 5 1 1 5 3 3 5 20 67 4489
16 P 5 2 5 15 15 20 4 5 5 1 5 8 3 10 20 123 15129
17 Q 2 0 10 15 15 15 5 10 20 5 5 15 5 15 19 156 24336
18 R 5 10 10 15 15 19 5 14 7 1 5 3 5 15 19 148 21904
163
19 S 5 9 10 15 15 20 5 15 7 1 5 3 5 15 20 150 22500
20 T 0 0 7 10 15 20 3 15 2 1 5 5 3 5 5 96 9216
21 U 5 10 10 15 15 20 5 15 5 1 5 0 3 10 20 139 19321
22 V 5 10 10 14 14 20 5 15 20 5 5 0 5 15 19 162 26244
23 W 0 0 5 15 15 20 3 15 5 1 5 8 5 10 5 112 12544
24 X 5 8 10 15 15 20 5 15 20 5 5 15 5 15 19 177 31329
25 Y 2 0 5 3 15 15 5 5 0 0 5 5 3 12 19 94 8836
26 Z 5 9 7 15 15 20 5 15 15 1 5 8 5 15 20 160 25600
27 AA 5 10 9 14 15 20 5 15 5 1 5 5 5 15 20 149 22201
28 AB 0 0 5 12 14 15 3 5 1 1 5 0 3 15 20 99 9801
29 AC 5 5 10 15 15 20 5 15 5 1 5 3 5 10 20 139 19321
30 AD 5 9 9 15 15 20 5 13 8 1 5 5 5 15 19 149 22201
31 AE 5 10 5 15 15 15 5 15 5 1 5 5 5 12 20 138 19044
32 AF 4 9 1 14 15 20 5 14 2 1 5 0 5 15 20 130 16900
Jumlah 132 205 251 404 419 553 143 331 191 38 151 142 139 388 520 4007 540935
si 1.680 4.309 2.371 4.441 4.083 5.056 0.842 5.265 5.959 1.306 0.634 4.392 0.937 3.900 7.207 35.553
si2 2.823 18.572 5.620 19.726 16.668 25.564 0.709 27.717 35.515 1.706 0.402 19.286 0.878 15.210 51.935 1263.983
Ssi2 242.33
st 35.55
st2 1263.98
r11 0.87
164
Lampiran 9
PERHITUNGAN UJI TARAF KESUKARAN TES
Langkah-langkah perhitungan taraf kesukaran butir tes yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan nilai B = Skor seluruh siswa peserta tes untuk setiap butir
soal
2. Menentukan nilai JS = Skor maksimal yang mungkin diperoleh peserta tes
3. Untuk soal nomor 1, perhitungan taraf kesukarannya sebagai berikut:
B = 119, JS = 160
4. Menentukan nilai P = indeks/taraf kesukaran
JS
BP
160
119
744,0
5. Menentukan kriteria indeks kesukaran
Berdasarkan klasifikasi indeks kesukaran, nilai P = 0,744 berada pada
kisaran 0,70 – 1,00, maka soal nomor 1 memiliki tingkat kesukaran
mudah.
Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan taraf kesukarannya sama
dengan perhitungan soal nomor 1.
165
TINGKAT KESUKARAN
Tes Pemahaman Konsep Luas dan Volume
NO NAMA NOMOR SOAL
1 2 3 4a 4b 5 6 7 8 9 10a 10b 11a 11b 12a 12b 13a 13b 14
1 A 3 1 5 5 5 7 15 15 15 20 5 10 3 1 5 2 5 15 20
2 B 5 1 5 5 10 10 15 15 15 20 5 15 3 1 5 5 5 15 20
3 C 2 5 5 5 0 10 14 7 15 0 3 0 0 0 4 0 3 5 0
4 D 5 5 5 5 10 5 15 0 15 5 3 0 0 0 3 0 3 5 0
5 E 3 5 5 5 10 7 15 15 15 20 5 15 5 1 5 3 5 15 20
6 F 3 5 5 5 10 10 15 10 15 20 5 5 3 1 5 6 5 12 20
7 G 4 1 4 2 0 7 0 10 15 7 3 5 0 0 3 0 3 5 0
