Lbm IV - Sakit

21
LBM IV - SAKIT BY: SGD 2

Transcript of Lbm IV - Sakit

Page 1: Lbm IV - Sakit

LBM IV - SAKITBY:

SGD 2

Page 2: Lbm IV - Sakit

SKENARIO

LBM IV

Sakit

Ida, perempuan berusia 23 tahun datang ke klinik FK UNIZAR mengeluh nyeri kepala. Dia juga mengeluh nyeri perut dan sendi. Selain itu, Ida juga mengeluh mens tidak teratur dan terasa nyeri saat menstruasi serta perut terasa kembung. Pada beberapa pemeriksaan penunjang sebelumnya didapatkan hasil normal. Ida merupakan anak pertama dan tinggal dengan kelima adiknya. Sebelum ayahnya meninggal 3 tahun yang lalu, Ida kuliah di Fakultas Ekonomi, setelah ayahnya meninggal, dia berhenti kuliah dan memutuskan untuk bekerja. Beberapa bulan ini Ida sering tidak masuk bekerja karena sakit. Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang diagnosis didapatkan hasil normal.

Page 3: Lbm IV - Sakit

PERMASALAHAN

Mengapa bisa terjadi keluhan di skenario padahal hasil pemeriksaan fisiknya normal?

Apa hubungan keluhan dengan kondisi keluarga pasien?

Bagaimana mekanisme terjadinya keluhan pasien?

Apa saja diagnosis banding dan diagnosis pasien di skenario?

Bagaimana penatalaksanaan pasien di skenario?

Page 4: Lbm IV - Sakit

Penyebab gejala yg timbul pada skenario?

- Pengaruh kondisi psikososial dan ekonomi stress

Page 5: Lbm IV - Sakit

Proses mendiagnosis

1. Anamnesis : Ida, 23 tahun mengeluh nyeri kepala, nyeri perut dan sendi, mens tidak teratur dan terasa nyeri saat menstruasi serta perut terasa kembung.

2. Pemeriksaan fisik dan penunjang : normal

3. Diagnosis multiaksial

a. Aksis I : F45.0 Gangguan Somatisasi

b. Aksis II : tidak ada (none)

c. Aksis III : tidak ada (none)

d. Aksis IV : Masalah dengan “Primary Support Group” (keluarga)

Masalah pendidikan

Masalah pekerjaan

Masalah Ekonomi

Page 6: Lbm IV - Sakit

Next

e. Aksis V : 80-71 Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll.

Page 7: Lbm IV - Sakit

Diagnosis banding skenario

Gangguan nyeri

Menurut DSM-IV gangguan nyeri adalah nyeri yang merupakan keluhan utama dan menjadi fokus perhatian klinis.

Gejala utama gangguan nyeri adalah adanya nyeri pada satu atau lebih tempat yang tidak sepenuhnya disebabkan oleh kondisi medis atau neurologis non psikiatrik.

Gejala nyeri disertai oleh penderitaan emosional dan gangguan fungsional, dan gangguan memiliki hubungan sebab yang masuk akal dengan faktor psikologis.

Jenis nyeri yang dialami sangat heterogen misalnya nyeri punggung, kepala, pelvis (panggul).

Page 8: Lbm IV - Sakit

Kriteria diagnosis gangguan nyeri berdasarkan DSM-IV

• Nyeri pada satu tempat atau lebih yang menjadi fokus utama dan cukup berat untuk menjadi perhatian klinis

• Nyeri menyebabkan penderitaan klinis bermakna atau hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan, dan fungsi penting lainnya

• Faktor psikologis berperan penting dalam awitan, keparahan, eksaserbasi, atau bertahannya nyeri

• Gejala atau defisit tidak dibuat dengan sengaja atau berpura-pura

• Nyeri tidak dapat dijelaskan sebagai akibat gangguan mood, cemas, atau psikotik, dan tidak memenuhi kriteria dispareunia.

Page 9: Lbm IV - Sakit

GANGGUAN KONVERSI

Ditandai dengan suatu perubahan besar dalam fungsi fisik atau hilangnya fungsi fisik, meski tidak ada temuan medis yang dapat ditemukan sebagai penyebab simtom atau kemunduran fisik tersebut.