8 H 4 5 5 5 2 10 15 14 15 20 4 5 0 0 4 0 4 15 19
9 I 3 5 5 5 10 7 10 7 15 15 3 5 0 0 3 2 3 5 0
10 J 5 5 5 5 9 9 15 15 15 20 5 14 8 1 4 3 5 15 20
11 K 3 3 5 5 10 10 15 15 15 20 5 14 5 1 5 10 5 15 19
12 L 3 5 4 5 9 9 5 14 15 20 5 3 8 1 5 3 5 12 19
13 M 5 1 5 5 10 10 15 15 15 20 5 14 15 1 5 15 5 15 20
14 N 3 1 4 5 9 5 7 14 15 17 5 5 8 1 5 2 5 15 19
15 O 2 0 4 2 0 7 1 0 15 10 4 5 1 1 5 3 3 5 20
16 P 4 5 5 5 2 5 15 15 15 20 4 5 5 1 5 8 3 10 20
17 Q 3 5 5 2 0 10 15 15 15 15 5 10 20 5 5 15 5 15 19
18 R 4 2 5 5 10 10 15 15 15 19 5 14 7 1 5 3 5 15 19
19 S 3 2 5 5 9 10 15 15 15 20 5 15 7 1 5 3 5 15 20
20 T 4 2 5 0 0 7 10 15 15 20 3 15 2 1 5 5 3 5 5
166
21 U 3 4 5 5 10 10 15 15 15 20 5 15 5 1 5 0 3 10 20
22 V 4 3 5 5 10 10 14 14 15 20 5 15 20 5 5 0 5 15 19
23 W 5 4 5 0 0 5 15 15 15 20 3 15 5 1 5 8 5 10 5
24 X 4 5 5 5 8 10 15 15 10 20 5 15 20 5 5 15 5 15 19
25 Y 5 1 5 2 0 5 3 15 10 15 5 5 0 0 5 5 3 12 19
26 Z 5 1 4 5 9 7 15 15 15 20 5 15 15 1 5 8 5 15 20
27 AA 4 1 4 5 10 9 14 15 15 20 5 15 5 1 5 5 5 15 20
28 AB 3 1 5 0 0 5 12 14 10 15 3 5 1 1 5 0 3 15 20
29 AC 5 2 5 5 5 10 15 15 15 20 5 15 5 1 5 3 5 10 20
30 AD 4 5 5 5 9 9 15 15 15 20 5 13 8 1 5 5 5 15 19
31 AE 3 5 5 5 10 5 15 15 15 15 5 15 5 1 5 5 5 12 20
32 AF 3 1 5 4 9 1 14 15 15 20 5 14 2 1 5 0 5 15 20
119 97 154 132 205 251 404 419 465 553 143 331 191 38 151 142 139 388 520
P 0.744 0.606 0.963 0.825 0.641 0.784 0.842 0.873 0.969 0.864 0.894 0.69 0.298 0.238 0.944 0.296 0.869 0.606 0.813
Kri
teria
mu
da
h
sed
an
g
mu
da
h
mu
da
h
sed
an
g
mu
da
h
mu
da
h
mu
da
h
mu
da
h
mu
da
h
mu
da
h
sed
an
g
suk
ar
suk
ar
mu
da
h
suk
ar
mu
da
h
sed
an
g
mu
da
h
167
Lampiran 10
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA TES
Langkah-langkah perhitungan daya pembeda butir tes, yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan nilai BA = Total skor peserta kelas atas
2. Menentukan nilai BB = Total skor peserta kelas bawah
3. Menentukan nilai JA = Skor maksimal yang mungkin diperoleh peserta
kelas atas
4. Menentukan nilai JB = Skor maksimal yang mungkin diperoleh peserta
kelas bawah
5. Untuk soal nomor 1, perhitungan daya pembedanya sebagai berikut:
BA = 63, BB = 56, JA = 80, JB = 80
6. Menentukan nilai D
JB
BB
JA
BAD
80
56
80
63088,00875,0
7. Menentukan kriteria
Berdasarkan klasifikasi daya pembeda, nilai D = 0,088 berada pada
kisaran 0,00 < D 0,20 maka soal nomor 1 memiliki daya pembeda yang
jelek.
Untuk soal nomor 2 dan seterusnya, perhitungan daya bedanya sama
dengan perhitungan daya beda soal nomor l .
168
DAYA PEMBEDA SOAL
Tes Pemahaman Konsep Luas dan Volume
Kel. NOMOR SOAL
y 1 2 3 4a 4b 5 6 7 8 9 10a 10b 11a 11b 12a 12b 13a 13b 14
Kel
om
pok
Ata
s
4 5 5 5 8 10 15 15 10 20 5 15 20 5 5 15 5 15 19 201
5 1 5 5 10 10 15 15 15 20 5 14 15 1 5 15 5 15 20 196
4 3 5 5 10 10 14 14 15 20 5 15 20 5 5 0 5 15 19 189
5 1 4 5 9 7 15 15 15 20 5 15 15 1 5 8 5 15 20 185
3 5 5 2 0 10 15 15 15 15 5 10 20 5 5 15 5 15 19 184
3 3 5 5 10 10 15 15 15 20 5 14 5 1 5 10 5 15 19 180
4 5 5 5 9 9 15 15 15 20 5 13 8 1 5 5 5 15 19 178
5 5 5 5 9 9 15 15 15 20 5 14 8 1 4 3 5 15 20 178
5 1 5 5 10 10 15 15 15 20 5 15 3 1 5 5 5 15 20 175
3 2 5 5 9 10 15 15 15 20 5 15 7 1 5 3 5 15 20 175
3 5 5 5 10 7 15 15 15 20 5 15 5 1 5 3 5 15 20 174
4 2 5 5 10 10 15 15 15 19 5 14 7 1 5 3 5 15 19 174
4 1 4 5 10 9 14 15 15 20 5 15 5 1 5 5 5 15 20 173
3 4 5 5 10 10 15 15 15 20 5 15 5 1 5 0 3 10 20 166
5 2 5 5 5 10 15 15 15 20 5 15 5 1 5 3 5 10 20 166
3 5 5 5 10 5 15 15 15 15 5 15 5 1 5 5 5 12 20 166
S 63 50 78 77 139 146 238 239 235 309 80 229 153 28 79 98 78 227 314 2860
169
Kel
om
pok
Baw
ah
3 5 5 5 10 10 15 10 15 20 5 5 3 1 5 6 5 12 20 160
3 1 5 5 5 7 15 15 15 20 5 10 3 1 5 2 5 15 20 157
3 1 5 4 9 1 14 15 15 20 5 14 2 1 5 0 5 15 20 154
4 5 5 5 2 5 15 15 15 20 4 5 5 1 5 8 3 10 20 152
3 5 4 5 9 9 5 14 15 20 5 3 8 1 5 3 5 12 19 150
4 5 5 5 2 10 15 14 15 20 4 5 0 0 4 0 4 15 19 146
3 1 4 5 9 5 7 14 15 17 5 5 8 1 5 2 5 15 19 145
5 4 5 0 0 5 15 15 15 20 3 15 5 1 5 8 5 10 5 141
4 2 5 0 0 7 10 15 15 20 3 15 2 1 5 5 3 5 5 122
3 1 5 0 0 5 12 14 10 15 3 5 1 1 5 0 3 15 20 118
5 1 5 2 0 5 3 15 10 15 5 5 0 0 5 5 3 12 19 115
3 5 5 5 10 7 10 7 15 15 3 5 0 0 3 2 3 5 0 103
2 0 4 2 0 7 1 0 15 10 4 5 1 1 5 3 3 5 20 88
5 5 5 5 10 5 15 0 15 5 3 0 0 0 3 0 3 5 0 84
2 5 5 5 0 10 14 7 15 0 3 0 0 0 4 0 3 5 0 78
4 1 4 2 0 7 0 10 15 7 3 5 0 0 3 0 3 5 0 69
S 56 47 76 55 66 105 166 180 230 244 63 102 38 10 72 44 61 161 206 1982
DP 0.088 0.038 0.03 0.28 0.46 0.26 0.3 0.25 0.02 0.2 0.21 0.53 0.36 0.23 0.09 0.23 0.21 0.28 0.34
Kri
teri
a
jele
k
jele
k
jele
k
cuk
up
baik
cuk
up
cuk
up
cuk
up
jele
k
cuk
up
cuk
up
baik
cuk
up
cuk
up
jele
k
cuk
up
cuk
up
cuk
up
cuk
up
170
Lampiran 11
Rekapitulasi Validitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda
Instrumen Tes
No.
Item
Validitas Taraf Kesukaran Daya Pembeda
rhitung Kriteria P Kriteria D Kriteria
4a 0,432 Valid 0,825 Mudah 0,28 Cukup
4b 0,558 Valid 0,641 Sedang 0,46 Baik
5 0,407 Valid 0,784 Mudah 0,26 Cukup
6 0,629 Valid 0,842 Mudah 0,30 Cukup
7 0,726 Valid 0,873 Mudah 0,25 Cukup
9 0,802 Valid 0,864 Mudah 0,20 Cukup
10a 0,805 Valid 0,894 Mudah 0,21 Cukup
10b 0,751 Valid 0,690 Sedang 0,53 Baik
11a 0,717 Valid 0,298 Sukar 0,36 Cukup
11b 0,544 Valid 0,238 Sukar 0,23 Cukup
12a 0,632 Valid 0,944 Mudah 0,09 Jelek
12b 0,527 Valid 0,296 Sukar 0,23 Cukup
13a 0,804 Valid 0,869 Mudah 0,21 Cukup
13b 0,823 Valid 0,606 Sedang 0,21 Cukup
14 0,730 Valid 0,813 Mudah 0,34 Cukup
Tingkat Kesukaran Daya Pembeda
Mudah = 60% Jelek = 6,67%
Sedang = 20% Cukup = 80%
Sukar = 20% Baik = 13,33%
171
Lampiran 12
NILAI POSTTEST SISWA
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
No. Kelas Eksperimen Nilai Kelas Kontrol Nilai
1. A1 70 B1 70
2. A2 56 B2 67
3. A3 74 B3 73
4. A4 77 B4 61
5. A5 54 B5 54
6. A6 70 B6 40
7. A7 67 B7 77
8. A8 50 B8 78
9. A9 70 B9 50
10. A10 69 B10 34
11. A11 87 B11 37
12. A12 90 B12 74
13. A13 73 B13 80
14. A14 48 B14 67
15. A15 73 B15 60
16. A16 74 B16 48
17. A17 60 B17 56
18. A18 54 B18 47
19. A19 60 B19 57
20. A20 63 B20 60
21. A21 86 B21 73
22. A22 61 B22 69
23. A23 92 B23 34
24. A24 88 B24 84
25. A25 69 B25 33
26. A26 75 B26 63
27. A27 64 B27 58
28. A28 64 B28 36
29. A29 94 B29 78
30. A30 60 B30 86
31. A31 63 B31 43
32. A32 78 B32 56
33. A33 60 B33 56
34. A34 57 B34 43
35. A35 62 B35 48
36. A36 67 B36 49
37. A37 65 B37 51
38. A38 68 B38 57
172
Lampiran 13
NILAI POSTTEST KELAS EKSPERIMEN BERDASARKAN DIMENSI PEMAHAMAN KONSEP
Tipe Soal Translasi Interpretasi Ekstrapolasi
Skor Nilai
Translasi Interpretasi Ekstrapolasi Translasi Interpretasi Ekstrapolasi
Skor
Total
Butir Soal
1a 6a 8a 9a 1b 2 7b 3 4 5 6b 7a 8b 9b 10
(NILAI)
No.