Simtom-simtom tersebut tidak dibuat dengan sengaja

Simtom fisik biasanya timbul dengan tiba-tiba pada situasi penuh tekanan. Misalnya tangan tentara yang tiba-tiba lumpuh saat pertempuran hebat.

Beberapa simtom yang muncul al: kelumpuhan, epilepsi, masalah dengan koordinasi, kebutaan, tunnel vision (hanya bisa melihat apa yang berada tepat di depan mata), tuli, tidak bisa membaui atau kehilangan rasa pada anggota badan (anestesi).

Page 10: Lbm IV - Sakit

Gangguan Konversi Menurut DSM-IV

Paling tidak terdapat satu simtom atau defisit yang melibatkan fungsi motoriknya volunter (dikerjakan sesuai dengan kehendak) atau fungsi sensoris yang menunjukkan adanya gangguan fisik.

Faktor psikologis dinilai berhubungan dengan gangguan tersebut karena onset atau kambuhnya simtom fisik terkait dengan munculnya stresor psikososial atau situasi konflik.

Orang tersebut tidak dengan sengaja menciptakan simtom fisik tersebut atau berpura-pura memilikinya dengan tujuan tertentu.

Simtom tidak dapat dijelaskan sebagai suatu ritual budaya atau pola respons, juga tidak dapat dijelaskan dengan gangguan fisik apapun melalui landasan pengujian yang tepat.

Simtom menyebabkan distres emosional yang berarti, hendaya dalam satu atau lebih area fungsi seperti fungsi sosial atau pekerjaan, atau cukup untuk menjamin perhatian medis.

Simtom tidak terbatas pada keluhan nyeri atau masalah pada fungsi seksual, juga tidak dapat disebabkan oleh gangguan mental lain.

Page 11: Lbm IV - Sakit

HIPOKONDRIASIS

Ciri utamanya adalah fokus atau ketakutan bahwa simtom fisik yang dialami seseorang merupakan akibat dari suatu penyakit serius yang mendasarinya, seperti kanker atau masalah jantung.

Rasa takut akan tetap ada walau telah diyakinkan secara medis bahwa ketakutannya itu tidak berdasar, memunculkan perilaku doctor shopping.

Tujuan doctor shopping adalah berharap ada dokter yang kompeten dan simpatik akan memperhatikan mereka, sebelum terlambat.

Page 12: Lbm IV - Sakit

Umumnya mengalami ketidaknyamanan fisik, seringkali melibatkan sistem pencernaan atau campuran antara rasa sakit dan nyeri, tapi tidak melibatkan kehilangan atau distorsi fungsi fisik.

Penderita sangat peduli dengan simtom yang muncul -> memunculkan ketakutan yang luar biasa akan efek dari simtom tersebut.

Menjadi sangat peka terhadap perubahan ringan dalam sensasi fisik seperti sedikit perubahan dalam detak jantung dan sedikit rasa nyeri.

Page 13: Lbm IV - Sakit

KRITERIA DIAGNOSIS HIPOKONDRIASIS MENURUT DSM-IV Preokupasi dengan ketakutan atau ide bahwa seseorang mempunyai

penyakit serius berdasarkan interpretasi yang salah terhadap gejala-gejala tubuh.

Preokupasi menetap meskipun telah dilakukan evaluasi medik dan penentraman.

Keyakinan pada kriteria A tidak mempunyai intensitas waham (seperti gangguan waham, jenis somatik) dan tak terbatas pada kepedulian tentang penampilan seperti pada (body dysmorphic disorder).

Preokupasi menimbulkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau hendaya dalam bidang social, pekerjaan dan fungsi penting lainnya.

Lamanya gangguan sekurangnya 6 bulan.

Preokupasi bukan disebabkan karena gangguan cemas menyeluruh, gangguan obsesif kompulsif, gangguan panik, episode depresif, cemas perpisahan, atau gangguan somatoform lainnya.

Page 14: Lbm IV - Sakit

BODY DYSMORPHIC DISORDER

Penderita terpaku pada kerusakan fisik yang dibayangkan atau dibesar-besarkan dalam hal penampilan mereka.

Mereka dapat menghabiskan waktu berjam-jam untuk memeriksakan diri di depan cermin dan mengambil tindakan yang ekstrem untuk mencoba memperbaiki kerusakan yang dipersepsikan.