Subjek
A1 3 5 5 5 6 6 1 5 7 9 4 3 2 7 2 18 13 39 10.00 7.22 6.09 70
A2 3 5 3 5 4 6 1 2 2 5 7 2 2 7 2 16 11 29 8.89 6.11 4.53 56
A3 3 5 5 5 6 6 1 4 9 9 4 3 5 7 2 18 13 43 10.00 7.22 6.72 74
A4 3 5 5 5 6 6 1 4 9 9 7 2 3 9 3 18 13 46 10.00 7.22 7.19 77
A5 3 4 3 5 0 6 1 5 2 7 4 2 3 7 2 15 7 32 8.33 3.89 5.00 54
A6 3 5 5 5 6 6 1 7 7 9 3 3 1 7 2 18 13 39 10.00 7.22 6.09 70
A7 3 5 4 5 5 6 0 7 7 9 4 2 1 7 2 17 11 39 9.44 6.11 6.09 67
A8 3 4 3 3 0 6 1 4 2 8 2 2 2 7 3 13 7 30 7.22 3.89 4.69 50
A9 3 5 4 5 6 6 1 5 5 9 6 4 1 7 3 17 13 40 9.44 7.22 6.25 70
A10 3 5 5 5 6 6 1 5 5 9 4 3 2 7 3 18 13 38 10.00 7.22 5.94 69
A11 3 5 5 5 6 6 1 6 9 9 7 6 5 7 7 18 13 56 10.00 7.22 8.75 87
A12 3 5 5 5 6 6 3 5 9 9 7 9 4 7 7 18 15 57 10.00 8.33 8.91 90
A13 3 5 5 5 6 6 1 4 9 8 7 3 2 7 2 18 13 42 10.00 7.22 6.56 73
A14 1 5 2 3 0 6 0 7 9 4 6 0 1 2 2 11 6 31 6.11 3.33 4.84 48
A15 3 5 4 5 6 6 1 7 6 5 7 2 5 7 4 17 13 43 9.44 7.22 6.72 73
A16 3 5 5 5 6 6 1 4 9 9 7 2 2 7 3 18 13 43 10.00 7.22 6.72 74
A17 3 5 4 5 2 1 1 2 9 9 7 2 1 7 2 17 4 39 9.44 2.22 6.09 60
A18 3 4 3 5 4 6 1 4 1 7 3 3 1 7 2 15 11 28 8.33 6.11 4.38 54
A19 3 5 5 5 3 6 1 1 9 8 2 2 1 7 2 18 10 32 10.00 5.56 5.00 60
A20 3 5 4 5 4 3 1 2 9 8 7 2 1 7 2 17 8 38 9.44 4.44 5.94 63
A21 3 5 5 5 6 6 1 7 9 9 7 5 5 7 6 18 13 55 10.00 7.22 8.59 86
173
A22 3 5 5 5 5 1 1 2 9 9 7 3 2 1 3 18 7 36 10.00 3.89 5.63 61
A23 3 5 5 5 6 6 6 7 9 9 5 9 5 7 5 18 18 56 10.00 10.00 8.75 92
A24 3 5 5 5 6 6 1 7 9 9 7 8 5 7 5 18 13 57 10.00 7.22 8.91 88
A25 3 5 5 5 6 1 1 4 9 9 7 2 2 7 3 18 8 43 10.00 4.44 6.72 69
A26 3 5 5 5 6 6 1 7 6 7 7 2 3 7 5 18 13 44 10.00 7.22 6.88 75
A27 1 4 3 5 0 6 1 7 9 7 7 3 1 7 3 13 7 44 7.22 3.89 6.88 64
A28 3 5 4 5 4 1 1 3 9 9 7 2 2 7 2 17 6 41 9.44 3.33 6.41 64
A29 3 5 5 5 6 6 6 7 7 9 6 9 6 7 7 18 18 58 10.00 10.00 9.06 94
A30 3 5 5 5 3 1 1 1 9 9 7 2 1 7 1 18 5 37 10.00 2.78 5.78 60
A31 3 5 4 5 4 1 1 3 9 9 7 2 1 7 2 17 6 40 9.44 3.33 6.25 63
A32 3 5 5 5 6 6 1 5 9 9 7 2 5 7 3 18 13 47 10.00 7.22 7.34 78
A33 3 5 3 5 4 1 1 1 9 9 6 3 1 7 2 16 6 38 8.89 3.33 5.94 60
A34 3 4 3 5 5 6 1 5 1 9 4 3 1 5 2 15 12 30 8.33 6.67 4.69 57
A35 3 5 3 5 2 1 1 2 9 9 7 2 3 7 3 16 4 42 8.89 2.22 6.56 62
A36 3 5 3 5 6 6 1 5 7 9 3 3 1 7 3 16 13 38 8.89 7.22 5.94 67
A37 1 5 5 5 0 6 0 7 9 5 5 3 4 7 3 16 6 43 8.89 3.33 6.72 65
A38 3 5 5 5 6 6 1 7 7 7 4 2 1 7 2 18 13 37 10.00 7.22 5.78 68
Jumlah 108 185 162 186 169 185 47 177 279 311 215 122 94 255 117 641 401 1570
Skor Max
persoal 3 5 5 5 6 6 6 7 9 9 7 9 9 7 7 18 18 64
100
Rata-Rata 2.842 4.868 4.263 4.895 4.447 4.868 1.237 4.658 7.342 8.184 5.658 3.211 2.474 6.711 3.079 16.87 10.55 41.32
Persentase (%)
94.74 97.37 85.26 97.89 74.12 81.14 20.61 66.54 81.58 90.94 80.83 35.67 27.49 95.86 43.98 93.71 58.63 64.56
Standar
Deviasi
1.6793 3.725 8.17414
174
Lampiran 14
NILAI POSTTEST KELAS KONTROL BERDASARKAN DIMENSI PEMAHAMAN KONSEP
Tipe Soal Translasi Interpretasi Ekstrapolasi
Skor Nilai
Translasi Interpretasi Ekstrapolasi Translasi Interpretasi Ekstrapolasi
Skor Total
Butir Soal
1a 6a 8a 9a 1b 2 7b 3 4 5 6b 7a 8b 9b 10
(NILAI)
No.
Subjek
B1 3 5 4 5 4 6 2 7 7 2 3 9 3 7 3 17 12 41 9.44 6.67 6.41 70
B2 3 5 4 5 6 4 0 6 3 3 5 9 4 7 3 17 10 40 9.44 5.56 6.25 67
B3 3 5 5 5 4 6 6 7 3 7 3 9 1 7 2 18 16 39 10.00 8.89 6.09 73
B4 3 5 3 5 4 4 0 7 7 6 4 3 1 6 3 16 8 37 8.89 4.44 5.78 61
B5 3 5 4 3 6 6 0 7 7 7 4 1 1 0 0 15 12 27 8.33 6.67 4.22 54
B6 0 4 3 2 0 6 0 5 6 4 4 2 1 0 3 9 6 25 5.00 3.33 3.91 40
B7 3 5 5 5 4 6 1 7 6 7 4 9 4 7 4 18 11 48 10.00 6.11 7.50 77
B8 3 5 5 5 6 6 2 7 4 8 4 9 4 7 3 18 14 46 10.00 7.78 7.19 78
B9 3 5 3 3 2 3 0 7 7 7 3 1 1 2 3 14 5 31 7.78 2.78 4.84 50
B10 3 4 3 0 1 6 0 5 6 2 2 2 0 0 0 10 7 17 5.56 3.89 2.66 34
B11 2 4 3 4 0 6 0 3 7 2 2 2 1 0 1 13 6 18 7.22 3.33 2.81 37
B12 3 5 4 5 6 6 0 7 5 8 3 9 2 7 4 17 12 45 9.44 6.67 7.03 74
B13 3 5 5 5 4 6 1 7 7 9 5 9 4 7 3 18 11 51 10.00 6.11 7.97 80
B14 3 5 4 5 6 6 0 5 4 3 2 9 4 7 4 17 12 38 9.44 6.67 5.94 67
B15 3 5 3 5 4 6 0 5 7 3 3 3 3 6 4 16 10 34 8.89 5.56 5.31 60
B16 3 5 3 3 3 4 0 7 7 3 4 3 0 0 3 14 7 27 7.78 3.89 4.22 48
B17 3 5 3 5 4 6 0 4 7 9 3 0 0 7 0 16 10 30 8.89 5.56 4.69 56
B18 3 5 4 4 3 4 0 7 7 3 3 4 0 0 0 16 7 24 8.89 3.89 3.75 47
B19 3 5 4 4 3 3 0 7 7 7 4 1 1 7 1 16 6 35 8.89 3.33 5.47 57
B20 3 5 3 5 4 6 0 5 7 5 4 2 1 6 4 16 10 34 8.89 5.56 5.31 60
B21 3 5 4 5 4 6 2 6 4 5 5 9 4 7 4 17 12 44 9.44 6.67 6.88 73
175
B22 3 4 4 5 6 4 2 7 5 3 2 9 4 7 4 16 12 41 8.89 6.67 6.41 69
B23 1 4 3 0 3 6 0 3 7 2 3 2 0 0 0 8 9 17 4.44 5.00 2.66 34
B24 3 5 5 5 6 6 1 7 7 9 7 9 4 7 3 18 13 53 10.00 7.22 8.28 84
B25 0 4 2 0 0 6 0 5 7 3 4 2 0 0 0 6 6 21 3.33 3.33 3.28 33
B26 3 5 3 5 5 6 0 5 7 4 5 2 1 7 5 16 11 36 8.89 6.11 5.63 63
B27 3 5 3 5 6 6 0 4 7 9 3 0 0 7 0 16 12 30 8.89 6.67 4.69 58
B28 3 4 3 0 4 6 0 2 7 2 2 2 1 0 0 10 10 16 5.56 5.56 2.50 36
B29 3 5 5 5 6 6 2 7 2 9 5 9 3 7 4 18 14 46 10.00 7.78 7.19 78
B30 3 5 5 5 6 6 6 7 7 9 7 9 2 7 2 18 18 50 10.00 10.00 7.81 86
B31 3 4 4 3 4 6 0 2 7 3 2 2 1 0 2 14 10 19 7.78 5.56 2.97 43