Bisa sampai melakukan operasi plastik yang tidak dibutuhkan.

Atau membuang semua cermin di rumahnya agar tidak diingatkan akan ‘cacat’ yang mencolok dari penampilan mereka.

Mereka percaya orang lain memandang diri mereka jelek dan memiliki penampilan fisik yang tidak menarik.

Bisa memunculkan perilaku kompulsif dalam rangka mengoreksi kerusakan yang dipersepsikannya.

Page 15: Lbm IV - Sakit

KRITERIA DIAGNOSIS BODY DYSMORPHIC DISORDER MENURUT DSM-IV

Preokupasi dengan cacat yang dikhayalkan. Bila terdapat anomali fisik ringan, keprihatinannya sangat berlebihan

Preokupasinya mengakibatkan penderitaan dan hendaya yang secara klinis bermakna di bidang social, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

Preoukupasinya bukan karena gangguan mental lainnya (mis: ketidakpuasan dengan bentuk dan ukuran tubuh pada anoreksia nervosa)

Page 16: Lbm IV - Sakit

Diagnosis pada skenario

Gangguan somatisasi

Gangguan somatisasi adalah gangguan yang dicirikan dengan gejala somatic yang banyak yang tidak dapat dijelaskan berdasarkan pemeriksaan fisik maupun laboratorium. Wanita lebih banyak menderita gangguan somatisasi dibandingakan pria.

Etiologi

1. Faktor psikososial

2. Faktor biologis

Page 17: Lbm IV - Sakit

Gambaran Klinis

Biasanya bermula sebelum usia 30 tahun, biasanya pada saat remaja.

Simtom gangguan bertahan paling tidak selama beberapa tahun.

Berakibat menuntut perhatian medis.

Mengalami hendaya yang berarti dalam memenuhi peran sosial atau pekerjaan.

Keluhan-keluhan tampak meragukan atau dibesar-besarkan dan sering menerima perawatan medis dari sejumlah dokter terkadang pada saat yang sama.

Rumusnya adalah 4 – 2 – 1 – 1

4 gejala nyeri, 2 gejala gastrointestinal(lambung-usus), 1 gejala seksual dan 1 gejala pseudoneurologis

Page 18: Lbm IV - Sakit

Diagnosis gangguan somatisasi menurut PPDGJ III

Diagnostic pasti memerlukan hal-hal berikut :a)Ada banyaknya keluhan-keluhan fisik yang

bermacam-macam yang tidak dapat dijelaskan atas ada dasarnya kelinan fisik, yang sudak berlangsung sedikitnya 2 tahun;

b)Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa dokter bahwa tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan keluhan-keluhannya

c) Terdapat disabilitas dalam fungsinya dimasyarakat dan keluarga, yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan dampak dari prilakunya.

Page 19: Lbm IV - Sakit

Diagnosis gangguan somatisasi menurut DSM-IV-TRa. Riwayat keluhan fisik yang sering terjadi selama beberapa tahun

yang dimulai sebelum usia 30 tahun dengan hendaya yang nyata walaupun pengobatan telah dilakukan.

b. Dalam suatu masa sakit harus ada empat gejala/gangguan yang setidaknya di empat fungsi yang berbeda; setidaknya terdapat dua gejala sistem gastrointestinal, setidaknya satu keluhan seksual selain nyeri berhubungan badan misalnya disfungsi ereksi yang terjadi kadang-kadang, setidaknya satu gejala pseudoneurologi yang tidak terbatas pada nyeri misalnya kelemahan, kebutaan, kejang, dan amnesia.

c. Untuk semua keluhan tersebut, pemeriksaan medis fisis secara objektif gagal untuk menemukan penyebab fisis keluhan yang dialami, ataupun jika memang terdapat kondisi penyakit, keluhan yang dilaporkan oleh pasien melebihi apa yang sebenarnya terjadi pada penyakit tersebut.

d. Kondisi di atas perlu diingat bukanlah merupakan bagian dari sindrom Munchaunsen (factitious disorder) atau malingering.

Page 20: Lbm IV - Sakit

Penatalaksanaan

Psikoterapi Farmakologi :

Page 21: Lbm IV - Sakit

TERIMA KASIH