B32 3 5 3 3 4 6 0 7 7 7 4 0 0 7 0 14 10 32 7.78 5.56 5.00 56
B33 3 5 3 3 4 6 0 7 7 7 4 0 0 7 0 14 10 32 7.78 5.56 5.00 56
B34 3 4 4 3 4 6 0 4 6 2 2 2 0 1 2 14 10 19 7.78 5.56 2.97 43
B35 3 5 5 3 4 6 0 7 6 4 4 0 1 0 0 16 10 22 8.89 5.56 3.44 48
B36 3 5 3 4 6 6 0 7 4 3 1 4 1 2 0 15 12 22 8.33 6.67 3.44 49
B37 3 5 3 4 4 6 0 7 7 7 3 0 0 2 0 15 10 26 8.33 5.56 4.06 51
B38 3 5 4 4 4 6 0 7 7 7 3 0 0 7 0 16 10 31 8.89 5.56 4.84 57
Jumlah 105 181 141 145 154 212 25 223 232 200 135 157 58 165 74 572 391 1244
Skor Max
persoal 3 5 5 5 6 6 6 7 9 9 7 9 9 7 7 18 18 64
100
Rata-Rata 2.763 4.763 3.711 3.816 4.053 5.579 0.658 5.868 6.105 5.263 3.553 4.132 1.526 4.342 1.947 15.05 10.289 32.7368
Persentase
(%) 92.11 95.26 74.21 76.32 67.54 92.98 10.96 83.83 67.84 58.48 50.75 45.91 16.96 62.03 27.82 83.63 57.164 51.1513
Standar
Deviasi
2.94 2.818 10.6611
176
Lampiran 15
PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI
KELAS EKSPERIMEN
1. Menentukan Distribusi Frekuensi
a. Data Nilai Siswa
48 50 54 54 56 57 60 60 60 60 61 62 63 63
64 64 65 67 67 68 69 69 70 70 70 73 73 74
74 75 78 78 86 87 88 90 92 94
b. Menentukan Rentang Kelas
minmax XXJ
4894
51
c. Menentukan Banyak Kelas
6
21,6
21,51
383,31
3,31
Log
nLogK
d. Menentukan Panjang Kelas
K
JP
6
46
6,7
8
177
2. Menentukan Nilai Mean, Median, Modus, Varians, Kemiringan, dan
Keruncingan
Tabel Distribusi Frekuensi Nilai Tes Kelas Eksperimen
No. Interval Frekuensi
Titik
Tengah xi2 fixi fixi
2 (xi - x)
4 fi(xi -x)
4
fi f (%) (xi)
1 48-55 4 10.53% 51.5 2652.25 206 10609 84,560.13 338,240.52
2 56-63 10 26.32% 59.5 3540.25 595 35402.5 6,715.83 67,158.25
3 64-71 11 28.95% 67.5 4556.25 742.5 50118.75 1.23 13.51
4 72-79 7 18.42% 75.5 5700.25 528.5 39901.75 2,329.60 16,307.20
5 80-87 2 5.26% 83.5 6972.25 167 13944.5 49,918.20 99,836.41
6 88-95 4 10.53% 91.5 8372.25 366 33489 277,288.31 1,109,153.22
Jumlah 38 100% 2652.25 183465.5 420813.2915 1630709.102
Rata-rata 68.55
Median 67.14
Modus 65.10
Varians 132.05
Simpangan Baku 11.49
a. Menentukan Nilai Mean
55,68
38
2605
f
xfX
ii
b. Menentukan Nilai Median
13,67
11
141985,63
2
1
f
Fn
cLM e
178
c. Menentukan Nilai Modus
1,65
41
185,63
21
1
dd
dcLM O
d. Menentukan Nilai Varians
051,132
(38)(37)
(2605)-183465.5))(38(
)1(
ff)(
2
2
i
2
i2
nn
xxnSVarians
ii
49,11
051,132)(SBakuSimpangan
e. Menentukan Koefisien Kemiringan (SK)
300,0
49,11
1,6555,68
S
MXSK O
f. Menentukan nilai koefisien Keruncingan (Kurtosis)
462,2
(11,49)
2)1630709.10(38
1
1
4
4
4
4S
xxfn
ii
34 maka kurva berbentuk platikurtik.
179
Lampiran 16
PERHITUNGAN DISTRIBUSI FREKUENSI
KELAS KONTROL
1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi
a. Data Nilai Siswa
33 34 34 36 37 40 43 43 47 48 48 49 50 51
54 56 56 56 57 57 58 60 60 61 63 67 67 69
70 73 73 74 77 78 78 80 84 86
b. Menentukan Rentang Kelas
minmax XXJ
53
3386
c. Menentukan Banyak Kelas
6
21,6
21,51
383,31
3,31
Log
nLogK
d. Menentukan Panjang Kelas
9
83,8
6
53
K
JP
180
21,57
7
1519105,51
2
1
f
Fn
cLM e
Tabel Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
No Interval Frekuensi Titik
Tengah
(xi)
xi2 fixi fixi
2 (xi - x)
4 fi(xi - x)
4
fi f (%)
1 33-41 6 15.79% 37 1369 222 8214 206,445.63 1,238,673.77
2 42-50 7 18.42% 46 2116 322 14812 23,006.42 161,044.93
3 51-59 8 21.05% 55 3025 440 24200 120.88 967.03
4 60-68 6 15.79% 64 4096 384 24576 1,043.95 6,263.71
5 69-77 6 15.79% 73 5329 438 31974 46,494.59 278,967.53
6 78-86 5 13.16% 82 6724 410 33620 314,655.73 1,573,278.67
Jumlah 38 100% 2216 137396 591767.2 3259195.642
Rata-rata 58.32
Median 57.25
Modus 53.50
Varians 220.76
Simpangan Baku 14.86
2. Menentukan Nilai Mean, Median, Modus, Varians, Kemiringan, dan
Keruncingan
a. Menentukan Nilai Mean b. Menentukan Nilai Median
25,57
8
131995,50
2
1
f
Fn
cLM e
32,58
38
2216
f
xfX
ii
181
c. Menentukan Nilai Modus
50,53
21
195,50
21
1
dd
dcLM O
d. Menentukan Nilai Varians
76,220
(38)(37)
(2216)-137396))(38(
)1(
ff)(
2
2
i
2
i2
nn
xxnSVarians
ii
86,14
76,220)(SBakuSimpangan
e. Menentukan Koefisien Kemiringan (SK)
324,0
86,14
50,5332,58
S
MXSK O
f. Menentukan nilai koefisien Keruncingan (Kurtosis)
76,1
(14,86)
2)3259195.64(38
1
1
4
4
4
4S
xxfn
ii
34 maka kurva berbentuk platikurtik.
182
Lampiran 17
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELAS EKSPERIMEN
55,68)(XMean
49,11
051,132)(SBakuSimpangan
Nilai Batas
Kelas Z P(Z)
Luas Z
Tabel oi
f ei
f
eif
2)
eif
oi(f
47.5 -1.83 0.0336
48-55 0.0935 4 3.5530 0.06
55.5 -1.14 0.1271
56-63 0.2029 10 7.7102 0.68
63.5 -0.44 0.33
64-71 0.2726 11 10.3588 0.04
71.5 0.26 0.6026
72-79 0.2263 7 8.5994 0.30
79.5 0.95 0.8289
80-87 0.1216 2 4.6208 1.49
87.5 1.65 0.9505
88-95 0.0401 4 1.5238 4.02
95.5 2.35 0.9906
hitung2
6.58
tabel2 7.81
Kesimpulan: data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Uji normalitas yang di gunakan adalah uji Chi Kuadrat, dengan rumus:
k
i eif
eifoif
1
2)(2
Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
H0 = data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha = data sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
183
2. Menentukan kriteria pengujian
Jika 2hitung 2
tabel maka Ha diterima
Jika 2hitung
2tabel maka H0 diterima
3. Menentukan derajat bebas db = k – 3 = 6 – 3 = 3, dengan k menyatakan
banyak kelas interval
4. Menentukan nilai hitung2
58,6
1
2)(2 k
i eif
eifoif
5. Menentukan 2tabel
Selanjutnya menentukan tabel2 dengan db = 3 dan taraf signifikan
05,0 , diperoleh nilai tabel2
(1- , db) = tabel2
(0,95;3) = 7,81 . karena
hitung2 < tabel
2 (6,58 < 7,81), maka H0 diterima, artinya data sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
184
Lampiran 18
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELAS KONTROL
32,58)(XMean
86,14
76,220)(SBakuSimpangan
Nilai Batas
Kelas Z P(Z)
Luas Z
Tabel oi
f ei
f
eif
2)
eif
oi(f
32.5 -1.74 0.0409
33-41 0.0883 6 3.3554 2.08
41.5 -1.13 0.1292
42-50 0.1689 7 6.4182 0.05
50.5 -0.53 0.2981
51-59 0.2338 8 8.8844 0.09
59.5 0.08 0.5319
60-68 0.223 6 8.4740 0.72
68.5 0.69 0.7549
69-77 0.1466 6 5.5708 0.03
77.5 1.29 0.9015
78-86 0.0698 5 2.6524 2.08
86.5 1.90 0.9713
hitung2
5.06
tabel2 7.81
Kesimpulan: data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Uji normalitas yang di gunakan adalah uji Chi Kuadrat, dengan rumus:
k
i eif
eifoif
1
2)(2
Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan Hipotesis
H0 = data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha = data sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
185
2. Menentukan kriteria pengujian
Jika 2hitung 2
tabel maka Ha diterima
Jika 2hitung
2tabel maka H0 diterima
3. Menentukan derajat bebas db = k – 3 = 6 – 3 = 3, dengan k menyatakan
banyak kelas interval
4. Menentukan nilai hitung2
06,5
1
2)(2 k
i eif
eifoif
5. Menentukan 2tabel
Selanjutnya menentukan tabel2 dengan db = 3 dan taraf signifikan
05,0 , diperoleh nilai tabel2
(1- , db) = tabel2
(0,95;3) = 7,81 . karena hitung2
< tabel2 (5,06 < 7,81), maka H0 diterima, artinya data sampel berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
186
Lampiran 19
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS
Kelompok Varians
(S2)
Fhitung Ftabel Kesimpulan
Eksperimen 132.05 1,67 1,73
Kedua varians populasi
homogen Kontrol 220.76
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, dengan rumus:
terkecilians
terbesarians
S
SF
k
b
var
var2
2
dengan )1(
ff)(
2
i
2
i2
nn
xxnSVarians
ii
Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis
H0 = data sampel berasal dari populasi yang homogen
Ha = data sampel tidak berasal dari populasi yang homogen
2. Menentukan kriteria pengujian
Jika F0 Ftabel , maka H0 diterima
Jika F0 > Ftabel , maka H0 ditolak
3. Menentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil).
db pembilang = n – 1 = 38 – 1 = 37
db penyebut = n – 1 = 38 – 1 = 37
4. Menentukan nilai Fhitung
67,1
05,132
76,220
2
2
k
b
S
SF
187
5. Menentukan Ftabel
Selanjutnya menentukan Ftabel , dengan db pembilang 37, db penyebut 37
dan taraf signifikan 05,0 , diperoleh nilai Ftabel ( /2 , n-1, n-1) = Ftabel(0,025;37;37)
= 1,73.
Dari hasil perhitungan di atas diperoleh Fhitung = 1,67 dan Ftabel = 1,73.
karena Fhitung < Ftabel (1,67 < 1,73), maka H0 diterima, artinya kedua
kelompok di atas berasal dari populasi yang homogen.
188
Lampiran 20
PERHITUNGAN PENGUJIAN HIPOTESIS STATISTIK
Kelas Rata-
rata
Varians
(S2)
Sgabungan thitung ttabel Kesimpulan
Kelas
Eksperimen 68,55 132,05
13.28 3,36 1,67 Tolak H0 dan
Terima Ha Kelas
Kontrol 58,32 220,76
Langkah-langkah uji t yaitu sebagai berikut:
1. Menentukan nilai Sgabungan
28,13
23838
)220,76)(138()132,05)(138(
2
)1()1(
21
2
22
2
11
nn
SnSnS gab
2. Menentukan nilai hitung
36,3
38
1
38
1)28,13(
32,5855,68
11
21
21
nnS
XXt
gab
hit
189
3. Menentukan nilai ttabel
Selanjutnya mencari ttabel , dengan db = n1 + n2 – 2 = 38 + 38 – 2 = 74
dan taraf signifikan 05,0 , didapat nilai ttabel = 1,67.
Dari hasil perhitungan di atas didapat thitung = 3,36 dan ttabel = 1,67,
karena thitung ttabel (3,36 1,67), maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya,
Rata-rata kemampuan pemahaman konsep luas dan volume bangun ruang sisi
datar siswa kelas eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan media
VCD pembelajaran interaktif lebih tinggi daripada siswa kelas kontrol yang
menggunakan media gambar.
190
Lampiran 21
191
Lampiran 22
192
Lampiran 23
193
Lampiran 24